22 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura 2015 – 2019
Keterangan : Sumber NBM Sumber: Buku Saku Data Hortikultura , September 2013
Tingkat konsumsi buah-buahan dan sayuran di Indonesia masih jauh lebih
rendah dari
rekomendasi FAOUNDP
yaitu sebesar
75 kgkapitatahun dan tentunya lebih rendah lagi bila dibandingkan
dengan negara-negara maju di sekitarnya. Dengan demikian, peluang untuk meningkatkan konsumsi buah dan sayur masih sangat terbuka
lebar. Namun untuk itu diperlukan upaya sosialisasi dari pemerintah seperti promosi dan kampanye ke semua pihak serta dukungan dari
pihak swasta dan masyarakat dalam menggalakkan konsumsi buah dan sayur mulai dari lingkungan yang paling kecil seperti keluarga. Dengan
gerakan ini diharapkan mampu mendorong peningkatan konsumsi buah dan sayur di Indonesia.
1. Produksi dan Luas Panen Komoditas Hortikultura
Upaya mewujudkan peningkatan produksi dan mutu produk hortikultura yang dikembangkan oleh petani telah dilakukan melalui penyiapan
pedoman teknik budidaya yang baik dan benar oleh Direktorat Jenderal Hortikultura, pembinaan dan penyuluhan oleh petugas dari Dinas
Pertanian dan PPL Dinas Pertanian di daerah mengenai penerapan teknologi budidaya yang baik dan benar sesuai GAP dan SOP serta
penanganan pasca panen sesuai GHP.
Transferalih teknologi telah dilakukan oleh daerah pelaksana Tugas Pembantuan TP melalui Sekolah Lapang SL. Dampak yang diharapkan
dari diadakannya sekolah lapang ini adalah meningkatnya penguasaan teknologi, pengetahuan dan keterampilan petani. Hasil yang diperoleh
adalah meningkatnya pengetahuan dan keterampilan petani dalam hal teknologi budidaya dan manajemen usaha, sehingga berakibat pada
peningkatan produksi dan pendapatan petani.
B.
Sumbangan hortikultura Dalam Indikator Mikro
Grafik 5. Konsumsi Hortikultura Kgtahunkapita
23 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura 2015 – 2019
Adapun perkembangan produksi komoditas hortikultura tahun 2009- 2013 dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Perkembangan Produksi Komoditas Hortikultura Tahun 2009-2013
No Kelompok
Komoditas Produksi Ton
Laju Pertum-
buhan 2009
2010 2011
2012 2013
1 Sayuran
10.628.285 10.706.386
10.871.224 11.264.972
11.558.449 2,13
2 Buah
18.653.900 15.490.373
18.313.507 18.916.731
18.288.279 0,31
3 Florikultura :
a. Bunga Potong 263.531.374
378.915.785 486.851.880
616.858.625 684.097.623
27,47 b. Daun Potong
4.050.498 6.871.141
4.550.551 3.192.945
3.394.093 3,08
c. Tanaman Pot - Rumpun
2.471.857 2.454.373
4.553.674 5.025.370
1.972.808 8,61
- Pohon 19.512.944
21.656.442 26.214.980
24.584.077 29.343.407
11,29 d. Bunga Tabur
28.307 21.600
22.541 22.862
30.149 3,49
e. Lansekap 2.387.452
2.164.323 3.197.469
2.728.074 2.717.464
5,83 4
Tanaman Obat 472.863
418.684 398.482
449.447 541.426
4,24 a. Rimpang
408.187 351.155
316.572 374.657
453.206 3,87
b. Non Rimpang 64.676
67.529 81.909
74.790 88.220
8,74 Keterangan
Satuan produksi bunga potong adalah tangkai Satuan produksi daun potong, tanaman pot dan lansekap dalah pohon
Berdasarkan data tersebut, secara umum produksi komoditas hortikultura mengalami peningkatan dengan laju yang fluktuatif. Laju
kenaikan produksi terbesar adalah komoditas florikultura dari kelompok bunga potong 27,47, tanaman pot pohon 11,29, tanaman pot rumpun
8,61, lansekap 5,83, bunga tabor 3,49 dan daun potong 3,08. Sementara itu, komoditas buah, sayuran dan tanaman obat mengalami
laju peningkatan produksi sebesar 0,31, 2,13 dan 4,24 yang terdiri dari rimpang sebesar 3,87 dan non rimpang 8,74.
Berdasarkan data tersebut, secara umum luas panen hortikultura mengalami penurunan dengan laju rata-rata penurunan yang fluktuatif.
Laju penurunan produksi terjadi pada komoditas daun potong 15,85, tanaman pot pohon13,25, tanaman pot rumpun 12,41 dan bunga
tabur 3,71. Sedangkan komoditas yang mengalami peningkatan laju rata
–rata pertumbuhan terjadi pada rimpang 0,07, sayuran 0,52 dan buah 1,21.
Adapun perkembangan areal panen komoditas hortikultura tahun 2009- 2013 dapat dilihat pada tabel 5 berikut.
Tabel 5. Perkembangan Luas Panen Komoditas Hortikultura Tahun 2009-2013
No Kelompok
Komoditas Luas Panen Ha
Laju Pertum-
buhan tahun
2009 2010
2011 2012
2013
1 Sayuran
1.078.159 1.110.586 1.080.243 1.089.409 1.099.846 0,52
2 Buah
826.430 667.872
822.604 819.049
829.563 1,21
3 Florikultura
24 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura 2015 – 2019
a. Bunga Potong 1.997
2.322 1.868
1.912 1.940
0,14 b. Daun Potong
41 44
39 25
19 -15,85
c. Tanaman Pot - Rumpun
43 47
53 36
22 -12,41
- Pohon 355
345 255
242 196
-13,23 d. Bunga Tabur
1.258 812
752 828
976 -3,71
e. Lansekap 82
84 101
89 96
4,71 4
Tanaman Obat 23.572
20.678 20.895
21.638 25.281
2,29 a. Rimpang
21.484 18.263
16.947 18.503
20.963 0,07
b. Non Rimpang 2.088
2.395 3.948
3.135 4.318
24,16
Keterangan : Sumber BPS diolah Ditjen Hortikultura
Selama 5 tahun terakhir komoditas sayuran yang menunjukkan laju peningkatan rata-rata produksi sebesar 2,13tahun. Jika dilihat
berdasarkan komoditasnya maka terjadi peningkatan dan penurunan laju pertumbuhan tiap tahunnya. Laju peningkatan terbesar terjadi pada
komoditas Paprika 26,36, kembang kol 12,15,
wortel 10,41, petai 6,77 dan cabai besar 6,53. Sedangkan laju penurunan terbesar
terjadi pada komoditas bayam
4,86
, ketimun 4,17, kangkung 3,77, kacang panjang 1,71 dan kacang merah 0,78. Luas panen
sayuran juga mengalami peningkatan laju rata-rata pertumbuhan tiap tahunnya sebesar 0,52 yang merupakan andil terbesar dari laju
pertumbuhan pada komoditas paprika 17,73
,
kembang kol 11,58 dan wortel 8,17. Perkembangan produksi dan luas panen untuk
masing-masing komoditas dapat dilihat pada lampiran 2.
Produksi komoditas buah pada periode 2009 – 2014 menunjukkan laju
peningkatan dengan laju rata-rata pertumbuhan tiap tahunnya sebesar 0,31. Peningkatan laju rata-rata tersebut merupakan andil terbesar dari
peningkatan laju pertumbuhan pada komoditas alpukat 90,50, manggis 13,59, melon 10,43, duku 8,29, dan durian 6,81.
Luas panen pada komoditas buah juga mengalami peningkatan sebesar 1,21tahun. Jika dilihat berdasarkan komoditasnya, terjadi penurunan
dan peningkatan laju pertumbuhan. Penurunan laju pertumbuhan terjadi pada komoditas jambu biji, jeruk siam, nangka, pisang, rambutan, salak,
sawo, melon, blewah dan stoberi. Sadangkan peningkatan laju pertumbuhan terjadi pada komoditas alpukat, belimbing, duku, durian,
jambu air dan lain-lain.
Selama 5 tahun terakhir, rata-rata peningkatan produksi florikultura dalam bentuk bunga potong naik 27,47tahun, daun potong naik
3,08tahun, tanaman pot pohon naik 11,29tahun, tanaman pot rumpun naik 8,61, bunga tabur naik 3,49 dan lansekap naik
5,83tahun. Sedangkan laju Luas panen Florikultura secara nasional mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena hampir semua luas
panen florikultura mengalami penurunan kecuali pada bunga tabur yang mengalami peningkatan sebesar 0,14
Produksi tanaman obat rimpang nasional 5 tahun terakhir mengalami peningkatan laju rata-rata pertumbuhan sebesar 4,24 yang terdiri dari
peningkatan laju pertumbuhan pada rimpang sebesar 3,87 dan non
25 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura 2015 – 2019
rimpang sebesar 8,74. Pada komoditas rimpang, hampir semua komoditas mengalami laju peningkatan kecuali pada dringo yang
mengalami laju penurunan sebesar 29,89. Sedangkan untuk non rimpang, hamir semua mengalami laju peningkatan kecuali pada
mengkudupace yang mengalami peningkatan sebesar 13,82.
Luas panen pada tanaman obat, rata-rata laju pertumbuhan meningkat tiap tahunnya sebesar 0,07 yang merupakan sumbangan dari komoditas
rimpang sebesar 0,07 dan non rimpang 24,16. Jika dilihat berdasarkan komoditas tanaman obat, hampir semua komoditas
mengalami laju peningkatan luas panen kecuali pada kencur, kunyit dan mahkota dewa yang berturut-turut mengalami penurunan sebesar 2,04,
1,74 dan 2,92.
2. Pengembangan Kawasan Hortikultura