MK Teknik Analisis Laboratorium (Nutrisi dan Makanan Ternak) Semester Genap 2018/2019
Materi III Pengukuran produksi gas (Makkar et al. 1995)
Dasar Teori
Alat-alat :
1. Syringe (diameter 32 mm, panjang 200 mm, volume 100 ml)
2. Waterbath
3. Termometer
4. Erlenmayer 2000 ml
5. Pipet piston
6. Timbangan analitik
7. Beaker glass Bahan kimia :
5. MgSO 4 7H 2 O
6. NaCL
7. CaCL 2 2H 2 O
8. MNCL 2 4H 2 O
9. CoCl 2 6H 2 O
10. FeCL 3 6H 2 O
11. Resazurin
12. Na 2 S 9H 2 O
13. NaOH 1 M Prosedur : Sampel digiling dengan ukuran 1 mm dan ditimbang sebnayak 0.5 gram BK dimasukkan dalam dasar syiringe (dengan ukuran diameter 32 mm, panjang 200 mm, volume 100 ml). Selanjutnya sebelum piston dimasukka ke dalam syiringe, terlebih dahulu diolesi dengan dengan vaselin. Ujung dari syringe dihubungkan dengan selang karet silicon panjangnnya sekitar 5 cm dan dapat ditutup dengan klep plastik. Cairan rumen yang digunakan dalam pengukuran gas tersebut berasal dari 1 ekor sapi PFH jantan yang berfistula, yang telah disaring terlabuh dahulu. Cairan rumen sebelum dimasukkan dalam sringe dicampur terlebih dahulu dengan larutan buffer dangan perbandingan 1:3.41 (v/v).
Larutan buffer (tipa 1 liter) terdiri dari : NaHCO 3 35 gram + NH 4 HCO 3 4 gram, dilarutkan dalam 1 liter aquadest. Larutan makro mineral (tiap 1 liter) terdiri dari : Na 2 HPO 4 5,7 gram + KH 2 HPO 4 6,2 gram + MgSO 4 7H 2 O 0,6 gram + NaCL 2,22 gram dilarutkan dalam 1 liter aquadest. Larutan mikro mineral (tiap 100 ml) terdiri dari CaCL 2 2 H 2 O 13,2 gram+MNCL 2 4 H 2 O 10 gram+CoCl 2 6H 2 O +FeCL 3 6H 2 O 0,8 gram, dilarutkan dalam aquadest sampai volumenya 100 ml. Larutan resazurin : 0,1 gram resazurin dilarutkan dengan aqudest sampai volumenya 100 ml. Redukter solvent (di- buat sesaat sebelum mengambil cairan rumen) terdiri dari Na 2 S 9H 2 O 0,58 gram + NaOH 1 M 3,7 ml. Larutan buffer campuran terdiri dari :
- Makro mineral : 365 ml - Mikro mineral : 0,23 ml - Resazurin
Larutan buffer campuran ini dimasukkan dalam labu, dicampur dan dipanas-kan pada suhu
2 dialirkan, sementara itu reduktor ditambahkan. Larutan yang berwarna kebiru-biruan akan berubah menjadi agak merah kemudian menjadi tidak berwarna. Cairan rumen dari cairan feses sebanyak 660 ml masing-masing dimasukkan kedalam labu, dan
39 0 C dalam waterbath. Gas CO
CO 2 tetap dialirkan dalam labu. Larutan buffer campuran dengan cairan rumen tersebut dimasukkan dalam syringe dengan menggunakan pipet otomatis sebanyak 50 ml. Gelembung-gelembung udara yang ada dalam syringe dikeluarkan secara perlahan melalui selang silikon selanjutnya klip plastik pada selang silikon ditutup dan dibaca volumenya (V0), kemudian syringe ditempatkan dalam
waterbath pada suhu 39 0
C. Blanko dibuat dengan cara seperti diatas hanya tanpa penambahan sampel. Pada pengukuran volume produksi gas dicatat setelah inkubasi 2, 4, 8, 12, 24, dan 48 jam. Produksi gas dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
V blanko =V blanko t –V O
Produksi gas = (V 1 -V 0 -V blanko )
Tanda Tangan Dosen/Asisten :
Laporan Sementara :
Tanda Tangan Dosen/Asisten :
Laporan Sementara :
Materi IV
Pengukuran NH3
Dasar Teori
Prinsip:
Amonia (NH 3 ) akan menguap apabila bereaksi dengan Natrium Karbonat (NaCO 3 ), kemudian ditangkap oleh asam borat (H 3 BO 4 ) berindikator Metil Merah dan Brom Kresol, kemudian dilakukan titrasi dengan H 2 SO 4 0,005 N sampai warna semula, banyaknya H 2 SO 4 untuk
merubah warna merupakan indikasi banyaknya kandungan NH 3 .
Alat-alat:
Petridish volume Conway, pipet ukur, beaker glass, buret dan PH meter.
Bahan:
Sampel cairan rumen, vaselin, H 2 SO 4 pekat, larutan H 3 BO 3 4% berindikator metal merah
dan brom kresol hijau, Na 2 CO 3 jenuh dan H 2 SO4 0,005 N.
Prosedur Kerja:
1. 5 ml cairan rumen dari syringe setelah pembacaan produksi gas pada inkubasi jam 24 jam ke botol yang telah diisi 5 tetes H 2 SO 4 pekat guna menghenti kan proses fermentasi mikroba serta mengikat N agar tidak menguap.
2. Sebelumnya cawan Conway dan tutupnya telah diolesi vaselin
3. kemudian sebanyak 1 ml cairan supernatan dimasukkan kedalam salah satu ujung alur
cawan, sedangkan pada ujung yang lain dimasukkan 1 ml NaCO 3 jenuh.
4. Pada bagian tengah cawan dimasukkan 1 ml larutan H 3 BO 3 berindikator metil merah dan Brom Kresol hijau ber PH 5,2.
5. Cawan conway ditutup dengan cepat dan rapat lalu cawan dimiringkan dengan harapan
larutan Na 2 CO 3 jenuh dapat bercampur dengan supernatan.
6. Setelah disimpan selama 24 jam dalam suhu kamar, dilakukan titrasi pada larutan H 3 BO 3 dengan menggunakan larutan H 2 SO 4 0,005 N hingga warna berubah dari biru menjadi merah jingga (seperti warna semula).
Kadar NH 3 mg/100 ml cairan rumen dihitung dengan rumus:
Konsentrasi NH 3 = ml titrasi H 2 SO 4 xnH 2 SO 4 x BM NH 3
(mg/ml cairan rumen)
ml sampel
ml H 2 SO 4 = Titrasi H 2 SO 4 nH 2 SO 4 = Normalitas H 2 SO 4 (0,005 N) BM NH 3 = berat molekul NH 3 (17)
Tanda Tangan Dosen/Asisten :
Page 40 of 52
Laporan Sementara :
Tanda Tangan Dosen/Asisten :
Laporan Sementara :
B.Materi Lapang