1
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia memiliki cara untuk berkomunikasi dan berinteraksi yaitu dengan menggunakan bahasa. Bahasa memiliki banyak jenis dan bentuk, antara lain
berupa percakapan atau tuturan. Percakapan atau tuturan yang dilakukan oleh penutur dan petutur memiliki makna dan maksud yang berbeda-beda sehingga
tidak menutup kemungkinan akan terjadi ketersinggungan atau kesalahpahaman antara penutur dan petutur.
Pada saat seseorang melakukan komunikasi atau tindak tutur, unsur kesopanan merupakan salah satu aspek yang penting untuk dimunculkan.
Kesopanan ini berguna untuk menciptakan hubungan dan komunikasi yang baik dalam interaksi sosial antara penutur dan petutur. Kesopanan merupakan salah
satu aspek berinteraksi yang dimaksudkan untuk memunculkan rasa hormat terhadap diri orang lain. Dengan memunculkan unsur kesopanan dalam
berkomunikasi, orang dapat lebih mempererat hubungan sosial mereka dan keduanya dapat saling menghormati citra dirinya masing-masing.
Hal ini didukung oleh Lakoff 1975: 64 yang mengungkapkan bahwa kesopanan
digunakan untuk mengurangi friksi dalam interaksi interpersonal. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Leech 1980:19 dengan menyatakan bahwa kesopanan
digunakan sebagai suatu strategi untuk menghindari konflik dan usaha untuk membangun sikap hormat. Pengertian kesopanan di atas jelas menunjukkan
2
bahwa dalam melakukan percakapan tidak dapat dihindari kemungkinan terjadinya konflik antar individu, dan untuk itu perlu dikembangkan sebuah
prinsip untuk mengurangi bahkan menghindari friksi atau konflik tersebut. Strategi kesopanan selalu digunakan dalam suatu interaksi percakapan
sehari-hari. Ketika menyampaikan keinginannya, seorang penutur akan mengungkapkan maksudnya itu dengan disertai stategi tertentu sehingga membuat
mitra tutur memenuhi maksud dan keinginannya. Hal ini juga terjadi dalam suatu interaksi percakapan pada sebuah acara talk show. Seorang pembawa acara talk
show akan menggunakan strategi kesopanan tertentu ketika menggali informasi dari tamunya. Interakasi tatap muka antara pembawa acara dan bintang tamu
dibuat untuk pemirsa di studio, tetapi pada kenyataannya interaksi antara pembawa acara, bintang tamu, dan pemirsa di studio dibuat untuk pemirsa di
rumah. Bintang tamu dan pemirsa di studio mewakili para penonton di rumah. Hasilnya adalah bahwa setiap pemirsa bisa ikut merasakan apa yang dirasakan
oleh bintang tamu. Perasaan berbagi pengalaman diletakkan bersamaan tanpa adanya usaha untuk mencari persetujuan di antara mereka. Dengan demikian, talk
show hanyalah suatu pendekatan terhadap pertentangan, khususnya di bawah arahan dari pembawa acara Annese, 1997:765
Penulis memilih reality show yang dipandu“Oprah Winfrey” sebagai sumber data untuk menganalisis dan memahami strategi kesopanan yaitu episode
2 Mei 2011. Dalam episode tersebut, bintang tamu yang hadir dalam acara talk show adalah Presiden Amerika, Barrack Obama dan Ibu Negara, Michele Obama.
Bagi Oprah, episode ini merupakan episode yang cukup spesial, karena selama dia
3
memandu acara reality show “Oprah Winfrey”, untuk pertama kalinya Presiden dan Ibu Negara datang sebagai bintang tamu dalam satu episode. Hal ini
dinyatakannya dalam pembukaan acara reality show. Sebagai salah satu acara talk show paling disukai, program acara reality
show “Oprah Winfrey” ditonton oleh jutaan orang Amerika yang sebagian besar adalah wanita. Pada tahun 1995, acara ini disiarkan sebagai daily time talk show
dan diperkirakan telah ditonton oleh 50 juta orang Stark, 2006 :243. Keberhasilan Oprah Winfrey Show tidak lepas dari gaya Oprah sebagai pembawa
acara saat memandu acara tersebut. Oprah mempunyai beberapa gaya berbicara yang dapat dimengerti pemirsanya. Mereka mengetahui saat Oprah berbicara
serius, saat berbicara penuh empatik, ataupun saat marah. Kualitas vokalnya akan berubah-ubah sebagaimana seperti pilihan katanya. Ketika berbicara santai dan
bergurau, dia dengan bebas menggunakan bahasa slang, tetapi ketika berbicara serius dia akan mengucapkan kata dengan hati-hati, menghindari penggunaan
bahasa slang. Lebih jauh lagi, penonton mengetahui kapan dia berbicara kepada mereka, dan kapan dia berbicara untuk mereka. Oprah berbicara kepada
pemirsanya seolah-olah mereka adalah sahabatnya sehingga permirsa dapat dengan santai berbicara seperti berbicara dengan sahabatnya sendiri Haag, 1993
:119. Pada reality show ‘Oprah Winfrey’, terjadi berbagai macam percakapan
antara pembawa acara dan tamu yang diwawancarai. Dalam hal ini, Oprah sebagai pembawa acara akan menggunakan berbagai strategi percakapan termasuk strategi
kesopanan bahasa. Oprah Winfrey sebagai pembawa acara akan memilih strategi
4
kesopanan tertentu saat mengajukan pertanyaan, dan bintang tamu akan menjawab pertanyaan itu dengan strategi kesopanan tertentu pula. Berbagai topik
bahasan baik yang sifatnnya pribadi ataupun umum dibahas dalam acara reality show. Untuk itu, Oprah memerlukan strategi kesopanan yang tepat agar tujuan
komunikatifnya berhasil tanpa menyinggung perasaan bintang tamunya. Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk meneliti lebih
lanjut tentang berbagai strategi kesopanan yang digunakan oleh penutur dan petutur dalam melakukan percakapan dalam acara Oprah Winfrey. Oleh karena
itu, penulis memilih judul “Strategi Kesopanan Oprah dalam Mencari Informasi dari Bintang Tamu pada Reality Show “Oprah Winfrey” Episode 2 Mei 2011”
sebagai judul tesis ini.
B. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian