Kelarutan N-NH4 dan N-NO3 dari kombinasi pupuk urea-zeolit pada tanah sawah inceptisol Ciomas dan vertisol Ciranjang

KELARUTAN N - N H ~DAN N-NO< DARI KOMBINASI
PUPUK UREA-ZEOLIT PADA TANAH SAWAH
INCEPTISOL CIOMAS DAN VERTISOL CIRANJANG

Oleh
AJENG WISMA DWI ASIURTNI
A24102066

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2006

RINGKASAN
Ajeng Wisma Dwi Asririni. Kelarutan N-NH~+dan N-NO< dari Kombinasi
Pupuk Urea-Zeolit pada Tanah Sawah Inceptisol Ciomas dan Vertisol Ciranjang
(dibawah bimbingan, Komaruddin Idris, sebagai ketua dan Ladiyani Retno
Widowati, sebagai anggota).
Nitrogen merupakan salah satu unsur hara makro yang paling dibutuhkan
untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk N yang paling sering digunakan di tanah

tropik seperti di Indonesia adalah urea. Namun, penggunaan pupuk N ini sangat
tidak efisien dan cenderung mudah hilang dari sistem tanah. Telah banyak
produsen pupuk yang bermaksud untuk meningkatkan efisiensi dari pupuk N
dengan menjadikannya pupuk lambat tersedia, salah satu caranya yaitu dengan
mencampurkan bahan amelioran seperti zeolit yang memiliki nilai KTK tinggi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur pelepasan N-N&' dan NNO? dari berbagai kandungan N-total dari pupuk urea-zeolit pada tanah yang
mempunyai tekstur kontras yaitu Inceptisol Ciomas dan Vertisol Ciranjang.
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Laladon, Balai Penelitian Tanah, pada
bulan Oktober sampai Desember 2005. Pupuk urea-zeolit yang diujikan dalam
percobaan mengandung N-total masing-masing 20 % (Nl), 30 % (N2), 35 %
(N3), dan 45 % (N4). Percobaan terdiri dari 5 perlakuan (kontrol + 4 jenis
pupuk), 3 kali ulangan, dan 9 kali waktu pengamatan inkubasi, sehingga terdapat
135 satuan percobaan untuk satu jenis tanah. Parameter yang diukur terhadap
contoh tanah sebelum perlakuan yaitu pH Hz0 dan KC1 (1 : 2,5), C-organik, Ntotal, N-N&', N-N03-, P205 (HC1 25%, Bray 1, dan Olsen), basa-basa (K, Ca,
Mg, Na)-dd, KTK, kejenuhan basa (KB), dan teksur tanahnya. Sedangkan pada
setiap periode pengamatan inkubasi yang diukur adalah N-N&+, N-NO?, dan pH
tanah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelarutan N-N&+ lebih tinggi dari
pada N-NO3- dengan perbandingan rata-rata 26 : 1 untuk tanah Inceptisol Ciomas
dan 15 : 1 untuk tanah Vertisol Ciranjang. Kelarutan N-NH~+pada tanah

Inceptisol Ciomas menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari tanah Vertisol
Ciranjang. Kelarutan N-NOC pada kedua jenis tanah menunjukkan peningkatan
yang berfluktuasi. Nitrat dalam tanah tergenang cenderung tidak stabil dan
jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan kelanrtan N-N&+. Total kelarutan
pupuk yang paling tinggi diantara 4 kombinasi pupuk yaitu N4.

SUMMARY
Ajeng Wisma Dwi Asririni. Dissolution of N-NIL,+ and N-NO3- from the
Combination of Urea-Zeolite Fertilizers in Paddy Soil of Inceptisol Ciomas and
Vertisol Ciranjang (under supervised by Komaruddin Idris as chairman and
Ladiyani Retno Widowati as member).
Nitrogen is one of the primary nutrient needs for plant growth. Nitrogen
fertilizer that are most often used in the tropical land like Indonesia is urea.
Though, the application of N fertilizer is not efficient, which is caused by it's own
characteristics that are so easily loss from the soil system. There has been lots of
fertilizers produsers that aim to increase the efficiency of N fertilizers by making
it into a slow release fertilizers. One of their way was by adding some kind of
soil's ameliorant such as zeolite with high CEC.
The objective of this research is to measure the dissolution of N-N&+ and
N-NO< from a few contains of N-total urea-zeolite fertilizers in the different kind

of soil's texture as in Inceptisol Ciomas and Vertisol Ciranjang. The experiment
was carried out at the Laladon Laboratorium of Soil Research Institute, Bogor,
from October until December 2005. The urea-zeolite fertilizers used in this
experiment contains N-total20% (Nl), 30% (N2), 35% (N3), and 45% (N4). The
experiment consist 5 treatments (control + 4 type of fertilizers), each treatment
was done by 3 times, and 9 times observation of incubation, so there will be 135
experimental units for one type of soil. The parameters measured before
treatments were pH H20 and KC1 (1 : 2,5), C-organic, N-total, N-NH~', N-NO3-,
P205 (HCI 25%, Bray 1, dan Olsen), exchangeable K, Ca, Mg, and Na, Cation
Exchange Capacity (CEC), Base Saturation (BS), and soil texture. In each period
of observating incubation, the parameters that measured were N-NHC, N-NO3-,
and soil's pH.
The result of this research showed that dissolution of N-N&+ was higher
than N-NO< with an average comparison 26 : 1 for Inceptisol Ciomas and 15 : 1
for Veitisol Ciranjang. Dissolution of N-N&+ in Inceptisol Ciomas was higher
than Vertisol Ciranjang. Dissolution of N-NO< for both type of soils showed the
increasing fluctuation. Nitrates in submergence soil were generally unstabil, and
the amounts were under the dissolution of N-NH~'. The highest dissolution
among the four fertilizers was the N4 treatment.

KELARUTAN N-NH; DAN N-NO; DARI KOMBINASI
PUPUK UREA-ZEOLIT PADA TANAH SAWAH
INCEPTISOL CIOMAS DAN VERTISOL CIRANJANG

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

Oleh
AJENG WISMA DWI ASRIRINI
A24102066

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2006