ANALISIS KINERJA JARINGAN JALAN DI PROVINSI LAMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN PEMODELAN TRANSPORTASI
ABSTRAK
ANALISIS KINERJA JARINGAN JALAN DI PROVINSI LAMPUNG
DENGAN MENGGUNAKAN PEMODELAN TRANSPORTASI
Oleh
INTAN BONITA LUMBAN GAOL
Provinsi Lampung dengan ibukota Bandar Lampung adalah wilayah yang
menyimpan potensi serta fokus pada pengembangan lahan. Dalam rangka
mengakomodasi kebutuhan pelayanan angkutan dimasa datang perlu adanya
pengembangan Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan untuk konektivitas semua
moda transportasi dimana pengembangan itu sendiri memerlukan acuan agar
terdapat kesinambungan perencanaan dengan keterbatasan anggaran Pemerintah
Provinsi Lampung. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola pergerakan dan
dampak penerapan kebijakan terkait jaringan transportasi yang ada di Provinsi
Lampung dan mengetahui pengaruh rencana pengembangan Jaringan Transportasi
dengan skenario Dermaga, Tol Sumatera, Jalur Kereta Api, Bandara, Jembatan
Selat Sunda.
Wilayah penelitian adalah ruas jalan provinsi dan jalan nasional di Provinsi
Lampung dengan jumlah 131 ruas jalan dan dalam pemodelan ini sebanyak 40
zona internal dan 3 zona eksternal di Provinsi Lampung. Data MAT tahun 2009
yang dipakai merupakan data sekunder yang diperoleh berdasarkan data survey
harian menggunakan Metode Furness untuk mendapatkan jumlah pergerakan pada
rencana penerapan kebijakan. Analisis data pada penelitian menggunakan program
SATURN dan menitikberatkan pada kondisi sebelum dan sesudah revitalisasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pola pergerakan menunjukkan
adanya pola pergerakan menerus pada orang dari Provinsi Palembang ke Pulau
Jawa atau sebaliknya tahun 2014 sebesar 8 juta penumpang pertahun dan dari
Bengkulu ke Pulau Jawa dan sebaliknya sebesar 0,7 juta penumpang pertahun, (2)
semua skenario meningkatkan kinerja jalan terutama setelah pembangunan Jalur
Kereta Api dan Pembangunan Tol Sumatera dengan perubahan nilai VCR dari 0,83
menjadi 0,45 pada simpang Asahan-Simpang Mesuji D saat pembangunan Tol
Sumatera dan perubahan VCR dari 1,29 menjadi 0,45 pada simpang Terbanggi
Besar-Bandar Jaya, (3) perlu dilakukannya rencana pengembangan jaringan jalan
pada jaringan Lalulintas dan Angkutan Jalan, Jaringan Kereta Api, Jaringan
Penyeberangan, Jaringan Laut dan Jaringan Udara di Provinsi Lampung.
Kata kunci : kinerja jalan, matrik asal tujuan, pola pergerakan, Provinsi Lampung
ABSTRACT
ANALYSIS OF STREET NETWORK ABILITY ON LAMPUNG
PROVINCE USING TRANSPORTATION MODELLING
By
INTAN BONITA LUMBAN GAOL
Lampung Province with Bandar Lampung as its capital city has area that has
potention and focus on land development. On the purpose of future transportation
service requirement accomodation, traffic network and public transportation
development are needed, it is needed to connect all transportation modes. With
limited budget of Lampung Province, this kind of development needs reference, so
it can have integrated planning. The purpose of this reasearch are to recognise the
movement pattern and the effect of wisdom application that relates to
transportation network on Lampung Province, and to recognise the effect of
development planning on transportation network with scenario of jetty, Sumatera
Toll, railway, airport, and Sunda Strait Bridge.
Domain of the research are province street and national street in Lampung
Province, those have 131 street segments. And this modelling has 40 internal zone
and 3 eksternal zone on Lampung Province. Data of Origin Destination Matrix on
2009, which used in this reasearch are secondary data that obtain from daily survey
data with Furness Method to get the sum of movement on wisdom application
planning. Data analysis in this research uses SATURN program and makes the pre
condition and post revitalisation as an emphasis.
The result of the research are (1) Amount of movement patterns show a continous
movement pattern of people from Palembang to Java Island and vice versa on 2014
is 8 million passengers for a year and from Bengkulu to Java Island and vice versa
is 0,7 million passengers for a year, (2) All of scenarios increase street
performance, especially after railway and Sumatera Toll development. After
railway development, value of VCR changes from 0,83 to 0,45 on Simpang
Asahan-Simpang Mesuji D. And the effect of Sumatera Toll development is value
of VCR changes from 1,29 to 0,45 on Simpang Terbanggi Besar-Bandar Jaya, (3)
Development of street network planning on traffic network and public
transportation, railway, acrossing network, sea network, and air network on
Lampung Province are needed.
Keyword : street ability, origin destination matrix, movement pattern, Lampung
Province
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pringsewu pada tanggal 25 Agustus
1993, merupakan anak kedua dari lima bersaudara dari
pasangan Bapak H. Lumban Gaol dan Ibu Nurlina
Sinambela, yang dibesarkan dengan penuh perhatian, kasih
sayang dan dukungan penuh dari Keluarga.
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Fransiscus Pringsewu
pada tahun 2005. Selama bersekolah di SD Fransiskus Pringsewu, penulis
berperan aktif dalam kegiatan Paduan Suara. Penulis menyelesaikan Sekolah
Menengah Pertama Xaverius Pringsewu pada tahun 2008. Di sekolah ini penulis
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan menjadi anggota Karya Ilmiah Remaja
(KIR) Praja Muda Karana (Pramuka).
Kemudian menyelesaikan Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Pringsewu pada tahun 2011.
Di SMA Negeri 1
Pringsewu penulis menjadi Sekretaris Karya Ilmiah Remaja (KIR), menjadi
anggota di Lomba Cepat Tepat (LCT), dan juga penulis menjadi juara II dalam
Olimpiade Matematika se-Kabupaten Pringsewu pada tahun 2010.
Pada Tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikan sebagai Mahasiswi Fakultas
Teknik Jurusan Teknik Sipil, Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN
(Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) Undangan. Selama menjadi
Mahasiswi penulis berkecimpung di dunia organisasi dalam kampus dan menjadi
ketua bidang penelitian dan pengembangan (Litbang) di Himpunan Mahasiswa
Teknik Sipil (HIMATEKS) pada tahun 2012, penulis juga merupakan sekretaris
bidang hubungan masyarakat di Unit Kegiatan Mahasiswa Kristen (UKM-K)
Universitas Lampung pada tahun 2013, sebagai anggota Forum Komunikasi
Mahasiswa Kristen Fakultas Teknik (FKMK-FT), sebagai anggota penelitian dan
pengembangan (Litbang) pada Klub Selam Anemon MIPA Universitas Lampung
dan saat ini menjabat sebagai Staff Adhoc pada organisasi AIESEC. Penulis juga
menjadi penyaji makalah yang berjudul “Pengaruh Pemilihan Kebijakan
Pelebaran Luas Jalan dan Pengoperasian BRT (Bus Rapid Transit) terhadap
Pengurangan Kemacetan Lalu Lintas di Jalan Teuku Umar Kota Bandar
Lampung” pada Simposium Internasional FSTPT (Forum Studi Transportasi
Antar Perguruan Tinggi) ke-XVI yang diadakan di Solo pada Oktober 2013.
Pada bidang akademik penulis pernah menjadi asisten dosen mata kuliah
Matematika I pada tahun 2012, asisten Matematika II pada tahun 2012, Asisten
Matematika III pada tahun 2013, asisten dosen mata kuliah Mekanika Bahan
(Mekban) pada tahun 2013, asisten Hidrologi pada tahun 2013, asisten Mekanika
Rekayasa I pada tahun 2013, asisten Mekanika Rekayasa II pada tahun 2013,
asisten Konstruksi Baja I pada tahun 2013. Selain itu, penulis juga menjadi
surveyor dalam Penelitian Rencana Pengembangan Pelabuhan Panjang PT.
Pelindo II yang dilakukan oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun
2013. Penulis melaksanakan Kerja Praktik (KP) di Proyek Pembangunan Graving
Dock dan Pengembangan Dermaga Noahtu di Jln. Alamsyah Ratu Prawiranegara
km 12, Srengsem Panjang, Bandar Lampung selama tiga bulan pada periode
Januari - April 2014. Setelah melakukan KP, penulis melaksanakan Program
Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sedampah Indah Kecamatan Balik Bukit
Kabupaten Lampung Barat pada Agustus 2014 selama tiga puluh delapan hari
dengan Program Kerja Pembangunan Mikrohidro.
PERSEMBAHAN
Puji Syukurku ku panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan berkat dan anugerahNya kepadaku.
Sebagai perwujudan rasa kasih sayang, cinta,
dan hormatku secara tulus,
Aku mempersembahkan karya ini kepada:
Papaku tersayang H. Lumban Gaol
Mamaku tercinta Frau Nurlina Sinambela
Kakakku Bintang Putra Halilintar Prajabatono Lumban Gaol (Bang
Bintang), ketiga adikku Oscar Vilalba Lumban Gaol (Oscar),
Bungaran Tua Lumban Gaol (Aran), dan Juan Pembangun Lumban
Gaol (Sindol) serta,
Keluarga besar yang telah memberikan dukungan dan doa serta
harapan demi keberhasilanku kelak
Almamamaterku tercinta Teknik Sipil Angkatan 2011
Universitas Lampung
Moto
Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel
dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu,
sebab Aku, TUHAN, Allahmu, Kudus.
(Imamat 19:2)
Hidup adalah kesederhanaan, memberi dan
mengasihi
(Intan Bonita Lumban Gaol)
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisis Kinerja Jaringan Jalan di Provinsi Lampung dengan Menggunakan
Pemodelan Transportasi”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat akademis
untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik pada Fakultas Teknik Universitas
Lampung.
Terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari hambatan yang datang
baik dari dalam ataupun luar diri penulis. Penulisan skripsi ini juga tidak lepas
dari bimbingan dan bantuan serta arahan dari berbagai pihak, oleh karena itu
Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1.
Bapak Prof. Drs. Suharno, B. Sc., M. S., M. Sc., Ph. D., selaku Dekan
Fakultas Teknik, Universitas Lampung
2.
Bapak Ir. Idharmahadi, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Teknik, Universitas Lampung.
3.
Ibu Dr. Rahayu Sulistyorini, S. T., M. T., selaku Dosen Pembimbing Utama
terima kasih atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran dan
kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini serta sebagai ibu dan tempat
penulis mencurahkan isi hati, dan juga terima kasih atas pengajaran dan
pengalaman yang telah dibagikan kepada penulis selama ini.
4.
Bapak Ir. Dwi Heryanto, M.T., selaku Dosen Pembimbing Kedua atas
bimbingan dan pengarahannya yang sangat berharga dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
5.
Bapak Ir. Syukur Sebayang, M.T., selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan kritikan dan masukan yang luar biasa untuk menyempurnakan
skripsi ini.
6.
Bapak Aleksander Purba, S. T., M. T. Dan Bapak Ir. Dwi Heryanto, M.T.,
selaku Pembimbing Akademik (PA), terimakasih atas saran, masukan, dan
motivasinya kepada penulis selama penulis menjadi Mahasiswa Teknik Sipil.
7.
Seluruh Dosen Jurusan Teknik Sipil yang telah mengajar dan memberikan
ilmu yang bermanfaat.
8.
Teristimewa untuk kedua orang tuaku tersayang Papa H. Lumban Gaol dan
Mamaku Nurlina Sinambela untuk doa, kasih sayang, dukungan, motivasi,
dan pengajaran yang telah diberikan sejak aku kecil hingga saat ini, yang
begitu berharga dan menjadi modal bagi kehidupanku.
9.
Kakakku Bintang Putra Halilintar Prajabatono Lumban Gaol (Bang Bintang),
ketiga adikku Oscar Vilalba Lumban Gaol (Oscar), Bungaran Tua Lumban
Gaol (Aran), dan Juan Pembangun Lumban Gaol (Sindol) terimakasih untuk
dukungan,kasih sayang, perhatian, dan canda tawa yang kalian hadirkan yang
membuatku menjadi lebih semangat.
10. Keluarga besarku yang selalu berdoa untukku serta dukungan dan
motivasinya, terimakasih untuk semuanya.
11. Sahabat terbaik sekaligus saudaraku yang selama tiga tahun terakhir ini
menemani dan mengisi hari–hari di hidupku Fera Lestari (Fera), Karina
Hardiyanti Ananta (Abeng), Oktaviany Widyawaty (Vivi), Anggarani Budi
Ribowo (Angga), Fajar Putra Sanjaya (Fajar), Dindha Amalia Syananta
(Dinda), Wiwik Agustina (Wiwik), Intan Novita Sianturi (Intan), Merry,
Nilam, Novri, Kak Leny, Ira Manyun, Mirnanda, Kak Nia, Kosan C3, Dek
Kezia, Dek Angel, Dek Ardian, Dek Keren terimakasih untuk saat–saat
berharga yang telah dihadirkan dan kebersamaan kita selama ini, terimakasih
telah menjadi semangat dalam penyusunan laporan kerja praktik dan
penyusunan skripsiku dan tugas–tugas selama perkuliahan, terimakasih telah
mengajarkan arti sebuah persahabatan selama ini kepadaku, kiranya kita bisa
menjadi sahabat selamanya.
12. Klub Anemon dan Organisasi Kepemudaan AIESEC EO Lampung LC
Bandung terimakasih telah memberikan pengalaman bertualang yang akan
selalu saya kenang.
13. Abang Kocu terimakasih untuk dukungan, doa, pengertian, perhatian,
pengorbanan dan kesabarannya.
14. Kak Sidhi Achmad atas bantuan dan pengetahuannya dalam menyelesaikan
skripsi ini.
15. Teman–teman Mahasiswa Teknik Sipil Angkatan 2011, yang tidak dapat
disebutkan satu persatu terimakasih untuk bantuan, kebersamaan, dan canda
tawa selama mengerjakan tugas, semoga kita tetap menjalin komunikasi yang
baik dalam semangat Teknik Satu Tak Bisa Terkalahkan.
16. Kakak tingkat serta adik tingkat Teknik Sipil angkatan 2005-2014
terimakasih untuk motivasi dan bantuannya selama ini.
17. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Apabila terdapat kekurangan dalam penulisan maupun pada penyusunan skripsi
ini, maka penulis menerima saran, masukan, dan kritik dari pembaca sebagai
perbaikan skripsi ini. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Bandar Lampung, Desember 2014
Penulis
Intan Bonita Lumban Gaol
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ..................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................3
C. Tujuan ..........................................................................................................3
D. Ruang Lingkup Pembahasan ........................................................................4
E. Sistematika Pembahasan .............................................................................4
II. LANDASAN TEORI
A. Gambaran Prasarana dan Sarana Transportasi Provinsi Lampung ..............6
B. Hubungan Tahapan Pemodelan terhadap Perencanaan Transportasi .........11
C. Sistem Transportasi Makro ........................................................................13
D. Pemodelan Interaksi Sistem Kegiatan dan Sistem Jaringan .......................18
1.
Daerah Kajian ...................................................................................18
2.
Zona ..................................................................................................19
E. Konsep Perencanaan Transportasi .............................................................21
1.
Bangkitan dan Tarikan Pergerakan ...................................................23
2.
Sebaran Pergerakan...........................................................................25
vi
a. Metode Konvensional .................................................................27
1. Metoda Langsung .................................................................30
2. Metoda Tidak Langsung .......................................................31
b. Metoda Tidak Konvensional .......................................................33
3.
Keterkaitan
Metode
Tidak
Konvensional
Terhadap
Model
Transportasi Empat Tahap ...............................................................35
4.
Pemilihan Moda Transportasi ...........................................................36
5.
Pemilihan Rute .................................................................................37
F. Program SATURN .....................................................................................40
1.
Umum ...............................................................................................40
2.
Struktur Model Pembebanan SATURN ..........................................41
III. METODOLOGI
A. Umum.........................................................................................................43
B. Penentuan Wilayah Studi ...........................................................................45
C. Pengumpulan Data .....................................................................................46
D. Pemodelan Dengan Paket Program SATURN ...........................................46
1. Persiapan Data Untuk Input Program ...................................................46
a. Zoning.............................................................................................46
b. Centroid ..........................................................................................46
c. Centroid Connector ........................................................................47
d. Node and Link ................................................................................47
e. Database.........................................................................................47
2. Proses Simulasi Dengan Paket Program SATURN .............................49
E. Skenario Kebijakan Penanganan ................................................................50
vii
1.
Skenario 1 (Eksisting) .............................................................51
2.
Skenario 2 (Pengembangan Dermaga Potensial) ....................51
3.
Skenario 3 (Pembangunan Jalan Tol Sumatera) .....................51
4.
Skenario 4 (Pengembangan Kereta Api) .................................53
5.
Skenario 4 (Pengembangan Bandara Potensial) .....................53
6.
Skenario 6 (Pembangunan Jembatan Selat Sunda ..................53
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengumpulan dan Pengolahan Data ...........................................................54
1.
Pembentukan Data Model Sistem Zon .............................................54
2.
Penentuan Node dalam Sistem Jaringan jalan ..................................57
3.
Data Model Sistem Jaringan Jalan ....................................................59
4.
Data Matriks Asal-Tujuan (MAT) ....................................................61
5.
Analisis Pertumbuhan .......................................................................62
6.
Validasi Data Matriks Asal Tujuan (MAT) ......................................64
B. Penyelesaian dengan Program SATURN ..................................................69
1.
Matriks Asal Tujuan (MAT) .............................................................69
2.
Database Jaringan Jalan ...................................................................70
3.
Pembebanan MAT Terhadap Jaringan .............................................73
4.
Pengeplotan Jaringan ........................................................................73
C. Pola Pergerakan dan Dampak Penerapan Kebijakan transportasi..............74
1.
Pola Pergerakan Penumpang dan Barang pada Kondisi Eksisting
(2014) ................................................................................................74
2.
Pola Pergerakan Penumpang dan Barang dengan Pengembangan
Pelabuhan (Tahun 2019) ...................................................................88
viii
3.
Pola pergerakan Penumpang dan Barang dengan Pengembangan
Jalan Tol (Tahun 2020) .....................................................................96
4.
Pola pergerakan Penumpang dan Barang dengan Pengembangan
Kereta Api (Tahun 2025) ................................................................103
5.
Pola pergerakan Penumpang dan Barang dengan Pengembangan
Bandara (Tahun 2030) ....................................................................110
6.
Pola pergerakan Penumpang dan Barang dengan Pengembangan
Jembatan Selat Sunda (Tahun 2035) ..............................................119
D. Cara Menentukan Rencana Pengembangan dan Pengaruh terhadap
Jaringan Transportasi di Provinsi Lampung.............................................124
1.
Jaringan Lalulintas dan Angkutan Jalan .........................................124
2.
Jaringan Kereta Api ........................................................................129
3.
Jaringan Penyebrangan ...................................................................131
4.
Jaringan Laut...................................................................................137
5.
Jaringan Udara ................................................................................138
V. PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................................140
B. Saran .........................................................................................................141
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN A
LAMPIRAN B
LAMPIRAN C
LAMPIRAN D
LAMPIRAN E
ix
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
2.1
Matriks Asal-Tujuan (MAT) (Tamin,2000) ........................................... 26
2.2
Klasifikasi Model Pemilihan Rute (Tamin,2000) .................................. 40
3.1
Alternatif dari Analisa Skenario ............................................................. 51
4.1
Pembagian Zona untuk Pemodelan ........................................................ 56
4.2
Nama Node Jaringan Jalan Provinsi Lampung ...................................... 58
4.3
Sebagian MAT Prior 2009 ..................................................................... 61
4.4
Sebagian Persiapan Furness MAT 2014 ................................................ 61
4.5
Sebagian MAT 2014 dengan metode Furness (hasil pengulangan ke-1) 62
4.6
Sebagian MAT 2014 Jam Puncak ........................................................... 62
4.7
Tingkat Pertumbuhan Total Perjalanan ................................................... 63
4.8
Perbandingan Arus Hasil Analisis dan Hasil Furness (orang/tahun) ...... 64
4.9
Perbandingan Arus Hasil Analisis dan Hasil Furness (ton/tahun) .......... 67
4.10
Matriks Asal tujuan Pergerakan Orang pada Tahun 2014 (satuan
orang/tahun) ............................................................................................ 76
4.11
Matriks Asal tujuan Pergerakan Barang pada Tahun 2014
(juta ton/tahun) ........................................................................................ 82
4.12
Besaran Volume per Segmen Jalan ......................................................... 85
4.13
Besaran Volume pada Tahun 2014 dan Tahun 2019 .............................. 86
4.15
Perbandingan Kondisi Pergerakan Orang Tanpa Penanganan Tahun 2014
dan Tahun 2019 dengan Kondisi Jika Dikembangan Pelabuhan Tahun
2019 ......................................................................................................... 92
4.16
Matriks Asal Tujuan Pergerakan Barang pada Tahun 2019 (satuan juta
ton/tahun) dengan Pengembangan Pelabuhan ......................................... 94
4.17
Volume di Jalan Tol ................................................................................ 99
4.18
Perbandingan Kondisi Pergerakan Orang Tanpa Penanganan Tahun 2014
dan Tahun 2020 dengan Kondisi Jika Dikembangkan Jalan Tol Tahun
2020 ........................................................................................................ 100
4.19
Matriks Asal Tujuan Pergerakan Orang pada Tahun 2025 (satuan
orang/tahun) ........................................................................................... 104
4.20
Matriks Asal Tujuan Pergerakan Barang pada Tahun 2025 (satuan
ton/tahun) ............................................................................................... 106
4.21
Matriks Asal Tujuan Pergerakan Orang pada Tahun 2030 (satuan
orang/tahun) ........................................................................................... 111
4.22
Perbandingan Nilai Volume dan VCR Kondisi DN di Tahun Skenario
Tersebut Direalisasikan dan DS per Skenario ........................................ 114
4.23
Matriks Asal Tujuan Pergerakan Barang pada Tahun 2030 (satuan
ton/tahun) ............................................................................................... 117
4.24
Perbandingan Nilai Volume dan VCR DN Vs DS Tahun 2030 (Skenario
Bandara) dan DN Vs DS di Tahun 2035 (Skenario JSS) ....................... 121
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1
Peta Jaringan Jalan Provinsi dan Nasional di Propinsi Lampung. .........
2.2
Peta Lokasi Pelabuhan Di Provinsi Lampung ........................................ 10
2.3
Sistem Transportasi Makro (Tamin,2000) ............................................. 14
2.4
Model Perencanaan Transportasi Empat Tahap (MPET) (Tamin ,2000) ...... 22
2.5
Metode Untuk Mendapatkan MAT ........................................................ 27
2.6
Posisi Estimasi MAT Dengan Data Arus Lalulintas Terhadap Model
8
Empat Tahap Perencanaan Transportasi ................................................ 36
2.7
Struktur Umum Model Pembebanan SATURN ..................................... 42
3.1
Diagram Alir Pelaksanaan Studi ............................................................ 44
3.2
Rencana Trase Kereta Api di Provinsi Lampung ................................... 53
4.1
Ploting Zona dengan 43 Centroid .......................................................... 57
4.2
Jaringan Jalan Provinsi Lampung .......................................................... 60
4.3
Grafik Perbandingan Arus Bangkitan dan Tarikan Orang Tahun 2014
4.4
Grafik Perbandingan Arus Bangkitan dan Tarikan Barang Tahun 2014 68
4.5
Matriks Asal Tujuan Untuk Jaringan Dalam Format SATURN ............ 69
4.6
Perintah sebelum Dimulai Blok Baru..................................................... 70
4.7
Blok Data Jaringan Buatan Provinsi Lampung ...................................... 71
4.8
Blok Koordinat Node Jaringan ............................................................... 72
4.9
Tampilan Jaringan Buatan Pada Program SATURN ............................. 74
4.10
Pola Pergerakan Orang Tahun 2014....................................................... 75
4.11
Pola Pergerakan Barang Tahun 2014 ..................................................... 80
4.12
Pembebanan MAT Orang ke Jaringan Jalan pada Tahun 2014 ............. 84
4.13
Pembebanan MAT Barang ke Jaringan Jalan pada Tahun 2014 ............ 87
4.14
Pola Pergerakan Orang dengan Skenario Pengembangan Pelabuhan Tahun
66
2019 ........................................................................................................ 88
4.15
Pembebanan MAT Orang ke Jaringan Jalan pada Tahun 2019 ............. 91
4.16
Desire Line Pergerakan Barang dengan Kondisi Pengembangan Pelabuhan
pada Tahun 2019 .................................................................................... 93
4.17
Hasil Pembebanan Angkutan Barang dengan Kondisi Pengembangan
Pelabuhan pada Tahun 2019 .................................................................. 96
4.18
Rencana Pembangunan Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar ............. 97
4.19
Pola Pergerakan Orang dengan Skenario Pengembangan Jalan Tol Tahun
2020 ........................................................................................................ 98
4.20
Pembebanan MAT Orang ke Jaringan Jalan pada Tahun 2020 ............. 98
4.21
Pola Pergerakan Barang dengan Skenario Pengembangan Jalan Tol Tahun
2020 ........................................................................................................ 101
4.22
Pola Pembebanan MAT Barang ke Jaringan dalam Tahun 2020........... 102
4.23
Rencana Pengembanagan Kereta Api .................................................... 103
4.24
Pola Pergerakan Orang dengan Rencana Pengembangan Kereta Api Tahun
2025 ........................................................................................................ 108
4.25
Pembebanan Perjalanan Orang dengan Rencana Pengembangan Kereta
Api Tahun 2025 ...................................................................................... 108
4.26
Desire Line Angkutan Barang dengan Pengembangan Kereta Api ........ 109
4.27
Hasil Pembebanan Angkutan Barang ke Jaringan jalan dengan
Pengembangan Kereta Api ..................................................................... 109
4.28
Pola Pergerakan Orang dengan Kondisi Pengembangan Bandara pada
Tahun 2030 ............................................................................................. 110
4.29
Pembebanan MAT Orang ke Jaringan Jalan dengan Kondisi
Pengembangan Bandara ......................................................................... 113
4.30
Pola Pergerakan Angkutan Barang dengan Kondisi Pengembangan
Bandara................................................................................................... 115
4.31
Hasil Pembebanan Angkutan Barang dengan Kondisi Pengembangan
Bandara................................................................................................... 116
4.32
Desire Line Angkutan Orang dengan Pengembangan Jembatan Selat
Sunda ...................................................................................................... 119
4.33
Hasil Pembebanan Angkutan Orang ke Jaringan jalan dengan
Pengembangan Jembatan Selat Sunda ................................................... 120
4.34
Desire Line Angkutan Barang dengan Pengembangan Jembatan Selat
Sunda ...................................................................................................... 122
4.35
Hasil Pembebanan Angkutan Barang ke Jaringan jalan dengan
Pengembangan Jembatan Selat Sunda ................................................... 123
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Provinsi Lampung berada antara 3º45’ dan 6º45’ Lintang Selatan serta
105º50’ dan 103º40’ Bujur Timur. Batas wilayah Provinsi Lampung sebelah
utara berbatasan dengan Provinsi Bengkulu dan Provinsi Sumatera Selatan, di
sebelah timur berbatasan dengan Laut Jawa, di sebelah selatan dengan Selat
Sunda dan di sebelah barat dengan Samudera Indonesia. Dengan posisi yang
demikian, Provinsi Lampung menjadi penghubung utama lalu-lintas Pulau
Sumatera dan Pulau Jawa maupun sebaliknya. Luas
wilayah Provinsi
Lampung meliputi areal daratan seluas 35.288,35 km², dengan luas perairan
laut (12 mil) 24.820,0 km² (41,2% dari total luas keseluruhan) termasuk
didalamnya luas perairan pesisir 16.625,3 km². Selain itu juga Lampung
memiliki luas perairan umum yang tersebar di kabupaten/kota, termasuk
pulau-pulau yang terletak pada bagian sebelah paling ujung tenggara pulau
Sumatera(www.wikipedia.org).
Provinsi Lampung dengan ibukota Bandar Lampung memiliki wilayah yang
relatif luas, dan menyimpan potensi serta fokus pada pengembangan lahan
bagi perkebunan besar seperti kelapa sawit, karet, padi, singkong, kakao, lada
2
hitam, kopi, jagung, tebu dll. Di
beberapa daerah pesisir, komoditas
perikanan seperti tambak udang lebih menonjol, bahkan untuk tingkat
nasional dan internasional. Selain hasil bumi, Lampung juga merupakan kota
pelabuhan, karena Lampung adalah pintu gerbang selatan untuk masuk ke
pulau Sumatra. Dari hasil bumi yang melimpah tumbuhlah banyak industriindustri seperti di daerah pesisir Panjang, daerah Natar, Tanjung Bintang dan
Bandar Jaya. Provinsi Lampung adalah daerah yang kaya dengan potensi
Sumber Daya Alam (SDA), baik yang terbarukan maupun yang tidak
terbarukan (hasil tambang dan mineral).
Dalam upaya meningkatkan pelayanan pada masyarakat pemakai jalan,
Pemerintah
Provinsi
sarana/prasarana
pada
Lampung
sub
sektor
terus
meningkatkan
perhubungan
darat
kemampuan
dan
sebagai
implementasi perwujudan sistem transportasi yang handal dan mampu
memperlancar roda perekonomian yang lebih luas, teratur, aman, lancar dan
efisien serta efektif. Demi kelancaran arus distribusi barang dan orang
tersebut diperlukan keterhubungan semua wilayah daratan Provinsi Lampung.
Dalam rangka mengakomodasi kebutuhan pelayanan angkutan dimasa datang
perlu adanya pengembangan Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan untuk
konektivitas semua moda transportasi dimana pengembangan itu sendiri
memerlukan acuan agar terdapat kesinambungan perencanaan dengan
keterbatasan anggaran Pemerintah Provinsi Lampung. Untuk itu diperlukan
suatu kajian tentang kinerja jalan di Provinsi Lampung menggunakan
pemodelan transportasi.
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat ditarik beberapa permasalahan
yang akan diajukan dalam penulisan skripsi ini yaitu:
1. Bagaimana konektivitas jaringan transportasi di Provinsi Lampung dapat
melayani kebutuhan pergerakan manusia dan barang di Provinsi
Lampung?
2. Bagaimana cara menentukan rencana pengembangan jaringan transportasi
dalam menunjang konektivitas jaringan transportasi jalan di Provinsi
Lampung?
3. Bagaimana pengaruh rencana pengembangan jaringan transportasi
terhadap kinerja jalan yang ditinjau dari parameter kinerja jalan?
C. Tujuan
Studi ini mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Memberikan gambaran pola pergerakan terkait jaringan transportasi yang
ada di Provinsi Lampung.
2. Mengetahui dampak penerapan kebijakan transportasi yang direncanakan
di Provinsi Lampunng terhadap pola pergerakan lalulintas.
3. Mengetahui pengaruh rencana pengembangan Jaringan Transportasi
dengan beberapa skenario (Pengembangan Dermaga, Pembangunan Tol
Sumatera, Pembangunan Kereta Api, Pengembangan Bandara, dan
Pembangunan Jembatan Selat Sunda)
4
D. Ruang Lingkup Pembahasan
Ruang lingkup pembahasan berguna untuk membatasi sampai sejauh mana
kajian ini dibahas dalam Tugas Akhir. Pembatasan masalah yang ada adalah
sebagai berikut :
1. Rencana
pengembangan
jaringan
transportasi
seperti
yang
telah
ditetapkan/ direncanakan oleh pemerintah daerah provinsi Lampung.
2. Perencanaan dibagi dalam tahapan pengembangan dan keadaan eksisting
tahun 2014 dan skenario sampai tahun 2035.
3. Diasumsikan bahwa untuk setiap skenario penanganan kebijakan,
dilakukan perubahan
pada pusat kegiatan dan penambahan jaringan
maupun simpul transportasi.
4. Simulasi jaringan jalan untuk memperkirakan dampak setiap alternatif
penanganan kebijakan dilakukan dengan paket program SATURN
(Simulation and Assignment of Traffic in Urban Road Network).
5. Perhitungan kapasitas dan kecepatan dilakukan menggunakan Manual
Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997.
6. Sebagai penyederhanaan model, lokasi jalan yang dikaji adalah Jalan
Nasional dan Jalan Provinsi di Provinsi Lampung.
E. Sistematika Pembahasan
Penyusunan tugas akhir ini akan diuraikan menjadi lima bab dengan
gambaran umum masing-masing bab adalah sebagai berikut:
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang atas permasalahan yang akan
5
menjadi objek studi, maksud dan tujuan studi, batasan studi yang dilakukan
yang dicantumkan dalam ruang lingkup pembahasan, dan sistematika
pembahasan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan mengenai dasar-dasar teori yang berkaitan dalam proses
penyusunan tugas akhir. Dasar-dasar teori ini menjadi acuan yang dapat
mendukung dalam melakukan analisis dari permasalahan yang menjadi objek
studi.
BAB III METODOLOGI
Bab ini menjelaskan mengenai metode pendekatan yang digunakan untuk
menganalisis permasalahan pada objek studi.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan tentang analisis semua permasalahan yang ada, dimana
masalah masalah yang muncul akan diselesaikan melalui penelitian. Pada bab
ini juga dilaporkan secara detail rancangan tehadap penelitian yang
dilakukan, baik perancangan secara umum dari sistem yang dibangun maupun
perancangan yang lebih spesifik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan hasil analisis dan rekomendasi
yang diambil berdasarkan hasil analisis tersebut. Adapun kesimpulan ini
merupakan jawaban dari maksud dan tujuan yang telah ditetapkan di awal
studi.
II. LANDASAN TEORI
A. Gambaran Prasarana dan Sarana Transportasi Provinsi Lampung
Transportasi darat merupakan pendukung sistem pergerakan internal paling
utama terutama pada pergerakan regional lintas Sumatera serta interaksi
penumpang dan barang antara pulau Jawa dan Sumatera. Provinsi Lampung
mempunyai posisi menjadi pintu gerbang baik dari arah Pulau Sumatera
maupun dari arah Pulau Jawa. Agar posisi yang strategis tersebut akan
berdampak optimum bagi kepentingan daerah dan kesejahteraan masyarakat,
Pemerintah Provinsi Lampung Tahun 2010 menerbitkan Peraturan Daerah
Nomor 1 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Provinsi Lampung Tahun 2009-2029.
Tujuan dilakukannya penataan ruang wilayah Provinsi adalah untuk
”Terwujudnya keterpaduan Penataan Ruang Provinsi Lampung untuk
mendukung Pembangunan yang Berkelanjutan dan Berdaya Saing.” Agar
ruang wilayah dapat dimanfaatkan dengan baik, dalam RTRW (Rencana Tata
Ruang Wilayah) dibagi dalam beberapa rencana struktur ruang wilayah, yaitu
Rencana Sistem Perkotaan, Rencana Jaringan Transportasi, meliputi darat,
laut dan udara, Rencana Sistem Jaringan Energi, Rencana Sistem Jaringan
7
Telekomunikasi dan Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air (Draft
Rencana Pembangunan Jangka Menengah/ RPJM, 2014).
Jaringan jalan di provinsi Lampung meliputi jalur regional dan pergerakan
internal. Jalur regional membentang dari arah utara-selatan wilayah Lampung
yang terdiri dari jalan lintas tengah, jalan lintas timur, jalan lintas barat. Jalan
Lintas Timur sepanjang 289,57 km, melintas dari Bakauheni – Bandar
Lampung – Bandar Jaya – Menggala – Pematang Panggang – Batas Sumatera
Selatan. Jalan Lintas Tengah sepanjang 318,95 km, melintas dari Bakauheni
– Bandar Lampung – Bandar Jaya – Kotabumi – Bukit Kemuning –
Blambangan Umpu – Batas Sumatera Selatan. Jalan Lintas Barat sepanjang
430,33 km, melintas dari Bakauheni – Bandar Lampung – Bandar Jaya –
Kotabumi – Bukit Kemuning – Liwa – Krui – Pugung Tampak– Batas
Bengkulu. Namun pada semua lokasi lintas tersebut memiliki kendalanya
masing-masing.
Lintas Timur Sumatera selama ini dikenal rawan tindak kriminal, seperti
perampokan dan pembegalan, terutama pada malam hari dan jalan tersebut
belum menyambung pada beberapa titik. Lintas Barat Sumatera masih
memiliki masalah yaitu jalur tersebut memiliki banyak titik longsor yang
akan mengganggu kelancaran dalam pengoperasian kinerja jalan tersebut
akibat secara geografis jalur berbukit dan melintasi gunung. Sedangkan pada
Jalan Lintas Tengah masih banyak ruas jalan yang mengalami kerusakan dan
pergerakan internal
membentuk pola jaringan laba-laba yang melingkar
dengan pusat kota Bandar Lampung.
8
Gambar 2.1. Peta Jaringan Jalan Provinsi dan Nasional di Propinsi Lampung.
(Sumber: Departemen Pekerjaan Umum)
Selain itu, Pemerintah Provinsi Lampung juga melaksanakan pembangunan
terminal pada beberapa wilayah yang diduga menjadi pusat-pusat
pertumbuhan dan simpul moda transportasi seperti Terminal Sukarame,
Terminal Negeri Sakti, Terminal Babatan serta Terminal Pringsewu. Pada
saat ini terdapat 23 terminal penumpang yang tersebar di beberapa kabupaten/
kota di Provinsi Lampung. Namun, secara garis besar fungsi dari terminal
belum digunakan secara maksimal dan mengalami kerusakan karena
kurangnya pemeliharaan.
Dengan adanya peningkatan populasi penduduk maka perlu ditingkatkannya
kapasitas angkut yang berkapasitas besar, kecepatan dan waktu tempuh yang
9
dapat diatur serta kenyamanan yang tinggi, Kereta api juga berfungsi
melayani kepentingan umum dan sosial yang berorientasi pada peningkatan
mobilitas orang atau barang di wilayah provinsi Lampung sebagai indikator
penting pertumbuhan ekonomi. Namun pada kenyataannya, angkutan Kereta
Api masih belum bekerja secara optimal, seperti dalam pengangkutan barangbarang kebutuhan yang seharusnya dapat diangkut menggunakan Kereta Api
namun diangkut menggunakan angkutan lainnya, yang mengartikan bahwa
Kereta Api belum terintegrasi dengan sistem transportasi lainnya seperti
dengan moda transportasi jalan raya, angkutan laut dan angkutan udara.
Provinsi Lampung juga memiliki jaringan pelayaran transportasi laut yang
sangat banyak dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia. Provinsi
Lampung kini memiliki 25 pelabuhan yang meliputi Pelabuhan Umum baik
yang diusahakan (dikelolah oleh PT PELINDO II Persero) maupun yang
tidak diusahakan (dikelolah oleh Kantor Pelabuhan) serta Pelabuhan Khusus
(dikelolah oles swasta/BUMN). Namun ada pelabuhan yang disebabkan
fasilitas prasarana yang telah rusak, maka pelabuhan tidak beroperasi secara
normal. Banyak potensi yang dimiliki Provinsi Lampung untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonominya dari beberapa pelabuhan perintis dan bandara
perintis yang bila dikembangkan secara optimal akan jauh memberikan
dampak besar dalam pertumbuhan perekonomian bagi Provinsi Lampung.
10
Gambar 2.2. Peta Lokasi Pelabuhan Di Provinsi Lampung.
Sumber : Perhubungan Dalam Angka Tahun 2008
Pada kenyataannya perkembangan alamiah pusat-pusat pelayanan primer di
provinsi Lampung mempengaruhi terhadap tumbuhnya pusat bangkitan dan
tarikan perjalanan wilayah yang sangat besar. Hal ini sangat berpengaruh
terhadap zonasi pergerakan asal dan tujuan perjalan di provinsi Lampung.
Berdasarkan kondisi ini wilayah Provinsi Lampung terbagi menjadi zona
internal dan zona eksternal dari petumbuhan lau lintas.
Zona internal mencakupi keseluruhan pergerakan antara wilayah dalam
Provinsi Lampung, sedangkan zona eksternal adalah pergerakan yang
berkaitan dengan wilayah di luar Provinsi Lampung (Kajian JTJ Provonsi
Lampung,2003)
11
Pola sebaran perjalanan angkutan jalan di wilayah provinsi Lampung
sebagian besar berawal dan berakhir di Bandar Lampung. Hal ini berlaku baik
untuk perjalanan orang maupun barang. Sasaran umum kebijaksanaan
pemerintah di dalam lalu lintas dan angkutan jalan adalah untuk menciptakan
sistem transportasi di daerah sehingga mobilitas orang dan barang dapat
menunjang pertumbuhan ekonomi dan dapat memenuhi kebutuhan sosial dan
perniagaan masyarakat.
B. Hubungan Tahapan Pemodelan terhadap Perencanaan Transportasi
Tamin (2000) menjelaskan bahwa tujuan dasar dari perencanaan transportasi
adalah merencanakan jumlah serta lokasi kebutuhan akan transportasi
(misalnya menentukan total pergerakan, baik untuk angkotan umum maupun
angkutan pribadi) pada masa mendatang ataupun padatahun rencana yang
akan digunakan untuk berbagai kebijakan investasi perencanaan transportasi.
Agustien,dkk (2014) dalam Simposium XVII FSTPT Universitas Jember,
mengatakan bahwa alternatif moda yang mempunyai aktivitas yang lebih
besar, waktu tempuh yang lebih singkat, biaya perjalanan yang lebih rendah
dan bersifat joint tour mempunyai peluang yang lebih besar untuk dipilih.
Akbardin (2014)
dalam Simposium XVII FSTPT Universitas Jember,
mengatakan bahwa dengan mengetahui potensi pergerakan kawasan pesisir
berdasarkan hasil produksinya maka akan dapat mengestimasi Model
Bangkitan
Pergerakan
berdasarkan
kondisi
sosio
ekonomi,
infrastruktur transportasi dan sarana transportasi di wilayah tersebut.
kondisi
12
Ardianto (2014)
dalam Simposium XVII FSTPT Universitas Jember,
mengatakan bahwa kebutuhan transportasi akan terus meningkat seiring
dengan berkembangnya daerah perkotaan dan bila kebutuhan sarana
transportasi tidak diimbangi dengan prasarana transportasi (jaringan jalan)
maka timbul masalah transportasi yang terus berlanjut dan untuk mengatasi
masalah tersebut maka harus diadakannya suatu manajemen lalulintas yang
baik.
Irchan (2014)
dalam Simposium XVII FSTPT Universitas Jember,
mengatakan bahwa tingginya urbanisasi dan kepemilikan kendaraan pribadi
telah mendorong perkembangan kota menjadi tidak terkendali dan cenderung
menjadi urban sprawl, ditambah pula kondisi kemacetan, polusi dan
konsumsi bahan bakar fosil juga ikut meningkat, diiringi dengan turunnya
kelayakan huni kota yang perlu adanya penataan pertumbuhannya dengan
mengaplikasikan kebijakan yang tepat.
Tamin (1997, dikutip dari Siregar ,2005) mengatakan bahwa setiap tata guna
lahan atau sistem kegiatan akan menghasilkan pergerakan dan menarik
pergerakan dalam proses pemenuhan kebutuhan. Meningkatnya pergerakan
ini menuntut penyediaan jaringan jalan yang semakin baik pula.
Ketidakseimbangan antara penyedia jaringan jalan dengan pemakainya akan
menyebabkan permasalahan lalulintas. Ketimpangan antara peningkatan
jaringan jalan dan jumlah kendaraan yang melalui jalan tersebut
menyebabkan berbagai permasalahan, antara lain meningkatnya waktu
perjalanan, menurunnya kenyamanan pemakai jalan dan sering kali
13
menyebabkan kemacetan lalu lintas. Masalah ini menjadi semakin parah
akibat adanya pencampuran pergerakan antara lalulintas menerus, regional
dan lokal.
Sulistyorini (2010) melakukan penelitian mengenai parameter model
kombinasi sebaran pergerakan, pemilihan moda dan pemilihan rute
berdasarkan arus lalulintas pada kondisi pembebanan keseimbangan yang
lebih realistis untuk jaringan jalan diperkotaan. Manfaat dari penelitian ini
adalah estimasi MAT dapat dilakukan dalam satu langkah dengan gabungan
tahapan sebaran pergerakan, pemilihan moda dan pemilihan rute dengan
menggunakan data arus lalulintas.
Perencanaan transportasi yang mengikutsertakan potensi wilayah/tata guna
lahan dalam perhitungannya merupakan metode yang lebih cocok terutama
untuk perencanaan strategi yang harus mengevaluasi suatu rencana jaringan
yang diperkirakan memiliki dampak luas terhadap perilaku pemilihan rute di
dalam jaringan dan seringkali bersifat perencanaan jangka panjang, apalagi
bagi ddaerah yang belum/kurang berkembang, dimana metoda perencanaan
transportasi yang akan didasarkan kepada trend lalulintas akan memberikan
hasil yang kurang baik atau bahkan tidak mungkin dilakukan (Tamin, t.t.).
C. Sistem Transportasi Makro
Sistem menurut Tamin (2000) adalah gabungan beberapa komponen atau
objek yang saling berkaitan. Dalam sebuah organisasi sistem, perubahan satu
komponen saja akan menyebabkan perubahan pada komponen lain yang
14
berhubungan dengan sistem tersebut. Dalam memahami dan mendapatkan
alternatif pemecahan yang terbaik, perlu dilakukan pendekatan secara
sistemik terhadap sistem transportasi makro. Sistem transportasi makro pada
dasarnya dapat dipecahkan menjadi beberapa komponen sistem transportasi.
Sistem Kegiatan
Sistem Jaringan
Sistem Kelembagaan
Sistem
Pergerakan
Sistem Kelembagaan
Gambar 2.3 Sistem Transportasi Makro (Tamin,2000).
Pada Gambar 2.3 dapat dilihat pola hubungan antara komponen sistem
transportasi yang satu dengan yang lainnya. Seperti yang telah dijelaskan
diatas, bila salah satu komponen berubah, maka akan menyebabkan
komponen yang lain berubah juga. Untuk lebih jelasnya mengenai keempat
komponen sistem transportasi diatas, berikut pendeskripsiannya.
1. Sistem Kegiatan
Manusia perlu bergerak karena tidak semua kebutuhannya dapat dipenuhi
di satu tempat tertentu. Setiap tempat mempunyai jenis kegiatan dan tata
guna lahan tertentu dan berbeda satu sama lainnya. Dengan adanya tata
15
guna lahan atau sistem kegiatan yang berbeda, akan menyebabkan suatu
sistem kegiatan akan membangkitkan pergerakan dan akan menarik
pergerakan dari dan ke daerah tersebut dalam rangka proses pemenuhan
kebutuhan. Sistem tersebut merupakan sistem pola kegiatan tata guna
lahan yang terdiri dari sistem pola kegiatan sosial, ekonomi, kebudayaan,
dan lain-lain. Besarnya pergerakan sangat berkaitan erat dengan jenis dan
intensitas kegiatan tata guna lahan.
2. Sistem Jaringan
Pergerakan yang berupa pergerakan manusia dan/atau barang tersebut jelas
membutuhkan moda transportasi (sarana) dan media (prasarana) tempat
moda transportasi tersebut bergerak. Prasarana transportasi yang
diperlukan biasa dikenal dengan sistem jaringan. Sistem jaringan yang
dikenal meliputi jaringan jalan raya, kereta api, bandara, terminal,
pelabuhan, dan prasarana transportasi lainnya. Sistem jaringan terdiri dari
simpul (node) dan ruas (link). Simpul biasanya menggambarkan titik
pertemuan atau titik dimana dapat terjadi perpindahan moda transportasi,
sedangkan ruas menggambarkan ketersediaan prasarana untuk berpindah
dari satu simpul ke simpul lainnya. Dalam rangka efektifitas sistem
jaringan, maka dibuatlah sistem hirarki jaringan yang mengatur beberapa
tingkatan dalam sistem jaringan yang diklasifikasikan berdasarkan tingkat
aksesibiitas dan mobilitas.
Permasalahan yang muncul pada sistem jaringan disebabkan pergerakan
yang terjadi selalu berubah-ubah baik volume maupun tata guna lahan dan
16
jika sudah ada sistem jaringan yang baru ataupun yang telah diperbaiki,
dan dapat pula terjadi perubahan volume dan/atau tata guna lahan. Hal-hal
diatas yang menyababkan sistem jaringan juga harus dapat menjawab
permasalahan yang akan terjadi terus-menerus ini. Ketika kebutuhan akan
pergerakan sudah melebihi ketersediaan prasarana, maka harus ada
perbaikan jaringan eksisting ataupun pembuatan jaringan yang baru.
3. Sistem Pergerakan
Interaksi antara sistem kegiatan dan sistem jaringan menghasilkan
pergerakan manusia dan/atau barang dalam bentuk pergerakan kendaraan
dan/atau orang. Suatu sistem pergerakan yang aman, cepat, nyaman,
murah, handal dan sesuai dengan lingkungannya dapat tercipta jika
pergerakan tersebut diatur oleh sistem rekayasa dan manajemen lalulintas
yang baik. Permasalahan kemacetan yang selalu terjadi di perkotaaan
timbul karena kebutuhan akan transportasi lebih besar dari
prasarana
transportasi yang tersedia ataupun prasarana transportasi tersebut tidak
berjalan sebagaimana mestinya seperti contohnya parkir di badan jalan
yang akan mengurangi kapasitas jalan atau digunakannya badan jalan
untuk tempat berjualan sehingga terjadi juga pengurangan kapasitas jalan
dan bertambahnya hambatan samping.
Hal yang dapat dilakukan untuk memperbaiki sistem pergerakan antara
lain adalah dengan cara mengatur teknik dan manajemen lalulintas untuk
jangka pendek, pembangunan fasilitias angkutan umum yang lebih baik
17
untuk jangka pendek dan menengah, atau pembangunan jalan utuk
jangka panjang.
4. Sistem Kelembagaan
Sesuai dengan perannya, dalam usaha untuk menjamin terwujudnya sistem
ANALISIS KINERJA JARINGAN JALAN DI PROVINSI LAMPUNG
DENGAN MENGGUNAKAN PEMODELAN TRANSPORTASI
Oleh
INTAN BONITA LUMBAN GAOL
Provinsi Lampung dengan ibukota Bandar Lampung adalah wilayah yang
menyimpan potensi serta fokus pada pengembangan lahan. Dalam rangka
mengakomodasi kebutuhan pelayanan angkutan dimasa datang perlu adanya
pengembangan Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan untuk konektivitas semua
moda transportasi dimana pengembangan itu sendiri memerlukan acuan agar
terdapat kesinambungan perencanaan dengan keterbatasan anggaran Pemerintah
Provinsi Lampung. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola pergerakan dan
dampak penerapan kebijakan terkait jaringan transportasi yang ada di Provinsi
Lampung dan mengetahui pengaruh rencana pengembangan Jaringan Transportasi
dengan skenario Dermaga, Tol Sumatera, Jalur Kereta Api, Bandara, Jembatan
Selat Sunda.
Wilayah penelitian adalah ruas jalan provinsi dan jalan nasional di Provinsi
Lampung dengan jumlah 131 ruas jalan dan dalam pemodelan ini sebanyak 40
zona internal dan 3 zona eksternal di Provinsi Lampung. Data MAT tahun 2009
yang dipakai merupakan data sekunder yang diperoleh berdasarkan data survey
harian menggunakan Metode Furness untuk mendapatkan jumlah pergerakan pada
rencana penerapan kebijakan. Analisis data pada penelitian menggunakan program
SATURN dan menitikberatkan pada kondisi sebelum dan sesudah revitalisasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pola pergerakan menunjukkan
adanya pola pergerakan menerus pada orang dari Provinsi Palembang ke Pulau
Jawa atau sebaliknya tahun 2014 sebesar 8 juta penumpang pertahun dan dari
Bengkulu ke Pulau Jawa dan sebaliknya sebesar 0,7 juta penumpang pertahun, (2)
semua skenario meningkatkan kinerja jalan terutama setelah pembangunan Jalur
Kereta Api dan Pembangunan Tol Sumatera dengan perubahan nilai VCR dari 0,83
menjadi 0,45 pada simpang Asahan-Simpang Mesuji D saat pembangunan Tol
Sumatera dan perubahan VCR dari 1,29 menjadi 0,45 pada simpang Terbanggi
Besar-Bandar Jaya, (3) perlu dilakukannya rencana pengembangan jaringan jalan
pada jaringan Lalulintas dan Angkutan Jalan, Jaringan Kereta Api, Jaringan
Penyeberangan, Jaringan Laut dan Jaringan Udara di Provinsi Lampung.
Kata kunci : kinerja jalan, matrik asal tujuan, pola pergerakan, Provinsi Lampung
ABSTRACT
ANALYSIS OF STREET NETWORK ABILITY ON LAMPUNG
PROVINCE USING TRANSPORTATION MODELLING
By
INTAN BONITA LUMBAN GAOL
Lampung Province with Bandar Lampung as its capital city has area that has
potention and focus on land development. On the purpose of future transportation
service requirement accomodation, traffic network and public transportation
development are needed, it is needed to connect all transportation modes. With
limited budget of Lampung Province, this kind of development needs reference, so
it can have integrated planning. The purpose of this reasearch are to recognise the
movement pattern and the effect of wisdom application that relates to
transportation network on Lampung Province, and to recognise the effect of
development planning on transportation network with scenario of jetty, Sumatera
Toll, railway, airport, and Sunda Strait Bridge.
Domain of the research are province street and national street in Lampung
Province, those have 131 street segments. And this modelling has 40 internal zone
and 3 eksternal zone on Lampung Province. Data of Origin Destination Matrix on
2009, which used in this reasearch are secondary data that obtain from daily survey
data with Furness Method to get the sum of movement on wisdom application
planning. Data analysis in this research uses SATURN program and makes the pre
condition and post revitalisation as an emphasis.
The result of the research are (1) Amount of movement patterns show a continous
movement pattern of people from Palembang to Java Island and vice versa on 2014
is 8 million passengers for a year and from Bengkulu to Java Island and vice versa
is 0,7 million passengers for a year, (2) All of scenarios increase street
performance, especially after railway and Sumatera Toll development. After
railway development, value of VCR changes from 0,83 to 0,45 on Simpang
Asahan-Simpang Mesuji D. And the effect of Sumatera Toll development is value
of VCR changes from 1,29 to 0,45 on Simpang Terbanggi Besar-Bandar Jaya, (3)
Development of street network planning on traffic network and public
transportation, railway, acrossing network, sea network, and air network on
Lampung Province are needed.
Keyword : street ability, origin destination matrix, movement pattern, Lampung
Province
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pringsewu pada tanggal 25 Agustus
1993, merupakan anak kedua dari lima bersaudara dari
pasangan Bapak H. Lumban Gaol dan Ibu Nurlina
Sinambela, yang dibesarkan dengan penuh perhatian, kasih
sayang dan dukungan penuh dari Keluarga.
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Fransiscus Pringsewu
pada tahun 2005. Selama bersekolah di SD Fransiskus Pringsewu, penulis
berperan aktif dalam kegiatan Paduan Suara. Penulis menyelesaikan Sekolah
Menengah Pertama Xaverius Pringsewu pada tahun 2008. Di sekolah ini penulis
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan menjadi anggota Karya Ilmiah Remaja
(KIR) Praja Muda Karana (Pramuka).
Kemudian menyelesaikan Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Pringsewu pada tahun 2011.
Di SMA Negeri 1
Pringsewu penulis menjadi Sekretaris Karya Ilmiah Remaja (KIR), menjadi
anggota di Lomba Cepat Tepat (LCT), dan juga penulis menjadi juara II dalam
Olimpiade Matematika se-Kabupaten Pringsewu pada tahun 2010.
Pada Tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikan sebagai Mahasiswi Fakultas
Teknik Jurusan Teknik Sipil, Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN
(Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) Undangan. Selama menjadi
Mahasiswi penulis berkecimpung di dunia organisasi dalam kampus dan menjadi
ketua bidang penelitian dan pengembangan (Litbang) di Himpunan Mahasiswa
Teknik Sipil (HIMATEKS) pada tahun 2012, penulis juga merupakan sekretaris
bidang hubungan masyarakat di Unit Kegiatan Mahasiswa Kristen (UKM-K)
Universitas Lampung pada tahun 2013, sebagai anggota Forum Komunikasi
Mahasiswa Kristen Fakultas Teknik (FKMK-FT), sebagai anggota penelitian dan
pengembangan (Litbang) pada Klub Selam Anemon MIPA Universitas Lampung
dan saat ini menjabat sebagai Staff Adhoc pada organisasi AIESEC. Penulis juga
menjadi penyaji makalah yang berjudul “Pengaruh Pemilihan Kebijakan
Pelebaran Luas Jalan dan Pengoperasian BRT (Bus Rapid Transit) terhadap
Pengurangan Kemacetan Lalu Lintas di Jalan Teuku Umar Kota Bandar
Lampung” pada Simposium Internasional FSTPT (Forum Studi Transportasi
Antar Perguruan Tinggi) ke-XVI yang diadakan di Solo pada Oktober 2013.
Pada bidang akademik penulis pernah menjadi asisten dosen mata kuliah
Matematika I pada tahun 2012, asisten Matematika II pada tahun 2012, Asisten
Matematika III pada tahun 2013, asisten dosen mata kuliah Mekanika Bahan
(Mekban) pada tahun 2013, asisten Hidrologi pada tahun 2013, asisten Mekanika
Rekayasa I pada tahun 2013, asisten Mekanika Rekayasa II pada tahun 2013,
asisten Konstruksi Baja I pada tahun 2013. Selain itu, penulis juga menjadi
surveyor dalam Penelitian Rencana Pengembangan Pelabuhan Panjang PT.
Pelindo II yang dilakukan oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun
2013. Penulis melaksanakan Kerja Praktik (KP) di Proyek Pembangunan Graving
Dock dan Pengembangan Dermaga Noahtu di Jln. Alamsyah Ratu Prawiranegara
km 12, Srengsem Panjang, Bandar Lampung selama tiga bulan pada periode
Januari - April 2014. Setelah melakukan KP, penulis melaksanakan Program
Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sedampah Indah Kecamatan Balik Bukit
Kabupaten Lampung Barat pada Agustus 2014 selama tiga puluh delapan hari
dengan Program Kerja Pembangunan Mikrohidro.
PERSEMBAHAN
Puji Syukurku ku panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan berkat dan anugerahNya kepadaku.
Sebagai perwujudan rasa kasih sayang, cinta,
dan hormatku secara tulus,
Aku mempersembahkan karya ini kepada:
Papaku tersayang H. Lumban Gaol
Mamaku tercinta Frau Nurlina Sinambela
Kakakku Bintang Putra Halilintar Prajabatono Lumban Gaol (Bang
Bintang), ketiga adikku Oscar Vilalba Lumban Gaol (Oscar),
Bungaran Tua Lumban Gaol (Aran), dan Juan Pembangun Lumban
Gaol (Sindol) serta,
Keluarga besar yang telah memberikan dukungan dan doa serta
harapan demi keberhasilanku kelak
Almamamaterku tercinta Teknik Sipil Angkatan 2011
Universitas Lampung
Moto
Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel
dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu,
sebab Aku, TUHAN, Allahmu, Kudus.
(Imamat 19:2)
Hidup adalah kesederhanaan, memberi dan
mengasihi
(Intan Bonita Lumban Gaol)
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisis Kinerja Jaringan Jalan di Provinsi Lampung dengan Menggunakan
Pemodelan Transportasi”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat akademis
untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik pada Fakultas Teknik Universitas
Lampung.
Terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari hambatan yang datang
baik dari dalam ataupun luar diri penulis. Penulisan skripsi ini juga tidak lepas
dari bimbingan dan bantuan serta arahan dari berbagai pihak, oleh karena itu
Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1.
Bapak Prof. Drs. Suharno, B. Sc., M. S., M. Sc., Ph. D., selaku Dekan
Fakultas Teknik, Universitas Lampung
2.
Bapak Ir. Idharmahadi, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Teknik, Universitas Lampung.
3.
Ibu Dr. Rahayu Sulistyorini, S. T., M. T., selaku Dosen Pembimbing Utama
terima kasih atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran dan
kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini serta sebagai ibu dan tempat
penulis mencurahkan isi hati, dan juga terima kasih atas pengajaran dan
pengalaman yang telah dibagikan kepada penulis selama ini.
4.
Bapak Ir. Dwi Heryanto, M.T., selaku Dosen Pembimbing Kedua atas
bimbingan dan pengarahannya yang sangat berharga dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
5.
Bapak Ir. Syukur Sebayang, M.T., selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan kritikan dan masukan yang luar biasa untuk menyempurnakan
skripsi ini.
6.
Bapak Aleksander Purba, S. T., M. T. Dan Bapak Ir. Dwi Heryanto, M.T.,
selaku Pembimbing Akademik (PA), terimakasih atas saran, masukan, dan
motivasinya kepada penulis selama penulis menjadi Mahasiswa Teknik Sipil.
7.
Seluruh Dosen Jurusan Teknik Sipil yang telah mengajar dan memberikan
ilmu yang bermanfaat.
8.
Teristimewa untuk kedua orang tuaku tersayang Papa H. Lumban Gaol dan
Mamaku Nurlina Sinambela untuk doa, kasih sayang, dukungan, motivasi,
dan pengajaran yang telah diberikan sejak aku kecil hingga saat ini, yang
begitu berharga dan menjadi modal bagi kehidupanku.
9.
Kakakku Bintang Putra Halilintar Prajabatono Lumban Gaol (Bang Bintang),
ketiga adikku Oscar Vilalba Lumban Gaol (Oscar), Bungaran Tua Lumban
Gaol (Aran), dan Juan Pembangun Lumban Gaol (Sindol) terimakasih untuk
dukungan,kasih sayang, perhatian, dan canda tawa yang kalian hadirkan yang
membuatku menjadi lebih semangat.
10. Keluarga besarku yang selalu berdoa untukku serta dukungan dan
motivasinya, terimakasih untuk semuanya.
11. Sahabat terbaik sekaligus saudaraku yang selama tiga tahun terakhir ini
menemani dan mengisi hari–hari di hidupku Fera Lestari (Fera), Karina
Hardiyanti Ananta (Abeng), Oktaviany Widyawaty (Vivi), Anggarani Budi
Ribowo (Angga), Fajar Putra Sanjaya (Fajar), Dindha Amalia Syananta
(Dinda), Wiwik Agustina (Wiwik), Intan Novita Sianturi (Intan), Merry,
Nilam, Novri, Kak Leny, Ira Manyun, Mirnanda, Kak Nia, Kosan C3, Dek
Kezia, Dek Angel, Dek Ardian, Dek Keren terimakasih untuk saat–saat
berharga yang telah dihadirkan dan kebersamaan kita selama ini, terimakasih
telah menjadi semangat dalam penyusunan laporan kerja praktik dan
penyusunan skripsiku dan tugas–tugas selama perkuliahan, terimakasih telah
mengajarkan arti sebuah persahabatan selama ini kepadaku, kiranya kita bisa
menjadi sahabat selamanya.
12. Klub Anemon dan Organisasi Kepemudaan AIESEC EO Lampung LC
Bandung terimakasih telah memberikan pengalaman bertualang yang akan
selalu saya kenang.
13. Abang Kocu terimakasih untuk dukungan, doa, pengertian, perhatian,
pengorbanan dan kesabarannya.
14. Kak Sidhi Achmad atas bantuan dan pengetahuannya dalam menyelesaikan
skripsi ini.
15. Teman–teman Mahasiswa Teknik Sipil Angkatan 2011, yang tidak dapat
disebutkan satu persatu terimakasih untuk bantuan, kebersamaan, dan canda
tawa selama mengerjakan tugas, semoga kita tetap menjalin komunikasi yang
baik dalam semangat Teknik Satu Tak Bisa Terkalahkan.
16. Kakak tingkat serta adik tingkat Teknik Sipil angkatan 2005-2014
terimakasih untuk motivasi dan bantuannya selama ini.
17. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Apabila terdapat kekurangan dalam penulisan maupun pada penyusunan skripsi
ini, maka penulis menerima saran, masukan, dan kritik dari pembaca sebagai
perbaikan skripsi ini. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Bandar Lampung, Desember 2014
Penulis
Intan Bonita Lumban Gaol
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ..................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................3
C. Tujuan ..........................................................................................................3
D. Ruang Lingkup Pembahasan ........................................................................4
E. Sistematika Pembahasan .............................................................................4
II. LANDASAN TEORI
A. Gambaran Prasarana dan Sarana Transportasi Provinsi Lampung ..............6
B. Hubungan Tahapan Pemodelan terhadap Perencanaan Transportasi .........11
C. Sistem Transportasi Makro ........................................................................13
D. Pemodelan Interaksi Sistem Kegiatan dan Sistem Jaringan .......................18
1.
Daerah Kajian ...................................................................................18
2.
Zona ..................................................................................................19
E. Konsep Perencanaan Transportasi .............................................................21
1.
Bangkitan dan Tarikan Pergerakan ...................................................23
2.
Sebaran Pergerakan...........................................................................25
vi
a. Metode Konvensional .................................................................27
1. Metoda Langsung .................................................................30
2. Metoda Tidak Langsung .......................................................31
b. Metoda Tidak Konvensional .......................................................33
3.
Keterkaitan
Metode
Tidak
Konvensional
Terhadap
Model
Transportasi Empat Tahap ...............................................................35
4.
Pemilihan Moda Transportasi ...........................................................36
5.
Pemilihan Rute .................................................................................37
F. Program SATURN .....................................................................................40
1.
Umum ...............................................................................................40
2.
Struktur Model Pembebanan SATURN ..........................................41
III. METODOLOGI
A. Umum.........................................................................................................43
B. Penentuan Wilayah Studi ...........................................................................45
C. Pengumpulan Data .....................................................................................46
D. Pemodelan Dengan Paket Program SATURN ...........................................46
1. Persiapan Data Untuk Input Program ...................................................46
a. Zoning.............................................................................................46
b. Centroid ..........................................................................................46
c. Centroid Connector ........................................................................47
d. Node and Link ................................................................................47
e. Database.........................................................................................47
2. Proses Simulasi Dengan Paket Program SATURN .............................49
E. Skenario Kebijakan Penanganan ................................................................50
vii
1.
Skenario 1 (Eksisting) .............................................................51
2.
Skenario 2 (Pengembangan Dermaga Potensial) ....................51
3.
Skenario 3 (Pembangunan Jalan Tol Sumatera) .....................51
4.
Skenario 4 (Pengembangan Kereta Api) .................................53
5.
Skenario 4 (Pengembangan Bandara Potensial) .....................53
6.
Skenario 6 (Pembangunan Jembatan Selat Sunda ..................53
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengumpulan dan Pengolahan Data ...........................................................54
1.
Pembentukan Data Model Sistem Zon .............................................54
2.
Penentuan Node dalam Sistem Jaringan jalan ..................................57
3.
Data Model Sistem Jaringan Jalan ....................................................59
4.
Data Matriks Asal-Tujuan (MAT) ....................................................61
5.
Analisis Pertumbuhan .......................................................................62
6.
Validasi Data Matriks Asal Tujuan (MAT) ......................................64
B. Penyelesaian dengan Program SATURN ..................................................69
1.
Matriks Asal Tujuan (MAT) .............................................................69
2.
Database Jaringan Jalan ...................................................................70
3.
Pembebanan MAT Terhadap Jaringan .............................................73
4.
Pengeplotan Jaringan ........................................................................73
C. Pola Pergerakan dan Dampak Penerapan Kebijakan transportasi..............74
1.
Pola Pergerakan Penumpang dan Barang pada Kondisi Eksisting
(2014) ................................................................................................74
2.
Pola Pergerakan Penumpang dan Barang dengan Pengembangan
Pelabuhan (Tahun 2019) ...................................................................88
viii
3.
Pola pergerakan Penumpang dan Barang dengan Pengembangan
Jalan Tol (Tahun 2020) .....................................................................96
4.
Pola pergerakan Penumpang dan Barang dengan Pengembangan
Kereta Api (Tahun 2025) ................................................................103
5.
Pola pergerakan Penumpang dan Barang dengan Pengembangan
Bandara (Tahun 2030) ....................................................................110
6.
Pola pergerakan Penumpang dan Barang dengan Pengembangan
Jembatan Selat Sunda (Tahun 2035) ..............................................119
D. Cara Menentukan Rencana Pengembangan dan Pengaruh terhadap
Jaringan Transportasi di Provinsi Lampung.............................................124
1.
Jaringan Lalulintas dan Angkutan Jalan .........................................124
2.
Jaringan Kereta Api ........................................................................129
3.
Jaringan Penyebrangan ...................................................................131
4.
Jaringan Laut...................................................................................137
5.
Jaringan Udara ................................................................................138
V. PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................................140
B. Saran .........................................................................................................141
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN A
LAMPIRAN B
LAMPIRAN C
LAMPIRAN D
LAMPIRAN E
ix
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
2.1
Matriks Asal-Tujuan (MAT) (Tamin,2000) ........................................... 26
2.2
Klasifikasi Model Pemilihan Rute (Tamin,2000) .................................. 40
3.1
Alternatif dari Analisa Skenario ............................................................. 51
4.1
Pembagian Zona untuk Pemodelan ........................................................ 56
4.2
Nama Node Jaringan Jalan Provinsi Lampung ...................................... 58
4.3
Sebagian MAT Prior 2009 ..................................................................... 61
4.4
Sebagian Persiapan Furness MAT 2014 ................................................ 61
4.5
Sebagian MAT 2014 dengan metode Furness (hasil pengulangan ke-1) 62
4.6
Sebagian MAT 2014 Jam Puncak ........................................................... 62
4.7
Tingkat Pertumbuhan Total Perjalanan ................................................... 63
4.8
Perbandingan Arus Hasil Analisis dan Hasil Furness (orang/tahun) ...... 64
4.9
Perbandingan Arus Hasil Analisis dan Hasil Furness (ton/tahun) .......... 67
4.10
Matriks Asal tujuan Pergerakan Orang pada Tahun 2014 (satuan
orang/tahun) ............................................................................................ 76
4.11
Matriks Asal tujuan Pergerakan Barang pada Tahun 2014
(juta ton/tahun) ........................................................................................ 82
4.12
Besaran Volume per Segmen Jalan ......................................................... 85
4.13
Besaran Volume pada Tahun 2014 dan Tahun 2019 .............................. 86
4.15
Perbandingan Kondisi Pergerakan Orang Tanpa Penanganan Tahun 2014
dan Tahun 2019 dengan Kondisi Jika Dikembangan Pelabuhan Tahun
2019 ......................................................................................................... 92
4.16
Matriks Asal Tujuan Pergerakan Barang pada Tahun 2019 (satuan juta
ton/tahun) dengan Pengembangan Pelabuhan ......................................... 94
4.17
Volume di Jalan Tol ................................................................................ 99
4.18
Perbandingan Kondisi Pergerakan Orang Tanpa Penanganan Tahun 2014
dan Tahun 2020 dengan Kondisi Jika Dikembangkan Jalan Tol Tahun
2020 ........................................................................................................ 100
4.19
Matriks Asal Tujuan Pergerakan Orang pada Tahun 2025 (satuan
orang/tahun) ........................................................................................... 104
4.20
Matriks Asal Tujuan Pergerakan Barang pada Tahun 2025 (satuan
ton/tahun) ............................................................................................... 106
4.21
Matriks Asal Tujuan Pergerakan Orang pada Tahun 2030 (satuan
orang/tahun) ........................................................................................... 111
4.22
Perbandingan Nilai Volume dan VCR Kondisi DN di Tahun Skenario
Tersebut Direalisasikan dan DS per Skenario ........................................ 114
4.23
Matriks Asal Tujuan Pergerakan Barang pada Tahun 2030 (satuan
ton/tahun) ............................................................................................... 117
4.24
Perbandingan Nilai Volume dan VCR DN Vs DS Tahun 2030 (Skenario
Bandara) dan DN Vs DS di Tahun 2035 (Skenario JSS) ....................... 121
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1
Peta Jaringan Jalan Provinsi dan Nasional di Propinsi Lampung. .........
2.2
Peta Lokasi Pelabuhan Di Provinsi Lampung ........................................ 10
2.3
Sistem Transportasi Makro (Tamin,2000) ............................................. 14
2.4
Model Perencanaan Transportasi Empat Tahap (MPET) (Tamin ,2000) ...... 22
2.5
Metode Untuk Mendapatkan MAT ........................................................ 27
2.6
Posisi Estimasi MAT Dengan Data Arus Lalulintas Terhadap Model
8
Empat Tahap Perencanaan Transportasi ................................................ 36
2.7
Struktur Umum Model Pembebanan SATURN ..................................... 42
3.1
Diagram Alir Pelaksanaan Studi ............................................................ 44
3.2
Rencana Trase Kereta Api di Provinsi Lampung ................................... 53
4.1
Ploting Zona dengan 43 Centroid .......................................................... 57
4.2
Jaringan Jalan Provinsi Lampung .......................................................... 60
4.3
Grafik Perbandingan Arus Bangkitan dan Tarikan Orang Tahun 2014
4.4
Grafik Perbandingan Arus Bangkitan dan Tarikan Barang Tahun 2014 68
4.5
Matriks Asal Tujuan Untuk Jaringan Dalam Format SATURN ............ 69
4.6
Perintah sebelum Dimulai Blok Baru..................................................... 70
4.7
Blok Data Jaringan Buatan Provinsi Lampung ...................................... 71
4.8
Blok Koordinat Node Jaringan ............................................................... 72
4.9
Tampilan Jaringan Buatan Pada Program SATURN ............................. 74
4.10
Pola Pergerakan Orang Tahun 2014....................................................... 75
4.11
Pola Pergerakan Barang Tahun 2014 ..................................................... 80
4.12
Pembebanan MAT Orang ke Jaringan Jalan pada Tahun 2014 ............. 84
4.13
Pembebanan MAT Barang ke Jaringan Jalan pada Tahun 2014 ............ 87
4.14
Pola Pergerakan Orang dengan Skenario Pengembangan Pelabuhan Tahun
66
2019 ........................................................................................................ 88
4.15
Pembebanan MAT Orang ke Jaringan Jalan pada Tahun 2019 ............. 91
4.16
Desire Line Pergerakan Barang dengan Kondisi Pengembangan Pelabuhan
pada Tahun 2019 .................................................................................... 93
4.17
Hasil Pembebanan Angkutan Barang dengan Kondisi Pengembangan
Pelabuhan pada Tahun 2019 .................................................................. 96
4.18
Rencana Pembangunan Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar ............. 97
4.19
Pola Pergerakan Orang dengan Skenario Pengembangan Jalan Tol Tahun
2020 ........................................................................................................ 98
4.20
Pembebanan MAT Orang ke Jaringan Jalan pada Tahun 2020 ............. 98
4.21
Pola Pergerakan Barang dengan Skenario Pengembangan Jalan Tol Tahun
2020 ........................................................................................................ 101
4.22
Pola Pembebanan MAT Barang ke Jaringan dalam Tahun 2020........... 102
4.23
Rencana Pengembanagan Kereta Api .................................................... 103
4.24
Pola Pergerakan Orang dengan Rencana Pengembangan Kereta Api Tahun
2025 ........................................................................................................ 108
4.25
Pembebanan Perjalanan Orang dengan Rencana Pengembangan Kereta
Api Tahun 2025 ...................................................................................... 108
4.26
Desire Line Angkutan Barang dengan Pengembangan Kereta Api ........ 109
4.27
Hasil Pembebanan Angkutan Barang ke Jaringan jalan dengan
Pengembangan Kereta Api ..................................................................... 109
4.28
Pola Pergerakan Orang dengan Kondisi Pengembangan Bandara pada
Tahun 2030 ............................................................................................. 110
4.29
Pembebanan MAT Orang ke Jaringan Jalan dengan Kondisi
Pengembangan Bandara ......................................................................... 113
4.30
Pola Pergerakan Angkutan Barang dengan Kondisi Pengembangan
Bandara................................................................................................... 115
4.31
Hasil Pembebanan Angkutan Barang dengan Kondisi Pengembangan
Bandara................................................................................................... 116
4.32
Desire Line Angkutan Orang dengan Pengembangan Jembatan Selat
Sunda ...................................................................................................... 119
4.33
Hasil Pembebanan Angkutan Orang ke Jaringan jalan dengan
Pengembangan Jembatan Selat Sunda ................................................... 120
4.34
Desire Line Angkutan Barang dengan Pengembangan Jembatan Selat
Sunda ...................................................................................................... 122
4.35
Hasil Pembebanan Angkutan Barang ke Jaringan jalan dengan
Pengembangan Jembatan Selat Sunda ................................................... 123
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Provinsi Lampung berada antara 3º45’ dan 6º45’ Lintang Selatan serta
105º50’ dan 103º40’ Bujur Timur. Batas wilayah Provinsi Lampung sebelah
utara berbatasan dengan Provinsi Bengkulu dan Provinsi Sumatera Selatan, di
sebelah timur berbatasan dengan Laut Jawa, di sebelah selatan dengan Selat
Sunda dan di sebelah barat dengan Samudera Indonesia. Dengan posisi yang
demikian, Provinsi Lampung menjadi penghubung utama lalu-lintas Pulau
Sumatera dan Pulau Jawa maupun sebaliknya. Luas
wilayah Provinsi
Lampung meliputi areal daratan seluas 35.288,35 km², dengan luas perairan
laut (12 mil) 24.820,0 km² (41,2% dari total luas keseluruhan) termasuk
didalamnya luas perairan pesisir 16.625,3 km². Selain itu juga Lampung
memiliki luas perairan umum yang tersebar di kabupaten/kota, termasuk
pulau-pulau yang terletak pada bagian sebelah paling ujung tenggara pulau
Sumatera(www.wikipedia.org).
Provinsi Lampung dengan ibukota Bandar Lampung memiliki wilayah yang
relatif luas, dan menyimpan potensi serta fokus pada pengembangan lahan
bagi perkebunan besar seperti kelapa sawit, karet, padi, singkong, kakao, lada
2
hitam, kopi, jagung, tebu dll. Di
beberapa daerah pesisir, komoditas
perikanan seperti tambak udang lebih menonjol, bahkan untuk tingkat
nasional dan internasional. Selain hasil bumi, Lampung juga merupakan kota
pelabuhan, karena Lampung adalah pintu gerbang selatan untuk masuk ke
pulau Sumatra. Dari hasil bumi yang melimpah tumbuhlah banyak industriindustri seperti di daerah pesisir Panjang, daerah Natar, Tanjung Bintang dan
Bandar Jaya. Provinsi Lampung adalah daerah yang kaya dengan potensi
Sumber Daya Alam (SDA), baik yang terbarukan maupun yang tidak
terbarukan (hasil tambang dan mineral).
Dalam upaya meningkatkan pelayanan pada masyarakat pemakai jalan,
Pemerintah
Provinsi
sarana/prasarana
pada
Lampung
sub
sektor
terus
meningkatkan
perhubungan
darat
kemampuan
dan
sebagai
implementasi perwujudan sistem transportasi yang handal dan mampu
memperlancar roda perekonomian yang lebih luas, teratur, aman, lancar dan
efisien serta efektif. Demi kelancaran arus distribusi barang dan orang
tersebut diperlukan keterhubungan semua wilayah daratan Provinsi Lampung.
Dalam rangka mengakomodasi kebutuhan pelayanan angkutan dimasa datang
perlu adanya pengembangan Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan untuk
konektivitas semua moda transportasi dimana pengembangan itu sendiri
memerlukan acuan agar terdapat kesinambungan perencanaan dengan
keterbatasan anggaran Pemerintah Provinsi Lampung. Untuk itu diperlukan
suatu kajian tentang kinerja jalan di Provinsi Lampung menggunakan
pemodelan transportasi.
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat ditarik beberapa permasalahan
yang akan diajukan dalam penulisan skripsi ini yaitu:
1. Bagaimana konektivitas jaringan transportasi di Provinsi Lampung dapat
melayani kebutuhan pergerakan manusia dan barang di Provinsi
Lampung?
2. Bagaimana cara menentukan rencana pengembangan jaringan transportasi
dalam menunjang konektivitas jaringan transportasi jalan di Provinsi
Lampung?
3. Bagaimana pengaruh rencana pengembangan jaringan transportasi
terhadap kinerja jalan yang ditinjau dari parameter kinerja jalan?
C. Tujuan
Studi ini mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Memberikan gambaran pola pergerakan terkait jaringan transportasi yang
ada di Provinsi Lampung.
2. Mengetahui dampak penerapan kebijakan transportasi yang direncanakan
di Provinsi Lampunng terhadap pola pergerakan lalulintas.
3. Mengetahui pengaruh rencana pengembangan Jaringan Transportasi
dengan beberapa skenario (Pengembangan Dermaga, Pembangunan Tol
Sumatera, Pembangunan Kereta Api, Pengembangan Bandara, dan
Pembangunan Jembatan Selat Sunda)
4
D. Ruang Lingkup Pembahasan
Ruang lingkup pembahasan berguna untuk membatasi sampai sejauh mana
kajian ini dibahas dalam Tugas Akhir. Pembatasan masalah yang ada adalah
sebagai berikut :
1. Rencana
pengembangan
jaringan
transportasi
seperti
yang
telah
ditetapkan/ direncanakan oleh pemerintah daerah provinsi Lampung.
2. Perencanaan dibagi dalam tahapan pengembangan dan keadaan eksisting
tahun 2014 dan skenario sampai tahun 2035.
3. Diasumsikan bahwa untuk setiap skenario penanganan kebijakan,
dilakukan perubahan
pada pusat kegiatan dan penambahan jaringan
maupun simpul transportasi.
4. Simulasi jaringan jalan untuk memperkirakan dampak setiap alternatif
penanganan kebijakan dilakukan dengan paket program SATURN
(Simulation and Assignment of Traffic in Urban Road Network).
5. Perhitungan kapasitas dan kecepatan dilakukan menggunakan Manual
Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997.
6. Sebagai penyederhanaan model, lokasi jalan yang dikaji adalah Jalan
Nasional dan Jalan Provinsi di Provinsi Lampung.
E. Sistematika Pembahasan
Penyusunan tugas akhir ini akan diuraikan menjadi lima bab dengan
gambaran umum masing-masing bab adalah sebagai berikut:
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang atas permasalahan yang akan
5
menjadi objek studi, maksud dan tujuan studi, batasan studi yang dilakukan
yang dicantumkan dalam ruang lingkup pembahasan, dan sistematika
pembahasan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan mengenai dasar-dasar teori yang berkaitan dalam proses
penyusunan tugas akhir. Dasar-dasar teori ini menjadi acuan yang dapat
mendukung dalam melakukan analisis dari permasalahan yang menjadi objek
studi.
BAB III METODOLOGI
Bab ini menjelaskan mengenai metode pendekatan yang digunakan untuk
menganalisis permasalahan pada objek studi.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan tentang analisis semua permasalahan yang ada, dimana
masalah masalah yang muncul akan diselesaikan melalui penelitian. Pada bab
ini juga dilaporkan secara detail rancangan tehadap penelitian yang
dilakukan, baik perancangan secara umum dari sistem yang dibangun maupun
perancangan yang lebih spesifik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan hasil analisis dan rekomendasi
yang diambil berdasarkan hasil analisis tersebut. Adapun kesimpulan ini
merupakan jawaban dari maksud dan tujuan yang telah ditetapkan di awal
studi.
II. LANDASAN TEORI
A. Gambaran Prasarana dan Sarana Transportasi Provinsi Lampung
Transportasi darat merupakan pendukung sistem pergerakan internal paling
utama terutama pada pergerakan regional lintas Sumatera serta interaksi
penumpang dan barang antara pulau Jawa dan Sumatera. Provinsi Lampung
mempunyai posisi menjadi pintu gerbang baik dari arah Pulau Sumatera
maupun dari arah Pulau Jawa. Agar posisi yang strategis tersebut akan
berdampak optimum bagi kepentingan daerah dan kesejahteraan masyarakat,
Pemerintah Provinsi Lampung Tahun 2010 menerbitkan Peraturan Daerah
Nomor 1 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Provinsi Lampung Tahun 2009-2029.
Tujuan dilakukannya penataan ruang wilayah Provinsi adalah untuk
”Terwujudnya keterpaduan Penataan Ruang Provinsi Lampung untuk
mendukung Pembangunan yang Berkelanjutan dan Berdaya Saing.” Agar
ruang wilayah dapat dimanfaatkan dengan baik, dalam RTRW (Rencana Tata
Ruang Wilayah) dibagi dalam beberapa rencana struktur ruang wilayah, yaitu
Rencana Sistem Perkotaan, Rencana Jaringan Transportasi, meliputi darat,
laut dan udara, Rencana Sistem Jaringan Energi, Rencana Sistem Jaringan
7
Telekomunikasi dan Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air (Draft
Rencana Pembangunan Jangka Menengah/ RPJM, 2014).
Jaringan jalan di provinsi Lampung meliputi jalur regional dan pergerakan
internal. Jalur regional membentang dari arah utara-selatan wilayah Lampung
yang terdiri dari jalan lintas tengah, jalan lintas timur, jalan lintas barat. Jalan
Lintas Timur sepanjang 289,57 km, melintas dari Bakauheni – Bandar
Lampung – Bandar Jaya – Menggala – Pematang Panggang – Batas Sumatera
Selatan. Jalan Lintas Tengah sepanjang 318,95 km, melintas dari Bakauheni
– Bandar Lampung – Bandar Jaya – Kotabumi – Bukit Kemuning –
Blambangan Umpu – Batas Sumatera Selatan. Jalan Lintas Barat sepanjang
430,33 km, melintas dari Bakauheni – Bandar Lampung – Bandar Jaya –
Kotabumi – Bukit Kemuning – Liwa – Krui – Pugung Tampak– Batas
Bengkulu. Namun pada semua lokasi lintas tersebut memiliki kendalanya
masing-masing.
Lintas Timur Sumatera selama ini dikenal rawan tindak kriminal, seperti
perampokan dan pembegalan, terutama pada malam hari dan jalan tersebut
belum menyambung pada beberapa titik. Lintas Barat Sumatera masih
memiliki masalah yaitu jalur tersebut memiliki banyak titik longsor yang
akan mengganggu kelancaran dalam pengoperasian kinerja jalan tersebut
akibat secara geografis jalur berbukit dan melintasi gunung. Sedangkan pada
Jalan Lintas Tengah masih banyak ruas jalan yang mengalami kerusakan dan
pergerakan internal
membentuk pola jaringan laba-laba yang melingkar
dengan pusat kota Bandar Lampung.
8
Gambar 2.1. Peta Jaringan Jalan Provinsi dan Nasional di Propinsi Lampung.
(Sumber: Departemen Pekerjaan Umum)
Selain itu, Pemerintah Provinsi Lampung juga melaksanakan pembangunan
terminal pada beberapa wilayah yang diduga menjadi pusat-pusat
pertumbuhan dan simpul moda transportasi seperti Terminal Sukarame,
Terminal Negeri Sakti, Terminal Babatan serta Terminal Pringsewu. Pada
saat ini terdapat 23 terminal penumpang yang tersebar di beberapa kabupaten/
kota di Provinsi Lampung. Namun, secara garis besar fungsi dari terminal
belum digunakan secara maksimal dan mengalami kerusakan karena
kurangnya pemeliharaan.
Dengan adanya peningkatan populasi penduduk maka perlu ditingkatkannya
kapasitas angkut yang berkapasitas besar, kecepatan dan waktu tempuh yang
9
dapat diatur serta kenyamanan yang tinggi, Kereta api juga berfungsi
melayani kepentingan umum dan sosial yang berorientasi pada peningkatan
mobilitas orang atau barang di wilayah provinsi Lampung sebagai indikator
penting pertumbuhan ekonomi. Namun pada kenyataannya, angkutan Kereta
Api masih belum bekerja secara optimal, seperti dalam pengangkutan barangbarang kebutuhan yang seharusnya dapat diangkut menggunakan Kereta Api
namun diangkut menggunakan angkutan lainnya, yang mengartikan bahwa
Kereta Api belum terintegrasi dengan sistem transportasi lainnya seperti
dengan moda transportasi jalan raya, angkutan laut dan angkutan udara.
Provinsi Lampung juga memiliki jaringan pelayaran transportasi laut yang
sangat banyak dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia. Provinsi
Lampung kini memiliki 25 pelabuhan yang meliputi Pelabuhan Umum baik
yang diusahakan (dikelolah oleh PT PELINDO II Persero) maupun yang
tidak diusahakan (dikelolah oleh Kantor Pelabuhan) serta Pelabuhan Khusus
(dikelolah oles swasta/BUMN). Namun ada pelabuhan yang disebabkan
fasilitas prasarana yang telah rusak, maka pelabuhan tidak beroperasi secara
normal. Banyak potensi yang dimiliki Provinsi Lampung untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonominya dari beberapa pelabuhan perintis dan bandara
perintis yang bila dikembangkan secara optimal akan jauh memberikan
dampak besar dalam pertumbuhan perekonomian bagi Provinsi Lampung.
10
Gambar 2.2. Peta Lokasi Pelabuhan Di Provinsi Lampung.
Sumber : Perhubungan Dalam Angka Tahun 2008
Pada kenyataannya perkembangan alamiah pusat-pusat pelayanan primer di
provinsi Lampung mempengaruhi terhadap tumbuhnya pusat bangkitan dan
tarikan perjalanan wilayah yang sangat besar. Hal ini sangat berpengaruh
terhadap zonasi pergerakan asal dan tujuan perjalan di provinsi Lampung.
Berdasarkan kondisi ini wilayah Provinsi Lampung terbagi menjadi zona
internal dan zona eksternal dari petumbuhan lau lintas.
Zona internal mencakupi keseluruhan pergerakan antara wilayah dalam
Provinsi Lampung, sedangkan zona eksternal adalah pergerakan yang
berkaitan dengan wilayah di luar Provinsi Lampung (Kajian JTJ Provonsi
Lampung,2003)
11
Pola sebaran perjalanan angkutan jalan di wilayah provinsi Lampung
sebagian besar berawal dan berakhir di Bandar Lampung. Hal ini berlaku baik
untuk perjalanan orang maupun barang. Sasaran umum kebijaksanaan
pemerintah di dalam lalu lintas dan angkutan jalan adalah untuk menciptakan
sistem transportasi di daerah sehingga mobilitas orang dan barang dapat
menunjang pertumbuhan ekonomi dan dapat memenuhi kebutuhan sosial dan
perniagaan masyarakat.
B. Hubungan Tahapan Pemodelan terhadap Perencanaan Transportasi
Tamin (2000) menjelaskan bahwa tujuan dasar dari perencanaan transportasi
adalah merencanakan jumlah serta lokasi kebutuhan akan transportasi
(misalnya menentukan total pergerakan, baik untuk angkotan umum maupun
angkutan pribadi) pada masa mendatang ataupun padatahun rencana yang
akan digunakan untuk berbagai kebijakan investasi perencanaan transportasi.
Agustien,dkk (2014) dalam Simposium XVII FSTPT Universitas Jember,
mengatakan bahwa alternatif moda yang mempunyai aktivitas yang lebih
besar, waktu tempuh yang lebih singkat, biaya perjalanan yang lebih rendah
dan bersifat joint tour mempunyai peluang yang lebih besar untuk dipilih.
Akbardin (2014)
dalam Simposium XVII FSTPT Universitas Jember,
mengatakan bahwa dengan mengetahui potensi pergerakan kawasan pesisir
berdasarkan hasil produksinya maka akan dapat mengestimasi Model
Bangkitan
Pergerakan
berdasarkan
kondisi
sosio
ekonomi,
infrastruktur transportasi dan sarana transportasi di wilayah tersebut.
kondisi
12
Ardianto (2014)
dalam Simposium XVII FSTPT Universitas Jember,
mengatakan bahwa kebutuhan transportasi akan terus meningkat seiring
dengan berkembangnya daerah perkotaan dan bila kebutuhan sarana
transportasi tidak diimbangi dengan prasarana transportasi (jaringan jalan)
maka timbul masalah transportasi yang terus berlanjut dan untuk mengatasi
masalah tersebut maka harus diadakannya suatu manajemen lalulintas yang
baik.
Irchan (2014)
dalam Simposium XVII FSTPT Universitas Jember,
mengatakan bahwa tingginya urbanisasi dan kepemilikan kendaraan pribadi
telah mendorong perkembangan kota menjadi tidak terkendali dan cenderung
menjadi urban sprawl, ditambah pula kondisi kemacetan, polusi dan
konsumsi bahan bakar fosil juga ikut meningkat, diiringi dengan turunnya
kelayakan huni kota yang perlu adanya penataan pertumbuhannya dengan
mengaplikasikan kebijakan yang tepat.
Tamin (1997, dikutip dari Siregar ,2005) mengatakan bahwa setiap tata guna
lahan atau sistem kegiatan akan menghasilkan pergerakan dan menarik
pergerakan dalam proses pemenuhan kebutuhan. Meningkatnya pergerakan
ini menuntut penyediaan jaringan jalan yang semakin baik pula.
Ketidakseimbangan antara penyedia jaringan jalan dengan pemakainya akan
menyebabkan permasalahan lalulintas. Ketimpangan antara peningkatan
jaringan jalan dan jumlah kendaraan yang melalui jalan tersebut
menyebabkan berbagai permasalahan, antara lain meningkatnya waktu
perjalanan, menurunnya kenyamanan pemakai jalan dan sering kali
13
menyebabkan kemacetan lalu lintas. Masalah ini menjadi semakin parah
akibat adanya pencampuran pergerakan antara lalulintas menerus, regional
dan lokal.
Sulistyorini (2010) melakukan penelitian mengenai parameter model
kombinasi sebaran pergerakan, pemilihan moda dan pemilihan rute
berdasarkan arus lalulintas pada kondisi pembebanan keseimbangan yang
lebih realistis untuk jaringan jalan diperkotaan. Manfaat dari penelitian ini
adalah estimasi MAT dapat dilakukan dalam satu langkah dengan gabungan
tahapan sebaran pergerakan, pemilihan moda dan pemilihan rute dengan
menggunakan data arus lalulintas.
Perencanaan transportasi yang mengikutsertakan potensi wilayah/tata guna
lahan dalam perhitungannya merupakan metode yang lebih cocok terutama
untuk perencanaan strategi yang harus mengevaluasi suatu rencana jaringan
yang diperkirakan memiliki dampak luas terhadap perilaku pemilihan rute di
dalam jaringan dan seringkali bersifat perencanaan jangka panjang, apalagi
bagi ddaerah yang belum/kurang berkembang, dimana metoda perencanaan
transportasi yang akan didasarkan kepada trend lalulintas akan memberikan
hasil yang kurang baik atau bahkan tidak mungkin dilakukan (Tamin, t.t.).
C. Sistem Transportasi Makro
Sistem menurut Tamin (2000) adalah gabungan beberapa komponen atau
objek yang saling berkaitan. Dalam sebuah organisasi sistem, perubahan satu
komponen saja akan menyebabkan perubahan pada komponen lain yang
14
berhubungan dengan sistem tersebut. Dalam memahami dan mendapatkan
alternatif pemecahan yang terbaik, perlu dilakukan pendekatan secara
sistemik terhadap sistem transportasi makro. Sistem transportasi makro pada
dasarnya dapat dipecahkan menjadi beberapa komponen sistem transportasi.
Sistem Kegiatan
Sistem Jaringan
Sistem Kelembagaan
Sistem
Pergerakan
Sistem Kelembagaan
Gambar 2.3 Sistem Transportasi Makro (Tamin,2000).
Pada Gambar 2.3 dapat dilihat pola hubungan antara komponen sistem
transportasi yang satu dengan yang lainnya. Seperti yang telah dijelaskan
diatas, bila salah satu komponen berubah, maka akan menyebabkan
komponen yang lain berubah juga. Untuk lebih jelasnya mengenai keempat
komponen sistem transportasi diatas, berikut pendeskripsiannya.
1. Sistem Kegiatan
Manusia perlu bergerak karena tidak semua kebutuhannya dapat dipenuhi
di satu tempat tertentu. Setiap tempat mempunyai jenis kegiatan dan tata
guna lahan tertentu dan berbeda satu sama lainnya. Dengan adanya tata
15
guna lahan atau sistem kegiatan yang berbeda, akan menyebabkan suatu
sistem kegiatan akan membangkitkan pergerakan dan akan menarik
pergerakan dari dan ke daerah tersebut dalam rangka proses pemenuhan
kebutuhan. Sistem tersebut merupakan sistem pola kegiatan tata guna
lahan yang terdiri dari sistem pola kegiatan sosial, ekonomi, kebudayaan,
dan lain-lain. Besarnya pergerakan sangat berkaitan erat dengan jenis dan
intensitas kegiatan tata guna lahan.
2. Sistem Jaringan
Pergerakan yang berupa pergerakan manusia dan/atau barang tersebut jelas
membutuhkan moda transportasi (sarana) dan media (prasarana) tempat
moda transportasi tersebut bergerak. Prasarana transportasi yang
diperlukan biasa dikenal dengan sistem jaringan. Sistem jaringan yang
dikenal meliputi jaringan jalan raya, kereta api, bandara, terminal,
pelabuhan, dan prasarana transportasi lainnya. Sistem jaringan terdiri dari
simpul (node) dan ruas (link). Simpul biasanya menggambarkan titik
pertemuan atau titik dimana dapat terjadi perpindahan moda transportasi,
sedangkan ruas menggambarkan ketersediaan prasarana untuk berpindah
dari satu simpul ke simpul lainnya. Dalam rangka efektifitas sistem
jaringan, maka dibuatlah sistem hirarki jaringan yang mengatur beberapa
tingkatan dalam sistem jaringan yang diklasifikasikan berdasarkan tingkat
aksesibiitas dan mobilitas.
Permasalahan yang muncul pada sistem jaringan disebabkan pergerakan
yang terjadi selalu berubah-ubah baik volume maupun tata guna lahan dan
16
jika sudah ada sistem jaringan yang baru ataupun yang telah diperbaiki,
dan dapat pula terjadi perubahan volume dan/atau tata guna lahan. Hal-hal
diatas yang menyababkan sistem jaringan juga harus dapat menjawab
permasalahan yang akan terjadi terus-menerus ini. Ketika kebutuhan akan
pergerakan sudah melebihi ketersediaan prasarana, maka harus ada
perbaikan jaringan eksisting ataupun pembuatan jaringan yang baru.
3. Sistem Pergerakan
Interaksi antara sistem kegiatan dan sistem jaringan menghasilkan
pergerakan manusia dan/atau barang dalam bentuk pergerakan kendaraan
dan/atau orang. Suatu sistem pergerakan yang aman, cepat, nyaman,
murah, handal dan sesuai dengan lingkungannya dapat tercipta jika
pergerakan tersebut diatur oleh sistem rekayasa dan manajemen lalulintas
yang baik. Permasalahan kemacetan yang selalu terjadi di perkotaaan
timbul karena kebutuhan akan transportasi lebih besar dari
prasarana
transportasi yang tersedia ataupun prasarana transportasi tersebut tidak
berjalan sebagaimana mestinya seperti contohnya parkir di badan jalan
yang akan mengurangi kapasitas jalan atau digunakannya badan jalan
untuk tempat berjualan sehingga terjadi juga pengurangan kapasitas jalan
dan bertambahnya hambatan samping.
Hal yang dapat dilakukan untuk memperbaiki sistem pergerakan antara
lain adalah dengan cara mengatur teknik dan manajemen lalulintas untuk
jangka pendek, pembangunan fasilitias angkutan umum yang lebih baik
17
untuk jangka pendek dan menengah, atau pembangunan jalan utuk
jangka panjang.
4. Sistem Kelembagaan
Sesuai dengan perannya, dalam usaha untuk menjamin terwujudnya sistem