Model  pertumbuhan  neoklasik  selanjutnya  yaitu  model  pertumbuhan neoklasik  Solow.  Pada  intinya,  model  ini  merupakan  pengembangan  dari
formulasi Harrod-Domar dengan menambahkan faktor kedua, yakni tenaga kerja, serta  memperkenalkan  variabel  independen  ketiga,  yaitu  teknologi  ke  dalam
persamaan  pertumbuhan.  Berbeda  dengan  model  Harrod -Domar  yang mengasumsikan  skala  hasil tetap constant return to  scale dengan  koefisien  baku,
model  pertumbuhan  neo  klasik  Solow  berpegang  pada  konsep  skala  hasil  yang terus  berkurang diminishing  returns dari  input  tenaga  kerja  dan  modal  keduanya
dianalisis  secara  terpisah;  keduanya  dianalisis  secara  bersamaan  atau  sekaligus, Solow  juga  memakai  asumsi  skala hasil  tetap  tersebut  Todaro    Smith,
2006.Kemajuan  teknologi  ditetapkan  sebagai  faktor  residu  untuk  menjelaskan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang, dan tinggi rendahnya pertumbuhan
itu sendiri oleh Solow maupun para teoritisi lainnya diasumsikan bersifat eksogen atau tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Dalam bentuk yang lebih formal,
model  pertumbuhan  neo  klasik  Solow  memakai  fungsi  produksi  agregat standar,yakni:
= ................................................................................... 2.2
2.1.3 Teori Pembangunan
Pembangunan  ekonomi  memiliki  pengertian  yang  sangat luas. Menurut akademis ilmu ekonomi, secara tradisional pembangunan dipandang sebagai suatu
fenomena  ekonomi  diukur  berdasarkan  tingkat  pertumbuhan  ekonomi. Perspektifmengenai  tujuan  dan  makna  pembangunan  kemudian  berkembang
menjadi  lebih  luas  lagi.  Pada  hakekatnya pembangunan  harus  mencerminkan perubahan total suatu masyarakat atau penyesuaian sistem sosial secara keseluruhan
tanpa  mengebaikan keragaman  kebutuhan  dasar  dan  keinginan  individual maupun  kelompok  sosialyang  ada  di  dalamnya  untuk  bergerak  maju  menuju
suatu  kehidupan  yang  serbalebih baik secara materil dan spritual. Pembangunan ekonomi  tidak  hanya  diukur  oleh  PDRB  perkapita  atau  PDRB  tetapi  juga  harus
melihat  indikatorlain  yang  dapat  mempengaruhi  pembangunan  pada  wilayah tersebut  seperti ketenagakerjaan,  pendidikan,  distribusi  pendapatan  dan  jumlah
penduduk  miskin didaerah  tersebut.  Hal  ini  sesuai  dengan  paradigma pembangunan modern yang lebih mengedepankan untuk pengentasan kemiskinan
dan  penurunan  ketimpangandistribusi  pendapatan,  serta  penurunan  tingkat pengangguran Todaro dan Smith, 2006.
Jhinghan 2010 mengajukan beberapa persyaratan pembangunan ekonomi yaitu:
1. Pembangunan  harus  bertumpu pada  kemampuan  perekonomian
dalam negeridaerah.  Hasrat  untuk  memperbaiki  nasib  dan prakarsa  untuk menciptakan  kemajuan  materil  harus  muncul  dari
masyarakat. 2.
Menghilangan kesempurnaan
pasar. Ketidaksempurnaan
pasar menyebabkan  immobilitas  faktor  dan  menghambat  ekspansi sektoral dan pembangunan.
3. Perubahan  struktural,  artinya  peralihan  dari  masyarakat
pertanian tradisional  menjadi  industri  yang  ditandai  oleh  meluasnya sektor sekunder dan tersier serta menyempitnya sektor primer.
4. Pembentukan modal, merupakan faktor penting dan strategis dalam
pembangunan ekonomi.
5. Kriteria  investasi  yang  tepat,  memiliki  tujuan  untuk  melakukan
investasi yang  paling  menguntungkan  masyarakat  tetapi  tetap
mempertimbangkan dinamika perekonomian. 6.
Persyaratan  sosio-budaya.  Wawasan  sosio-budaya  serta  organisasi harus dimodifikasi sehingga selaras dengan pembangunan.
7. Administrasi.
Alat untuk
perlengkapan administratif
untuk perencanaan.
Menurut Rostow 1960 pembangunan  ekonomi merupakan suatu proses multidimensional  yang  menyebabkan  perubahan  kerakteristik  penting  suatu
masyarakat,  misalnya  perubahan  keadaan  sistem  politik,  struktur  sosial,  sistem nilai  dalam  masyarakat  dan  struktur  ekonominya.  Rostow  membedakan  proses
pembangunan  menjadi  lima  tahap  yaitu:  masyarakat  tradisional,  prasyarat  untuk tinggal  landas,  tinggal  landas  menuju  pendewasaan  dan  masa  konsumsi  tinggi
Arsyad, 1999.
2.1.4 Teori Pertumbuhan Ekonomi Regional