Perencanaan struktur atap rangka baja Perencanaan struktur plat atap, lantai dan tangga Perencanaan struktur balok

5 Gambar 2. Wilayah Gempa Indonesia dengan percepatan puncak batuan dasar dengan perioda ulang 500 tahun

C. LANDASAN TEORI

1. Perencanaan struktur atap rangka baja

Beban-beban yang diperhitungkan pada gording meliputi beban mati akibat berat sendiri gording dan beban penutup atap, beban hidup dan beban angin. Baja profil yang digunakan untuk gording adalah profil Canal. Tegangan yang terjadi harus lebih kecil dari tegangan ijin. Pemasangan sagrod dimaksudkan untuk mendukung beban yang searah dengan sumbu miring atap. Penempatan sagrod dipasang pada tengah bentang gording, yang terjadi momen maksimum. Perencanaan kuda-kuda merupakan perencanaan konstruksi yang mendukung berat atap kemudian meneruskannya ke kolom. Perencanaan kuda- kuda harus mampu menahan berbagai beban baik dari dalam berat sendiri maupun dari luar beban hidup dan angin.

2. Perencanaan struktur plat atap, lantai dan tangga

Plat merupakan struktur bidang datar tidak melengkung yang jika ditinjau secara visual 3 dimensi mempunyai tebal yang jauh lebih kecil dari pada ukuran bidang plat. Untuk merencanakan plat beton bertulang perlu dipertimbangkan tidak hanya pembebanan, tapi juga ukuran dan syarat-syarat 6 tumpuan pada tepi yang menentukan jenis perletakan dan jenis penghubung di tempat tumpuan. Tangga merupakan salah satu sarana penghubung dari dua tempat yang berbeda ketinggiannya. Pada bangunan gedung bertingkat, biasanya tangga digunakan sebagai sarana penghubung antara lantai tingkat yang satu dengan lantai tingkat yang lain, khususnya bagi pejalan kaki. Agar anak tangga dapat digunakan dengan mudah dan nyaman, maka ukuran anak tangga ditentukan sebagai berikut : 2.T + I = 61 - 65 cm dengan: T = tinggi bidang tanjakan optrede atau tinggi anak tangga, cm. I = lebar bidang injakan antrede atau lebar anak tangga, cm. Gambar 3. Anatomi anak tangga

3. Perencanaan struktur balok

Pada perencanaan balok dilakukan analisa perhitungan meliputi tulangan memanjang balok dan tulangan geser begel balok. Dimensi dan penulangan bolok tidak hanya dihitung berdasarkan beban perlu yang bekerja, tetapi juga harus memperhitungkan terjadinya leleh lentur atau sendi plastis pada ujung- ujung balok apabila terjadi gempa yang lebih besar daripada gempa rencana dengan jarak dua kali tinggi penampang balok dari muka kolom Pasal 23.10.4.2. TPSBUBG SNI 03-2847-2002. Keadaan ini dilaksanakan dengan cara memberikan batasan beban perlu minimal pada ujung- ujung maupun pada tengah bentang balok Pasal 23.10.4.2. TPSBUBG SNI 03-2847-2002. Menurut Pasal 13.6.1 SNI 03–2847–2002 pengaruh puntir dapat diabaikan jika momen puntir terfaktor T u memenuhi syarat berikut : T u ≤ ⎟⎟⎠ ⎞ ⎜⎜⎝ ⎛ P A . 12 f . cp cp c 2 φ dengan φ = 0,75 ....................................................................... 2 T I T2 7 A cp = luas penampang keseluruhan, termasuk rongga pada penampang berongga lihat daerah yang diarsir, dalam mm². P cp = keliling penampang keseluruhan keliling batas terluar daerah yang diarsir, dalam mm.

4. Perencanaan struktur kolom

Dokumen yang terkait

PERENCANAAN GEDUNG HOTEL 4 LANTAI + 1 BASEMENT DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL Perencanaan Gedung Hotel 4 Lantai + 1 Basement Dengan Prinsip Daktail Parsial Di Surakarta.

0 1 26

PERENCANAAN GEDUNG HOTEL 4 LANTAI + 1 BASEMENT DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL Perencanaan Gedung Hotel 4 Lantai + 1 Basement Dengan Prinsip Daktail Parsial Di Surakarta.

0 2 8

PERENCANAAN GEDUNG PERHOTELAN EMPAT LANTAIDAN SATU BASEMENT DI PACITAN DENGAN PRINSIP Perencanaan Gedung Perhotelan Empat Lantai Dan Satu Basement Di Pacitan Dengan Prinsip Daktail Parsial.

0 1 25

PERENCANAAN GEDUNG PERHOTELAN EMPAT LANTAIDAN SATU BASEMENT DI PACITAN DENGAN PRINSIP Perencanaan Gedung Perhotelan Empat Lantai Dan Satu Basement Di Pacitan Dengan Prinsip Daktail Parsial.

0 2 17

PERENCANAAN GEDUNG PERKULIAHAN EMPAT LANTAI SATU BASEMENT DI SURAKARTA Perencanaan Gedung Perkuliahan Empat Lantai Satu Basement Di Surakarta Dengan Prinsip Daktail Parsial.

0 0 25

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERKULIAHAN EMPAT LANTAI 1 BASEMENT DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA.

0 1 4

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH MENENGAH ATASEMPAT LANTAI DAN SATU BASEMENT DI SURAKARTADENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL Perencanaan Gedung Sekolah Menengah Atas Empat Lantai Dan Satu Basement Di Surakarta Dengan Prinsip Daktail Parsial.

0 1 21

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH MENENGAH ATASEMPAT LANTAI DAN SATU BASEMENT DI SURAKARTA Perencanaan Gedung Sekolah Menengah Atas Empat Lantai Dan Satu Basement Di Surakarta Dengan Prinsip Daktail Parsial.

0 0 14

PERENCANAAN GEDUNG PERKULIAHAN 4 LANTAI DAN1 BASEMENT DI SUKOHARJO DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL Perencanaan Gedung Perkuliahan 4 Lantai Dan 1 Basement Di Sukoharjo Dengan Prinsip Daktail Parsial.

0 0 27

PERENCANAAN GEDUNG PERKULIAHAN 4 LANTAI DAN1 BASEMENT DI SUKOHARJO DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL Perencanaan Gedung Perkuliahan 4 Lantai Dan 1 Basement Di Sukoharjo Dengan Prinsip Daktail Parsial.

1 3 18