2.4.3. PrajuruPengemong Desa
Pakraman
Desa Pakraman dipimpin oleh prajuru desa pakraman. Prajuru desa dipilih dan ditetapkan oleh krama desa pakraman
menurut aturan yang ditetapkan dalam awig-awig desa pakraman masing-masing. Struktur dan susunan prajuru desa pakraman
diatur dalam awig-awig desa pakraman. Prajuru pengemong desa pakraman mempunyai tugas-
tugas sebagi berikut : 1.
Melaksanakan awig-awig desa pakraman. 2.
Mengatur penyelenggaraan upacara keagamaan di desa pakraman, sesuai dengan agama dan tradisi masing-masing.
3. Mengusahakan perdamaian dan penyelesaian sengketa-
sengketa adat. 4.
Mewakili desa pakraman dalam bertindak untuk melakukan perbuatan hukum baik di dalam maupun di luar peradilan atas
persetujuan desa pakraman. 5.
Mengurus dan mengatur pengelolaan harta kekayaan desa pakraman.
6. Membina kerukunan umat beragama dalam wilayah desa
pakraman.
2.4.4. Harta Kekayaan
Desa Pakraman
Harta kekayaan desa pakraman adalah kekayaan yang telah ada maupun yang akan ada, yang berupa harta bergerak dan
tidak bergerak, material dan imaterial serta benda-benda yang bersifat religius magis yang menjadi milik desa pakraman.
Pengelolaan harta kekayaan desa pakraman dilakukan oleh prajuru desa sesuai dengan awig-awig desa pakraman
masing-masing. Setiap pengalihanperubahan status harta kekayaan desa pakraman harus mendapat persetujuan krama
desa. Pengawasan harta kekayaan desa pakraman dilakukan
oleh krama desa pakraman. Tanah adat desa pakraman tidak dapat di sertifikatkan atas nama pribadi.
Desa pakraman memiliki sumber pembiayaan berupa pendapatan desa, bantuan pemerintah dan pemerintah daerah,
pendapatan lain-lain yang sah, sumbangan pihak ketiga dan pinjaman desa.
BAB III METODE PENELITIAN
Metode Penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, karena dalam penelitian ini mengambarkan suatu peristiwa sesuai dengan kenyataan,
18
yaitu tentang pengalihan fungsi tanah adat menjadi obyek pariwisata di Desa Sukowati,
Kecamatan Sukowati, Kabupaten Gianyar, Propinsi Bali.
3.1. Metode Pendekatan
Metode pendekatan yang digunakan adalah yuridis empiris, yaitu dengan melakukan penelitian secara timbal balik antara hukum dengan
lembaga non doktrinal yang bersifat empiris dalam menelaah kaidah-kaidah hukum yang berlaku di masyarakat.
19
Pendekatan yuridis, digunakan untuk menganalisis berbagai peraturan hukum yang mempunyai korelasi dengan pengalihan fungsi tanah adat
menjadi obyek pariwisata di Desa Sukawati, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar.
Sedangkan pendekatan empiris, yaitu upaya kritis untuk menjawab permasalahan dengan mengkajinya tidak semata-mata dari sisi norma hukum
18
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1988, hal.6
19
Ronny Hanitidjo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum Dan Jurimetri, Ghalia Indonesia, Jakarta, Cetelan Kelima, 1994, hal.34