Multiplikasi dan Pengakaran Tunas In Vitro Tempuyung (Sonchus arvensis L.) serta Pertumbuhan Bibit Pasca Aklimatisasi
HUSNAN A01495037. Multiplikasi dan Pengakaran Tunas In Vifro Termpuyung
serta Pertumbuhan Bibit Pasca Aklimatisasi. Dibimbing oleh EIARIYADI dan
DINY DINARTI.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengamh pemberian ZPT BAP
pada beberapa taraf konsentrasi terhadap multiplikasi tunas in vitro tempuyung,
pembentukan plantlet dalam beberapa media pengakaran serta pertumbuhan bibit
pasca aklimatisasi.
Penelitian dilaksanakan di labortatorium Kultur Jaringan dan Rumah Kaca
Jurusan Budidaya Pertanian Institut Pertanian Bogor dari bulan Agustus 1999
sampai dengan Januari 2000.
Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL). Pada
tahap multiplikasi, digunakan RAL faktorial dengan dua faktor dimana asal
eksplan (tunas dan daun) sebagai faktor pertama dan perbedaan taraf konsentrasi
BAP (0.0
- 0.4
ppm) sebagai faktor kedua. Pada tahap pengakaran digunakan
RAL satu faktor dimana media pengakaran sebagai faktor pembeda. Pada tahap
aklimatisasi dan pasca aklimatisasi digunakan RAL dua faktor. Faktor pertama
adalah plantlet asal media pengakaran dan faktor kedua adalah media aklimatisasi
dan pasca aklimatisasi.
Penambahan BAP pada media MS meningkatkan multiplikasi tunas pada
semua media dibandingkan dengan media tanpa penambahan BAP pada tunas asal
in vitro.
- - Penambahan
BAP juga
.- .mempengaruhi penakalusan
a.
-eksplan
-.daun dan
~
pembentukan kalus organogenik. Jumlah kalus organogenik ditunjukan oleh
media dengan penambahan BAP 0.3 ppm dan tunas tertinggi dihasilkan oleh
media dengan BAP 0.1 ppm. Pada multiplikasi kalus organogenik, jumlah total
kalus organogenik dan tunas tertinggi pada media dengan penambahan BAP 0.3
PPm.
Pada tahap pengakaran, semua plantlet dalam media menghasilkan akar.
Jumlah akar primer dan sekunder tertinggi masing-masing ditunjukan pada media
MS 0.5 dan MS+IBA 0.1 ppm.Jumlah tunas bam tertinggi selama pengakaran
ditunjukan oleh media MS dan MS+IBA 0.1 ppm.
Pada tahap aklimatisasi, keberhasilan hidup platlet tertinggi ditunjukkan
oleh plantlet asal media pengakaran in vitro MS 0.5. Pertumbuhan terbaik pada
fase pasca aklimatisasi ditunjukan oleh tanaman yang ditanam pada media
kompos. Hal ini ditunjukan oleh jumlah daun dan tinggi tanaman yang lebih
tinggi dari media aranz sekan. Jumlah daun pada bibit yang dihasilkan melalui
kultur in vilro lebih banyak dari bibit yang diperoleh di alam.
MULTIPLIKASI DAN PENGAKARAN
TUNAS IN VITRO TEMPUYUNG (So,tch/~r.c.
nrv~'17si.is
L.)
SERTA PERTUMBUHAN BIBIT PASCA AKLIMATIS AS1
Skripsi Sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh
Husnan
A01495037
JUJlUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTAMAN BOGOR
2000
serta Pertumbuhan Bibit Pasca Aklimatisasi. Dibimbing oleh EIARIYADI dan
DINY DINARTI.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengamh pemberian ZPT BAP
pada beberapa taraf konsentrasi terhadap multiplikasi tunas in vitro tempuyung,
pembentukan plantlet dalam beberapa media pengakaran serta pertumbuhan bibit
pasca aklimatisasi.
Penelitian dilaksanakan di labortatorium Kultur Jaringan dan Rumah Kaca
Jurusan Budidaya Pertanian Institut Pertanian Bogor dari bulan Agustus 1999
sampai dengan Januari 2000.
Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL). Pada
tahap multiplikasi, digunakan RAL faktorial dengan dua faktor dimana asal
eksplan (tunas dan daun) sebagai faktor pertama dan perbedaan taraf konsentrasi
BAP (0.0
- 0.4
ppm) sebagai faktor kedua. Pada tahap pengakaran digunakan
RAL satu faktor dimana media pengakaran sebagai faktor pembeda. Pada tahap
aklimatisasi dan pasca aklimatisasi digunakan RAL dua faktor. Faktor pertama
adalah plantlet asal media pengakaran dan faktor kedua adalah media aklimatisasi
dan pasca aklimatisasi.
Penambahan BAP pada media MS meningkatkan multiplikasi tunas pada
semua media dibandingkan dengan media tanpa penambahan BAP pada tunas asal
in vitro.
- - Penambahan
BAP juga
.- .mempengaruhi penakalusan
a.
-eksplan
-.daun dan
~
pembentukan kalus organogenik. Jumlah kalus organogenik ditunjukan oleh
media dengan penambahan BAP 0.3 ppm dan tunas tertinggi dihasilkan oleh
media dengan BAP 0.1 ppm. Pada multiplikasi kalus organogenik, jumlah total
kalus organogenik dan tunas tertinggi pada media dengan penambahan BAP 0.3
PPm.
Pada tahap pengakaran, semua plantlet dalam media menghasilkan akar.
Jumlah akar primer dan sekunder tertinggi masing-masing ditunjukan pada media
MS 0.5 dan MS+IBA 0.1 ppm.Jumlah tunas bam tertinggi selama pengakaran
ditunjukan oleh media MS dan MS+IBA 0.1 ppm.
Pada tahap aklimatisasi, keberhasilan hidup platlet tertinggi ditunjukkan
oleh plantlet asal media pengakaran in vitro MS 0.5. Pertumbuhan terbaik pada
fase pasca aklimatisasi ditunjukan oleh tanaman yang ditanam pada media
kompos. Hal ini ditunjukan oleh jumlah daun dan tinggi tanaman yang lebih
tinggi dari media aranz sekan. Jumlah daun pada bibit yang dihasilkan melalui
kultur in vilro lebih banyak dari bibit yang diperoleh di alam.
MULTIPLIKASI DAN PENGAKARAN
TUNAS IN VITRO TEMPUYUNG (So,tch/~r.c.
nrv~'17si.is
L.)
SERTA PERTUMBUHAN BIBIT PASCA AKLIMATIS AS1
Skripsi Sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh
Husnan
A01495037
JUJlUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTAMAN BOGOR
2000