memperhatikan efek topografi dan asal datangnya hujan. Penentuan curah hujan dihitung dengan rumus berikut:
�
�
=
∑�
�−1
+�
�
�
�
2 �
∑ �
�
....................................................................................2-3 dimana :
P
r
= curah hujan rata-rata DAS mm P
i-1
= curah hujan pada isohyet ke i-1 mm P
i
= curah hujan pada isohyet ke-i mm A
i
= luas daerah ke-i yang terletak antara isohyet ke-i dan ke i-1 m
2
W
i
= A
i
Ʃ A
i
, bobot stasiun ke-i
Arithmatic Mean Method lebih objektif bila dibandingkan dengan Isohyet Method. Thiessen Method lebih cocok dipakai pada daerah dengan jarak penakar
hujan yang tidak merata. Metode Thiessen adalah metode yang lebih baik dan paling efektif dari metode lainnya.
2.3.2. Curah Hujan Efektif
Tidak seluruh air hujan yang jatuh ke permukaan bumi efektif karena sebagian akan hilang sebagai runoff, perkolasi dan evaporasi. Hanya sebagian dari
hujan lebat atau curah hujan yang tinggi dapat mengisi dan tersimpan pada daerah perakaran tanaman root zone dan efektivitasnya cukup rendah.
Hujan yang diharapkan terjadi selama satu musim tanam berlangsung disebut curah hujan efektif. Masa hujan efektif untuk suatu lahan persawahan
dimulai dari pengolahan tanah sampai tanaman dipanen, tidak hanya selama masa pertumbuhan Subramanya, 2005. Curah hujan efektif untuk tanaman lahan
tergenang berbeda dengan curah hujan efektif untuk tanaman pada lahan kering
dengan memperhatikan pola periode musim hujan dan musim kemarau. Perhitungan curah hujan efektif dilakukan atas dasar prinsip hubungan antara
keadaan tanah, cara pemberian air dan jenis tanaman Sosrodarsono, 1983. Curah hujan efektif adalah bagian dari curah hujan total yang digunakan
oleh akar-akar tanaman selama masa pertumbuhan. Besarnya curah hujan efektif dipengaruhi oleh :
• Cara pemberian air irigasi rotasi, menerus atau berselang • Laju pengurangan air genangan di sawah yang harus ditanggulangi
• Kedalaman lapisan air yang harus dipertahankan di sawah • Cara pemberian air di petak
• Jenis tanaman dan tingkat ketahanan tanaman terhadap kekurangan air
Curah hujan efektif Re dapat dicari dengan rumus sebagai berikut: �� = 0,70 ×
�80 15
.................................................................................................2-4
dimana: R80 = curah hujan efektif 80 mmhari
Untuk irigasi tanaman padi, curah hujan efektif diambil 20 kemungkinan curah hujan bulanan rata-rata tak terpenuhi. Dengan kata lain, Curah hujan effektif
Reff ditentukan berdasarkan besarnya R-80 yang merupakan curah hujan yang besarnya dapat dilampaui sebanyak 80 atau dengan kata lain dilampauinya 8
kali kejadian dari 10 kali kejadian. Dengan kata lain bahwa besarnya curah hujan yang terjadi lebih kecil dari R80 mempunyai kemungkinan hanya 20.
Ada berbagai cara untuk mencari curah hujan effektif ini yang telah dikembangkan oleh berbagai ahli, diantaranya ialah:
1. Cara Empiris
Harza Engineering Comp. Int. menghitung besarnya curah hujan effektif berdasarkan R80 = Rainfall equal or exceeding in 8 years out of 10 years.
Bila dinyatakan dengan rumus adalah sebagai berikut : R80
= n5+ 1…………...……………....……………………….....2-5 Dimana :
R80 = Curah hujan efektif 80 mmhari n5 + 1= Rangking curah hujan effektif dihitung dan curah hujan terkecil
n = Jumlah data
2. Cara Statistik
Dengan menghitung probabilitas curah hujan effektif yang 80 dilampaui. Metode yang dapat dipakai antara lain adalah dengan metode
Gumbel, Hazen, dan Log Pearson tipe III. Dalam tugas akhir ini perhitungan curah hujan effektif menggunakan cara
empiris yang digunakan oleh Harza Engineering Comp.Int. Pemilihan cara ini disebabkan data yang tersedia dapat dimasukkan ke dalam perhitungan
rumus tersebut dan tidak ada batasan-batasan khusus terhadap data yang ada.
Wiramihardja Sadeli, Hidrologi Pertanian, hal 51, Himpunan Mahasiswa ITB
2.3.3. Analisa Debit Andalan