SITI NURHAYATI D1509084

(1)

commit to user

i

PERAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL MENENGAH

DI KOTA SURAKARTA

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokasi Ahli Madya ( A.Md ) Dalam Bidang

Manajemen Administrasi

Oleh : SITI NURHAYATI

NIM : D1509084

PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN ADMINISTRASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVESITAS SEBELAS MARET SURAKARTA


(2)

commit to user


(3)

commit to user


(4)

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama : Siti Nurhayati NIM : D1509084

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir berjudul PERAN

DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM

PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL MENENGAH DI KOTA SURAKARTA adalah betul betul karya sendiri. Hal hal yang bukan karya saya. Dalam tugas akhir tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tugas akhir dan gelar yang saya peroleh dari tugas akhir tersebut.

Surakarta,

Yang Membuat Pernyataan,


(5)

commit to user

v MOTTO

Guna ka n wa ktumu sebaik mungkin, ka rena ma sing-ma sing da ri ka mu ha nya sa tu ka li mela luinya.

( Na poleon )

Kega ga lan a da lah kesempa ta n untuk memula i la gi denga n lebih cerdik.


(6)

commit to user

vi

PERSEMBAHAN Tugas a khir ini penulis persemba hkan kepada :

Ba pa k dan ibu tercinta ya ng tela h menga suh, mendidik da n membimbing penulis sehingga penulis bisa seperti sekar ang ini.

Kaka k-ka kak ku yang tela h mendukung dan memba ntu penulis sela ma penulis menuntut ilmu.

Tema n-teman yang sela lu bersa ma -sa ma ba ik da la m kea daa n suka ma upun duka dan member i sema ngat kepa da penulis.

Kelua rga besa r penulis.

Seseora ng yang selalu memberika n do`a da n dukunga n demi kela ncar a n penulis da lam menyelesa ika n tuga s a khir ini.


(7)

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu`alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini guna memenuhi sebagian persyaratan untun mendapat gelar Ahli Madya.

Penulisan Tugas Akhir ini dapat terlaksana karena adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini, antara lain kepada:

1. Drs. Suryatmojo, M. Si., selaku Dosen pembimbing yang telah

memberikan bantuan dan bimbingan baik berupa ilmu, saran, dan nasihat selama penulisan tugas akhir ini.

2. Prof. Drs. Pawito, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politin Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta staf pengajarnya.

3. Drs. Sudarto, M. Si. selaku Kepala Program Studi Diploma III Manajemen

Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNS.

4. Dra. Kristina Setyowati, M. Si. selaku pembimbing akademik.

5. Segenap karyawan FISIP UNS yang telah membantu kelancaran dalam

pengurusan administrasi.

6. Pimpinan dan seluruh karyawan Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Surakarta yang telah menerima dan membantu penulis dalam melakukan pengamatan.

7. Mbak Prabawati yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan data

selama pengamatan.

8. Ayah dan ibu tersayang yang telah memberikan semua waktunya untuk

mengasuh, membimbing, memberikan dukungan dan semangat baik berupa moril maupun materiil, dan do`a restu, sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di Program Studi Diploma III Manajemen


(8)

commit to user

viii

Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

9. Kakak-kakakku yang selalu memberikan dukungan kepada penulis dalam

melanjutkan pendidikan di Universitas Sebelas Maret Surakarta ini.

10.Sriyono, Okty, Hares, Wawan, Komeng, Edwin, Kenthus, Ike yang

merupakan sahabat akrab penulis.

11.Teman-teman di FISIP, khususnya MA B 2009.

12.Untuk semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis

sebutkan satu-persatu,terima kasih telah membantu terselesaikannya Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari dalam tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari materi pembahasan maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan tugas akhir ini.

Akhir kata penulis berharap dan berdo`a semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua dan semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi kita semua Amin.

Wassalamu`alaikum Wr. Wb.

Surakarta, Penulis


(9)

commit to user

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN ... ii

PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAKSI ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Pengamatan ... 3

D. Manfaat Pengamatan... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Industri Kecil Menengah (IKM) ... 5

B. Pengembangan Lembaga ... 11

C. Kedudukan dan Fungsi DISPERINDAG ... 13

BAB III METODE PENGAMATAN A. Lokasi Pengamatan ... 16

B. Jenis Pengamatan ... 16

C. Sumber Data Pengamatan ... 16

D. Teknik Pengumpulan Data... 18


(10)

commit to user

x BAB IV DESKRIPSI DISPERINDAG

A. Visi dan Misi ... 21 B. Tujuan Pendirian ... 22 C. Struktur Organisasi ... 23 BAB V PEMBAHASAN

A. Peran Disperindag Dalam Pengembangan IKM di Kota Surakarta ... 28 B. Kendala Disperindag Dalam Pengembangan IKM di Kota Surakarta ... 36 BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan...40 B. Saran... 41 DAFTAR PUSTAKA


(11)

commit to user

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1: Struktur Organisasi... 24 Gambar 5.1: Distribusi Pembinaan Sentra IKM Kota Surakarta ... 36


(12)

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1: Data IKM berdasarkan kelompok usaha ... 31 Tabel 5.2: Jumlah kelompok usaha dan unit usaha di Surakarta ... 32 Tabel 5.3: Perkembanga Nilai Investasi... 33


(13)

commit to user

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Contoh Industri Menengah

a. Foto Industri Batik

b. Foto Industri Meubel

2. Contoh Industri Kecil

a. Foto Industri Tempe

b. Foto Industri Tahu

3. Contoh Foto Pelatihan dan pembinaan Jahit

4. Contoh Foto Pelatihan dan pembinaan Kain Parca

5. Contoh Foto Pelatihan dan pembinaan Tenun Lidi


(14)

commit to user

xiv ABSTRAKSI

Siti Nurhayati, D1509084, PERAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL MENENGAH DI KOTA SURAKARTA, Program Studi Manajemen Administrasi, Program Diploma III, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta 2012.

Industri Kecil Menengah (IKM) sebagai salah satu pilar penggerak ekonomi kerakyatan harus mendapatkan pembinaan secara khusus serta bertahap agar terus berkembang. Industri kecil menengah mampu berperan secara efektif dan efisien dalam mengatasi kemiskinan dan pengangguran sehingga mampu berkontribusi besar pada perekonomian nasional. Tanpa ada campur tangan dari Disperindag, industri kecil menengah tidak akan berjalan lancar.

Jenis pengamatan ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam pengamatan ini dilakukan dengan cara wawancara langsung kepada nara sumber dan metode kepustakaan dengan cara mempelajari buku-buku yang ada hubungannya dengan materi pengamatan, sehingga dapat dipercaya kebenarannya. Selain itu juga menggunakan dokumen, buku, dan keterangan lainnya yang berkaitan dengan masalah yang sedang diamati.

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa Perkembangan industri kecil dan Menengah di Kota Surakarta meningkat seiring dengan berkembangnya kebutuhan masyarakat yang lebih bervariatif. Disperindag memberikan pembinaan, pengawasan dan sekaligus sebagai fasilitator terhadap IKM baru. Disperindag melakukan pembinaan terhadap perusahaan-perusahaan industri dalam menyelenggarakan kerja sama yang saling menguntungkan, dan mengusahakan peningkatan serta pengembangan kerja sama tersebut.

Kesimpulan yang didapat dari pengamatan tersebut yaitu Disperindag Kota Surakarta sudah melaksanakan peran tersebut cukup baik sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Saat ini 7 sentra IKM telah dibina oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan, 11 sentra belum mendapat binaan dan mulai tahun 2012 ini sejumlah 5 sentra IKM yang berada diluar binaan dinas menjadi sasaran binaan TPL IKM.

Saran yang bisa diberikan Hendaknya Disperindag lebih aktif dalam meningkatkan pembinaan, penyuluhan dan pendampingan kepada dunia usaha industri kecil menengah sebagai usaha perluasan pangsa pasar. Misalnya pembinaan kepada calon industri kecil menengah bidang industri tekstil yang di bina, dengan memberi pengetahuan cara menjahit dan membordir secara rapi.


(15)

commit to user

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kondisi perekonomian Indonesia sekarang ini masih tertinggal

dibandingkan Negara-negara tetangga. Bahkan sekarang ini Indonesia sekarang ini masih disebut Negara berkembang bukan Negara maju. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pengangguran yang ada di Indonesia dan tingkat kemakmuran rakyat yang masih kurang. Untuk mengatasi hal tersebut maka Indonesia membutuhkan orang-orang yang mapu menciptakan lapangan pekerjaan.

Penciptaan lapangan pekerjaan ini biasanya dengan cara membuka usaha industri. Industri yang dibuat tidak harus dalam skala yang besar, tapi bisa dalam skala kecil ataupun menengah. Sekarang ini industri kecil menengah merupakan usaha yang sangat potensial. Karena banyak orang yang sukses berkat usaha kecil ataupun menengah.Industri kecil menengah biasanya lebih diminati karena tidak memerlukan modal yang besar dan belum banyak pesaingnya. Selain itu dalam menjalankan usahanya industri kecil menengah lebih mudah dan sederhana.

Industri kecil menengah merupakan salah satu penopang perekonomian bangsa. Industri kecil menengah adalah salah satu sumber penghasilan Negara melalui pajak yang dibayarnya. Tidak hanya untuk Negara, industri kecil menengah juga berperan untuk menyerap tenaga kerja untuk mengurangi pengangguran. Selain itu untuk meningkatkan penghasilan masyarakat sehingga kesejahteraan masyarakat bisa bertambah.

Sekarang ini juga di Karesidenan Surakarta juga sudah terdapat industri kecil menengah. Dengan semakin banyaknya industri kecil menengah yang ada di Surakarta ini maka pemerintah kota bisa terbantu dalam mengatasi pengangguran yang ada di Surakarta. Tapi dalam menjalankan usahanya para pelaku indutri kecil menengah masih memilki beberapa hambatan. Hambatan yang dihadapi industry kecil menengah di Surakarta dari mulai adanya usaha untuk meningkatkan


(16)

commit to user

produktivitas dan kemampuannya memanfaatkan secara optimal sumber alam dan daya produksi lainnya yang dapat menjadi penghambat perkembangan industri kecil menengah di Surakarta yang mengakibatkan terpuruknya perkembangan industi kecil menengah di wilayah Surakarta. Pada dasarnya dalam kehidupan perekonomian perkembangan industri menjadi fungsi dari tujuan pokok kesejahteraan rakyat. Bukan sebaliknya, seakan- akan pengembangan industri di jadikan suatu tujuan otonom Surakarta dengan sasaran indutri kecil menengah surakarta agar dapat berkembang guna kepentingan masyarakat surakarta secara menyuluruh.

Untuk mengatasi beberapa hambatan yang dialami industri kecil menengah diatas maka diperlukan peran dari pemerintah. Dalam hal ini yang paling berperan adalah Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG) sebagai salah satu pendorong industri kecil menengah untuk lebih maju dan berkembang. DISPERINDAG dibagi menjadi tiga bidang berdasarkan tugas dan fungsinya yaitu Bidang Perindustrian, bidang perdagangan serta bidang pengawasan dan perlindungan konsumen. Bidang perindustrian bertugas menjalankan kegiatan yang berkaitan dengan sektor industri, sedangkan bidang perdagangan menjalankan kegiatan yang berkaitan dengan sektor perdagangan baik perdagangan dalam negeri maupun perdagangan luar negeri.

Peran disperindag dalam kehidupan sebagaimana kita ketahui sebagai penyerap tenaga kerja, penghasil barang dengan tingkat harga yang terjangkau bagi kebutuhan masyarakat dan penghasil devisa negara yang potensial. Dengan industri kecil menengah yang kuat maka struktur ekonomi akan menjadi kokoh, yang berperan besar dalam peningkatan ekspor dan pengendalian impor, serta tumbuh dan berkembang pada basis kemampuan diri sendiri. Industri kecil menengah memiliki peran strategis dalam pertumbuhan ekonomi nasional terutama untuk penciptaan lapangan usaha dan lapangan kerja.


(17)

commit to user

Industri Kecil Menengah sebagai salah satu pilar penggerak ekonomi kerakyatan harus mendapatkan pembinaan secara khusus serta bertahap agar terus berkembang dan mampu berperan secara efektif dan efisien dalam mengatasi kemiskinan dan pengangguran sehingga mampu berkontribusi besar pada perekonomian nasional. Pengembangan industri kecil Menengah di surakarta dalam rangka pembangunan dilihat sebagai usaha untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia.

Perkembangan pesat IKM yang ada dalam masyarakat tidak terlepas adanya peran DISPERINDAG sebagai lembaga pengawas sekaligus sebagai lembaga yang memfasilitasi IKM. Berdasarkan hal yang telah diuraikan tersebut maka penulis merumuskan judul penulisan PERAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN

PERDAGANGAN DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL

MMENENGAH DI KOTA SURAKARTA.

A. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah di kemukakan pada latar belakang masalah maka perlu di rumuskan permasalahannya agar dapat memperjelas tujuan dari penelitian perumusan masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimanakah peran DISPERINDAG dalam mengembangkan Industri

Kecil Menengah di Kota Surakarta?

2. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi DISPERINDAG dalam

mengembangkan Industri Kecil Menengah di Kota Surakarta?

B. Tujuan Pengamatan

1. Tujuan operasional

Tujuan operasional dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran DISPERINDAG dalam mengembangkan IKM di Kota Surakarta


(18)

commit to user

2. Tujuan Fungisional

Penulis mempunyai tujuan agar hasilnya nanti dapat bermanfaat dan berguna bagi semua pihak yang berkepentingan baik itu sebagai masukan dan

pertimbangan dalam semua kegiatan yang berhubungan dengan

pengembangan IKM di Kota Surakarta.

3. Tujuan Individual

Penelitian ini di gunakan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh sebutan Ahli Madya (Amd) pada Progam Diploma III Manajemen Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

D. Manfaat Pengamatan Manfaat laporan ini adalah

1. Bagi Penulis

a.Untuk memperoleh tambahan ilmu pengetahuan dibidang Industri Kecil

Menengah.

b.Mendapatkan pengalaman sehingga dapat membandingkan teori yang

didapat di bangku perkuliahan dengan kenyataan yang terjadi di dunia kerja perusahaan.

2. Bagi Disperindag

Sebagai masukan kebijaksanaan pengembangan IKM di Kota Surakarta.

3. Bagi Pembaca

Penelitian ini di harapkan dapat dipakai sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut dalam masalah yang sama, sehingga dapat melakukan Penelitian yang lebih baik lagi.


(19)

commit to user

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Industri Kecil Menengah (IKM)

Menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian industri adalah

jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaann

Pengertian Industri menurut Departemen Perindustrian Industri adalah

setengah jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk

(Pasal 1 (2), UU Perindustrian No.5 Tahun 1989). Menurut Poerwodarminto,

-(Poerwodarminto, 1976: 384).

Soekanto memberikan definisi dari konsep industri sebagai berikut: -organisasi produktif yang mempergunakan

memberikan penjelasan bahwa industri ada dua macam yaitu industri basic dan

industri non ba sic, basic

adalah industri yang memproduksi barang-barang dan jasa-jasa konsumsi di luar masyarakat setempat yang bersangkutan dan menghasilkan uang bagi masyarakat -237). Industri non ba sic -barang dan jasa-jasa bagi konsumsi

-237).

Berdasarkan beberapa definisi di atas maka penulis menyimpulkan bahwa

atau jasa dengan menggunakan tenaga manusia dan bantuan teknologi baik yang digunakan untuk konsumsi masyarakat lokal/setempat maupun di luar dari


(20)

commit to user

masyarakat tersebut untuk mendapatkan keuntungan atau pendapatan sehingga

1. Jenis-jenis Industri

Sesuai dengan data yang telah diambil dari www.jenisindustri.com. Ada

beberapa jenis-jenis industri yaitu:

a. Tempat bahan baku

1) Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan baku diambil langsung

dari alam sekitar. Contoh : pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, dan lain-lain.

2) Industri nonekstaktif, adalah industri yang bahan baku didapat dari

tempat lain selain alam sekitar.

3) Industri fasilitatif industri yang produk utamanya adalah berbentuk

jasa yang dijual kepada para konsumennya. Contoh : Asuransi, perbankan, transportasi, ekspedisi, dan lain sebagainya.

b. Besar kecilnya modal

1) Industri padat modal adalah industri yang dibangun dengan modal

yang jumlahnya besar untuk kegiatan operasional maupun pembangunannya.

2) Industri padat karya adalah industri yang lebih dititik beratkan pada

sejumlah besar tenaga kerja atau pekerja dalam pembangunan serta pengoperasiannya.

c. Klasifikasi atau penjenisan (berdasarkan SK Menteri Perindustrian

No.19/M/I/1986)

1) Industri kimia dasar, contohnya seperti industri semen, obat-obatan,

kertas, pupuk, dsb.

2) Industri mesin dan logam dasar, misalnya seperti industri pesawat

terbang, kendaraan bermotor, tekstil, dll.

3) Industri kecil, contoh seperti industri roti, kompor minyak, makanan


(21)

commit to user

4) Aneka industri, misal seperti industri pakaian, industri makanan dan

minuman, dan lain-lain.

d. Jumlah tenaga kerja

1) Industri rumah tangga, adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga

kerja berjumlah antara 1-4 orang.

2) Industri kecil, adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja

berjumlah antara 5-19 orang.

3) Industri sedang atau industri menengah, adalah industri yang jumlah

karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 20-99 orang.

4) Industri besar, adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja

berjumlah antara 100 orang atau lebih.

e. Pemilihan lokasi

1) Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada pasar (ma rket

oriented industry), adalah industri yang didirikan sesuai dengan lokasi potensi target konsumen. Industri jenis ini akan mendekati kantong-kantong di mana konsumen potensial berada. Semakin dekat ke pasar akan semakin menjadi lebih baik.

2) Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada tenaga

kerja/labor (ma n power or iented industry), adalah industri yang berada pada lokasi di pusat pemukiman penduduk karena bisanya jenis industri tersebut membutuhkan banyak pekerja/pegawai untuk lebih efektif dan efisien.

3) Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada bahan baku

(supply oriented industry), adalah jenis industri yang mendekati lokasi di mana bahan baku berada untuk memangkas atau memotong biaya transportasi yang besar.

f. Produktifitas perorangan

1) Industri primer, adalah industri yang barang-barang produksinya

bukan hasil olahan langsung atau tanpa diolah terlebih dahulu. Contohnya adalah hasil produksi pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, dan sebagainya..


(22)

commit to user

2) Industri sekunder, adalah industri yang bahan mentah diolah sehingga

menghasilkan barang-barang untuk diolah kembali. Misalnya adalah pemintalan benang sutra, komponen elektronik, dan sebagainya.

3) Industri tersier, adalah industri yang produk atau barangnya berupa

layanan jasa. Contoh seperti telekomunikasi, transportasi, perawatan kesehatan, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Sesuai dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Industri Kecil dan Menengah (IKM). Pengertian industri kecil yaitu sebagai berikut :

Industri Kecil

yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Industri Kecil sebagaimana dimaksud dalam

Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Industri

usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu

tenaga kerja

5-industri kecil yang menggunakan teknologi tradisional dan 5-industri kecil yang menggunakan teknologi modern. Kriteria Industri kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut:

1.Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus

Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

2.Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu

Miliar Rupiah)

3.Milik Warga Negara Indonesia

4.Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan

yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar


(23)

commit to user

5.Berbentuk usaha orang perorangan , badan usaha yang tidak berbadan

hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.

Sesuai dengan UU No.5 Tahun 1987 pengertian tentang Industri menengah. Pengertian Industri Menengah adalah sebagai berikut:

sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Industri Kecil atau Industri Besar yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima pulu

Industri Menengah sebagaimana dimaksud Inpres No.10 tahun 1998

bersih lebih besar dari Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak sebesar Rp10.000.000.000,00, (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha serta dapat menerima kredit dari bank sebesar Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) s/d

Pada umumnya industri menengah mempunyai ciri-ciri, yaitu telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain, bagian keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi:

1.Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem

akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan

2.Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah


(24)

commit to user

3.Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dll

4.Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan

5.Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan

terdidik.

Jenis atau macam usaha menengah hampir menggarap komoditi dari seluruh sektor mungkin hampir secara merata, yaitu:

1.Industri pertanian, perternakan, perkebunan, kehutanan skala menengah

2.Indsutri perdagangan (grosir) termasuk expor dan impor

3.Indsutri jasa EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut), garment dan jasa

transportasi taxi dan bus antar proponsi

4.Industri makanan dan minuman, elektronik dan logam

5.Industri pertambangan batu gunung untuk kontruksi dan marmer buatan.

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Industri Kecil dan Menengah (IKM) adalah Industri yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 10. 000.000.000,00 ( Sepuluh Milyar Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha industri kecil dan menengah,.

Menurut Kwik Kian Gie, (1997; 265), secara aspek sosial dan politik, industri kecil menengah. Pengertian industri kecil menengah adalah sebagai beriku:

-orang berpenghasilan rendah yang cenderung dilupakan dan diremehkan, tetapi mampu memberi stabilitas untuk ketenangan usaha bagi sektor usaha skala besar, karena antara lain kemampuan menampung tenaga kerja dan

Sektor ini juga merupakan sektor paling merana kemakmuran dan kesejahteraan hidupnya, tetapi bagi bangsa secara keseluruhan, mereka adalah sektor yang mampu berfungsi sebagai peredam, penampung dan penangkal letupan dan ledakan yang secara potensial bisa terjadi dengan meningkatnya pengangguran dari waktu ke waktu.


(25)

commit to user

Industri kecil dan Menengah dapat dikaji melalui klasifikasi di atas, seperti bahan baku, modal, jumlah tenaga kerja, subyek pengelola dan sebagainya. Istilah industri kecil menengah sering diidentikkan dengan semua kegiatan ekonomi manusia yang mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi yang disebut sebagai kegiatan manufaktur (ma nufacturing). Dari pengertian diatas dan perkembangan industri kecil menengah saat ini terlihat bahwa industri kecil memengah hanya menekankan pada kegiatan pengolahan saja, padahal kegiatan industri tidak hanya kegiatan mengolah, namun kegiatan yang terkait langsung dengan produktivitas dan komersial. Dengan kata lain, industri kecil menengah tidak terlepas dari aspek untung rugi yang tentunya terkait pula dengan pengelolaan yang berbasis pada efisiensi dan efektivitas.

B. Pengembangan Lembaga

individu menuju kesempurnaan yang merupakan penyempurnaan dari sifat-sifat

Pengertian Pengembangan Organisasi menurut Warren G. Bennis dalam www.pengembanganorganisasimenurutparaahli.com adalah

kompleks yang diharapkan untk merubah kepercayaan, sikap, nilai, dan susunan organisasi, sehingga organisasi dapat lebih baik dalam menyesuaikan dengan teknologi, pasar dan tantangan yang baru serta

Menurut Richard Beckhard dalam www.definisipengembanganindustri.com

keseluruhan, diurus dari atas meningkatkat efektivitas organisasi melalui pendekatan berencana dengan proses organisasi, dengan memakai pengetahuan

Dari beberapa definisi diatas maka penulis memyimpulkan bahwa Pengembangan organisasi merupakan perubahan perubahan yang terjadi dalam organisasi melalui upaya perbaikan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.


(26)

commit to user

Organisasi yang sehat merupakan suatu suasana yang akan membangkitkan motivasi para pekerjanya dan itu akan meningkatkan kinerja dalam organisasi tersebut. Dibutuhkan strategi dan kreatifitas para pelaku organisasi untuk mengembangkan organisasi tersebut sesuai dengan pencapaian tujuan yang ingin di capai. Karena zaman semakin berkembang, maka organisasi pun harus mengikuti zaman agar mampu mencapai tujuan tersebut dengan efektif dan efisien.

Menurut Undang-undang nomor 9 tahun 1995, pemerintah,dunia usaha dan masyarakat melakukan pengembangan Usaha Kecil Menengah dalam bidang:

1. Produksi dan pengolahan.

Pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat melakukan pengembangan dalam bidang produksi dan pengolahan dengan maksud untuk:

a. Meningkatkan kemampuan manajemen serta teknik produksi dan

pengolahan.

b. Meningkatkan kemampuan rancang bangun dan perekayasaan

c. Memberikan kemudahan dalam pengadaan sarana dan prasarana

produksi dan pengolahan, bahan baku, bahan penolong, dan kemasan.

2. Pemasaran

Pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat melakukan pengembangan dalam bidang pemasaran, baik dalam negeri maupun luar negeri dengan :

a. Melaksanakan penelitian dan pengkajian pemasaran

b. Meningkatkankemampuan manajemen dan teknik pemasaran

c. Menyediakan sarana serta dukungan promosi dan uji coba pasar.

3. Sumber daya manusia

Pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat melakukan pengembangan dalam bidang sumber daya manusia dengan :

a. Memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan

b. Meningkatkan ketrampilan teknis dan manajerial

c. Membentuk dan mengembangkan lembaga pendidikan, pelatihan, dan


(27)

commit to user

d. Menyediakan tenaga penyuluh konsultan industri kecil menengah.

4. Teknologi

Pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat melakukan pengembangan dalam bidang teknologi dengan:

a. Meningkatkan kemampuan dibidang teknologi produksi dan

pengendalian mutu.

b. Meningkatkan kemampuan dibidang penelitian untuk mengembangkan

desain dan teknologi baru.

c. Memberi intensif kepada dunia usaha kecil menengah yang

menerapkan teknologi baru dan melestarikan lingkungan hidup.

d. Meningkatkan kerjasama dan alih teknologi.

e. Meningkatkan kemampuan memenuhi standardisasi teknologi

f. Menumbuhkan dan mengembangkan lembaga penelitian dan

pengembangan di bidang desain dan teknologi bagi usaha kecil menengah.

Pengembangan industri sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kebutuhan masyarakat, baik produsen, distribusi dan konsumen. Melalui ini Disperindag lebih menekankan dengan mengembangkan industri kecil dan industri menengah.

C. Kedudukan dan Fungsi DISPERINDAG

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas umum pemerintah Kota Surakarta pada bidang perindustrian dalam rangka pengembangan perekonomian di Surakarta. Uraian Kedudukan dan Fungsi DISPERINDAG berdasarkan Keputusan Walikota Surakarta No.21 Tahun 2008 tentang kedudukan dan fungsi Disperindag.

Disperindag sangat penting perananannya sebagai unsur pelaksana pemerintah daerah dibidang perindustrian dan perdagangan dalam mengembangkan


(28)

commit to user

perekonomian daerah. Dalam menjalankan perananannya Disperindag mempunyai Kedudukan dan fungsi sebagai berikut:

1. Kedudukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta

Kedudukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Berdasarkan Keputusan Walikota Surakarta No.21 Tahun 2008 tentang Pedoman Uraian Tugas Dinas Perindustrian dan Perdagangan kota Surakarta. Berikut ini adalah kedudukan Disperindag:

a. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta merupakan

unsur pelaksana pemerintah daerah di bidang perindustrian dan Perdagangan.

b. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta dipimpin Oleh

seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertaggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

2. Fungsi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta

Dalam menyelenggarakan tata usaha dinas, menyelenggarakan pembinaan dan bimbingan untuk mengembangkan pengusaha industri, mengembangkan pembinaan perdagangan luar negeri dan dalam negeri, melakukan pengawasan terhadap badan usaha milik daerah, serta perlindungan terhadap konsumen Disperindag mempunyai fungsi sdebagai berikut:

a. Penyelenggaraan Kesekretariatan dinas.

b. Penyusunan rencana progam, pengendalian evaluasi pelaporan.

c. Penyelenggaraan bimbingan terhadap perindustrian

d. Pembinaan dan Pengembangan pengusaha industri menengah, besar,

kecil dan pengendalian pencemaran.

e. Penyelenggaraan perlindungan terhadap konsumen

f. Penyelenggaraan sosialisasi

g. Pembinaan jabatan fungsional

Dalam melaksanakan tugasnya, DISPERINDAG wajib menerapkan prinsip koordinasi, intergrasi dan sinkronisasi baik di lingkungan dinas daerah


(29)

commit to user

masing-masing maupun antar satuan instansi lain di luar dinas daerah yang bersangkutan sesuai dengan tugas masing-masing. Selain kedudukan dan fungsi di atas, DISPERINDAG juga memilki peran dalam pengambangan IKM. Berikut ini

kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya

Surakarta dapat menjadi salah satu sentra Industri Kecil Menengah yang dapat menopang perekonomian masyarakatnya. IKM ini dinilai dapat meningkatkan kesejahteraan warganya sebagai pelaku IKM dan dapat memenuhi kebutuhan hidup. Dari sinilah pemerintah melalui Disperindag (Dinas Perindustrian dan Perdagangan) Surakarta mempunyai peran dalam masyarakat, dengan mencanangkan suatu program untuk meningkatkan IKM khususnya masyarakat Kota Surakarta. Disperindag berperan sebagai fasilitator dalam meningkatkan kebutuhan masyarakat yang semakin bervariasi melalui berbagai macam industri, baik industri kecil maupun industri menengah..


(30)

commit to user

16 BAB III

METODE PENGAMATAN A. Lokasi pengamatan

Penelitian dilakukan di Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta Jl. Yosodipuro No.164. Alasan pemilihan lokasi tersebut diatas karena :

1. Merupakan tempat pelaksanaan Kuliah Kerja Magang penulis

2. Pada lokasi ini tersedia data-data yang dibutuhkan dalam pengamatan dan

penulis mendapatkan ijin untuk melaksanaan penelitian

B. Jenis Pengamatan

Jenis Pengamatan ini mengacu pada sumber data yang digunakan, maka pengamatan yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif adalah pengamatan tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk kata-kata tertulis maupun lisan dari yang disusun dalam kalimat. Misalnya hasil wawancara dari informan. Ciri metode pengamatan deskriptif menurut H.B Sutopo (2002 : 111) yaitu : pengamatan kualitatif studi kasusnya mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai potret kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan studinya.

C. Sumber Data

Untuk mendapatkan suatu laporan pengamatan yang baik dan terarah maka diperlukan data yang lengkap dan relevan dengan persoalan yang dihadapi, sehingga dapat dipercaya kebenarannya.

Sumber data yang digunakan dalam pengamatan ini menurut H.B Sutopo (2002:49-54) adalah :

a. Narasumber (informan)

Dalam pengamatan posisi sumber data manusia sangat penting perannya sebagai individu yang memiliki informasi, sehingga kedudukan


(31)

commit to user

narasumber bukan sebgai responden melainkan sebagai informan. Cara mendapatkan informasi di DISPERINDAG dapat di peroleh dengan:

1. Berbicara langsung dengan Ibu Susi dn Ibu Prabawati selaku staff

DISPERINDAG di bidang Industri Kecil Menengah.

2. Bercakap- cakap dengan beberapa rekan kerja lainnya sebagai

informan yang dapat memberikan yang menunjang.

b. Peristiwa atau aktivitas

Data atau informasi yang dikumpulkan dari peristiwa, aktivitas, atau perilaku di lingkungan DISPERINDAG sebagai sumber data yang berkaitan dengan sasaran pengamatan. Peristiwa sebagai sumber data sangat beragam, bisa aktivitas rutin yang berulang, aktivitas formal ataupun tidak formal, aktivitas yang tertutup ataupun yang terbuka untuk dapat diamati.

c. Tempat atau Lokasi

Tempat atau lokasi yang berkaitan dengan sasaran pengamatan merupakan salah satu jenis sumber data yang dapat dimanfaatkan oleh penulis. Dari pemahaman lokasi dan lingkungannya, penulis bisa secara cermat mengkaji dan secara kritis menarik kemungkinan simpulan yang berkaitan dengan permasalahan pengamatan. Misalnya, pengamatan secara cermat mengenai kondisi dan kelengkapan alat/benda di lokasi tersebut. Tempat atau lokasi dari pengamatan penulisan ini adalah di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta Jl. Yosodipuro No.164.

d. Dokumen dan arsip

Dokumen dan arsip merupakan bahan tertulis yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu, yaitu merupakan rekaman tertulis (bisa berupa gambar atau benda peninggalan yang berkaitan dengan peristiwa tertentu) dan rekaman yang bersifat formal dan terencana dalam organisasi. Banyak peristiwa yang telah lama terjadi bisa diamati dan dipahami atas dasar kajian dari dokumen dan arsip-arsip, baik yang secara langsung ataupun tidak langsung. Sehingga untuk memperoleh data, dapat dilakukan dengan cara membaca, mempelajari buku-buku,


(32)

peraturan-commit to user

peraturan, arsip-arsip, sehingga dokumen-dokumen yang ada pada DISPERINDAG kota Surakarta. Tidak hanya sekedar mencatat apa yang ditulis tetapi juga menggali dan menangkap makna yang tersirat dari dokumen tersebut.

D. Teknik Pengumpulan Data

Kecermatan dalam memilih dan menyusun serta mengumpulkan data sangat berpengaruh kepada obyektifitas hasil penelitian. Penulis dalam usaha memperoleh data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan mengkaji dokumen dan arsip ( H.B. Sutopo, 2002:58-72)

Teknik pengumpulan data dalam pengamatan ini meliputi:

a. Wawancara

Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui wawancara secara langsung dengan responden untuk memperoleh data penunjang yang relevan. Wawancara yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara lisan dengan pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan yang dibahas dalam pengamatan ini, khususnya pada bagian Industri di DISPERINDAG kota Surakarta.

b. Mengkaji Dokumen dan arsip

Untuk memperoleh data yang relevan penulis juga mempelajari dokumen-dokumen dan arsip tentang Pengembangan Industri Kecil Menengah yang ada di DISPERINDAG kota Surakarta.

c. Metode Kepustakaan

Adalah suatu cara pengumpulan data dengan membaca, menelusuri serta menelaah buku pedoman dan buku-buku lainnya, sebagai referensi dan menggali teori-teori yang berkembang yang ada hubungannya dengan materi pengamatan, sehingga dapat dipercaya kebenarannya.


(33)

commit to user

E.Teknik Analisis Data

Dalam proses analisis terdapat tiga komponen utama yang harus dipahami oleh setiap peneliti kualitatif. Ketiga komponen tersebut terlibat dalam proses analisis dan saling berkaitan serta menentukan hasil akhir analisis. Menurut Miles and Hubberman (dalam H.B. Sutopo, 2002: 91-93) tiga komponen tersebut adalah:

a. Reduksi Data

Merupakan komponen pertama dalam analisis yang merupakan proses selektif, pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi data dari pengumpulan data yang berlangsung dengan membuat ringkasan dari catatan data yang diperoleh di lapangan.

b. Penyajian Data

Merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskriptif dalam bentuk narasi yang memungkin simpulan pengamatan dapat dilakukan, sajian ini disusun secara secara logis dan sistematis sehingga mudah dibaca, mudah dipahami. Sajian data ini mengacu pada rumusan masalah yang telah dirumuskan sebagai pertanyaan pengamatan. Dengan melihat penyajian data, penulis akan mengerti apa yang terjadi dan memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu pada analisis data. Sajian data selain dalam bentuk narasi kalimat, juga dapat berbentuk seperti jenis matriks, gambar/skema, dan tabel sebagai pendukung narasinya.

c. Penarikan Kesimpulan

Dalam awal pengumpulan data, peneliti sudah harus mulai mengerti apa arti dari hal hal yang ia temui dengan melakukan pencatatan peraturan- peraturan, pernyataan- pernyataan yang mungkin arahan sebab akibat dan proposisi- proposisi sehingga memudahkan dalam pengambilan kesimpulan.


(34)

commit to user

20 BAB IV

DISKRIPSI DISPERINDAG KOTA SURAKARTA

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta berdiri pada tahun 1950, yang pada saat itu bernama Kantor Pengadaan dan Penyaluran di bawah Departemen Perekonomian Umum yang menangani masalah bidang industri, bidang perdagangan dan bidang koperasi. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta yang mula mula tugasnya mengurus tentang pemberian izin pendirian perusahaan dan usaha dagang, tetapi setelah berjalan 5 (lima) tahun yakni 1955 berganti nama menjadi Kantor Industri Perdagangan dan Koperasi.

Berdasarkan pada Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan

Perdagangan RI Nomor : 814/MPP/Kep/4/1996 tanggal 16 April 1996, kemudian berganti nama menjadi Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Pada surat keputusan tersebut berisi tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Departemen Perindustran Dan Perdagangan Kotamadya Surakarta yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Kantor Wilayah Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kotamadya Surakarta.

Pada waktu otonomi daerah digulirkan pada taahun 2000, Kantor Departemen Perindutrian dan Perdagangan Kotamadya Surakarta mengalami perubahan dan perkembangan dengan berganti nama menjadi Dinas Perindustrian Perdagangan dan Penanaman Modal Kotamadya Surakarta yaitu berdasarkan Keputusan Walikota Surakarta Nomor 6 Tahun 2001, yang berisi tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Kota Surakarta yang termuat dalam Lembaran Daerah Kota Surakarta tahun 2001 Nomor 14 Seri D.12. Kemudian mengalami perubahan dan perkembangan lagi dengan berganti nama menjadi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta yang berdasarkan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta.


(35)

commit to user

A. Visi dan Misi

Sebagai Organisasi yang baik, dalam menjalankan tugasnya Disprindag mempunyai visi dan misi sebagai pedomannya. Visi dan misi Dinas perindustrian dan perdagangan kota Surakarta yaitu:

1. Visi

Terwujudnya Kota Solo sebagai kota perdagangan dan industri yang maju dan berwawasan budaya.

2. Misi

a. Mengembangkan dan meningkatkan ekonomi kerakyatan melalui

pengembangan sektor riil, pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) dengan fasilitas kredit, menuntaskan penataan PKL, melanjutkan program revitalisasi pasar tradisional, meningkatkan kemampuan manajemen pedagang pasar serta mempromosikan keberadaan pasar dan pedagang.

b. Pengembangan budi pekerti, tata krama dan tata nilai budaya jawa

melalui ranah pendidikan, keteladanan, penyelengaraan event-event dan program-program pendukung lainnya.

c. Memperkuat karakter kota dengan aksentuasi jawa dan melestarikan

aset-aset budaya, baik yang tangible (bendawi) maupun intangible (tak bendawi).

d. Meningkatkan pelayanan dan perluasan akses masyarakat di bidang

pendidikan, antara lain dengan program sekolah gratis, sekolah plus, bantuan pendidikan masyarakat, pengembangan sarana dan prasarana pendidikan, meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan.

e. Meningkatkan pelayanan dan perluasan akses masyarakat di bidang

kesehatan, diantaranya melalui program Pelayanan Kesehatan Masyarakat Surakarta (PKMS), meningkatkan kualitas kesehatan bersertifikasi ISO, makin memberdayakan Posyandu Balita dan


(36)

commit to user

Lansia, perbaikan gizi masyarakat serta menekan angka kematian ibu dan bayi.

f. Meningkatkan akses ke lapangan kerja dengan titik berat pada

menciptakan wirausahawan-wirausahawan baru melalui pelatihan, bantuan permodalan dan membangun jejaring pemasaran produk.

g. Membuka lapangan kerja baru dengan menciptakan iklim investasi

yang makin kondusif (Kota Ramah Investasi) dan suasana kota yang aman dan damai.

h. Meningkatkan sarana dan prasarana kota antara lain jalan dan

jembatan, transportasi, air bersih, sanitasi dan drainase, penuntasan pemugaran Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), penertiban hunian tak berizin, pengembangan ruang terbuka hijau dan pengelolaan persampahan.

B. Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Disperindag sangat penting perananannya sebagai unsur pelaksana pemerintah daerah dibidang perindustrian dan perdagangan dalam mengembangkan

perekonomian daerah. Dalam menjalankan perananannya Disperindag mempunyai Kedudukan, tugas dan fungsi sebagai berikut:

3. Kedudukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta

Kedudukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Berdasarkan Keputusan Walikota Surakarta No.21 Tahun 2008 tentang Pedoman Uraian Tugas Dinas Perindustrian dan Perdagangan kota Surakarta. Berikut ini adalah kedudukan Disperindag:

c. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta merupakan

unsur pelaksana pemerintah daerah di bidang perindustrian dan Perdagangan.


(37)

commit to user

d. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta dipimpin Oleh

seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertaggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

4. Tugas Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta

Tugas Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas umum pemerintah Kota Surakarta pada bidang perindustrian dan perdagangandalam rangka pengembangan perekonomian dikota Surakarta.

5. Fungsi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta

Dalam menyelenggarakan tata usaha dinas, menyelenggarakan pembinaan dan bimbingan untuk mengembangkan pengusaha industri, mengembangkan pembinaan perdagangan luar negeri dan dalam negeri, melakukan pengawasan terhadap badan usaha milik daerah, serta perlindungan terhadap konsumen Disperindag mempunyai fungsi sdebagai berikut:

h. Penyelenggaraan Kesekretariatan dinas.

i. Penyusunan rencana progam, pengendalian evaluasi pelaporan.

j. Penyelenggaraan bimbingan terhadap perindustrian

k. Pembinaan dan Pengembangan pengusaha industri menengah, besar,

kecil dan pengendalian pencemaran.

l. Penyelenggaraan perlindungan terhadap konsumen

m. Penyelenggaraan sosialisasi

n. Pembinaan jabatan fungsional

C. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi adalah pedoman pokok yang di gunakan sebagai kerangka dalam melaksanakan suatu organisasi untuk mengetahui status dan kedudukan pegawai. Selain itu, struktur organisasi memberikan informasi tentang tata kerja pegawai sehingga kelancaran jalannya pekerjaan dapat terkoordinasi.


(38)

commit to user

Adapun struktur organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta pada Gambar 4.1

KEPALA DINAS

SUBBAGIAN PERENCANAAN,

EVALUASI DAN PELAPORAN

BIDANG PERDAGANGAN PERLINDUNGAN KONSUMENBIDANG PENGAWASAN DAN BIDANG PERINDUSTRIAN

SEKSI INDUSTRI BESAR DAN MENENGAH

SEKRETARIAT

SUBBAGIAN KEUANGAN

SUBBAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN

SEKSI INDUSTRI KECIL SEKSI PERDAGANGANDALAM NEGERI

SEKSI PERDAGANGAN LUAR NEGERI

SEKSI PENGAWASAN

SEKSI PERLINDUNGAN KONSUMEN

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta.

Struktur organisasi Disperindag terdiri dari beberapa bidang yaitu bidang kesekretariatan, bidang perindustrian, bidang perdagangan, bidang perlindungan, dan pengawasan konsumen. Setiap bidang mempunyai tugas dan fungsinya masing-masing, namun dalam menjalankan tugasnya harus tetap menjalin kerjasama yang baik dalam masing-masing bidang agar tujuan bersama dapat tercapai.


(39)

commit to user

1. Bidang kesekretarian

Bidang kesekretariatan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian. Bidang kesekretariatan mempunyai beberapa Bagian Sekretariat yaitu, Subbagian Perencaan, Evaluasi dan pelaporan , Subbagian Keuangan, Subbagian umum dan kepegawaian.

2. Perindustrian

Bidang perindustrian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang industri kecil dan industri menengah dan besar. Untuk melaksanakan tugasnya bidang perindustrian mempunyai fungsi :

a. Melaksanakan pembinaan dan bimbingan teknis di bidang industri

menengah, besar, dan kecil.

b. Menyelenggarakan pameran dan promosi di bidang industri,

menyelenggarakan pembinaan dan pendampingan keterampilan industri, mengelola magang dan alih teknologi.

c. Menyelenggarakan pembinaan mutu atau kualitas hasil industri sesuai

dengan Estándar Nasional Industri ( SNI ), ISO 9000 dan Gugus Kendali Mutu ( GKM ).

d. Menyelenggarakan pelatihan keterampilan teknik industri meliputi :

Achievement Motivation Training ( AMT ), Creation and Formation of Enterpreneur ( CEFE ) dan kewirausahaan.

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai tugas dan

fungsinya.

Bidang perindustrian terdiri dari :

a. Seksi Industri Kecil mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan

pengembangan industri kecil. Untuk melaksanakan tugasnya Seksi Industri Kecil mempunyai fungsi :


(40)

commit to user

1) Menyusun dan melaksanakan program pembinaan dan pengambangan

industri kecil, menengah dan besar, menyiapkan dan mebina program bapak angkat.

2) Memfasilitasi kegiatan pameran dan promosi bidang industri kecil,

memfasilitasi pembinaan mutu atau kualitas hasil industri kecil, memfasilitasi pelatihan keterampilan teknik industri kecil.

b.Seksi Industri Menengah dan Besar mempunyai tugas melaksanakan

pembinaan dan pengembangan industri menengah dan besar. Untuk melaksanakan tugasnya Seksi Industri Menengah dan Besar mempunyai fungsi :

1) Menyusun dan melaksanakan program pembinaan dan pengambangan

industri menengah dan besar, memfasilitasi program kemitraan antar pengusaha besar, menengah dan kecil dan mengklarifikasi jenis indutri.

2) Memfasilitasi magang dan alih teknologi industri menengah dan

besar, memfasilitasi pembinaan mutu atau kualitas hasil industri menengah dan besar, memfasilitasi pelatihan keterampilan teknik industri menengah serta menyiapkan dan membina program bapak angkat.

3. Perdagangan

Bidang Perdagangan di bagi menjadi 2 seksi yaitu Seksi Perdagangan Luar Negeri dan Seksi Perdagngan Dalam Negeri yang masing- masing di pimpin oleh Kepala Seksi. Adapun tugas masing- masing di tuliskan sebagai berikut :

a. Seksi Perdagangan Dalam negeri mempunyai tugas memberikan

bimbingan teknis pembinaan dan pengembangan perdagangan dalam negeri.

b. Seksi Perdagangan Luar Negeri mempunyai tugas memberikan bimbingan


(41)

commit to user

4. Bidang Pengawasan dan Perlindungan Konsumen

Bidang Pengawasan dan Perlindungan Konsumen mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pengawasan dibidang pengawasan perlindungan konsumen. Dalam

pelaksanaannya Bidang Pengawasan dan Perlindungan Konsumsi terdapat 2 seksi yaitu seksi Pengawasan dan Seksi Perlindungan Konsumen yang masing- masing di pimpin oleh Kepala Seksi.


(42)

commit to user

28 BAB V PEMBAHASAN

Industri kecil menengah di Kota Surakarta berkembang semakin pesat seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat yang bervariatif, seperti industri makanan, industri gerabah, Industri tekstil dan lain lainnya. Hal ini biasa terjadi karena adanya campur tangan Pemerintah (DISPERINDAG) dan keseriusan masyarakat untuk menjadikan industrinya berkembang pesat. Dalam kegiatan tersebut DISPERINDAG mempunyai peran penting yaitu melakukan pembinaan, pengawasan, dan menjadi fasilitator bagi pelaku industri kecil menengah. Kota Surakarta dapat menjadi salah satu sentra IKM yang dapat menopang perekonomian masyarakatnya. IKM ini dinilai dapat meningkatkan kesejahteraan warganya sebagai pelaku IKM dan dapat memenuhi kebutuhan hidup.

A. Peran DISPERINDAG dalam pengembangan Industri kecil dan Menengah di Kota Surakarta

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu staff Dinas Perindustrian

dan Perdagangan kota Surakarta sangat penting peranannya untuk

mengembangkan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara bertahap, mengubah struktur perekonomian kearah yang lebih baik, maju dan lebih seimbang sebagai upaya untuk mewujudkan dasar yang lebih kuat dan lebih luas bagi pertumbuhan ekonomi pada umumnya, serta memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan industri kecil dan menengah pada khususnya. Peran-peran Disperindag tersebut adalah sebagai berikut:

1. Disperindag memberikan binaan terhadap IKM baru

Misalnya: Pada Indutri konveksi dengan mlakukan Perbaikan proses produksi, peningkatan standart produk yang di hasilkan

2. Disperindag melakukan pembinaan terhadap perusahaan- perusahaan


(43)

commit to user

menguntungkan, dan mengusahakan peningkatan serta pengembangan kerja sama tersebut.

Misalnya: Industri kecil dan industri menengah bekerja sama dalam hal bahan baku dan pemasaran yaitu Usaha tenun lidi bekerja sama dengan CV swastama

3. Disperindag melakukan pengembangan dan pengawasan terhadap IKM

Misalnya Apabila terdapat waktu luang, Disperindag melakukan kunjungan ke Industri untuk mengetahui perkembangan dan melakukan pengawasan di berbagai Industri kecil dan menengah.

4. Disperindag juga memfasilitasi IKM

Misalnya Memberikan pelatihan pelatihan, Promosi melalui pameran, dam pemberian bantuan bantuan peralatan produksi.

5. Disperindag mewujudkan perkembangan industri kecil menengah

kearah yang lebih baik, secara sehat dan berhasil guna.

Misalnya membina industri-industri yang sedang mengalami krisis.

6. Disperindag mewujudkan persaiangan yang baik dan sehat serta

mencegah persaingan yang tidak jujur.

Misalnya Dengan menetapkan harga jual produk yang sama di antara anggota kelompok industri. Melalui musyawarah yang di fasilitasi oleh Disperindag.

7. Mencegah pemusatan atau penguasaan industri oleh satu kelompok atau

perorangan dalam bentuk monopoli yang merugikan masyarakat. Misalnya Perluasan kampung batik laweyan yang awalnya hanya berada di kelurahan laweyan menjadi Kecamatan Laweyan.

Salah satu alasan utama DISPERINDAG dalam mengembangkan Industri kecil menengah adalah potensi alamiahnya yang besar dalam memberi andil bagi penyelesaian masalah kesempatan kerja. Alasan tersebut diharapkan dapat semakin memperkuat daya saing IKM yang sumber daya manusianya sebagian besar berpendidikan menengah ke bawah.


(44)

commit to user

Dalam menjalankan perannya untuk mengembangkan IKM di

Surakarta,DISPERINDAG mempunyai beberapa tujuan dalam pengembangan IKM di Surakarta. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu staff perindustrian, tujuan Disperindag dalam mengembangkan IKM dikota Surakarta adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara adil dan

merata dengan memanfaatkan dana, sumber daya alam, dan hasil budidaya serta dengan memperhatikan keseimbangan an kelestarian lingkungan hidup.

b. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara bertahap, mengubah struktur

perekonomian kearah yang lebih baik, maju, sehat, dan lebih seimbang sebagai upaya untuk mewujudkan dasar yang lebih kuat dan luas bagi petumbuhan ekonomi pada umumnya, serta memberikan nilai tambahan bagi pertumbuhan industri pada khususnya.

c. Meningkatkan kemampuan dan penguasaan serta mendorong terciptanya

tekhnologi yang tepat guna dan menumbuhkan kepercayaan terhadap kemampuan dunia usaha nasional.

d. Meningkatkan keikutsertaan masyarakat dan kemampuan golongan

ekonomi lemah, termasuk pengrajin agar berperan serta aktif dalam pengembangan industri.

e. Memperluas dan memeratakan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha

serta meningkatkan peranan koperasi industri.

f. Meningkatkan penerimaan devisa melalui peningkatan ekspor hasil

produksi nasional yang bermutu, di samping penghematan devisa melalui pengutamaan pemakaian hasil produksi dalam negeri, guna mengurangi ketergantungan luar negeri.

g. Mengembangkan pusat pusat pertumbuhan industri yang menunjang


(45)

commit to user

h. Menunjang dan memperkuat stabilitas nasional yang dinamis dalam

rangka memperkokoh ketahanan nasional.

Menurut data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta pada tahun 2011 yang dikirim untuk melengkapi data di BPS, di Kota Surakarta terdapat sebanyak 6.098 unit usaha dengan rincian 55 Industri Besar, 106 Industri Menengah, 1.437 Industri Kecil Formal dan 4.509 Industri Kecil Non Formal.

Tabel 5.1. Data Industri Menengah dan Kecil Berdasarkan Kelompok Usaha di Kota Surakarta Tahun 2011 menurut Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta.

Cabang Industri/ Bidang Usaha Industria l Group

Perusahaan Esta blishment

Tenaga Kerja Ma n Power

(1) (2) (3)

INDUSTRI BESAR/ MENENGAH Industri Logam Mesin Kimia/ Aneka dan Hasil Pertanian dan Kehutanan

Menengah 106 8.159

INDUSTRI KECIL

1. Formal 1.437 27.363

2. Non Formal 4.509 13.152

Jumlah 6.098 57.568


(46)

commit to user

Tabel 5.2. Banyaknya Kelompok Usaha dan Jumlah Unit Usaha Di Kota Surakarta Tahun 2011 menurut Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta.

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta

Berdasarkan data pada Tabel 5.2 , terdapat 32 sentra yang tersebar di Kota Surakarta. Karena keterbatasan tenaga fungsional di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta yang hanya berjumlah 1 orang sehingga sebagian besar sentra-sentra tersebut belum mendapatkan pembinaan secara kontinyu.

Cabang Industri/ Bidang Usaha Industr ia l Gr oup

Jumlah Kelompok (Sentra) Centra l Group Industr y

Jumlah Unit Usaha Number of Esta blisment A. Industri Hasil Pertanian dan

Kehutanan

1. Tahu 2 40

2. Tempe 5 102

3. Krupuk 1 27

4. Karak 1 11

5. Kue Basah 1 34

6. Kusen 2 13

7. Mebel +Bubut Kayu 2 116

8. Sangkar Burung 1 25

B. Industri Logam Mesin Kimia/ Aneka

1. Gitar 1 5

2. Batik 3 118

3. Pakaian Jadi 6 209

4. Kain Perca 1 80

5. Cinderamata 70

6. Sepatu 10

7. Dop 1 21

8. Shutle Cocks 1 50

9. Letter 1 17

10. Dandang Kompor 1 4

11. Timbangan 1 5

12. Las 1 7

13. Sabun 5

14. Madu 1


(47)

commit to user

Sejauh ini dinas hanya memberikan pembinaan berupa pelatihan dan bantuan mesin / peralatan

Tabel 5.3. Perkembangan Nilai Investasi Pada Sektor Industri dan Perdagangan di Kota Surakarta Tahun 2011

Sumber: Dinas Perdagangan dan Perindustrian kota Surakarta

Berdasarkan hasil wawancara dengan staff Perindustrian, Disperindag melakukan beberapa upaya untuk mengembangkan IKM di Surakarta, Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) pada hakekatnya merupakan tanggungjawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Dengan mencermati permasalahan yang dihadapi oleh IKM, maka kedepan perlu diupayakan hal-hal sebagai berikut :

a. Penciptaan Iklim Usaha yang Kondusif Pemerintah perlu mengupayakan

terciptanya iklim yang kondusif antara lain dengan mengusahakan Cabang Industri/ Bidang

Usaha Industria l Group 2010 2011

(1) (2) (3)

INDUSTRI LOGAM, MESIN DAN KIMIA I. FORMAL

1. Skala Besar 16 16

2. Skala Menengah 39 43

3. Skala Kecil 530 569

INDUSTRI ANEKA I. FORMAL

1. Skala Besar 28 29

2. Skala Menengah 45 47

3. Skala Kecil 450 488

INDUSTRI HASIL PERTANIAN I. FORMAL

1. Skala Besar 9 10

2. Skala Menengah 16 16


(48)

commit to user

ketenteraman dan keamanan berusaha serta penyederhanaan prosedur perijinan usaha, keringanan pajak dan sebagainya.

b. Bantuan Permodalan Pemerintah perlu memperluas skim kredit khusus

dengan syarat-syarat yang tidak memberatkan bagi IKM, untuk membantu peningkatan permodalannya, baik itu melalui sektor jasa finansial formal, sektor jasa finansial informal, skema penjaminan, leasing dan dana modal ventura. Pembiayaan untuk Industri Kecil dan Menengah(IKM) sebaiknya menggunakan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang ada, maupun non bank.

c. Perlindungan Usaha Jenis-jenis usaha tertentu, terutama jenis usaha

tradisional yang merupakan usaha golongan ekonomi lemah, harus mendapatkan perlindungan dari pemerintah, baik itu melalui undang -undang maupun peraturan pemerintah yang bermuara kepada saling menguntungkan.

d. Pengembangan Kemitraan Perlu dikembangkan kemitraan yang saling

membantu antara IKM, atau antara IKM dengan pengusaha besar di dalam negeri maupun di luar negeri, untuk menghindarkan terjadinya monopoli dalam usaha. Disamping itu juga untuk memperluas pangsa pasar dan pengelolaan bisnis yang lebih efisien. Dengan demikian IKM akan mempunyai kekuatan dalam bersaing dengan pelaku bisnis lainnya, baik dari dalam maupun luar negeri.

e. Pelatihan Pemerintah perlu meningkatkan pelatihan bagi IKM baik dalam

aspek kewiraswastaan, manajemen, administrasi dan pengetahuan serta keterampilannya dalam pengembangan usahanya. Disamping itu juga perlu diberi kesempatan untuk menerapkan hasil pelatihan di lapangan untuk mempraktekkan teori melalui pengembangan kemitraan rintisan.

f. Membentuk Lembaga Khusus Perlu dibangun suatu lembaga yang khusus

bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan semua kegiatan yang berkaitan dengan upaya penumbuhkembangan IKM dan juga berfungsi untuk mencari solusi dalam rangka mengatasi permasalahan baik internal maupun eksternal yang dihadapi oleh IKM.


(49)

commit to user

g. Memantapkan Asosiasi Asosiasi yang telah ada perlu diperkuat, untuk

meningkatkan perannya antara lain dalam pengembangan jaringan informasi usaha yang sangat dibutuhkan untuk pengembangan usaha bagi anggotanya.

h. Mengembangkan Promosi Guna lebih mempercepat proses kemitraan

antara IKM dengan Industri besar diperlukan media khusus dalam upaya mempromosikan produk-produk yang dihasilkan. Disamping itu perlu juga

diadakan talk show antara asosiasi dengan mitra usahanya.

Mengembangkan Kerjasama yang Setara Perlu adanya kerjasama atau koordinasi yang serasi antara pemerintah dengan dunia usaha (IKM) untuk menginventarisir berbagai isu-isu mutakhir yang terkait dengan perkembangan usaha.

Industri Kecil Menengah juga memberi manfaat sosial yang berarti bagi perekonomian, antara lain sebagai berikut :

1.Industri kecil menegah dapat menciptakan peluang berusaha yang luas

dengan pembiayaan yang relative murah.

2.Industri kecil menengah turut mengambil perananan dalam peningkatan

dan mobilisasi tabungan domestik.

3.Industri kecil menengah mempunyai kedudukan komplementer terhadap

industri besar, karena industri kecil menengah menghasilkan produk yang relatif murah dan sederhana, yang biasanya tidak di hasilkan oleh industri besar.


(50)

commit to user

Gambar 5.1.

Distribusi Pembinaan Sentra IKM Kota Surakarta

Sumber: Dinas Perdagangan dan Perindustrian kota Surakarta.

Hingga saat ini 7 sentra IKM telah dibina oleh Dinas, 11 sentra belum mendapat binaan dan mulai tahun 2012 ini sejumlah 5 sentra IKM yang berada diluar binaan dinas menjadi sasaran binaan TPL IKM.

B. Kendala-kendala DISPERINDAG dalam melaksanakan Pengembangan IKM di Kota Surakarta

Dalam melaksanakan Pengembangan Industri Kecil Menengah di Kota Surakarta DISPERINDAG masih memiki beberapa kendala. Kendala-kendala tersebut diantaranya adalah:

1. DISPERINDAG kurang aktif dalam melaksanakan pembinaan Industri

Kecil Menengah, karena masih banyak IKM yang belum diberi pembinaan.

2. Kurangnya sarana dan prasarana pendukung dalam melaksanakan

penyuluhan dan pembinaan IKM, misalnya jumlah komputer masih terbatas, peralatan industri yang di gunakan praktek dalam peyuluhan masih kurang.


(51)

commit to user

3. Dana yang tersedia masih kurang, sehingga banyak Industri kecil

menengah yang belum bias dijangkau dan dibantu oleh DISPERINDAG.

4. Bantuan peralatan yang diberikan kadang tidak di gunakan.

Meskipun industri kecil menengah selalu diidentikan dengan industri yang dimulai dari keterbatasan modal atau sumber daya, namun perkembangan dan pertumbuhan IKM dari tahun ke tahun menunjukan peningkatan yang cukup bagus. Bahkan saat ini IKM menjadi ujung tombak stabilisator dan penopang pertumbuhan perekonomian Indonesia. Industri kecil menengah meskipun mempunyai potensi didalam menggerakkan pembangunan melalui pemerataan berusaha, industri kecil dan Menengah juga terdapat permasalahan yaitu :

1. Waktu ma rket entry a nd exit relatif singkat

2. Manajemen bersifat manual

3. Produktivitas usaha dan tenaga kerja (umumnya anggota keluarga) rendah

4. Orientasi pasar sangat terbatas

5. Pendidikan rata-rata manajer hanya tingkat Sekolah Dasar

Selain beberapa permasalahan di atas, terdapat permasalahan lain yaitu:

1. Ketergantungan bahan baku impor yang tinggi (diperkirakan 30 60 %).

2. Daya saing industri masih relatif rendah.

3. Struktur industri masih lemah.

4. Penguasaan teknologi pada IKM belum optimal.

5. Ketersediaan tenaga kerja yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan dunia

usaha industri masih rendah.

Berdasarkan pada Rencana Induk Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Tahun 2009 - 2011 terdapat permasalahan eksternal yang antara lain :

1. Banyak pola-pola bantuan teknik yang kurang efektif, antara lain karena

penerapan pola umum tersebut secara atas-bawah (top-down) kurang mempertimbangkan aspek kelayakannya menurut kondisi spesifik obyek


(52)

commit to user

binaan di lapangan, serta kurang konsistennya dukungan sumberdaya dan lemahnya manajemen.

2. Kurangnya pendekatan pemecahan masalah pengembangan secara

komprehensif, dengan konsekwensi pentingnya keterpaduan dalam pelaksanaan.

3. Belum efektifnya mekanisme bawah-atas di lapangan.

4. Banyak program pemberdayaan, khususnya kegiatan pendidikan dan

pelatihan banyak yang kurang memenuhi kebutuhan nyata dari obyek binaan di lapangan.

5. Intervensi pemerintah, termasuk sistim insentif yang ada sering kali

kurang menyentuh kebutuhan sektor riil. Pengembangan sistim insentif baru sering terkendala oleh cara pandang sempit dan kepentingan jangka pendek, serta kekhawatiran akan penyalah-gunaan karena lemahnya aspek pengawasan.

6. Masih adanya keengganan di sebagian masyarakat IKM untuk melakukan

perubahan yang bersifat modernisasi dikarenakan oleh hambatan kultural dan tingkat pendidikan.

7. Sering terlupakannya cara pendekatan rekayasa social dalam melakukan

kegiatan transformasi sosial terhadap obyek binaan (IKM) di daerah.

8. Kurangnya pola pikir konseptual-komprehensif dalam penyusunan

program maupun pemecahan masalah, sehingga banyak langkah pembinaan kurang berhasil-guna.

Apabila dilihat dari permasalahan secara umum tidak terletak pada industri kecil dan menengah, namun terletak pada tingkat pemahaman dari pemerintah atau pemberi bantuan peningkatan industri kecil dan menegah yang tidak sesuai dengan karakteristik dan sifat dari sistem dan mekanisme industri kecil dan menengah tersebut. Oleh karena itu, dalam refleksi dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan menyatakan adanya ketidakpahaman antara pemerintah dengan kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi oleh indsutri kecil dan menengah,


(53)

commit to user

sehingga mengakibatkan bantuan modal dan teknis sering salah sasaran dan tidak dapat menyelesaikan masalah.


(54)

commit to user

40 BAB VI PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan maka penulis dapat menyimpulkan bahwa:

1. Peran DISPERINDAG dalam mengembangkan IKM di Surakarta adalah:

a.Disperindag melakukan pembinaan terhadap perusahaan- perusahaan

industri dalam menyelenggarakan kerja sama yang saling

menguntungkan, dan mengusahakan peningkatan serta pengembangan kerja sama tersebut.

b.Mencegah pemusatan atau penguasaan industri oleh satu kelompok atau

perorangan dalam bentuk monopoli yang merugikan masyarakat.

c.Disperindag memberikan binaan terhadap IKM baru

Misalnya: Pada Indutri konveksi dengan melakukan Perbaikan proses produksi, peningkatan standart produk yang di hasilkan.

d.Disperindag melakukan pembinaan terhadap perusahaan- perusahaan

industri dalam menyelenggarakan kerja sama yang saling

menguntungkan, dan mengusahakan peningkatan serta pengembangan kerja sama tersebut.

2. Kendala DISPERINDAG dalam melakukan pengembangan adalah:

a.DISPERINDAG kurang aktif dalam melaksanakan pembinaan Industri

Kecil Menengah, karena masih banyak IKM yang belum diberi pembinaan.

b.Kurangnya sarana dan prasarana pendukung dalam melaksanakan

penyuluhan dan pembinaan IKM, misalnya jumlah komputer masih terbatas, peralatan industri yang di gunakan praktek dalam peyuluhan masih kurang.

c.Dana yang tersedia masih kurang, sehingga banyak Industri kecil


(55)

commit to user

d.Bantuan peralatan yang diberikan oleh DISPERINDAG terkadang tidak

digunakan.

Saat ini 7 sentra IKM telah dibina oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan, 11 sentra belum mendapat binaan dan mulai tahun 2012 ini sejumlah 5 sentra IKM yang berada diluar binaan dinas menjadi sasaran binaan Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL) IKM.

B.SARAN

Dalam melakukan Pengamatan penulis menemukan beberapa kelemahan dan kendala dalam pengembangan IKM yang telah dilakukan oleh DISPERINDAG Kota Surakarta tersebut. Setelah menemukan hal tersebut penulis mencoba memberikan sedikit saran untuk mengatasi kelemahan dan kendala tersebut.

1. Hendaknya Disperindag lebih aktif dalam meningkatkan pembinaan,

penyuluhan dan pendampingan kepada dunia usaha industri kecil menengah sebagai usaha perluasan pangsa pasar. Misalnya pembinaan kepada calon industri kecil menengah bidang industri tekstil yang di bina, dengan memberi pengetahuan cara menjahit dan membordir secara rapi.

2. Peningkatan sarana pendukung dalam kegiatan pemberian penyuluhan

dan pembinaan industri kecil menengah seperti dana,serta fasilitas-fasilitas pendukung lainnya, misalnya dalam penyempurnaan produk,


(1)

commit to user

Gambar 5.1.

Distribusi Pembinaan Sentra IKM Kota Surakarta

Sumber: Dinas Perdagangan dan Perindustrian kota Surakarta.

Hingga saat ini 7 sentra IKM telah dibina oleh Dinas, 11 sentra belum mendapat binaan dan mulai tahun 2012 ini sejumlah 5 sentra IKM yang berada diluar binaan dinas menjadi sasaran binaan TPL IKM.

B. Kendala-kendala DISPERINDAG dalam melaksanakan

Pengembangan IKM di Kota Surakarta

Dalam melaksanakan Pengembangan Industri Kecil Menengah di Kota Surakarta DISPERINDAG masih memiki beberapa kendala. Kendala-kendala tersebut diantaranya adalah:

1. DISPERINDAG kurang aktif dalam melaksanakan pembinaan Industri

Kecil Menengah, karena masih banyak IKM yang belum diberi pembinaan.

2. Kurangnya sarana dan prasarana pendukung dalam melaksanakan

penyuluhan dan pembinaan IKM, misalnya jumlah komputer masih terbatas, peralatan industri yang di gunakan praktek dalam peyuluhan masih kurang.


(2)

commit to user

3. Dana yang tersedia masih kurang, sehingga banyak Industri kecil

menengah yang belum bias dijangkau dan dibantu oleh DISPERINDAG.

4. Bantuan peralatan yang diberikan kadang tidak di gunakan.

Meskipun industri kecil menengah selalu diidentikan dengan industri yang dimulai dari keterbatasan modal atau sumber daya, namun perkembangan dan pertumbuhan IKM dari tahun ke tahun menunjukan peningkatan yang cukup bagus. Bahkan saat ini IKM menjadi ujung tombak stabilisator dan penopang pertumbuhan perekonomian Indonesia. Industri kecil menengah meskipun mempunyai potensi didalam menggerakkan pembangunan melalui pemerataan berusaha, industri kecil dan Menengah juga terdapat permasalahan yaitu :

1. Waktu ma rket entry a nd exit relatif singkat

2. Manajemen bersifat manual

3. Produktivitas usaha dan tenaga kerja (umumnya anggota keluarga) rendah

4. Orientasi pasar sangat terbatas

5. Pendidikan rata-rata manajer hanya tingkat Sekolah Dasar

Selain beberapa permasalahan di atas, terdapat permasalahan lain yaitu:

1. Ketergantungan bahan baku impor yang tinggi (diperkirakan 30 60 %).

2. Daya saing industri masih relatif rendah.

3. Struktur industri masih lemah.

4. Penguasaan teknologi pada IKM belum optimal.

5. Ketersediaan tenaga kerja yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan dunia

usaha industri masih rendah.

Berdasarkan pada Rencana Induk Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Tahun 2009 - 2011 terdapat permasalahan eksternal yang antara lain :

1. Banyak pola-pola bantuan teknik yang kurang efektif, antara lain karena

penerapan pola umum tersebut secara atas-bawah (top-down) kurang mempertimbangkan aspek kelayakannya menurut kondisi spesifik obyek


(3)

commit to user

binaan di lapangan, serta kurang konsistennya dukungan sumberdaya dan lemahnya manajemen.

2. Kurangnya pendekatan pemecahan masalah pengembangan secara

komprehensif, dengan konsekwensi pentingnya keterpaduan dalam pelaksanaan.

3. Belum efektifnya mekanisme bawah-atas di lapangan.

4. Banyak program pemberdayaan, khususnya kegiatan pendidikan dan

pelatihan banyak yang kurang memenuhi kebutuhan nyata dari obyek binaan di lapangan.

5. Intervensi pemerintah, termasuk sistim insentif yang ada sering kali

kurang menyentuh kebutuhan sektor riil. Pengembangan sistim insentif baru sering terkendala oleh cara pandang sempit dan kepentingan jangka pendek, serta kekhawatiran akan penyalah-gunaan karena lemahnya aspek pengawasan.

6. Masih adanya keengganan di sebagian masyarakat IKM untuk melakukan

perubahan yang bersifat modernisasi dikarenakan oleh hambatan kultural dan tingkat pendidikan.

7. Sering terlupakannya cara pendekatan rekayasa social dalam melakukan

kegiatan transformasi sosial terhadap obyek binaan (IKM) di daerah.

8. Kurangnya pola pikir konseptual-komprehensif dalam penyusunan

program maupun pemecahan masalah, sehingga banyak langkah pembinaan kurang berhasil-guna.

Apabila dilihat dari permasalahan secara umum tidak terletak pada industri kecil dan menengah, namun terletak pada tingkat pemahaman dari pemerintah atau pemberi bantuan peningkatan industri kecil dan menegah yang tidak sesuai dengan karakteristik dan sifat dari sistem dan mekanisme industri kecil dan menengah tersebut. Oleh karena itu, dalam refleksi dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan menyatakan adanya ketidakpahaman antara pemerintah dengan kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi oleh indsutri kecil dan menengah,


(4)

commit to user

sehingga mengakibatkan bantuan modal dan teknis sering salah sasaran dan tidak dapat menyelesaikan masalah.


(5)

commit to user

40

BAB VI PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan maka penulis dapat menyimpulkan bahwa:

1. Peran DISPERINDAG dalam mengembangkan IKM di Surakarta adalah:

a.Disperindag melakukan pembinaan terhadap perusahaan- perusahaan

industri dalam menyelenggarakan kerja sama yang saling

menguntungkan, dan mengusahakan peningkatan serta pengembangan kerja sama tersebut.

b.Mencegah pemusatan atau penguasaan industri oleh satu kelompok atau

perorangan dalam bentuk monopoli yang merugikan masyarakat.

c.Disperindag memberikan binaan terhadap IKM baru

Misalnya: Pada Indutri konveksi dengan melakukan Perbaikan proses produksi, peningkatan standart produk yang di hasilkan.

d.Disperindag melakukan pembinaan terhadap perusahaan- perusahaan

industri dalam menyelenggarakan kerja sama yang saling

menguntungkan, dan mengusahakan peningkatan serta pengembangan kerja sama tersebut.

2. Kendala DISPERINDAG dalam melakukan pengembangan adalah:

a.DISPERINDAG kurang aktif dalam melaksanakan pembinaan Industri

Kecil Menengah, karena masih banyak IKM yang belum diberi pembinaan.

b.Kurangnya sarana dan prasarana pendukung dalam melaksanakan

penyuluhan dan pembinaan IKM, misalnya jumlah komputer masih terbatas, peralatan industri yang di gunakan praktek dalam peyuluhan masih kurang.

c.Dana yang tersedia masih kurang, sehingga banyak Industri kecil


(6)

commit to user

d.Bantuan peralatan yang diberikan oleh DISPERINDAG terkadang tidak

digunakan.

Saat ini 7 sentra IKM telah dibina oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan, 11 sentra belum mendapat binaan dan mulai tahun 2012 ini sejumlah 5 sentra IKM yang berada diluar binaan dinas menjadi sasaran binaan Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL) IKM.

B.SARAN

Dalam melakukan Pengamatan penulis menemukan beberapa kelemahan dan kendala dalam pengembangan IKM yang telah dilakukan oleh DISPERINDAG Kota Surakarta tersebut. Setelah menemukan hal tersebut penulis mencoba memberikan sedikit saran untuk mengatasi kelemahan dan kendala tersebut.

1. Hendaknya Disperindag lebih aktif dalam meningkatkan pembinaan,

penyuluhan dan pendampingan kepada dunia usaha industri kecil menengah sebagai usaha perluasan pangsa pasar. Misalnya pembinaan kepada calon industri kecil menengah bidang industri tekstil yang di bina, dengan memberi pengetahuan cara menjahit dan membordir secara rapi.

2. Peningkatan sarana pendukung dalam kegiatan pemberian penyuluhan

dan pembinaan industri kecil menengah seperti dana,serta fasilitas-fasilitas pendukung lainnya, misalnya dalam penyempurnaan produk,