Sejarah Keberadaan Klausul yang Tak Dapat Diubah

221 1945 sebagai klausul yang tak dapat diubah. Hal itu dapat kita lihat dalam Pasal 37 UUD 1945 pasca amandemen yang menyatakan secara eksplisit bahwa khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan, 13 serta secara implisit bahwa perubahan hanya dapat dilakukan terhadap Pasal-Pasal saja tidak kepada Pembukaan UUD 1945. 14 Dengan dinyatakannya bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Pembukaan UUD 1945 sebagai ketentuan yang tak dapat diubahbukan berarti selesainya persoalan mengenai pembatasan dalam mengubah UUD 1945, justru hal itu menimbulkan permasalahan baru yakni, bagaimana jika suatu saat MPR tidak mengindahkan larangan mengubah kedua klausul tersebut dan melakukan perubahan terhadap UUD 1945 yang substansinya bertentangan atau mengubah kedua klausul yang tak dapat diubah? Atau dapat saja MPR melakukan perubahan terlebih dahulu terhadap larangan mengubah kedua klausul tersebut baru setelah itu melakukan perubahan terhadapnya. Tentunya permasalahan-permasalahan di atas perlu untuk dijawab mengingat sampai saat ini UUD 1945 tidak memiliki jawaban terhadapnya. Selain itu menarik pula untuk mengetahui seperti apa pemikiran Sri Soemantri sebagai salah seorang yang pertama-tama menggagas dijadikannya kedua klausul tersebut sebagai klausul yang tidak dapat diubah untuk membatasi kekuasaan MPR mengubah UUD 1945 terhadap permasalahan-permasalahan di atas, apakah beliau memiliki jawaban jika suatu saat timbul permasalahan seperti yang dipertanyakan di atas? Maka dari itu guna menjawabnya kita harus mengetahui pula terlebih dahulu apa alasan yang melatarbelakangi adanya klausul yang tak dapat diubah dalam konstitusi atau undang- undang dasar.

A. Sejarah Keberadaan Klausul yang Tak Dapat Diubah

Pada dasarnya gagasan Sri Soemantri untuk mengadakan klausul yang tak dapat diubah dalam UUD 1945 bukanlah sesuatu yang baru, bahkan gagasannya dapat dikatakan dipengaruhi oleh keberadaan klausul semacamnya yang terdapat di konstitusi- konstitusi negara lain, 15 sebabnya keberadaan klausul yang tak dapat diubah tersebut telah dikenal sejak lama dalam konstitusi-konstitusi yang ada di dunia. Tercatat sejak abad ke-18 klausul macam itu sudah terdapat dalam konstitusi dua wilayah bekas koloni Inggris yang nantinya menjadi negara bagian Amerika Serikat yaitu Konstitusi Delaware 1776 dan Konstitusi New Jersey 1776. 16 Lebih lanjut Amerika Serikat dan Perancis dua negara yang banyak dianggap sebagai negara pelopor keberadaan konstitusi tertulis modern di dunia juga mengadopsi gagasan tersebut dalam konstitusinya, tercatat sejak dibentuknya pada 13 Lihat Pasal a at a g e ataka ah a Khusus e ge ai e tuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakuka pe u aha . 14 Ayat-ayat dalam Pasal 37 UUD 1945 hanya mengakomodir mekanisme perubahan pada pasal-pasal saja, padahal dalam Pasal II Aturan Tambahan dinyatakan bahwa UUD 1945 terdiri dari Pembukaan dan pasal -pasal, sehingga dapat disimpulkan bahwa perubahan yang dapat dilakukan hanya terhadap pasal-pasal saja tidak kepada Pembukaan. 15 Hal ini dapat kita amati dari pandangannya mengenai pembatasan dalam mengubah suatu konstitusi, dima na beliau mencontohkan larangan mengubah bentuk pemerintahan republik Perancis sebagai bentuk pembatasan dalam mengamandemen konstitusi. Lihat Sri Soemantri, Loc. Cit., hlm. 181. 16 Yaniv Roznai, Unamendability and Constitution Genetic Code , European Review of Public Law Forthcoming, 2015, hlm. 6. 222 tahun 1787 Konstitusi Amerika Serikat dalam Article V-nya memiliki larangan secara eksplisit untuk tidak menghilangkan kedudukan negara bagian secara seimbang di Senat tanpa persetujuan negara bagian terlebih dahulu. 17 Sementara itu berbeda dengan Amerika Serikat, Perancis sejak Konstitusi Republik Ketiga-nya yang dibentuk pada tahun 1875, sampai dengan Konstitusi Republik Keempat, dan Kelima-nya menjadikan bentuk pemerintahan republik yang dianutnya sebagai klausul yang tak dapat diubah. 18 Dalam perkembangannya saat ini pun keberadaan dari klausul yang tak dapat diubah dalam undang-undang dasar semakin lazim dimiliki oleh konstitusi-konstitusi yang ada di dunia, yang di dalamnya tercatat 53 76 dari 103 konstitusi-konstitusi yang dibentuk antara tahun 1989-2013 memasukkan klausul tersebut. Dengan semakin lazimnya keberadaan klausul seperti diatas dalam konstitusi-konstitusi dunia, maka tak ayal lagi jika saat ini hal itu dianggap sebagai tren universal dari konstitusi-konstitusi dunia. 19 Meluasnya pengaruh keberadaan klausul seperti diatasmembuat saat ini terdapat banyak istilah terhadap klausul tersebut, seperti unamendable provision, eternal clauses, dan immutable principle namun menurut penulis dengan mengutip pendapat Yaniv Roznai lebih tepat apabila klausul tersebut diistilahkan dengan unamendable provision, mengingat dia tidak bersifat abadi eternal karena bagaimanapun juga meski ia dibentuk guna membatasi kekuasaan untuk mengamandemen, namun ia tetap dapat diubah melalui cara-cara yang sifatnya ekstra konstitusional. 20 Jadi dapat dikatakan bahwa keberadaan suatu klausul yang tak dapat diubah tidak berarti ia menjadi kekal dan tak dapat diubah sama sekali, ia masih dapat diubah hanya saja tidak menggunakan cara-cara perubahan seperti biasanya.

B. Latar Belakang keberadaan Klausul yang Tak Dapat Diubah dalam UUD 1945