Resume pembelajaran Ilmu Hukum Semester

A. Pengertian Hukum
a. Apa Yang Dimaksud Dengan Ilmu Hukum
Ilmu hukum adalah, ilmu yang mempelajari apa itu hukum, apa tujuan hukum serta
bagaimana hukum itu terbentuk, atau ilmu yang didalamnya membahas segala sesuatu yang
berkaitan dengan hukum.
b. Apa Itu Hukum
Hukum itu ketentuan-ketentuan norma-norma, aturan,aturan, batasan,batasan, yang ada
ditengah masyarakat, yang mengatur ketertiban dalam masyarakat tersebut.
B. Definisi Hukum
Beberapa Definsi Hukum Menurut Para Ahli
Menurut Van Apeldroon, orang tidak akan mungkin memberikan sebuah defenisi hukum, karena
sangat sulit untuk mengadakannya yang sesuai dengan kenyataan.
Grotius bependapat, hukum itu adalah sebuah upacara moral.
Van Vollen Hoven berpendapat, hukm itu sesuatu yang indah.
Utrecht memberanikan diri memberikan sebuah batasan hukum itu sebagai berikut, hukum itu
adalah himpunan peraturan-peraturan (perintah-perintah dan larangan-larangan) yang mengurus
tata tertib suatu masyarakat dan karena itu harus ditaati oleh masyarakat itu.
Selanjutnya, pendapat ahli hukum Indonesia juga memberikan pendapatnya tentang
definisi dari ilmu hukum itu sendiri.

S.M Amin ,SH mengatakan di dalam bukunya bertamasya ke alam hukum. Hukum itu

adalah kumpulan peraturan-peraturan yang terdiri dari norma dan sanksi yang disebut sebagai
hukum. Dan tujuan hukum tersebut adalah, mengadakan ketertiban dalam pergaulan
mausia.sehingga keamanan dan ketertiban terjaga.
CR SIMORANGKIR & WOERJONO SOSTRO PRANOTO di dalam buku mereka.
Pelajaran hukum Indonesia, hukum itu adalah perturan yang bersifat memaksa yang menentukan
tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh badan-badan resmi yang
berwajib. Pelanggaran mana terhahadap peraturan-peraturan tadi berakibatkan diambilnya tindakan yaitu dengan hukuman tertentu
a. Unsur-Unsur Hukum
Unsur-unsur hukum adalah,
o Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat.
Apabila ada peraturan yang tidak mengatur tentang tingkah laku manusia maka peraturan
itu tidak bisa di katakan hukum.
o Peraturan itu diadakan oleh badan badan resmi yang berwajib.
Peraturan tersebut harus diadakan oleh badan resmi yang berwajib karena tidak mungkin
peraturan itu diadakan oleh orang biasa yang tidak memiliki pengetahuan untuk mengadakan
hukum.
o Peraturan itu bersifat memaksa
Peraturan itu harus memiliki sifat yang memaksa agar manusia menja-lankan peraturan
tersebut.
o Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas.

b. Ciri-ciri hukum
o Adanya perintah dan / atau larangan
Hukum itu terkadang hanya memiliki perintah saja dan larangan saja dan ada
kalanya hukum itu memiliki keduanya. Akan tetapi, tidak semua perintah dan larangan

itu hukum, namun ada perintah dan larangan ini berupa himbauan yang bukan diadakan
oleh badan resmi yang berwajib dan disahkan oleh undang-undang.
o Perintah dan / atau larangan itu harus patuh ditaati setiap orang
Ciri-ciri hukum selanjutnya adalah perintah dan / atau larangan tersebut harus
patuh ditaati setiap orang agar hukum itu menjadi hukum positif atau hukum itu dapat
dijalankan pada saat itu pada negara tertentu.
c. Sifat hukum
Sifat dari hukum ini adalah mengatur dan memaksa, apabila hukum tidak memiliki
sifat tersebut, maka, hukum ini tidak ada satupun yang menjalan-kannya dan juga
menaatinya.
C. Tujuan hukum
Tujuan adalah alur, cita-cita yang ingin dituju oleh seseorang. Tujuan hukum adalah apa
saja yang dikehendaki hukum agar terwujudkan atau tersampaikan. Ada beberapa tujuan hukum.
Yaitu,
1. Menjamin kelangsungan keseimbangan dalam kehidupan masyarakat

2. Untuk menjaga peraturan-perturan hukum agar berlangsung terus dan diterima oleh
seluruh anggota masyarakat.
3. Hukum hanya dapat menjamin sebuah kepastian
tujuan hukum menurut para ahli hukum
a. Prof. Subekti, S. H. mengatakan, hukum itu sebuah pengabdian seseorang kepada
negaranya yang dalam pokoknya ialah, mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan
pada rakyatnya
b. Prof. Mr. Dr. LJ. Van Apeldroon didalam bukunya “inleiding tot de studie van het
nederlandse recht” bahwa tujuan hukum ialah untuk mengatur pergaulan hidup manusia
secara damai. Hukum itu menghendaki perdamaian.
c. Berdasarkan Teori Etis, hukum tu diciptakan dengan kadar yang berlebih-lebihan, dan
mengkehendaki sebuah keadillan, disaat hukum itu dilanggar, maka sanksi akan di
berlakukan secara adil.
d. Berdasarkan Teori Geni, hukum itu semata-mata untuk mencapai keadilan. (teori ini
tidak jauh berbeda dengan teori etis).
e. Berdasarkan Teori Utilitis, apa saja yang bermamfaat maka itulah tujuan hukum.

f. Prof. Mr. J. Van Kaa berpendapat, pada dasarnya, hukum itu memiliki dua buah tujuan.
Yaitu,
o Ketika hak dan kewajiban telah terpenuhi, maka hukum tersebut telah ada dan

mencapai targetnya.
o Tujuan hukum dapat terealissasi ketika 3 kaedah sudah terpenuhi. Yaitu,
 Kaedah agama
 Kaedah kesusilaan
 Kaedah kesopanan

D. Sumber-Sumber Hukum
Sumber-sumber hukum adalah, tempat berasalnya ketentuan-ketentuan yang ada dalam
masyarakat sebagai landasan agar hukum itu dapat dijalankan dalam masyarakat.
Sumber hukum dapat ditinjau dari segi material dan segi formal:
1. Sumber-sember hukum material, dapat di tinjau berbagai sudut, misalnya dari sudut
ekonomi, sejarah, sosiologi dan sebagainya, sumber hukum material ini merupakan isi
dari hukum itu sendiri.
2. Sumber-sumber hukum formal, adalah, hukum acara dari sumber hukum material.
Dengan adanya hukum acara, maka isi dari hukum itu sendiri dapat dijalankan
Penulis menganologiskannya kedalam kehidupan dengan memisalkan sumber hukum
material itu dengan sepedamotor, kemudian sumber hukum formal dimisalkan dengan metodemetode agar sepedamotor tadi dapat dijalankan.
Adapun yang termasuk sumber hukum dalam arti formal adalah :

1) Undang-undang (statute)

Undang-undang ialah suatu peraturan Negara yang mempunyai kekuatan hukum yang
mengikat diadakan dan dipelihara oleh penguasa negara.
a. Syarat berlakunya undang-undang
Syarat mutlak berlakunya suatu undang-undang adalah dengan diundangkan dalam
lembaran Negara (LN) oleh menteri/sekretaris negara.
b. Berakhirnya kekuatan berlaku suatu undang-undang
Suatu undang-undang tidak berlaku lagi jika:
o Jangka waktu yang ditentukan oleh undang-undang itu sudah lampau.
o Sudah tidak relavan lagi dengan keadaan untuk didakannya undang-undang
tersebut.
o Undang-undang itu dengan tegas dicabut oleh instansi yang membuat atau lebih
tinggi.
o Telah diadakanundang-undang baru yang isinya bertentangan dengn undangundang yang dulu berlaku.
2) Kebiasaan (costum)
Kebiasaan (adat) adalah perbuatan manusia yang dilakukan berulang-ulang dalam hal
yang sama dan diterima oleh masyarakat, sehingga perbuatan yang bertentangan dengan
perbuatan itu dirasakan sebagai pelanggaran perasaan hukum.
3) Keputusan hakim (yurisprudensi)
Segala keputusan hakim terdahulu yang dijadikan rujukan pada saat sekarang oleh hakim
untuk menyelesaikan perkara yang sama dengan terdakwa yang berbeda dan di waktu

yang berbeda
4) Traktat (treaty)
Traktat beraarti perjanjian, perjanjian yang dimaksud disini merupakan perjanjian antara
suatu negara bahkan perjanjian yang bersifat person. Ada tiga unsur dalam perjanjian.
Yaitu,
o Adanya individu kedua belah pihak
o Adanya objek yang dijanjikan
o Adanya kesepakatan
Perjanjian yang menjadi sumber hukum yaitu, perjanjian yang tertulis dan disahkan oleh
notaries.

5) Pendapat serjana hukum (doktrin)
Pendapat serjana hukum yang ternama juga dapat menjadi sebuah sumber hukum disaaat
seorang hakim mengambil keputusan.
E. Mazhab-mazhab hukum
Mazhab yang dimaksud disini adalah keyakinan, kepercayaan, pendapat para ahli hukum.
Berikut mazhab-mazhab hukum yang digunkan,
1. Mazhab Hukm Alam
Prof. Subekti, S.H. mengatakan, hukum alam itu hukum yang berdasarkan kodrat alam
sudah seperti itu misalnya tangan kanan lebih besar dari tangan kiri akan tetapi ada juga orang

yang tangan kirinya lebih besar dari tangan kanan. Sehubungan dengan itu, menurut
Aristoteles, hukum alam itu ialah hukum yang oleh orang-orang berpikiran sehat dirasakan
selaras dengan kodrat alam
2. Mazhab Sejarah
Mazhab sejarah melipti proses terbentuknya hukum, sejarah penerapan hukum dan lain
sebagainya.
3. Teori Teokrasi
Didalam teori teokrasi, mereka mempercayai hukum-hukum itu datang dari tuhan yang
dituliskan dalam kitab suci
4. Teori Kedaulatan Rakyat
Dalam teori ini mengatakan adanya hukum itu dikarenakan adanya perjanjian yang
dibuat oleh rakyat dengan penguasa. dan rakyatlah yang membuat hukum
5. Teori Kedaulatan Negara

Pada abad ke-19, Teori Perjanjian Masyarakat ini ditentang oleh Teori yang
mengatakan, bahwa kekuasaan Hukum tidak dapat didasarkan atas kemauan bersama seluruh
anggota masyarakat. Hukum itu ditaati ialah karena Negaralah yang menghendakinya
6. Teori Kedaulatan Hukum
Tokoh dari aliran ini adalah Prof. Mr H. Krabbe dan Leon Duguit. Menurut Krabbe,
hukum hanyalah apa yang memenuhi rasa keadilan orang terbanyak yang ditundukan

kepadanya. Karena sifatnya yang berusaha mencapai keadilan yang setinggi-tinginya, maka
hukum itu wajib ditaati oleh manusia. Hukum itu ada, karena anggata masyarakat mempunya
perasaan bagaimana seharusnya hukum itu. Hanyalah kaidah yang timbul dari perasaan hukum
anggota suatu masyarakat, mempunyai kewibawaan/ kekuasaan.
7. Asas Keseimbangan
Kranenburg, murid dari dan pengganti Prof. Krabbe berusaha mencari dalil yang
menjadi dasar berfungsinya kesadaran hukum orang. Dalil tersebut dirumuskan oleh
Kranenburg sebagai berikut: tiap orang menerima keuntungan atau mendapat kerugian
sebanyak dasar-dasar yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Dalil ini oleh Kranenburg
dinamakan asas keseimbangan.
8. Mengapa orang menaati hukum
Menurut pandangan saya, ada beberapa alasan mengapa manusia mematuhi hukum:
o Manusia mematuhi hukum jelas karena hukum itu merupakan suatu kebutuhan. Dimana
ada masyarakat, disitu pasti ada hukum. Semua manusia butuh hukum untuk
kelangsungan hidupnya agar mendatangkan sebuah ketentraman.
o Manusia mematuhi hukum karena memang dari kesadaran manusia itu sendiri.
o Manusia mematuhi hukum karena adanya sanksi.
o Manusia adalah makhluk social.
F. Penemuan Hukum
 Pembentukan Hukum Oleh Hakim

Sebagaimaa yang telah kita pelajari dalam sumber-sumber hukum, keputusan hakim
merupakan sumber hukum formal, dengan demikian telah diakui pekerjaan hakim

merupakan faktor pembentuk hukum. Yang dimaksud dengan pembentuk hukum adalah,
kemampuan hakim dalam menyesuaikan undang-undang dengan permasalahan yang ada
karena peraturan didalam undang-undang tidak dapat mencakup semuanya. Akan tetapi,
keputusan hakim bukan peraturan hukum karena hakim tidak menduduki kekuasaan
legislatif.
G. Penafsiran Hukum
Dalam memutuskan sebuah keputusan ketika meindak perkara, seorang hakim harus
menafsirkan terlebih dahulu hukum yang telah ditentukan dalam undang-undang.
Macam-macam penafsiran hukum. Yaitu,
1. Penafsiran tata bahasa.
Penafsiran tata bahasa dipergunakan untuk menafsirkan kata-kata yang masih bersifat
umum dapat masih bisa dikhususkan untuk mendapatkan pemahaman yang jelas. Contoh:
kendaraan masih bisa ditafsirkan dengan sepedamotor, mobil, sepeda dan sebagainya.
2. Penafsiran shahih
Penafsiran shahih adalah penafsiran yang pasti terhadap kata-kata tersebut.
3. Penafsiran historis
Penafsiran yang dipergunakan untuk melihat sejarah-sejarah kenapa hukum itu atau

peraturan itu terbentuk.
4. Penafsiran sistematis.
Penafsiran yang melihat pasal-pasal lain yang memiliki sangkut-paut dengan perkara.
Apabila tidak ada pasal lain yang menjelaskan masalah perkara itu, maka kita hanya
menggunakan pasal yang ada saja
5. Penafsiran nasional.
Penafsiran yang menilik sesuai atau tidaknya keputusan yang diambil dengan hukum yang
berlaku.
6. Penafsiran telelogis
Penafsiran telelogis dipergunakan untuk mengingat tujuan dan maksud dari hukum undangundang itu. Penafsiran ini penting karena, bunyi undang-undang tetap sama akan tetapi,
kebutuhannya terkadang berbeda.
7. Penafsiran ekstensip

Penafsiran ekstensip ini adalah penafsiran dengan memperluas arti kata tersebut. contoh:
aliran listrik. Aliran tidak memiliki wujud yang nyata akan tetapi ditafsirkan dengan benda
mati.
8. Penafsiran restriktif
Penafsiran ini digunakan untuk membatasi makna dari sebuah kata atau menyempitkan
makna dari suatu kata.
9. Penafsiran analogis.

Penafsiran analogis merupakann penafsiran yang megiaskan perbuatan yang belum
memiliki peraturan dengan perbuatan yang sudah ditetapkan hukumnya.
10. Penafsiran a contrario
Penafsiran a contrario adalah suatu penafsiran yang dilakukan dengan cara memberikan
perlawanan pengertian antara pengertian pasti yang dihadapi dan peristiwa yang di atur
dalam undang-undang.
H. Pembidangan ilmu pengetahuan hukum
1. Kodifikasi hukum
Kodifikasi adalah pembukuan jenis-jenis hukum tertentu dalam kitab undang-undang
secara sistematis dan lengkap oleh badan kekuasaan kehakiman untuk diberlakukan sesuai
dengan aturanya.
Menurut bentuknya, hukum terbagi mejadi dua. Yaitu
a. Hukum tertulis (statute law = written law ) yakni hukum yang dicantumkan dalam
berbagai peraturan-perundangan.
Hukum tertulis terbagi dua. Yaitu,
o Telah di kodifikasikan
o Belum di kodifikasikan (hukum yang masih dalam tahap perancangan / design)
b. Hukum tak tertulis (unstatutery lay = unwritten law) yakni hukum yang memang tidak
pernah dituliskan akan tetapi keberadaannya dirasakan dan terekam oleh masyarakat.
2. Macam-macam pembagian hukum
a. Pembagian hukum menurut asas pembagiannya
1) Menurut sumbernya
o Hukum undang-undang
o Hukum kebiasaan (adat)
o Hukum traktat (perjanjian)
o Hukum jurisprudensi (hukum yang terbentuk oleh keputusan hakim)
2) Menurut bentuknya

o Hukum tertulis
o Hukum tak tertulis
3) Menurut tempat berlakunya
o Hukum nasional
o Hukum internasional
o Hukum asing
o Hukum di tempat beribadah
4) Menurut waktu berlakunya
o Ius costitutum (hukum positif) hukum yang berlaku sekarang dalam masyarakat
di daerah tertentu
o Ius costituendum, yaitu hukum yang diharapkan berlaku dimasa yang akan
datang, hukum yang dicita-citakan, hukum yang sedang dalam proses pembentukan.
o Hukum asasi (hukum alam) yaitu hukum yang berlaku dimana saja dan kapan
saja dimanapun dan untuk siapapun.
5) Menurut cara mempertahankannya
o Hukum material (isi hukum)
o Hukum formal (yang mengatur cara menjalankan isi hukum tersebut)
6) Menurut sifatnya
o Hukum yang memaksa
o Hukum yang mengatur
7) Menurut wujudnya
o Hukum objektif, hukum dalam suatu negara yang berlaku umum.
o Hukum subjektif, hukum yang timbul dari hukum objektif dan berlaku untuk
seorang atau lebih
8) Menurut isinya
o Hukum privat, Hukum Privat adalah hukum yang mengatur hubungan antara
orang yang satu dengan orang yang lain, dengan menitik beratkan pada
kepentingan perorangan.
o Hukum publik, hukum yang mengatur hubungan antara negara dengan alat-alat
perlengkapan atau hubungan antara negara dengan perorangan. Hukum publik
itu terdiri dari:
 Hukum tata Negara
 Hukum administrasi Negara
 Hukum pidana
 Hukum internasional

I. Ilmu hukum sebagai ilmu kaidah hukum
1. Hakikat kaedah.
Kaedah memiliki persamaan arti dengan norma.
a) Tata tertib masyarakat.
Agar dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya dengan aman, tentram dan damai
tanpa gangguan, maka bagi tiap manusia perlu adanya suatu tata (orde = ordnung). Tata
itu berwujud aturan-aturan yang menjadi pedoman bagi segala tingkah laku manusia.
Tata lazim disebut Kaedah (berasal dari bahasa Arab) atau Norma (berasal dari bahasa
Latin) atauUkuran-ukuran. Norma-norma itu mempunyai dua macam isi, dan menurut
isinya berwujud :
 Perintah, yang merupakan keharusan bagi seseorang untuk berbuat sesuatu oleh
karena akibat-akibatnya dipandang baik.
 Larangan, yang merupakan keharusan bagi seseorang untuk tidak berbuat sesuatu
oleh karena akibat-akibatnya dipandang tidak baik.
b) Kaedah dalam kenyataan
Kaedah dalam kenyataan menyangkut dengan peraturan yang hidup. Keamanan
dalam masyarakat akan terpelihara, apabila tiap warga tidak mengganggu sesamanya
Contoh peraturan hidup adalah:
 Orang yang mencuri barang milik orang lain harus dihukum.
2. Kaidah hukum dan kaidah lainnya
Kehidupan manusia di dalam pergaulan masyarakat diliputi oleh norma-norma, yaitu
peraturan hidup yang mempengaruhi tingkah laku manusia di dalam masyarakat.
Dalam pergaulan hidup dibedakan 4 macam norma kaedah yaitu :
a. Norma Agama

b. Norma Kesusilaan
c. Norma Kesopanan
d. Norma Hukum
1. Norma Agama
Norma agama ialah peraturan hidup yang diterima sebagai perintah-perintah,
larangan-larangan, dan anjuran-anjuran yang berasal dari Tuhan.

2. Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan ialah peraturan hidup yang dianggap sebagai suara hati sanubari
manusia (insan-kamil).
3. Norma Kesopanan
Norma kesopanan ialah peraturan hidup yang timbul dari pergaulan segolongan
manusia. Peraturan-peraturan itu diikuti dan ditaati sebagai pedoman yang mengatur
tingkah laku manusia terhadap manusia yang ada di sekitarnya.
4. Norma Hukum (Kaedah Hukum)
Peraturan-peraturan yang timbul dari norma hukum, dibuat oleh penguasa negara.
Isinya mengikat setiap orang dan pelaksanaannya dapat dipertahankan dengan segala
paksaan oleh alat-alat Negara.
J. Ilmu hukum sebagai ilmu pengetahuan hukum
Yang dikatakan denga ilmu hukum sebagai ilmu pengetahuan hukum adalah, dalam
mempelajari ilmu hukum, maka akan timbul setelah itu berbagai macam ilmu pengetahuan
tentang hukum.
Selain terjadinya berbagai ilmu pengetahuan tentang hukum, juga dikenal berbagai
pengertian tentang hukum sehingga dapat disebut ilmu pengertian hukum seperti, subyek
hukum, perstiwa hukum dan sebagainya
K. Subjek hukum dan objek hukum
Subjek hukum
Dalam dunia hukum perkataan orang (persoon) berarti pembawa hak, yaitu sesuatu yang
mempunyai hak dan kewajiban dan disebut Subyek Hukum.

Subyek Hukum terdiri dari:
a. Manusia (Natuurlijke persoon)
b. Badan Hukum (Rechtspersoon).
Obyek hukum,
Objek hukum adalah segala sesuatu yang bermanfaat bagi subjek hukum dan dapat menjadi
objek dalam suatu hubungan hukum. Objek hukum berupa benda atau barang ataupun hak
yang dapat dimiliki dan bernilai ekonomis.
Benda menurut KUHS psl 499 adalah,
a. Benda yang berwujud, yaitu segala sesuatu yang dapat diraba oleh pancaindera.
b. Benda yang tak berwujud (Benda immaterial) yaitu segala macam hak seperti:
Hak cipta, hak merek perdagangan dll.
Menurut Psl 504 KUHS benda dapat dibagi atas:
a. Benda yang tak bergerak (Benda tetap), yaitu benda yang tak dapat dipindahkan.
b. Benda yang bergerak (Benda tak tetap) yaitu benda-benda yang dapat dipindahkan.
L. Perbuatan hukum
Perbuatan hukum adalah, Segala perbuatan yang dilakukan manusia secara sengaja
dilakukan oleh seseorang untuk menimbulkan hak dan kewajiban-kewajiban.
Perbuatan hukum terbagi menjadi dua. yaitu
1. Perbuatan Hukum sepihak, yaitu perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu pihak saja
dan menimbulkan hak dan kewajiban pada satu pihak pula misalnya, Pembuatan surat
wasiat
2. Perbuatan hukum dua pihak, ialah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua pihak dan
menimbulkan hak-hak dan kewajiban-kewajiban bagi kedua pihak (timbal balik),
misalnya: membuat persetujuan jual beli, sewa menyewa dan lain-lain.
M. Pengertian dan macam-macam hak
Hak atau wewenang dalam hukum berarti, izin ata kekuasaan yang diberikan hukum untuk
memamfaat kan suatu barang atau melakukan sesuatu.
Hak terbagi menjadi dua. Yaitu,
a. Hak mutlak.

Hak mutlak ialah hak yang memberikan wewenang kepada seseorang untuk
melakukan sesuatu perbuatan. Hak mana yang dapat dipertahankan untuk
siapapun juga dan setiap orang harus menghormati hak tersebut.
Hak mutlak dapat dibagi kedalam tiga golongan. yaitu
 Hak asasi manusia
 Hak publik mutlak
 Hak keperdataan. Misalnya,
 Hak marital. Hak suami atas istrinya
 Hak kekuasaan orang tua atas anaknya
 Hak perwalian
 Hak pengampuan
b. Hak nisbi.
Hak nisbi ialah hak relatif yang memberikan wewenang kepada seseorang
atau beberapa orang untuk memnuntut agar supaya seseorang atau beberapa orang
lain tertentu untuk memberikan sesuatu, melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
N. Peristiwa hukum
Peristiwa

hukum adalah suatu

kejadian

dalam

masyarakat yang

dapat

menimbulkan akibat hukum atau yang dapat menggerakkan peraturan tertentu sehingga
peraturan yang tercantum di dalamnya dapat berlaku konkrit. Dalam hukum dikenal dua
macam peristiwa hukum yaitu:
1. Perbuatan subyek hukum ( persoon) yaitu berupa perbuatan manusia atau
badan hukum (recht persoon ) sebagai pendukung hak dan kewajiban.
2. Peristiwa lain yang bukan perbuatan subyek hukum.
Didalam peristiwa hukum, dikenal dua macam peristiwa hukum. Yaitu
1. Perbuatan hukum yang bersegi satu (eenzijdlg)
2. Perbuatan hukum yang bersegi dua (tweezijdig)