MAKALAH PENGANTAR HUKUM TATA NEGARA.docx

Pemerintahan Daerah
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi.
Daerah Provinsi itu dibagi lagi atas daerah Kabupaten dan daerah Kota.Setiap
daerah Provinsi, daerah Kabupaten dan daerah Kota mempunyai Pemerintahan
Daerah yang diatur dengan undang-undang. Pemerintah Daerah dan DPRD adalah
penyelenggara Pemerintahan.
Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsi
potonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945.Pemerintah
Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota dan Perangkat Daerah sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Perangkat Daerah adalah organisasi
atau lembaga padapemerintah daerah yang bertanggung jawab kepada Kepala
Daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di daerah.
Pada Daerah Provinsi, Perangkat Daerah terdiri atasSekretariat Daerah,
Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah. Pada Daerah Kabupaten/Kota,
Perangkat Daerah terdiri atas Sekretariat Daerah, Dinas Daerah, Lembaga Teknis
Daerah, Kecamatan dan Kelurahan. Perangkat Daerah dibentuk oleh masingmasing Daerah berdasarkan pertimbangan karakteristik, potensi dan kebutuhan
Daerah. Organisasi Perangkat Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah
setempat dengan berpedoman kepada Peraturan Pemerintah. Pengendalian
organisasi perangkat daerah dilakukan oleh Pemerintah Pusat untuk Provinsi dan
oleh Gubernur untuk Kabupaten/Kota dengan berpedoman pada Peraturan

Pemerintah. Formasidan persyaratan jabatan perangkat daerah ditetapkan dengan
Peraturan Kepala Daerah dengan berpedoman pada peraturan Pemerintah.
Pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh Undang-undang
ditentukan menjadi urusan pemerintah pusat. Urusan pemerintahan yang menjadi
urusan Pemerintah Pusat meliputi:1
1 Ni,matul Huda, SH. M. Hum. "Hukum Tata Negara Indonesia" Jakarta. 2009 Hlm. 279

1. politik luar negeri
2. pertahanan
3. keamanan
4. yustisi
5. moneter dan fiskal nasional
6. agama
Penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah dibagi berdasarkan kriteria
eksternalitas, akuntabilitas dan efisiensi dengan memperhatikan keserasian
hubungan antar susunan pemerintahan. Urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan pemerintahan daerah, yang diselenggarakan berdasarkan kriteria di
atas terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib yang menjadi
kewenangan pemerintahan daerah provinsi merupakan urusan dalam skala

provinsi yang meliputi 16 buah urusan. Urusan pemerintahan provinsi yang
bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan
berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi,
kekhasan

dan

potensiunggulan

daerah

yang

bersangkutan.

Dalam

menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah,
pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas

pembantuan.
Pemerintahan daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan
memiliki hubungan dengan pemerintah pusat dan dengan pemerintahan daerah
lainnya. Hubungan tersebut meliputi hubungan wewenang, keuangan, pelayanan
umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya. Hubungan
keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya
lainnya dilaksanakan secara adil dan selaras. Hubungan wewenang, keuangan,
pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alamdan sumber daya lainnya
menimbulkan

hubungan

administrasi

dan

kewilayahan

antar


susunan

pemerintahan. Penyelenggaraan pemerintahandaerah kabupaten atau daerah kota

yang terdiri atas pemerintah daerah kabupaten atau kota dan DPRD kabupaten
atau

kota.

Dalam

menyelenggarakan

pemerintahan,

pemerintah

pusat

menggunakan asas desentralisasi, tugas pembantuan, dan dekonsentrasisesuai

dengan peraturan perundang-undangan. Dalam menyelenggarakan pemerintahan
daerah, pemerintahan daerah menggunakan asas otonomi dan tugas pembantuan.
Dalam menyelenggarakan otonomi, daerah mempunyai hak dan kewajiban. Hak
dan kewajiban tersebut diwujudkan dalam bentuk rencana kerja pemerintahan
daerah dan dijabarkan dalam bentuk pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah
yang dikelola dalam sistem pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan
daerah dimaksud dilakukan secara efisien, efektif, transparan, akuntabel, tertib,
adil, patut dan taat pada peraturan perundang-undangan. Setiap daerah dipimpin
oleh kepala pemerintah daerah yang disebut kepala daerah.
A. Konsep Dasar Pemerintahan Daerah
Keberadaan pemerintahan daerah secara tegas dijamin dan diatur dalam
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Pasal 18 ayat (1)
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 secara tegas menyatakan bahwa
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan
daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi,
kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan
undang-undang.
Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa yang

dimaksud

dengan

pemerintahan

daerah

adalah

penyelenggaraan

urusan

pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip

Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.2
1.


Penyelenggaraan urusan pemerintahan Urusan pemerintahan yang
diselenggarakan oleh pemerintahan daerah mencakup semua urusan
pemerintahan kecuali beberapa urusan yang menjadi kewenangan
pemerintah pusat, yaitu kewenangan dalam bidang politik luar negeri,
pertahanan, keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, serta agama.

2.

Pemerintah daerah dan DPRD Pemerintah daerah dan DPRD merupakan
unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang mempunyai kedudukan
yang sejajar. Sebagai penyelenggara pemerintahan daerah, Pemerintah
Daerah berkedudukan sebagai lembaga eksekutif di daerah yang terdiri
atas kepala daerah/wakil kepala daerah dan perangkat daerah, sedangkan
DPRD berkedudukan sebagai lembaga legislatif di daerah yang
anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.

B. Perkembangan Sistem Pemerintahan Daerah di Indonesia
Perkembangan pemerintahan daerah di Indonesia dibagi atas berbagai
periode-periode yang menjelaskan sistem pemerintahan daerah di Indonesia.

Peiode perkembangan pemerintahan daerah tersebut dimulai sejak zaman HindiaBelanda hingga periode awal reformasi. Tentunya banyak hal yang berubah dalam
tatanan sistem pemerintahan daerah di negara kita dari waktu ke waktu seiring
perjalanan bangsa dan negara kita, serta sejarah yang telah kita tempuh mulai dari
dulu.
Sistem

penyelenggaraan

pemerintahan

di

Indonesia

berdasarkan

pendekatan kesisteman meliputi sistem pemerintahan pusat atau disebut
pemerintah

dan


sistem

pemerintahan

daerah.

Praktik

penyelenggaraan

pemerintahan dalam hubungan antarpemerintah , dikenal dengan konsep
sentralisasi dan desentralisasi. Konsep sentralisasi menunjukkan karakteristik
bahwa semua kewenangan penyelenggaraan pemerintahan berada di pemerintah
2 Amrah Muslimin, Mr. Ichtisar “Perkembangan Otonomi Daerah 1903-1958” Penerbit

Djambatan Djakarta. 1960. Hlm. 78

pusat, sedangkan sistem desentralisasi menunjukkan karakteristik yakni sebagian
kewenangan urusan pemerintahan yang menjadi kewajiban pemerintah, diberikan

kepada pemerintah daerah. Sistem desentralisasi pemerintahan tidak pernah surut
dalam teori maupun praktik pemerintahan daerah dari waktu ke waktu.
Desentralisasi menjadi salah satu isu besar yakni to choose between a dispension
of power and unification of power. Dispension of power adalah sejalan dengan
teori pemisahan kekuasaan dari John Locke. Berdasarkan tujuan desentralisasi,
yaitu:
1. untuk mengurangi beban pemerintah pusat dan campur tangan tentang
masalah-masalah kecil bidang pemerintahan di tingkat local.
2. meningkatkan

dukungan

dan

partisipasi

masyarakat

dalam


penyelenggaraan kegiatan pemerintahan local.
3. Melatih masyarakat untuk dapat mengatur urusan rumah tangganya
sendiri.
4. mempercepat bidang pelayanan umum pemerintahan kepada masyarakat.
Indonesia juga melalui pasal 18 UUD 1945 mengakui daerah-daerah
administratif. Dalam daerah administrasi dibentuk badan perwakilan daerah yang
bersendi atas dasar permusyawaratan. Keberadaan desa dan setingkat desa yang
sesuai dengan susunan asli yang sifatnya istimewa didaerah-daerah juga diakui
keberadaannya. Disamping itu juga berdasarkan ketentuan pasal 18 UUD 1945 ini
beserta penjelasannya mengkehendaki dilaksanakannya azas desentralisasi,
dengan membentuk daerah-daerah otonom serta azas dekonsentrasi melalui
pembentukan daerah administrasi.
Menurut daerah Propinsi, sejak pertama berlakunya UUD 1945, Indonesia
dibagi menjadi delapan propinsi yang masing-masing dikepalai oleh seorang
Gubernur. Kedelapan propinsi itu meliputi : Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Sumatera, Borneo, Sulawesi, Maluku, dan Sunda Kecil. Daerah propinsi
ini dibagi dalam karasidenan yang dikepalai seorang residen. Gubernur dan
Residen juga dibantu oleh Komite Nasional Daerah sebagai dewan rakyat. Lebih

lanjut sesuai UU No 1 Tahun 1945 kedudukan Komite Nasional Daerah bertindak
sebagai Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Hal ini sebagai efek dari
dikeluarkannya Maklumat Wakil Presiden No X tanggal 16 Oktober 1945 tentang
pemberian kekuasaan legislatif kepada Komite Nasional Pusat.3
C. Beberapa Sistem Pemerintahan Daerah di beberapa Negara
1. Negara Inggris
Pemerintah daerah (local government) secara hukum memperoleh
kekuasaan

dari pusat dan berada

di bawah subordinasi pemerintah pusat.

Pemerintah pusat menyatakan secara terperinci kekuasaan-kekuasaan apa saja
yang harus dilakssanakan dan apa yang boleh dikerjakan. Melalui undang-undang
pemerintah daerah diserahi wewenang, tugas dan tanggung jawab untuk mengatur
dan mengurus suatu urusan pemerintahan.
Sumber pendapatan daerah berasal dari pendapatan asli daerah, pinjaman
dan bantuan. Di Inggris mengenal dua buah bantuan yaitu specific grant (grant int
aid/conditional grant)

dan block grants (general grant/unconditional grant).

Specific grant adalah merupakan bantuan yang diberikan pemerintah pusat kepada
pemrintah daerah untuk menyediakan jasa-jasa publik yang telah ditentukan oleh
pemerintah pusat. Block grant adalah bantuan kepada pemerintah daerah yang
tidak disertai dengan ikatan atau syarat-syarat tertentu.

Dengan demikian

pemerintah daerah diberikan kebebasan untuk mengalokasikan dana sesuai
dengan kemauan dan kehendak daerah yang bersangkutan.
2. Negara Perancis
Di negara Perancis otonomi daerah adalah menggabungkan antara
desentralisasi dan dekonsentralisasi. Penyelenggaraan tugas desentralisasi
dijalankan bersama-sama dengan dekonsentrasi dengan meletakkan kedudukan
rangkap pimpinan eksekutif pemerintahan dalam kedudukan rangkap pimpinan
3 Soehino, S.H. “Perkembangan Pemerintah Di Daerah” Liberty Yogyakarta.

Yogyakarta. 1980. Hlm. 45

eksekutif dalam kedudukan sebagai alat daerah (kepala daerah) dan alat pusat
(kepala wilayah). Sistem pembiayaan dan keuangan mirip di Inggris.
3. Negara Belanda
Ada beberapa hal yang berkaitan dengan pelaksanaan otonomi daerah di negara
Belanda, yaitu :
a) wewenang mengatur dan mengurus rumah tangga otonomi daerah dapat
dilaksanakan oleh semua perangkat otonomi;
b) Kewenangan mengatur dan mengurusi rumahtangga otonomi pada
undang-undang propinsi dan undang-undang kotapraja

tidak

hanya

didasarkan pada prinsip erkening (prinsip di mana pemerintah pusat
mengakui atau menerima setiap inisiatif daerah untuk mengatur dan
mengurus

segala sesuatu dengan tidak mengurangi kewenangan

pengawasan sebagai salah satu unsur otonomi) tetapi juga berdasarkan
pada prinsip toekening yaitu prinsip pemberian atau penyerahan suatu
urusan kepada daerah.
4. Negara Amerika
Amerika Serikat merupakan adalah negara adidaya yang mempunyai
keragaman tinggi pada segi geografis, industri serta budayanya. Amerika Serikat
jug mempunyai negara bagian yang beragam tetapi identitas nasional dari negara
ini sangat kuat serta lebih mencerminkan kontinuitas dan stabilitas sejarah. Garis
besar sejarah pemerintahan daerah di Amerika Serikat menunjukan bahwa negara
ini lebih didominasi area pedesaan.
Pemukiman kecil tersebar di seluruh penjuru dengan struktur administrasi
yang tidak berubah hingga kini meski sudah tidak sesuai lagi dengan pola
pemukiman modern. Kemandirian merupakan esensi dari pemukiman awal
tersebut. Keragaman budaya dan perekonomian yang berbeda mengarah pada
besarnya keragaman struktur dan gaya pemerintahan.4

4 Soehino, S.H. “Perkembangan Pemerintah Di Daerah” Hlm. 62

Daftar Pusaka
Amrah Muslimin, Mr. Ichtisar "Perkembangan Otonomi Daerah 1903-1958"
Penerbit Djambatan Djakarta. 1960.
Soehino, S.H. "Perkembangan Pemerintah Di Daerah". Liberty Yogyakarta.
Yogyakarta. 1980.
Ni,matul Huda, SH. M. Hum. "Hukum Tata Negara Indonesia" Jakarta. 2009