Parameter optimal untuk fungsi tujuan

8 7 1998 66 94 62,12 64 105 51,80 106 84 56,90 8 1999 57 104 57,30 49 94 47,12 83 78 64,74 9 2000 99 113 64,42 54 107 58,31 88 81 46,66 10 2001 89 73 53,29 60 89 53,60 101 62 56,77 11 2002 104 113 53,53 65 96 53,02 91 51 52,54 12 2003 75 55 51,82 58 101 51,58 88 42 52,14 13 2004 72 86 52,91 61 83 52,29 65 48 52,29 14 2005 79 73 51,86 42 94 50,58 83 55 52,14 15 2006 86 78 51,34 33 102 43,88 88 56 51,07 16 2007 75 129 50,60 51 79 47,02 84 49 51,33 17 2008 76 102 52,38 51 86 51,09 80 51 52,69 18 2009 102 85 50,43 71 116 50,88 82 87 51,44 19 2010 92 109 50,58 43 111 48,49 76 55 50,94 20 2011 82 59 51,34 10 24 36,89 60 31 69,83 21 2012 36 64 59,26 17,00 72,00 78,04 24 47 83,27 Sumber: Badan Pusat Statisik BPS kota Surakarta Keterangan: LTA = Luas Tanam Akhir ha LP = Luas Panen ha HH = Hasil per Hektar gabah ton 2. Memodelkan fungsi tujuan dan kendala tujuan. Untuk pemodelan fungsi tujuan mengacu pada persamaan 15. Fungsi tujuan disusun untuk setiap periode tanam, sehingga akan ada tiga persamaan fungsi tujuannya. 3. Menyelesaikan pemaksimal luas panen tiap periode. Dengan menggunakan fungsi fsolve pada MATLAB. 4. Menganalisis hasil. 5. Membuat kesimpulan.

D. Hasil dan Pembahasan

1. Parameter optimal untuk fungsi tujuan

Tahap awal untuk mengolah data tersebut adalah dengan membuat fungsi tujuan untuk tiap-tiap periode tanam. Model kudratik pada persamaan 15 diselesaikan menggunakan metode kuadrat terkecil untuk mendapatkan a v  .Tentu saja pada kenyataannya tidak tepat sama dengan data aktualnya. Dalam hal ini, diasumsikan bahwa data aktual benar, sedangkan fungsi kuadratik dianggap sebagai hasil pendekatan. Dengan metode kuadrat terkecil diperoleh nilai a v  , sehingga fungsi tujuan kuadratik seperti persamaan 15 untuk periode I, II, dan III adalah: 9 = 1.179 2 − 1.263 2 − 1.309 − 0.325 + 2.640 − 0.004 16 = −0.315 − 4.614 2 + 5.876 − 3.739 + 4.125 − 0.008 17 = 1.067 2 − 1.012 2 − 1.684 − 0.319 + 2.510 − 0.012 18 dengan kendala ≤ dan . Nilai fungsi tujuan setiap periode dari pendekatan fungsi kuadratik dan data dibandingkan yang ditunjukkan pada Gambar 1. Setelah a v  diketahui maka perlu dibuktikan bahwa a v  yang diperoleh merupakan yang terbaik artinya meminimalkan R. Hal ini dilakukan dengan menghitung determinan A, error fungsi, menghitung Conditional Number A, dan sifat H f yang ditunjukkan pada Tabel 2. Periode I Periode II Periode III Gambar 1. Grafik hasil panen padi menurut data aktual dan hasil pendekatan fungsi kuadratik pada setiap periode tanam Tabel 2. Sifat-sifat dari a v  yang diperoleh Periode I Periode II Periode III Determinan Matriks A -0.0029 -0.0014 -0.0047 Error 9.4 13.8342 18.5405 Conditional number 23568 37013 22201 Sifat H f positive semi definite positive semi definite positive semi definite Ternyata pada setiap periode tanam determinan matriks A ≠ 0, sehingga sistem persamaan linearnya mempunyai penyelesaian tunggal. Error dari masing-masing periode tanam 9.4, 13.8, dan 18.5 nilai ini cukup besar, namun error bukan satu-satuya ukuran untuk mengetahui a v  terbaik. Cara lain adalah berdasarkan conditional number seperti pada Tabel 2 dimana nilai Conditional number 67108864 atau dibawah batas maksimumnya. 5 10 15 20 25 0.65 0.7 0.75 0.8 0.85 0.9 0.95 1 indeks fu n g s i tu ju a n hasil pendekatan 5 10 15 20 25 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 indeks fu n g s i tu ju a n hasil pendekatan 5 10 15 20 25 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 indeks fu n g s i tu ju a n hasil pendekatan 10 Untuk periode tanam I diperoleh nilai eigen = [0; 0; 0.4; 1.6; 240.4; 4386.4], untuk periode tanam II nilai eigen = [0; 0; 0; 0.0047; 0.1884; 2.2710], periode tanam III nilai eigen = [0; 0; 0; 0.0005; 0.0013; 0.1970; 3.0796] yang artinya sifat untuk masing-masing periode tanam adalah positive semi definite sehingga parameter yang diperoleh dapat dinyatakan sebagai yang terbaik karena meminimumkan R. Jadi sekalipun error fungsi mencapai 18.5 maka parameter yang diperoleh tetap dijamin terbaik.

2. Memaksimalkan Fungsi Tujuan