RESUME PENGANTAR ILMU EKONOMI

(1)

RESUME

PENGANTAR ILMU EKONOMI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi

Disusun oleh : Arif Santosa

1210801013

JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2014


(2)

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Persoalan Ekonomi

Kebutuhan manusia akan barang-barang dan jasa-jasa menurut jenisnya sangat bermacam-macam dan secara agregat jumlahnya tidak terbatas. Di lain pihak barang-barang dan jasa-jasa sebagai alat pemuas kebutuhan, walaupun jenisnya bermacam-macam akan tetapi secara relatif adanya terbatas bila di bandingkan dengan kebutuhannya. Di samping terbatas sesuatu barang kadang-kadang mempunyai penggunaan yang alternatif, artinya suatu barang dapat dipergunakan untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan. Contoh, sekaleng minyak tanah selain dapat dipergunakan untuk mengisi kompor untuk keperluan memasak, juga dapat dipergunakan untuk mengisi lampu untuk keperluan penerangan. Oleh karena itu maka manusia harus memilih salah satu diantara dua atau beberapa alternatif penggunaan, yaitu alternatif yang mempunyai daya guna yang paling besar. Tindakan memilih antara beberapa kemungkinan penggunaan ini disebut sebagai tindakan ekonomi.

2. Definisi Ilmu Ekonomi

Suatu ilmu adalah satu pengetahuan yang teratur dari hal pekerjaan hukum sebab-akibat. Jika disatu pihak kebutuhan manusia sifatnya tidak terbatas, tetapi dilain pihak barang-barang dan jasa-jasa secara relatif adanya terbatas, maka akibatnya manusia akan menderita kekurangan kemakmuran. Untuk mengatasi hal itu manusia harus menggunakan cara-cara tern tertentu, teratur, dan teruji tingkat keberhasilannya, atau dengan perkataan lain kita harus memiliki pengetahuan ilmiah, yaitu ilmu ekonomi.

3. Sasararan atau Obyek Ilmu Ekonomi

Di muka telah dijelaskan bahwa manusia di dalam usahanya untuk memnuhi kebutuhan harus melakukan tindakan alternatif. Bila salah satu


(3)

alternatif telah diambil, maka berarti alternatif yang lainnya harus dilepaskan atau dikorbankan. Alternatif yang dikorbankan biasanya merupakan alternatif yang nilainya lebih rendah, walaupun sifat penilaianya mungkin subyektf.

4. Tujuan Ilmu Ekonomi Tujuan ilmu ekonomi adalah :

1) Untuk mencari pengertian tentang hubungan peristiwa-peristiwa ekonomi baik hubungan yang bersifat kausal maupun hubungan yang bersifat fungsional.

2) Untuk menguasai peristiwa-peristiwa tersebut dan untuk dapat mengatasi masalah-masalah ekonomi yang kita hadapi.

5. Sifat Ilmu Ekonomi

Berdasarkan atas obyek penyelidikiannya serta persoalan yang dikemukakannya, maka ilmu-ilmu secara garis besarnya dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu :

1) Ilmu pengetahuan alam, seperti biologi, kimia dan fisika

2) Ilmu pengetahuan sosial, seperi sosiologi, ekonomi dan sebagainya. Ilmu ekonomi adalah salah satu cabang dari ilmu pengetahuan sosial. Oleh karena itu maka ilmu ekonomi mempunyai kelemahan-kelemahan yang sama seperti ilmu sosial pada umumnya. Walaupun kita ketahui bahwa akhir-akhir ini didalam ilmu ini telah digunakan pendekatan-pendekatan kuantitatif, tetapi pendekatan \-pendekatan terserbut tidak dapat menghilangkan kelemahan-kelemahan yang melekat pada ilmu ekonomi sebagai salah satu cabang dari ilmu sosial.

6. Metode Pendekatan

Metode adalah suatu skema, suatu rancangan kerja, untuk menyusun masalah yang satu macam itu menjadi suatu sistem pengetahuan. Jadi pada hakikatnya pengetahuan adalah merupakan kumpulan kesimpulan yang disusun menurut pola atau cara berfikir tertentu. Secara murni kita mengenal dua metode atau pola berfikir atau pendekatan, yaitu metode diduksi dan metode induksi.


(4)

Sesuai dengan sifat ilmunya, dimana konklusi atau generalisasi yang berupa dalil-dalil atau hukum-hukum ekonomi akan tetap terikat kepada suatu konteks ruang dan waktu.

8. Struktur Ilmu Ekonomi

Ditinjau dari segi pendekatan atau analisinya ilmu ekonomi dapat dibagi atas : a. Teori ekonomi Makro, yaitu ilmu ekonomi yang dalam pendekatannya

terhadap besaran-besaran ekonomi menggunakan besar-besaran secara keseluruhan atau agregat. Teori makro ini juga biasa disebut sebagai analisis pendapatan nasional atau teori pendapatan nasional.

b. Teori ekonomi Mikro, yaitu ilmu ekonomi yang dalam pendekatannya terhadap besaran-besaran ekonomi menggunakan besaran-besaran secara kelompok atau secara individual. Misalnya analisis kesimbangan konsumsi dan sebagainya. Analisis ekonomi mikro ini biasa juga disebut sebagai analisis harga pasar atau teori harga.

9. Lembaga dan Sistem Perekonomian

Lembaga dapat didefinisikan sebagai bentuk-bentuk prosedur yang telah mantap. Lembaga sosial yang seperti digambarkan oleh H.E.Barnes ialah struktur sosial dan mesin-mesin melalui mana masyarakat manusia mengorganisasikan secara langsung dan melakukan bermacam-macam aktifitas yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan manusia. Lembaga perekonomian adalah bagian dari lembaga soisial, oleh karena itu maka lembaga perekonomian dapat didefinisikan sebagai suatu bentik prosedur yang telah mantap yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang bersifat materil, misalnya tentang kepemilikan atas alat-alat produksi.

Sistem perekonomian yang dipakai oleh suatu masayarakat mempunyai hubungan yang erat dengan kehidupan masyarakat yang bersangkutan. Baik dengan kehidupan keagamaannyan, keadaan alam, tingkat teknologi yang dimiliki maupun dengan keadaan kependudukannya. Jadi secara nyata sistem perekonomian yang ada didunia ini banyak ragamnya. Akan tetapi untuk dapat mengerti sistem perekonomian yang bagaimana yang dianut oleh suatu negara, kita perlu mengetahui corak atau bentuk sistem pererkonomianm murni. Ada dua sistem perekonomian, yaitu sistem kapitalisme dan sistem kolektipisme. Diantara


(5)

kedua sistem tersebut terdapat banyak sistem perekonomian yang bersifat campuran,

BAB 11

PERSOALAN-PERSOALAN DASAR SETIAP PEREKONOMIAN

Persoalan ini mungkin akan dapat dipahami secara lebih baik dengan menggunakan contoh sebagai berikut : dimisalkan bahwa pada suatu masyarakat dengan jumlah penduduk tertentu, memiliki tanah, bahan-bahan dan sumber-sumber ekonomi lainnya tertentu dengan tingkatan teknik dan pengetahuan teknis tertentu pula, masyarakat harus (cukup) hanya memproduksi dua macam barang saja, yaitu senjata dan beras saja. Untuk memudahkan uraiannya Samuelson membuat tabel dan kurva kemungkinan produksi sebagai berikut :

TABEL 1

KEMUNGKINAN ALTERNATIF UNTUK MEMPRODUKSI BERAS ATAU SENJATA

Kemungkinan A B C D E F

Senjata (dalam ribuan)


(6)

Beras (dalam jutaan ton)

0 1 2 3 4 5

Dari tabel tersebut kita dapatkan dua macam titik ekstrim, titik A dan titik F, pada titik ini dimisalkan bahwa masyarakat yang bersangkutan menghendaki agar seluruh sumber-sumber yang ada dipergunakan seluruhnya untuk manghasilkan senjata sebanyak 15 ribu satuan, ini berarti bahwa masayarakat tersebut memilih produksi beras sebanyak nol (0) satuan.

Pada titik F dimisalkan bahwa masyarakat yang bersangkutan menghendaki agar seluruh sumber dan pengetahuan teknik yang ada dipergunakan seluruhnya untuk menghasilkan beras sebanyak 5 juta ton, dan memilih menghasilkan senjata sebanyak nol (0) satuan.

kedua titik ekstrim tersebut yaitu titik A dan titik F tentu saja tidak sesuai dengan kenyataan. Sebab bagaimana pun juga suatu negara dalam keadaan perang maka tidak mungkin untuk mengabaikan produksi bahan makanan. Sebaliknya bagaimanapun amannya suatu negara, tidak mungkin negara tersebut akan mengabaikan masalah pertahanan dan keamanan.

Diantara kedua titik ekstrim tersebut kita dapati beberapa kemungkinan kombinasi produksi antara senjata dan beras. Ini digambarkan oleh titik kombinasi dari B sampe E. Keadaan-keadaan inilah yang mungkin dapat mendekati kepada kenyataan.

Persoalan Penduduk

Menurut Malthus bahwa lambatnya kenaikan bah makanan dibandingkan dengan kenaikan jumlah penduduk disebabkan karena pada proses produksi tanah berlaku hukum kenaikan hasil lebih yang semakin menurun (the law of deminishtng returns).

Proses ketidakseimbangan antara pertambahan bahan makanan dan pertambahan jumlah penduduk digambarkan sebagai berikut pada taraf pertama pertambahan tenaga kerja pada produksi gandum menyebabkan hasil marginal


(7)

lebih dari seimbang. Pertambahan penduduk menyebabkan bertambahnya penawaran tenaga kerja pada produksi gandum tersebut. Sampai akhirnya pertambahan penduduk mencapai titik optimal, dimana pertambahan tenaga kerja pada produksi gandum tersebut memberikan hasil marginal yang tidak seimbang lagi (the low of deminishing returns). Pertambahan penduduk tetap berlangsung terus, sedang pertambahan hasil (hasil marginal) secara alamiah telah berhenti, maka sebagai akibatnya adalah terjadinya kepincangan antara pertambahan penduduk dan pertambhana bahan makanan.

Di samping memberikan penjelasan tentang faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pertambahan penduduk, Malthus juga mengemukakan tentang adanya faktor-faktor yang menghambat adanya pertambahan penduduk. Faktor-faktor tersebut dibedakan atas :

a) Faktor penghambat yang bersifat preventif, yaitu menghambat penduduk dengan cara moral restrain, misalnya memperlambat masa kawin.

b) Faktor penghambat yang bersifat repressif, yaitu penghambat karena terjadinya peperangan, penyakit menular, terjadinya bahaya kelaparan dan sebagainya.

Terhadap teori Malthus ini banyak para ahli yang mengajukan kritik dan ketidak setujuannya, terutama mengenal masalah pertambahan bahan makanan yang prosesnya berlangsung menurut deret hitung, dan pertambahan penduduk menurut deret ukur. Tetapi bagaimanapun juga teori Malthus ini mengandung segi-segi yang benar, yaitu tentang kecepatan pertambahan penduduk dan lambatnya pertambahan bahan makanan tanpa memperhatikan teori deretnya, terutama bagi negara-negara berkembang,. Di negara-negara tersebut lajunya pertambahan hasil pada sektor agraria dan mungkin juga pada sektor yang lainnya lebih lambat bila dibandingkan dengan lajunya pertrambahan penduduk.

Laju pertambahan penduduk dunia sekarang ini ditaksir sebesar 2% rata-rata tiap tahun. Penduduk dunia pada tahun 1971 sudah melebihi 3.900 juta jiwa dan dalam jangka waktu 35 tahun sesudah itu diperkirakan penduduk dunia akan menjadi dua kali lipat. Faktor yang mempengaruhi cepatnya laju perkembangan penduduk ini ialah adanya tingkat kelahiran yang tinggi dan disertai dengan kematian yang menurun, karena adanya perbaikan di bidang kesehatan, terutama pada anak-anak. Tingkat kelahiran di negara-negara yang telah maju pada


(8)

umumnya menurun cukup banyak, bahan untuk beberapa negara di Eropa Barat tingkat reproduksinya mencapai titik nol, akan tetapi di negara-negara berkembang tingkat kelahiran tetap tinggi, bahkan untuk banyak negara berkembang masih jauh diatas 2% per tahun. Sebagai akibatnya maka perkembangan penduduk di negara-negara yang telah maju.

Pertambahan penduduk yang demikian cepat menghadapkan negara-negara berkembang kepada beberapa persoalan yang peka dibidang sosial, politik, ekonomi, dan mungkin juga dibidang keamanan. Dibidang ekonomi pertambahan penduduk yang cepat akan menyebabkan hal-hal sebagai berikut :

a) Pertambahan penduduk akan mempengaruhi tingkat hidup masyarakat, karena pertambahan penduduk akan memungkinkan turunnya pendapatan rata-rata per kapita, bila pertambahan penduduk tersebut tidak disertai dengan kenaikkan pendapatan nasioanal yang sebanding dengan pertambahan penduduk tersebut.

b) Pertambahan penduduk dapat mempertajam kepincangan dalam pembagian pendapatan antara golongan-golongan didalam masyarakat,


(9)

BAB III

MODAL, PEMBAGIAN KERJA DAN UANG 1. Modal

Proses kehidupan masyarakat ekonomi modern ditandai oleh adanya : a) Tingkat penggunaan modal jumlah yang sangat besar.

b) Tingkat spesialisasi dan pembagian kerja yang mendalam. c) Penggunaan uang secara luas.

Pengertian modal dapat membedakan atas pengertian yang sempit dan pengertian yang luas. Modal dalam pengertian yang sempit adalah alat-alat produksi yang telah di produksi. Dalam pengertian yang luas, maka bukan hanya alat-alat produksi tetap juga setiap penambahan pengetahuan dan kecakapan yang dapat memperbesar prestasi ekonomi pada masa yang akan datang. Menurut Prof. DR. H.M.H.A van der Valk bahwa pengertian modal dalam arti yang luas adalah bagian dari arus benda dan jasa-jasa yang langsung ditujukan untuk penyediaan benda-benda material dan immaterial, yang berkemampuan untuk memberikan prestasi ekonomi pada masa yang akan datang.

Fungsi modal dapat dibedakan atas modal individu dan modal sosial. Modal individu adalah tiap-tiap barang yang memberikan sesuatu pendapatan bagi pemiliknya, terlepas dari kerjanya. Modal sosial adalah tiap-tiap produk yang dipergunakan untuk produksi selanjutnya. Jadi fungsi dari modal sosial adalah mempertinggi produktivitas kerja.

Investasi atau penanaman modal adalah memakai faktor-faktor produksi untuk membuat barang-barang yang secara langsung dapat memenuhi kebutuhan manusia. Berproduksi dengan menggunakan faktor modal ini oleh von Bohm Bawerk disebutnya sebagai berproduksi barang-barang konsumsi yang dibutuhkan, tetaapi membuat alat-alat produksi (modal) lebih dahulu. Kemudian alat-alat produksi ini dipergunakan untuk memproduksi barang-barang konsumsi. Misalnya saja seorang nelayan untuk menangkap ikan ia membuat jala lebih dahulu, tidak langsung menangkap ikan dengan tangannya. Dengan menggunkan modal, maka produksi dan produktivitas menjadi sangat tinggi. Lebih-lebih dalam dunia modern seperti sekarang ini, di mana produksi dilaksanakan dengan menggunakan mesin-mesin yang otomatis.


(10)

Perbedaan yang khas antara masyarakat modern dan masyarakat primitif antara lain ialah dalam hal pembagian kerjanya. Pada zaman primitif, dimana kehidupan dan kebutuhan hidup masih sangat sederhana, maka setiap orang dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Seorang petani ia mencangkul di sawah, untuk memperoleh cangkul itu ia pergunakan sebagian waktunya untuk membuat cangkul. Di samping itu untuk memperoleh keperluan alat-alat tangganya, maka ia pergunakan pula sebagian waktunya untuk membuat alat keperluan alat-alat keperluan rumah tangga tersebut,cara kerja seperti itu tentu saja tidak produktif, terlalu banyak waktu terbuang, sebab ia harus berpindah-pindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lainnya. Si petani akan lebih produktif bila seluruh tenaga dan kecakapannya ia curahkan untuk mengerjakan pertaniannya. Untuk pekerjaan-pekerjaan lainnya seperti membuat cangkul, membuat alat-alat keperluan rumah tangga dan sebagainya ia serahkan kepada orang lain. Jadi harus ada pembagian kerja agar produktivitas kerja menjadi lebih tinggi.

Pada zaman modern kehidupan dan alat-alat pemuas kebutuhan sudah sangat kompleks. Maka orang sudah tidak mungkin lagi untuk membuat segala macam keperluannya. Bahkan ada kemungkinan bahwa seseorang mengerjakan sesuatu yang tidak diperlukan oleh dirinya sendiri. Sedang barang-barang keperluanya untuk pemenuhannya dibeli dari orang lain. Pada zaman modern seperti sekarang ini pembagian kerja sudah demikian mendalam, bukan hanya pembagian kerja untuk berjenis-jenis pekerjaan saja, akan tetapi dalam satu jenis pekerjaan pun telah diadakan pembagian kerja lebih spesifik lagi.

Ada dua macam spesialisasi yaitu spesialisasi produk dan spesialisasi proses. Spesialisasi produk ialah di mana tiap-tiap orang atau mungkin juga tiap-tiap daerah atau negara akan menghasilkan sesuatu jenis barang tertentu saja. Pada spesialisasi proses seorang pekerja hanya mengerjakan suatu bagian tertentu dalam rangka pembuatan sesuatu hasil . pengertian spesialisasi itu sendiri dalam arti umum ialah suatu keadaan bahwa dengan meninggalkan kemungkinan pemakaian umum, seseorang, sesuatu mesin, atau sesuatu bahan,diusahakan lebih terpakai untuk sesuatu tujuan.


(11)

Ada beberapa definisi tentang uang diamtaramya ialah Robertson dalam bukunya “money” terbitan tahun 1922 mengatakan bahwa uang adalah segala sesuatu yang umum diterima dalam pembayaran barang-barang. Sedang R.S. Sayera dalam bukunya “Modern Banking” terbit tahun 1938, mengemukakan bahwa uang adalah segala sesuatu yang umum diterima sebagai pembayar utang. Kemudian A.C. Pigou dalam bukunya “The Veil of Money” mengemukakan bahwa uang adalah segala sesuatu yang umum di pergunakan sebagai alat tukar. Dan dalam bukunya yang lain yang berjudul “Money Debt and Economic Activity” mengemukakan bahwa uang adalah kekayaan dengan mana si pemilik dapat melunaskan utangnya dalam jumlah tertentu pada waktu itu juga. Akhirnya Rollin G.Thomas dalam bukunya “Our Modern Banking and Monetary system” mengemukakan bahwa uang adalah segala sesuatu yang siap dan pada umumnya diterima secara umum dalam pembayaran untuk pembelian barang-barang dan jasa-jasa dan untuk membayar utang.

Uang dalam aktivitas dan kehidupan perekonomian pada umumnya mempunyai fungsi-fungi sebagai berikmut :

a) Sebagai alat penukar (Medium of exchange) b) Sebagai alat pengukur nilai (unit of account) c) Sebagai alat penabung (store of value)

d) Sebagai alat untuk pembentukan kekayaan dimasa yang akan datang (standart of deffered payment)

Fungsi uang yang pertama dan yang kedua adalah merupakan fungsi pokok. Sedang fungsi yang ketiga dan keempat adalah merupakan fungsi turunan. Fungsi uang sebagai alat tukar sangat memegang peranan penting dalam setiap perekonomian. Tanpa adanya sesuatu benda yang berfungsi sebagai alat penukar, maka dapat dibayangkan bagaimana proses kehidupan perekonomian ini akan berlangsung. Para konsumen akan mendapat kesuliutan pula untuk memeperoleh bahan dasar dan menjual hasil produksimya. Dengan uang maka masyarakat dapat mengukur dari tiap-tiap barang yang diperlukan, sehingga proses pertukaran akan lebih dipermudah. Dengan uang orang dapat menabung dan dapat mengadakan pembentukan kekayaan untuk masa yang akan datang.

Di negara-negara yang sudah maju perekonomiannya, seperti di Amerika Serikat dan di Eropa Barat, di samping adanya penggunaan uang dalam proses


(12)

kehidupan perekonomian, maka di sana didapati pula adanya bpenggunaan kredit. Sekalipun tidak dipungkiri bahwa di negara-negara berkembang pun telah ada penggunaan kredit, akan tetapi penggunaanya belum begitu luas seperti halnya di negara-negara yang sudah maju.

4. Permintaan dan penawaran uang

Permintaan uang adalah kebutuhan masyarakat terhadap uang tunai. Menurut John Maynard Keynes ada tiga motif yang mendasari adanya permintaan terhadap uang tersebut, yaitu :

a) Motif transaksi b) Motif berjaga-jaga c) Motif spekulasi

Permintaan uang untuk transaksi dipengaruhi oleh tinggi rendahnya tingkat pendapatan nasional. Dengan meningkatnya pendapatan seseorang maka kebutuhan uang untuk transaksi akan meningkat. Hasil penjumlahan semua permintaan uang secara individual tersebut dalam suatu perekonomian merupakan permintaan agregat terhadap transaksi. Hal ini juga dapat dijelaskan melalui pendapatan nasional. Dengan meningkatnya pendapatan nasional maka jumlah uang yang dibutuhkan oleh masayarakat untuk keperluan transaksi juga meningkat. Tinggi-rendahnya tingkat pendapatan nasional mempengaruhi terhadap tingkat kebutuhan uang untuk transaksi. Makin tinggi tingkat pendapatan nasional sesuatu negara, maka makin besar kebutuhan uang untuk transaksi, sebaliknya tentunya makin rendah tingkat pendapatan nasional maka makin sedikit jumlah yang diperlukan untuk keperluan transaksi.

Seperti halnya permintaan uang untuk keperluan transaksi, maka permintaan uang untuk keperluan berjaga-jaga juga dipengaruhi oleh tinggi rendahnya tingkat pendapatan nasional. Ini dapat dimengerti karena secara individual semakin tinggi pendapatan seseorang , maka tingkat kesadarannya terhadap masa depan yang tidak menentu juga makin tinggi. Ini akan membawa kepadanya tentang perlunya uang untuk berjaga-jaga di masa yang akan datang. Secara agregat tentunya makin tinggi tingkat pendapatan nasional, maka kebutuhan masyarakat terhadap uang untuk berjaga-jaga juga semakin besar pula. Pada pendapatan nasional kebutuhan uang yang berjaga-jaga bila pendapatan nasional naik maka kebutuhan uang untuk berjaga-jaga juga naik. Karena kedua macam


(13)

permintaan akan uang tersebut dipengaruhi oleh faktor yang sama maka kedua macam permintaan tersebut dapat digabungkan , gabungan permintaan uang ini disebut dengan permintaan uang,

Tidak seperti halnya permintaan uang untuk transaksi dan permintaan uang untuk berjaga-jaga, maka permintaan uang untuk spekulasi tidak dipengaruhi oleh tingkat pendapatan nasional, tetapi dipengaruhi oleh tingkat bunga. Yang dimaksud dengan spekulasi disini ialah spekulasi didalam pembelian dan penjualan surat-surat obligasi. Meningkatnya tingkat bunga bertendensi menurunkan harga dari surat-surat obligasi. Para spekulan membeli surat-surat obligasi pada waktu harganya murah dan menjualnya kembali pada waktu harganya mahal. Dengan demikian mereka akan dapat keuantungan. Jadi menurunkan tingkat bunga cenderung untuk meningkatkan permintaan uang untuk keperluan spekulasi dan sebaliknya meningkatnya tingkat bunga cenderung untuk menurunkan permintaan untuk keperluan spekulasi.

BAB IV

PASAR, PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN HARGA 1. Pengertian Pasar

Pasar dibedakan atas pasar konkret dan pasar abstrak.

Pasar konkret : suatu tempat di mana para pembeli dan para penjual berkumpul untuk memperjual-belikan barang-barangnya .

Pasar abstrak : ialah suatu tempat dimana para pembeli dan para penjual berkumpul untuk memperjual-belikan barangnya akan tetapi barang-barang yang diperjualbelikan tidak terdapat ditempat tersebut , disana biasanya hanya terdapat contoh-contohnya saja.


(14)

Sedangkan di dalam ilmu ekonomi itu sendiri pengertian pasar adalah besirnya permintaan dan penawaran pada suatu jenis barang atau jasa tertentu , atau pasar adalah keseluruhan permintaan dan penawaran akan barang-barang atau jasa-jasa tertentu. Pengertian pasar idak dibatasi oleh tempat. Berdasarkan definisi ini maka kita jumpai pengertian-pengertiam pasar seperti pasar tenaga kerja, pasar modal, dan sebagainya.

2. Organisasi pasar

Oragnisasi pasar dibedakan dua macam pasar, yaitu : a) Pasar yang sempurna

b) Pasar tidak sempurna

Bila syarat-syarat pasar yang sempurna itu tidak terpenuhi maka organisasi pasar yang bersangkutan dinamkan tidak sempurna, maka supaya suatu organisasi pasar tersebutr dapat dikatakan sempurna pasar itu harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a) Para pembeli dan para penjual mengetahui benar-benar tentang keadaan pasar, mengetahui benar-benar tentang harga pasar, harga permintaan, harga penawaran, dan kualitas barang yang diperjual-belikan

b) Tiap-tiap pembeli dan tiap-tiap penjual dapat membeli atau menjual secara bebas kepada siapa saja tanpa ada pilih kasih

3. Struktur pasar

Struktur pasar dapat dibedakan atas :

a) Pasar, dimana terdapat persaingan sempurna b) Pasar, dimana tidak terdapat persaingan c) Pasar, dimana kurang terdapat persaingan 4. Pasar persaingan sempurna

Suatu pasar dapat dikatan ada persaingan sempurna, bila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a) Pasar tersebut harus teroganisasi secara sempurna

b) Pembeli dan penjual harus bebas dalam tindakannya (tidak boleh ada perjanjian-perjanjian)

c) Tidak ada campur tangan pemerintah baik secara langsung maupun tidak langsung

d) Barang-barang yang diperdagangkan homogen

e) Jumlah pembeli dan penjual harus sedemikian besarnya, sehingga pengaruh individual terhadap tinggi-rendahnya harga pasar tidak terasa 5. Pasar Monopoli


(15)

Suatu pasar dikatakan sebagai suatu pasar monopoli bila seluruh penawaran pada pasar tersebut dikuasai oleh seorang penjual atau sekumpulan penjual tertentu karena kedudukannya yang demikian kuat di pasar, maka seorang atau suatu badan monopolis itu dapat mengemudikan politik harga menurut kehendaknya sendiri.

6. Persaingan Tidak sempurna (Imperpect Compertation)

Di antara kedua bentuk ekstrim tersebut yaitu pasar persaingan sempurna dan pasar monopol, maka pendapat bentuk-bentuk pasar antara lain yaitu : monopoli tak sempurna, oligopoli dan persaingan monopoli. Monopoli tak sempurna dapat dijumpai bila terdapat suatu badan usaha yang besar dan disamping itu juga terdapat sejumlah badan usaha kecil-kecil. Di mana badan usaha yang besar mempunyai pengaruh yang besar terhadap hrga pasar (price leader), tetapi badan usaha tersebut tidak dapat menguasai sepenuhnya situasi pasar sebab adanya persaingan dari pihak badan-badan usaha yang kecil masih ada dan tidak dapat diabaikan, monopoli tak sempurna biasa juga disebut sebagai price leadership.

Pasar persaingan monopolis (monopolistic competation) akan terdapat bila suatu pasar bercorak dua, yaitu disamping terdapat adanya persaingan juga terdapat monopoli.

7. Pure Competation, Free Competation dan Monopoli

Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk pure competation adalah :

a) Tidak ada product differentation.barang-barangnya distandarsasikan, dan yang satu dapat mengganti yang lainnya

b) Penawaran sifatnya atomistis. Artinya para penjual secara individual tidak dapat memperbesar atau memperkecil jumlah barangnya

Suatu pasar dikatakan ada free competation bila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a) Tidak ada suatu preferensi pada penjual atau pembeli. Pendorong satunya bagi si pembeli adalah harga yang rendah dan pendorong satu-satunya bagi si penjual adalah harga yang tinggi

b) Adanya pandangan yang luas dari si penjual dan si pembeli. Artinya si pembeli dan si penjual dapat mengetahui seluruh keadaan pasar

8. Permintaan

Permintaan adalah jumlah kesatuan barang yang oleh para pembeli akan dibeli dengan bermacam-macam harga jangka waktu tertentu. Ditinjau dari segi


(16)

kemampuan atau daya beli dari si peminta, maka permintaan dibagi atas permintaan potensial dan permintaan efektif. Permintaan pertama hanya menunjukan intensitas kebutuhan seseorang akan guna sesuatu barang tanpa disrtai dengan daya beli. Sedang permintaan yang kedua selain menunjukan adanya intensitas kebutuhan juga disertai dengan adanya daya beli. Jadi dengan demikian maka permintaan jenis kedualah yang ikut serta dalam proses pembentukan harga pasar dan terlaksananya jual-beli.

Banyak sedikitnya jumlah barang yang diminta akan tergantung oleh faktor-faktor sebagai berikut :

a) Harga barang yang diminta

b) Harga barang-barang substitusi dan barang komplementernya c) Pendapatan konsumen

d) Selera dari pada konsumen

9. Permintaan individual dan permintaan kolektif

Ditinjau dari jumlah orang yang meminta, maka permintaan dapat dibedakan atas permintaan individual dan mintaan kolektif atau permintaan kolektif atau permintaan pasar (market demand). Permintaan individual yaitu permintaan yang datang seorang individu. Sedang permintaan kolektif atau permintaan pasar adalah kumpulan dari permintaan-permintaan individual.

10. Elastisitas permintaan

Elastisitas permintaan ialah perbandingan antara perubahan relatif dari jumlah barang yang diminta dengan perubahna relatif dari harganya.

11. Pergeseran kurva permintaan

Dengan dugaan bahwa harga barang-barang yang bersangkutan keadaanya tetap, maka adanya perubahan pada pendapatan konsumen, perubahan harga barang-barang lainnya dan perubahan-perunahan pada selera konsumen akan menyebabkan perubahan pada permintaan yang berupa pergeseran kurva permintaan kekiri atau kekanan.

12. Penawaran

Penawaran ialah jumlah barang yang oleh para penjual bersedia untuk dijualnya pada berbagai harga pada suatu jangka waktu tertentu. Kesediaan para penjual untuk menawarkan barang-barangnya ditentukan oleh bebrerapa faktor yaitu :

a) Faktor teknologi yang dimiliki oleh perusahaan yang bersangkutan b) Faktor ongkos produksi


(17)

c) Tujuan-tujuan tertentu

d) Harga pasar dari barang-barang yang dihasilkan

Keadaan teknologi yang dimiliki oleh suatu perusahaan menentukan besar kecilnya kapasitas produksi pada perusahaan yang bersangkutan. Tetapi berapa satuankah produsen akan bersedia untuk menawarkan barang-barangnay dipasar tidak hanya tergantung kepada besar-kecilnya kapasitas produksi saja, melainkan juga tinggi-rendahnya ongkos produksi untuk menghasilkan barang yang dimaksud dibandingkan dengan harga pasar yang berlaku pada saat itu.

13. Elastisitas penawaran

Elastisitas penawaran adalah perbandingan antara perubahan relatif dari jumlah barang yang ditawarkan dengan perubahan relatif dari harganya.

14. Harga keseimbangn

Pada proses jual-beli penjual dan pembeli merupakan pihak-pihak yang berhadapan satu sama lain. Pihak penjual menghendaki harga yang tinggi dan sebaliknya pihak pembeli menghendaki harga yang rendah. Harga adalah sejumlah uang yang harus diberikan oleh seseorang untuk memperoleh sesuatu (barang atau jasa). Harga tersebut dipasar. Pada pasar persaingan sempurna penjual dan pembelin secara imdividual tidak dapat menguasai harga pasar.dipasar permintaan secara kolektif berhadapan dengan penawaran secara kolektif. Bila kedua kekuatan ini telah menjadi seimbang maka berbentuklah harga yang disepakati oleh kedua belh pihak.


(18)

PRODUK NASIONAL DAN PENDAPATAN NASIONAL 1. Lingkaran aktifitas Ekonomi

Pada rumah tangga konsumsi (konsumen masayarakat) lebih banyak dilakukan aktivitas konsumsi dari pada aktivitas produksi. Sebaliknya pada rumah tangga produksi (firma,perusahaan) lebih banyak dilakukan aktivitas produksi dari pada aktivitas konsumsi. Kedua rumah tangga tersebut saling melengkapi dan pengaruh mempengaruhi satu sama lain.

Rumah tangga produksi mengambil nilai-nilai yng berupa faktor-faktor produksi dari rumah tangga konsumsi, dan memberikan nilai-nilai baru yang berupa barang-barang yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi tersebut kepada rumah tangga konsumsi, sebaliknya rumah tangga konsumsi memberikan nilai yang berupa faktor-faktor produksi kepada rumah tangga konsumsi, dan mengambil nilai yang berupa barang-barang jadi yang dimuat oleh rumah tangga produksi. Jadi kedua rumah tangga tersebut saling memerlukan dan saling melengkapi satu sama lain.

Untuk dapat memproduksi barang-barang dan jasa-jasa rumah tangga produksi membutuhkan faktor-faktor produksi yang bberasal dari alam (tanah, bahan dan sebagainya) dalam contoh tanah, tenaga kerja, modal dan skiil. Faktor-faktor produksi tersebut dimiliki oleh rumah tangga konsumsi. Sebagai balas jasa untuk pemakaian faktor produksi tersebut, rumah tangga produksi memberikan rente untuk pemakaian tanah, upah untuk pemakaian tenaga kerja, bunga untuki pemakaian modal dan skiil dalam pengertian yang mengorganisasi faktor lainnya dalam proses produksi memperoleh sisanya yang berupa profit (laba). Balas jasa yang diberikan oleh rumah tangga produksi tersebut, maka bagi rumah tangga konsumsi (masyarakat) adalah merupakan pendapatan.


(19)

Di muka telah dikemukakan bahwa produksi dalam arti luas adalah semua usaha atau aktivitas yang ditujuk untuk menambah atau mempertinggi nilai atau faedah sesuatu barang. Jadi produksi itu meliputi segala kegiatan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manusia, baik secara langsung maupun secara tidak langsung, baik yang menghasilkan barang-barang maupun yang menghasilkan jasa-jasa.

Produk nasional ialah jumlah barang-barang dan jasa-jasa yang ada di dalam masyarakat yang di dalam masyarakat yang dihasilkan dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) dinilai menurut harga pasar. Sedang pendapatan nasional dapat diartik sebagai penjumlahan dari pendapatan-pendapatan perseorangan. Dalam hal ini P.A Samuelson mengemukakakan bahwa pengertian pendapatan nasional adalah luas, yaitu untuk ukuran dalam bentuk uang dari seluruh arus barang-barang dan jasa-jasa di dalam suatu perekonomian dalam jangka satu tahun. Dan sering dipergunakan sebagai kebaikan dari pengertian produk nasional atau net nasional product.

3. Beberapa pengertian tentang pendapatan Nasional

Konsep produk nasional dan pendapatan nasional adalah merupakan pengertian yang umum, dan kadang-kadang agak membingungkan. Untuk memperoleh pengertian yang lebih jelas kita perlu mempelajari pengertian-pengertian pendapatan nasional yang bersifat teknis. Pengertian-pengertian-pengertian yang dimaksud ialah produk nasional bruto, produk domestik bruto, produk nasional nett, national income, pendapatan perseorangan dan pendapatan yang baru diterima dan yang siap untuk dibelanjakan.

4. Kapasitas produksi Nasional

Kemampuan sebuah perekonomian dalam menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa pertahun disebut kapasitas produksi nasional. Kemampuan tersebut dipengaruhi oleh :

a) Kuantitas dan kualitas, serta komposisi dari sumber-sumber daya yang tersedia dalam perekonomian yang bersangkutan.

b) Tingkat pembagian kerja.

c) Besar kecilnya perusahaa-perusahaan yang ada. d) Metode produksi yang dipergunakan.

e) Pengetahuan ilmiah yang dimilki oleh penduduk negara yang bersangkutan.


(20)

5. Metode perhitungan pendapatan nasional

Perhitungan tentangbesar kecilnya pendapatan nasional suatu negara, baik dalam pengertian Gross Dosmetic Produc maupun dalam pengertian Gross National Product biasanya dilakukan oleh lembaga tertentu, di indonesia adalah biro pusat statistik untuk menghitung besar-kecilnya pendapatan nasional secara garis besar ada dua macam metode, yaitu :

Metode obyektif

Di dalam metode ini perhitungan pendapatan nasional dilakukan melalui sektor pajak, yaitu pajak-pajak yang dibayar oleh orang-orang atau oleh badan-badan, terutama pajak pendapatan. Oleh karena pajak yang dibayar oleh wajib pajak merupakan presentase tertentu dari pendapatannya, maka dengan melihat jumlah pajak yang diperoleh kita dapat menentukan besar-kecilnya jumlah pendapatan nasional.

Metode subyektif

Di dalam metode ini perhitungan pendapatan nasional dilakukan dengan cara mengambil data dari subyek-subyek ekonomi yang ada di dalam masyarakat, yaitu subyek-subyek p;ada rumah tangga produksi, rumah tangga konsumsi, dan rumah tangga pemerintah.

6. Pembagian pendapatan

Salah satu masalah di dalam masalah organisasi ekonomi adalah masalah pembagian pendapatan, yang sering juga disebut sebagai masalah pembentukan pendapatan. Istilah yang kedua ini rupanya merupakan istilah yang lebih tepat. Sebab kenyataannya pendapatan masyarakat itu diperoleh tidak dari pembagian tetapi terbentuk di pasar melalui kerjanya sistem harga.

BAB VI

UPAH, BUNGA, SEWA TANAH DAN LABA 1. Upah buruh

Upah buruh adalah penggantian atas pemakaian tenaga yang diberikan kepada mereka yang melakukan sesuatu pekerjaan dari seorang majikan atau


(21)

badan tertentu. Atau dapat juga dikatakan bahwa upah adalah harga buruh yang diterima oleh buruh karena ia telah menyerahkan jasanya dalam proses produksi.

Upah dalam arti sempit ialah upaya yang diterima oleh semua macam pekerjaan yang ditujukan kepada usaha produksi, yang berupa pencurahan tenaga jasmani. Upah dalam arti luas ialah upah yang diterima oleh semua macam pekerjaan yang ditujukan kepada usaha produksi yang berupa pencurahan tenaga jasmani maupun rohani.

Tingginya upah yang harus dibayar adalah sesuai dengan nilai uang dari hasil marginalnya (hasil batasnya). Jadi dengan demikian, maka hasil marginal dari kerja akan menentukan berapa tenaga kerja itu diminta pada taraf upah yang disanggupi oleh pengusaha sesuai dengan hasil marginal yang dicapai. Makin banyak tenaga kerja yang dikerjakan untuk sebidang tanah tertentu itu, makin rendah pula upah yang diberikan.

2. Bunga Modal

Bunga modal atau interest adalah pendapatan yang diterima oleh para pemilik modal karena telah menyerahkan penggunaan modalnya pada proses produksi. G . Haberler dalam bukunya “Property and Depression”, membedakan adanya dua macam teori tentang bunga modal, yaitu teori bunga yang murni yang bersifat non moneter dan teori bunga yang bersifat.

3. Sewa tanah

Sewa tanah ialah harga penggunaan tanah yang diterima oleh pemilik tanah karena si pemilik telah menyerahkan penggunaan tanahnya di dalam proses produksi. Ada beberapa teori tentang rente tanah, teori-teori tersebut ialah :

a. Teori Rente Tanah dari Kaum Physiokrat

Kaum physiokrat menerangkan bahwa sewa tanah itu ada, karena tanah mempunyai kapasitas-kapasitas produktif yang istimewa, yaitu kesuburan dalam arti tanah. Hanya tanahlah yang membantu dalam produksi dan memberikan kelebihan hasil yang melebihi dari biaya-biaya. Hasil lebih ini dinamakan product net sebagian dari product net ini diterima oleh pemilik tanah sebagai sewa tanah.

b. Teori Rente Tanah dari Ricardo

Teori rente tanah dari Ricardo terkenal dengan nama teori rente tanah differensial. Menurut Ricardo sewa tanah adalah ganti kerugiasn, yang


(22)

harus dibayar kepada pemilik tanah untuk pemakaian dari pada tanah-tanah yang lebih baik, yaitu untuk perbedaan kesuburan antara tanah-tanah yang disewa dan tanah yang paling gersang (marginal) yang masih dipergunakan berhububngan dengan harga-harga hasil akhir, tanpa mengalami kerugian dari pada pemakaian tanah marginal tersebut. Pada mulanya orang akan menggunakan bagian-bagian tanah yang paling baik yang paling subur. Jika penduduknya bertambah banyak, maka orang akan menggunakan tanah yang kurang subur dan jika penduduk itu terus-menerus bertambah, sedang tanah-tanah yang diusahakan tidak dapat mencukupi kebutuhan, maka akan dipergunakan tanah ketiga yang lebih kurang legi kesuburannya.

Teori rente tanah differensial ini selanjutnya diintefsikan oleh Von Thumen dan von Wieser. Von Thunen mengatakan bahwa rente tanah itu timbul bukan saja karena perbedaan kesuburan tanah, tetapi juga karena letak yang strategis. Tanah yang mempunyai letak strategis akan memberikan hasil yang lebih tinggi dari pada tanah yang tidak strategis.

4. Laba pengusaha

Laba pengusaha ialah pendapatan yang diterima oleh pemilik perusahaan. Pendapatan ini bukan sebagai harga pengusaha, tetapi sebagai akibat dari pembentukan harga di berbagai pasar. Pendapatan ini merupakan selisih antara hasil penjualan dikurangi dengan biaya-biaya seperti rente tanah, upah buruh, bunga modal dan bahan-bahan yang dipakai ditambah dengan penghapusan atas alat-alat modal tetap. Tentang laba pengusaha ini ada beberapa teori yaitu : a. Teori Klasik atau Teri Residu

Ricardo berpendapat bahwa laba pengusaha bukan merupakan harga yang diterima oleh pengusaha, seperti pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang lain, tetapi merupakan sisa dari penghasilan perusahaan setelah dikurangi dengan biaya-biaya untuk faktor-faktor produksi yang lainnya. Menurut Ricardo, laba pengusaha dapat dianggap sebagai premi organisasi seperti halnya pada rente tanah. Sebab organisasi dari perusahaan-perusahaan yang memperoleh profit pada asasnya keadaanya lebih senpurna dari pada organisasi perusahaan marginal.


(23)

Teori ini dikemukakan oleh von Bohm Bawerk dan JP. Clark, Provit terjadi karena adanya pergeseran antara dua pasar yaitu pasar pembelian (faktor-faktor produksi) dan pasar penjualan (barang-barang konsumsi). Para pengusaha yang telah dapat menduga kemungkinan-kemungkinan di hari kemudian dengan tepat, akan mempergunakan kesempatan itu, dan memperoleh perbedaan harga sebagai akibat pergeseran pasar. Profit diperoleh bila pergeseran harga itu positif.

c. Teori Dinamis dari J.Schumpeter

Profit terdapat pada kehidupan perekonomian yang dinamis dan diperoleh oleh pengusaha yang dinamis pula. Pengusaha-pengusaha yang dinamis yang disebut juga sebagai captain of entrepreneur, yaitu pengusaha-pengusaha pionir, yang berani menempuh jalan baru, menggunakan teknik baru dan mencoba metode-metode produksi baru, maka pada mereka akan diterima keuntungan-keuntungan, mendahului pengusaha-pengusaha yang lainnya. Mereka akan menerima super normal profit, sedang pengusaha-pengusaha yang lainnya hanya normal profit saja. Baru dalam jangka yang lama, maka pengusaha-pengusaha yang lainnya akan mencontohnya untuk menggunakan teknik dan metode produksi baru. Dan dengan demikian pula maka super normal profit akan hilang

d. Profit sebagai Premi Risiko dari F.Knight

F. knight didalam bukunya mengemukakan tentang profit dihubungkan dengan ketidakpastian, yaitu ketidakpastian pada masa yang akan datang yang merupakan suatu risiko. Penanaman modal, menanggung risiko ketidaktentuan oleh karena itu, maka pengusaha harus mempunyai perfeforseight untuk keberaniannya menanggung risiko dan pandangannya yang tajam tentang masa datang, maka sudah seharusnya mereka menerima penggantian atas kecakapannya.


(24)

BAB VII

TABUNGAN, KONSUMSI, DAN INVESTASI 1. Penggolongan Masyarakat Menurut Tingkat Pendapatannya

Untuk memudahkan analisis kita tentang tabungan, konsumsi dan investasi maka masyarakat menurut tingkat pendapatannya kita golongkan menjadi tiga golongan, yaitu :

1). Golongan masyarakat yang berpendapatan rendah

2). Golongan masyarakat yang berpendapatan menengah atau sedang 3). Golongan masyarakat yang berpendapatan tinggi

Golongan pertama, yaitu mereka yang pendapatannya lebih rendah dari keperluannya untuk dapat mencapai tingkat hidup yang minimal. Untuk mencapai hidup yang minimal ini mereka terpaksa meminta kredit dari golongan lain atau dengan kata lain mereka ini menjalankan disavving. Golongan kedua, yaitu mereka yang pendapatannya baru cukup saja untuk menutupi kebutuhan primernya. Sedang golongan ketiga adalah mereka yang pendapatannya selain setelah dapat mencukupi untuk keperluan hidupnya secara normal juga masih ada sebagian yang dapat ditabung.

2. Fungsi konsumsi

Pengeluaran disposable income dipakai untuk konsumsi dan saving. Jadi besar kecilnya C dan S dipengaruhi oleh besar-kecilnya Y atau dengan kata lain C dan S merupakan variabel yang tidak bebas.


(25)

Sebaliknya Y merupakan variable bebas. Pertambahan Y akan menyebabkan pertambahan C dan S walaupun tidak proposional.

Fungsi konsumsi menggambarkan tingkah laku masyarakat mengenal konsumsi dalam hubungannya dengan pendapatan. Dalam hal ini Keynes mengemukakan dasar kejiwaan yang biasa disebut sebagai Keynessian Psychologial Law if Consumptionm, yang menyatakan bahwa :

1). Pertambahan income akan selalu menyebabkan pertambahan konsumsi akan tetapi tidak sebanyak kenaikkan incomenya

2). Setiap pertambahan income akan menyebabkan pertambahna konsumsi dan saving

3). Pertambahan income jarang menyebabkan penurunan konsumsi dan saving

Hukum tersebut selain menyatakan bahwa Y sebagai determinant dari pada C dan S juga menyatakan bahwa bila income naik, maka konsumsi juga baik, tetapi tidak sebesar kenaikkan incomenya. Ini sesuai dengan pendapat dari Engel, yang menyatakan bahwa “makin kecil pendapatan seseorang, maka makin besar bagian yangdikeluarkan untuk keperluan rumah tangga nya, dan makin besar pendapatan seseorang, maka makin kecil bagian yang di keluarkan untuk keperluan rumah tangga.’ Ini dalam mikro ekonomi dan dalam makro ekonomi hukum ini akan berbunyi sebagai berikut: ‘makin kecil pendapatan masyarakat,maka secara relatif makin kecil bagian yang dikonsumsi dan makin besar bagian yang di tabung.”

3. Pergeseran Fungsi Konsumsi

Untuk memudahkan analisis kita tentang fungsi konsumsi ini biasanya kita gunakan fungsi C ini dalam bentuk garis lurus. Ini berarti pada tiap-tiap tingkat pendapatan MPC nya adalah tetap. Tetapi bila MPC menunjukan angka yang tetap misalnya 0,75 (3/4) maka fungsi C akan merupakan garis lurus, . ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi C (Y), yaitu :

a). Faktor subyektif

yang dimaksud adalah faktor-faktor yang mempengaruhi sikap masyarakat dalam hal melaksanakan konsumsinya, yaitu sikap


(26)

masyarakat terhadap kehematan, makin hemat suatu masyarakat maka makin kecil MPC-nya , faktor ini akan menyebabkan gerak rotasi dari pada fungsi C.

b). Faktor obyektif

faktor-faktor obyektif yang dimaksud ialah :

1). Pembagian pendapatan yang merata untuk kedua kalinya, faktor ini lebih banyak mempengaruhi mereka yang termasuk golongan yang berpendapatan rendah (income bracket)

2). Social security 3). Price Expectation 4). Kredit konsumsi

5). Standar hidup dinaikkan 6). Perubahan struktur pajak

Faktor-faktor tersebut akan menyebabkan pergeseran fungsi C ke atas atau ke bawah, pergeseran ini merupakan pergeseran yang bersifat shift.

c). Faktor –faktor lainnya

faktor-faktor lain yang turut serta mempengaruhi propensity to consume adalah adanya keawetan barang-barang konsumsi dan bertambahnya hasrat untuk mengimpor.

4. Fungsi saving

Fungsi saving adalah garis yang menggambarkan berrbagai bagai tingkat saving pada berbagai bagai tingkat pendapatan. Di muka telah dikemukakan bahwa besarnya C dan S tergantung kepada besarnya Y. Kalau kita tuliskan formulanya adalah Y = C + S sebagai silamese twin maka bila C membesar akan menyebabkan S mengecil dan sebaliknya bila S membesar menyebabkan C mengecil.

Sebelum melewati titik break event point (Y = C), selalu negatif (dissaving) seperti pada titik A sesudah melewati titik tersebut (B), S selalu positif seperti pada titik C,D,E,F,G dan seterusnya. Bila fungsi C merupakan garis lurus maka fungsi S dapat digambar dengan cara memindahkan sudut yang berbentuk oleh scale line dengan fungsi C pada titik YO di sumbu horizontal. Tetapi seperti kita ketahui bahwa fungsi C adalah berbentuk garis lengkung. Maka untuik membuat fungsi S yaitu dengan cara membuat suatu garis yang melewati titik


(27)

YO, dengan angka-angka yang terdapat yaitu untuk titik-titik A,B,C,D ,E,F dan G yang masing-masing bernilai sampai 110, 150, 400, 760, 1170 dan 1640 sehingga terbentuklah kurva SS.

Fungsi S tidak merupakan garis yang sejajar dengan fungsi C, bahkan arah dari kedua fungsi tersebut berkebalikan satu sama lain, kalau pada fungsi C kiat kenal adanya Propensity of Consume (PC) dan Marginal Proprnsity to Consume (MPC) maka pada fungsi S, kita kenal Propensity to save (PS) dan Marginal to save (MPC). PS dalah hasil bagi seluruh saving dibagi dengan seluruh income m marginal propensity to save adalah perbandingan antara tambahan saving dengan tambahan income. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa saving adalah merupakan akibat saja dari income dikurangi dengan konsumsi. Ini sesuai dengan pendapat modern bahwa saving adalah merupakan income yang tidak dikonsumsi jadi bersifat pasif, sebaliknya menurut pendapat klasik saving adalah merupakan capital formatiion, jadi bersifat aktif.

5. Investasi

Investasi atau pembentukan modal menurut meyer adalah merupakan perbedaan antara faktor produksi pada awal dan pada akhir tahun atau merupakan simpanan yang berupa security (saham-saham, obligasi, surat-surat berharga negara, dan lain-lain). Sedangkan menurut samuel son investasi adalah tambahan netto barang-barang kapital nyata dalam suatu masa tertentu. Jadi bukan pembelian security, selanjutnya investasi dapat dibedakan atas bermacam-macam pengertian yaitu :

1. Gross Invesment dan Nett Invesment

Gross invesment adalah pertambahan dari barang-barang modal sebelum dikurangi dengan penyusutan (deprecation). Untuk mencapai pertumbuhan yang continu, maka produksi dalam masyarakat modern, ditujukan untuk memproduksi barang-barang konsumsi (barang dan jasa) dan barang-barang modal yang dapat berupa gedung-gedung, mesin-mesin persediaan dan sebagainya.


(28)

Nett invesment adalah Gross invesment dikurangi dengan deprecation .

2. Aoutonomous Invesment dan induced invesment

Investasi otonom (aoutonomous invesment adalah investasi yang di dorong oleh adanya faktor dinamis, pertambahan penduduk, moving prontier dan inovation). Tujuan nya adalah untuk menaikkan tingkat pendapatan nasional.

Investasi otonom terjadi pada perubahan-perubahan di bidang teknik yang makin lama makin ruwet, yang meminta lebih banyak kapital untuk persatu kesatuan buruh. Oleh hansen ini disebut sebagai deepening of capital.

Induced invesment adalah investasi yang digerakan atau diakibatkan oleh adanya pertambahan pendapatan. Bila Y bertambah maka demand untuk barang-barang konsumsi juga bertambah. Untuk memenuhi permintaan tersebut diperlukan tambahan barang-barang investasi. Secara singkat maka perbedaan antara invesatsi otonom dan induced invesment adalah sebagai berikut : ini ditujukan untuk menambah Y, sedangkan II justru diakibatkan oleh pertambahn Y.

3. Foreign invesment

Foreign invesment tidak ada hubungannya dengan pengertian penanaman modal luar negeri. Foreign invesment terdapat pada open economy yaitu bila ekspor lebih besar dari pada impor. Perbedaannya merupakan foreign invesment.

6. Marginal efficiency of Capital (MEC)

Pembentukan modal bersih sebagian besar terhadap pada badan-badan perusahaan. Pengusaha bersedia untuk mengadakan investasi, yaitu membeli barang-barang modal, bila dengan investasi atau membeli barang-barang modal tersebut pengusaha mempunyai harapan untuk memperoleh keuntungan. Yaitu bila hasil produksi yang diharapkan dari penanaman modal memberikan pendapatan yang lebih besar dari pada harga pembelian untuk barang-barang modal tersebut. Dengan kata lain


(29)

yaitu bila investasi itu diciptakan rate of returns over cost. Yang dimaksud dengan cost (ongkos) disini ialah biaya-biaya pemeliharaan mesin dan penyusutan. Perbandingan antara annual rate operaturn dengan ongkos yang dikeluarkan karena penambahan investasi modal disebut marginal epicienci of capital (MEC). MEC ini biasanya dinyatakan dalam presentasi (R).

Pergeseran MEC menunjukan naik-turunya rate of returns opercoss atau kesempatan untuk mengadakan investasi. Pergeseran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor , yaitu :

1). Faktor kejiwaan, state of bussines conpidence (kepercayaan keadaan perniagaan). Pada masa-masa depresi orang akan pesimis, segan untuk mengadakan investasi. Sebaliknya pada masa boom, orang akan optimis dan bergairah untuk mengadakan investasi.

2). Adanya faktor-faktor dinmis, pertambahan penduduk, moving prontier dan inpation pertambahn penduduk dan moving prontier menyebabkan pertambahan permintaan barang-barang konsumsi. Disatu pihak permintaan akan menyebabkan harga-harga naik dan dilain pihak dengan menambah produksi akan terjadi internal economi, dimana ongkos persatuan dapat menurun. Inopation juga akan memungkinkan terjadinya internal economi, ini semuanya akan menyebabkan naiknya MEC.

3). Perubahan struktur pajak.

Bila pajak terlalu menekan kepada pengusaha maka para pengusaha akan segan untuk mengadakan investasi, sebabongkos produksi akan menjadi tinggi., menjadi MEC turun.


(1)

BAB VII

TABUNGAN, KONSUMSI, DAN INVESTASI 1. Penggolongan Masyarakat Menurut Tingkat Pendapatannya

Untuk memudahkan analisis kita tentang tabungan, konsumsi dan investasi maka masyarakat menurut tingkat pendapatannya kita golongkan menjadi tiga golongan, yaitu :

1). Golongan masyarakat yang berpendapatan rendah

2). Golongan masyarakat yang berpendapatan menengah atau sedang 3). Golongan masyarakat yang berpendapatan tinggi

Golongan pertama, yaitu mereka yang pendapatannya lebih rendah dari keperluannya untuk dapat mencapai tingkat hidup yang minimal. Untuk mencapai hidup yang minimal ini mereka terpaksa meminta kredit dari golongan lain atau dengan kata lain mereka ini menjalankan disavving. Golongan kedua, yaitu mereka yang pendapatannya baru cukup saja untuk menutupi kebutuhan primernya. Sedang golongan ketiga adalah mereka yang pendapatannya selain setelah dapat mencukupi untuk keperluan hidupnya secara normal juga masih ada sebagian yang dapat ditabung.

2. Fungsi konsumsi

Pengeluaran disposable income dipakai untuk konsumsi dan saving. Jadi besar kecilnya C dan S dipengaruhi oleh besar-kecilnya Y atau dengan kata lain C dan S merupakan variabel yang tidak bebas.


(2)

Sebaliknya Y merupakan variable bebas. Pertambahan Y akan menyebabkan pertambahan C dan S walaupun tidak proposional.

Fungsi konsumsi menggambarkan tingkah laku masyarakat mengenal konsumsi dalam hubungannya dengan pendapatan. Dalam hal ini Keynes mengemukakan dasar kejiwaan yang biasa disebut sebagai Keynessian Psychologial Law if Consumptionm, yang menyatakan bahwa :

1). Pertambahan income akan selalu menyebabkan pertambahan konsumsi akan tetapi tidak sebanyak kenaikkan incomenya

2). Setiap pertambahan income akan menyebabkan pertambahna konsumsi dan saving

3). Pertambahan income jarang menyebabkan penurunan konsumsi dan saving

Hukum tersebut selain menyatakan bahwa Y sebagai determinant dari pada C dan S juga menyatakan bahwa bila income naik, maka konsumsi juga baik, tetapi tidak sebesar kenaikkan incomenya. Ini sesuai dengan pendapat dari Engel, yang menyatakan bahwa “makin kecil pendapatan seseorang, maka makin besar bagian yangdikeluarkan untuk keperluan rumah tangga nya, dan makin besar pendapatan seseorang, maka makin kecil bagian yang di keluarkan untuk keperluan rumah tangga.’ Ini dalam mikro ekonomi dan dalam makro ekonomi hukum ini akan berbunyi sebagai berikut: ‘makin kecil pendapatan masyarakat,maka secara relatif makin kecil bagian yang dikonsumsi dan makin besar bagian yang di tabung.”

3. Pergeseran Fungsi Konsumsi

Untuk memudahkan analisis kita tentang fungsi konsumsi ini biasanya kita gunakan fungsi C ini dalam bentuk garis lurus. Ini berarti pada tiap-tiap tingkat pendapatan MPC nya adalah tetap. Tetapi bila MPC menunjukan angka yang tetap misalnya 0,75 (3/4) maka fungsi C akan merupakan garis lurus, . ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi C (Y), yaitu :

a). Faktor subyektif

yang dimaksud adalah faktor-faktor yang mempengaruhi sikap masyarakat dalam hal melaksanakan konsumsinya, yaitu sikap


(3)

masyarakat terhadap kehematan, makin hemat suatu masyarakat maka makin kecil MPC-nya , faktor ini akan menyebabkan gerak rotasi dari pada fungsi C.

b). Faktor obyektif

faktor-faktor obyektif yang dimaksud ialah :

1). Pembagian pendapatan yang merata untuk kedua kalinya, faktor ini lebih banyak mempengaruhi mereka yang termasuk golongan yang berpendapatan rendah (income bracket)

2). Social security 3). Price Expectation 4). Kredit konsumsi

5). Standar hidup dinaikkan 6). Perubahan struktur pajak

Faktor-faktor tersebut akan menyebabkan pergeseran fungsi C ke atas atau ke bawah, pergeseran ini merupakan pergeseran yang bersifat shift.

c). Faktor –faktor lainnya

faktor-faktor lain yang turut serta mempengaruhi propensity to consume adalah adanya keawetan barang-barang konsumsi dan bertambahnya hasrat untuk mengimpor.

4. Fungsi saving

Fungsi saving adalah garis yang menggambarkan berrbagai bagai tingkat saving pada berbagai bagai tingkat pendapatan. Di muka telah dikemukakan bahwa besarnya C dan S tergantung kepada besarnya Y. Kalau kita tuliskan formulanya adalah Y = C + S sebagai silamese twin maka bila C membesar akan menyebabkan S mengecil dan sebaliknya bila S membesar menyebabkan C mengecil.

Sebelum melewati titik break event point (Y = C), selalu negatif (dissaving) seperti pada titik A sesudah melewati titik tersebut (B), S selalu positif seperti pada titik C,D,E,F,G dan seterusnya. Bila fungsi C merupakan garis lurus maka fungsi S dapat digambar dengan cara memindahkan sudut yang berbentuk oleh scale line dengan fungsi C pada titik YO di sumbu horizontal. Tetapi seperti kita ketahui bahwa fungsi C adalah berbentuk garis lengkung. Maka untuik membuat fungsi S yaitu dengan cara membuat suatu garis yang melewati titik


(4)

YO, dengan angka-angka yang terdapat yaitu untuk titik-titik A,B,C,D ,E,F dan G yang masing-masing bernilai sampai 110, 150, 400, 760, 1170 dan 1640 sehingga terbentuklah kurva SS.

Fungsi S tidak merupakan garis yang sejajar dengan fungsi C, bahkan arah dari kedua fungsi tersebut berkebalikan satu sama lain, kalau pada fungsi C kiat kenal adanya Propensity of Consume (PC) dan Marginal Proprnsity to Consume (MPC) maka pada fungsi S, kita kenal Propensity to save (PS) dan Marginal to save (MPC). PS dalah hasil bagi seluruh saving dibagi dengan seluruh income m marginal propensity to save adalah perbandingan antara tambahan saving dengan tambahan income. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa saving adalah merupakan akibat saja dari income dikurangi dengan konsumsi. Ini sesuai dengan pendapat modern bahwa saving adalah merupakan income yang tidak dikonsumsi jadi bersifat pasif, sebaliknya menurut pendapat klasik saving adalah merupakan capital formatiion, jadi bersifat aktif.

5. Investasi

Investasi atau pembentukan modal menurut meyer adalah merupakan perbedaan antara faktor produksi pada awal dan pada akhir tahun atau merupakan simpanan yang berupa security (saham-saham, obligasi, surat-surat berharga negara, dan lain-lain). Sedangkan menurut samuel son investasi adalah tambahan netto barang-barang kapital nyata dalam suatu masa tertentu. Jadi bukan pembelian security, selanjutnya investasi dapat dibedakan atas bermacam-macam pengertian yaitu :

1. Gross Invesment dan Nett Invesment

Gross invesment adalah pertambahan dari barang-barang modal sebelum dikurangi dengan penyusutan (deprecation). Untuk mencapai pertumbuhan yang continu, maka produksi dalam masyarakat modern, ditujukan untuk memproduksi barang-barang konsumsi (barang dan jasa) dan barang-barang modal yang dapat berupa gedung-gedung, mesin-mesin persediaan dan sebagainya.


(5)

Nett invesment adalah Gross invesment dikurangi dengan deprecation .

2. Aoutonomous Invesment dan induced invesment

Investasi otonom (aoutonomous invesment adalah investasi yang di dorong oleh adanya faktor dinamis, pertambahan penduduk, moving prontier dan inovation). Tujuan nya adalah untuk menaikkan tingkat pendapatan nasional.

Investasi otonom terjadi pada perubahan-perubahan di bidang teknik yang makin lama makin ruwet, yang meminta lebih banyak kapital untuk persatu kesatuan buruh. Oleh hansen ini disebut sebagai deepening of capital.

Induced invesment adalah investasi yang digerakan atau diakibatkan oleh adanya pertambahan pendapatan. Bila Y bertambah maka demand untuk barang-barang konsumsi juga bertambah. Untuk memenuhi permintaan tersebut diperlukan tambahan barang-barang investasi. Secara singkat maka perbedaan antara invesatsi otonom dan induced invesment adalah sebagai berikut : ini ditujukan untuk menambah Y, sedangkan II justru diakibatkan oleh pertambahn Y.

3. Foreign invesment

Foreign invesment tidak ada hubungannya dengan pengertian penanaman modal luar negeri. Foreign invesment terdapat pada open economy yaitu bila ekspor lebih besar dari pada impor. Perbedaannya merupakan foreign invesment.

6. Marginal efficiency of Capital (MEC)

Pembentukan modal bersih sebagian besar terhadap pada badan-badan perusahaan. Pengusaha bersedia untuk mengadakan investasi, yaitu membeli barang-barang modal, bila dengan investasi atau membeli barang-barang modal tersebut pengusaha mempunyai harapan untuk memperoleh keuntungan. Yaitu bila hasil produksi yang diharapkan dari penanaman modal memberikan pendapatan yang lebih besar dari pada harga pembelian untuk barang-barang modal tersebut. Dengan kata lain


(6)

yaitu bila investasi itu diciptakan rate of returns over cost. Yang dimaksud dengan cost (ongkos) disini ialah biaya-biaya pemeliharaan mesin dan penyusutan. Perbandingan antara annual rate operaturn dengan ongkos yang dikeluarkan karena penambahan investasi modal disebut marginal epicienci of capital (MEC). MEC ini biasanya dinyatakan dalam presentasi (R).

Pergeseran MEC menunjukan naik-turunya rate of returns opercoss atau kesempatan untuk mengadakan investasi. Pergeseran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor , yaitu :

1). Faktor kejiwaan, state of bussines conpidence (kepercayaan keadaan perniagaan). Pada masa-masa depresi orang akan pesimis, segan untuk mengadakan investasi. Sebaliknya pada masa boom, orang akan optimis dan bergairah untuk mengadakan investasi.

2). Adanya faktor-faktor dinmis, pertambahan penduduk, moving prontier dan inpation pertambahn penduduk dan moving prontier menyebabkan pertambahan permintaan barang-barang konsumsi. Disatu pihak permintaan akan menyebabkan harga-harga naik dan dilain pihak dengan menambah produksi akan terjadi internal economi, dimana ongkos persatuan dapat menurun. Inopation juga akan memungkinkan terjadinya internal economi, ini semuanya akan menyebabkan naiknya MEC.

3). Perubahan struktur pajak.

Bila pajak terlalu menekan kepada pengusaha maka para pengusaha akan segan untuk mengadakan investasi, sebabongkos produksi akan menjadi tinggi., menjadi MEC turun.