Latar Belakang keberadaan Klausul yang Tak Dapat Diubah dalam UUD 1945

222 tahun 1787 Konstitusi Amerika Serikat dalam Article V-nya memiliki larangan secara eksplisit untuk tidak menghilangkan kedudukan negara bagian secara seimbang di Senat tanpa persetujuan negara bagian terlebih dahulu. 17 Sementara itu berbeda dengan Amerika Serikat, Perancis sejak Konstitusi Republik Ketiga-nya yang dibentuk pada tahun 1875, sampai dengan Konstitusi Republik Keempat, dan Kelima-nya menjadikan bentuk pemerintahan republik yang dianutnya sebagai klausul yang tak dapat diubah. 18 Dalam perkembangannya saat ini pun keberadaan dari klausul yang tak dapat diubah dalam undang-undang dasar semakin lazim dimiliki oleh konstitusi-konstitusi yang ada di dunia, yang di dalamnya tercatat 53 76 dari 103 konstitusi-konstitusi yang dibentuk antara tahun 1989-2013 memasukkan klausul tersebut. Dengan semakin lazimnya keberadaan klausul seperti diatas dalam konstitusi-konstitusi dunia, maka tak ayal lagi jika saat ini hal itu dianggap sebagai tren universal dari konstitusi-konstitusi dunia. 19 Meluasnya pengaruh keberadaan klausul seperti diatasmembuat saat ini terdapat banyak istilah terhadap klausul tersebut, seperti unamendable provision, eternal clauses, dan immutable principle namun menurut penulis dengan mengutip pendapat Yaniv Roznai lebih tepat apabila klausul tersebut diistilahkan dengan unamendable provision, mengingat dia tidak bersifat abadi eternal karena bagaimanapun juga meski ia dibentuk guna membatasi kekuasaan untuk mengamandemen, namun ia tetap dapat diubah melalui cara-cara yang sifatnya ekstra konstitusional. 20 Jadi dapat dikatakan bahwa keberadaan suatu klausul yang tak dapat diubah tidak berarti ia menjadi kekal dan tak dapat diubah sama sekali, ia masih dapat diubah hanya saja tidak menggunakan cara-cara perubahan seperti biasanya.

B. Latar Belakang keberadaan Klausul yang Tak Dapat Diubah dalam UUD 1945

Lazimnya keberadaan dari klausul yang tak dapat diubah dalam suatu konstitusi menurut Roznai dilatar belakangi oleh kehendak untuk melindungi nilai-nilai esensial atau fundamental yang dianggap sebagai identitas suatu konstitusi dari perubahan terhadapnya, karena keberadaannya dianggap amat vital bagi eksistensi suatu konstitusi 17 Larangan dalam Article V Ko stitusi A e ika “e ikat e u i: Provided that no Amendment which may be made prior to the Year one thousand eight hundred and eight shall in any Manner affect the first and fourth Clauses in the Ninth section of the first Article tidak berlaku lagi semenjak tahun 1808; and that no State without its Consent, shall be deprived of its equal Suffrage in the Senate. ; Pe jelasa e ge ai la a ga te se ut dapat dilihat dalam Lester B. Orfield, The Amending of the Federal Constitution, Michigan: The University of Michigan Press, 1942, hlm. 83-84. 18 Article Ko stitusi ‘epu lik Keli a Pe a is : ...The Republican form of government shall not be the object of any amendment 19 Lihat Yaniv Roznai, Unconstitutional Constitutional Amendments: A Study of the Nature and Limits of Constitutional Amendment Power, London: Unpublished Dissertation, 2014, hlm. 28. 20 Me u ut ‘oz ai While unamendable provision serve as a mechanism for limiting the amendment power, they do not and cannot limit the primary constituent power. Even unamendable provisions are subject to change introduced by extra constitutional forces . Lihat Ya i ‘oz ai, Unamendability and The Genetic...., Op. Cit, hlm. 4; Bandingkan dengan pendapat Ulrich Preuss yang menyebutnya sebagai eternity clauses karena menurutnya ..unamendable stipulations of the constitution were designed to exist forever, which is why..is usually called the ete it lause . Dala Ul i h P euss, The Implication of Eternity Clause in Germany , Israel Law Review, Vol. 44: 429, 2011, hlm. 440. 223 dan negara. 21 Maka itulah keberadaan klausul yang tak dapat diubah unamendable provision memiliki kaitan yang erat dengan konsep identitas konstitusi. Mengapa de ikia ? Hal itu dise a ka ka e a ide titas ko stitusi e upaka kode ge etik da i suatu konstitusi yang membedakannya dengan konstitusi lainnya, dan apabila identitas ini diganti akan mengakibatkan suatu konstitusi menjadi konstitusi yang berbeda. 22 Sebagai kode genetik dari suatu konstitusi yang membedakannya dengan konstitusi lainnya, tak bisa dipungkiri jika kemudian konsep identitas konstitusi ini meskipun berkembang namun bersifat resisten terhadap sesuatu yang dapat menghancurkannya. 23 Dalam pada itulah keberadaan dari klausul yang tak dapat diubah menjadi pembatas terhadap perubahan yang dilakukan bagi identitas konstitusinya. 24 Disebabkan oleh keberadaannya yang ditujukan untuk melindungi identitas konstitusi, maka tak terelakkan jika kemudian konten dari klausul yang tidak dapat diubah dalam konstitusi suatu negara menjadi berbeda-beda antara satu dan lainnya, karena hal yang dianggap sebagai identitas konstitusi tentunya saling berbeda antara satu konstitusi dan konstitusi lainnya tergantung dengan lembaran sejarah serta komitmen politik yang menyertai perkembangannya. 25 Sekalipun berbeda-beda, akan tetapi sebenarnya konten dari masing-masing klausul yang tak dapat diubah sebagai pelindung identitas konstitusi suatu negara dapat dikelompokan lagi kedalam dua macam nilai, yang mana hal itu tertampak dari pandangan Dainius Zalimas Presiden Mahkamah Konstitusi MK Lithuania, yakni: 26 Eternity clause may be used in order to safeguard two types of values, relevant to the nations constitutional identity. The first group is universal values, such as democracy, natural, and inaliable human rights and the rule of law. Another group is pa ti ula isti alues, efle ti g su h pa ti ula featu es of a atio s o stitutio al identity as federalism, the role of religion in agiven society, or certain principle concerning the division of power . 21 Lihat pendapat Yaniv Roznai yang menyatakan bahwa salah satu alasan dari keberadaan unamendable provision ialah to preserve its own existence and identity. Presumably, constitution makers regarded the content of spesific p o isio s to e so pi otal to the esse e of the o stitutio o to the state s e iste e a d ide tit that the should endure for generations . Dala Ya i ‘oz ai, Unamendability and The Genetic ...., Loc. Cit., hlm. 4. 22 Lihat pe dapat Ya i ‘oz ai a g e ataka ah a The o stitutio al ide tit is the o stitutio ge eti ode ...Cha gi g this ide tit ould esult i the fo atio of a e o stitution. Dala Ya i ‘oz ai, Toward Theory of Unamendability , Public Law Legal Theory Research Paper Series Working Paper No. 15-12, New York University School of Law, May 2015, hlm. 33 23 Gary Jeffrey Jacobsohn, Contitutional Identity, Cambridge: Harvard University Press, 2010 hlm. 7. 24 Ibid., hlm. 6. 25 Me u ut Ja o soh Identity emerges dialogically and represents a mix of political aspirations and commitments that a e e p essi e of atio s past,.. a d it a a iseft itself diffe e tl i diffe e t setti gs. Dala Ibid., hlm. 7. 26 Dainius Zalimas, Eternity Clause: a Safeguard of Democratic Order and Constitutional Identity, Diakses dari http:www.gjk- ks.orgrepositorydocsSpeech_of_the_President_of_the_Constitutional_Court_of_Lithuania_Prof.Dr._Dainius_al imas.pdf, diunduh 17 Juni 2016. 224 Berdasar dari pendapat Zalimas tersebut, jika kita meninjaunya dalam konteks Indonesia maka keberadaan klausul yang tidak dapat diubah di UUD 1945 akan masuk dalam kategori nilai yang kedua, sebabnya baik Pembukaan UUD 1945 dan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI keduanya merupakan nilai yang sifatnya partikularistik dan mencerminkan identitas konstitusi asli bangsa Indonesia, hal itu pun dapat kita amati dari alasan yang melatarbelakangi mengapa kedua klausul tersebut dijadikan sebagai klausul yang tak dapat diubah dalam proses amandemen UUD 1945 yang berlangsung antara tahun 1999-2002. Untuk Pembukaan UUD 1945 alasannya ialah karena kedudukannya sebagai kontrak bernegara yang substansinya berupa cita-cita, filosofi, dan tujuan bernegara yang kemudian melandasi isi dari Pasal-Pasal UUD 1945, sehingga apabila ia diubah anggota-anggota MPR beranggapan sama saja dengan mengubah Negara Indonesia, karena itu Pembukaan dijadikan klausul yang tak dapat diubah. 27 Sedangkan mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia alasan yang dikemukakan ialah karena ketentuan yang menyatakan Indonesia menganut bentuk Negara Kesatuan dan bentuk Pemerintahan Republik dalam Pasal 1 ayat 1 UUD 1945 merupakan prinsip dasarnya, yang apabila diubah sama saja dengan mengubah UUD 1945 menjadi konstitusi yang berbeda. 28 Apabila dicermati, ternyata kedua alasan diatas memiliki kesesuaian dengan konsep identitas konstitusi yang dijabarkan Biljana Kostadinov seorang pakar hukum tata negara asal Kroasia, menurutnya identitas konstitusi memiliki dua macam konsep. Pertama, ialah identitas konstitusi yang berkaitan dengan identitas nasional suatu negara, identitas konstitusi ini merupakan suatu konsep yang bersifat psikologis dan sosiologis karena berkaitan dengan nilai-nilai kolektif yang menyatukan suatu bangsa atau negara, yang kemudian diciptakan atau diperkuat oleh konstitusi, beliau mencontohkan identitas konstitusi ini dengan pernyataan kemerdekaan suatu bangsa yang terdapat dalam pembukaan konstitusinya. Kedua, ialah konsep identitas konstitusi yang bersifat legal dan merupakan prinsip-prinsip konstitusi atau ketatanegaraan yang bersifat pokok, prinsip ini bersifat pokok karena bukan menentukan mengenai identitas bangsa atau budaya melainkan konstitusi itu sendiri, contoh dari identitas konstitusi yang bersifat legal ini dapat dilihat dari prinsip-prinsip yang menjadi struktur fundamental dalam satu konstitusi dan membedakannya dengan konstitusi lainnya. 29 Dari pendapat Kostadinov di atas apabila dielaborasikan dengan konteks Indonesia dapat dikatakan bahwa alasan yang melatarbelakangi Pembukaan UUD 1945 dijadikan sebagai klausul yang tidak dapat diubah. Haal ini disebabkan karena ia merupakan identitas konstitusi dalam konsep yang pertama yakni sebagai identitas nasional karena 27 Anggapan anggota-anggota MPR bahwa mengubah Pembukaan sama dengan mengubah Negara Indonesia ini dapat dilihat dalam Tim Penyusun, Naskah Komprehensif Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Buku II tentang Sendi-Sendi Fundamental Negara, Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi, 2010. 28 Hal ini dapat dilihat dari pendapat salah satu anggota MPR I Dewa Gde Palguna pada masa sidang perubahan UUD 1945 sehingga akhirnya rumusan tersebut melahirkan larangan mengubah bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Lebih jelasnya lihat dalam Tim Penyusun, Naskah Komprehensif Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Buku X tentang Perubahan UUD, Aturan Peralihan, dan Aturan Tambahan,Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi, 2010, hlm. 146-147. 29 Lihat Bilja a Kostadi o , Co stitutio al Ide tit , Iustinianus Primus Law Review, Vol. 3:1, 2012, hlm. 10. 225 substansinya yang berisi pernyataan kemerdekaan Indonesia sehingga ia dianggap sebagai nilai-nilai kolektif yang menyatukan suatu bangsa dan negara dalam hal ini ialah Indonesia karena kedudukannya sebagai kontrak bernegara. Sementara itu sedangkan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia termasuk ke dalam identitas konstitusi dalam konsep yang kedua karena ia merupakan prinsip dasar dari UUD 1945 yang menentukan seperti apa struktur UUD 1945 terbentuk dan apabila diubah dianggap sama dengan mengganti UUD 1945 dengan konstitusi baru.

C. Permasalahan Apabila MPR Mengubah Kedua Klausul yang Tak Dapat Diubah