Bab 20 : Audit Terhadap Siklus Produksi
Oktia Erma Vindi Susanti
2014017080/4a2
BAB 20 : AUDIT TERHADAP SIKLUS PRODUKSI
Deskripsi Sediaan
Sediaan merupakan unsur aktiva yang disimpan dengan tujuan
untuk dijual dalam kegiatan bisnis yang normal atau barang-barang yang
akan dikonsumsi dalam pengolahan produk yang akan dijual. Di dalam
perusahaan dagang, sediaan terutama terdiri dari sediaan barang dagang
sedangkan di perusahaan manufaktur, sediaan terdiri dari sediaan bahan
baku dan bahan penolong, sediaan produk dalam proses, sediaan produk
jadi, sediaan suku cadang, dan bahan habis pakai pabrik.
Sediaan umumnya mendapat perhatian yang lebih besar dan
auditor di dalam auditnya karena berbagai alasan yaitu :
-
Umumnya sediaan merupakan komponen aktiva lancar yang
jumlahnya cukup material dan merupakan objek manipulasi serta
-
tempat terjadinya kesalahan-kesalahan besar.
Penentuan besarnya nilai sediaan secara langsung mempengaruhi
kos barang yang dijual sehingga berpengaruh pula terhadap
-
perhitungan laba tahun yang bersangkutan.
Verifikasi kuantitas, kondisi, dan nilai sediaan merupakan tugas
yang lebih kompleks dan sulit disbanding dengan verifikasi sebagian
-
besar unsur laporan keuangan yang lain.
Seringkali sediaan disimpan di berbagai tempat sehingga
-
menyulitkan pengawasan dan perhitungan fisiknya.
Dan adanya berbagai macam sediaan menimbulkan kesulitan bagi
auditor dalam melaksanakan auditnya.
Prinsip Akuntansi Berterima Umum Dalam Penyajian Sediaan Dalam
Neraca
Prinsip-prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian sediaan dalam
neraca adalah
-
Laporan keuangan harus menjelaskan bahwa sediaan dinilai dengan
lower of cost or market dan harus menyebutkan metode yang
-
digunakan dalam menentukan kos sediaan.
Jika sediaan dinyatakan pada kosnya, nilai pasarnya pada tanggal
neraca harus dicantumkan dalam tanda kurung, dan jika sediaan
diturunkan nilainya pada harga pasarnya, kosnya harus
-
dicantumkan dalam tanda kurung.
Akibat perubahan metode penilaian sediaan terhadap perhitungan
rugi laba tahun yang diaudit harus dijelaskan dalam laporan
keuangan dan auditor harus menyatakan perkecualian mengenai
konsistensi penerapan prinsip akuntansi berterima umum dalam
-
laporan audit.
Penjelasan yang lengkap harus dibuat dalam laporan keuangan jika
-
sediaan digadaikan sebagai jaminan utang yang ditarik oleh klien.
Jika jumlahnya material, sediaan dalam perusahaan manufaktur
harus dikelompokkan menurut kelompok utama berikut ini : sediaan
-
produk jadi, sediaan produk dalam proses, dan sediaan bahan baku.
Perjanjian pembelian harus dijelaskan dalam laporan keuangan, jika
-
jumlahnya material atau bersifat luar biasa.
Cadangan untuk menghadapi kemungkinan turunnya harga sediaan
setelah tanggal neraca harus dibentuk dengan menyisihkan sebagai
laba yang ditahan.
Tujuan Pengujian Substantif Terhadap Sediaan
Tujuan audit terhadap sediaan adalah :
-
Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang
bersangkutan dengan sediaan.
Dalam tujuan ini auditoer melakukan rekonsiliasi antara saldo
sediaan yang dicantumkan dineraca dengan akun sediaan di
buku besar dan selanjutnya ke jurnal pembelian atau register
buku kas keluar, jurnal pengeluaran kas, jurnal pemakaian
bahan baku, jurnal umum, dan ke buku pembantu sediaan.
-
Membuktikan asersi keberadaan sediaan yang dicantumkan di
neraca dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan sediaan.
Dalam tujuan ini auditor melakukan pengujian subtantif
berikut ini :
Prosedur analitik.
Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan
-
dengan sediaan.
Pengujian pisah batas transaksi yang berkaitan dengan
sediaan.
Pengamatan terhadap penghitungan fisik sediaan.
Konfirmasi sediaan yang berada di tangan pihak luar.
Membuktikan asersi kelengkapan transaksi yang berkaitan dengan
sediaan yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan
saldo sediaan yang disajikan di neraca.
Dalam tujuan ini auditor melakukan pengujian subtantif
berikut ini :
Prosedur analitik.
Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan
-
dengan sediaan.
Pengujian pisah batas transaksi yang berkaitan dengan
sediaan.
Pengamatan terhadap penghitungan fisik sediaan.
Konfirmasi sediaan yang berada di tangan pihak luar.
Membuktikan asersi hak kepemilikan klien atas sediaan yang
dicantumkan di neraca.
Dalam tujuan ini auditor melakukan pengujian subtantif
berikut ini :
Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan
-
dengan sediaan.
Pengujian pisah batas transaksi yang berkaitan dengan
sediaan.
Konfirmasi sediaan yang berada di tangan pihak luar.
Pemeriksaan perjanjian konsinyasi.
Membuktikan asersi penilaian sediaan yang dicantumkan di neraca.
Dalam tujuan ini auditor melakukan pengujian subtantif
berikut ini :
Prosedur analitik.
Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan
dengan sediaan.
Pengamatan terhadap penghitungan fisik sediaan.
-
Permintaan informasi mengenai metode penilaian
sediaan yang digunakan oleh klien.
Pemeriksaan kesesuaian kos per satuan sediaan dengan
prinsip akuntansi berterima umum.
Pemeriksaan catatan pendukung yang berkaitan dengan
data kos per per satuan sediaan.
Meminta surat representasi sediaan dari klien
Membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan sediaan di
neraca.
Dalam tujuan ini auditor melakukan pengujian subtantif
berikut ini :
Pemeriksaan terhadap perjanjian konsinyasi.
Pemeriksaan penggolongan sediaan dalam neraca.
Pemeriksaan pengungkapan sediaan di neraca.
Program Pengujian Substantif Terhadap Saldo Sediaan
Program pengujian substantif terhadap sediaan berisi prosedur
audit yang dirancang untuk mecapai tujuan audit. Oleh karena itu,
Prosedur audit diklasifikasikan sesuai dengan tujuan audit terhadap
persediaan :
Prosedur Audit
-
Prosedur Audit Awal
o Lakukan prosedur audit awal atas saldo akun sediaan yang
akan diuji lebih lanjut :
Usut saldo sediaan yang tercantum di neraca ke saldo
-
akun sediaan yang bersangkutan di buku besar.
Hitung kembali saldo akun sediaan di buku besar.
Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam
jumlah dan sumber posting dalam akun.
Prosedur Analitik
o Lakukan prosedur analitik :
Hitung ratio berikut ini : tingkat perputaran sediaan,
ratio laba bersih dengan sediaan, dan ratio sediaan
-
dengan volume penjualan yang diharapkan.
Pengujian terhadap Transaksi Rinci
o Melakukan pengujian, lakukan pemeriksaan atau dokumen
pendukung transaksi yang dicatat dalam akun sediaan.
o Lakukan pengujian pisah batas transaksi yang berkaitan
-
-
dengan sediaan.
Pengujian terhadap Saldo Akun Rinci
o Lakukan pengamatan terhadap penghitungan fisik sediaan
o Konfirmasi sediaan yang berada di tangan pihak luar.
o Periksa perjanjian konsinyasi.
Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan
o Bandingkan penyajian sediaan dengan prinsip akuntansi
berterima umum :
Periksa klasifikasi sediaan di neraca.
Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan
sediaan.
Lakukan analiycal review terhadap sediaan.
Referensi :
Mulyadi. 2014. Auditing Edisi 6, Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.
2014017080/4a2
BAB 20 : AUDIT TERHADAP SIKLUS PRODUKSI
Deskripsi Sediaan
Sediaan merupakan unsur aktiva yang disimpan dengan tujuan
untuk dijual dalam kegiatan bisnis yang normal atau barang-barang yang
akan dikonsumsi dalam pengolahan produk yang akan dijual. Di dalam
perusahaan dagang, sediaan terutama terdiri dari sediaan barang dagang
sedangkan di perusahaan manufaktur, sediaan terdiri dari sediaan bahan
baku dan bahan penolong, sediaan produk dalam proses, sediaan produk
jadi, sediaan suku cadang, dan bahan habis pakai pabrik.
Sediaan umumnya mendapat perhatian yang lebih besar dan
auditor di dalam auditnya karena berbagai alasan yaitu :
-
Umumnya sediaan merupakan komponen aktiva lancar yang
jumlahnya cukup material dan merupakan objek manipulasi serta
-
tempat terjadinya kesalahan-kesalahan besar.
Penentuan besarnya nilai sediaan secara langsung mempengaruhi
kos barang yang dijual sehingga berpengaruh pula terhadap
-
perhitungan laba tahun yang bersangkutan.
Verifikasi kuantitas, kondisi, dan nilai sediaan merupakan tugas
yang lebih kompleks dan sulit disbanding dengan verifikasi sebagian
-
besar unsur laporan keuangan yang lain.
Seringkali sediaan disimpan di berbagai tempat sehingga
-
menyulitkan pengawasan dan perhitungan fisiknya.
Dan adanya berbagai macam sediaan menimbulkan kesulitan bagi
auditor dalam melaksanakan auditnya.
Prinsip Akuntansi Berterima Umum Dalam Penyajian Sediaan Dalam
Neraca
Prinsip-prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian sediaan dalam
neraca adalah
-
Laporan keuangan harus menjelaskan bahwa sediaan dinilai dengan
lower of cost or market dan harus menyebutkan metode yang
-
digunakan dalam menentukan kos sediaan.
Jika sediaan dinyatakan pada kosnya, nilai pasarnya pada tanggal
neraca harus dicantumkan dalam tanda kurung, dan jika sediaan
diturunkan nilainya pada harga pasarnya, kosnya harus
-
dicantumkan dalam tanda kurung.
Akibat perubahan metode penilaian sediaan terhadap perhitungan
rugi laba tahun yang diaudit harus dijelaskan dalam laporan
keuangan dan auditor harus menyatakan perkecualian mengenai
konsistensi penerapan prinsip akuntansi berterima umum dalam
-
laporan audit.
Penjelasan yang lengkap harus dibuat dalam laporan keuangan jika
-
sediaan digadaikan sebagai jaminan utang yang ditarik oleh klien.
Jika jumlahnya material, sediaan dalam perusahaan manufaktur
harus dikelompokkan menurut kelompok utama berikut ini : sediaan
-
produk jadi, sediaan produk dalam proses, dan sediaan bahan baku.
Perjanjian pembelian harus dijelaskan dalam laporan keuangan, jika
-
jumlahnya material atau bersifat luar biasa.
Cadangan untuk menghadapi kemungkinan turunnya harga sediaan
setelah tanggal neraca harus dibentuk dengan menyisihkan sebagai
laba yang ditahan.
Tujuan Pengujian Substantif Terhadap Sediaan
Tujuan audit terhadap sediaan adalah :
-
Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang
bersangkutan dengan sediaan.
Dalam tujuan ini auditoer melakukan rekonsiliasi antara saldo
sediaan yang dicantumkan dineraca dengan akun sediaan di
buku besar dan selanjutnya ke jurnal pembelian atau register
buku kas keluar, jurnal pengeluaran kas, jurnal pemakaian
bahan baku, jurnal umum, dan ke buku pembantu sediaan.
-
Membuktikan asersi keberadaan sediaan yang dicantumkan di
neraca dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan sediaan.
Dalam tujuan ini auditor melakukan pengujian subtantif
berikut ini :
Prosedur analitik.
Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan
-
dengan sediaan.
Pengujian pisah batas transaksi yang berkaitan dengan
sediaan.
Pengamatan terhadap penghitungan fisik sediaan.
Konfirmasi sediaan yang berada di tangan pihak luar.
Membuktikan asersi kelengkapan transaksi yang berkaitan dengan
sediaan yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan
saldo sediaan yang disajikan di neraca.
Dalam tujuan ini auditor melakukan pengujian subtantif
berikut ini :
Prosedur analitik.
Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan
-
dengan sediaan.
Pengujian pisah batas transaksi yang berkaitan dengan
sediaan.
Pengamatan terhadap penghitungan fisik sediaan.
Konfirmasi sediaan yang berada di tangan pihak luar.
Membuktikan asersi hak kepemilikan klien atas sediaan yang
dicantumkan di neraca.
Dalam tujuan ini auditor melakukan pengujian subtantif
berikut ini :
Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan
-
dengan sediaan.
Pengujian pisah batas transaksi yang berkaitan dengan
sediaan.
Konfirmasi sediaan yang berada di tangan pihak luar.
Pemeriksaan perjanjian konsinyasi.
Membuktikan asersi penilaian sediaan yang dicantumkan di neraca.
Dalam tujuan ini auditor melakukan pengujian subtantif
berikut ini :
Prosedur analitik.
Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan
dengan sediaan.
Pengamatan terhadap penghitungan fisik sediaan.
-
Permintaan informasi mengenai metode penilaian
sediaan yang digunakan oleh klien.
Pemeriksaan kesesuaian kos per satuan sediaan dengan
prinsip akuntansi berterima umum.
Pemeriksaan catatan pendukung yang berkaitan dengan
data kos per per satuan sediaan.
Meminta surat representasi sediaan dari klien
Membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan sediaan di
neraca.
Dalam tujuan ini auditor melakukan pengujian subtantif
berikut ini :
Pemeriksaan terhadap perjanjian konsinyasi.
Pemeriksaan penggolongan sediaan dalam neraca.
Pemeriksaan pengungkapan sediaan di neraca.
Program Pengujian Substantif Terhadap Saldo Sediaan
Program pengujian substantif terhadap sediaan berisi prosedur
audit yang dirancang untuk mecapai tujuan audit. Oleh karena itu,
Prosedur audit diklasifikasikan sesuai dengan tujuan audit terhadap
persediaan :
Prosedur Audit
-
Prosedur Audit Awal
o Lakukan prosedur audit awal atas saldo akun sediaan yang
akan diuji lebih lanjut :
Usut saldo sediaan yang tercantum di neraca ke saldo
-
akun sediaan yang bersangkutan di buku besar.
Hitung kembali saldo akun sediaan di buku besar.
Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam
jumlah dan sumber posting dalam akun.
Prosedur Analitik
o Lakukan prosedur analitik :
Hitung ratio berikut ini : tingkat perputaran sediaan,
ratio laba bersih dengan sediaan, dan ratio sediaan
-
dengan volume penjualan yang diharapkan.
Pengujian terhadap Transaksi Rinci
o Melakukan pengujian, lakukan pemeriksaan atau dokumen
pendukung transaksi yang dicatat dalam akun sediaan.
o Lakukan pengujian pisah batas transaksi yang berkaitan
-
-
dengan sediaan.
Pengujian terhadap Saldo Akun Rinci
o Lakukan pengamatan terhadap penghitungan fisik sediaan
o Konfirmasi sediaan yang berada di tangan pihak luar.
o Periksa perjanjian konsinyasi.
Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan
o Bandingkan penyajian sediaan dengan prinsip akuntansi
berterima umum :
Periksa klasifikasi sediaan di neraca.
Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan
sediaan.
Lakukan analiycal review terhadap sediaan.
Referensi :
Mulyadi. 2014. Auditing Edisi 6, Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.