29 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura 2015 – 2019
6. Kelembagaan Perbenihan Hortikultura
Sistem perbenihan yang handal perlu dibantu dengan kelembagaan perbenihan yang baik. Kelembagaan perbenihan adalah lembaga yang
mendukung pengembangan perbenihan baik itu dari segi manajemen maupun sebagai praktisi penyedia benih. Kelembagaan perbenihan
hortikultura antara lain adalah Balai Benih Hortikultura BBH, Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih BPSB, penangkar, produsen dan
pedagang benih hortikultura.
BBH sebelum otonomi daerah merupakan instalasi kebun dinas dan setelah otonomi daerah ditingkatkan menjadi UPTD Pemerintah Provinsi.
Saat ini BBH berjumlah 32 unit yang tersebar di seluruh Indonesia. Provinsi yang baru sudah memiliki BBH adalah provinsi Papua Barat,
namun tugas dan fungsinya belum optimal. Sedangkan Provinsi yang belum memiliki BBH adalah provinsi Kepulauan Riau dan provinsi
Kalimantan Utara.
Sampai dengan tahun 2014 sudah berdiri 33 BPSBTPH. Provinsi yang belum memiliki instansibagian yang menangani sertifikasi dan
pengawasan peredaran benih adalah Kalimantan Utara. Perusahaan perbenihan hortikultura di Indonesia yang telah memperoleh sertifikat
sertifikasi sistem mutu dari LSSM BTPH adalah PT. East West Seed Indonesia, PT. BISI InternationalTanindo, PT. Agri Makmur Pertiwi, PT.
Syngenta Indonesia, PT. Tunas Agro Persada, PT. Benih Citra Asia, CV. Aditya Sentana Agro, PT. SHS Cabang Pujon, CV. Aura Seed Indonesia,
Balai Penelitian Tanaman Sayuran dan Balai Penelitian Tanaman Hias.
Pembinaan perbenihan hortikultura untuk daerah dilakukan oleh Dinas Pertanian Provinsi. Pembinaan tersebut meliputi pembinaan penangkar
dan penciptaan penangkar baru. Penataan dan pemberdayaan kelembagaan perbenihan hortikultura akan berdampak terhadap
perwujudan industri perbenihan untuk menghasilkan benih bermutu dari varietas
unggul secara
berkelanjutan. Secara
umum, kondisi
kelembagaan perbenihan yang ada sekarang belum dapat dikategorikan sebagai lembaga industri perbenihan yang ideal dan membutuhkan suatu
penanganan khusus agar mampu beroperasi secara profesional, baik yang dikelola oleh perorangan, usaha kelompok, maupun kelembagaan
perbenihan pemerintah.
7. Perkembangan Ekspor Impor benih Hortikultura