Mutia Fonna, 2013 Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatifve Tipe Cooperatif Integrated And Composition Untuk
Meningkatkan Kemampuan Representasi Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Hasil analisis data uji coba tes kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.16 Hasil Analisis Data Uji Coba Tes
Kemampuan Representasi Matematis
No Daya
Pembeda Tingkat
Kesukaran Reliabilitas
Validitas Keterangan
1 Cukup
Mudah Tinggi
Valid Tidak dipakai
2 Cukup
Mudah Valid
Tidak dipakai 3
Cukup Mudah
Valid Dipakai
4 Baik
Mudah Valid
Tidak dipakai 5
Cukup Sedang
Valid Dipakai
Tabel 3.17 Hasil Analisis Data Uji Coba Tes
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
No Daya
Pembeda Tingkat
Kesukaran Reliabilitas
Validitas Keterangan
1 Cukup
Sukar
Tinggi Valid
Dipakai 2
Cukup
Sukar
Valid Dipakai
3 Cukup
Mudah
Valid Dipakai
4 Baik
Sedang
Valid Tidak dipakai
5 -
- Tidak Valid
Tidak dipakai
Bardasarkan Tabel 3.16 di atas terlihat bahwa untuk kemampuan representasi matematis dari 5 soal pada kategori valid, 2 soal yang digunakan
selanjutnya untuk soal tes kemampuan representasi matematis oleh peneliti dengan berbagai pertimbangan. Sedangkan pada Tabel 3.17 untuk kemampuan
pemecahan masalah dari 4 soal pada kategori valid, 3 soal yang digunakan selanjutnya untuk soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis oleh
peneliti dengan berbagai pertimbangan.
5. Skala Sikap Siswa
Skala sikap dipersiapkan dan dibagikan kepada siswa di kelompok eksperimen setelah tes akhir selesai dilaksanakan. Angket ini bertujuan untuk
mengetahui pendapat siswa terhadap pembelajaran matematika, sikap siswa terhadap penerapan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran
kooperatif tipe CIRC, dan sikap siswa terhadap soal-soal kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis.
Mutia Fonna, 2013 Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatifve Tipe Cooperatif Integrated And Composition Untuk
Meningkatkan Kemampuan Representasi Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Model skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah model skala Likert. Derajat penilaian terhadap suatu pernyataan tersebut terbagi ke dalam 5 kategori,
yaitu: sangat setuju SS, setuju S, Netral N, tidak setuju TS, dan sangat tidak setuju STS. Pemberian nilai dibedakan antara pernyataan yang bersifat negatif
dengan pernyataan yang bersifat positif. Untuk pernyataan yang bersifat positif, pemberian skornya adalah SS sangat setuju diberi skor 5, S setuju diberi skor
4, N netral diberi skor 3, TS tidak setuju diberi skor 2, dan STS sangat tidak setuju diberi skor 1. Untuk pernyataan negatif, pemberian skornya adalah SS
sangat setuju diberi skor 1, S setuju diberi skor 2, N netral diberi skor 3, TS tidak setuju diberi skor 3, dan STS sangat tidak setuju diberi skor 4. Lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.18
Kategori Skala Sikap Siswa Arah Pernyataan
SS S
N TS
STS Positif atau menyenangkan
5 4
3 2
1 Negatif atau tidak menyenangkan
1 2
3 4
5 Untuk menganalisa respon siswa pada skala sikap digunakan dua jenis skor
respon yang dibandingkan yaitu, skor respon siswa peraspek beberapa item soal yang diberikan melalui skala sikap dan skor respon netral. Jika skor aspek lebih
besar daripada jumlah skor netral, maka subjek tersebut mempunyai sikap positif. Sebaliknya jika skor aspek kurang dari jumlah skor netral maka subjek tersebut
memiliki sikap negatif. Instrumen skala sikap dalam penelitian ini diberikan kepada siswa
kelompok eksperimen setelah semua kegiatan pembelajaran berakhir yaitu setelah postes, skala sikap pada penelitian ini terdiri dari 30 butir pernyataan.
6. Lembar Observasi