Identifikasi Protozoa Parasitik Pada Kulit, Insang Dan Usus Ikan Mas (Cyprinus carpio) dan Ikan Nila (Oreochromis sp) Di Pasar Empang, Bogor

(1)

IDENTIFIKASI PROTOZOA PARASITIK PADA KULIT,

INSANG DAN USUS IKAN MAS (Cyprinus carpio) dan IKAN

NILA (Oreochromis sp) DI PASAR EMPANG, BOGOR

HENDRO KARNO

B04103090

F

AKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2007


(2)

ABSTRAK

HENDRO KARNO. Identifikasi Protozoa Parasitik Pada Kulit, Insang dan Usus Ikan Mas (Cyprinus carpio) dan Ikan Nila (Oreochromis sp) di Pasar Empang, Bogor. Dibawah bimbingan Umi Cahyaningsih.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan protozoa parasitik yang ada pada kulit, insang dan usus ikan mas (Cyprinus carpio) dan ikan nila (Oreochromis sp), sehingga penyakit akibat protozoa parasitik dapat dicegah. Sampel kulit, insang dan usus ikan mas dan ikan nila di Pasar Empang, Bogor. Pemeriksaan sisik, insang dan usus dengan cara kerokkan dan metode preparat natif . Protozoa parasitik dapat diidentifikasi berdasarkan morfologi dan struktur, mengacu pada studi pustaka. Hasil penelitian ini menggunakan analisis statistik uji Anova dan uji lanjutan Duncan’s multiple range test. Jenis-jenis protozoa parasitik yang ditemukan pada kulit, insang dan usus ikan adalah Trichodina sp, Ichtyophthirius sp dan Myxosporidia sp.

ABSTRACT

This research was done to figure the existence of parasitic from skin, gills and intestines of goldfish (Cyprinus carpio) and indigofish (Oreochromis sp) so that diseases because of parasitic protozoa can be prevented. Skin, gills and intestines were collected from goldfish and indigofish in Bogor. Skin, gills and intestine examination were using scrapping and native slide method. Parasitic protozoa were identified based on morphology and structure, related to literature. Statistic method used in this research is Anova and followed by Duncan’s multiple range test. Parasitic protozoa found on skin, gills and intestine of fish are Trichodina sp, Ichtyophthirius sp and Myxosporidia sp.


(3)

IDENTIFIKASI PROTOZOA PARASITIK PADA KULIT,

INSANG DAN USUS IKAN MAS (Cyprinus carpio) dan IKAN

NILA (Oreochromis sp) DI PASAR EMPANG, BOGOR

HENDRO KARNO

B04103090

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan

F

AKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2007


(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Identifikasi Protozoa Parasitik Pada Kulit, Insang dan Usus Ikan Mas (Cyprinus carpio) dan Ikan Nila

(Oreochromis sp) di Pasar Empang, Bogor

Nama : Hendro Karno

NRP : B04103090

Program Studi : Kedokteran Hewan

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Utama

Dr. Drh. Hj. Umi Cahyaningsih, MS

131 124 821

Mengetahui,

Wakil Dekan FKH IPB

Dr. Nastiti Kusumorini

131 669 942


(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 10 November 1984 dari ayah Sarkawi Asdi dan ibu Zainidar. Penulis merupakan putra keempat dari lima bersaudara.

Penulis mengikuti pendidikan sekolah dasar di SDN Duren Jaya 14 Bekasi dan lulus pada tahun 1997. Pendidikan tingkat pertama diselesaikan penulis pada tahun 2000 di SLTPN 11 Bekasi. Pendidikan tingkat atas penulis diselesaikan pada tahun 2003 di SMUN 1 Tambun-Bekasi. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa Kedokteran Hewan Institut pertanian Bogor melalui Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI).

Selama Masa Perkuliahan penulis aktif sebagai anggota himpro Ruminansia. Penulis juga aktif sebagai anggota Ornith FKH-IPB periode 2005-2006. Penulis pernah menjadi asisten dosen untuk praktikum mata kuliah Anatomi Veteriner I dan II periode 2006-2007, Anatomi Bedah periode 2006.


(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur atas segala curahan rahmat dan karunia yang telah Allah SWT berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Identifikasi Protozoa Parasitik Pada Kulit, Insang dan Usus Ikan Mas (Cyprinus carpio) dan Ikan Nila (Oreochromis sp)di Pasar Empang, Bogor. Tugas akhir ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan pada Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua penulis yang telah memberikan doa, nasihat, membantu baik materi, motivasi, serta kasih sayang yang tiada henti diberikannya. 2. Dr. Drh. Hj. Umi Cahyaningsih, MS sebagai dosen pembimbing skripsi

yang telah memberikan doa, dorongan, masukkan serta canda selama penelitian dan penulisan skripsi.

3. Dr. Drh. Risa Tiuria, MS sebagai dosen penguji yang telah menguji dan memberikan dorongan dan masukkan kepada penulis.

4. Dr. Drh. Agatha Winny Sanjaya, MS selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah bersedia membimbing dengan memberikan masukkan dan dorongan kepada penulis selama melakukan studi di FKH-IPB.

5. Pak Komar, Pak Sariyo, Bu Nani di Laboratorium Protozoologi FKH-IPB. 6. Rama 39, Om Adank 39, Vekry 39, Arif 39

7. Teman-teman Gymnoleamata 40’; Angga, Boy, Ito Chenty, Anin, Gaina, Mey, Elpita, Janiati, Efni, Isaias, Wywy, Bernike, Erna, Nisa, Intan, Rikky, Irao, Nandito, Au, Fajri, Andra, Ani Siti, Zulfa, Bone, Triono, Metha, dan semua teman-teman 40’ yang tidak dapat di sebutkan satu-persatu.

8. Dan semua pihak yang telah memberikan warna dan pelangi dalam penulisan dan skripsi ini.

Bogor, November 2007


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

RIWAYAT HIDUP ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan penelitian... 2

Manfaat penelitian... 2

TINJAUAN PUSTAKA ... 3

Pengenalan Ikan ... 3

Klasifikasi Ikan Mas (Cyprinus carpio L) ... 3

Habitat Ikan mas ... 4

Klasifikasi Ikan Nila (Oreochromis sp) ... 4

Habitat Ikan Nila ... 5

Suhu Ikan ... 5

Morfologi Ikan ... 5

Penyakit ikan yang disebabkan protozoa ... 5

Trichodiniasis ... 6

Ichthyophthiriasis ... 6

Myxosporidiasis ... 7

MATERI DAN METODE ... 9

Waktu dan tempat ... 9

Materi penelitian ... 9

Bahan dan alat ... 9

Pengambilan sampel ... 9

Identifikasi protozoa ... 9

Metode kualitatif ... 10

Penghitungan jumlah protozoa ... 10

Cara memperoleh data total protozoa ... 10

Cara memperoleh data rataan protozoa ... 11

Cara memperoleh data persentase protozoa ... 11


(8)

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 12

KESIMPULAN DAN SARAN ... 19

Kesimpulan ... 19

Saran ... 19

DAFTAR PUSTAKA ... 20


(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Patogen pada ikan budidaya air tawar di Indonesia ... 5 2. Rataan jenis dan persentase protozoa pada kulit ikan mas

dan ikan nila ... 14 3. Rataan jenis dan persentase protozoa pada insang ikan mas

dan ikan nila ... 15 4. Rataan jenis dan persentase protozoa pada usus ikan mas

dan ikan nila ... 17 5. Jumlah total protozoa parasitik pada ikan mas dan ikan nila ... 17


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Ikan mas (Cyprinus carpio) ... 3

2. Ikan nila (Oreochromis sp) ... 4

3. Trichodina sp ... 12

4. Myxosporidia sp ... 13

5. Ichthyophthirius sp ... 14

6. Perbandingan persentase protozoa pada kulit ikan mas dan nila ... 15

7. Perbandingan persentase protozoa pada insang ikan mas dan nila ... 16

8. Perbandingan persentase protozoa pada usus ikan mas dan nila ... 17


(11)

IDENTIFIKASI PROTOZOA PARASITIK PADA KULIT,

INSANG DAN USUS IKAN MAS (Cyprinus carpio) dan IKAN

NILA (Oreochromis sp) DI PASAR EMPANG, BOGOR

HENDRO KARNO

B04103090

F

AKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2007


(12)

ABSTRAK

HENDRO KARNO. Identifikasi Protozoa Parasitik Pada Kulit, Insang dan Usus Ikan Mas (Cyprinus carpio) dan Ikan Nila (Oreochromis sp) di Pasar Empang, Bogor. Dibawah bimbingan Umi Cahyaningsih.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan protozoa parasitik yang ada pada kulit, insang dan usus ikan mas (Cyprinus carpio) dan ikan nila (Oreochromis sp), sehingga penyakit akibat protozoa parasitik dapat dicegah. Sampel kulit, insang dan usus ikan mas dan ikan nila di Pasar Empang, Bogor. Pemeriksaan sisik, insang dan usus dengan cara kerokkan dan metode preparat natif . Protozoa parasitik dapat diidentifikasi berdasarkan morfologi dan struktur, mengacu pada studi pustaka. Hasil penelitian ini menggunakan analisis statistik uji Anova dan uji lanjutan Duncan’s multiple range test. Jenis-jenis protozoa parasitik yang ditemukan pada kulit, insang dan usus ikan adalah Trichodina sp, Ichtyophthirius sp dan Myxosporidia sp.

ABSTRACT

This research was done to figure the existence of parasitic from skin, gills and intestines of goldfish (Cyprinus carpio) and indigofish (Oreochromis sp) so that diseases because of parasitic protozoa can be prevented. Skin, gills and intestines were collected from goldfish and indigofish in Bogor. Skin, gills and intestine examination were using scrapping and native slide method. Parasitic protozoa were identified based on morphology and structure, related to literature. Statistic method used in this research is Anova and followed by Duncan’s multiple range test. Parasitic protozoa found on skin, gills and intestine of fish are Trichodina sp, Ichtyophthirius sp and Myxosporidia sp.


(13)

IDENTIFIKASI PROTOZOA PARASITIK PADA KULIT,

INSANG DAN USUS IKAN MAS (Cyprinus carpio) dan IKAN

NILA (Oreochromis sp) DI PASAR EMPANG, BOGOR

HENDRO KARNO

B04103090

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan

F

AKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2007


(14)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Identifikasi Protozoa Parasitik Pada Kulit, Insang dan Usus Ikan Mas (Cyprinus carpio) dan Ikan Nila

(Oreochromis sp) di Pasar Empang, Bogor

Nama : Hendro Karno

NRP : B04103090

Program Studi : Kedokteran Hewan

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Utama

Dr. Drh. Hj. Umi Cahyaningsih, MS

131 124 821

Mengetahui,

Wakil Dekan FKH IPB

Dr. Nastiti Kusumorini

131 669 942


(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 10 November 1984 dari ayah Sarkawi Asdi dan ibu Zainidar. Penulis merupakan putra keempat dari lima bersaudara.

Penulis mengikuti pendidikan sekolah dasar di SDN Duren Jaya 14 Bekasi dan lulus pada tahun 1997. Pendidikan tingkat pertama diselesaikan penulis pada tahun 2000 di SLTPN 11 Bekasi. Pendidikan tingkat atas penulis diselesaikan pada tahun 2003 di SMUN 1 Tambun-Bekasi. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa Kedokteran Hewan Institut pertanian Bogor melalui Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI).

Selama Masa Perkuliahan penulis aktif sebagai anggota himpro Ruminansia. Penulis juga aktif sebagai anggota Ornith FKH-IPB periode 2005-2006. Penulis pernah menjadi asisten dosen untuk praktikum mata kuliah Anatomi Veteriner I dan II periode 2006-2007, Anatomi Bedah periode 2006.


(16)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur atas segala curahan rahmat dan karunia yang telah Allah SWT berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Identifikasi Protozoa Parasitik Pada Kulit, Insang dan Usus Ikan Mas (Cyprinus carpio) dan Ikan Nila (Oreochromis sp)di Pasar Empang, Bogor. Tugas akhir ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan pada Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua penulis yang telah memberikan doa, nasihat, membantu baik materi, motivasi, serta kasih sayang yang tiada henti diberikannya. 2. Dr. Drh. Hj. Umi Cahyaningsih, MS sebagai dosen pembimbing skripsi

yang telah memberikan doa, dorongan, masukkan serta canda selama penelitian dan penulisan skripsi.

3. Dr. Drh. Risa Tiuria, MS sebagai dosen penguji yang telah menguji dan memberikan dorongan dan masukkan kepada penulis.

4. Dr. Drh. Agatha Winny Sanjaya, MS selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah bersedia membimbing dengan memberikan masukkan dan dorongan kepada penulis selama melakukan studi di FKH-IPB.

5. Pak Komar, Pak Sariyo, Bu Nani di Laboratorium Protozoologi FKH-IPB. 6. Rama 39, Om Adank 39, Vekry 39, Arif 39

7. Teman-teman Gymnoleamata 40’; Angga, Boy, Ito Chenty, Anin, Gaina, Mey, Elpita, Janiati, Efni, Isaias, Wywy, Bernike, Erna, Nisa, Intan, Rikky, Irao, Nandito, Au, Fajri, Andra, Ani Siti, Zulfa, Bone, Triono, Metha, dan semua teman-teman 40’ yang tidak dapat di sebutkan satu-persatu.

8. Dan semua pihak yang telah memberikan warna dan pelangi dalam penulisan dan skripsi ini.

Bogor, November 2007


(17)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

RIWAYAT HIDUP ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan penelitian... 2

Manfaat penelitian... 2

TINJAUAN PUSTAKA ... 3

Pengenalan Ikan ... 3

Klasifikasi Ikan Mas (Cyprinus carpio L) ... 3

Habitat Ikan mas ... 4

Klasifikasi Ikan Nila (Oreochromis sp) ... 4

Habitat Ikan Nila ... 5

Suhu Ikan ... 5

Morfologi Ikan ... 5

Penyakit ikan yang disebabkan protozoa ... 5

Trichodiniasis ... 6

Ichthyophthiriasis ... 6

Myxosporidiasis ... 7

MATERI DAN METODE ... 9

Waktu dan tempat ... 9

Materi penelitian ... 9

Bahan dan alat ... 9

Pengambilan sampel ... 9

Identifikasi protozoa ... 9

Metode kualitatif ... 10

Penghitungan jumlah protozoa ... 10

Cara memperoleh data total protozoa ... 10

Cara memperoleh data rataan protozoa ... 11

Cara memperoleh data persentase protozoa ... 11


(18)

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 12

KESIMPULAN DAN SARAN ... 19

Kesimpulan ... 19

Saran ... 19

DAFTAR PUSTAKA ... 20


(19)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Patogen pada ikan budidaya air tawar di Indonesia ... 5 2. Rataan jenis dan persentase protozoa pada kulit ikan mas

dan ikan nila ... 14 3. Rataan jenis dan persentase protozoa pada insang ikan mas

dan ikan nila ... 15 4. Rataan jenis dan persentase protozoa pada usus ikan mas

dan ikan nila ... 17 5. Jumlah total protozoa parasitik pada ikan mas dan ikan nila ... 17


(20)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Ikan mas (Cyprinus carpio) ... 3

2. Ikan nila (Oreochromis sp) ... 4

3. Trichodina sp ... 12

4. Myxosporidia sp ... 13

5. Ichthyophthirius sp ... 14

6. Perbandingan persentase protozoa pada kulit ikan mas dan nila ... 15

7. Perbandingan persentase protozoa pada insang ikan mas dan nila ... 16

8. Perbandingan persentase protozoa pada usus ikan mas dan nila ... 17


(21)

(22)

PENDAHULUAN

Latar belakang

Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang masih dapat terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Oleh karena itu, kebutuhan akan sumber protein hewani asal ikan semakin meningkat. Dengan meningkatnya kebutuhan protein, maka semakin meningkat pula permintaan konsumen yang ada di pasaran. Dewasa ini, para petani ikan sering mengeluh dengan masalah penyakit yang terjadi pada ikan, terutama ikan air tawar (Dana, 1990). Adapun faktor yang berperan dalam timbulnya suatu penyakit adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari lingkungan dalam seperti gangguan genetik, gangguan kekebalan dan gangguan metabolisme tubuh. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi penyakit bersifat patogen adalah parasit, virus, jamur dan bakteri. sedangkan non-patogen disebabkan oleh suhu, kualitas air, pH, gas beracun dan nutrisi (Pasaribu, 1989).

Penyakit pada ikan merupakan salah satu masalah yang sering dijumpai dalam usaha budidaya ikan. Adanya penyakit ikan erat hubungannya dengan lingkungan tempat ikan itu berada (Anonim, 2007).

Dalam usaha budidaya ikan air tawar terutama ikan mas dan ikan nila, permasalahan yang cukup serius dihadapi adalah timbulnya penyakit pada ikan. Masalah penyakit sangat penting diperhatikan karena dapat menyebabkan penurunan produksi, penurunan kualitas ikan bahkan kematian total (Dana, 1990).

Protozoa merupakan jazad renik bersel satu yang mempunyai ukuran yang bervariasi antara 10 - 500 mikron. Pada umumnya, penyakit yang sering ditemukan pada ikan air tawar adalah Trichodiniasis, Myxosporidiasis dan Ichthyophthiriasis (Anonim, 2007). Ketiga penyakit tersebut disebabkan oleh protozoa. Trichodiniasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit Trichodina sp. Parasit ini banyak dijumpai di bagian insang ikan yang terinfeksi. Myxosporidiasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit Myxosporidia sp. Parasit ini banyak dijumpai di bagian organ pencernaan ikan terutama daerah usus. Sedangkan Ichthyophthiriasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit Ichthyophthirius sp. Parasit ini banyak dijumpai di bagian epitel kulit serta selaput lendir ikan air tawar, baik ikan


(23)

hias maupun ikan konsumsi. Penyakit ini dikenal dengan istilah Ich atau ”White spot ”, sedangkan di Indonesia lebih umum dikenal dengan penyakit bintik putih. Penyakit Ich disebabkan oleh protozoa Ichthyophthirius multifilis (Yuasa, 2003). Ketiga parasit diatas cukup patogen, karena dapat menyebabkan kerusakan pada insang, usus dan kulit pada ikan mas dan nila (Anonim, 2004)

Untuk menghindari hal tersebut perlu diupayakan pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit ikan (Anonim, 1993). Dengan demikian perlu diperhatikan bahwa tidak semua penyebab kematian dikarenakan penyakit, maka dalam menangani masalah ini, tindakan penanggulangannya dilakukan secara hati-hati dan teliti agar tidak menimbulkan kematian pada ikan.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah dan jenis protozoa parasitik pada kulit, insang dan usus halus pada ikan mas (Cyprinus carpio) dan ikan nila (Oreochromis sp) yang ada di Pasar Empang, Bogor.

Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini dapat diperoleh informasi tentang ada tidaknya protozoa parasitik pada ikan mas (Cyprinus carpio) dan ikan nila (Oreochromis sp).


(24)

TINJAUAN PUSTAKA

Pengenalan Ikan Klasifikasi Ikan

Ikan Mas (Cyprinus carpio L)

Menurut Linnaeus 1758 dalam Chumchal (2002), taksonomi ikan mas adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Kelas : Osteichthyes Subkelas : Teleostei Ordo : Ostariophysi Subordo : Cyprinoidea

Famili : Cypirinidae Gambar 1. Ikan mas (Cyprinus carpio) Genus : Cyprinus Sumber : Lingga (2002)

Spesies : Cyprinus carpio L

Ikan mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar yang mempunyai bentuk tubuh pipih memanjang dan bertubuh lunak. Ikan ini mulai banyak dipelihara oleh masyarakat sejak tahun 475 sebelum masehi di Cina (Saanin, 1984). Di Indonesia ikan mas mulai dipelihara sekitar tahun 1920. Ikan mas termasuk ke dalam kelompok omnivora/ pemakan segala jenis makanan. Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang. Ikan mas Punten dan Majalaya merupakan hasil seleksi di Indonesia. Budidaya ikan mas telah berkembang pesat di kolam biasa, di sawah, waduk, sungai air deras, bahkan ada yang dipelihara dalam keramba di perairan umum. Adapun sentra produksi ikan mas adalah: Ciamis, Sukabumi, Tasikmalaya, Bogor, Garut, Bandung, Cianjur, dan Purwakarta.


(25)

Habitat ikan mas

Ikan mas biasanya hidup di perairan sungai atau danau yang berada pada ketinggian 150-1600 meter diatas permukaan laut dengan ph 7-8, suhu optimal 20-25ºC dan tergolong ke dalam kelompok omnivora atau pemakan segalanya

Ikan Nila (Oreochromis sp)

Menurut Saanin (1984) taksonomi ikan nila adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia

Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Kelas : Osteichthyes Subkelas : Acanthoptherigii Ordo : Percomorhi

Subordo : Percoidea Gambar 2. Ikan nila (Oreochromis sp) Famili : Cichlidae Sumber : Lingga (2002)

Genus : Oreochromis Spesies : Oreochromis sp

Ikan nila merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh memanjang kesamping dan mempunyai warna putih kehitaman. Ikan nila berasal dari Sungai Nil dan danau-danau sekitarnya. Penyebaran ikan nila sampai ke negara-negara di lima benua yang beriklim tropis dan subtropis, sedangkan di wilayah yang beriklim dingin, ikan nila tidak dapat hidup. Ikan nila banyak disukai oleh berbagai bangsa karena dagingnya enak dan tebal seperti daging ikan kakap merah. Bibit ikan nila didatangkan ke Indonesia secara resmi oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar pada tahun 1969. Setelah melalui masa penelitian dan adaptasi, barulah ikan ini disebarluaskan kepada petani di seluruh Indonesia. Nila adalah nama khas Indonesia yang diberikan oleh Pemerintah melalui Direktur Jenderal Perikanan. Di Indonesia ikan nila telah dibudidayakan di seluruh propinsi (Saanin, 1984).

Ikan ini memiliki bentuk tubuh pipih lateral dengan sirip punggung yang panjang. Intensitas warna dipengaruhi oleh faktor lingkungan, tingkat kematangan gonad dan faktor nutrisi. (Pasaribu, 1989).


(26)

Habitat ikan nila

Ikan nila merupakan ikan yang ta han terhadap lingkungan hidup. Ikan ini dapat dapat hidup di lingkungan air tawar, air payau dan air asin. Ikan nila ini dapat hidup pada pH optimum yang berkisar antara 7-8, sedangkan suhu yang optimal adalah berkisar antara 25-30°C. Ikan ini dapat hidup di perairan yang dalam dan luas maupun di kolam yang sempit dan dangkal (Anonim, 2006)

Suhu Ikan

Ikan mempunyai batas-batas toleransi panas, tinggi dan rendah dan juga suhu optimum bagi pertumbuhannya terhadap suatu penyakit tertentu. Batas-batas optimum ini bias berbeda-beda dan dapat berubah sesuai dengan keadaan faktor parameter, seperti tekanan oksigen dan pH air. Suhu air mempengaruhi sifat-sifat lingkungan sangat penting bagi kesehatan ikan. Suhu permukaan air sangat mudah berubah-ubah hingga mencapai 40ºC (Anonim, 2006)

Morfologi Ikan

Ikan mas dan ikan nila termasuk golongan ikan bertulang belakang yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : mempunyai rangka tulang, memiliki insang, tulang belakang dan penutup insang (operculum) pada kedua sisi tubuhmya. Sewaktu berenang, ikan memanfaatkan ekornya sebagai kemudi dan siripnya berfungsi sebagai alat keseimbangan. Ikan juga mempunyai indera penglihatan, penciuman dan organ yang peka pada kulit dan sirip (Pasaribu, 1989)

Ikan mas yang berumur 3-4 tahun memiki panjang 20-40 cm dengan berat tubuh 300-1000 gram dan pada umur 40 tahun, ikan ini dapat mencapai berat sekitar 25-30 kg (Saanin, 1984).

Penyakit ikan yang disebabkan Protozoa

Tabel 1. Patogen pada ikan budidaya air tawar di Indonesia

Spesies Ikan Parasit

Ikan Mas (Cyprinus carpio)

Trichodina , Ichthyophthirius, Chilodonella, Myxobolus, Argulus, Lemaea, Dactylogyrus, Gyrodactylus, Cestoda, Digenetik, Glochidium Ikan Nila (Oreochromis sp) Trichodina ,Chilodonella, Dactylogyrus,


(27)

Trichodiniasis

Trichodiniasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit Trichodina sp. Parasit ini dapat menimbul kan kematian mendadak pada ikan (Anonim, 2007). Ciri khas dari Trichodina sp adalah mempunyai dentikel atau gigi kait yang terdapat di dalam permukaan tubuhnya, bentuknya bulat seperti cakram dan alat gerak dari parasit ini ádalah berupa silia atau rambut getar pada bagian luar permukaan tubuhnya. Trichodina sp merupakan parasit yang cukup patogen yang menyerang saluran pernafasan pada ikan. Habitat dari parasit ini adalah pada insang ikan (Farmer, 1980).

Gejala klinis yang ditimbulkan dari parasit ini adalah terjadi kerusakan pada insang ikan, ikan menjadi sulit bernafas, insang menjadi pucat dan berlendir, terjadi perdarahan atau peradangan pada insang (Anonim, 2004). Siklus hidup parasit ini dengan cara menempel pada organ pernafasan berupa insang (Anonim, 2004). Oleh karena itu, untuk mendiagnosa penyakit tersebut, maka dapat dilakukan uji tes jaringan insang dengan cara kerokkan secara langsung pada ikan yang masih segar, kemudian langsung diperiksa dibawah mikroskop (Anonim, 1993). Untuk mencegah agar tidak terjadi timbulnya suatu penyakit adalah dengan cara menjaga kulitas dan kebersihan air pada tempat tersebut dengan cara mengganti air tersebut, mengeringkan kolam, menjaga kebersihan pakan, pemberian Vitamin C yang cukup pada pakan. Pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengobati penyakit pada ikan adalah dengan cara melakukan perendaman dengan formalin yang dicampur dengan garam dan dilakukan secara berturut-turut selama 2-3 hari selama seminggu sampai ikan tersebut kembali normal, kemudian ikan diberi air yang segar atau dapat juga dengan perendaman dengan larutan NaCl selama 24 jam (Anonim, 1993).

Ichthyophthiriasis

Ichthyophthiriasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit Ichthyophthirius sp. Parasit ini dapat menimbulkan kematian pada ikan (Anonim, 2007).Ciri khas dari Ichthyophthirius sp adalah bentuknya bulat agak lonjong, mempunyai alat gerak berupa silia atau rambut getar dan mempunyai dua inti didalam tubuhnya, yaitu inti makro yang berbentuk seperti tapal kuda dan sebuah inti mikro yang kecil. Adapun fungsi dari inti mikro adalah untuk melakukan proses


(28)

reproduksi, sedangkan inti makro berfungsi dalam proses vegetatif. Ichthyophthirius sp merupakan parasit yang cukup patogen yang menyerang epitel kulit serta selaput lendir pada ikan, sebab habitat parasit ini banyak terdapat pada kulit ikan. (Farmer, 1980).

Gejala klinis yang ditimbulkan dari parasit ini adalah terjadi kerusakan pada epitel kulit, timbul bintik-bintik putih atau white spot diseases pada permukaan kulitnya (Anonim, 2004). Jika ikan yang terserang oleh parasit ini dalam jumlah banyak dapat menimbulkan kematian pada ikan. Siklus hidup dari parasit ini dengan cara menempel dan menembus permukaan kulit (Anonim, 2004). Pada parasit yang masih muda biasanya me ncari inang definitif berupa ikan yang berumur masih muda, sebab pada ikan yang berumur muda mudah terserang oleh penyakit, kekebalan tubuhnya masih terlalu rendah (Anonim, 2004)

Untuk mendiagnosa penyakit tersebut, maka dapat dilakukan uji tes jaringan pada epitel kulit dengan cara kerokkan secara langsung pada ikan yang masih segar, kemudian langsung diperiksa dibawah mikroskop. Untuk mencegah agar tidak terjadi penyakit adalah dengan cara menjaga kulitas dan kebersihan air pada tempat tersebut dengan cara mengganti air tersebut, mengeringkan kolam, menjaga kebersihan pakan, pemberian Vitamin C yang cukup pada pakan. Pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengobati penyakit pada ikan adalah dengan cara melakukan perendaman dengan formalin yang dicampur dengan Malachite Green Oxalate selama 12-24 jam, dan dilakukan secara berulang-ulang selama 3 hari kemudian ikan diberi air yang segar atau dapat juga dengan perendaman dengan larutan NaCl selama 24 jam (Anonim, 1993).

Myxosporidiasis

Myxosporidiasis merupaka n penyakit yang disebabkan oleh parasit Myxosporidia sp. Parasit ini umumnya menyerang usus pada ikan dan menyebabkan perdarahan dan peradangan pada usus (Anonim, 2007). Adapun ciri khas dari parasit ini adalah mempunyai bentuk oval atau lonjong, mempunyai dua sampai enam polar kapsul di kedua ujungnya dan juga mempunyai sporoplasma. Pada setiap polar kapsulnya terdiri atas polar filament dan pada bagian dalam sporoplasmanya terdapat spora (Farmer, 1980). Siklus hidup parasit ini berbeda dalam penularannya.


(29)

Proses penularan parasit jenis Myxosporidia sp melalui kotoran atau feses ikan yang mengandung kista Myxosporidia sp (Anonim, 2004).

Untuk mendiagnosa penyakit tersebut, maka dapat dilakukan uji tes jaringan pada saluran pencernaan berupa usus dengan cara kerokkan atau dengan cara mengeluarkan sebagian usus untuk diperiksa secara langsung dibawah mikroskop (Anonim, 1993). Oleh karena itu, untuk mencegah agar tidak terjadi timb ulnya suatu penyakit adalah dengan cara menjaga kualitas dan kebersihan air pada tempat tersebut dengan cara mengganti air tersebut, mengeringkan kolam, menjaga kebersihan pakan, pemberian Vitamin C yang cukup pada pakan. Pengobatan yang dilakukan hampir sama dengan penyakit Trichodiniasis dan Ichthyophthiriasis. Sampai saat ini belum ada pengobatan yang manjur untuk penyakit ini, sebab beberapa antibiotik yang ada dipasaran kurang efektif terhadap penyakit ini.


(30)

MATERI DAN METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan bulan Agustus 2007 sampai dengan bulan September 2007 di Laboratorium Protozoologi, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.

Materi penelitian

Penelitian ini menggunakan 60 ekor ikan ukuran kecil (3-5 cm) yang terdiri atas 2 jenis ikan, yaitu 30 ekor ikan mas (Cyprinus carpio) dan 30 ekor ikan nila

(Oreochromis sp).

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah kulit, insang dan usus pada ikan mas dan ikan nila, metanol, larutan Giemsa 10% dan air. Alat yang digunakan antara lain kantong plastik 0,5 kg, gelas objek, gelas penutup, silet atau scalpel, tissu, alat penghitung, mikroskop cahaya, wadah penampungan dan kamera digital.

Pengambilan sampel

Pengambilan sampel ikan diperoleh dari Pasar Empang, Bogor. Sampel ini diambil secara acak sebanyak 60 ekor yang terdiri dari 30 ekor ikan mas dan 30 ekor ikan nila dan dilakukan satu kali pengambilan, kemudian sampel dimasukkan kedalam kantong plastik transparan dan diberi oksigen dan air secukupnya, lalu sampel ikan tersebut dibawa ke Laboratorium Protozoologi untuk diidentifikasi parasitnya.

Identifikasi protozoa

Protozoa yang ditemukan diperoleh dari kerokan kulit, insang dan usus, kemudian hasil pengamatan dicocokkan dengan studi pustaka yang sudah ada.


(31)

1. Metode kualitatif

a. Metode preparat natif

Pemeriksaan protozoa dilakukan terhadap seluruh permukaan tubuh (kulit/ sisik, lendir dan sirip), insang dan usus. Pemeriksaan protozoa yang menempel di permukaan tubuh dilakukan dengan cara scrapping (kerokkan) dengan menggunakan scalpel, sedangkan pemeriksaan bagian insang dengan cara mengambil langsung lembaran insang dengan gunting kemudian diteteskan diatas gelas obyek, dan ditutup dengan gelas penutup. Identifikasi protozoa dengan pemeriksaan mikroskop pembesaran 100 kali dan 400 kali. Pemeriksaan usus dilakukan secara natif dengan cara mengeluarkan isi usus kemudian diulaskan di atas gelas objek dan ditutup gelas penutup, lalu diperiksa dengan mikroskop.

b. Metode pewarnaan Giemsa

Setelah preparat natif kering, maka dilakukan pewarnaan untuk menghitung jumlah protozoa yang telah mati. Siapkan preparat natif, lalu dilakukan perendaman di dalam metanol selama 5 menit, lalu preparat diangkat dan dikeringkan diudara. Setelah kering, lalu dimasukkan ke dalam larutan Giemsa 10% selama 10-15 menit, lalu dicuci dengan air yang mengalir dan dikeringkan di udara, lalu diperiksa dibawah mikroskop denga pembesaran 100 kali dan 400 kali.

2. Penghitungan jumlah protozoa

Penghitungan jumlah protozoa dengan cara menghitung protozoa dalam 10 kali lapang pandang. Dalam setiap lapang pandang, dihitung jumlah dan jenis protozoanya.

Cara memperoleh data total protozoa

Untuk memperoleh data total protozoa pada ikan mas dan ika n nila dapat dilakukan dengan cara menghitung jumlah protozoa yang ada pada setiap masing-masing habitat seperti pada kulit, insang dan usus dalam 10 kali lapang pandang dalam 30 kali pengulangan, lalu jumlahkan jenis protozoa yang ada pada setiap masing-masing habitat, lalu didapat total keseluruhan protozoa yang ada pada ikan mas maupun ikan nila.


(32)

Cara memperoleh data rataan protozoa

Untuk memperoleh data rataan protozoa pada ikan mas dan ikan nila dapat dilakukan dengan cara menghitung jumlah protozoa yang diamati , kemudian dibagi dengan faktor pengulangannya sebanyak 30 kali, lalu didapat rata-rata protozoa pada ikan mas dan ikan nila.

Cara memperoleh data persentase protozoa

Untuk memperoleh data persentase protozoa yang ada pada ikan mas dan ikan nila dapat dilakukan dengan cara menghitung rata-rata protozoa yang diamati, kemudian dibagi dengan total rata-rata protozoa, setelah itu dikalikan dengan 100 %, maka didapat data persentase protozoa.

Analisis Data

Data berupa rata-rata jumlah protozoa dianalisis dengan menggunakan uji ANOVA dan uji Duncan sebagai uji lanjutan. Sedangkan untuk persentase protozoa dapat dihitung dengan cara menghitung rata-rata protozoa yang diamati dibagi dengan jumlah total populasi protozoa yang ada pada ikan yang diamati tersebut.


(33)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 3. Trichodina sp

Hasil pengamatan mikroskop 400x Keterangan :1) Denticle; 2) Radial pin;

3) Silia

Sumber : Anonim, 2007

Dari hasil identifikasi pada ikan nila dan ikan mas, jenis protozoa parasitik yang ditemukan pada sisik atau kulit, insang dan usus adalah Trichodina sp, Myxosporidia sp dan Ichthyophthirius sp. Trichodina sp merupakan protozoa parasitik yang mempunyai bentuk seperti cakram dengan diameter sekitar 100 mikron dan dilengkapi dengan gigi-gigi yang terdapat di bagian tengah dan silia atau rambut getar yang berada pada bagian permukaan luar. Parasit ini cukup patogen dan dapat menyebabkan kematian yang tinggi jika kondisi dan mutu perairan yang sudah mulai tercemar oleh limbah-limbah cair dan padat. Parasit ini relatif berbeda dengan parasit lain, karena mempunyai dentikel bulat yang berbentuk seperti cincin dan biasanya menyerang insang dan kulit. Suhu optimum yang dimilki oleh parasit ini untuk melakukan reproduksi adalah 20–28°C (Anonim, 2006).

1

2

3


(34)

Gambar 4. Myxosporidia sp

Hasil pengamatan mikroskop 400x Keterangan : 1) Polar capsule; 2)Suture

line; 3) Sporoplasma

Sumber : Anonim, 2007

Myxosporidia sp merupakan parasit pada ikan yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : bentuk oval atau lonjong. Parasit ini mempunyai dua sampai enam polar kapsul di kedua ujungnya dan sporoplasma. Pada setiap polar kapsulnya terdiri atas polar filament dan pada bagian dalam sporoplasmanya terdapat spora (Farmer, 1980). Parasit ini tidak memiliki alat gerak, akan tetapi parasit ini mampu berkembang biak dengan menggunakan spora. Habitat dari parasit ini adalah pada organ pencernaan terutama usus ikan (Farmer, 1980).

1

2


(35)

Gambar 5. Ichthyophthirius sp

Hasil pengamatan mikroskop 400x Keterangan : 1) Silia; 2) Makronukleus; 3) Mikronukleus

Sumber : Anonim, 2007

Ichthyophthirius sp merupakan protozoa yang mampu menyerang kulit ikan dalam waktu yang relatif singkat. Parasit ini dapat menyebabkan penyakit bintik-bintik putih atau lebih dikenal dengan ”White Spot Diseases” (Yuasa, 2003). Protozoa ini memiliki bentuk tubuh oval dengan silia sebagai alat geraknya yang merata disekeliling tubuhnya. Di dalam tubuhnya terdapat sebuah inti makro yang berbentuk seperti tapal kuda dan sebuah inti mikro yang kecil. Inti mikro aktif untuk melakukan reproduksi, sedangkan inti makro untuk melakukan fungsi vegatatif (Farmer, 1980).

Tabel 2. Rataan jenis dan persentase protozoa pada kulit ikan mas dan nila Jenis protozoa Rataan jenis protozoa Persentase protozoa

Ikan Mas Ikan Nila Ikan Mas Ikan Nila Trichodina sp 0,47±0,68a 0,30±0,60a 18 17 Myxosporidia sp 0,93±1,28ab 0,40±0,56a 35 23 Ichthyophthirius sp 1,23±1,77b 1,03±1,52b 47 60 Keterangan: Huruf superskrip yang sama pada baris yang sama menunjukkan hasil

yang tidak berbeda nyata pada taraf (p>0,05)

1

2


(36)

18 17 35

23 47

60

0 20 40 60 80

ikan mas ikan nila

jenis ikan

% protozoa

Trichodina Myxosporidia Ichthyophthirius

Gambar 6. Perbandingan persentase protozoa pada kulit ikan mas dan nila

Dari hasil analisis statisitik pada Tabel 2 menunjukkan bahwa rataan ketiga jenis parasit di kulit tidak berbeda nyata (p>0,05). Hal ini disebabkan, ketiga parasit tersebut hidup di perairan air tawar. Oleh karena itu, parasit ini tidak menunjukkan perbedaan yang nyata diantara ketiganya. Dari hasil persentase pada Tabel 2 menunjukkan bahwa parasit jenis Ichthyophthirius sp relatif lebih banyak ditemukan pada kulit ikan mas maupun ikan nila. Hal ini disebabkan karena parasit ini mempunyai habitat di daerah kulit ikan. Oleh karena itu parasit ini lebih cocok hidup di kulit ikan mas maup un ikan nila. Pada bagian permukaan luar kulit biasanya berhubungan langsung dengan parasitnya, karena siklus hidup parasit ini menempel dan menembus permukaan kulit ikan. Menurut (Anonim, 2004) menerangkan bahwa Ichthyophthirius sp dapat menginfeksi ikan dengan cara menempel pada permukaan kulit dengan temperatur yang relatif rendah (Noe, 1995).

Tabel 3. Rataan jenis dan persentase protozoa pada insang ikan mas dan nila

Jenis protozoa Rataan jenis protozoa Persentase protozoa Ikan Mas Ikan Nila Ikan Mas Ikan Nila Trichodina sp 0,97±1,54a 0,63±1,16ab 44 33 Myxosporidia sp 0,80±1,03a 1,13±1,43b 36 59 Ichthyophthirius sp 0,43±0,68a 0,17±0,38a 20 8

Keterangan: Huruf superskrip yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada taraf (p>0,05)


(37)

44 33 36 59 20 8 0 10 20 30 40 50 60 70

ikan mas ikan nila

Jenis ikan

% protozoa

Trichodina Myxosporidia Ichthyophthirius

Gambar 7. Perbandingan persentase protozoa pada insang ikan mas dan nila

Dari hasil analisis pada Tabel 3 terlihat bahwa rataan protozoa jenis Trichodina sp dan Ichthyophthirius sp pada insang kelompok ikan mas dengan ikan nila menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (p>0,05). Pada jenis Myxosporidia sp menunjukkan hasil yang berbeda nyata (p<0,05). Hal ini disebabkan karena siklus hidup parasit ini berbeda dalam penularannya. Proses penularan parasit jenis Myxosporidia sp melalui melalui kotoran atau feses ikan yang mengandung kista Myxosporidia sp (Anonim, 2004).

Dari hasil analisis gambar 7 menunjukkan bahwa persentase insang pada kelompok ikan mas lebih banyak ditemukan parasit Trichodina sp. Hal ini disebabkan karena Trichodina sp lebih cocok hidup pada ikan mas, sebab daging, insang pada ikan mas paling mudah terinfeksi oleh parasit ini. Dari hasil persentase pada kelompok ikan nila lebih banyak ditemukan parasit Myxosporidia sp. Hal ini menunjukan bahwa parasit ini lebih cocok pada ikan nila dibandingkan dengan ikan mas. Dari segi habitat, parasit ini sebenarnya hidup di usus (Farmer, 1980), akan tetapi parasit ini juga dapat hidup pada insang ikan nila. Adapun faktor yang menyebabkan ikan nila tersebut terinfeksi oleh parasit ini karena kurangnya sanitasi kebersihan airnya (Anonim, 1993)


(38)

Tabel 4. Rataan jenis dan persentase protozoa pada usus ikan mas dan nila

Jenis protozoa Rataan jenis protozoa Persentase protozoa Ikan Mas Ikan Nila Ikan Mas Ikan Nila Trichodina sp 0,10±0,40a 0,13±0,35a 5 2 Myosporidia sp 1,97±1,96b 6,20±10,57b 90 95 Ichthyophthirius sp 0,10±0,31a 0,17±0,38a 5 3 Keterangan: Huruf superskrip yang sama pada baris yang sama menunjukkan hasil

yang tidak berbeda nyata pada taraf (p>0,05)

5 2 90 95 5 3 0 20 40 60 80 100 120

ikan mas ikan nila

Jenis ikan

% protozoa

Trichodina Myxosporidia Ichthyophthirius

Gambar 8. Perbandingan persentase protozoa pada usus ikan mas dan nila

Dari hasil analisis statistik pada Tabel 4, rataan jenis Trichodina sp, Myxosporidia sp dan Ichthyophthirius sp pada usus ikan mas dengan ikan nila menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (p>0,05). Dari hasil persentase pada gambar 8 menunjukkan bahwa parasit jenis Myxosporidia sp lebih dominan hidup di usus ikan mas maupun ikan nila. Hal ini disebabkan karena usus merupakan media yang sangat baik untuk pembentukan kista, sebab parasit ini dapat menular dari induk semang yang satu ke induk semang yang lain melalui kotoran atau feses ikan yang sakit kemudian tertelan oleh ikan ya ng sehat.

Tabel 5. Jumlah total protozoa parasitik pada ikan mas dan ikan nila

Habitat Ikan Mas Ikan Nila

Kulit 79 52

Insang 66 58

Usus 65 195

Total protozoa parasitik 210 305

Dari hasil Tabel 5 diatas menunjukkan bahwa jumlah protozoa yang berada di kulit dan insang ikan mas relatif lebih banyak daripada ikan nila. Hal ini disebabkan karena daging, kulit dan insang pada ikan mas lebih mudah terinfeksi


(39)

oleh parasit. Jumlah protozoa yang ditemukan di usus ikan nila jauh lebih banyak dibanding ikan mas. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh faktor suhu, kualitas air, kepadatan ikan dan makanan yang kurang baik (Anonim, 2004).

Dari keempat tabel diatas menunjukkan bahwa ikan yang terserang oleh parasit dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan pada kulit, insang dan usus. Hal ini ditandai dari gejala klinis masing-masing ikan (Anonim, 2004). Dengan adanya serangan parasit tersebut membawa dampak kerugian ekonomi yang cukup besar berupa kematian pada ikan, penurunan produksi ikan, kurangnya minat daya beli konsumen terhadap ikan yang sakit untuk dipelihara (Dana, 1990). Oleh karena itu, untuk membasmi parasit yang ada pada ikan tersebut, maka diperlukan usaha pencegahan secara lansung melalui sanitasi airnya dengan cara mendesinfeksi air tersebut dan membasmi sekaligus jamur dan bakteri, (Anonim, 1993).

Infeksi parasit yang menyerang ikan air tawar biasanya berhubungan dengan lingkungan yang kurang baik, suhu dan saliitas yang tinggi sering menjadi lemahnya daya tahan tubuh pada ika n, sehingga ikan menjadi lebih mudah stress dan terinfeksi oleh penyakit. Stress dapat dikurangi dengan cara memberikan Vitamin C secara teratur melalui pakannya. Vitamin ini selain mengurangi stress pada ikan juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh (Anonim, 1993).


(40)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Jenis protozoa yang ditemukan pada ikan mas dan ikan nila yaitu jenis Trichodina sp, Myxosporidia sp dan Ichthyophthirius sp.

2. Protozoa yang paling banyak ditemukan di kulit ikan mas dan ikan nila adalah dari jenis Ichthyophthirius sp, sedangkanprotozoa paling banyak ditemukan di usus adalah Myxosporidia sp.

3. Total protozoa parasitik paling banyak ditemukan pada ikan nila dibanding ikan mas.

Saran

1. Mempelajari penyakit lain yang disebabkan protozoa pada ikan.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai protozoa parasitik sampai tingkat spesies untuk me ngetahui sifat patoge n dari tiap protozoa parasitik. 3. Pemeriksaan rutin terhadap protozoa parasitik pada ikan air tawar.


(41)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1993. Petunjuk Pelaksanaan Penanggulangan Penyakit Ikan. Sumber Hayati. Ditjen Perikanan [24 September].

Anonim. 2004. Pengawalan penyakit-penyakit pada ikan ternakan http://akuakulturplaza.blogspot.com/2004/12/pengawalan-penyakit-ikan-ternakan.html [1 Oktober 2007].

Anonim. 2006. Osmoregulasi, Ikan Uji : Ikan nila dan Ikan mas.

http://jlcome.blogspot.com/2006/03/osmoregulasi-ikan-uji-nila-dan-mas.html [28 September 2007].

Anonim. 2007. Penyakit Ikan. Http://pusat.jakarta.go.id/Ternak/Penyakit [24 September 2007].

Chumchal, M. 2002. Cyprinus carpio. Animal Diversity. http//animaldiversityumm2.umich.edu/site/account/information/cyprinus _ carpio.

Dana, D. 1990. Masalah Penyakit Parasit dan Bakteri Pada Ikan Air Tawar Serta Cara Penanggulangannya. Prosiding Seminar Nasional II Penyakit Ikan dan Udang. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. Bogor.

Farmer, JN. 1980. The Protozoa Introduction to Protozoology. The C. C. Mosby Company. London..

Lingga, Pinus. 2002. Ikan Mas Kolam Air Deras. Penebar Swadaya. Jakarta.

Noe, J. G. 1995. Sustained Growth of Ichthyophthirius multifiliis at Low Temperature in the Laboratory. The Journal of Parasitology, vol 81, No. 6, pp 1022-1024.

Pasaribu, F. H. 1989. Patologi Dan Penyakit Ikan. PAU Bioteknologi Institut Pertanian Bogor.

Saanin. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi. Bina Cipta. Bogor

Yuasa, K. 2003. Panduan Diagnosa Penyakit Ikan. Balai Budidaya Air Tawar Jambi, Ditjen Perikanan Budidaya, DKP dan JICA.


(42)

(43)

Lampiran 1. Hasil olahan data kulit pada ikan mas dan nila

Descriptives

30 .4667 .68145 .12441 .2122 .7211 .00 2.00 30 .9333 1.28475 .23456 .4536 1.4131 .00 4.00 30 1.2333 1.77499 .32407 .5705 1.8961 .00 7.00 90 .8778 1.34772 .14206 .5955 1.1601 .00 7.00 30 .3000 .59596 .10881 .0775 .5225 .00 2.00 30 .4000 .56324 .10283 .1897 .6103 .00 2.00 30 1.0333 1.51960 .27744 .4659 1.6008 .00 5.00 90 .5778 1.03834 .10945 .3603 .7953 .00 5.00 1.00 2.00 3.00 Total 1.00 2.00 3.00 Total MAS NILA

N MeanStd. DeviationStd. ErrorLower BoundUpper Bound 95% Confidence Interval for

Mean

MinimumMaximum

Test of Homogeneity of Variances

3.689 2 87 .029

7.260 2 87 .001

MAS NILA

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

Keterangan :

1.00 = Trichodina sp 2.00 = Myxosporidia sp 3.00 = Ichthyophthirius sp

ANOVA

8.956 2 4.478 2.551 .084

152.700 87 1.755

161.656 89

9.489 2 4.744 4.774 .011

86.467 87 .994

95.956 89 Between Groups Within Groups Total Between Groups Within Groups Total MAS NILA Sum of


(44)

MAS

Duncana

30 .4667

30 .9333 .9333

30 1.2333 .176 .383 PROTO 1.00 2.00 3.00 Sig.

N 1 2

Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 30.000. a. NILA Duncana 30 .3000 30 .4000 30 1.0333 .699 1.000 PROTO 1.00 2.00 3.00 Sig.

N 1 2

Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 30.000. a.

Keterangan :

1.00 = Trichodina sp 2.00 = Myxosporidia sp 3.00 = Ichthyophthirius sp

Lampiran 2. Hasil olahan data insang pada ikan mas dan nila

Descriptives

30 .9667 1.54213 .28155 .3908 1.5425 .00 7.00 30 .8000 1.03057 .18815 .4152 1.1848 .00 4.00 30 .4333 .67891 .12395 .1798 .6868 .00 2.00 90 .7333 1.14950 .12117 .4926 .9741 .00 7.00 30 .6333 1.15917 .21163 .2005 1.0662 .00 4.00 30 1.1333 1.43198 .26144 .5986 1.6680 .00 5.00 30 .1667 .37905 .06920 .0251 .3082 .00 1.00 90 .6444 1.14471 .12066 .4047 .8842 .00 5.00 1.00 2.00 3.00 Total 1.00 2.00 3.00 Total MAS NILA

N MeanStd. DeviationStd. ErrorLower BoundUpper Bound 95% Confidence Interval for

Mean

MinimumMaximum

Keterangan :

1.00 = Trichodina sp 2.00 = Myxosporidia sp 3.00 = Ichthyophthirius sp


(45)

Test of Homogeneity of Variances

3.676 2 87 .029

11.664 2 87 .000

MAS NILA

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

ANOVA

4.467 2 2.233 1.717 .186

113.133 87 1.300

117.600 89

14.022 2 7.011 5.945 .004

102.600 87 1.179

116.622 89 Between Groups Within Groups Total Between Groups Within Groups Total MAS NILA Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

MAS Duncana 30 .4333 30 .8000 30 .9667 .090 PROTO 3.00 2.00 1.00 Sig. N 1 Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 30.000. a.

NILA

Duncana

30 .1667

30 .6333 .6333

30 1.1333 .100 .078 PROTO 3.00 1.00 2.00 Sig.

N 1 2

Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 30.000. a.

Keterangan :

1.00 = Trichodina sp 2.00 = Myxosporidia sp 3.00 = Ichthyophthirius sp


(46)

Lampiran 3. Hasil olahan data usus pada ikan mas dan nila

Descriptives

30 .1000 .40258 .07350 -.0503 .2503 .00 2.00

30 1.9667 1.95613 .35714 1.2362 2.6971 .00 7.00

30 .1000 .30513 .05571 -.0139 .2139 .00 1.00

90 .7222 1.45361 .15322 .4178 1.0267 .00 7.00

30 .1333 .34575 .06312 .0042 .2624 .00 1.00

30 6.2000 10.56801 1.92945 2.2538 10.1462 .00 40.00

30 .1667 .37905 .06920 .0251 .3082 .00 1.00

90 2.1667 6.68597 .70476 .7663 3.5670 .00 40.00

1.00 2.00 3.00 Total 1.00 2.00 3.00 Total MAS NILA

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Keterangan :

1.00 = Trichodina sp 2.00 = Myxosporidia sp 3.00 = Ichthyophthirius sp

Test of Homogeneity of Variances

38.975 2 87 .000

34.131 2 87 .000

MAS NILA

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

ANOVA

69.689 2 34.844 25.611 .000

118.367 87 1.361

188.056 89

732.067 2 366.033 9.809 .000

3246.433 87 37.315

3978.500 89 Between Groups Within Groups Total Between Groups Within Groups Total MAS NILA Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

MAS Duncana 30 .1000 30 .1000 30 1.9667 1.000 1.000 PROTO 1.00 3.00 2.00 Sig.

N 1 2

Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 30.000. a.


(47)

NILA

Duncana

30 .1333

30 .1667

30 6.2000

.983 1.000

PROTO 1.00 3.00 2.00 Sig.

N 1 2

Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 30.000. a.

Keterangan :

1.00 = Trichodina sp 2.00 = Myxosporidia sp 3.00 = Ichthyophthirius sp


(1)

(2)

Lampiran 1. Hasil olahan data kulit pada ikan mas dan nila

Descriptives

30

.4667

.68145 .12441

.2122

.7211

.00

2.00

30

.9333

1.28475 .23456

.4536

1.4131

.00

4.00

30 1.2333

1.77499 .32407

.5705

1.8961

.00

7.00

90

.8778

1.34772 .14206

.5955

1.1601

.00

7.00

30

.3000

.59596 .10881

.0775

.5225

.00

2.00

30

.4000

.56324 .10283

.1897

.6103

.00

2.00

30 1.0333

1.51960 .27744

.4659

1.6008

.00

5.00

90

.5778

1.03834 .10945

.3603

.7953

.00

5.00

1.00

2.00

3.00

Total

1.00

2.00

3.00

Total

MAS

NILA

N

MeanStd. Deviation

Std. Error

Lower Bound

Upper Bound

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum

Maximum

Test of Homogeneity of Variances

3.689 2 87 .029

7.260 2 87 .001

MAS NILA

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

Keterangan :

1.00 = Trichodina sp

2.00 = Myxosporidia sp

3.00 = Ichthyophthirius sp

ANOVA

8.956 2 4.478 2.551 .084

152.700 87 1.755

161.656 89

9.489 2 4.744 4.774 .011

86.467 87 .994

95.956 89

Between Groups Within Groups Total

Between Groups Within Groups Total

MAS

NILA

Sum of


(3)

MAS

Duncana

30 .4667

30 .9333 .9333

30 1.2333

.176 .383

PROTO 1.00 2.00 3.00 Sig.

N 1 2

Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 30.000. a.

NILA

Duncana

30 .3000

30 .4000

30 1.0333

.699 1.000

PROTO 1.00 2.00 3.00 Sig.

N 1 2

Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 30.000. a.

Keterangan :

1.00 = Trichodina sp

2.00 = Myxosporidia sp

3.00 = Ichthyophthirius sp

Lampiran 2. Hasil olahan data insang pada ikan mas dan nila

Descriptives

30

.9667

1.54213 .28155

.3908

1.5425

.00

7.00

30

.8000

1.03057 .18815

.4152

1.1848

.00

4.00

30

.4333

.67891 .12395

.1798

.6868

.00

2.00

90

.7333

1.14950 .12117

.4926

.9741

.00

7.00

30

.6333

1.15917 .21163

.2005

1.0662

.00

4.00

30 1.1333

1.43198 .26144

.5986

1.6680

.00

5.00

30

.1667

.37905 .06920

.0251

.3082

.00

1.00

90

.6444

1.14471 .12066

.4047

.8842

.00

5.00

1.00

2.00

3.00

Total

1.00

2.00

3.00

Total

MAS

NILA

N

MeanStd. Deviation

Std. Error

Lower Bound

Upper Bound

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum

Maximum


(4)

Test of Homogeneity of Variances

3.676 2 87 .029

11.664 2 87 .000

MAS NILA

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

ANOVA

4.467 2 2.233 1.717 .186

113.133 87 1.300

117.600 89

14.022 2 7.011 5.945 .004

102.600 87 1.179

116.622 89

Between Groups Within Groups Total

Between Groups Within Groups Total

MAS

NILA

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

MAS

Duncana

30 .4333

30 .8000

30 .9667

.090 PROTO

3.00 2.00 1.00 Sig.

N 1

Subset for alpha

= .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 30.000. a.

NILA

Duncana

30 .1667

30 .6333 .6333

30 1.1333

.100 .078

PROTO 3.00 1.00 2.00 Sig.

N 1 2

Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 30.000. a.

Keterangan :

1.00 = Trichodina sp

2.00 = Myxosporidia sp

3.00 = Ichthyophthirius sp


(5)

Lampiran 3. Hasil olahan data usus pada ikan mas dan nila

Descriptives

30 .1000 .40258 .07350 -.0503 .2503 .00 2.00

30 1.9667 1.95613 .35714 1.2362 2.6971 .00 7.00

30 .1000 .30513 .05571 -.0139 .2139 .00 1.00

90 .7222 1.45361 .15322 .4178 1.0267 .00 7.00

30 .1333 .34575 .06312 .0042 .2624 .00 1.00

30 6.2000 10.56801 1.92945 2.2538 10.1462 .00 40.00

30 .1667 .37905 .06920 .0251 .3082 .00 1.00

90 2.1667 6.68597 .70476 .7663 3.5670 .00 40.00

1.00 2.00 3.00 Total 1.00 2.00 3.00 Total MAS NILA

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum

Keterangan :

1.00 = Trichodina sp

2.00 = Myxosporidia sp

3.00 = Ichthyophthirius sp

Test of Homogeneity of Variances

38.975 2 87 .000

34.131 2 87 .000

MAS NILA

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

ANOVA

69.689 2 34.844 25.611 .000

118.367 87 1.361

188.056 89

732.067 2 366.033 9.809 .000

3246.433 87 37.315

3978.500 89 Between Groups Within Groups Total Between Groups Within Groups Total MAS NILA Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

MAS Duncana 30 .1000 30 .1000 30 1.9667 1.000 1.000 PROTO 1.00 3.00 2.00 Sig.

N 1 2

Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 30.000. a.


(6)

NILA

Duncana

30 .1333

30 .1667

30 6.2000

.983 1.000

PROTO 1.00 3.00 2.00 Sig.

N 1 2

Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 30.000. a.

Keterangan :

1.00 = Trichodina sp

2.00 = Myxosporidia sp

3.00 = Ichthyophthirius sp