KOMITMEN BERAGAMA PADA NOVEL WO AI NI ALLAH KARYA VANNY CHRISMA DAN RANCANGAN PEMBELAJARANNYA DISEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

(1)

KOMITMEN BERAGAMA PADA NOVELWO AI NI ALLAHKARYA VANNY CHRISMA DAN RANCANGAN PEMBELAJARANNYA

DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) (Skripsi)

Oleh Annisa Elvira

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG 2015


(2)

KOMITMEN BERAGAMA PADA NOVEL WO AI NI ALLAH KARYA VANNY CHRISMA DAN RANCANGAN PEMBELAJARANNYA

DISEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

Oleh

ANNISA ELVIRA

Penelitian ini membahas komitmen beragama dalam novel Wo Ai Ni Allah karya Vanny Chrisma dan rancangan pembelajarannya di Sekolah Menengah Atas (SMA). Tujuan penelitian ini mendeskripsikan komitmen beragama pada aspek dimensi keyakinan (Belief), dimensi praktik (Practice), dimensi pengalaman (Experience), dimensi pengetahuan (Knowledge), dimensi konsekuensi (Consequence) dan mendeskripsikan rancangan pembelajarannya di SMA.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah novelWo Ai Ni Allahkarya Vanny Chrisma yang diterbitkan pada tahun 2014. Data yang dianalisis dalam penelitian ini berupa, kata, kalimat, atau kutipan teks yang berkaitan dengan komitmen beragama dalam novel Wo Ai Ni Allah karya Vanny Chrisma dan rancangan pembelajarannya di Sekolah Menengah Atas (SMA).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menggambarkan komitmen beragama pada tokoh novel Wo Ai Ni Allah pengarang sudah menggambarkan bagaimana tokoh yakin terhadap kebenaran ajaran agamanya, kepatuhan tokoh dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan ibadah sebagaimana sudah dianjurkan oleh agamanya, tokoh merasakan dan mengalami perasaan-perasaan dan pengalaman-pengalaman religius, pengetahuan tokoh terhadap ajaran-ajaran agamanya yang termuat dalam kitab sucinya, dan berperilaku yang dimotivasikan oleh ajaran agamanya. Namun, tidak semua tokoh memiliki kelima aspek komitmen beragama. NovelWo Ai Ni Allahdapat dibuat rancangan pembelajarannya sebagai alternatif bahan pembelajaran di Sekolah Menengah Atas (SMA), khususnya kelas XII semester 2, dengan kompetensi dasar menganalisis teks novel baik melalui lisan maupun tulisan.


(3)

KOMITMEN BERAGAMA PADA NOVELWO AI NI ALLAH KARYA VANNY CHRISMA DAN RANCANGAN PEMBELAJARANNYA

DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

Oleh

ANNISA ELVIRA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2015


(4)

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, Kelurahan Sukabumi Indah, Kecamatan Sukabumi, Provinsi Lampung pada tanggal 13 Agustus 1993, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, dari pasangan Drs. Ibnu Hajar dan Nurmala Dewi. Pendidikan yang telah ditempuh penulis adalah TK Pratama, diselesaikan pada tahun 1999. Pendidikan di SD Negeri 2 Rawa Laut (Teladan) diselesaikan pada tahun 2005. Pendidikan di SMPN 5 Bandar Lampung, diselesaikan pada tahun 2008. Pendidikan di SMA Negeri 12 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2011.

Selanjutnya pada tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Mandiri. Pada tahun 2014, penulis melakukan PPL di SMA Muhammadiyah 1 Gisting, Pekon Kutadalom, Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus dan KKN Kependidikan Terintegrasi Unila di Pekon Kutadalom, Kecamatan gisting, Kabupaten Tanggamus.


(5)

MOTO

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.

(Q.S. Al-Insyirah:6)

Sekarang Allah telah meringankan kamu karena Dia mengetahui bahwa ada

kelemahan padamu. Maka jika di antara kamu ada seratus orang yang sabar,

niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus (orang musuh); dan jika

di antara kamu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka

dapat mengalahkan dua ribu orang dengan seizin Allah.

Allah beserta orang-orang yang sabar.

(QS. Al-Anfal:66)

Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja

keras (untuk urusan yang lain).


(6)

Dengan mengucapkan Alhamdulillah dan rasa bahagia atas nikmat yang diberi Allahsubhanahuwataala, kupersembahkan karya sederhana ini untuk orang-orang yang paling berharga dalam hidupku.

1. Ayahanda dan Ibunda tercintaku, Bapak Drs.Ibnu Hajar dan Ibu Nurmala Dewi yang tak henti-hentinya mencurahkan kasih sayang, mendidik dengan penuh cinta, dan berdoa dengan keikhlasan hati untuk keberhasilanku menggapai cita-cita serta selalu menanti keberhasilanku.

2. Adik-adik tersayangku Nadya Syafira dan Nabila Trisananda yang telah memberikan doa dan dukungan dalam menuntut ilmu serta menanti keberhasilanku.

3. Untuk keluarga besarku yang selalu menanti keberhasilanku.

4. Bapak dan Ibu dosen serta staf Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan almamater tercinta yang mendewasakanku dalam berpikir, bertutur, dan bertindak serta memberikan pengalaman yang tak terlupakan.


(7)

ix

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Komitmen Bergama Pada Novel Wo Ai Ni Allah Karya Vanny Chrisma dan Rancangan Pembelajarannya Di Sekolah Menengah Atas (SMA)” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Lampung.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis tentu telah banyak menerima masukan, arahan, bimbingan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak. Sehubungan dengan hal itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak berikut.

1. Dr. Bujang Rahman, M.Si. sebagai Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd. sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni serta sekaligus Pembahas atas kesediaan dan keikhlasannya memberikan bimbingan, saran, arahan dan motivasi yang diberikan selama penyusunan skripsi ini.

3. Drs. Kahfie Nazaruddin, M.Hum. sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Pembimbing II dan Pembimbing Akademik atas kesediaan dan keikhlasannya memberikan bimbingan, saran, arahan, dan motivasi yang diberikan selama penyusunan skripsi ini.


(8)

4. Dr. Munaris, M.Pd. sebagai Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, saran, arahan, motivasi dan bantuan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu dosen serta staf Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni kepada penulis untuk menyelesaikan studi.

6. orangtuaku tersayang Drs. Ibnu Hajar dan Nurmala Dewi yang selalu memberi semangat dan doa.

7. sahabat-sahabat seperjuanganku, Lia Annisa, Lismayana, Yunita Fitri Yanti, Fitayah Fatimah Ramadhani, Ayu Wandira, dan Rifany Maulidya yang selalu setia mendukungku dan memberiku semangat.

8. teman-teman seperjuangan di Batrasia angkatan 2011, Septiana Ningsih, S.Pd, Reni Apriyanti, Citra Winda Ulvia, Sulaiman, Nurdin Putra Jaya, Edi Parlindungan Tampubolon, Ahmad Farhan serta adik-adik dan kakak-kakak Batrasia yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

9. teman-teman KKN Kependidikan Terintegrasi dan PPL atas kebersamaan dan kenangan selama ini Praba Kurnia Dini Kalinda, Dita Apriyani, Leni Widya Ningsih, Laili Fauziah Sufi, Ocni Alfiah, Gatot Widya Anggara, Fiky Nazaruddin, Yogi Fitriani , dan Reni Hudya di Pekon Kutadalom, Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus.

10. seluruh keluarga besarku yang telah menyelipkan senyum dan doa untuk keberhasilanku.


(9)

xi Semoga Allahsubhanahuwataala membalas segala keikhlasan, amal, dan bantuan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi dunia pendidikan, khususnya Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Amin.

Bandarlampung, 08 September 2015


(10)

Tabel 2.1 Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa ... 10 Tabel 2.2 Jumlah Data Nilai-nilai Komitmen Beragama dalam Novel


(11)

(12)

(13)

(14)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

SANWACANA ... ix

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR SINGKATAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Ruang Lingkup Penelitian... 7

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Novel ... 8

2.2 Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran ... 10

2.3 Komitmen Beragama ... 12

2.3.1 Dimensi Komitmen Beragama... 14

2.3.1.1 Dimensi Keyakinan (Belief) ... 14

2.3.1.2 Dimensi Praktik (Practice) ... 15

2.3.1.3 Dimensi Pengalaman (Experience) ... 16

2.3.1.4 Dimensi Pengetahuan (Knowledge) ... 16

2.3.1.5 Dimensi Pengamalan (Consequence) ... 17

2.4 Rancangan Pembelajaran Novel di Sekolah Menengah Atas (SMA) ... 18

2.4.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 20

2.4.1.1 Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .... 20

2.4.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran ... 21

2.4.2 Tujuan Pembelajaran ... 25

2.4.3 Materi Pembelajaran... 25


(15)

xiii

2.4.5 Sumber Belajar ... 28

2.4.6 Penilaian Pembelajaran... 28

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian... 32

3.2 Data danSumber Data ... 33

3.3 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... 35

4.2 Pembahasan... 39

4.2.1 Dimensi Komitmen Beragama Tokoh Tan Tio ... 39

4.2.1.1 Dimensi Keyakinan(Belief) ... 40

4.2.1.2 Dimensi Pengalaman (Experience) ... 41

4.2.1.3 Dimensi Pengetahuan (Knowledge) ... 42

4.2.1.4 Dimensi Konsekuensi (Consequence) ... 45

4.2.2 Dimensi Komitmen Beragama Tokoh Mei Hwa... 45

4.2.2.1 Dimensi Keyakinan (Belief) ... 47

4.2.2.2 Dimensi Praktik (Practice) ... 48

4.2.2.3 Dimensi Pengalaman (Experience) ... 49

4.2.2.4 Dimensi Pengetahuan (Knowledge) ... 51

4.2.2.5 Dimensi Konsekuensi (Consequence) ... 53

4.2.3 Dimensi Komitmen Beragama Tokoh Amei Chan... 55

4.2.3.1 Dimensi Keyakinan (Belief) ... 56

4.2.3.2 Dimensi Praktik (Practice)... 58

4.2.3.3 Dimensi Pengalaman (Experience) ... 59

4.2.3.4 Dimensi Pengetahuan (Knowledge) ... 60

4.2.3.5 Dimensi Konsekuensi (Consequence) ... 62

4.2.4 Dimensi Komitmen Beragama Tokoh Ustadz Rohim... 64

4.2.4.1 Dimensi Keyakinan (Belief) ... 65

4.2.4.2 Dimensi Praktik (Practice)... 66

4.2.4.3 Dimensi Pengetahuan (Knowledge) ... 66

4.2.4.4 Dimensi Konsekuensi (Consequence) ... 68

4.2.5 Dimensi Komitmen Beragama Tokoh Biksu Yan Cin ... 70

4.2.5.1 Dimensi Keyakinan (Belief) ... 71

4.2.5.2 Dimensi Pengetahuan (Knowledge) ... 72

4.2.5.3 Dimensi Konsekuensi (Consequence) ... 73

4.2.6 Dimensi Komitmen Beragama Tokoh Liong San ... 74

4.2.6.1 Dimensi Keyakinan (Belief) ... 76

4.2.6.2 Dimensi Praktik (Practice) ... 77

4.2.6.3 Dimensi Pengalaman (Experience) ... 77

4.2.6.4 Dimensi Pengetahuan (Knowledge) ... 78

4.2.7 Dimensi Komitmen Beragama Tokoh Husain... 78

4.2.7.1 Dimensi Keyakinan(Belief) ... 79

4.2.7.2 Dimensi Praktik (Practice) ... 79

4.2.7.3 Dimensi Pengetahuan (Knowledge) ... 80


(16)

4.2.8 Dimensi Komitmen Beragama Tokoh Safiyah... 82

4.2.8.1 Dimensi Keyakinan (Belief) ... 83

4.2.8.2 Dimensi Praktik (Practice) ... 84

4.2.8.3 Dimensi Pengalaman (Experience) ... 84

4.2.8.4 Dimensi Pengetahuan (Knowledge) ... 85

4.2.8.5 Dimensi Konsekuensi (Consequence) ... 86

4.2.9 Komitmen Beragama Para TokohWo Ai Ni Allah... 88

4.2.10 Pendidikan Karakter Para TokohWo Ai Ni Allah... 92

4.2.11 Rancangan Pembelajaran di Sekolah Menengah Atas ... 95

4.2.11.1 Identitas Mata Pelajaran ... 96

4.2.11.2 Kompetensi Inti... 96

4.2.11.3 Kompetensi Dasar dan Indikator... 98

4.2.11.4 Tujuan Pembelajaran... 99

4.2.11.5 Materi Pembelajaran ... 100

4.2.11.6 Model Pembelajaran... 101

4.2.11.7 Media/alat,Bahan, danSumber Belajar... 101

4.2.11.8 Kegiatan Pembelajaran... 102

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 104

5.2 Saran... 105 DAFTAR PUSTAKA


(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehadiran sastra di era globalisasi saat ini merupakan suatu kegiatan yang kreatif dan imajinatif. Sastra diciptakan melalui kreativitas dari pencipta karya sastra itu sendiri. Karya sastra tidak mungkin tercipta jika para penulis tidak mempunyai kreativitas dan imajinasi yang baik untuk menghidupkan karya sastra tersebut. Sastra mempunyai fungsi ganda, yakni menghibur dan sekaligus bermanfaat bagi pembacanya (Horatius dalam Budianta, dkk., 2006:19). Membaca karya sastra memang tidak hanya untuk kesenangan. Sebabnya, karya sastra sesungguhnya juga merupakan miniatur kehidupan dengan berbagai persoalannya. Novel adalah salah satu karya sastra yang di dalamnya berisi tentang pelajaran kehidupan, karena pada dasarnya karya sastra mengandung ajaran moral estetika, dan berbagai hal yang menyangkut tata pergaulan sesama umat manusia.

Suroto (1989:19) mengungkapkan novel hanya menceritakan salah satu segi kehidupan sang tokoh yang benar-benar istimewa yang mengakibatkan terjadinya perubahan nasib. Apakah itu segi cintanya, ketamakannya, kerakusannya, keperkasaannya, dan lain-lain. Sudah tentu di dalam satu segi itu terdapat beberapa peristiwa kehidupan yang dialami sang tokoh sehingga ia sampai mengalami perubahan jalan hidup. Selain itu juga karya sastra memberikan pesan


(18)

moral yang berwujud nilai keagamaannya. Nilai-nilai keagamaan sangat mempengaruhi perilaku dan tindakan manusia baik yang dilakukan secara perorangan maupun kelompok. Ukuran penilaian perilaku dan tindakan ini dikenakan bagi perbuatan-perbuatan yang sifatnya pribadi semata-mata diserahkan dengan cara mempertimbangkan dan atas kemauan orang itu sendiri untuk melakukannya atau dapat dikatakan bagaimana seseorang itu berkomitmen dalam agama yang sebenarnya untuk keuntungan seseorang itu sendiri dalam melakukan sesuatu dalam berperilaku atau bertindak.

Nilai religius atau keagamaan juga masuk dalam 18 nilai pendidikan karakter Kurikulum 2013, yaitu nilai sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Mengingat di era globalisasi ini siswa mempunyai kecenderungan dalam dirinya untuk mencontoh dan meniru perbuatan atau tindakan orang lain yang berada dilingkungannya, itulah salah satu nilai yang terpenting ditanamkan pada diri siswa untuk mengembangkan kepribadian mereka melalui komitmen dalam beragama. Dalam kehidupan manusia, seseorang berkomitmen berbeda-beda tentang ajaran agamanya, dan dalam komitmen beragama ini mempunyai lima aspek-aspek dimensi, yaitu dimensi keyakinan (belief), dimensi praktik (practice), dimensi pengalaman (experience), dimensi pengetahuan (knowledge), dan dimensi pengamalan/ konsekuensi (consequence).

Nilai keagamaan dalam karya sastra sangat diperlukan karena sastra tumbuh dari sesuatu yang bersifat religius. Dengan adanya nilai yang bersifat religius, dapat


(19)

3 memberi kesadaran batin untuk membuat kebaikan, dan perlu ditanamkan kesadaran tentang pemahaman dan penghayatan terhadap nilai keagamaan terutama pada zaman globalisasi sekarang ini sangat diperlukan sebuah karya fiksi berupa novel yang memiliki nilai keagamaan untuk berkomitmen sebagai pembangun iman.

Salah satu karya sastra yang dapat diajarkan di SMA adalah novel. Kita tahu perkembangan novel di Indonesia cukup pesat, terbukti dengan banyaknya novel-novel baru yang diterbitkan. Dalam sebuah novel-novel, kita tidak hanya menemukan satu nilai saja, tetapi bermacam-macam nilai yang akan disampaikan oleh pengarangnya. Sebuah novel menawarkan model kehidupan yang mengandung penerapan moral dalam sikap dan perilaku tokoh dalam cerita novel tersebut. Melalui cerita, pembaca diharapkan dapat mengambil hikmah dari pesan-pesan yang disampaikan dalam novel tersebut. Perlu diingat bahwa karya sastra tidaklah semuanya baik, khususnya novel karena tidak semua novel mengandung nilai moral, pendidikan, budaya, dan agama. Oleh karena itu, suatu keharusan bagi guru Bahasa dan Sastra Indonesia untuk memilih, membaca, memahami, dan menilai karya sastra (novel) yang pantas untuk dibelajarkan kepada anak didiknya.

Sejalan dengan Kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas bagi peserta didik untuk mencapai sebuah tujuan. Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 mengandung dua karakteristik utama, yakni bahwa (1) proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal yang menghendaki aktivitas siswa untuk berpikir dan (2) pembelajaran diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan


(20)

kemampuan berpikir siswa, yang pada gilirannya kegiatan berpikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri (Abidin, 2014:2).

Kegiatan pembelajaran dalam Kurikulum 2013 yang dilakukan guru di kelas meliputi tiga tahap, yaitu perencanaan pembelajaran yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran (RPP), pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup, dan penilaian pembelajaran yang dilakukan berdasarkan penilaian autentik (Authentic Assessment). Kegiatan pembelajaran ini yang dapat menekankan bagaimana cara agar tercapainya tujuan pembelajaran tersebut.

Alasan penulis memilih novel yang bersifat religius Wo Ai Ni Allah karya Vanny Chrisma sebagai subjek penelitian karena novel ini baik untuk diperkenalkan kepada siswa karena dalam novel ini siswa dapat berimajinasi dan dapat terarahkan dalam menegakkan nilai keagamaan. Novel ini mengisahkan pencarian seseorang tentang keberadaan Tuhan. Figur gadis Cina dalam novel ini adalah cermin kerinduan yang tak terperikan dikalangan atheis yang tak tahu mau ke manakah jalan hidupnya. sangat tepat untuk menjadi bahan penelitian yang dikaitkan dengan bagaimana seseorang itu berkomitmen dalam ajaran agamanya. Dalam novel tersebut Vanny Chrisma banyak menyampaikan pesan-pesan yang religius yang dapat memberi pencerahan melalui tokohnya kepada pembaca, sehingga para pembaca dapat mengambil hikmah dari nilai-nilai yang disampaikan oleh pengarang. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk menganalisis komitmen beragama pada novel Wo Ai Ni Allah karya Vanny


(21)

5 Chrisma dan bagaimanakah merancang pembelajarannya di sekolah menengah atas.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas terdapat rumusan masalah dalam penelitian ini adalah“Bagaimana komitmen beragama pada tokoh dalam novel Wo Ai Ni Allah

karya Vanny Chrisma dan rancangan pembelajarannya di sekolah menengah atas (SMA)?”yang akan diteliti adalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah komitmen beragama pada pada tokoh dalam novel Wo Ai Ni Allah yang meliputi: dimensi keyakinan (belief), dimensi praktik (practice), dimensi pengalaman (experience), dimensi pengetahuan (knowledge), dan dimensi konsekuensi (consequence)?

2. Bagaimanakah rancangan pembelajaran siswa Sekolah Menengah Atas (SMA)?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Mendeskripsikan komitmen beragama apa yang terkandung dalam novel

Wo Ai Ni Allahkarya Vanny Chrisma.

b. Mendeskripsikan bagaimana merancang pembelajaran novel Wo Ai Ni Allahkarya Vanny Chrisma di Sekolah Menengah Atas (SMA).


(22)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis.

1. Secara Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperdalam materi bahasa dan sastra Indonesia, khususnya materi menganalisis teks novel yang dapat di lihat dimensi-dimensi komitmen beragamanya dalam penokohan pada novel.

2. Secara Praktis

Secara praktis hasil-hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai data dasar bagi peneliti lainnya yang sejenis untuk memperkaya studi sastra, khususnya mengenai komitmen dalam beragama pada novel Wo Ai Ni Allah. Selain itu, penelitian ini bermanfaat untuk,

a) menjadi masukan bagi para guru di SMA sebagai alternatif dalam memilih bahan ajar yang terdapat nilai keagamaannya untuk berkomitmen dalam beragama yang dapat dilihat pada novel,

b) membantu siswa SMA dalam mengapresiasi aspek-aspek komitmen dalam beragama pada novelWo Ai Ni Allahkarya Vanny Chrisma,

c) meningkatkan pemahaman dan apresiasi pembaca karya sastra khususnya pada novelWo Ai Ni Allahkarya Vanny Chrisma, dan

d) sebagai tambahan referensi, khususnya untuk penelitian di bidang pendidikan bahasa dan sastra Indonesia.


(23)

7 1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah komitmen dalam beragama pada novel

Wo Ai Ni Allah karya Vanny Chrisma, diterbitkan oleh Citra Media Pustaka, Yogyakarta, cetakan pertama dan rancangan pembelajarannya di Sekolah Mengengah Atas (SMA), untuk mengidentifikasi dimensi-dimensi dalam komitmen beragama yang terdapat dalam novel tersebut, dalam penelitian ini penulis berpedoman pada pendapat Glock, Charles dan Rodney Stark (1974:14) dengan indikator yang meliputi lima macam dimensi keberagamaan dalam komitmen beragama, yaitu, dimensi keyakinan (belief), dimensi praktik (practice), dimensi pengalaman (experience), dimensi pengetahuan (knowledge), dan dimensi konsekuensi (consequence).


(24)

BAB II

LANDASAN TEORI

Landasan teori berisikan teori-teori yang menjadi landasan dalam penelitian. Dengan adanya teori-teori akan memperkokoh pemahaman sebelum melakukan penelitian. Dalam bab ini terdapat tentang pengertian novel, pendidikan karakter, pengertian komitmen beragama dan rancangan pembelajaran novel di SMA.

2.1 Pengertian Novel

Salah satu bentuk karya sastra adalah novel. Novel merupakan suatu karya sastra yang bersifat fiktif dan imajinatif. Kata novel berasa dari bahasa latin novellus

yang diturunkan pula dari kata novies yang berarti „baru’. Dikatakan „baru’ karena apabila dibandingkan dengan jenis-jenis sastra lainnya seperti puisi, drama, dan lain-lainnya, maka jenis novel ini muncul kemudian (Tarigan, 2011:167).

Novel merupakan suatu karya fiksi, yaitu karya dalam bentuk kisah atau cerita yang melukiskan tokoh-tokoh dan peristiwa-peristiwa rekaan (Aziez dan Abdul Hasim, 2010:2). Atau menurut pengertian Yelland (dalam Aziez dan Abdul Hasim, 2010:3) novel merupakan bentuk pengungkapan dengan cara langsung, tanpa meter atau rima dan tanpa irama yang teratur. Novel tidak berbentuk begitu saja, dalam novel bisa dijumpai elemen-elemen puitis ataupun mencantumkan puisi di dalamnya.


(25)

9

Dalam “The American College Dictionary” novel adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang yang tertentu, yang melukiskan para tokoh, gerak serta adegan kehidupan nyata yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut. Virgina Wolf mengatakan bahwa sebuah roman atau novel ialah terutama sekali sebuah eksplorasi atau suatu kronik penghidupan; merenungkan dan melukiskan dalam bentuk yang tertentu, pengaruh, ikatan, hasil, kehancuran, atau tercapainya gerak-gerik manusia (Tarigan, 2011:167).

Novel sebagai sebuah karya fiksi menawarkan sebuah dunia, dunia yang berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia imajinatif, yang dibangun melalui berbagai unsur instrinsiknya seperti peristiwa plot, tokoh (dan penokohan), latar, sudut pandang, dan lain-lain yang kesemuanya juga bersifat imajinatif (Nurgiyantoro, 2013:5). Novel ialah suatu karangan prosa yang bersifat cerita yang menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dari kehidupan orang-orang dalam tokoh cerita (H.B. Jassin dalam Suroto, 1989:19).

Tarigan (1896:165) menjelaskan berdasarkan segi jumlah kata, maka biasanya suatu novel mengandung kata-kata yang berkisar antara 35.000 buah sampai tak terbatas jumlahnya. Novel juga memiliki kelebihan yang khas yaitu, kemampuannya menyampaikan permasalahan yang komplek secara penuh, mengkreasikan sebuah dunia yang “jadi” (Nurgiyantoro, 2013:13).

Berdasarkan beberapa pendapat pakar di atas, penulis menyimpulkan bahwa novel adalah sebuah karya fiksi yang melukiskan para tokoh tentang cerita kehidupannya, dan bersifat imajinatif yang dibangun dari unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik.


(26)

2.2 Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran

Pembelajaran karakter ditujukan untuk membangun karakter pada diri siswa. Wujud karakter tersebut adalah nilai-nilai yang dipandang, baik dalam konteks universal maupun dalam konteks keindonesiaan yakni nilai-nilai yang berbasis budaya bangsa (Abidin, 2012:67). Kemendiknas (dalam Abidin, 2012: 67-68) merumuskan 18 nilai karakter yang harus dikembangkan pada diri anak selama pembelajaran.

Table 2. 1

Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

No Nilai Deskripsi

1 Religius

Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

2 Jujur

Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

3 Toleransi

Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

4 Disiplin

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

5 Kerja Keras

Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh- sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

6 Kreatif

Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

7 Mandiri

Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

8 Demokratis Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan


(27)

11 11 orang lain.

9 Rasa Ingin Tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

10 Semangat Kebangsaan

Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

11 Cinta Tanah Air

Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsa.

12 Menghargai Prestasi

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

13 Bersahabat/ Komunikatif

Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.

14 Cinta Damai

Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.

15 Gemar Membaca

Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

16 Peduli Lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

17 Peduli Sosial

Sikap dan tindakan yang selalu ingin member bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

18 Tanggung Jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya, Negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Penerapan pendidikan karakter untuk peserta didik dilakukan agar peserta didik dapat terbentuk perilaku yang terpuji, sejalan dengan nilai-nilai karakter diatas.


(28)

2.3 Komitmen Beragama

Komitmen adalah terjemahan langsung kata commitment. Akar katanya adalah

commit yang berasal dari bahasa latin committere. Kata ini berarti untuk menghubungkan, dan mempercayakan. Seseorang dikatakan mempunyai atau menunjukkan komitmen antara lain ketika ia bertindak sesuai dengan apa yang dikatakannya. Komitmen ditunjukkan oleh keselarasan (congruency) antara niat (intent), perkataan (words) dan perbuatan atau tindakan (action). Orang yang mempunyai komitmen tinggi terhadap agamanya cenderung memandang kehidupan dan berbagai persoalannya dengan kacamata agama dan sistem nilai yang dikandungnya (http://prociding.lppm.unisba.ac.id/index.php/sosial/article/

viewfile/104/54 diakses 31 Maret 2015, 20:26 WIB).

Kata agama dalam bahasa Arab di kenal dengan kata Dien, dan dalam bahasa Eropa di kenal dengan kata Religi (Syafe’i, 2009:51). Agama adalah ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan manusia dan manusia serta lingkungannya. Dengan demikian, berarti agama membawa peraturan-peraturan yang merupakan hukum yang harus dipatuhi oleh setiap orang. Secara psikologis, kenyataan agama memang demikian menguasai diri seorang dan membuatnya tunduk, dan patuh kepada Tuhan dengan cara-cara ritual yang telah diatur oleh agama itu. dan agama juga membawa kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan oleh seseorang, sebaliknya apabila kewajiban-kewajiban itu tidak dijalankan, merupakan pelanggaran dan akan mendapatkan balasan kemurkaan dari Tuhan bagi penganutnya. Demikian halnya, apabila dikerjakan akan mendapatkan balasan yang baik dari Tuhan (Syafe’i, 2009:52).


(29)

13 13 Seseorang yang berkomitmen pada agamanya adalah seseorang yang memegang teguh pendirian tentang ajaran agamanya walaupun banyak perbedaan-perbedaan ajaran agamanya. Masalah-masalah yang terjadi pada pengertian agama itulah yang menimbulkan komitmen. Suatu dimensi dalam beragama, karena dimensi satu agama itulah yang menunjukkan jati diri seseorang dalam memilih satu keyakinan. Worthington mendefinisikan komitmen agama sebagai the degree to which a person adheres to his or her religious values, belief, and practice and uses them in daily living. Hill dan Hood menyatakan bahwa komitmen beragama dapat dilihat dalam sejumlah gejala, antara lain: (1) keanggotaan dan keterlibatan seseorang dalam suatu organisasi keagamaan, (2) tingkat pertisipasi seseorang dalam suatu aktivitas keagamaan atau praktik peribadatan, (3) sikap terhadap suatu kejadian atau pengalaman keagamaan, dan (4) keyakinan terhadap ajaran dan pandangan-pandangan mendasar keagamaan (http://prociding.lppm.

unisba.ac.id/index.php/sosial/article/viewfile/104/54 diakses 31 Maret 2015,

20:26 WIB).

Keberagamaan diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan manusia. Aktivitas beragama bukan hanya terjadi ketika seseorang melakukan perilaku ritual (beribadah), tapi juga ketika melakukan aktivitas lain yang di dorong oleh kekuatan supranatural. Bukan hanya yang berkaitan dengan aktivitas yang tampak dan dapat dilihat mata, tapi juga aktivitas yang tampak dan terjadi dalam hati seseorang. Karena itu, keberagamaan seseorang akan meliputi berbagai macam sisi atau dimensi (Ancok dan Suroso, 2011:76).


(30)

2.3.1 Dimensi Komitmen Beragama

Keberagamaan diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan manusia. Aktivitas beragama bukan hanya terjadi ketika seseorang melakukan perilaku ritual (beribadah), tapi juga ketika melakukan aktivitas lain yang didorong oleh kekuatan supranatural. Bukan hanya yang berkaitan dengan aktivitas yang tampak dan dapat dilihat mata, tapi juga aktivitas yang tampak dan terjadi dalam hati seseorang. Karena itu, keberagamaan seseorang akan meliputi berbagai macam sisi atau dimensi (Ancok dan Suroso, 2011:76).

Charles dan Rodney Stark (1974:14) mengungkapkan aspek-aspek komitmen beragama dalam lima macam dimensi, yaitu dimensi keyakinan (belief), dimensi praktik (practice), dimensi pengalaman (experience), dimensi pengetahuan (knowledge), dan dimensi konsekuensi (consequence).

2.3.1.1 Dimensi Keyakinan (Belief)

Dimensi ini berisi pengharapan-pengharapan bagi orang-orang religius yang berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan mengakui kebenaran doktrin-doktrin tersebut. Setiap agama mempertahankan seperangkat kepercayaan agar para penganut diharapkan akan taat. Walaupun demikian, isi dan ruang lingkup keyakinan itu bervariasi tidak hanya di antara agama-agama, tetapi seringkali juga di antara tradisi-tradisi dalam agama yang sama.

Jadi dapat disimpulkan, dimensi keyakinan adalah tingkatan sejauh mana orang menerima hal yang dogmatik di dalam agama mereka masing-masing. Seperti keyakinan adanya nabi, malaikat, surga, neraka, dan hari kiamat.


(31)

15 15 2.3.1.2 Dimensi Praktik (Practice)

Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan, ketaatan, dan hal-hal yang dilakukan orang untuk menunjukkan komitmen terhadap agama yang dianutnya. Praktik- praktik keagamaan ini terdiri atas dua kelas penting, yaitu:

a. Ritual

Mengacu kepada seperangkat ritus, tindakan keagamaan formal dan praktik- praktik suci yang semua mengharapkan para pemeluk melaksanakan. Misalnya, dalam Kristen sebagian dari pengharapan ritual itu diwujudkan dalam kebaktian gereja, persekutuan suci, baptis, perkawinan dan semacamnya.

b. Ketaatan

Ketaatan dan ritual bagaikan ikan dengan air, meski ada perbedaan penting. Apabila aspek ritual dari komitmen sangat formal dan khas publik, semua agama yang di kenal juga mempunyai perangkat tindakan persembahan dan kontemplasi personal yang relatif spontan, informal, dan khas pribadi. Ketaatan di lingkungan penganut Kristen diungkapkan melalui sembahyang pribadi, membaca injil dan barangkali menyanyi himne bersama-sama.

Jadi dapat disimpulkan, dimensi praktik adalah tingkatan sejauh mana seseorang mengerjakan kewajiban ritual di dalam agamanya. Dimensi praktik meliputi perilaku ritual, ketaatan, yang dilakukan seseorang untuk menunjukkan komitmen terhadap agama yang dianutnya.


(32)

2.3.1.3 Dimensi Pengalaman (Experience)

Dimensi ini berisikan dan memperhatikan fakta bahwa semua agama mengandung pengharapan-pengharapan tertentu, meski tidak tepat jika dikatakan bahwa seseorang yang beragama dengan baik pada suatu waktu akan mencapai pengetahuan subjektif dan langsung mengenai kenyataan terakhir (kenyataan terakhir bahwa ia akan mencapai suatu kontak dengan kekuatan supranatural). Seperti telah kita kemukakan, dimensi ini berkaitan dengan pengalaman keagamaan, perasaan-perasaan, persepsi-persepsi, dan sensasi-sensasi yang dialami seseorang atau didefinisikan oleh suatu kelompok keagamaan (atau masuatu masyarakat) yang melihat komunikasi, walaupun kecil, dalam esensi ketuhanan, yaitu dengan Tuhan, kenyataan terakhir, dengan otoritas transedental.

Jadi dapat disimpulkan dimensi pengalaman berisikan pengalaman-pengalaman unik dan spektakuler yang merupakan keajaiban yang datang dari Tuhan. Keterlibatan ini berkaitan dengan pengalaman keagamaan, perasaan-perasaan (rasa atau keadaan batin sewaktu menghadapi sesuatu) dan sensasi-sensasi (rasa yang merangsang emosi) yang dialami seseorang.

2.3.1.4 Dimensi Pengetahuan (Knowledge)

Dimensi ini mengacu pada harapan-harapan bahwa orang-orang yang beragama paling tidak memiliki sejumlah minimal pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci dan tradisi-tradisi. Dimensi pengetahuan dan keyakinan jelas berkaitan satu sama lain karena, pengetahuan mengenai suatu keyakinan adalah syarat bagi penerimaannya. Walaupun demikian keyakinan tidak perlu diikuti dengan syarat pengetahuan, juga semua pengetahuan agama


(33)

17

tidak selalu bersandar pada keyakinan. Lebih jauh, seseorang dapat berkeyakinan bahwa kuat tanpa benar-benar memahami agamanya, atau kepercayaan bisa kuat atas dasar pengetahuan yang amat sedikit.

Jadi dapat disimpulkan, dimensi pengetahuan agama mengacu pada tingkatan sejauh mana seseorang memiki pengetahuan tentang ajaran agama dan aktivitasnya di dalam menambah pengetahuan ajaran agamanya. Aspek dimensi pengetahuan agama ini berkaitan dengan pengetahuan atau pemahaman seseorang terhadap ajaran-ajaran agamanya.

2.3.1.5 Dimensi Konsekuensi (Consequence)

Konsekuensi komitmen agama berlainan dari keempat dimensi yang dibicarakan di atas. Dimensi ini mengacu pada identifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktik, pengalaman, dan pengetahuan seseorang dari hari ke hari. Istilah ”kerja” dalam pengertian teologis (kepercayaan keagamaan) digunakan disini. Walaupun agama banyak menggariskan bagaimana pemeluknya seharusnya berpikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-sehari, tidak sepenuhnya jelas sebatas mana konsekuensi-konsekuensi agama merupakan bagian dari komitmen keagamaan atau semata-mata berasal dari agama, atau dapat dikatakan dimensi pengemalan mencakup sejauh mana perilaku seseorang dimotivasikan oleh ajaran agamanya.

Jadi dapat disimpulkan memahami ajaran-ajaran agama dengan sebaik-baiknya, merupakan komitmen manusia terhadap agamanya. Jika mereka telah mengetahui pengetahuan yang cukup tentang ajaran agamanya, bisa terlihat bagaimana


(34)

komitmen mereka terhadap ajaran-ajaran agama yang tercermin dalam sikap dan perilaku mereka. Agama tidak hanya mencakup satu dimensi saja, namun dimensi agama harus berjalan dengan berbagai dimensi lainnya yang saling berkaitan erat. Jika hanya salah satu saja yang dijalankan dalam beragama, maka orang tersebut belum berkomitmen dalam agamanya secara utuh.

2.4 Rancangan Pembelajaran

Pembelajaran yang menugaskan siswa untuk membuat sesuatu di dalam kegiatan belajar mengajar harus direncanakan sedemikian sehingga siswa dapat mencapai tujuan dari pembelajaran tersebut. Pembelajaran yang diteliti pada hal ini adalah pembelajaran novel. Novel termasuk dalam karya sastra. Karya sastra memang tidak hanya sekedar untuk dinikmati, tetapi perlu juga dimengerti, dihayati, dan ditafsirkan. Untuk menghadirkan pemahaman tersebut diperlukan apresiasi sastra. Dalam hal ini apresiasi biasanya akan memberikan tolak ukur atau kriteria apa yang dapat dijadikan pegangan penilaian, disamping uraian mengenai nilai-nilai yag terdapat dalam karya sastra yang sedang diapresiasi. Sejalan dengan kondisi ini, pembelajaran sastra di sekolah sering juga disebut pembelajaran apresiasi sastra. Hal ini disebabkan pembelajaran yang dilakukan bukan hanya bertujuan agar siswa mengetahui sastra melainkan lebih jauh bertujuan agar siswa mampu menemukan makna yang terkandung dalam karya sastra. Usaha menemukan makna yang terkandung dalam karya sastra salah satunya dapat dilakukan melalui kegiatan mengapresiasikan karya sastra (Abidin, 2012:211).


(35)

19

Novel sebagai bagian dari karya sastra merupakan alternative bahan pelajaran yang masuk dalam komponen dasar kegiatan belajar-mengajar di SMA atau sekolah lain yang sederajat. Pembelajaran sastra (khususnya novel) di sekolah sangat penting. Dalam karya sastra (novel) banyak pelajaran-pelajaran dan nilai- nilai positif yang dapat dijadikan bahan dalam kehidupan bermasyarakat bila pembaca menghayati dan mempelajari isi novel, pembaca merasa ikut dalam adegan cerita tersebut.

Dalam mengelola pembelajaran, guru sebagai manajer melaksanakan berbagai langkah kegiatan, salah satunya adalah merancang pembelajaran dengan mengintegrasikan nilai religius dalam perencanaan pembelajaran yang disusun untuk memenuhi harapan dan tercapainya tujuan pembelajaran. Perencanaan yang dimaksud yakni suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipasif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang ditetapkan (Uno, 2008:2). Perencanaan atau perancangan (desain) ini sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Oleh karena itu, pembelajaran memusatkan perhatian pada “bagaimana membelajarkan siswa”, dan bukan pada “apa yang dipelajari siswa” (Uno, 2008:2-3). Perencanaan proses pembelajaran meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yang memuat sekurang- kurangnya tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.


(36)

2.4.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai suatu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup rencana pembelajaran paling luas mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri atas satu atau beberapa indikator untuk satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan disatuan pendidikan (Rusman, 2012). Dalam pedoman umum pembelajaran kurikulum 2013 disebutkan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah program perencanaan yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kali pertemuan. RPP dikembangkan berdasarkan silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi dasar. Adapaun manfaat dari RPP adalah:

a. Sebagai panduan dan arahan proses pembelajaran

b. Untuk memperediksi keberhasilan yang akan dicapai dalam proses pembelajaran

c. Untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi d. Untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar secara optimal

e. Untuk mengorganisisr kegiatan pembelajaran secara sistematis (Kurniasih dan Sani, 2014:1-2).

2.4.1.1 Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rusman (2012:5) mengatakan, dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terdapat komponen yang harus diketahui oleh guru dalam pembelajaran di kelas.


(37)

21

a. Identitas mata pelajaran, meliputi satuan pendidikan, kelas, semester, program studi, mata pelajaran (tema pelajaran), dan jumlah pertemuan.

b. Perumusan Indikator disesuaikan dengan KI dan KD, serta kesesuaian dengan kata kerja operasional melalui kompetensi yang diukur.

c. Tujuan pembelajaran, menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.

d. Pemilihan materi ajar disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, karakteristik peserta didik, dan alokasi waktu.

e. Pemilihan sumber belajar yang disesuaikan dengan KI dan KD, pendekatan

scientific, dan karakteristik peserta didik.

f. Pemilihan media belajar disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, materi dan pendekatan scientific, serta karakteristik peserta didik.

g. Model pembelajaran disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan pendekatan

scientific.

h. Skenario pembelajaran dengan menampilkan kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Disesuaikan dengan pendekatan scientific, penyajian sistematikan materi, alokasi waktu dengan cakupan materi.

i. Penilaian disesuaikan dengan teknik dan bentuk penilaian autentik dengan indikator pencapaian kompetensi, kunci jawaban dengan soal, dan kesesuaian penskoran dengan soal.

2.4.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran

Setelah melakukan kegiatan perencanaan pembelajaran, untuk melaksanakan perencanaan tersebut, terdapat tahapan dalam pelaksanaan pembelajaran, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.


(38)

1. Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan adalah langkah awal guru untuk melaksanakan pembelajaran, bisa berupa apersepsi dan motivasi sebagai berikut.

a. Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman peserta didik atau pembelajaran sebelumnya.

b. Mengajukan pertanyaan menantang. c. Menyampaikan manfaat pembelajaran.

d. Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan materi pembelajaran.

2. Penyampaian kompetensi dan rencana kegiatan dijabarkan sebagai berikut.

a. Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta didik.

b. Menyampaikan rencana kegiatan misalnya, individual, kerja kelompok, dan melakukan observasi.

Dari kegiatan pendahuluan tersebut, guru bisa melakukan hal-hal yaang berkaitan dengan kegiatan apersepsi dan motivasi serta penyampaian kompetensi dan rencana kegiatan, agar pembelajaran menjadi kondusif sesuai dengan yang guru harapkan.

2. Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan kegiatan yang guru lakukan ketika proses pembelajaran dimulai, pada kegiatan inti pembelajaran dilakukan untuk mencapai tujuan yang dilakukan secara aktif menjadi pencari informasi, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik psikologis siswa.


(39)

23

Dalam kegiatan inti pembelajaran yang diterapkan pada kurikulum 2013, guru harus memperhatikan kompetensi yang terkait dengan sikap seperti jujur, teliti, kerjasama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai pendapat orang lain yang terdapat dalam silabus dan RPP. Kegiatan inti pembelajaran menggunaakan pendekatan saintifik, yang meliputi mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Penjelasan sebagai berikut.

a. Mengamati

Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas dan bervariasi kesempatan siswa untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi siswa untuk melakukan pengamatan sesuai dengan materi yang diajarkan.

b. Menanya

Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada siswa untuk bertanya mengenai materi pembelajaran yang sudah dilihat dan diamati. Dalam kegiatan ini, guru perlu membimbing siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang hasil pengamatan objek materi yang kongkrit sampai kepada pertanyaan yang bersifat faktual dan bersifat hipotetik. Guru yang efektif mampu menginsipirasi siswa untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu siswanya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan dari muridnya, ketika itu pula guru mendorong siswanya untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.


(40)

c. Mengeksplorasi

Dalam mengeksplorasi, siswa secara aktif untuk menjelajah sekitar kehidupan siswa yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Siswa melakukan observasi untuk memeroleh pengetahuan dan siswa dapat berpikir logis dan sistematis melalui fakta yang berkaitan dengan materi pembelajaran.

d. Mengasosiasikan

Tindak lanjut dari kegiatan bertanya dan observasi adalah siswa menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui cara-cara yang baik. Tindak lanjut yang dilakukan dapat berupa membaca buku yang berkaitan dengan materi, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti atau melakukan eksperimen. Dari menemukan informasi tersebut, siswa menemukan keterkaitan informasi dengan informasi lainnya, dan menyimpulkan.

e. Mengomunikasikan

Mengomunikasikan yang dimaksud adalah siswa menyampaikan hasil pengamatan, informasi, berdasarkan hasil observasi yang dilakukan siswa, baik tertulis maupun tidak tertulis.

3. Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut (Amri, 2013: 52).


(41)

25

2.4.2 Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran perlu dibuat guru apabila indikator mengandung tuntutan kerja yang belum operasional (tidak mudah diukur). Hal in yang menentukan perlunya dibuat tujuan pembelajaran adalah jika materi dalam indikator terlalu luas. Selain itu ada kalanya dalam indikator terkandung tuntutan keterampilan yang lain. Pada prinsipnya, tujuan pembelajaran (instructional objective) adalah perilaku hasil belajar yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu. Atau bisa juga sebagai tujuan perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh peserta didik sesuai kompetensi (Kurniasih dan sani, 2014:14).

2.4.3 Materi Pembelajaran

Materi Pelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Materi pelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai dengan kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh peserta didik. Ini mengisyaratkan bahwa, materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya Kompetensi Inti dan kompetensi dasar, serta tercapainya indikator kompetensi yang diharapkan (Kurniasih dan Sani, 2014:10).

Materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Inti


(42)

(KI), dan Kompetensi Dasar (KD) pada standar isi yang harus dipelajari oleh siswa dalam rangka mencapai kompetensi yang telah ditentukan (Amri, 2013:82). Dalam materi pembelajaran novel terdapat pada silabus yaitu,

Nama Sekolah : SMA/MA

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas : XII

Semester : Genap

KD : 3.3 Menganalisis teks novel baik melalui lisan maupun tulisan.

Materi Pokok : • Menganalisis teks novel

Dalam praktek pengajaran sastra yang sebenarnya, guru tidak dapat atau mudah memilih bahan pelajaran sastra untuk para siswanya. Kemampuan untuk dapat memilih bahan pengajaran sastra ditentukan oleh berbagai macam faktor, antara lain: berapa banyak karya sastra yang tersedia di perpustakaan sekolahnya, kurikulum yang harus diikuti, persyaratan bahan yang harus diberikan agar dapat menempuh tes hasil belajar akhir tahun, serta masih banyak faktor yang lain yang harus dipikirkan oleh pengajar bahasa dan sastra di sekolah menengah. Terkadang, bahan yang ditentukan dari atasan lewat kurikulum, kurang sesuai dengan lingkungan siswa. Agar dapat memilih bahan pengajaran sastra yang tepat, beberapa aspek perlu dipertimbangkan. Tiga aspek penting yang tidak boleh dilupakan jika kita ingin memilih bahan pengajaran sastra, yaitu: pertama dari sudut bahasa, kedua dari segi kematangan jiwa (psikologi), dan ketiga dari sudut latar belakang kebudayaan para siswa (Rahmanto,1988:27).


(43)

27

2.4.4 Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, computer, kurikulum, dan lain-lain (Amri, 2013:34). Model pembelajaran menawarkan struktur dan pemahaman desain pembelajaran dan membuat para pengembang pembelajaran memahami masalah, merinci masalah, ke dalam unit-unit yang mudah diatasi, dan menyelesaikan masalah pembelajaran (Yulaenawati dalam Abidin, 2012:30).

Dalam pembelajaran guru diharapkan mampu memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Di mana dalam pemilihan model pembelajaran meliputi pendekatan suatu model pembelajaran yang luas dan menyeluruh (Amri, 2013:5). Variabel dalam model pembelajaran pada kurikulum 2013 diklasifikasikan menjadi tiga.

1. Problem Based Learning merupakan pembelajaran yang penyampaiannya dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan- pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, dan membuka dialog. Permasalahan yang dikaji hendaknya merupakan permasalahan kontekstual yang ditemukan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari (Sani, 2014:129).

2. Project Based Learning merupakan pendekatan, strategi, atau metode pembelajaran yang berpusat pada siswa, bersifat antardisiplin ilmu (integrasi mata pelajaran), dan berjangka panjang. Project based learning (PjBL) merupakan strategi belajar mengajar yang melibatkan siswa untuk mengerjakan sebuah


(44)

proyek yang bermanfaat untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat atau lingkungan. Melalui metode proyek ini, siswa akan memiliki hasil kerja dirinya yang diperoleh dari belajar, karya ini berupa produk akhir dari aktivitas belajar (Sani, 2014:171-172).

3. Discovery Learning merupakan metode pembelajaran kognitif yang menuntut guru lebih kreatif menciptakan situasi yang dapat membuat peserta didik belajar aktif menemukan pengetahuan sendiri (Sani, 2014:97-98).

2.4.5 Sumber Belajar

Sumber belajar merupakan rujukan yang seharusnya berasal dari berbagai sumber yang nantinya harus dianalisis dan mengumpulkan materi yang sesuai untuk dikembangkan dalam bentuk bahan ajar. Pada prinsipnya, sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data orang dan wujud tertentu yag dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.

2.4.6 Penilaian Pembelajaran

Penilaian pembelajaran dilakukan guru untuk menilai dan menentukan efektivitas dan keberhasilan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Penilaian dalam pembelajaran dalam Kurikulum 2013 meliputi penilaian autentik atau bisa dikatakan penilaian yang sebenarnya. Penilaian autentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Secara konseptual penilaian autentik lebih bermakna secara signifikan dibandingkan dengan tes


(45)

29 29 pilihan ganda terstandar sekali pun. Penilaian tersebut mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan.

Penilaian autentik yang digunakan pada Kurikulum 2013, ada teknik dan instrumen yang digunakan guru untuk menilai pembelajaran siswa. Penilaian yang digunakan berupa penilaian kompetensi sikap, penilaian kompetensi pengetahuan, dan penilaian kompetensi keterampilan.

1. Penilaian Kompetensi Sikap

Penilaian kompetensi sikap merupakan sebuah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui perilaku siswa dalam pembelajaran. Sikap yang dinilai guru yaitu, bertanggung jawab, jujur, kreatif, dan santun. Penilaian tersebut diantaranya sebagai berikut.

a. Observasi merupakan teknik yang dilakukan secara berkesinambungan, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. b. Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta siswa

mengemukakan dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.

c. Penilaian antar siswa merupakan teknik penilaian dengan meminta siswa untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antar peserta didik.

d. Portofolio merupakan catatan siswa mengenai informasi pengamatan dan observasi yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.


(46)

2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan

Kompetensi pengetahuan dinilai melalui tes tertulis, tes lisan, dan penugasan. a. Instrumen tes tertulis berupa soal dan pertanyaan yang disesuaikan dengan materi yang diajarkan pada saat pelaksanaan pembelajaran. Instrumen uraian dilengkapi dengan pedoman penskoran.

b. Instrumen lisan yang berupa pertanyaan yang diajukan guru dan pertanyaan siswa dengan siswa lainnya.

c. Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah atau proyek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.

3. Penilaian Kompetensi Keterampilan

Kompetensi keterampilan yang dinilai oleh guru kepada siswa melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut siswa untuk mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.

a. Tes praktik yang merupakan tes menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.

b. Proyek yang memuat tugas-tugas belajar yang diberikan oleh guru yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan baik tertulis maupun secara lisan.

c. Penilaian portofolio merupakan penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya siswa dalam bidang tertentu yang


(47)

31 31 bersifat reflektif integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya (Sani, 2014:204-206).

Dalam hal ini, penulis merancang pembelajaran agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik. Penulis juga merancang bagaimana pengajaran sastra di sekolah mampu mengapresiasi karya sastra ditinjau dari aspek-aspek komitmen beragamanya. Novel Wo Ai Ni Allah karya Vanny Chrisma diharapkan dapat membantu kepekaan siswa terhadap informasi adanya nilai-nilai keagamaan dalam berkomitmen, khususnya kepekaan perilaku negatif atau positif dalam komitmen beragama lewat menganalisis karya sastra yaitu novel. Novel Wo Ai Ni Allah karya Vanny Chrisma dianalisis untuk diketahui isinya yang kemudian diketahui bagaimana rancangan pembelajarannya sebagai alternatif bahan pengajaran sastra Indonesia di Sekolah Menengah Atas (SMA).


(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab 3 ini berisikan metode penelitian yang digunakan dalam mengumpulkan data, dan selain itu dijelaskan data dan sumber datanya, serta teknik pengumpulan data dan analisis data dalam penelitian.

3.1 Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Semi (2012:30-31) mengemukakan bahwa salah satu ciri penelitian kualitatif itu bersifat deskriptif, artinya dalam penelitian ini data terurai dalam bentuk kata-kata atau gambar-gambar, bukan dalam bentuk angka-angka. Data umumnya berupa pencatatan, bukan dalam bentuk angka-angka. Penelitian kualitatif ini tentu saja tidak untuk penelitian bidang teknologi dan eksakta. Penelitian kualitatif lebih sesuai untuk penelitian hal-hal yang bersangkut paut dengan masalah kultur dan nilai-nilai, seperti sastra. Dikatakan penelitian sastra lebih sesuai dengan penelitian kualitatif adalah bahwa sastra merupakan suatu bentuk karya kreatif, yang harus diberikan interpretasi (Semi, 2012:34).


(49)

✂ ✂

3.2 Data dan Sumber Data

Data dan sumber data pada penelitian ini adalah kualitatif. Ratna (2013:47) menjelaskan dalam ilmu sastra, sumber data dari penelitian kulitatif adalah karya atau naskah, sedangkan data penelitiannya sebagai data formal adalah kata-kata, kalimat, dan wacana.

Jadi, data dalam penelitian ini adalah kutipan-kutipan berupa kata-kata maupun kalimat dalam novel berjudul Wo Ai Ni Allah karya Vanny Chrisma, sedangkan sumber data dalam penelitian ini berupa novel yang berjudul Wo Ai Ni Allah

karya Vanny Chrisma. Novel tersebut diterbitkan pada tahun 2014, cetakan pertama, yang terdiri dari 21 bab dengan jumlah halaman 366, dan diterbitkan oleh penerbit Citra Media Pustaka Yogyakarta.

3.3 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis data

Teknik pengumpulan data dan analisis data dalam penelitian ini adalah analisis teks. Langkah-langkah yang dilakukan penulis untuk megumpulkan dan menganalisis data dalam novel Wo Ai Ni Allah karya Vanny Chrisma adalah sebagai berikut.

1. Membaca novel Wo Ai Ni Allah karya Vanny Chrisma secara keseluruhan dengan seksama.

2. Mengidentifikasi data yang terdapat dalam novelWo Ai Ni Allahkarya Vanny Chrisma yang berkaitan dengan komitmen beragama.

3. Mengelompokkan kutipan teks tersebut berdasarkan kelima aspek dalam dimensi komitmen beragama, yaitu dimensi keyakinan (belief), dimensi


(50)

praktik (practice), dimensi pengalaman (experiensial), dimensi pengetahuan (knowledge), dan dimensi pengamalan/konsekuensi (consequence).

4. Menandai data yang terdapat dalam novel Wo Ai Ni Allah karya Vanny Chrisma yang berkaitan dengan komitmen dalam agamanya.

5. Mendeskripsikan bagaimanakah komitmen beragama pada novel Wo Ai Ni Allahkarya Vanny Chrisma.

6. Mendeskripsikan rancangan pembelajaran novelWo Ai Ni Allah karya Vanny Chrisma dalam pembelajaran sastra di SMA.

7. Menyimpulkan hasil analisis mengenai komitmen beragama dan rancangan pembelajaran yang terdapat dalam novel Wo Ai Ni Allah karya Vanny Chrisma.


(51)

✆04

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan analisis dari ungkapan-ungkapan para tokoh dalam novel Wo Ai Ni Allah karya Vanny Chrisma yang mengandung komitmen dalam beragama yang termasuk dalam lima dimensi, yaitu dimensi keyakinan, dimensi praktik, dimensi penghayatan, dimensi pengetahuan, dan dimensi konsekuensi yang telah diuraikan pada bab IV, dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Novel Wo Ai Ni Allah karya Vanny Chrisma mengandung aspek-aspek pada komitmen dalam beragama. Nilai-nilai keagamaan seseorang saat berkomitmen pada novel tersebut umumnya diungkapkan oleh pengarang secara konkret melalui perilaku para tokoh.

2. Komitmen dalam beragama pada novel Wo Ai Ni Allahkarya Vanny Chrisma menunjukkan aspek-aspek apa saja yang termasuk dalam komitmen beragama. Pengarang sudah menggambarkan bagaimana seseorang yakin terhadap kebenaran ajaran agamanya, kepatuhan seseorang dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan ritual sebagaimana sudah dianjurkan oleh agamanya, berperilaku yang dimotivasikan oleh ajaran agamanya, pengetahuan terhadap ajaran-ajaran agamanya yang termuat dalam kitab sucinya, serta dimana seseorang itu merasakan dan mengalami perasaan-perasaan dan pengalaman-pengalaman religius.


(52)

3. Aspek-aspek komitmen dalam beragama pada novel Wo Ai Ni Allah karya Vanny Chrisma lebih cenderung mengungkapkan tentang dimensi pengetahuan dibandingkan dengan dimensi-dimensi lainnya, karena dalam novel tersebut pengarang lebih banyak mendeskripsikan dimensi pengetahuan melalui perilaku para tokohnya. Dapat dilihat pada bab sebelumnya, keluarga Tuan Tan selalu bertanya untuk menambah pengetahuan tentang agamanya yang akan mereka imani, dan tokoh lainnya sangat menguasai pengetahuan didalam ajaran-ajaran agamanya yang sudah mereka anut.

4. Pembelajaran menganalisis teks novel baik melalui lisan maupun tulisan yang dibelajarkan kepada siswa kelas XII semester 2 yang terdapat dalam silabus Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 dapat dibuat rancangannya yang dikaitkan dengan hasil penelitian tentang komitmen beragama pada novel Wo Ai Ni Allah Karya Vanny Chrisma untuk memahami isi teks tersebut dan menginterpretasikan makna teks dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

5.2 Saran

berdasarkan penelitian tersebut, peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut.

1. Komitmen dalam beragama pada novel Wo Ai Ni Allah karya Vanny Chrisma yang mencakup dimensi keyakinan, dimensi praktik, dimensi penghayatan, dimensi pengetahuan, dan dimensi konsekuensi, hendaknya diajarkan kepada siswa kelas XII di SMA atau sederajat. Hal tersebut sesuai dengan Kurikulum 2013, dengan Kompetensi Dasar (KD) Menginterpretasi makna teks novel baik secara lisan maupun tulisan


(53)

✞06 dengan materi pokok teks penggalan novel dan Interpretasi makna teks novel.

2. Dalam usaha membentuk dan mengajarkan pribadi siswa yang baik dan melalui pengajaran sastra, terutama untuk mengajarkan nilai-nilai komitmen dalam beragama pada sebuah novel maka guru Bahasa dan Sastra Indonesia hendaknya menyuruh siswanya untuk membaca novelWo Ai Ni Allahkarya Vanny Chrisma secara keseluruhan bukan ringkasannya saja.

3. Bagi pembaca umum yang membaca skripsi ini, terutama para remaja SMA yang gemar membaca karya sastra, novel Wo Ai Ni Allah karya Vanny Chrisma baik sekali untuk dibaca agar siswa dapat memetik dan mengambil pelajaran dari nilai-nilai positif yang terkandung didalamnya, khususnya nilai-nilai keagamaan untuk berkomitmen dalam beragama yang termasuk dalam dimensi-dimensi tersebut, serta mengambil teladan dari perilaku-perilaku yang digambarkan pengarang melalui para tokohnya, dan guna menambah wawasan tentang keagamaan secara universal.


(54)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Refika Aditama.

Amri, Sofan. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.

Ancok, Djamaludin dan Fuat Nasori.S. 2011. Psikologi Islami. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azies, Furqonul dan Abdul Hasim. 2010. Menganalisis Fiksi Perkenalan Sastra. Bogor: Ghalia Indonesia.

Budianta, Melanie. Dkk. 2006. Membaca Sastra (Pengantar Memahami Sastra Untuk Perguruan Tinggi). Magelang: Indonesia Tera Anggota IKAPI.

Chrisma W, Vanny. 2014. Wo Ai Ni Allah. Yogyakarta: Citra Media Pustaka. http://prociding.lppm.unisba.ac.id/index.php/sosial/article/viewfile/104/54

diakses 31 Maret 2015, 20:26 WIB

Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014. Perancangan Pembelajaran Prosedur Pembuatan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang sesuai dengan Kurikulum 2013. ….: Kata Pena.

Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius. Ratna, Nyoman Kutha. 2013. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi

Kurikulum 2013. Jakarta: Paragonatama Jaya.

Semi, M. Atar. 2012. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa. Stark Rodney dan Charles Y. Glock. 1974. American Piety: The Nature of


(55)

108

Suroto. 1989. Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Syafe’I, Imam. 2009. Manusia, Ilmu dan Agama. Jakarta: Quantum Press. Tarigan, Henry Guntur. 2011. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung:

Angkasa.

Uno, Hamzah B. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Sinar Grafika Offset.


(1)

✄ ☎ praktik (practice), dimensi pengalaman (experiensial), dimensi pengetahuan (knowledge), dan dimensi pengamalan/konsekuensi (consequence).

4. Menandai data yang terdapat dalam novel Wo Ai Ni Allah karya Vanny Chrisma yang berkaitan dengan komitmen dalam agamanya.

5. Mendeskripsikan bagaimanakah komitmen beragama pada novel Wo Ai Ni Allahkarya Vanny Chrisma.

6. Mendeskripsikan rancangan pembelajaran novelWo Ai Ni Allah karya Vanny Chrisma dalam pembelajaran sastra di SMA.

7. Menyimpulkan hasil analisis mengenai komitmen beragama dan rancangan pembelajaran yang terdapat dalam novel Wo Ai Ni Allah karya Vanny Chrisma.


(2)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan analisis dari ungkapan-ungkapan para tokoh dalam novel Wo Ai Ni Allah karya Vanny Chrisma yang mengandung komitmen dalam beragama yang termasuk dalam lima dimensi, yaitu dimensi keyakinan, dimensi praktik, dimensi penghayatan, dimensi pengetahuan, dan dimensi konsekuensi yang telah diuraikan pada bab IV, dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Novel Wo Ai Ni Allah karya Vanny Chrisma mengandung aspek-aspek pada komitmen dalam beragama. Nilai-nilai keagamaan seseorang saat berkomitmen pada novel tersebut umumnya diungkapkan oleh pengarang secara konkret melalui perilaku para tokoh.

2. Komitmen dalam beragama pada novel Wo Ai Ni Allahkarya Vanny Chrisma menunjukkan aspek-aspek apa saja yang termasuk dalam komitmen beragama. Pengarang sudah menggambarkan bagaimana seseorang yakin terhadap kebenaran ajaran agamanya, kepatuhan seseorang dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan ritual sebagaimana sudah dianjurkan oleh agamanya, berperilaku yang dimotivasikan oleh ajaran agamanya, pengetahuan terhadap ajaran-ajaran agamanya yang termuat dalam kitab sucinya, serta dimana seseorang itu merasakan dan mengalami perasaan-perasaan dan pengalaman-pengalaman religius.


(3)

✝05 3. Aspek-aspek komitmen dalam beragama pada novel Wo Ai Ni Allah karya Vanny Chrisma lebih cenderung mengungkapkan tentang dimensi pengetahuan dibandingkan dengan dimensi-dimensi lainnya, karena dalam novel tersebut pengarang lebih banyak mendeskripsikan dimensi pengetahuan melalui perilaku para tokohnya. Dapat dilihat pada bab sebelumnya, keluarga Tuan Tan selalu bertanya untuk menambah pengetahuan tentang agamanya yang akan mereka imani, dan tokoh lainnya sangat menguasai pengetahuan didalam ajaran-ajaran agamanya yang sudah mereka anut.

4. Pembelajaran menganalisis teks novel baik melalui lisan maupun tulisan yang dibelajarkan kepada siswa kelas XII semester 2 yang terdapat dalam silabus Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 dapat dibuat rancangannya yang dikaitkan dengan hasil penelitian tentang komitmen beragama pada novel Wo Ai Ni Allah Karya Vanny Chrisma untuk memahami isi teks tersebut dan menginterpretasikan makna teks dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

5.2 Saran

berdasarkan penelitian tersebut, peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut.

1. Komitmen dalam beragama pada novel Wo Ai Ni Allah karya Vanny Chrisma yang mencakup dimensi keyakinan, dimensi praktik, dimensi penghayatan, dimensi pengetahuan, dan dimensi konsekuensi, hendaknya diajarkan kepada siswa kelas XII di SMA atau sederajat. Hal tersebut sesuai dengan Kurikulum 2013, dengan Kompetensi Dasar (KD) Menginterpretasi makna teks novel baik secara lisan maupun tulisan


(4)

dengan materi pokok teks penggalan novel dan Interpretasi makna teks novel.

2. Dalam usaha membentuk dan mengajarkan pribadi siswa yang baik dan melalui pengajaran sastra, terutama untuk mengajarkan nilai-nilai komitmen dalam beragama pada sebuah novel maka guru Bahasa dan Sastra Indonesia hendaknya menyuruh siswanya untuk membaca novelWo Ai Ni Allahkarya Vanny Chrisma secara keseluruhan bukan ringkasannya saja.

3. Bagi pembaca umum yang membaca skripsi ini, terutama para remaja SMA yang gemar membaca karya sastra, novel Wo Ai Ni Allah karya Vanny Chrisma baik sekali untuk dibaca agar siswa dapat memetik dan mengambil pelajaran dari nilai-nilai positif yang terkandung didalamnya, khususnya nilai-nilai keagamaan untuk berkomitmen dalam beragama yang termasuk dalam dimensi-dimensi tersebut, serta mengambil teladan dari perilaku-perilaku yang digambarkan pengarang melalui para tokohnya, dan guna menambah wawasan tentang keagamaan secara universal.


(5)

88

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Refika Aditama.

Amri, Sofan. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.

Ancok, Djamaludin dan Fuat Nasori.S. 2011. Psikologi Islami. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azies, Furqonul dan Abdul Hasim. 2010. Menganalisis Fiksi Perkenalan Sastra. Bogor: Ghalia Indonesia.

Budianta, Melanie. Dkk. 2006. Membaca Sastra (Pengantar Memahami Sastra Untuk Perguruan Tinggi). Magelang: Indonesia Tera Anggota IKAPI.

Chrisma W, Vanny. 2014. Wo Ai Ni Allah. Yogyakarta: Citra Media Pustaka. http://prociding.lppm.unisba.ac.id/index.php/sosial/article/viewfile/104/54

diakses 31 Maret 2015, 20:26 WIB

Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014. Perancangan Pembelajaran Prosedur Pembuatan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang sesuai dengan Kurikulum 2013. ….: Kata Pena.

Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius. Ratna, Nyoman Kutha. 2013. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi

Kurikulum 2013. Jakarta: Paragonatama Jaya.

Semi, M. Atar. 2012. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa. Stark Rodney dan Charles Y. Glock. 1974. American Piety: The Nature of


(6)

Suroto. 1989. Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Syafe’I, Imam. 2009. Manusia, Ilmu dan Agama. Jakarta: Quantum Press. Tarigan, Henry Guntur. 2011. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung:

Angkasa.

Uno, Hamzah B. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Sinar Grafika Offset.