2 Kemungkinan untuk bersatu dengan manusia lain bermasyarakat. 3 Keinginan untuk bersatu dengan lingkungan hidupnya.
4 Dengan bermasyarakat kemungkinan untuk mempertahankan diri dalam
menghadapi kekuatan alam, binatang dan kelompok lain lebih besar. 5 Secara naluriah manusia mengembangkan keturunan melalui keluarga yang
merupakan kesatuan masyarakat yang terkecil. 6 Manusia mempunyai kecenderungan sosial, yaitu seluruh tingkah laku yang
berkembang akibat interaksi sosial atau hubungan antar manusia. Dalam hidup bermasyarakat, kebutuhan dasar kejiwaan ingin tahu, meniru,
dihargai, menyatakan rasa haru dan keindahan, serta memuja tertampung dalam hubungan antar manusia, baik antar individu maupun kelompok.
Adapun pembentukan masyarakat Islam pertama adalah yang ditumbuhkan oleh Rasulullah saw, dimana agama Islam diterapkan dengan
lengkap dan ditegakkan juga dua pola hubungan yaitu hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia. Dalam hubungan itu ada
keseimbangan dalam mengintregasikan kedua pola hubungan itu, sehingga berlangsung harmoni antara jasmani dan rohani, tujuan dunia dan akhirat,
ibadah dan muamalat, antara agama dan kebudayaan. Harmoni itu mewujudkan salam.
Masyarakat Islam yang pertama ini mengimplementasikan Al-Qur’an dalam kehidupannya dengan berpedoman pada sunnah dan hadits.
Pembentukan masyarakat-masyarakat Islam selanjutnya dalam ruang yang berbeda dan waktu yang berbeda mengulang kembali pola pembentukan
yang pertama ini dengan bentuk lain sesuai dengan situasi dan kondisi menurut ruang dan waktunya. Perwujudan Al-Qur’an dalam kehidupan masyarakat
Islam tetap berpedoman pada sunnah dan hadits dan ijtihad sebagai penyusun peraturan untuk melaksanakan perpaduan itu. Dan dalam tiap masyarakat itu
menjadikan masjid sebagai lembaga pusat kehidupannya.
8
D. Ciri-ciri Masyarakat Adapun ciri-ciri masyarakat secara umum sebagai berikut:
9
1 Interaksi antar warga.
8
Sidi Gazalba, Masyarakat Islam, 122.
9
Syafrudin, Sosial Budaya Dasar Jakarta: TIM, 2009, 36
2 Adat istiadat, norma hokum dan aturan khas yang mengatur seluruh penduduk warga kota atau desa.
3 Satuan komunitas dalam wilayah. 4 Satuan rasa identitas kuat yang mengikat semua warga.
Adapun karakteristik masyarakat muslim, masyarakat yang ideal menurut alqur’an adalah sebagai berikut:
1
Masyarakat yang sepenuhnya dilandasi dengan keimanan yang kokoh. Keimanan itu berfungsi sebagai pendorong sekaligus penyeimbang
dalam segala proses kemajuan yang terjadi dalam masyarakat. Disamping itu, dengan keimanannya masyarakat tersebut akan
mencapai kemuliaan dari ketinggian. 2 Masyarakat dimana masing-masing bekerja sama untuk saling
memerintah kepada yang ma’ruf atau segala bentuk kebaikan. 3 Masyarakat dimana para anggotanya senantiasa berikhtiar untuk
mencegah setiap kemungkaran. 4 Masyarakat dimana setiap anggotanya menjadikan musyawarah sebagai
salah satu pilar penyangga kehidupan masyarakat. 5 Masyarakat yang menegakkan nilai-nilai keadilan sebagai bagian dari
yang ma’ruf. 6 Masyarakat dimana didalamnya tercipta persaudaraan sesama warga.
Persaudaraan tersebut bukan hanya sebatas sesama muslim, tetapi mencakup persaudaraan sebangsa dan seketurunan dan persaudaraan
antara sesama muslim.
E. Teori-teori Masyarakat
Sejarah perkembangan masyarakat adalah sejarah adanya manusia dan peradaban. Karena itu, bagaimana hakikat bentuknya masyarakat hak dapat
dipisahkan dengan usaha untuk mengerti peranan manusia itu didalam masyarakat. Manusia adalah subjek dalam masyarakat. Jadi uraian tentang
masyarakat pasti dihubungkan dengan fungsi dan kedudukan manusia didalam masyarakat. Teori-teori tentang hakikat masyarakat yang berkembang dan
dianut dunia pada umurnya hingga dewasa itu adalah
10
: 1 Teori Atomistik
Kebersamaan sosial masyarakat adalah hasil kemauan sukarela warga masyarakat untuk melakukan interaksi untuk tujuan kesejahteraan.
10
Mohammad Noor Syam, Filsafat Kependidikan dan Dasar Filsafat Kependidikan Pancasila, Surabaya: Usaha Nasional, 2004,
187.
Masyarakat adalah perwujudan cita-cita, persamaan yang terdapat dalam hak-hak asasi mereka. Tanpa asas-asas kemerdekaan dan nilai-nilai hak-
hak asasi individu, akan terjadi disintegrasi sosial, disharmonis yang mengancam eksintensis masyarakat. Prinsip-prinsip tata kehidupan sosial
menurut teori otomistik pasti berlandaskan nilai-nilai demokrasi. Manusia sebagai individu merupakan pusat orientasi, sebab manusia adalah subjek
di dalam masyarakat bahkan pada sebagian penganut teori ini masyarakat adalah tujuan hidup yang utama.
11
2 Teori Organisme Pada dasarnya setiap individu berkembang di dalam masyarakat.
Manusia lahir dalam suatu keluarga bukanlah atas kehendak dan pilihan bebas melainkan berlangsung secara kodrati, dengan perkataan lain
manusia lahir tanpa pilihan dimana, dalam masyarakat yang bagaimana, dan dalam keluarga apa ia harus lahir.
Prinsip pelaksanaan pola-pola kehidupan di dalam masyarakat menurut teori organisme adalah Bahwa kekayaan dan kehendak
masyarakat sebagai lembaga diatas hak, kepentingan, keinginan, cita-cita dan kekuasaan individu.
Lembaga masyarakat yang meliputi seluruh bangsa, nasional yang bersifat totaliter, pendidikan berfungsi mewujudkan warga negara yang
ideal. 3 Teori Integralistik
Menurut teori ini masyarakat dianggap sebagai suatu lembaga yang mencerminkan kebersamaan sebagai suatu totalitas, namun tak
dapat diingkari realita manusia sebagai pribadi. Sebaiknya manusia selalu ada didalam kebersamaan didalam masyarakat. Adanya pribadi di dalam
masyarakat sama dengan adanya suatu masyarakat.
12
Adapun teori-teori masyarakat yang dikembangkan Darwin teori Darwinisme ada empat kelas, yaitu
13
: a Teori Naluri kecenderungan biologis
b Teori Ras c Teori Determinisme
d Teori Evolusi
11
Ibid; 189.
12
Ibid; 190.
13
K.J Veeger, Realitas Sosial, Jakarta, IKAPI, 2001, 48.
F. Konsep Masyarakat Perspektif Filsafat Pendidikan Islam