Bahan Kuliah Kedua 2

Kolonialisme, TahapTahap Kolonialisme dan
Negara Kolonial*
Bi pan Chandr a 1
I. Kolonialisme sebagai Formasi Sosial

(A) Kerapkali ket erbelakangan dan hambat an-hambat an unt uk
perkembangan ekonomi dihasilkan oleh periode kolonial yang
dapat t erlihat dari cerminan-cerminan ekonomi pra-kapit alis at au
ket erbelakangan t radisional at au set idaknya sisa-sisa masa lalu
pr a-kol oni al . Bahkan ket i ka ket er bel akangan di l i hat dal am
‘ perspekt if hist orik, ’ yang mana peranan kolonialisme dipandang
sebagai upaya modernisasi yang t idak berhasil. Misalnya, India
mengalami kegagalan karena beban ket erbelakangan masa lalunya,
dan yang mana mengarah menj adi dua masyarakat , sebagian modern dan sebagian t radisional. Dalam beberapa dekade t erakhir,
selama abad ke-19, ini adalah pandangan dominan di ant ara para
penul is met ropol it an, hanya mereka yang dapat meyakinkan
modernisasi yang paling unggul. Beberapa penulis pada abad ke20 j uga memandang kolonialisme sebagai masyarakat t ransisi,
t et api mereka t idak mempert anyakan: t ransisi ke arah mana?
Dapat kah koloni berkembang, meskipun, lambat at au bert ahap,
ke dalam masyarakat modern at au masyarakat kapit alis indust ri,
yakni, serupa dengan met ropolis, ‘ t ent unya’ j ika kolonialisme

melanj ut kan perkembangannya dalam sat u periode yang cukup
l ama, apakah hal i t u dapat ber j al an t anpa penghancur an
*
1

Dimuat dalam Journal Contemporary Asia, vol. 8, no. 2, 1978.

Sejarawan, saat ini mengajar di Pusat Studi Sejarah UniversitasJawaharlal Nehru, New
Delhi.

kolonialisme?
Dalam kenyat aannya koloni-koloni menj alankan t ransf ormasi yang
mendasar di bawah kolonialisme. Koloni-koloni secara bert ahap
diint egrasikan ke dalam dunia kapit alisme modern. Koloni-koloni
dan bekas koloni dengan kondisi ekonomi, sosial, budaya, dan
polit ik yang t erbelakang, set elah merdeka dengan kondisi-kondisi
awal mereka mulai melakukan proses pembangunan, namun t idak
semua masa lalu pra-kolonial mereka; mereka t ercipt a dalam
periode kolonial, era yang mana t erj adi dalam “ dorongan gencar
modernisasi dari luar. ” 2 Sej auh sisi t radisional masih ada, berart i

kondisi-kondisi t ersebut , mengevolusi masyarakat -masyarakat
t radisional pra-kolonial ke dalam masyarakat kolonial. Dengan
demikian, misalnya, India di bawah Inggris t idak secara mendasar
serupa dengan India Mughal; maupun masyarakat pra-kolonial
dengan masyarakat kapit alisme indust ri akibat nya t erasa j auh
berbeda. Pada kenyat aannya, kolonialisme India yang beriringan
dengan kapit alisme indust rial Inggris adalah f enomena sej arah
modern; dua perkembangan yang berj alan bersama-sama. 3 Dan
cukup menarik, int egrasi mendasar India, sebagaimana j uga kolonikoloni lainnya, dengan ekonomi kapit alis dunia dan t ransf ormasi
kapit alisme ke dalam koloni klasik t erj adi selama abad ke-19
yang disesuaikan dengan bendera modernisasi, pembangunan
ekonomi, dan pencangkokan kapit alisme. Pola modernisasi kolonial
seper t i i ni t i dak t er el akkan m engar ah ke “ pem bangunan
ket erbelakangan,” sesuai dengan ungkapan yang dipergunakan oleh
Andre Gunder Frank. Proses sosial, polit ik, ekonomi yang serupa
yang mana menghasilkan perkembangan sosial yang dihasilkan oleh
met ropolis dan dit egakkannya ket idakmaj uan dan ket erbelakangan
di kol oni. Dua negeri yang secara organik berhubungan dan
berpart isipasi selama beberapa dekade dan berabad-abad pada
umumnya, t erint egrasi ke dalam sist em ekonomi dunia, bahkan

dengan konsekuensi yang bert ent angan. Sehingga pada saat yang
2

Myrdal, Gunnar, Asian Drama, Penguin Edition, Vol. I, 1968, hal. 704.

3

Sebagaimana J.S. Furnivall katakan: “India modern tumbuh berdampingan dengan
Eropa modern,” Colonial Policy and Practise, 1956, hal. 537-8.

| 2|

Kolonialisme, Tahap- Tahap Kolonialisme dan Negara Kolonial

sama koloni dimodernisasi dan dit erbelakangkan. 4
Saya nampaknya mendekat i bagian ini dengan kut ipan panj ang
dari apa yang saya t ulis pada t ahun 1971:
. . . st udi kolonialisme dapat dibant u bila st udi t ersebut
dapat melihat t ahapan hist oris yang berbeda at au periode
per kem bangan sej ar ah m oder n di Indi a yang m ana

mencampurkan ant ara t radisional, masyarakat pra-Inggris,
ekonomi pr a-kapi t al i s dengan kapi t al i s moder n, at au
ekonomi sosialis dan masyarakat sosialis. Ini semua t idak
semat a-mat a beradapt asi at au menyimpang t erhadap yang
l ama, masyar akat di moder ni sasi t i dak secar a par si al ,
maupun negara masyarakat dalam peralihan. It u semua j uga
t idak t epat dan ciri-ciri negat if dan posit if dari dua hal
yang dicampur-adukkan j uga t idak sesuai. Ini ‘ semua’
merupakan st rukt ur yang kokoh, f ormasi sosial (sist em)
yang berbeda at au sub-formasi (sub-sist em) yang didasarkan
pengawasan ekonomi dan masyarakat di t angan-t angan
kapit alis asing yang berf ungsi di koloni (at au semi koloni)
melalui ket ergant ungan dan kepat uhan ekonomi, sosial,
pol i t i k dan i nt el ekt ual , semua bent uk st r ukt ur dapat
d i se su ai k an d e n gan k o n d i si - k o n d i si p e r u b ah an
perkembangan hist oris kapit alisme sebagai sist em seluruh
dunia.
Di sini saya hendak mengulangi pernyat aan saya, bahwa
penguasa Inggris menghancurkan basis ekonomi dan polit ik
masyarakat lama. Terj adinya pembubaran cara produksi

pra-kapit alis lama; t et api sist em kapit alis yang baru t idak
berlangsung; meskipun cara produksi kolonial yang baru
t elah masuk ke dalam. Misalnya, set elah diperkenalkan
sist em sewa t anah pada t ahun 1793, secara sempurna
4

Salah satu alasan mengapa tradisi model modernitas adalah alat yang menyesatkan
untuk menganalisa pasca-kolonial. Tentunya setelah koloni-koloni mengalami
modernisasi.

|3|

menghancurkan relasi-relasi agraris yang lama. St rukt ur
agr ar i s yang bar u di kembangkan di sesuai kan dengan
kebut uhan-kebut uhan kolonialisme dan niscaya dengan
akibat t erlepasnya kekuat an-kekuat an ekonomi dari st rukt ur
lama semi-f eodal, t et api st rukt ur yang lama dengan begit u
menampilkan st rukt ur yang baru; st rukt ur yang baru t idak
dihidupkan dari yang lama. Kenyat aannya, seluruh st rukt ur
sosial India, relasi-relasi yang baru dan klas-klas yang baru

- – st r u k t u r k l as i n t e r n al y an g b ar u - – d i m an a
p e n ge m b an gan n y a d i p r o d u k , d an d i i n t e gr asi k an
sepenuhnya dengan, kolonialisme. Sebagian kekacauan
muncul dari sit uasi kesej arahan yang rumit . Kapit alisme
duni a adal ah si st em yang t unggal dan kol oni al i sme
merupakan landasan dari sist em kapit alisme. Meskipun
kolonialisme mempunyai karakt erist ik yang berbeda dengan
kapit alisme. Oleh karena it u, kit a mempunyai, pandangan
yang sama t erhadap sist em imperial isme-kol onial isme
dalam dua bent uk kesat uan yang t erpisah, sat u di koloni
dan yang lainnya di met ropolis. 5
(B) Secara t radisional, kolonialisme dilihat sebagai hasil ideologi
at au personalit i at au kebij akan yang dengan sendirinya sangat
berpedoman dari yang pert ama dan yang kedua. Sehingga j ika
m em bedakan adm i ni st r at or - adm i ni st r at or kol oni al dapat
diperlihat kan perbedaan mot if -mot if personal, gagasan-gagasan
dan kebij akan-kebij akan, kesimpulan dari semua it u nampaknya
kolonialisme t idak mempunyai pengert ian yang lengkap, kecuali
sebagai penguasa polit ik asing. Demikian pula, dewasa ini banyak
ekonom yang berhubungan dengan t eori pembangunan yang

mengkrit ik peranan kapit alisme, t et api kolonialisme dilihat semat amat a dalam aspek dominasi polit ik asing.
Sebagaimana penj elasan di muka, kecenderungan dewasa ini
5

Chandra, Bipan, “Colonialism and Modernization,” Proceedings of Indian History
Congress, Jabalpur Session, hal. 22-23, 1971. Selanjutnya sumbangan tema ini
dikembangkan oleh Jairus Banaji dan Hamza Alavi.

| 4|

Kolonialisme, Tahap- Tahap Kolonialisme dan Negara Kolonial

melihat kolonialisme sebagai st rukt ur. Masih belum ada sumbersumber int elekt ual unt uk memahami st rukt ur kolonialisme secara
lengkap dan mencakup bermacam ragam j aringan dan ket erkait an
–- lapisan dan lalu-lint as -– yang mana melalui art ikulasi st rukt ur
kolonialisme. Tet api kit a dapat menent ukan penegasan bahwa
kolonialisme lebih banyak merupakan pengawasan polit ik at au
kebij aksanaan kolonial. “ Negara kolonial niscaya bagian dari sist em
kolonial: negara kolonial adalah inst rumen melalui sist em yang
sangat diperkuat ; dan kebij akan-kebij akan kolonial membant u

mengembangkan dan menegakkan st rukt ur kolonial. Namun negara
kolonial dan kebij akan-kebij akan kolonial bukan merupakan esensi
kolonialisme. Kolonialisme adalah penyempurnaan dari int egrasi
yang kompleks dan melibat kan ekonomi India dan masyarakat
India dibawa masuk ke dalam kapit alisme dunia dengan t ahapt ahap melalui hampir dua abad pengabdian. 6
Sehingga ket ika kit a mengat akan kolonialisme dilihat sebagai
sebuah st r ukt ur, ki t a mengar t i kan kepent i ngan-kepent i ngan
kol onial , kebij akan-kebij akan, negara dan l embaga-l embaga
kolonial, kebudayaan dan masyarakat kolonial, gagasan-gagasan
sert a ideologi-ideologi, dan personalit as-personalit as kolonial
dilihat sebagai f ungsi di dalam karakt erist ik st rukt ur kolonial,
yang mana kol oni al i sme sendi r i dapat di bat asi ol eh sal i ng
ket erkait annya secara keseluruhan.
(C) Bent uran awal st rukt ur kolonialisme ant ara met ropolis kapit alis
dengan ekonomi dan masyarakat koloni diawali melalui subordinasi
met ropolis, sehingga pola-pola perubahan subordinasi dij alankan
dalam j angka wakt u yang lama. Konsekuensinya, kolonialisme dari
awalnya menj alankan ket erbelakangan. Pandangan ini t idak hanya
bert ent angan dengan pandangan kapit alis-kolonial yang t radisional
bahwa pembangunan kolonialisme dan modernisasi kolonial -– at au

sedikit nya dicoba dilakukan –- namun j uga pandangan marxis
t radisional, bahwa kolonialisme berangkat melalui dua t ahap, sat u
posit if dan yang lainnya negat if , yang posit if berkait an dengan
6

Chandra, Bipan, “Colinialism and Modernization,” op.cit ., hal. 21.

|5|

periode yang pert ama dan yang negat if berhubungan dengan yang
kedua, karakt er t ahapan pert ama sel ama pra-imperial is dan
dampak t erhadap kolonialisme secara keseluruhan posit if meskipun
banyak kej ahat an, banyak penindasan, sedangkan giliran t ahap
kedua yang negat if , zaman imperialisme modern (imperialisme
f inans) t ermasuk t ahap ant ara 1870 hingga 1914.
Pada kenyat aannya, aspek-aspek dan dampak-dampak kolonialisme
dij alankan secara serempak. Yang disebut aspek posit if adalah
bagian int egral, dan aspek negat if dari kolonialisme adalah, yang
secara ef ekt if memperbesar st rukt ur. Tahap-t ahap kolonialisme
yang posit if dan negat if agaknya merupakan t ahap-t ahap dalam

kognisi dan pemahaman f enomena kolonial dengan penipuanp eni p uannya. Sehi ngga b anyak i nt el ek t ual k ol oni al d an
m et r opol i t an, t er m asuk Mar x sebel um 1859, gagal unt uk
memahami ciri-ciri ut ama masyarakat kolonial dalam t ahun-t ahun
awal pembent ukan st rukt ur kolonial dan menghadirkan ket ent uan
cit ra kolonialisme yang posit if . Lambat -laun, sebagai kenyat aan
d i p er m uk aan, m er ek a m am p u m el i hat ci r i - ci r i esensi al
kolonialisme yang negat if . Meskipun int elekt ual melihat aspekaspek perubahan dan sej arah polit ik berhubungan dengan t ahapt ahap awal kolonialisme, mereka berasumsi bahwa kenyat aan
koloni mengalami kekalahan yang drast is. Tulisan-t ulisan Hobson
dan Lenin, at au membaca t ulisan-t ulisan Lenin dengan sepenggalsepenggal, menganggap t ahap imperialisme yang baru pada paruh
akhir abad ke-19 akan menambah ket idakpahaman t erhadap
kolonialisme.
(D) Dasar dari kol onial isme adal ah ekspl oit asi ekonomi at au
pengedukan surplus sosial dari koloni. Bent uk-bent uk pengedukan
surplus at au yang mana pola-pola ekonomi dan masyarakat koloni
disubordinasi dan menyerahkan j asa ke met ropolis, perubahanperubahan dij alankan dalam wakt u yang lama. Dan kebij akan
kolonial, negara dan lembaga-lembaga kolonial, budaya, gagasangagasan dan i deol ogi - i deol ogi m er upakan bent uk- bent uk
perubahan yang dilakukan.

|6|


Kolonialisme, Tahap- Tahap Kolonialisme dan Negara Kolonial

Sehingga, kolonialisme, t idak dilihat sebagai sat u keberlanj ut an
dan st rukt ur yang sama; namun kolonialisme melalui t ahap-t ahap
yang berhubungan dengan bent uk-bent uk pengedukan surplus. 7
Secara hist oris, kolonialisme menj alani t iga t ahap yang berbeda,
set iap t ahap mewakili pola subordinasi ekonomi, masyarakat ,
dan lingkungan polit ik kolonial yang berbeda, dan mengakibat kan
kebij akan-kebij akan kolonial, ideologi-ideologi, dampak sert a
t anggapan rakyat kolonial yang berbeda. Perubahan dari sat u t ahap
ke t ahap lainnya secara parsial mengakibat kan perubahan polapola sosial, ekonomi, sert a perkembangan polit ik di met ropolis,
dan perubahan posisi met ropolis dengan ekonomi dan lingkungan
polit ik dunia.
Tahap-t ahap kolonialisme bagi koloni-koloni yang berbeda t idak
dibat asi oleh wawasan yang sama; namun t ahap-t ahap t ersebut
secara luas mengandung pokok yang sama bagi semua koloni.
Walaupun, t ahap-t ahap t idak berada dalam bent uk-bent uk yang
murni; dalam pengert ian set iap t ahap adalah sebuah abst raksi.
Maupun pemenggalan penaj aman ant ara sat u t ahap dengan t ahap
l ai nnya. Bent uk-bent uk sur pl us yang di per ol eh dan ci r i -ci r i
kol oni al i sm e l ai nnya dar i t ahap aw al ber l anj ut ke t ahap
selanj ut nya. Bagaimanapun, set iap t ahap, mempunyai pemenggalan
yang berbeda, ciri-ciri kualit at if yang dominan yang memisahkan
t ahap pert ama dari t ahap lainnya. Ciri-ciri kualit at if yang dominan
j uga perlu dikemukakan, bent uk baru pengedukan surplus menj adi
t erhent i pert umbuhannya dalam koloni yang khas karena f akt orf akt or hist oris yang berbeda. Jadi t ahap ket iga adalah, t ahap
imperialis f inans yang pert umbuhannya t erhent i di India; kedua,
t ahap perdagangan bebas di Indonesia, dan yang pert ama dan
kedua, t ahap merkant ilis perdagangan bebas di Mesir.

7

Definisi kolonialisme semata-mata dikaburkan oleh aspek utamanya, dominasi
politiknya. Meskipun penaklukkan koloni itu sendiri dalam banyak kasus diciptakan
oleh negara kolonial dan hampir seluruh kasusdibayar oleh rakyat dan negara kolonial.

| 7|