Perancangan Media Informasi Website Komunitas Salamander Axolotl

(1)

(2)

(3)

(4)

24 RIWAYAT HIDUP

Nama : Pandu Nugraha Jati

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 30 Desember 1994

Fakultas : Desain

Jurusan : Desain Komunikasi Visual

NIM : 51912070

Jenis Kelamin : Laki – laki

Alamat di Bandung : Jl. Cibogo atas 67B Pasteur, Bandung

No. Telp : 085717133150


(5)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI WEBSITE KOMUNITAS SALAMANDER AXOLOTL

DK 38315 / Tugas Akhir Semester II 2015-2016

oleh:

Pandu Nugraha Jati NIM. 51912070

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(6)

(7)

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

GLOSARIUM ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 2

I.3 Rumusan Masalah ... 3

I.4 Batasan Masalah ... 3

I.5 Tujuan Perancangan ... 3

I.6 Manfaat Perancangan ... 3

BAB II. AMFIBI SALAMANDER AXOLOTL II.1 Amfibi ... 5

II.1.2 Salamander ... 7

II.1.3 Penyebaran Salamander... 7

II.1.4 Metamorfosis Salamander ... 8

II.2 Salamander Axolotl ... 9

II.2.1 Keunikan Salamander Axolotl ... 10

II.2.2 Jenis – jenis Salamander Axolotl ... 11


(8)

vii

II.2.4 Salamander Axolotl Jantan dan Betina... 14

II.2.5 Pemeliharaan Salamander Axolotl ... 14

II.2.6 Persyaratan Kondisi Air ... 17

II.2.7 Makanan Untuk Salamander Axolotl ... 19

II.3 Analisa ... 19

II.3.1 Hasil Observasi dan Wawancara ... 19

II.3.2 Kesimpulan dan Solusi ... 21

II.4 Media Informasi Berupa Website ... 22

II.4.1 Media Informasi ... 22

II.4.2 Internet ... 22

II.4.3 Website ... 22

BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN III.1 Strategi Perancangan ... 23

III.1.1 Tujuan Komunikasi ... 23

III.1.2 Pendekatan Komunikasi ... 23

III.1.3 Materi Pesan ... 24

III.1.4 Gaya Bahasa ... 24

III.1.5 Khalayak Sasaran ... 25

III.1.6 Strategi Kreatif ... 27

III.1.7 Strategi Media ... 29

III.1.8 Strategi Distribusi dan Waktu Penyebaran Media ... 33

III.2 Konsep Visual ... 33

III.2.1 Format Desain ... 33

III.2.2 Tata Letak... 34

III.2.3 Huruf ... 35

III.2.4 Warna ... 35

III.2.5 Ilustrasi ... 36


(9)

viii BAB IV. MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI

IV.1 Proses Perancangan ... 40

IV.2 Interface Media Utama Website ... 40

IV.2.1 Beranda ... 41

IV.2.2 Tentang ... 41

IV.2.3 Berita ... 42

IV.2.4 Tentang Axolotl ... 42

IV.2.5 Kontak ... 43

IV.2.6 Forum ... 43

IV.3 Media Pendukung ... 43

IV.3.1 Web-Banner ... 44

IV.3.2 Stiker ... 44

IV.3.3 Flyer ... 45

IV.3.4 Poster ... 45

IV.3.5 T-shirt ... 46

IV.3.6 X-banner ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 48


(10)

48

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Boolotian, Richard A. (1979). Zoology. United States of America: Macmillan Publishing Co., Inc.

P. Breland, Osmond. (1966). ANIMAL LIFE AND LORE. New York: AVON BOOKS.

Supriyono, Rahmat. (2010). Desain Komunikasi Visual Teori dan Aplikasi.Yogyakarta.Andi.

Sumber Internet

Jungle, Jacobs. (2014). Axolotl Documentary. Tersedia di: https://www.youtube.com/watch?v=3e0IqAlK6QM [27 Januari 2014].

Clare, P Jhon. (2012). Axolotl. Tersedia di: http://www.axolotl.org/. Sumber Laporan Makalah

Abdillah, S. Mohammad. (2015). Perancangan Media Informasi Balai

Pengembangan Bahasa Daerah Dan Kesenian (BPBDK) Provinsi Jawa Barat

Melalui Media Website. Bandung: DKV UNIKOM.

Ramadhan, Donni. (2013). Perancangan Media Informasi Berupa Situs Website Komunitas Culindra. Bandung: DKV UNIKOM.

Sumber Wawancara

Lie, Bobby. (2016). Interviewof “Salamander Axolotl”. Jl. Kopo. Kurniawan (2016). Interview of “Ikan Hias”. Jl. Karapitan.


(11)

1 BAB I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Memelihara ikan hias telah menjadi salah satu kegiatan atau hobi yang menarik dikalangan penggemarnya. Berbagai jenis ikan yang memiliki warna serta bentuk yang unik, membuat daya tarik tersendiri sehingga ikan tersebut dijadikan hewan peliharaan didalam akuarium dan juga dapat dijadikan sebuah kontes yang menjadi salah satu kegiatan yang menarik dikalangan pehobi ikan hias tersebut. Kurniawan berkata, “memelihara ikan hias merupakan suatu kegiatan yang positif dikarenakan dapat menghilangkan kejenuhan didalam menjalani rutinitas sehari – hari dan menjadi media hiburan bagi masyarakat pemelihara ikan hias. Serta adanya kegiatan baru yaitu pemeliharaan ikan hias dan tampilan pada dekorasi akuarium dikarenakan dalam memelihara ikan hias dibutuhkan cara – cara khusus dalam pemeliharaan ikan hias tersebut agar ikan hias tersebut tidak sakit, stres, atau mati.” (komunikasi pribadi. 15 Januari 2016).

Salamander axolotl merupakan hewan vertebrata dari jenis amfibi yang memiliki tulang belakang serta ekor, memiliki empat kaki, kepala yang pipih dan terdapat insang dibagian belakang kepala dengan enam sulur (P. Breland, 1966: 283-284). Salamander axolotl pertama kali ditemukan pada sungai Chalco dan Xochimilco Mexico. Salamander axolotl hidup didasar air dan bersembunyi dibalik bebatuan untuk berlindung dari pemangsanya. Salamander axolotl tergolong sebagai hewan karnivora, makanan salamander axolotl meliputi ikan – ikan kecil, cacing tanah, cacing sutra, atau amfibi kecil lainnya.

Salamander axolotl memiliki keunikan – keunikan yang menjadikan hewan tersebut berbeda dari jenis salamander lainnya. Salamander axolotl tetap pada bentuk larva hingga dewasa yang berarti salamander axolotl mengalami metamorfosis yang tidak sempurna dan berbeda dari salamander jenis lainnya (Boolotian, 1979: 265). Salamander axolotl juga memiliki keunikan lain yang tidak dimiliki oleh jenis salamander lain yaitu salamander axolotl dapat meregenerasi setiap bagian anggota tubuh yang hilang atau rusak. Salamander axolotl memiliki warna – warna lain seperti putih, kuning, merah pucat, dan


(12)

2 hitam. Selain dapat meregenerasi anggota tubuh yang hilang atau rusak, salamander axolotl juga memiliki empat buah kaki, ekor yang panjang, serta insang yang berbentuk seperti sulur yang terdapat di belakang kepalanya sehingga, salamander axolotl seperti ikan yang memiliki kaki dan dapat berjalan. Akan tetapi salamander axolotl tersebut bukan tergolong jenis ikan melainkan amfibi. Lie menjelaskan “berdasarkan keunikan – keunikan yang dimiliki salamander axolotl membuat hewan tersebut memiliki daya tarik tersendiri dan dijadikan hewan peliharaan yang unik seperti ikan hias dikalangan penggemarnya.” (komunikasi pribadi, 15 Januari 2016).

Di Indonesia penggemar salamander axolotl terpencar diberbagai daerah, sehingga informasi mengenai salamander axolotl terbatas dan hanya dimiliki oleh sebagian kelompok, tidak seperti hewan eksotis lainnya contohnya reptil dan ikan hias yang keberadaannya lebih terlihat jelas akibat adanya kelompok – kelompok atau komunitas tertentu yang memudahkan bagi para penggemar hewan tersebut untuk mendapatkan informasi seputar hewan terkait ataupun saling bertukar informasi serta pengalaman yang didapat dalam memelihara hewan tersebut. Perbedaan tersebut membuat penggemar salamander axolotl yang terpencar belum dapat saling bertukar informasi atau berbagi pengalaman dalam memelihara salamander axolotl yang dibutuhkan penanganan khusus dalam pemeliharaannya.

Dengan adanya kondisi yang terjadi, dibutuhkan suatu media yang dapat menyatukan informasi – informasi terkait salamander axolotl yang terpencar agar menjadi satu dan tertata sehingga memudahkan penggemar untuk memperoleh informasi ataupun dapat berbagi informasi yang dimiliki.

I.2 Identifikasi Masalah

Dari uraian di atas dapat diidentifikasikan menjadi beberapa masalah, antara lain :  Informasi mengenai salamander axolotl terbatas sehingga hanya dimiliki

oleh sebagian kelompok.

 Penggemar salamander axolotl belum dapat memahami cara memelihara yang baik.


(13)

3  Informasi seputar salamander axolotl yang terpencar atau hanya dimiliki oleh beberapa ahli dan pakar sehingga dibutuhkan media yang dapat menyatukan informasi tersebut.

I.3 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang didapat dari identifikasi yang ada yaitu Bagaimana memberikan informasi yang dapat mempermudah penggemar ataupun masyarakat umum untuk mendapatkan informasi seputar salamander axolotl ? I.4 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah didalam penelitian yaitu objek penelitian terhadap hewan salamander axolotl meliputi asal muasal serta jenis – jenis dari salamander axolotl, tatacara pemeliharaan hewan tersebut yang meliputi dekorasi akuarium, kondisi air, serta pakan hewan tersebut. Pengumpulan data penelitian dan perancangan media informasi dilakukan di kota Bandung agar lebih fokus dan mendapatkan informasi terkait salamander axolotl dari komunitas pecinta hewan unik yang terdapat di kota Bandung. Penelitian dilakukan pada Oktober 2015 sampai dengan Januari 2016.

I.5 Tujuan Perancangan

Tujuan dalam perancangan ini yaitu :

 Menyatukan informasi yang terpencar agar dapat mempermudah pengguna untuk mendapatkan informasi terkait salamander axolotl.

 Menyatukan penggemar salamander axolotl yang terpencar dalam suatu forum diskusi sehingga dapat berbagi pengalaman seputar pemeliharaan salamander axolotl.

 Dapat diadakannya kegiatan – kegiatan baru terhadap para penggemar yang telah berkumpul didalam forum dan menjadikan suatu komunitas baru. I.6 Manfaat Perancangan

Adapun manfaat yang didapat dari perancangan ini yaitu:


(14)

4  Dapat diadakannya acara atau kegiatan dikalangan penggemar sehingga komunitas salamander axolotl dapat dikenal luas seperti komunitas reptil atau ikan hias lainnya.


(15)

5 BAB II. AMFIBI SALAMANDER AXOLOTL

II.1 Amfibi

Amfibi adalah binatang berdarah dingin, bertulang belakang atau vertebrata yang hidup didua alam yaitu di air dan di daratan (Breland, 1966: 265). Sebagian besar amfibi mengawali hidup dengan bernapas menggunakan insang, lalu berevolusi dan bernapas menggunakan paru – paru atau kulit. Saat dewasa amfibi masih memerlukan tempat yang terdapat air atau lembab untuk hidup. Hewan ini menghuni habitat yang cukup beragam mulai dari yang hidup dibawah permukaan air sampai yang di puncak pepohonan. Kebanyakan hewan ini hidup di kawasan berhutan, karena memerlukan kelembaban untuk melindungi tubuhnya dari kekeringan (Boolotian, 1979: 242).

Semua amfibi adalah karnivora, makanannya terutama terdiri dari arthopoda, cacing dan larva serangga untuk jenis kecil, untuk yang lebih besar dapat memakan ikan kecil, udang, katak kecil dan semacamnya. Telur – telur amfibi berbentuk lingkaran kecil seperti jelly yang tembus pandang dan memiliki titik hitam di tengahnya (P. Breland, 1966: 265). Amfibi diklasifikasikan dalam beberapa ordo yaitu antara lain :

Apoda

Apoda atau biasa disebut caecilians merupakan amfibi yang ciri umumnya tidak mempunyai kaki dan tubuhnya menyerupai cacing (Boolotian, 1979: 242).

Gambar II.1 Apoda (sumber gambar :

https://40.media.tumblr.com/89f18313e53b0fb6566dc83d07588205/tumbl r_n2oymmnDrF1sq1114o1_500.jpg diakses 22/11/2015)


(16)

6 Kerajaan : Animalia.

Filum : Chordata. Kelas : Amphibia. Ordo : Gymnophiona.

Famili : Rhinatrematidae, Ichthyophiidae, Uraeotyphlidae, Scolecomorphidae, Typhlonectidae, Caeciliidae.

Caudata

Caudata atau biasa disebut urodela merupakan amfibi jenis salamander memiliki tubuh memanjang, memiliki empat kaki, dan juga ekor (Boolotian, 1979: 242).

Gambar II.2 Salamander (sumber gambar :

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/d/d9/Salamandra_plami sta_po_skalowaniu.jpg diakses 22/11/2015)

Kerajaan : Animalia. Filum : Chordata. Ordo : Caudata.

Famili : Plethodontidae. Genus : Plethodon. Spesies : P. Cinerus.

Anura

Anura merupakan amfibi jenis katak, pada fase larva atau berudu katak memiliki ekor dan pada fase dewasa ekor tersebut akan hilang (Boolotian, 1979: 242).


(17)

7 Gambar II.3 Katak

(sumber gambar :

http://4.bp.blogspot.com/_Yn2GIc46ouU/TU4aAwycO0I/AAAAAAAAB Xo/gHUvccJk5xQ/s1600/tubuh+katak+pohon+bermata+merah.jpg diakses

22/11/2015)

Kerajaan : Animalia. Filum : Chordata. Kelas : Amphibia. Ordo : Anura. Famili : Ranidae. Genus : Rana.

Spesies : Rana pipiens Linn.

II.1.2 Salamander

Salamander merupakan amfibi yang tergolong ordo caudata memiliki empat kaki, tubuh panjang dan ekor panjang menyerupai kadal. Siklus kehidupan salamander berawal dari larva yang memiliki insang luar lalu bermetamorfosis menjadi dewasa bernafas dengan paru – paru dan jenis lainnya ada yang menggunakan kulit. Beberapa spesies menetas ditanah yang mempunyai ukuran sangat kecil hingga dewasa (Boolotian, 1979: 263).

II.1.3 Penyebaran Salamander

Salamander tersebar di benua Asia, Eropa, Amerika, dan Afrika. Spesies salamander banyak ditemukan pada daerah yang lembab dan sebagian berhabitat kering dibelahan bumi utara. Salamander biasanya tinggal di dekat sungai, kolam, anak sungai, dan lokasi lembab lainnya.


(18)

8 Gambar II.4 Penyebaran Salamander Di Amerika Utara

(sumber gambar : https://www.sciencenews.org/sites/default/files/sn-2015/sm_salamader-map-2NEW.jpg diakses 22/11/2015)

Gambar II.5 Penyebaran Salamander Di Dunia

(sumber gambar : http://amphibianrescue.org/amphibianwordpress/wp-content/upLoads/2014/11/AmphibiansCaudata3.jpg diakses 22/11/2015)

Gambar II.6 Habitat Salamander

(sumber gambar : https://www.flickr.com/photos/84166162@N00/9814647363 diakses 22/11/2015)

II.1.4 Metamorfosis Salamander

Seperti pada dasarnya hewan amfibi, salamander mengalami proses metamorfosis didalam siklus kehidupan. Salamander dewasa yang siap berkembangbiak melakukan proses perkawinan lalu menempelkan telur – telur pada ranting atau dedaunan di sungai. Telur – telur tersebut menetas dan menjadi larva kecil yang memiliki insang. Fase selanjutnya, larva tersebut berubah menjadi larva muda dan


(19)

9 tumbuh kaki pada bagian depan. Setelah beberapa minggu diikuti dengan tumbuhnya kaki belakang dan ukuran tubuh yang membesar. Metamorfosis selanjutnya yaitu dengan hilangnya insang dan perubahan bentuk pada sirip ekor diikuti dengan alat pernapasan yang menggunakan paru – paru, lalu salamander yang telah bermetamorfosis pindah ke daratan atau tanah yang lembab dan akan kembali ke air pada saat berkembangbiak (Boolotian, 1979: 263).

Gambar II.7 Metamorfosis Salamander (sumber gambar :

http://3.bp.blogspot.com/-u5Ty2NAJ7K8/Vf6fxTlrL7I/AAAAAAAAY7w/9Loue44ucRE/s1600/metamorfo sis%2Bsalamander.jpg diakses 22/11/2015)

II.2 Salamander Axolotl

Salamander Axolotl merupakan hewan yang berasal dari Mexico. Axolotl berasal dari bahasa Aztec yaitu monster air. Mexico sendiri merupakan negara di Amerika Utara yang berbatasan dengan Amerika Serikat. Salamander Axolotl pertama kali ditemukan pada sungai Chalco dan Xochimilco di Mexico. Sungai atau kanal Xochimilco menjadi tempat wisata air dengan rakit atau kapal kecil yang akan mengantar turis – turis lokal maupun luar untuk mengelilingi kanal dan melihat pemandangan dengan diiringi lagu – lagu khas Mexico (J. Jacobs, 2014).

Gambar II.8 Sungai Xochimilco (sumber gambar :


(20)

10 Salamander axolotl merupakan salah satu hewan yang unik dari jenis salamander lainnya dan merupakan hewan yang jinak. Keunikan dan sifat yang jinak membuat hewan ini dijadikan hewan hias atau peliharaan bagi penggemar hewan hias serta dikembangbiakan di negara lain maupun di negara asalnya agar jumlah populasinya tetap bertahan seiring banyak masyarakat yang tertarik untuk menjadikan hewan ini sebagai hewan peliharaan.

II.2.1 Keunikan Salamander Axolotl

Didalam memelihara hewan tertentu ada suatu daya tarik dan perbedaan yang membuat hewan tersebut digemari dan dijadikan hewan peliharaan. Banyak hewan – hewan eksotik dari berbagai jenis yang membuat masyarakat tertarik untuk memelihara. Hewan eksotik merupakan hewan liar tetapi memiliki sifat jinak yang dijadikan hewan peliharaan dikarenakan memiliki suatu keunikan atau daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang menyukai atau menggemari hewan tersebut (Kurniawan, 2016).

Salamander axolotl merupakan salah satu hewan eksotik yang memiliki daya tarik sehingga dijadikan hewan peliharaan yang unik dan lucu bagi para penggemarnya. Daya tarik tersebut diantaranya yaitu, salamander axolotl adalah salamander yang mengalami metamorfosis tidak sempurna atau dapat disebut Neoteny yang dimana bentuknya tidak berubah dan tetap pada bentuk larva hingga dewasa dan tetap hidup didalam air. Salamander axolotl juga dapat meregenerasi anggota tubuh yang hilang atau rusak dan juga bentuk tubuh yang menarik. Bentuk tubuh salamander axolotl terdiri dari empat kaki, ekor yang panjang serta sirip halus disepanjang ekornya, memiliki kepala yang pipih seperti ikan lele atau semacamnya, memiliki tubuh yang gemuk serta insang yang berbentuk seperti sulur yang terdapat dibelakang kepala. Salamander axolotl juga memiliki warna – warna tubuh lain yang menarik, yang merupakan hasil kawin silang sehingga menghasilkan pigmen warna tubuh yang berbeda yang membuat salamander axolotl tergolong dari beberapa jenis yang membedakan berdasarkan warna tubuh. Salamander axolotl bukan merupakan jenis ikan melainkan amfibi, akan tetapi masyarakat yang memelihara menganggap atau disamakan sebagai ikan hias karena hidupnya didalam air dan dapat dipelihara didalam akuarium. Keunikan –


(21)

11 keunikan tersebut yang membuat salamander axolotl menjadi hewan hias atau peliharaan yang menarik bagi penggemarnya (Lie, 2015).

II.2.2 Jenis – jenis Salamander Axolotl

Selain jenis alami yang hidup dialam liar, banyak ditemukan beberapa jenis – jenis baru dari Salamander Axolotl hasil perkawinan silang sehingga memiliki warna yang berbeda. Berikut merupakan jenis – jenis dari Salamander Axolotl pada umumnya :

 Salamander Axolotl Wild Type

Jenis ini memiliki warna coklat tua atau kehitaman dengan bintik kuning atau emas. Axolotl ( Wild Type ) tidak memiliki warna lain di tempat asalnya yaitu sungai Xochimilco dan Chalco di Mexico (Clare, 2012).

Gambar II.9 Salamander Axolotl Wild Type (sumber gambar : dokumen pribadi 11/30/2015)  Salamander Axolotl Leucistic

Jenis ini berwarna merah muda pucat tetapi bukan albino karena Axolotl ( Leucistic ) mempunyai corak di atas kepalanya dan memiliki mata hitam (Clare, 2012).

Gambar II.10 Salamander Axolotl Leucistic (sumber gambar :

http://orig14.deviantart.net/159a/f/2011/005/4/9/leucistic_axolotl_by_mcm uth-d36iajt.jpg diakses 22/11/2015)


(22)

12  Salamander Axolotl Albino

Jenis ini berwarna putih tidak memiliki bintik dikepala dan bermata putih da nada juga yang hitam. Axolotl ( Albino ) kekurangan pingmen atau dapat disebut Melanoid (Clare, 2012).

Gambar II.11 Salamander Axolotl Albino (sumber gambar :

http://www.renasfishstore.ca/uploads/1/4/1/8/14187046/s20454794810367 9209_p371_i1_w600.jpeg diakses 22/11/2015)

 Salamander Axolotl GoldenAlbino

Jenis ini memiliki warna emas berbintik putih dan memiliki warna mata emas. Axolotl ( Golden Albino ) merupakan jenis yang kekurangan pigmen (Clare, 2012).

Gambar II.12 Salamander Axolotl GoldenAlbino (sumber gambar : http://vignette2.wikia.nocookie.net/estews-clubhouse/images/0/06/GoldenAxolotl.jpg/revision/latest?cb=2013052400

4741 diakses 22/11/2015)

II.2.3 Metamorfosis Salamander Axolotl

Dalam siklus hidup salamander axolotl mengalami beberapa fase perkembangan dari telur sampai menjadi axolotl dewasa. Berikut merupakan gambaran fase dari salamander axolotl :


(23)

13 Gambar II.13 Metamorfosis Salamander Axolotl

(sumber gambar :

http://www.axolotl.org/images/physiology/small_stages.jpg diakses 9/4/2016)

1. Telur Salamander Axolotl

Diameter ukuran embrio sekitar 2mm yang dilapisi oleh jeli. Jeli tersebut adalah air dan zat yang dikeluarkan disekitar telur yang berguna untuk melindungi embrio.

2. Embrio Salamander Axolotl Sebelum Menetas

Pada tahapan ini embrio yang tadinya berbentuk bulat hitam berubah bentuk menjadi larva kecil yang ukuran panjangnya sekitar 11mm.

3. Larva Salamander Axolotl Muda

Pada fase ini axolotl muda belum memiliki tungkai kaki. Larva axolotl cenderung transparan pada minggu pertama atau sampai kulit mengental dan sel – sel pigmen telah tumbuh. Sehingga organ tubuh axolotl dapat terlihat hingga kebagian saluran pencernaan makanan.

4. Tumbuhnya Tungkai Kaki Axolotl

Setelah sekitar dua minggu larva axolotl memiliki tungkai kaki namun tidak seperti katak yang tumbuh kaki belakang terlebih dahulu. Semua Caudata termasuk axolotl bagian kaki depanlah yang pertama kali tumbuh lalu diikuti dengan kaki belakang dalam beberapa minggu.

5. Axolotl Dewasa

Axolotl dewasa cenderung mencapai ukuran penuh sekitar 25 – 30 cm setelah berumur delapan belas bulan hingga dua tahun. Pertumbuhan axolotl tergantung pada seberapa sering axolotl diberimakan dan pada suhu berapa axolotl disimpan.


(24)

14 II.2.4 Salamander Axolotl Jantan dan Betina

Axolotl jantan dan betina dapat dibedakan melalui beberapa cara yaitu pertama adalah betina dewasa cenderung memiliki tubuh yang sangat bulat karena memiliki telur didalam tubuhnya. Axolotl betina memiliki saluran anus yang tidak menonjol (Clare, 2012).

Gambar II.14 Salamander Axolotl Betina (sumber gambar :

http://www.axolotl.org/images/physiology/female_cloaca.jpg diakses 9/4/2016)

Sedangkan axolotl jantan bentuk tubuhnya tidak bulat seperti betina tetapi ukuran ekor lebih panjang dari pada betina dan axolotl jantan memiliki anus yang menonjol dan lebih besar dibanding betina (Clare, 2012).

Gambar II.15 Salamander AxolotlJantan (sumber gambar :

http://www.axolotl.org/images/physiology/male_cloaca2.jpg diakses 9/4/2016)

II.2.5 Pemeliharaan Salamander Axolotl

Salamander axolotl dikenal dengan hewan yang memiliki bentuk unik akan tetapi didalam memelihara dibutuhkan penanganan khusus karena hewan ini dikenal cukup sensitif dalam masalah pemeliharaan. Salamander Axolotl dewasa dapat mencapai ukuran panjang 18 – 35 cm maka dibutuhkan akuarium dengan panjang minimum 45 cm untuk satu salamander axolotl dewasa.

Berikut merupakan contoh akuarium yang dapat menjadi acuan dalam memelihara axolotl :


(25)

15  Akuarium Simpel

Akuarium ini berukuran 50 cm x 25 cm x 25 cm memiliki kapasitas air 10 galon. Tidak memiliki lampu tambahan, memiliki tutup untuk mencegah axolotl melompat, terdapat tanaman buatan dan tempat untuk axolotl bersembunyi serta thermometer untuk mengecek suhu air . Pada bagian filter air harus dihalangi agar tidak membuat arus pada air karena axolotl hidup pada air yang tenang. Jika terdapat arus pada akuarium axolotl akan stress dan mati.

Gambar II.16 Akuarium Simpel

(sumber gambar : http://www.axolotl.org/images/April-2012/Jen_Macke_2012_Simple_Tank-20120212-151643.jpg diakses

9/4/2016)

Akuarium Besar

Untuk beberapa axolotl dibutuhkan akuarium yang lebih besar. Akuarium ini berukuran 150 cm x 35 cm x 45 cm. Memiliki tutup kaca dan lampu serta thermometer pengukur suhu air. Tempat persembunyian axolotl terdiri dari batu, keramik, kayu apung, dan tanaman hidup. Filter air berada diluar akuarium dan aliran air dari filter harus tersebar dan tidak membuat arus. Bagian dasar akuarium diisi dengan pasir yang sangat halus.

Gambar II.17 Akuarium Besar

(sumber gambar : http://www.axolotl.org/images/April-2012/Meredyth_Bennetts-DSCF8671.jpg diakses 9/4/2016)


(26)

16  Filter air

Penyaringan dibutuhkan dalam memelihara axolotl karena axolotl adalah hewan yang sangat sensitif pada kebersihan air. Penyaringan berguna untuk menghilangkan amonia yang dihasilkan dari sisa makanan atau kotoran salamander axolotl. Amonia adalah zat yang sangat beracun dalam bentuk unionised, NH3 (Clare, 2012).

Substrat

Axolotl mempunyai kebiasaan buruk yaitu sering sekali menyedot kerikil yang digunakan untuk memperindah akuarium dan menelannya. Hal tersebut dapat membuat axolotl sakit dan mati maka dari itu dibutuhkan substrat yang tepat yaitu pasir halus atau kerikil yang lebih besar dari pada ukuran kepala axolotl agar tidak dapat ditelan oleh hewan tersebut. Substrat sangat dibutuhkan untuk menghindari stress pada axolotl karena hewan tersebut jarang berenang seperti ikan, axolotl cenderung berjalan didasar dan membutuhkan pasir atau kerikil sebagai genggamannya (Clare, 2012).  Pencahayaan dan tutup akuarium

Axolotl tidak membutuhkan pencahayaan khusus tetapi pencahayaan dapat digunakan untuk memperindah akuarium. Pencahayaan sangat dibutuhkan jika terdapat tanaman hidup pada akuarium. Tutup akuarium diperukan untuk menghindari lompatnya axolotl karena axolotl tidak bisa memanjat tetapi terkenal sering melompat dari akuarium.

Tempratur

Tempratur air harus benar - benar diperhatikan karena ditempat asalnya hewan ini hidup di air yang dingin. Dengan menggunakan termometer akuarium suhu air dapat terus diperhatikan. Suhu air harus berkisar pada 10 – 20 derajat celcius atau 20 – 24 derajat celcius karena axolotl tidak dapat hidup pada air yang bersuhu diatas 24 derajat. Suhu diatas 24 derajat akan membuat axolotl stress bahkan mati (Clare, 2012).


(27)

17 II.2.6 Persyaratan dan kondisi air

Persyaratan dibutuhkan dalam memelihara salamander axolotl karena axolotl adalah hewan yang sensitif pada kondisi air dan suhu. Kondisi air yang tetap terjaga dapat membuat axolotl memiliki umur yang panjang.

Tempratur dan pendingin

Tempratur suhu air sangat penting dalam memelihara axolotl. Suhu optimum untuk memelihara salamander axolotl berkisar 16 derajat celcius sampai 18 deracat celcius (Clare, 2012). Suhu yang lebih rendah dapat menyebabkan metabolisme lebih lambat dan juga penurunan nafsu makan. Suhu diatas 24 derajat celcius sangat berbahaya untuk axolotl karena pada suhu tersebut nafsu makan dan metabolisme tubuh yang meningkat (tingkat dimana tubuh bekerja berlebihan), dan akibatnya akan membuat axolotl mengalami stress serta terserang penyakit yang berdampak pada kematian. Gejala stress pada axolotl dapat dilihat dari kurangnya nafsu makan bahkan menolak untuk makan dan adanya lendir pucat pada kulit axolotl (Clare, 2012). Bakteri atau jamur yang menempel dapat dihilangkan dengan memberikan obat kimia untuk membersihkan air akuarium atau dengan memindahkan salamander kedalam air yang memiliki suhu dibawah 10 derajat karena air yang dingin dapat membuat axolotl menjadi tenang dan menghilangkan kuman atau jamur yang menempel pada tubuh salamander axolotl.

Gambar II.18 Lendir Pucat Pada Kulit Axolotl (sumber gambar :

http://www.axolotl.org/images/health/Gabriela_Grabler_27030.jpg diakses 9/4/2016)


(28)

18 Jika mengalami kesulitan untuk mempertahankan suhu air pada musim panas dapat dilakukan beberapa cara yaitu dengan :

a. Memindahkan akuarium axolotl kebagian ruangan yang lebih sejuk seperti kamar atau ruangan yang tertutup dan lebih rendah dari pada rumah seperti basement.

b. Membuat pendingin buatan dari kipas komputer yang anginya diarahkan pada permukaan air akuarium akan tetapi cara tersebut dapat membuat air didalam akuarium lebih cepat menguap.

c. Dengan membuat pendingin sementara yaitu dengan mengisikan air kedalam botol lalu didinginkan kedalam freezer hingga membeku. Lalu masukkan botol es tersebut kedalam akuarium axolotl. Cara tersebut cukup efektif untuk menurunkan suhu setidaknya 2 – 3 derajat celcius tergantung dengan banyaknya botol es yang dimasukkan kedalam akuarium. Tetapi harus dilakukan secara teliti dan hati – hati karena penurunan suhu yang terlalu cepat dapat membuat axolotl mengalami stress.

d. Menggunakan pendingin air pabrikan khusus akuarium atau yang dikenal dengan nama chiller.

Aliran Air

Aliran air biasanya disebabkan dari saluran filter pompa akuarium. Aliran air ini dapat menyebabkan axolotl stress. Aliran air dapat dihilangkan dengan cara memantulkan keluarnya aliran air dari pompa filter kebagian kaca akuarium atau dengan menyumbat saluran keluarnya air dengan spoons atau kain guna memperlambat arus air yang dihasilkan dari pompa.

Mengatur pH Air Akuarium

Ph adalah singkatan dari power of hydronium atau dapat disimpulkan yaitu tingkat keasaman dan basa pada air (Clare, 2012). Skala ph berkisar 0 sampai 14, air yang ph nya kurang dari 7 dianggap asam lalu ph diatas 7 dianggap basa dan 7 adalah ph netral.

Untuk axolotl ph 6.5 sampai 8.0 dapat diterima, akan tetapi lebih baik ph 7.4 sampai 7.6 dianggap ideal untuk axolotl (Clare, 2012).


(29)

19  Chlorine dan Chloramine

Chlorine adalah zat hijau yang jahat, lebih padat dibanding udara, dan cukup berbahaya atau dapat dikenal sebagai kaporit didalam air (Clare, 2012). Amonia adalah zat berbahaya lain yang terdapat di air, didalam akuarium zat amonia akan muncul ketika pakan sisa hewan peliharaan tidak tersedot oleh filter dan akan berubah menjadi zat berbahaya sedangkan chloramine adalah hasil dari penggabungan chlorine dan amonia (Clare, 2012).

Salamander axolotl tidak dapat hidup ketika air akuarium terdapat zat kimia tersebut tetapi dapat dihilangkan dengan menggunakan obat penghilang chlorine dan chloramine yang ada di toko akuarium. Obat ini juga berfungsi menghilangkan logam dan besi yang tercampur pada air melalui pipa saluran air.

Dengan mengendapkan air selama 24 jam sebelum dipakai akan menghilangkan zat – zat berbahaya tersebut sehingga axolotl dapat hidup dan tidak terserang penyakit.

II.2.7 Makanan Untuk Salamander Axolotl

Axolotl adalah hewan karnivora, dialam liar axolotl memakan ikan kecil, cacing tanah, cacing sutra, atau amfibi kecil lainnya. Dalam memelihara salamander axolotl dapat diberikan pakan berupa cacing beku, cacing tanah, cacing sutra, ikan kecil, atau pelet ikan. Pemberian pakan harus teratur dan tidak boleh berlebihan dalam pemberian pakan karena sisa makanan yang berlebih akan membuat zat amonia muncul sehingga dapat membuat axolotl terserang penyakit.

II.3 Analisa

II.3.1 Hasil Observasi dan Wawancara

Observasi serta wawancara dilakukan kepada penggemar yang memelihara dan juga kepada penggemar yang menjual salamander axolotl. Bobby Lie (narasumber) berusia 26 tahun, Bobby Lie mempunyai ketertarikan khusus pada hewan – hewan hias menurut Bobby hewan – hewan hias yang unik serta menarik dapat membuat suatu kepuasan ataupun kekaguman tersendiri didalam


(30)

20 memelihara hewan tersebut karena dapat dinilai sebagai pelepas penat ataupun kesibukan yang dijalani sehari – hari. Bobby memiliki kegemaran memelihara ikan hias dan gemar menghias atau mendekorasi akuarium dengan tanaman hias sehingga terlihat lebih indah. Hewan lain yang dipelihara adalah salamander axolotl.

Ketertarikan untuk memelihara salamander axolotl dilihat dari bentuk, serta warna yang beragam. Bobby menjelaskan di Indonesia cukup banyak penggemar yang memelihara hewan tersebut sepeti adanya beberapa forum jual beli yang menjual hewan tersebut termasuk Bobby sendiri dan mendapat cukup banyak peminat serta respon yang cukup baik, akan tetapi keberadaan dari penggemar atau pehobi tersebut belum dapat terlihat pada khalayak umum tidak seperti penggemar hewan lain seperti reptil atau yang lainnya. Bobby menjelaskan salamander axolotl bukan merupakan hewan asal Indonesia, hewan tersebut berasa dari negara Mexico dan habitatnya didasar perairan yang memiliki suhu air yang dingin. Axolotl memiliki keunikan selain pada bentuk tubuh yaitu dapat meregenerasi anggota tubuh yang hilang atau rusak.

Wawancara terhadap salamander axolotl yang kedua yaitu kepada Siti Fatimah berusia 20 tahun, mahasiswa perguruan tinggi swasta Unikom Bandung jurusan sistem informasi. Siti Fatimah merupakan salah seorang penggemar binatang reptil yang aktif didalam komunitas tersebut. Selain reptil seperti Gecko, kura – kura, Siti juga memelihara salamander axolotl. Siti memelihara salamander axolotl karena merupakan hobi serta kegemaran dalam memelihara hewan – hewan eksotik. Siti menjelaskan hewan salamander axolotl ini merupakan hewan hias yang unik, seperti kadal air tetapi bukan golongan kadal melainkan amfibi serta dibutuhkannya perawatan khusus agar sesuai pada habitat asalnya dan dapat bertahan hidup.

Perawatan khusus tersebut bukan merupakan suatu hal yang baru dikalangan pehobi atau penggemar hewan – hewan unik karena merupakan suatu resiko atau tanggung jawab yang dimiliki pehobi atau penggemar hewan – hewan unik. Siti menjelaskan bahwa ada beberapa orang didalam komunitas reptil yang juga memelihara salamander axolotl. Terbatasnya pengalaman dan pemahaman


(31)

21 terhadap pemeliharaan yang dimiliki Siti dan beberapa temannya tersebut merupakan suatu hambatan didalam memelihara salamander axolotl, karena mereka tidak dapat saling berbagi informasi ataupun pengalaman seputar permasalahan yang terjadi dalam pemeliharaan salamander axolotl karena terbatasnya pengalaman dan pemahaman yang mereka punya. Sehingga salah seorang dari dua temannya yang memelihara salamander axolotl memutuskan untuk menjual salamander axolotl yang dimilikinya kepada orang lain.

II.3.2 Kesimpulan dan Solusi

Berdasarkan analisa yang dilakukan melalui wawancara diatas, maka dapat disimpulkan bahwa salamander axolotl merupakan hewan unik dan menarik dimata pehobi dan penggemarnya. Hewan tersebut dianggap mampu memuaskan atau menghilangkan kepenatan akibat rutinitas yang dijalani dari sisi sebagai hewan hias. Para penggemar atau pehobi yang memelihara salamander axolotl kurang dapat terlihat keberadaannya pada khalayak umum. Informasi serta pengalaman yang dimiliki beberapa orang atau kelompok kurang dapat membantu dan menyebar akibat terpencarnya para penggemar yang memiliki hobi atau ketertarikan yang sama, sehingga dinilai belum dapat untuk bertukar pikiran, informasi, serta pengalaman yang dimiliki pada sesama penggemar salamander axolotl. Sehingga dibutuhkannya suatu media yang dapat menjadi wadah atau tempat berkumpulnya orang – orang yang memiliki ketertarikan yang sama agar dapat mendapatkan informasi serta dapat berbagi pengalaman yang dimiliki setiap masing – masing penggemar dari hewan salamander axolotl secara luas.

Dengan demikian maka solusi yang dapat dilakukan untuk menjangkau serta menyatukan penggemar salamander axolotl yang tersebar luas agar dapat mendapatkan informasi atau berbagi pengalaman yaitu dengan membuat perancangan media website agar dapat menjangkau penggemar salamander axolotl yang tersebar dan mudah diakses sehingga dapat menumpulkan para penggemar dan menjadikan sebuah komunitas bagi penggemar hewan salamander axolotl.


(32)

22 II.4 Media Informasi Berupa Website

II.4.1 Media Informasi

Media informasi memiliki masing - masing arti terhadap suatu cara penyampaian. Menurut Azhar Arsyad (seperti dikutip Abdillah, 2015) media dalam bahasa arab adalah suatu perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan media merupakan suatu sarana atau alat dalam komunikasi yang dapat yang dapat digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan informasi atau pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Sedangkan pengertian informasi menurut Tata (seperti dikutip Abdillah, 2015) adalah data mentah ataupun data tersusun ataupun saluran komunikasi dan lain sebagainya. Berdasarkan pendapat – pendapat diatas bahwa yang dimaksud media informasi adalah suatu alat atau sarana yang digunakan sebagai perantara penyampaian informasi yang telah diolah oleh pengirim bagi penerima informasi atau pesan tersebut.

Media informasi terus mengalami perkembangan seiring kebutuhan akan informasi tersebut. Dengan memalui media informasi, pesan atau informasi dapat tersampaikan dengan baik jika media yang dibuat tepat dan informasi yang disajikan merupakan informasi yang dibutuhkan dan bermanfaat bagi masyarakat. II.4.2 Internet

Internet merupakan kepanjangan dari interconnection-networking. Internet adalah seluruh jaringan komputer yang saling berhubungan yang dapat mengirimkan ataupun menerima data secara global (Ramadhan, 2013).

II.4.3 Website

Website merupakan kumpulan halaman situs yang terangkum dalam sebuah domain yang berada di dalam World Wide Web (www) di internet. Menurut Yuhefizar, Mooduto, dan Hidayat (seperti dikutip Abdillah, 2015) website merupakan keseluruhan halaman – halaman web yang terdapat dalam sebuah domain yang mengandung informasi (h.2).


(33)

23 BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN

III.1 Strategi Perancangan

Strategi perancangan dapat diartikan sebagai siasat, kiat trik atau cara, sedangkan secara umum strategi adalah suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Strategi perancangan adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengelola kondisi sekarang dengan tujuan melakukan proyeksi kondisi pada masa depan (Kerzner, 2011)

Strategi perancangan yang akan dilakukan yaitu merancang sebuah media informasi yang memiliki konsep ciri khas dengan bertujuan untuk memberikan informasi yang tepat dan baik untuk target sasaran dalam membuat sebuah solusi media informasi yang menarik tentang visualisasi dari hewan amfibi salamander axolotl. Dengan adanya perancangan tersebut dapat membantu penggemar hewan salamander axolotl dalam mendapatkan informasi yang ingin diketahui seputar salamander axolotl. Perancangan ini mengambil ciri khas dari salamander axolotl dari warna dan bentuk.

III.1.1 Tujuan Komunikasi

Berikut adalah tujuan komunikasi dalam perancangan website komunitas salamander axolotl :

 Memberikan informasi terkait salamander axolotl kepada penggemar salamander axolotl dan dapat diakses dengan mudah.

 Memberikan pemahaman – pemahaman seputar pemeliharaan salamander axolotl.

 Memberikan informasi bahwa adanya forum komunitas untuk sesama penggemar axolotl.

III.1.2 Pendekatan Komunikasi

Dalam perancangan website komunitas salamander axolotl memerlukan pendekatan komunikasi yang baik agar pesan yang disampaikan dapat mudah dimengerti oleh pengguna website. Pendekatan komunikasi yang dilakukan adalah dengan memberikan informasi terhadap asal salamander axolotl dan juga mengenai proses pemeliharaan terkait hewan tersebut berupa dekorasi akuarium,


(34)

24 kualitas air, serta pakan hewan tersebut. Berikut ini adalah pendekatan komunikasi yang diterapkan yaitu pendekatan visual dan pendekatan verbal :

 Pendekatan Visual :

Pendekatan visual dalam perancangan media informasi adlah menggunakan pendekatan budaya modern dengan menggunakan gaya visual infografis dan ilustrasi dengan memanfaatkan salamander axolotl baik dari bentuk ataupun sejarah asal muasal serta keunikan dari salamander axolotl.

 Pendekatan Verbal :

Pendekatan verbal yang dilakukan dengan menggunakan bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia tersebut dimaksudkan agar pengguna website yang berada di Indonesia lebih mudah mendapatkan informasi terkait salamander axolotl yang bukan hewan asal Indonesia sehingga informasi yang ada dapat diolah dan disampaikan kepada penggemar salamander axolotl di Indonesia.

Strategi komunikasi verbal yang dilakukan pada media utama diantarnya dengan cara memberikan keterangan berupa teks penjelasan pada tiap objek (button atau visual lain yang memerlukan keterangan) agar mempermudah khalayak dalam mengetahui maksud dari visual yang ditampilkan.

III.1.3 Materi Pesan

Materi pesan yang disampaikan adalah untuk menyampaikan informasi seputar salamander axolotl secara luas terhadap jenis ataupun pemeliharaan hewan tersebut. Memberikan wawasan tambahan terhadap hewan unik yang dapat dipelihara kepada masyarakat umum yang ingin mengetahui hewan unik salamander axolotl. Mengajak penggemar yang tersebar di berbagai daerah untuk ikut bergabung dalam komunitas sehingga dapat berbagi pengalaman ataupun informasi terkait salamander axolotl.

III.1.4 Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang digunakan untuk menyampaikan materi - materi pesan adalah dengan menggunakan gaya bahasa persuasi dengan bertujuan untuk mengajak


(35)

25 penggemar dari salamander axolotl ikut bergabung dan mencari informasi seputar salamander axolotl.

III.1.5 Khalayak Sasaran Perancangan

Khalayak sasaran yang atau target audience dari perancangan website ini adalah :  Demografis

Segmentasi demografis menurut M. Suyanto (2006, 22) adalah pasar yang dikelompokkan berdasarkan usia, pendapatan, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan kelas sosial.

Targer audience : ( masa remaja awal – masa dewasa akhir )

Dipilih karena target sasaran utama yaitu masyarakat yang memang memelihara atau menggemari salamander axolotl ini pada usia produktif. Penggemar yang berusia remaja sampai dewasa akhir ini dinilai cenderung lebih banyak melakukan kegiatan aktif untuk mendapat informasi dan mengetahui perkembangan dunia luar secara online serta dapat dinilai sebagai tolak ukur dari aktifitas penggunaan media – media sosial. Serta mencari tahu informasi atau komunitas - komunitas tertentu untuk menyalurkan hobi atau kegemaran terhadap sesuatu.

Usia : Masa remaja awal sampai masa dewasa akhir. Jenis kelamin : Pria dan wanita.

Status ekonomi : Menengah dan menengah atas.

Pekerjaan : Mahasiswa, Pegawai negri / swasta, wiraswasta. Etnis : Semua etnis/ suku.

Hobi : Penggemar salamander axolotl.  Geografis

Menurut M. Suyanto (2006) segmentasi geografis merupakan pembagian pasar menjadi unit-unit geografis yang berbeda, misalnya wilayah, negara, provinsi, dan kota.

Berdasarkan lokasi, target sasaran perancangan media informasi ini adalah penggemar salamander axolotl yang tersebar di Indonesia.


(36)

26  Psikografis

Menurut Hurlock (1990) mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan produktif. Secara umum mereka yang tergolong dewasa ialah mereka yang berusia 20-40 tahun.

Perkembangan sosial masa dewasa awal yaitu masa dimana beralihnya pandangan egosentris menjadi sikap empati yang dimana pada masa ini penentuan relasi sangat memegang peran yang penting. Hal ini berpengaruh pada masa tersebut dalam mencari sesuatu informasi atau hal yang baru tentang hewan salamander axolotl.

Consumer Insight

Khalayak sasaran dari perancangan ini adalah masyarakat berusia 20 – 40 tahun yang memelihara ataupun menggemari hewan unik khususnya salamander axolotl dengan tingkat ekonomi menengah hingga menengah atas karena memungkinkan untuk mengikuti kegiatan – kegiatan yang akan diadakan oleh forum komunitas axoparadise.

Insight dari sasaran yaitu memiliki kegemaran untuk bersosialisasi dalam organisasi serta aktif didalam organisasi yang merupakan sarana penyalur hobi atau kegemaran dari target sasaran serta memiliki rasa keingintahuan untuk dapat memahami ataupun mengatasi masalah yang terjadi seputar pemeliharaan salamander axolotl.

Consumer Journey

Untuk menentukan cara penyampaian ide yang sudah dibentuk kedalam media-media yang akan digunakan maka diperlukan perencanaan yang baik agar mendapatkan interaksi yang menjangkau sasaran dengan tepat maka diperlukan daftar aktifitas dari target audien. Consumer journey ini lah yang nantinya akan digunakan untuk aplikasi dari media yang telah dibentuk.


(37)

27 Tabel III.1 Consumer Journey

(sumber tabel : Dokumen pribadi)

III.1.6 Strategi Kreatif

Strategi kreatif merupakan langkah yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan media informasi. Tujuan strategi kreatif adalah dengan menciptakan sebuah media informasi yang sesuai. Membuat sebuah media informasi serta membangun sebuah forum komunitas bagi para penggemar salamander axolotl yang terpencar di berbagai daerah. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan media internet, mengingat pada saat ini media internet tidak bisa lepas dari masyarakat luas termasuk para penggemar salamander axolotl dalam kehidupan sehari – hari. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk menghubungkan para penggemar salamander axolotl yang terpencar ini untuk mendapatkan informasi seputar salamander axolotl serta membuat suatu website.

Strategi kreatif yang dilakukan adalah dengan membuat website yang berisikan konten-konten yang didalamnya terdapat ilustrasi serta icon untuk dapat memperjelas dan mempermudah pengguna dalam memahami isi yang akan disampaikan. Pemberian warna layout header menggunakan warna orange dengan kode warna R: 240, G: 116, B: 83 agar memperjelas sistem navigasi yang ditampilkan. Warna tersebut diambil dari beberapa warna salamander axolotl yang memiliki warna terang. Perancangan isi konten informasi sejarah, tatacara perawatan, keunikan axolotl menggunakan ilustrasi yang dibuat dengan menggunakan software Adobe Illustration CS6 dengan membuat infografis serta karakter salamander axolotl agar mudah dipahami oleh pengguna.


(38)

28 Strategi kreatif dalam perancangan website komunitas salamander axolotl ini menggunakan rumus AISAS :

Awareness ( mengetahui )

Ketika target audiens ingin mengetahui adanya sebuah website yang membahas dan menginformasikan hal-hal yang bersangkutan dengan salamander axolotl, perlu adanya dukungan dari media-media serta situs - situs yang mampu membantu mengiklankan situs website salamander axolotl tersebut, seperti memasang web banner dan mencantumkan situs website di situs jejaring sosial. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya agar situs – situs tersebut dapat saling menunjang satu sama lain dan untuk memudahkan target audiens untuk mencari, mengakses dan mengetahui situs-situs apa saja yang membahas mengenai hobi atau kegemaran terhadap salamander axolotl.

Interest( minat )

Ketika website komunitas salamander axolotl tersebut mendapat perhatian dari audiens, maka dalam penyampaian pesan selanjutnya adalah bagaimana target audiens agar berminat bergabung dan ingin mengetahui lebih lanjut mengenai website komunitas salamander axolotl tersebut. Oleh karena itu, target audien harus dirangsang sehingga berkeinginan untuk membaca dan mengikuti pesan-pesan atau informasi yang disampaikan. Untuk menumbuhkan minat audiens yaitu dengan memberikan media pendukung berupa kaos dan stiker.

Search ( mencari )

Minat dan keingintahuan audien dapat dilakukan dengan cara mencari situs komunitas salamander axolotl yang nantinya akan di onlinekan dan berisikin informasi - informasi mengenai salamander axolotl. Situs tersebut nantinya berguna bagi target audiens untuk mencari informasi - informasi mengenai salamander axolotl serta media pendukung seperti brosur, flyer, web-banner, media sosial yang memiliki fungsi untuk memudahkan pengguna agar tetap terhubung kedalam situs website.


(39)

29  Action ( tindakan )

Upaya dalam penyampaian pesan selanjutnya adalah untuk membujuk target audiens, agar target audien mampu melakukan tindakan untuk bergabung atau menjadi anggota. Keberhasilan dalam merancang sebuah website adalah adanya respon yang baik dari target audien. Maka pada dasarnya isi pesan dalam sebuah website ini yaitu menginformasikan kepada target audiens bagaimana cara pemeliharaan, asal muasal, serta dengan membuat acara atau event untuk membuat daya tarik bagi pengguna.

Share ( berbagi )

Untuk mendapatkan informasi yang lebih luas mengenai salamander axolotl, dapat dilakukan dengan cara menyediakan halaman khusus untuk saling berbagi informasi ataupun pengalaman sesama pemelihara salamander axolotl, dengan menyediakan halaman berita, serta forum untuk membahas seputar permasalahan dalam pemeliharaan dan lain sebagainya, sehingga target audiens mendapatkan informasi yang lebih luas yang berkaitan dengan permasalahan yang dialami ataupun kurangnya pemahaman serta informasi yang didapat. Hal ini memberikan manfaat bagi target audiens sehingga minat dan keingintahuan ataupun masalah target audiens dapat terjawab. Dengan menggunakan media brosur, flyer, kaos, ataupun stiker yang dimaksutkan agar masyarakat atau pengguna dapet berbagi informasi dan menyebarluaskan website tersebut.

III.1.7 Strategi Media

Strategi media merupakan salah satu hal yang penting dan berguna dalam penyebaran dan penyampaian informasi. Selain sebagai alat penghubung penyampaian informasi, media juga dapat berfungsi sebagai alat pendukung atau perantara alat komunikasi untuk menyampaikan pesan kepada target audien. Maka diperlukan media yang tepat agar informasi tersampaikan dengan baik. Strategi media dipilih berdasarkan kebutuhan dari media informasi yang akan dibuat, diantaranya :


(40)

30  Media Utama

Media utama yang akan digunakan dalam perancangan informasi salamander axolotl adalah website. Menurut Yuhefizar, Mooduto, dan Hidayat (seperti dikutip Abdillah, 2015) website merupakan keseluruhan halaman – halaman web yang terdapat dalam sebuah domain yang mengandung informasi (h.2). Media website dipilih karena dapat menyimpan atau memberikan informasi secara efisien dengan jangkauan yang dapat diakses oleh pengguna secara luas. Media ini juga dapat menampilkan berbagai informasi berupa teks, suara, video, ataupun gambar sehingga dapat memberikan informasi kepada target audien yang terpencar dalam jangkauan yang luas. Selain itu, dengan bertujuan membuat sebuah website dengan memberikan suatu tempat bahasan atau obrolan seputar ketertarikan sesama pengguna didalam website, membuat target audiens yaitu penggemar salamander axolotl yang terpencar dapat berkumpul membahas seputar kegemaran atau hobi yang sama dan membentuk suatu website komunitas salamander axolotl.

a. Konten

Konten yang terdapat didalam website komunitas salamander axolotl ini terdiri dari :

 Halaman satu : Beranda

Didalamnya merupakan sarana informasi awal dari website komunitas salamander axolotl. memberikan informasi dan postingan terbaru dari website.

 Halaman dua : Tentang

Halaman ini berisikan tentang keterangan situs axoparadise yang merupakan wadah baru bagi kumpulan penggemar salamander axolotl.  Halaman tiga : Berita

Halaman ini berisikan berita – berita, acara, seputar salamander axolotl baik di Indonesia ataupun global.


(41)

31 Didalamnya merupakan penjelasan atau informasi terhadap salamander axolotl yang meliputi asal muasal, galeri foto, dekorasi akuarium, serta cara pemeliharaan salamander axolotl.

 Halaman enam : Kontak

Halaman ini berisikan kontak yang akan langsung tersambungkan kedalam media social yang bersangkutan.

 Halaman tujuh : Forum

Halaman ini berisikan forum yang dibuat untuk mengumpulkan para penggemar salamander axolotl agar dapat berbagi informasi atau pengalaman sesuai bahasan yang dikelompokkan untuk mempermudah pengguna.

b. Sistem Navigasi

Navigasi website adalah bagian dari situs website yang berguna untuk memandu pengguna menjelajahi isi situs website dan menghantarkan pengguna pada isi yang ingin dicari. Navigasi yang dibuat memiliki fungsi yang dapat diakses kesetiap halaman selanjutnya atau sebelumnya agar memudahkan pengguna dalam menjelajahi website. Terdapatnya konten – konten yang dapat membawa pengguna langsung kepada halaman yang berisikan bahasan konten tersebut. Adanya forum bahasan yang ditata berdasarkan tema atau topik dari bahasan atau permasalahan seputar salamander axolotl.

Gambar III.1 Sistem Navigasi (sumber gambar : dokumen pribadi)


(42)

32 c. Media Pendukung

Adapun media pendukung dari strategi perancangan ini yaitu :  Web – banner

Web – banner merupakan media digital yang digunakan bertujuan sebagai media iklan, promosi, publikasi, menjalin persahabatan atau kepentingan lain yang berkaitan dengan website komunitas salamander axolotl yang akan disebarkan pada sosial media seperti facebook, atau forum komunitas penggemar hewan – hewan eksotik lainnya.

 Poster

Poster berukuran A3 yang berisikan informasi – informasi tentang event yang diadakan dan adanya website komunitas salamander axolotl sebagai media promosi yang akan ditempelkan pada toko ikan hias atau tempat komunitas reptile yang berkaitan dengan pehobi hewan unik.

Sticker

Sticker sebagai media pendukung diproduksi dalam bentuk persegi panjang dengan ukuran 10 x 8 cm. Sticker ini dapat ditempel dimana saja sebagai media promosi dan akan diberikan bersamaan dengan T-shirt kepada penggemar yang sudah mengikuti kegiatan yang diadakan komunitas axoparadise.

T-shirt

T-shirt yang digunakan sebagai media pendukung adalah kaos dengan lengan pendek. Pemilihan T-shirt sebagai media pendukung diharapkan dapat mempromosikan media utama pada penggemar salamander axolotl yang terpencar. T-shirt diperuntukan bagi para penggemar yang sudah mengikuti kegiatan yang diadakan komunitas axoparadise.

Flyer

Flyer merupakan sebuah surat edaran dalam bentuk iklan kertas. Flyer dibuat sebagai salah satu media pendukung yang dapat disebarkan pada saat adanya event yang diadakan oleh komunitas axoparadise.


(43)

33 III.1.8 Strategi Distribusi dan Waktu Penyebaran Media

Strategi distribusi media yang dilakukan untuk penyebaran informasi website komunitas salamander axolotl yaitu media utama yang akan di online kan pada bulan Januari tahun 2017. Media utama website akan di online kan pada awal bulan dengan diikuti web - banner untuk mengiklankan ke berbagai sosial media seperti facebook, ataupun website komunitas penggemar hewan unik lainnya dengan bersamaannya diadakan acara untuk mengumpulkan para penggemar hewan unik khususnya salamander axolotl. Poster dan flyer disebarkan kepada perkumpulan atau komunitas reptil dan ikan hias sebelum diadakannya acara komunitas salamander axolotl. Sementara T-shirt dan sticker akan diberikan sebagai merchandise sebagai tanda telah mengikuti kegiatan acara yang diadakan oleh komunitas axoparadise.

Tabel III.2 Strategi Distribusi Media (sumber gambar : dokumen pribadi)

III.2 Konsep Visual

Konsep visual merupakan strategi dalam perancangan untuk mendapatkan tampilan visual yang sesuai dengan target audiens. Konsep visual yang diambil yaitu dengan visual yang sederhana, menggunakan warna pastel atau pucat yang diambil dari warna – warna salamander axolotl yang memiliki warna pucat.

III.2.1 Format Desain

Format desain yang digunakan dalam perancangan media website komunitas ini dirancang ukuran potrait dengan template pembuatan user interface atau tampilan


(44)

34 antar muka dibuat pada resolusi 1024x768 pixel dengan responsif 720x480. website dapat di akses menggunakan laptop, PC, maupun tablet PC.

III.2.2 Tata Letak

Tata letak atau layout yang digunakan meliputi gambar, teks, ilustrasi, fotografi dan lain – lain. Tata letak pada setiap halaman situs mengindari dari tampilan visual yang ramai dan bertumpuk sehingga hanya menggunakan elemen – elemen yang diperlukan saja. Menurut Rustan (seperti dikutip Abdillah, 2015) layout adalah tata letak elemen – elemen desain terhadap suatu bidang dalam suatu media untuk menentukan konsep atau pesan yang didalamnya.

Gambar III.2 Wireframe Beranda (sumber gambar : dokumen pribadi)

Gambar III.3 Wireframe Forum (sumber gambar : dokumen pribadi)


(45)

35 III.2.3 Huruf

Penggunaan huruf pada konten – konten yang terdapat didalam website axoparadise adalah Lato. Huruf Lato termasuk jenis huruf sans serif yang tidak memiliki garis kecil dan bersifat solid.

Menurut Sihombing (2001) huruf sans serif dianggap sebagai pilihan sempurna karena memiliki tingkat keterbacaan yang baik. Pada awal perkembangannya di Jerman huruf sans serif dianggap sebagai huruf yang mewakili moderenisme menggantikan huruf sebelumnya yaitu Serif.

Gambar III.4 Jenis Tipografi (sumber gambar : dokumen pribadi)

III.2.4 Warna

Warna merupakan salah satu unsur penting dalam sebuah visual terutama pada sebuah website dikarenakan warna mampu mencirikan website tersebut ataupun sebagai pemikat yang dapat diambil dari karakter suatu objek ataupun pemilihan warna tersendiri agar mendapatkan karakter dari website tersebut. Menurut Graham (seperti dikutim Abdillah, 2015) warna dapat digunakan untuk mengkomunikasikan mood, daya tarik, identitas produk, ataupun mengorganisir suatu informasi. Dalam perancangan website komunitas salamander axolotl, jenis warna yang dipilih yaitu warna yang diambil dari warna tubuh salamander axolotl yang memiliki warna terang dibagian insang dan pucat pada bagian tubuh.


(46)

36 Gambar III.5 Skema Warna

(sumber gambar : dokumen pribadi)

III.2.5 Ilustrasi

Ilustrasi merupakan gambar yang berupa sketsa atau foto yang kemudian diubah sehingga memiliki karakter tersendiri. Perancangan isi konten website axoparadise menggunakan ilustrasi yang diambil dari gambar – gambar axolotl maupun gambar lain yang dibutuhkan dalam pembuatan konten dengan menggunakan software Adobe Illustration CS dan CorelDraw X7 untuk mengubah gambar kedalam bentuk icon atau vector.

 Proses Ilustrasi A. Referensi Visual

Gambar III.6 Reverensi Visual (sumber gambar : dokumen pribadi)


(47)

37 Gambar III.7 Ilustrasi Axolotl

(sumber gambar : dokumen pribadi)

B. Reverensi Icon

Gambar III.8 Fish Ball

(sumber gambar :

http://2.bp.blogspot.com/-iguQTaFP81c/VNOYxblVNsI/AAAAAAAAANE/KExH3lA78OY/s1600/ G5100BK.jpg diakses 3/7/2016)

Gambar III.9 Kuman (sumber gambar :

https://www.deherba.com/media/k2/items/cache/b7e870fe16253b03d4f5e 4eca7c887cf_XL.jpg diakses 3/7/2016)


(48)

38 Gambar III.10 Kotak Medis

(sumber gambar :

http://g01.a.alicdn.com/kf/HTB19pD.KXXXXXXtXXXXq6xXFXXXA/P

erjalanan-luar-kit-pertolongan-pertama-Mobil-Mini-pertolongan-pertama-kit-tas-Rumah-kotak-medis-kecil-darurat.jpgdiakses 3/7/2016)

Gambar III.11 Icon

(sumber gambar : dokumen pribadi)

III.2.6 Logo

Konsep pembuatan logo dibuat mewakili nama website yaitu komunitas salamander axolotl. Logo yang dibuat merupakan gabungan dari tipografi dan elemen grafis visual yang mewakili salamander axolotl. Konsep gestalt juga dipergunakan dalam pembuatan logo bahwasanya seseorang akan cenderung mengelompokkan apa yang dilihat disekitanya menjadi suatu kesatuan yang utuh berdasarkan pola, hubungan, dan kemiripan. Reverensi bentuk diambil dari salamander axolotl.

Gambar III.12 Logo


(49)

39 Jenis font yang digunakan pada tulisan AXO menggunakan Meposa. Font Meposa dipilih karena dirasa dapat mewakili media utama yaitu website komunitas dan memiliki ketebalan huruf yang dirasa cocok dengan karakter salamander axolotl. Jenis font kedua menggunakan Awesome Free Font, font tersebut dipilih karena dinilai memiliki kesan modern dengan penulisan paradise yang berarti surga dengan jenis font script.


(50)

40 BAB IV. MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI

IV.1 Proses Perancangan

Proses perancangan pertama kali dilakukan dengan membuat sistem navigasi yang akan digunakan didalam website. Perancangan sistem navigasi pada website ini dikonsepkan agar pengguna website sebisa mungkin agar tidak mengalami kesulitan atau kebingungan dalam mengakses konten – konten yang ada didalam website.

Gambar IV.1 Sistem Navigasi (sumber gambar : dokumen pribadi)

IV.2 Interface Media Utama Website

Media website dipilih karena dapat menyimpan atau memberikan informasi secara efisien sesuai dengan kebutuhan. Media ini dapat menyampaikan pesan dengan mengkobinasikan teks, suara, gambar ataupun video melalui perangkat komputer ataupun perangkat elektronik lainnya seperti, laptop, tablet dan lain - lain.


(51)

41 IV.2.1 Beranda

Beranda merupakan tampilan awal pada website. Pada halaman ini terlihat slide yang dapat berganti berisikan foto – foto seputar salamander axolotl. Pada halaman ini juga diberikan link menuju halaman – halaman selanjutnya yang bertujuan untuk mempercepat user atau pengguna menuju halaman – halaman tersebut. Seperti di masukkannya berita – berita terkini seputar salamander axolotl ataupun komunitas lain sesame penggemar hewan unik, lalu ditampilkan event atau acara yang akan berlangsung atau yang sedang diadakan oleh komunitas salamander axolotl.

Gambar IV.2 Halaman Beranda (sumber gambar : dokumen pribadi)

IV.2.2 Tentang

Halaman ini terdapat informasi seputar website axoparadise yang memberikan keterangan maksud dan tujuan website axoparadise ini dibuat.

Gambar IV.3 Halaman Tentang (sumber gambar : dokumen pribadi )


(52)

42 IV.2.3 Berita

Pada halaman ini, terdapat informasi berita – berita terbaru mengenai salamander axolotl dan informasi acara – acara terbaru mengenai salamander axolotl.

Gambar IV.4 Halaman Berita (sumber gambar : dokumen pribadi)

IV.2.4 Tentang Axolotl

Pada halaman ini membahasa mengenai sejarah salamander axolotl yang disertai dengan ilustrasi – ilustrasi, kumpulan foto salamander axolotl di dalam aquarium, cara mendekorasi aquarium, dan perawatan axolotl meliputi mengatur kondisi air, dan temperatur air.

Gambar IV.5 Halaman Tentang Axolotl (sumber gambar : dokumen pribadi)


(53)

43 IV.2.5 Kontak

Pada halaman kontak berisikan alamat sosial media yang akan tetap menghubungkan pengguna dengan komunitas axoparadise. Pengguna dapat langsung mengirimkan pesan melewati email akun axoparadise.

Gambar IV.6 Halaman Kontak (sumber gambar : dokumen pribadi)

IV.2.6 Forum

Pada halaman ini terdapat forum yang bertujuan untuk menampung atau membuat sebuah bahasan terhadap topik seputar salamander axolotl yang dipisah oleh sub judul agar tersusun dengan rapih topik yang akan dibahas oleh pengguna website. Pengguna website yang telah mendaftar dapat membuat bahasan pada halaman forum.

Gambar IV.7 Halaman Forum (sumber gambar : dokumen pribadi) IV.3 Media Pendukung

Media pendukung merupakan media yang dapat membantu media utama dalam penyampaian informasi yang akan dibuat. Pada perancangan websiteaxoparadise,


(54)

44 terdapat media pendukung yang berupa media digital dan media cetak. Adapun media digital yaitu web banner, sementara media cetak yaitu stiker, flyer, poster, t-shirt.

IV.3.1 Web Banner

Web banner atau iklan web digunakan sebagai media pendukung untuk mempromosikan website axoparadise secara online. Media ini dapat digunakan atau disimpan pada website lain termasuk kedalam sosial media facebook ataupun kedalam website komunitas penggemar binatang unik lainnya.

Gambar IV.8 Web Banner (sumber gambar : dokumen pribadi) Ukuran Media : 728 px x 90 px

Media : Digital

IV.3.2 Stiker

Stiker digunakan sebagai media pendukung untuk mempromosikan website komunitas axoparadise. Terdapat dua jenis stiker yakni cutting sticker yang dapat diletakan dikendaraan dan ada pula stiker biasa yang memiliki beberapa variasi. Pada media stiker ini berisikan alamat dari website Axo Paradise.

Gambar IV.9 Stiker

(sumber gambar : dokumen pribadi) Ukuran Media : 10 cm x 8 cm

Bahan : vinyl Teknik : cetak digital


(55)

45 IV.3.3 Flyer

Flyer digunakan sebagai media pendukung untuk menyampaikan informasi tentang acara yang diselenggarakan oleh axoparadise serta alamat website axoparadise.

Gambar IV.10 Flyer

(sumber gambar : dokumen pribadi) Ukuran Media : 21 cm x 14,5 cm

Bahan : Art Paper Tipis Teknik : Digital Printing

IV.3.4 Poster

Media poster digunakan sebagai media pendukung bertujuan untuk menginformasikan kegiatan ataupun acara yang akan dilaksanakan. Media ini dapat diletakan di toko – toko hewan ataupun tempat biasanya sesama penggemar binatang berkumpul. Melalui media ini juga dapat menggiring khalayak sasaran untuk mengunjungi website axoparadise ataupun mengikuti acara yang diselenggarakan oleh axoparadise.

Gambar IV.11 Poster


(56)

46 IV.3.5 T-shirt

Kaos atau T-shirt merupakan media pendukung untuk menyampaikan informasi terhadap website axoparadise yang diperuntukan kepada penggemar salamander axolotl dan penggemar yang telah menghadiri event yang diadakan oleh axoparadise sebagai merchandise.

Gambar IV.12 T-shirt

(sumber gambar : dokumen pribadi) Ukuran Media : all size

Bahan : Kaos Gildan

Teknik : Sablon Direct to Garment

Warna : Hitam

IV.3.6 X-banner

X-banner merupakan media pendukung didalam kegiatan yang diadakan oleh axoparadise. X-banner tersebut disimpan pada tenan dimana komunitas salamander axolotl axoparadise didirikan dan memperlihatkan peluncuran acara yang diadakan.


(57)

47 Gambar IV.13 X-banner

(sumber gambar : dokumen pribadi)

Ukuran Media : 160 x 60 Bahan : Jerman


(1)

IV.2.3 Berita

Pada halaman ini, terdapat informasi berita – berita terbaru mengenai salamander axolotl dan informasi acara – acara terbaru mengenai salamander axolotl.

Gambar IV.4 Halaman Berita (sumber gambar : dokumen pribadi)

IV.2.4 Tentang Axolotl

Pada halaman ini membahasa mengenai sejarah salamander axolotl yang disertai dengan ilustrasi – ilustrasi, kumpulan foto salamander axolotl di dalam aquarium, cara mendekorasi aquarium, dan perawatan axolotl meliputi mengatur kondisi air, dan temperatur air.

Gambar IV.5 Halaman Tentang Axolotl (sumber gambar : dokumen pribadi)


(2)

IV.2.5 Kontak

Pada halaman kontak berisikan alamat sosial media yang akan tetap menghubungkan pengguna dengan komunitas axoparadise. Pengguna dapat langsung mengirimkan pesan melewati email akun axoparadise.

Gambar IV.6 Halaman Kontak (sumber gambar : dokumen pribadi)

IV.2.6 Forum

Pada halaman ini terdapat forum yang bertujuan untuk menampung atau membuat sebuah bahasan terhadap topik seputar salamander axolotl yang dipisah oleh sub judul agar tersusun dengan rapih topik yang akan dibahas oleh pengguna website. Pengguna website yang telah mendaftar dapat membuat bahasan pada halaman forum.

Gambar IV.7 Halaman Forum (sumber gambar : dokumen pribadi) IV.3 Media Pendukung

Media pendukung merupakan media yang dapat membantu media utama dalam penyampaian informasi yang akan dibuat. Pada perancangan website axoparadise,


(3)

terdapat media pendukung yang berupa media digital dan media cetak. Adapun media digital yaitu web banner, sementara media cetak yaitu stiker, flyer, poster, t-shirt.

IV.3.1 Web Banner

Web banner atau iklan web digunakan sebagai media pendukung untuk mempromosikan website axoparadise secara online. Media ini dapat digunakan atau disimpan pada website lain termasuk kedalam sosial media facebook ataupun kedalam website komunitas penggemar binatang unik lainnya.

Gambar IV.8 Web Banner (sumber gambar : dokumen pribadi) Ukuran Media : 728 px x 90 px

Media : Digital

IV.3.2 Stiker

Stiker digunakan sebagai media pendukung untuk mempromosikan website komunitas axoparadise. Terdapat dua jenis stiker yakni cutting sticker yang dapat diletakan dikendaraan dan ada pula stiker biasa yang memiliki beberapa variasi. Pada media stiker ini berisikan alamat dari website Axo Paradise.

Gambar IV.9 Stiker

(sumber gambar : dokumen pribadi) Ukuran Media : 10 cm x 8 cm

Bahan : vinyl Teknik : cetak digital


(4)

IV.3.3 Flyer

Flyer digunakan sebagai media pendukung untuk menyampaikan informasi tentang acara yang diselenggarakan oleh axoparadise serta alamat website axoparadise.

Gambar IV.10 Flyer

(sumber gambar : dokumen pribadi) Ukuran Media : 21 cm x 14,5 cm

Bahan : Art Paper Tipis Teknik : Digital Printing

IV.3.4 Poster

Media poster digunakan sebagai media pendukung bertujuan untuk menginformasikan kegiatan ataupun acara yang akan dilaksanakan. Media ini dapat diletakan di toko – toko hewan ataupun tempat biasanya sesama penggemar binatang berkumpul. Melalui media ini juga dapat menggiring khalayak sasaran untuk mengunjungi website axoparadise ataupun mengikuti acara yang diselenggarakan oleh axoparadise.

Gambar IV.11 Poster


(5)

IV.3.5 T-shirt

Kaos atau T-shirt merupakan media pendukung untuk menyampaikan informasi terhadap website axoparadise yang diperuntukan kepada penggemar salamander axolotl dan penggemar yang telah menghadiri event yang diadakan oleh axoparadise sebagai merchandise.

Gambar IV.12 T-shirt (sumber gambar : dokumen pribadi) Ukuran Media : all size

Bahan : Kaos Gildan

Teknik : Sablon Direct to Garment

Warna : Hitam

IV.3.6 X-banner

X-banner merupakan media pendukung didalam kegiatan yang diadakan oleh axoparadise. X-banner tersebut disimpan pada tenan dimana komunitas salamander axolotl axoparadise didirikan dan memperlihatkan peluncuran acara yang diadakan.


(6)

Gambar IV.13 X-banner (sumber gambar : dokumen pribadi)

Ukuran Media : 160 x 60

Bahan : Jerman