Makalah Pengantar Ilmu Hukum

(1)

Makalah Pengantar Ilmu Hukum

Tema : Hukum diperlukan dalam Kehidupan Bermasyarakat

Judul : Kasus - Kasus Pelanggaran Nilai dan Norma dalam

Kehidupan Masyarakat Desa dan Kota

Dosen : Rinaldi Agusta SH, M.H

Disusun Oleh : Yosafat Carlos

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS BUNG KARNO

JAKARTA


(2)

BAB I

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Nilai dan norma dalam masyarakat sangat perperan dalam memberikan stabilitas kehidupan. Nilai sosial adalah konsepsi abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk. Nilai terbentuk dari apa yang benar, pantas dan luhur untuk dikerjakan dan diperhatikan.Fungsi nilai sosial bagi kehidupan manusia yaitu memberikan harapan yang baik, sikap mandiri, dan bertanggungjawab, mengarahkan cara berperasaan, berpikir, berkehendak, dan bertindak. Norma adalah petunjuk hidup yang berisi perintah maupun larangan yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama dan bermaksud untuk mengatur setiap perilaku manusia di dalam masyarakat guna mencapai ketertiban dan kedamaian.

. Fungsi norma sosial yaitu mengatur perilaku manusia dalam berinteraksi, memberi sanksi terhadap perilaku menyimpang dalam masyarakat.

Di dalam masyarakat yang terus berkembang, nilai senantiasa ikut berubah. Penggeseran nilai dalam banyak hal juga akan mempengaruhi kebiasaan-kebiasaan ataupun tata kelakuan yang berlaku di masyarakat. Berbagai kalangan semakin pemisif terhadap kaum remaja yang pada mulanya berpakaian normal menjadi ikut latah berpakaian minim yang terkesan berani. Semua remaja berpandangan bahwa itu adalah trendy dan sesuai dengan konteks zaman sekarang (modern). Jadi, berubahnya nilai akan berpengaruh terhadap norma-norma yang berlaku di masyarakat sehingga dapat menimbulkan banyak kasus-kasus yang melanggar nilai dan norma.


(3)

Rumusan Masalah

 Apa penyebab terjadinya pelanggaran nilai dan norma dalam kehidupan masyarakat desa dan kota ?

 Bagaimanakah bentuk pelanggaran nilai dan norma social di masyarakat?

 Kasus-kasus apa saja yang sering terjadi pada kehidupan masyarakat desa dan kota ?

 Bagaimana cara untuk mencegah terjadinya kasus-kasus pelanggaran nilai dan norma dalam kehidupan masyarakat?

Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini sebagai berikut :

 Untuk mengetahui latar belakang terjadinya pelanggaran nilai dan norma.

 Untuk mengetahui kasus-kasus apa saja yang sering terjadi dalam kehidupan masyarakat desa dan kota, dan bagaimana cara mengatasinya.

 Untuk menambah wawasan mengenai kasus yang terjadi.

 Mengetahui kasus tersebut termasuk pelanggaran nilai dan norma apa.

Ruang Lingkup

 Ruang lingkup dalam materi makalah ini yaitu suasana kehidupan masyarakat desa dan kota.


(4)

BAB II

PEMBAHASAN

Penyebab terjadinya pelanggaran nilai dan norma dalam kehidupan masyarakat desa dan kota

Sesuai dengan permasalahan yang ada dengan berubahnya litelatur zaman, semakin

modernnya sebuah zaman, akan membuat semua masyarakat berbondong-bondong berusaha untuk mengikuti zaman tersebut, khususnya kaum remaja. Berikut ini adalah beberapa hal diantaranya alasan seseorang melakukan perbuatan melanggar norma.

Tidak tahu

Alasan yang paling umum kenapa seseorang melanggar norma adalah dengan alasan tidak tahu ada aturan. Alasan ini sebenarnya alasan klasik, karena setiap tindakan manusia ada aturan yang mengaturnya, apalagi jika negara sudah menyatakan dirinya negara hukum. Alasan ini tidak membebaskan seseorang dari sanksi hukum.

Tidak mau tahu

Banyak orang tahu aturan ketika melakukan suatu tindakan atau perbuatan, tetapi aturan itu dilanggar dan diabaikan. Biasanya orang seperti ini merasa hukum telah menjadi penghabat bagi pencapaian keinginannya. Sepanjang tidak ada yang mengusik atau merasa aman-aman saja, ia akan terus melakukannya dan ia baru berhenti saat perbuatannya ada yang

melaporkannya, atau tertanggkap petugas hukum dan diproses secara hukum. Tindakkan orang serupa ini tergolong perbuatan melanggar hukum yang mendasar karena ada unsur kesengajaan.

Terpaksa

Kebanyakan orang memberikan alasan mengapa ia melanggar aturan karena terpaksa. Orang itu merasa tidak ada pilihan lain, ia tepaksa melakukannya bisa jadi karena kondisi ekonomi, social atau dilakukan atas perintah atasan, atau pun karena diancam. Alasan terpaksa

terkadang hanya merupakan alibi, sebab keadaan terpaksa dalam hukum itu ada ukuran dan nilainya.

Tidak mampu mengendalikan diri

Sabar adalah sebagian dari iman. Tetapi seseorang melanggar karena tidak sabar, sehingga tidak mampu mengendalikan dirinya, dan emosinyalah yang meledak. Biasanya perbuatan melanggar pada orang seperti ini, oranganya tidak berfikir panjang dan tidak memikirkan


(5)

akibat hukum dari perbuatan atau tindakkannya. Bagi orang serupa ini, urusan hukum belakangan yang terpenting baginya ia harus puaskan dan salurkan emosinya terlebih dahulu.

Sudah Terbiasa.

Orang yang sudah biasa melanggar aturan bukan lagi hal yang aneh dan merepotkan untuk kembali melakukan pelanggaran. Meskipun sudah pernah mendapat ganjaran, tetapi ganjaran yang pernah ia terima itu bukannya membuat dia sadar, melainkan ia makin paham dan mahir untuk melakukan pelanggaran lagi. Orang seperti ini sudah memperhitungkan akibat yang akan diterima apabila ia melanggar dan perbuatan itu dilakukannya dengan penuh

kesadaran. .

Karena ada kesempatan

Pada prinsipnya manusia terlahir baik dan nilai-nilai kebaikan itu ada dalam diri setiap manusia. Dan manusia pada umumnya cenderung berbuat baik atau melakukan yang baik-baik. Tetapi karena ada kesempatan atau peluang, ia pun melakukan suatu perbuatan yang melanggar.

Tidak setuju dengan ketentuan yang ada

Alasan ini jarang terjadi, tetetapi bila diselidiki mungkin pernah terjadi. Alasan melanggar dalam konteks ini lebih merupakan berkatan dengan prinsip yang dianut seseorang. Tetapi ia tidak dapat dijadikan alasan pembenar, karena setiap aturan yang dibentuk tidak bisa

memuaskan setiap orang. Artinya jika suatu aturan sudah dibuat dan disepakati oleh lembaga yang sah dan berwenang, maka setiap orang harus mematuhinya.

Merasa selalu benar

Tidak jarang juga orang melanggar karena merasa dirinya yang paling dan ia menganggap dirinya mengerti benar dengan aturan yang ada. Orang ini seringkali mengabaikan nasehat orang lain dan selalu mencarikan alasan-alasan bagi pembenaran perbuatannya, meskiipun kepadanya telah ditunjukkan ada aturan lain dari aturan yang dipahaminya.


(6)

Kasus-kasus yang sering terjadi dalam pelanggaran nilai dan norma kehidupan pada masyarakat desa dan kota

Penyalahgunaan Obat-Obatan Terlarang ( Narkoba) di Kalangan Masyarakat Kota

Banyaknya kasus pelanggaran nilai dan norma yang terjadi di masyarakat membawa dampak buruk pada keseimbangan hidup bermasyarakat. Salah satu kasus pelanggaran norma dalam masyarakat yang sejak dulu dipermasalahkan dan membutuhkan perhatian khusus adalah penyalahgunaan obat-obatan. Pada awalnya penggunaan narkotika dan obat-obatan terlarang terbatas pada dunia kedokteran namun belakangan terjadi penyimpangan fungsi dan

penggunaannya tidak lagi terbatas pada dunia kedokteran.

Motivasi dan penyebab mengapa orang mengkonsumsi obat-obatan tersebut dapat bermacam-macam antara lain sebagai tindakan pemberontakan karena adanya penolakan oleh

lingkungan seperti adanya perasaan minder, latar belakang dari keluarga yang berantakan, patah hati, atau hal-hal lain. Penyebab lain adalah sebagai tindakan untuk mengurangi stres dan depresi, sekedar mencoba untuk mendapatkan perasaan nyaman dan menyenangkan, sebagai tindakan agar diterima dalam lingkungan tertentu dan adanya rasa gengsi atau sebagai tindakan untuk lari dari realita kehidupan. Banyak kejadian dimana remaja menggunakan narkobauntuk mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari orang lain, contohnya ketika seorang anak sedang mengalami konflik, anak membutuhkan kehadiran serta perlindungan dari orangtuanya namun ketika anak tidak pernah mendapatkan

penyelesaian dari orangtua maka dirinya mencari penyelesaian dari lingkungan dan teman-temannya. Hal tersebut hanyalah manifestasi dari kebutuhan mereka akan penghargaan dan pengakuan dari orangtua mereka sendiri.Disamping itu, alasan utama seseorang mencoba obat-obatan adalah karena rasa ingin tahu mereka terhadap efek yang menyenangkan dari narkoba dan keinginan untuk mengikuti bujukan orang lain terutama dari lingkungan pergaulan mereka.

Setiap permasalahan pasti ada cara untuk mengatasinya, beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penggunaan obat-obatan terlarang yaitu adanya kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal apapun, adanya pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. contohnya: kita boleh saja membiarkan dia melakukan apa saja yang masih sewajarnya, dan apabila menurut pengawasan kita dia telah melewati batas yang sewajarnya, kita sebagai orangtua perlu memberitahu dia dampak dan akibat yang harus ditanggungnya bila dia terus melakukan hal yang sudah melewati batas tersebut.Biarkanlah dia bergaul dengan teman


(7)

yang sebaya, yang hanya beda umur 2 atau 3 tahun baik lebih tua darinya. Karena apabila kita membiarkan dia bergaul dengan teman main yang sangat tidak sebaya dengannya, yang gaya hidupnya sudah pasti berbeda, maka dia pun bisa terbawa gaya hidup yang mungkin

seharusnya belum perlu dia jalani.Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti tv, internet, radio, handphone, dll.Perlunya bimbingan kepribadian di sekolah, karena disanalah tempat anak lebih banyak menghabiskan waktunya selain di rumah. Perlunya pembelanjaran agama yang dilakukan sejak dini, seperti beribadah dan

mengunjungi tempat ibadah sesuai dengan iman kepercayaannya.

Fenomena Kehidupan pada Masyarakat khususnya Remaja

Kehidupan remaja sekarang ini sangat berbeda dengan kehidupan remaja pada jaman dahulu. Jaman sekarang ini, banyak sekali remaja yang melakukan kenakalan-kenakalan seperti yang sering tejadi. Kenakalan remaja tersebut merupakan bentuk penyimpangan dari perilaku remaja yang dapat melanggar norma maupun hukum.Kenakalan remaja tersebut dapat berupa menggunakan narkoba, tauran antar palajar atau bahkan yang paling parah adalah seks bebas yang dilakukan di luar nikah. Kenakalan remaja seperti ini terjadi karena factor eksternal dan internal. Kenakalan remaja yang akan dibahas pada tulisan saya ini adalah mengenai seks bebas yang sudah menjadi suatu kebiasan dikalangan remaja. Jika pada tahun-tahun sebelumnya hanya 1 atau 2 orang saja yang melakukan itu juga dari kalangan menengah keatas saja tetapi sekarang ini sudah dari kalangan menengah kebawah juga sudah

melakukan. Seks bebas sendiri tadinya hanya dilakukan karena kurang nya kasih sayang dari orang tua sehingga anak mencari kepuasan dari luar tetapi sekarang ini hal tersebut dilakukan karena untuk mencari kepuasan saja. Malah sekarang ini, hal seperti itu dijadikan alasan oleh para remaja sebagai pembuktian cinta mereka terhadap pacarnya dan atas dasar suka sama suka. Malah sekarang jika pacaran tidak melakukan seks bebas pacaran tersebut akan terasa hambar. Biasanya mereka melakukannya dirumah, dihotel, atau bahkan di sekolah pun masih bisa melakukan hal tersebut.Banyak hal para remaja melakukan hal tersebut diantaranya adalah pergaulan yang kelewat batas, lingkungan, media massa juga berperan dalam hal tersebut seperti internet dan televise. Hal-hal yang mempengaruhi remaja melakukan seks bebas diantaranya:

 Mereka tidak dapat mengatakan TIDAK kepada pacar mereka karena takut diputusin atau ditinggal jika mereka menolak untuk melakukan hal tersebut.

 Terkadang ada juga remaja yang sudah mengatakan tidak tetapi pacarnya memaksa untuk melakukan hal tersebut sehingga para remaja tidak bisa menolak lagi. Hal


(8)

tersebut biasanya dijadikan pembuktian cinta padahal sebenarnya jika memang benar-benar cinta hal tersebut dilakukan setelah menikah bukan diluar nikah.

 Takut dianggap cupu atau bukan anak gaul jika tidak melakukan hal tersebut.

Sebenarnyajikakitamelakukanseksdiluarnikahbanyaksekalidampak-dampakatauresiko yang akanterjadi. Salah satunyaadalahhamil, jikasudahsepertiinisiapa yang

akanbertanggungjawabujung-ujungnyamelakukanaborsi. Selainitu, bisajugaterkena AIDS jikaseringmelakukannyadanberganti-gantipasangan, PMS atau yang

lebihdikenaldenganPenyakitMenularSeksual. Hal tersebutbisatidakterjadijika para

remajatersebutdapatmenahandiridanjugapengetahuantentangbahayanyamelakukanseksbebas. Selainitu, peran orang tuadan guru

disekolah-sekolahjugaberperandalammemberikanpenyuluhan-penyuluhanmengenaimasalahtersebut. Hal yang paling mendasaruntukmencegahhaltersebutadalahpendidikan Agama yang cukup.

Kasus perjudian yang sering terjadi di masyarakat

Judi, salahsatu bentuk penyakit masyarakat (Pekat) yang selalu muncul dan sulit hilang dari masa ke masa. Pelakunya, mulai dari bandar sampai kaki tangannya pun seolah tidak ada habisnya menjajakan berbagai macam judi ditengah masyarakat. Mulai dari judi ala tradisional, seperti togel sampai dengan judi via SMS bahkan online di dunia maya.

Masyarakat sebagai konsumen tinggal memilih, sesuai isi kantongnya. Praktek perjudian dari berbagai sisi dipandang berdampak negatif. Namun disisi lain ada pihak-pihak tertentu yang menunjukkan bahwa keuntungan judi dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan. Diberbagai negara asing ada yang melegalkan perjudian dan mengambil pajak yang besar dari bisnis judi tersebut. Ide melegalkan perjudian pun pernah bergulir beberapa tahun silam di dalam negeri, yaitu di Pulau Seribu. Namun, terlepas dari keuntungan yang luar biasa, dampak negatif judi lebih besar dibandingkan dampak positifnya.

Maraknya judi di masyarakat jelas akan merusak berbagai sistem sosial masyarakat itu sendiri. Ironisnya, di Indonesia para penjudi ini didominasi oleh kalangan menengah kebawah yang kehidupan ekonominya pas-pasan. Namun demi mengadu nasib dan

peruntungan, sedikit demi sedikit uang didompet habis, kemudian harta benda dijual, rumah dan tanah digadaikan bahkan ada kasus sang anak dan istri pun dijadikan taruhan guna membayar hutang-hutang dari kekalahan judinya. Judi bisa dimulai dari ikut-ikutan,

penasaran atau memang mengadu nasib yang didasari kemalasan karena menganggur tetapi ingin cepat kaya dengan cara yang instan. Ada yang memulainya karena mendengar teman atau tetangganya menang judi togel. Keinginan untuk beli judi togel semakin kuat ketika tahu


(9)

tetangganya tersebut dengan uang sedikit dapat untung berlipat ganda. Walaupun sekali, dua kali tidak dapat, rasa penasaran dan mimpi dapat uang banyak tanpa bersusah payah menjadi cambuk semangat yang luar biasa, sehingga tiada henti untuk mencoba sampai akhirnya menang atau kemiskinan yang diraih. Walaupun menang, bisa ditebak hasilnya akan

dipertaruhkan dimeja judi lagi, untuk foya-foya, bahkan sebagian menghabiskannya ditempat prostitusi dan beli narkoba. Kebiasaan judi disamping menimbulkan masalah sosial, seperti penyebab kemiskinan, perceraian, anak terlantar dan putus sekolah dan membudayakan kemalasan, juga bersifat kriminogen, yaitu menjadi pemicu untuk terjadinya kejahatan yang lain. Demi mendapatkan uang berjudi, penjudi dapat merampok, mencuri, korupsi,

membunuh dan KDRT. Disisi lain, bisnis judi juga merupakan simbiosis dari bisnis kejahatan lain seperti prostitusi dan narkoba.

Kasus bunuh diri di kalangan masyarakat yang semakin meningkat

Tentu saja bunuh diri bukanlah solusi, bagi sebagian kalangan yang sedang menghadapi problematika hidup, lantas kehilangan asa sehingga seakan-akan hanya bunuh diri yang menjadi pilihan untuk menuntaskan seluruh persoalan. Latar belakang orang bunuh diri penyebabnya kasuistik yakni setiap orang tidak sama. Namun demikian, ada dua kategori bunuh diri. Pertama, ommitted suicide yakni ada keinginan untuk bunuh diri yang dilandasi karena adanya suatu keyakinan tertentu. Misalnya didasari keyakinan agama seperti

melakukan bom bunuh diri, atau bunuh diri massal oleh anggota sekte. Kategori yang kedua adalah Cry For Help, yakni keinginan membunuh diri karena disebabkan merasa sendiri, putus asa serta stres dalam menghadapi permasalahan yang ada, sehingga tidak bisa lagi melihat sisi positif dari kehidupan yang sebenarnya selama ini ia nikmati. Contohnya bunuh diri karena perselingkuhan, bunuh diri karena putus cinta, putus asa karena penyakit, stres karena pelajaran, kegagalan akademik, kompetisi untuk sukses, utang atau penyebab lainnya. Dan sebenarnya inilah yang tengah terjadi pada remaja-remaja kita. Satu kasus yang timbul ke permukaan, mengindikasikan beratus persoalan yang mereka hadapi membentuk

fenomena benang kusut yang tidak mudah diurai. Setidak-tidaknya ada empat hal yang seharusnya diperhatikan. Pertama, perkuat peran keluarga. Jadikan rumah adalah tempat yang menyenangkan bagi sang anak, tidak hanya ketika mereka masih kecil, namun sampai mereka beranjak dewasa. Kesalahan yang sering terjadi, orang tua hanya asyik bermain dengan anak-anaknya yang masih lucu, akan tetapi merasa tidak cocok ketika mereka masuk usia remaja karena sudah punya keinginan sendiri. Dalam kondisi seperti ini, komunikasi terbuka antar sesama anggota keluarga sangat penting untuk memupuk pemecahan masalah bersama-sama.


(10)

Ketika anak menjadikan rumah sebagai rujukan dan muara dari setiap persoalan yang ia hadapi, pertanda peran keluarga telah bemain cantik. Keluarga yang kuat, akan melahirkan anak yang tangguh. Kedua lingkungan sosial yang representatif. Lingkungan sosial ibarat lahan praktek bagi sang anak. Ia mau tidak mau akan berhadapan dengan berbagai keadaan di luar sana dan ada banyak tipe manusia yang ia jumpai. Lingkungan sosial yang representatif terbentuk dari masyarakat yang peduli terhadap baik buruknya perilaku remaja. Mereka menjadi kontrol sosial terhadap permasalahan-permasalahan khususnya menyangkut pergaulan anak dan remaja. Saat ini nampaknya lingkungan sosial kita tidak cukup

representatif bagi pertumbuhan remaja kita. Orang cenderung tidak peduli, kalau pun ada bentuk kepeduliaan kesannya lebih sering menghakimi ketimbang memberikan nasehat. Lingkungan sosial kita miskin keteladanan, nilai-nilainya sudah banyak yang bergeser. Namun bukan berarti tidak ada celah kebaikan di sana. Dalam situasi seperti ini, kembali pada peran keluarga yang sangat vital untuk mempersiapkan anak-anak yang kuat, sehingga tidak mudah hanyut ketika berinteraksi di tengah-tengah masyarakat yang minim nilai. Ketiga, jadikan lingkungan pendidikan sebagai mata rantai pembentukan karakter.

Pendidikan mengandung unsur-unsur utama dalam pembentukan karakter anak dan remaja. Lingkungan pendidikan merupakan lingkungan kedua setelah lingkungan rumah yang di dalamnya tidak hanya menanamkan nilai akademik tetapi juga nilai kepedulian terhadap sesama. Mestinya lingkungan pendidikan yang kita ciptakan adalah sebuah lingkungan sekolah yang menyenangkan buat siswa sehingga tidak ada kesan mereka berangkat ke sekolah karena terpaksa, apalagi dengan beban menumpuk di kepala. Target sukses bukan hanya dinilai dari sisi angka-angka akademik belaka, namun kematangan pribadi. Sekolah tidak sekedar membuat mereka pintar namun juga cerdas dan terdidik. Terakhir, konseling kesehatan jiwa. Untuk mendeteksi sejak awal segala hal yang mengarah pada perubahan emosi dan perilaku. Membuka wawasan bagi peserta didik untuk memperkaya alternatif terhadap pemecahan masalah. Agar mereka tidak mudah miskin asa dan , senantiasa menghargai hidup. Sungguh hidup adalah anugerah terbesar, sangat layak untuk dipertahankan dan diperjuangkan.


(11)

BAB III

Lembar Kerja Mahasiswa

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas ! 1. Sebutkan macam-macam norma berdasarkan daya pengikatnya! 2. Apa pengertian dari nilai dan norma serta fungsinya?

3. Berikan satu contoh kasus pelanggaran norma hukum?

4. Jelaskan peran nilai dan norma sosial dalam kehidupan masyarakat! 5. Sebutkan Dampak Perilaku Penyimpangan Sosial ?

Jawaban :

1. Macam-Macam norma :

Norma kelaziman (volkways)

Norma-norma yang diikutip tanpa berfikir panjang melainkan hanyalah didasarkan atas tradisi/kebiasaan. Norma ini tidak memerlukan sangsi/ancaman hukuman untuk berlakunya. Pada umumnya orang yang menyimpang dari kelaziman dianggap sinting, aneh,

ditertawakan, diejek dan sebagainya. Misalnya penyimpangan dalam acara makan, minum, berpakaian dan sebagainya.

Norma kesusilaan (mores).

Kesusilaan ini biasanya dihubungkan dengan keyakinan keagamaan. Barangsiapa yang melanggar kesusialaan biasanya tidak ada hukumannya. Diadiisolir/disingkir oleh masyarakat dan menjadi buah mulut masyarakat. Contoh norma ini diantaranya ialah:

1.“Kamu tidakboleh mencuri milik orang lain”. 2.“Kamu harus berlaku jujur”.

3.“Kamu harus berbuat baik terhadap sesama manusia”. 4.“Kamu dilarang membunuh sesama manusia”.

Norma hukum

Norma ini ada 2 macam:

Tertulis misalnya : hukum pidana, hukum perdata, dan lain lain

Tidak tertulis misalnya : hukum adat

Bagi aturan ini bagi orang yang melanggarnya akan mendapatsangsi/hukuman. Biasanya negara menyediakan alat pemerintahuan untuk memaksa anggota masyarakat agar tidak


(12)

melanggar hukum itu. Hukum ini pada umumnya lebih bersifat irrasionil atas dasar kepentingan masyarakat.

Peraturan – peraturan yang timbul dibuat oleh lembaga kekuasaan negara. Isinya mengika tsetiap orang dan pelaksanaanya dapat dipertahankan dengan segala paksaan oleh alat – alat negara, sumbernya bisa berupa peraturan perundang – undangan, yurisprudensi, kebiasaan, doktrin, dan agama. Keistimewaan norma hukum terletak pada sifatnya yang memaksa, sanksinya berupa ancaman hukuman. Penataan dan sanksi terhadap pelanggaran peraturan – peraturan hukum bersifat heteronom, artinya dapat dipaksakan oleh kekuasaan dari luar, yaitu kekuasaan negara. Contoh norma ini diantaranya ialah :

1. “Barang siapa dengan sengaja menghilangkan jiwa/nyawa orang lain, dihukum karena membunuh dengan hukuman setinggi – tingginya 15 tahun”.

2. “Orang yang ingkar janji suatu perikatan yang telah diadakan, diwajibkan mengganti kerugian”, misalnya jual beli

3. Dilarang mengganggu ketertiban umum”.

Hukum biasanya dituangkan dalam bentuk peraturan yang tertulis, atau disebut juga

perundang – undangan. Perundang – undangan baik yang sifatnya nasional maupun peraturan daerah dibuat oleh lembaga formal yang diberi kewenangan untuk membuatnya. Oleh

karenaitu, normahukumsangatmengikatbagiwarganegara.

Mode (Fashion)

Pebuatan ini biasanya dilakukan dengan tiru-tiru atau iseng-iseng saja. Mode ini di dalam masyarakat biasanya sangat cepat berkembang. Pada dasarnya orang mengikuti mode adalah untuk mempertinggi gengsinya menurut anggapannya.

Norma Agama

Peraturan hidup yang harus diterima manusia sebagai perintah – perintah, larangan – larangan dan ajaran – ajaran yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa. Pelanggaran terhadap norma ini akan mendapat hukuman dari Tuhan Yang Maha Esa berupa “siksa” kelak di akhirat. Contoh norma agama ini diantaranya ialah:

1. “Kamu dilarang membunuh”. 2. “Kamu dilarang mencuri”.

3. “Kamu harus patuh kepada orang tua”. 4. “Kamu harus beribadah”.

5. “Kamu jangan menipu”.


(13)

Norma yang timbul dan diadakan oleh masyarakat itu sendir iuntuk mengatur pergaulan sehingga masing – masing anggotamasyarakatsalinghormatmenghormati. Akiba tdari pelanggaran terhadap norma ini ialah dicela sesamanya, karena sumber norma ini adalah keyakinan masyarakat yang bersangkutan itu sendiri. Hakikat norma kesopanan adalah kepantasan, kepatutan, ataukebiasaan yang berlaku dalam masyarakat. Norma kesopanan sering disebut sopan santun, tata krama atau adat istiadat. Norma kesopanan tidak berlaku bagi seluruh masyaraka tdunia, melainkan bersifat khusus dan setempat (regional) dan hanya berlaku bagi segolongan masyarakat tertentu saja. Apa yang dianggap sopan bagi segolongan masyarakat, mungkin bagi masyarakat lain tidak demikian. Contoh norma ini diantaranya ialah :

1. “Berilah tempat terlebih dahulu kepada wanita di dalam kereta api, bus dan lain – lain, terutama wanita yang tua, hamil atau membawa bayi”.

2. “Jangan makan sambil berbicara”.

3. “Janganlah meludah di lantai atau di sembarang tempat” dan. 4. “Orang muda harus menghormati orang yang lebih tua”.

Kebiasaan merupakan norma yang keberadaannya dalam masyarakat diterima sebagai aturan yang mengikat walaupun tidak ditetapkan oleh pemerintah. Kebiasaan adalah tingkah laku dalam masyarakat yang dilakukan berulang – ulang mengenai sesuatu hal yang sama, yang dianggap sebagai aturanhidup. Kebiasaan dalam masyarakat sering disamakan dengan adat istiadat.

2. Pengertian Nilai dan Norma

Nilai sosial adalah konsepsi abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk. Nilai terbentuk dari apa yang benar, pantas dan luhur untuk dikerjakan dan diperhatikan.Fungsi nilai sosial bagi kehidupan manusia yaitu memberikan harapan yang baik, sikap mandiri, dan bertanggungjawab, mengarahkan cara berperasaan, berpikir, berkehendak, dan bertindak. Norma adalah petunjuk hidup yang berisi perintah maupun larangan yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama dan bermaksud untuk mengatur setiap perilaku manusia di dalam masyarakat guna mencapai ketertiban dan kedamaian.

Fungsi norma sosial yaitu mengatur perilaku manusia dalam berinteraksi, memberi sanksi terhadap perilaku menyimpang dalam masyarakat.


(14)

3. Kasus Pencurian Bayi Terungkap

BANJAR, (PRLM).- Hanya dalam kurun waktu kurang dari tiga hari jajaran Kepolisan Resor Kota (Polresta) Banjar berhasil mengungkap kasus penculikan bayi di RSUD Kota Banjar. Bayi yang baru berumur enam hari itu, akhirnya diserahkan kembali kepada orang tuanya, Ny. Oom Komariah dan Andang Rustandi, warga Cibentang, Kota Banjar.

Pertemuan ibu dengan putrinya yang sempat hilang diculik selama tiga hari berlangsung, hari Selasa (18/9) mengharukan sekaligus membahagiakan. Ny Oom yang terpaksa tiduran di atas tempat tidur, karena masih menjalani perawatan setelah operasi sesar, tidak kuasa menahan tangis, demikian pula kerabat lainnya. Hanya saja Andang yang juga bahagia, tampak merasa masih belum percaya dengan bayi mungil yang ada di hadapannya. Setelah beberapa saat meneliti tanda lahir, akhirnya ia bisa menerima putri pertamanya.

Sementara itu pelaku penculikan bayi Alifa Azahra Aulia yang lahir pada hari Kamis (13/9), ternyata pasangan suami istri DW (28) dan YA (33) warga Desa Batulawang, Kecamatan Pataruman, Banjar. Untuk memuluskan aksinya, tersangka DW yang sudah lima tahun membina rumah tangga dan belum dikaruniai anak, menyamar sebagai perawat.

Kedua tersangka berikut bayinya, ditangkap ketika sedang berada di Dusun Bubutaran, Desa Kertahayu, Kecamatan pamarican, Kabupaten Ciamis.

Kasus penculikan itu sendiri berlangsung pada hari Sabtu (15/9) sekitar pukul 11.40 WIB di Ruang Teratai. Bermula ketika pasangan suami istri itu sudah berkemas dan sedang

menunggu proses administrasi untuk pulang ke rumah. Saat masih berada di dalam ruang, Ny. Oom yang saat itu sedang menyusui Aulia didekati seorang perempuan yang mengenakan seragam perawat.

Setelah beberapa saat, perempuan yang ternyata perawat gadungan tersebut meminta bayi mungil berbobor 2,3 kilogram dengan alasan sebelum meninggalkan rumah sakit harus diperiksa HBnya. Tanpa prasangka buruk, bayi yang masih belum putus tali pusarnya itu langsung diserahkan kepada perawat gadungan. Keluarga muda tersebut langsung bingung, ketika ditunggu beberapa lama ternyata perempuan yang meminta bayi tersebut tidak muncul, pelaku kabur.

“Saya sangat senang bisa bertemu lagi dengan anak saya. Selama tiga hari ini saya bingung dan tidak tahu harus berbuat apa. Sekarang saya bersyukur bisa berkumpul lagi dengan anak. Selama ini saya bersama keluarga juga rutin melakukan pengajian dengan harapan agar anak


(15)

saya segera ditemukan, ternyata apa yang kami inginkan terkabul,” ungkap Ny. Oom beberapa saat setelah menerima putrinya.

Penyerahan bayi dilakukan oleh Kapolresta Banjar Ajun Komisaris Besar Sambodo Purnomo Yogo, kepada ayah bayi, Andang Rustandi. Ikut menyaksikan Wali Kota Banjar herman Sutrisno. Dalam kesempatan terseut Herman Sutrisno juga memberikan nama Siti Khadijah yang beratnya turun satu ons, menjadi 2,2 kilogram setelah tiga hari di tangan penculik. Selain itu juga menyerahkan sejumlah uang untuk keperluan akekah. (A-101/A-26).***

4. Peranan Nilai dan Norma Sosial dalam Kehidupan Masyarakat

Secara umum , pelaksanaan nilai dan norma sosial dalam kehidupan masyarakat berjalan dengan lancar dnan dapat dipatuhi oleh angota masyarakat . Hal tersebut dapat terjadi karena nilai dan norma sosial tersebut dapat diterima didalam masyarakat serta dilengkapi dengan sanksi dan mekanisme kontrol sosial oleh angen-agen kontrol sosial tersebut seperti polisi, lembaga keagamaan atau kelompok sosial .

Dengan menerapkan nilai dan norma sosial dalam kehidupan masyarakat , seseorang anggota masyarakat dapat lebih mudah untuk bergaul dan berinteraksi dengan masyarakat serta dapat diterima dengan baik dalam kehidupan sosial masyarakat . Apabila seseorang anggota masyarakat melanggar nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat , ia akan mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati oleh masyarakat .

Ketentuan tersebut merupakan sanksi yang dimaksudkan untuk mendorong bahkan menekan anggota masyarakat secara keseluruhan untuk mencapai nilai-nilai sosial .

Pelaksanaan nilai dan norma sosial dlam masyarakat sangat penting karena nilai dan norma sosial tersebut berperan sebagai pedoman atau patokan perilaku dalam masyarakat dan berperan sebagai alat solidaritas kelompok atau masyarakat .

Contoh lainnya : Misalnya , untuk tidak meludah disembarangan tempat dan perbuatan untuk tidak memiliki barang yang bukan miliknya (mencuri) . Artinya , bahwa seseorang dapat menjadikan perbuatan-perbuatan tersebut kedalam tata cara hidupnya . Kemudian kebiasaan dan perbuatan tersebut dijadikan patokan aturan / norma bagi orang lain . Bahkan , mungkin bila dijadikan peraturan atau adat istiadat dalam suatu masyarakat atau bangsa . Dan untuk tidak yang mengikuti atau menerapkan kebiasaan atau pebuatan tersebut , akan diberi sanksi sesuai dengan kesepakatan yang berlaku .


(16)

5. Dampak Perilaku Penyimpangan Sosial

Berbagai bentuk perilaku menyimpang yang ada di masyarakat akan membawa dampak bagi pelaku maupun bagi kehidupan masyarakat pada umumnya.

 Dampak Bagi Pelaku

Berbagai bentuk perilaku menyimpang yang dilakukan oleh seorang individu akan memberikan dampak bagi si pelaku. Berikut ini beberapa dampak tersebut.

1. Memberikan pengaruh psikologis atau penderitaan kejiwaan serta tekanan mental terhadap pelaku karena akan dikucilkan dari kehidupan masyarakat atau dijauhi dari pergaulan.

2. Dapat menghancurkan masa depan pelaku penyimpangan.

3. Dapat menjauhkan pelaku dari Tuhan dan dekat dengan perbuatan dosa. 4. Perbuatan yang dilakukan dapat mencelakakan dirinya sendiri.

5. Dampak Bagi Orang Lain/Kehidupan Masyarakat

Perilaku penyimpangan juga membawa dampak bagi orang lain atau kehidupan masyarakat pada umumnya. Beberapa di antaranya adalah meliputi hal-hal berikut ini.

1. Dapat mengganggu keamanan, ketertiban dan ketidakharmonisan dalam masyarakat. 2. Merusak tatanan nilai, norma, dan berbagai pranata sosial yang berlaku di masyarakat. 3. Menimbulkan beban sosial, psikologis, dan ekonomi bagi keluarga pelaku.

4. Merusak unsur-unsur budaya dan unsur-unsur lain yang mengatur perilaku individu dalam kehidupan masyarakat.

Dampak yang ditimbulkan sebagai akibat perilaku penyimpangan sosial, baik terhadap pelaku maupun terhadap orang lain pada umumnya adalah bersifat negatif. Demikian pula, menurut pandangan umum, perilaku menyimpang dianggap merugikan masyarakat. Namun demikian, menurut Emile Durkheim, perilaku menyimpang tidak serta merta selalu membawa dampak yang negatif. Menurutnya, perilaku menyimpang juga memiliki kontribusi positif bagi kehidupan masyarakat. Adapun beberapa kontribusi penting dari perilaku menyimpang yang bersifat positif bagi masyarakat meliputi hal-hal berikut ini.


(17)

Bahwa setiap perbuatan baik merupakan lawan dari perbuatan yang tidak baik. Dapat

dikatakan bahwa tidak akan ada kebaikan tanpa ada ketidak-baikan. Oleh karena itu perilaku penyimpangan diperlukan untuk semakin menguatkan moral masyarakat.

 Tanggapan terhadap perilaku menyimpang akan memperjelas batas moral. Dengan dikatakan seseorang berperilaku menyimpang, berarti masyarakat mengetahui kejelasan mengenai apa yang dianggap benar dan apa yang dianggap salah.

 Tanggapan terhadap perilaku menyimpang akan menumbuhkan kesatuan masyarakat. Setiap ada perilaku penyimpangan masyarakat pada umumnya secara bersama-sama akan menindak para pelaku penyimpangan. Hal tersebut menegaskan bahwa ikatan moral akan mempersatukan masyarakat.

 Perilaku menyimpang mendorong terjadinya perubahan sosial.

Para pelaku penyimpangan senantiasa menekan batas moral masyarakat, berusaha

memberikan alternatif baru terhadap kondisi masyarakat dan mendorong berlangsungnya perubahan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa perilaku menyimpang yang terjadi saat ini akan menjadi moralitas baru bagi masyarakat di masa depan.


(18)

BAB IV PENUTUP

Kesimpulan.

Pelanggaran nilai dan norma social di dunia ini banyak disebabkan oleh berubahnya suatu zaman dari tradisional menjadi modern. Factor utama yang paling menonjol adalah keinginan seseorang untuk maju (mencoba yag baru) agar tidak ketinggalan zaman. Jika mereka mampu memilah-milah bentuk-bentuk perubahan tersebut berdasarkan nilai-nilai yang ada maka perubahan tersebut dapat dikatakan sebagai sebuah perubahan positif dan sebaliknya, jika mereka tidak mampu memilah mana yang baik dan benar, mereka akan terjerumus ke dalam betuk perubahan yang bersifat negative.

Saran

Banyak orang yang sedikit jera dengan bentuk-bentuk perubahan-perubahan nilai dan norma social di sekitar kita. Maka dari itu, kita sebagai generasi muda setidaknya mampu menjaring dan memilah bentuk-bentuk perubahan social yang lebih bermanfaat tanpa harus


(19)

BAB V

RANGKUMAN

PERAN HUKUM DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

Ketika berbicara hukum, maka hal pertama yang muncul dibenak adalah keadilan yang ditegakan untuk membenarkan suatu perkara atau masalah,berjuta orang banyak sekali berebut kursi di perguruan tinggi untuk duduk di fakultas hukum,sulit untuk dipungkiri tapi ini nyata bagaimana pun pandangan orang tentang bekerja di hukum begitu banyak

menghasilkan materi dengan pekerjaan yang ringan.Tapi sebenarnya apa bila ditelah dengan baik bekerja di hukum sebenarnya sangatlah berat karena bagaimanapun pula seseorqng yang bekerja dinaungan hukum sanat berat untuk mempertanggung jawabkannya baik itu

dipandang dari segi kemanusiaan maupu dari segi Agama yang menyebutkan Seorang Hakim mempunyai Kaki di Surga sebelah dan di Neraka sebelah,kenapa bisa gitu ? tentu jawabanya adalah Apabila seorang Hakim tidak bisa memutuskan dengan adil atau dikatakan berat ke lain pihak baik itu tersangka atau koban maka dia telah melakukan perbuatan dosa.

Jadi boleh dikatakan Hukum itu seperti timbangan dimana untuk memutuskan suatu keadilan maka timbangan itu harus dalam keadaan setimbang dan tidak mentitik beratkan ke lain pihak,Hukum merupakan suat komponen yang dibutuhkan dan mutlak ada disetiap Negara baik itu Negara Berkembang maupun Negara Maju,Ketika suatu Negara tidak mempunyai Hukum maka kejahatan akan menguasai penduduknya,Setiap Manusia tentunya tidak ingin mengalami masa kurungan atas tindakan melawan Hukum,baik itu Perdata maupun Pidana. Oleh karena itu Hukum dan Manusia mempunyai hubungan.

Hukum dalam masyarakat merupakan tuntutan, mengingat bahwa kita tidak mungkin menggambarkan hidup manusia tanpa atau di luar masyarakat. Maka manusia, masyarakat, dan hukum merupakan pengertian yang tidak bisa dipisahkan. Untuk mencapai ketertiban dalam masyarakat, diperlukan adanya kepastian dalam pergaulan antar-manusia dalam masyarakat. Kepastian ini bukan saja agar kehidupan masyarakat menjadi teratur akan tetapi akan mempertegas lembaga-lembaga hukum mana yang melaksanakannya.


(20)

Hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup (the living law) dalam masyarakat, yang tentunya sesuai pula atau merupakan pencerminan dari nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat tersebut.

Manusia dan hukum adalah dua entitas yang tidak bisa dipisahkan. Bahkan dalam ilmu hukum, terdapat adagium yang terkenal yang berbunyi: “Ubi societas ibi jus” (di mana ada masyarakat di situ ada hukumnya). Artinya bahwa dalam setiap pembentukan suatu bangunan struktur sosial yang bernama masyarakat, maka selalu akan dibutuhkan bahan yang bersifat sebagai “semen perekat” atas berbagai komponen pembentuk dari masyarakat itu, dan yang berfungsi sebagai “semen perekat” tersebut adalah hukum.

Untuk mewujudkan keteraturan, maka mula-mula manusia membentuk suatu struktur tatanan (organisasi) di antara dirinya yang dikenal dengan istilah tatanan sosial (social order) yang bernama: masyarakat. Guna membangun dan mempertahankan tatanan sosial masyarakat yang teratur ini, maka manusia membutuhkan pranata pengatur yang terdiri dari dua hal: aturan (hukum) dan si pengatur(kekuasaan).

Ketika Manusia sudah ada hubungan dengan Hukum maka hal yang harus dilakukan Manusia untuk terbebas dari jerat hukum adalah memperbaiki Nilai dan Moral karena ketika Nilai Moal sudah bagus dorongan untuk melakukan kejahatan secara perlahan akan

menghilang.berikut adalah Beberapa pengaruh nilai dalam kehidupan sehari-hari :

1. Pengaruh Kehidupan Keluarga dalam Pembinaan Nilai Moral Keluarga berperan sangat penting bagi pembinaan nilai moral anak, hal ini karena dalam keluargalah, pendidikan pertama dan utama anak sebelum memasuki dunia pendidikan dan masyarakat. Kehidupan keluarga akan mempengarahi perkembangan jiwa dan nilai moral anak kedepannya, apabila dalam keluarga itu baik, maka anak itu juga akan baik, begitu juga sebaliknya.

2. Pengaruh Teman Sebaya Terhadap Pembinaan Nilai Moral Pengaruh pergaulan dengan teman sebaya sangat mempengaruhi sikap dan perilaku generasi muda kitadalam hal moralnya. Apabila kita bergaulan dengan teman yang baik, maka kita juga terbawa kearah yang baik, begitu juga sebaliknya.

3. Pengaruh Figur Otoritas Terhadap Perkembangan Nilai Moral Individu Pengaruh figure otoritas terhadap perkembangan nilai moral individu sangat besar pengaruhnya. Maka dari itu sosok seorang figur otoritas harus member contoh yang baik agar pemuda atau generasi yang ada dibawahnya bisa ikut meniru apa yang dilakukannya dan akhirnya akan membawa


(21)

seseorang pemuda tersebut kearah yang baik juga.

4. Pengaruh Media Komunikasi Terhadap Perkembangan Nilai Moral Pengaruh media telekomunikasi akhir – akhir ini memang cukup memprihatinkan di kalangan generasi muda. Penyalahgunaan sarana telekomunikasi yag seharusnya digunakan sesuai fungsinya ini cukup mempengaruhi sikap dan perilaku generasi muda kita.

5. Pengaruh media elektronik dan internet terhadap pembinaan nilai moral Seiring majunya teknologi, maka seluas itu juga semua informasi bisa diketahui dan bisa diakses langsung dengan yang namanya internet. Penyalahgunaan pemakaian elektronik maupun internet sangat mudah dijumpai apalagi dikalangan pemuda dan para remaja sekarang.

Penyalahgunaan inilah yang nantinya juga bisa berakibat terhadap pembentukan nilai moral anak tersebut.

(dikutip dari : http://kelompok4isbd.wordpress.com/2012/04/12/makalah-ilmu-sosial-dan-budaya-dasar-manusia-nilai-moral-dan-hukum/)

Sumber penemuan hukum tidak lain adalah sumber atau tempat terutama bagi hakim dapat menemukan hukumnya. Tidak ada peraturan perundang-undangan yang lengkap, selengkap-lengkapnya dan sejelas-jelasnya. Peraturan perundang-undangan di masukkan untuk

mengatur kegiatan kehidupan manusia. Kegiatan kegiatan manusia itu sedemikian luasnya. Dengan demikian tidak mungkin satu peraturan perundang-undangan mengatur atau mencakup seluruh kegiatan manusia.

Sumber utama penemuan hukum adalah peraturan perundang-undangan, kemudian hukum kebiasaan, yurispundensi, perjanjian internasional (dokrin). Oleh karena itu kalau terjadi konflik dua sumber, maka sumber hukum yang tertinggi akan melumpuhkan sumber hukum yang lebih rendah. Dalam ajaran penemuan hukum undang-undang diprioritaskan atau didahulukan dari sumber-sumber hukum lainnya. Kalau hendak mencari hukumnya, arti sebuah kata, maka carilah terlebih dalam undang-undang, karena undang-undang bersifat ortentik dan berbentuk tertulis, yang menjamin kepastian hukum. Contohnya: kalau kita hendak mencari arti kata kontrak, apakah yang dimaksud dengan kontrak? Tidak sedikit menjawab bahwa kontrak itu adalah perjanjian tertulis. Semua kontrak adalah perjanjian tertulis, tetapi tidak semua perjanjian adalah kontrak. Jadi menurut ajaran penemuan hukum kontrak bukan perjanjian tertulis, karena tidak ada definisi yang tegas mengenai kontrak. Tetapi KUHPerd lebih otentik dari pada pendapat subekti (doktrin).


(22)

Undang-undang merupakan merupakan sumber hukum yang penting dan utama. Akan tetapi harus diingat bahwa undang-undang dan hukum tidaklah identik. Tidak mudah membacakan undang-undang, karena tidak hanya sekedar membaca bunyi kata-kata saja, tetapi harus pula mecari arti, makna atau tujuan. Oleh karena itu undang-undang tidaklah cukup dengan membaca pasal-pasalnya saja, tetapi harus juga dibaca penjelasannya dan juga

konsideransnya bahkan memingat bahwa hukum itu adalah sistem maka untuk memahami suatu pasal dalam undang-undang atau untuk memahami suatu undang-undang sering harus dibaca juga pasal-pasal lain dalam suatu undang-undang itu atau peraturan undang-undang yang lain.

Undang-undang boleh ditafsirkan bertentangan dengan undang-undang itu sendiri, lebih-lebih kalau undang-undang itu sudah cukup jelas bandingkan dalam hal ini dengan pasal 1342 KUHPerd yang menentukan bahwa apabila kata-kata suatu perjanjian itu jelas, tidaklah diperkenankan untuk menyimpang dengan jalan penafsiran.

(Dikuti dari : http://ilmubudayadasar-wanda.blogspot.com/2011/12/sumber-sumber-hukum.html )

Sumber Hukum bukanlah untuk dilanggar dan diacuhkan tetapi harus dijadikan pedoman agar saat hadirnya dorongan kejahatan dapat dicegah apabila tahu sumber Hukum,karena di sumber Hukum terdapat pasal-pasal yang mengatur konsukuensi seberapa berat kejahatan dan apa Hukumannya.Hukum juga mempunyai fungsi untuk mengatur dan membuat manusia menjadi lebih baik.

Sebelum kita mengetahui fungsi hukum, perlu kita dalami terlebih daluhu bahwa hukum mempunyai peranan sangat besar dalam pergaulan hidup atau bermasyarakat. Karena hal ini dapat di lihat dari ketertiban, ketentraman dan tidak terjadinya ketegangan di dalam

sosialisali masyarakat, karena hukum mengatur menentukan hak dan kewajiban serta mengatur, menentukan hak dan kewajiban serta melindungi kepentingan individu dan kepentingan sosisal. Dalam hal ini adapun fungsi hokum dalam kehidupan masyarakat seperti; menertibkan masyarakat dan pengaturan pergaulan hidup, menyelesaikan pertikaian, memelihara dan mempertahankan tata tertib dan aturan-aturan jika perlu dengan kekerasan, memelihara dan mempertahankan hak, mengubah tata tertib dan aturan-aturan dalam rangka penyesuaian dengan kebutuhan masvarakat, serta memenuhi tuntutan keadilan dan kepastian hokum. Selain itu juga fungus hokum sebagi sarana ketertiban dan ketentraman dalam masyaraka dan juga sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan social lahir dan batin.


(23)

Pada umumnya supaya fungsi hukum dapat terlaksana dengan baik, para pelaksanaan

penegak hukum tentunya dituntut kemampuan untuk melaksanakan atau menerapkan hukum dengan seninya tersendiri, dengan cara menafsirkan hukum sedemikian rupa yang

disesuaikan dengan keadaan dan posisi pihak-pihak. Bahkan bila perlu hokum dapat diterapkan dengan analogis atau menentukan kebijaksanaan untuk hal yang sama, atau hampir sama, serta penghalusan hukum. Selain tiu pula hal lain yang perlu diperhatiakn adalak faktor pelaksana penegak hukum, karena yang dibutuhkan dalam menegakkan hokum yang dibutuhkan adalah kecekatan, ketangkasan dan keterampilannya. Disamping fungsi hukum yang perlu diketahui pua adalah tujuan utama hukum adalah untuk menciptakan tatanan masyarakat yang tertib, menciptakan ketertiban dan keseimbangan dengan tercapainya ketertiban dan ketentraman dalam masyarakat dan diharapkan kepentingn manusia akan dpat terlindungi dalam mencapai tujuannya. Karena fungsi hukum adalah membagi hak dan kewajiban antar perorangan di dalam masyarakat dan juga membagi wewenang serta mengatur cara memcahakan masalah hukum.

Tidak hanya itu, tujuan serta fungsi hukum dalam kehidupan manusia yang semkain terus berkembang dengan sejalannya perkembangan masyarakat dimana hukum tersebut berada. Dan secra garis besarnya fungsi hukum sebagai sarana pengendalian sosial yaitu menjalankan tugas untuk mempertahankan ketertiban atau pola kehidupan dalam masyarakat. Kemudian perlu deketahui pula bahwa diadakannya hukum sama dengan tujuan Negara yang sesuai dengan bungi undang-udang 1945 yaitu untuk mmebentuk suatu Negara yang melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah di Indonesia serta untuk memajukan

kesejahterraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Yang artinya tujuan dan fungsi hukum ini adalah akat secara damai, untuk menjaga kepentingan tiap manusia agar tidak saling menggagu serta untuk menjamin kepstian hukum dalam kehidupan manusia sehari-hari di masyarakat. Nah untuk itu patuhilah hukum yang ada agar tuhuan dan fungsi hukum tersebut dapat berjalan dengan baik.

(dikutip dari : http://www.siputro.com/2013/02/fungsi-hukum-dalam-kehidupan-masyarakat/ )

Suatu pengamatan terhadap masyarakat sacara sosiologis memeperlihatkan, bahwa kekuasaan itu tidak tebagi secara merata dalam masyarakat. Struktur pembagian yang demikian itu menyebabkan, bahwa kekuasaan itu terhimpun pada sekelompok orang-orang tertentu,


(24)

sedangkan orang-orang lain tidak atau kurang memiliki kekuasaan itu. Keadaan seperti inilah yang menimbulkan perlapisan sosial di dalam masyarakat. Bagaimana stuktur yang berlapis-lapis itu bisa terbentuk banyak tergantung dari sistem perekonomian suatu masyarakat. Terjadinya penumpukan kekuasaan di tangan sekelompok orang-orang tertentu berhubungan dengan sistem pembagian sumber daya dalam masyarakat. Kekuasaan itu tidak terlepas dari penguasaan barang-barang dalam masyarakat.

Oleh karena itu terjadinya perlapisan kekuasaan berhubungan erat dengan barang-barang yang bisa dibagi-bagikan itu tentunya susah dibayangkan timbulnya perlapisan sosial dalam masyarakat. Kondisi pengadaan barang-barang menetukan apakah dalam suatu masyarakat akan menjumppai struktur kekuasaan yang berlapis-lapis itu. Pentingnya pembicaraan mengenai perlapisan sosial dalam rangka pembicaraan tentang hukum disebabkan oleh dampak dari adanya struktur yang demikian itu terhadap hukum, baik itu di bidang

pembuatan hukum, pelaksanaan, maupun penyelesaian sengketanya. Pada masyarakat mana pun juga, orang atau golongan yang bisa menjalankan kekuasaannya secara efektif adalah mereka yang mampu mengontrol institusi-institusi politisi dan ekonomi dalam masyarakat. Para ahli sosiologi hukum memberikan perhatian besar terhadap hubungan antara hukum dengan perlapisan sosial ini. Dengan terjadinya perlapisan sosial maka hukum pun susah untuk memperhatikan netralitas atau kedudukannya yang tidak memihak. Perlapisan sosial ini merupakan kunci penjelasan mengapa hukum itu bersifat distriminatif, baik pada peraturan-peraturannya sendiri, maupun melalui penegakannya. Para ahli tersebut di muka berpendapat, bahwa peraturan-peraturan hukumnya sendiri tidaklah memihak. Dalam keadaan yang demikian ini pendapat yang berkuasapun akan menentukan bagaimana isi peraturan hukum disitu.

Dengan demikian, bagaimanapun diusahakan agar penegakan hukum itu tidak memihak, namun karena sudah sejak kelahirannya peraturan-peraturan itu tidak lempeng, maka hukum pun bersifat memihak, keadaan yang demikian itu juga dijumpai pada masalah penegakan hukum. Kalaulah kita sekarang sudah mengetahui betapa besar peranan hukum di dalam membantu menciptakan ketertiban dan kelencaran dalam kehidupan masyarakat, kita masih saja belum mengetahui benar apa yang dikehendaki oleh hukum tersebut. Apakah sekedar untuk menciptakan ketertiban atau lebih jauh dari pada itu?


(25)

Pertanyaan atau masalah ini layak sekali untuk mendapatkan perhatian kita. Apabila kita mengatakan, bahwa hukum-hukum itu bermaksud untuk menciptakan ketertiban , maka sebetulnya kita hanya berurusan dengan hal-hal yang bersifat dengan hal-hal teknik. Melarang orang untuk melakukan pencurian dengan menciptakan suatu hukum dengan sanksinya adalah suatu usaha yang bersifat teknik. Tapi mengapa justru mencuri itu yang dilarang? Jawabanya adalah, karena mencuri itu dianggap sebagai perbuatan yang tercela oleh masyarakat. Dengan demikian, kita telah memasuki bidang yang tidak teknik lagi sifatnya, melainkan sudah ideal.

Pembicaraan ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih sesuai dengan kenyataan dalam kita meninjau dan mempelajari hukum, yaitu bahwa hukum itu hadir dalam

masyarakat karena harus melayani kebutuhan-kebutuhan tertentu dan harus mengolah bahan-bahan tertentu yang harus ia terima sebagai suatu kenyataan. Karena hukum itu memberikan pembatasan-pembatasan yang demikian itu maka institusi hukum itu hanya bisa berjalan dengan seksama di dalam suatu lingkungan sosial dan politik yang bisa dikendalikan secara efektif oleh hukum. Suatu masyarakat yang berkehendak untuk diatur oleh hukum tetapi yang tidak bersedia untuk membiarkan penggunaan kekuasaannya dibatasi dan dikontrol, bukan merupakan lingkungan yang baik bagi berkembangnya institusi hukum.

(di kutip dari : http://kubuskecil.blogspot.com/2013/01/peranan-hukum-dalam-sosial-masyarakat.html )


(26)

DAFTAR PUSTAKA

http://sosiologipendidikan.blogspot.com/2009/08/nilai-dan-norma-sosial.html http://detakzaman.blogspot.com/2011/08/bab-ii-nilai-dan-norma-yang-berlaku.html

Catur,Atik.2009.Sosiologi Kontekstual untuk SMA dan MA kelas x.Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

http://skalanews.com/baca/news/2/34/124505/megapolitan/kasus-tawuran-pelajar-di-jabodetabek-meningkat.html

http://www.antaranews.com/berita/1285490011/langgar-adat-istiadat-bengkulu-pemuda-didenda-rp10-juta

http://rizkaawan.blogspot.com/2012/01/peranan-nilai-dan-norma-sosial-dalam.html http://kelompok4isbd.wordpress.com/2012/04/12/makalah-ilmu-sosial-dan-budaya-dasar-manusia-nilai-moral-dan-hukum/

http://ilmubudayadasar-wanda.blogspot.com/2011/12/sumber-sumber-hukum.html http://www.siputro.com/2013/02/fungsi-hukum-dalam-kehidupan-masyarakat/


(1)

seseorang pemuda tersebut kearah yang baik juga.

4. Pengaruh Media Komunikasi Terhadap Perkembangan Nilai Moral Pengaruh media telekomunikasi akhir – akhir ini memang cukup memprihatinkan di kalangan generasi muda. Penyalahgunaan sarana telekomunikasi yag seharusnya digunakan sesuai fungsinya ini cukup mempengaruhi sikap dan perilaku generasi muda kita.

5. Pengaruh media elektronik dan internet terhadap pembinaan nilai moral Seiring majunya teknologi, maka seluas itu juga semua informasi bisa diketahui dan bisa diakses langsung dengan yang namanya internet. Penyalahgunaan pemakaian elektronik maupun internet sangat mudah dijumpai apalagi dikalangan pemuda dan para remaja sekarang.

Penyalahgunaan inilah yang nantinya juga bisa berakibat terhadap pembentukan nilai moral anak tersebut.

(dikutip dari : http://kelompok4isbd.wordpress.com/2012/04/12/makalah-ilmu-sosial-dan-budaya-dasar-manusia-nilai-moral-dan-hukum/)

Sumber penemuan hukum tidak lain adalah sumber atau tempat terutama bagi hakim dapat menemukan hukumnya. Tidak ada peraturan perundang-undangan yang lengkap, selengkap-lengkapnya dan sejelas-jelasnya. Peraturan perundang-undangan di masukkan untuk

mengatur kegiatan kehidupan manusia. Kegiatan kegiatan manusia itu sedemikian luasnya. Dengan demikian tidak mungkin satu peraturan perundang-undangan mengatur atau mencakup seluruh kegiatan manusia.

Sumber utama penemuan hukum adalah peraturan perundang-undangan, kemudian hukum kebiasaan, yurispundensi, perjanjian internasional (dokrin). Oleh karena itu kalau terjadi konflik dua sumber, maka sumber hukum yang tertinggi akan melumpuhkan sumber hukum yang lebih rendah. Dalam ajaran penemuan hukum undang-undang diprioritaskan atau didahulukan dari sumber-sumber hukum lainnya. Kalau hendak mencari hukumnya, arti sebuah kata, maka carilah terlebih dalam undang-undang, karena undang-undang bersifat ortentik dan berbentuk tertulis, yang menjamin kepastian hukum. Contohnya: kalau kita hendak mencari arti kata kontrak, apakah yang dimaksud dengan kontrak? Tidak sedikit menjawab bahwa kontrak itu adalah perjanjian tertulis. Semua kontrak adalah perjanjian tertulis, tetapi tidak semua perjanjian adalah kontrak. Jadi menurut ajaran penemuan hukum kontrak bukan perjanjian tertulis, karena tidak ada definisi yang tegas mengenai kontrak. Tetapi KUHPerd lebih otentik dari pada pendapat subekti (doktrin).


(2)

Undang-undang merupakan merupakan sumber hukum yang penting dan utama. Akan tetapi harus diingat bahwa undang-undang dan hukum tidaklah identik. Tidak mudah membacakan undang-undang, karena tidak hanya sekedar membaca bunyi kata-kata saja, tetapi harus pula mecari arti, makna atau tujuan. Oleh karena itu undang-undang tidaklah cukup dengan membaca pasal-pasalnya saja, tetapi harus juga dibaca penjelasannya dan juga

konsideransnya bahkan memingat bahwa hukum itu adalah sistem maka untuk memahami suatu pasal dalam undang-undang atau untuk memahami suatu undang-undang sering harus dibaca juga pasal-pasal lain dalam suatu undang-undang itu atau peraturan undang-undang yang lain.

Undang-undang boleh ditafsirkan bertentangan dengan undang-undang itu sendiri, lebih-lebih kalau undang-undang itu sudah cukup jelas bandingkan dalam hal ini dengan pasal 1342 KUHPerd yang menentukan bahwa apabila kata-kata suatu perjanjian itu jelas, tidaklah diperkenankan untuk menyimpang dengan jalan penafsiran.

(Dikuti dari : http://ilmubudayadasar-wanda.blogspot.com/2011/12/sumber-sumber-hukum.html )

Sumber Hukum bukanlah untuk dilanggar dan diacuhkan tetapi harus dijadikan pedoman agar saat hadirnya dorongan kejahatan dapat dicegah apabila tahu sumber Hukum,karena di sumber Hukum terdapat pasal-pasal yang mengatur konsukuensi seberapa berat kejahatan dan apa Hukumannya.Hukum juga mempunyai fungsi untuk mengatur dan membuat manusia menjadi lebih baik.

Sebelum kita mengetahui fungsi hukum, perlu kita dalami terlebih daluhu bahwa hukum mempunyai peranan sangat besar dalam pergaulan hidup atau bermasyarakat. Karena hal ini dapat di lihat dari ketertiban, ketentraman dan tidak terjadinya ketegangan di dalam

sosialisali masyarakat, karena hukum mengatur menentukan hak dan kewajiban serta mengatur, menentukan hak dan kewajiban serta melindungi kepentingan individu dan kepentingan sosisal. Dalam hal ini adapun fungsi hokum dalam kehidupan masyarakat seperti; menertibkan masyarakat dan pengaturan pergaulan hidup, menyelesaikan pertikaian, memelihara dan mempertahankan tata tertib dan aturan-aturan jika perlu dengan kekerasan, memelihara dan mempertahankan hak, mengubah tata tertib dan aturan-aturan dalam rangka penyesuaian dengan kebutuhan masvarakat, serta memenuhi tuntutan keadilan dan kepastian hokum. Selain itu juga fungus hokum sebagi sarana ketertiban dan ketentraman dalam masyaraka dan juga sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan social lahir dan batin.


(3)

Pada umumnya supaya fungsi hukum dapat terlaksana dengan baik, para pelaksanaan

penegak hukum tentunya dituntut kemampuan untuk melaksanakan atau menerapkan hukum dengan seninya tersendiri, dengan cara menafsirkan hukum sedemikian rupa yang

disesuaikan dengan keadaan dan posisi pihak-pihak. Bahkan bila perlu hokum dapat diterapkan dengan analogis atau menentukan kebijaksanaan untuk hal yang sama, atau hampir sama, serta penghalusan hukum. Selain tiu pula hal lain yang perlu diperhatiakn adalak faktor pelaksana penegak hukum, karena yang dibutuhkan dalam menegakkan hokum yang dibutuhkan adalah kecekatan, ketangkasan dan keterampilannya. Disamping fungsi hukum yang perlu diketahui pua adalah tujuan utama hukum adalah untuk menciptakan tatanan masyarakat yang tertib, menciptakan ketertiban dan keseimbangan dengan tercapainya ketertiban dan ketentraman dalam masyarakat dan diharapkan kepentingn manusia akan dpat terlindungi dalam mencapai tujuannya. Karena fungsi hukum adalah membagi hak dan kewajiban antar perorangan di dalam masyarakat dan juga membagi wewenang serta mengatur cara memcahakan masalah hukum.

Tidak hanya itu, tujuan serta fungsi hukum dalam kehidupan manusia yang semkain terus berkembang dengan sejalannya perkembangan masyarakat dimana hukum tersebut berada. Dan secra garis besarnya fungsi hukum sebagai sarana pengendalian sosial yaitu menjalankan tugas untuk mempertahankan ketertiban atau pola kehidupan dalam masyarakat. Kemudian perlu deketahui pula bahwa diadakannya hukum sama dengan tujuan Negara yang sesuai dengan bungi undang-udang 1945 yaitu untuk mmebentuk suatu Negara yang melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah di Indonesia serta untuk memajukan

kesejahterraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Yang artinya tujuan dan fungsi hukum ini adalah akat secara damai, untuk menjaga kepentingan tiap manusia agar tidak saling menggagu serta untuk menjamin kepstian hukum dalam kehidupan manusia sehari-hari di masyarakat. Nah untuk itu patuhilah hukum yang ada agar tuhuan dan fungsi hukum tersebut dapat berjalan dengan baik.

(dikutip dari : http://www.siputro.com/2013/02/fungsi-hukum-dalam-kehidupan-masyarakat/ )

Suatu pengamatan terhadap masyarakat sacara sosiologis memeperlihatkan, bahwa kekuasaan itu tidak tebagi secara merata dalam masyarakat. Struktur pembagian yang demikian itu menyebabkan, bahwa kekuasaan itu terhimpun pada sekelompok orang-orang tertentu,


(4)

sedangkan orang-orang lain tidak atau kurang memiliki kekuasaan itu. Keadaan seperti inilah yang menimbulkan perlapisan sosial di dalam masyarakat. Bagaimana stuktur yang berlapis-lapis itu bisa terbentuk banyak tergantung dari sistem perekonomian suatu masyarakat. Terjadinya penumpukan kekuasaan di tangan sekelompok orang-orang tertentu berhubungan dengan sistem pembagian sumber daya dalam masyarakat. Kekuasaan itu tidak terlepas dari penguasaan barang-barang dalam masyarakat.

Oleh karena itu terjadinya perlapisan kekuasaan berhubungan erat dengan barang-barang yang bisa dibagi-bagikan itu tentunya susah dibayangkan timbulnya perlapisan sosial dalam masyarakat. Kondisi pengadaan barang-barang menetukan apakah dalam suatu masyarakat akan menjumppai struktur kekuasaan yang berlapis-lapis itu. Pentingnya pembicaraan mengenai perlapisan sosial dalam rangka pembicaraan tentang hukum disebabkan oleh dampak dari adanya struktur yang demikian itu terhadap hukum, baik itu di bidang

pembuatan hukum, pelaksanaan, maupun penyelesaian sengketanya. Pada masyarakat mana pun juga, orang atau golongan yang bisa menjalankan kekuasaannya secara efektif adalah mereka yang mampu mengontrol institusi-institusi politisi dan ekonomi dalam masyarakat. Para ahli sosiologi hukum memberikan perhatian besar terhadap hubungan antara hukum dengan perlapisan sosial ini. Dengan terjadinya perlapisan sosial maka hukum pun susah untuk memperhatikan netralitas atau kedudukannya yang tidak memihak. Perlapisan sosial ini merupakan kunci penjelasan mengapa hukum itu bersifat distriminatif, baik pada peraturan-peraturannya sendiri, maupun melalui penegakannya. Para ahli tersebut di muka berpendapat, bahwa peraturan-peraturan hukumnya sendiri tidaklah memihak. Dalam keadaan yang demikian ini pendapat yang berkuasapun akan menentukan bagaimana isi peraturan hukum disitu.

Dengan demikian, bagaimanapun diusahakan agar penegakan hukum itu tidak memihak, namun karena sudah sejak kelahirannya peraturan-peraturan itu tidak lempeng, maka hukum pun bersifat memihak, keadaan yang demikian itu juga dijumpai pada masalah penegakan hukum. Kalaulah kita sekarang sudah mengetahui betapa besar peranan hukum di dalam membantu menciptakan ketertiban dan kelencaran dalam kehidupan masyarakat, kita masih saja belum mengetahui benar apa yang dikehendaki oleh hukum tersebut. Apakah sekedar untuk menciptakan ketertiban atau lebih jauh dari pada itu?


(5)

Pertanyaan atau masalah ini layak sekali untuk mendapatkan perhatian kita. Apabila kita mengatakan, bahwa hukum-hukum itu bermaksud untuk menciptakan ketertiban , maka sebetulnya kita hanya berurusan dengan hal-hal yang bersifat dengan hal-hal teknik. Melarang orang untuk melakukan pencurian dengan menciptakan suatu hukum dengan sanksinya adalah suatu usaha yang bersifat teknik. Tapi mengapa justru mencuri itu yang dilarang? Jawabanya adalah, karena mencuri itu dianggap sebagai perbuatan yang tercela oleh masyarakat. Dengan demikian, kita telah memasuki bidang yang tidak teknik lagi sifatnya, melainkan sudah ideal.

Pembicaraan ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih sesuai dengan kenyataan dalam kita meninjau dan mempelajari hukum, yaitu bahwa hukum itu hadir dalam

masyarakat karena harus melayani kebutuhan-kebutuhan tertentu dan harus mengolah bahan-bahan tertentu yang harus ia terima sebagai suatu kenyataan. Karena hukum itu memberikan pembatasan-pembatasan yang demikian itu maka institusi hukum itu hanya bisa berjalan dengan seksama di dalam suatu lingkungan sosial dan politik yang bisa dikendalikan secara efektif oleh hukum. Suatu masyarakat yang berkehendak untuk diatur oleh hukum tetapi yang tidak bersedia untuk membiarkan penggunaan kekuasaannya dibatasi dan dikontrol, bukan merupakan lingkungan yang baik bagi berkembangnya institusi hukum.

(di kutip dari : http://kubuskecil.blogspot.com/2013/01/peranan-hukum-dalam-sosial-masyarakat.html )


(6)

DAFTAR PUSTAKA

http://sosiologipendidikan.blogspot.com/2009/08/nilai-dan-norma-sosial.html http://detakzaman.blogspot.com/2011/08/bab-ii-nilai-dan-norma-yang-berlaku.html Catur,Atik.2009.Sosiologi Kontekstual untuk SMA dan MA kelas x.Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

http://skalanews.com/baca/news/2/34/124505/megapolitan/kasus-tawuran-pelajar-di-jabodetabek-meningkat.html

http://www.antaranews.com/berita/1285490011/langgar-adat-istiadat-bengkulu-pemuda-didenda-rp10-juta

http://rizkaawan.blogspot.com/2012/01/peranan-nilai-dan-norma-sosial-dalam.html http://kelompok4isbd.wordpress.com/2012/04/12/makalah-ilmu-sosial-dan-budaya-dasar-manusia-nilai-moral-dan-hukum/

http://ilmubudayadasar-wanda.blogspot.com/2011/12/sumber-sumber-hukum.html http://www.siputro.com/2013/02/fungsi-hukum-dalam-kehidupan-masyarakat/