HUBUNGAN TEMAN SEBAYA DAN CITRA TUBUH TERHADAP STATUS GIZI WANITA USIA SUBUR PRANIKAH DI MAN 1 LAMPUNG TENGAH KECAMATAN TERBANGGI BESAR, KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

ABSTRACT

The Relationship of Peer Influence and Body Image to Nutritional Status of
Premarital Reproductive Age Women at MAN 1 Central Lampung,
Terbanggi Besar, Lampung Tengah
By

Sutria Nirda Syati

Background: Based on Riskesdas 2013, the prevalence of overweight and
emaciation on reproductive age women 16-18 years was 1.4% rose to 7.3%. and
8.9% rose to 9.4% respectively. Nutritional status issues could be affected by
body image and peer influence.
Objective: To determine the relationship of peer influence to the nutritional status
and the relationship of body image to nutritional status.
Method: This study was a cross sectional study conducted in October-November
2016 at MAN 1 of Central Lampung. Respondents was reproductive age women
on range of 15-18 years old, able to communicate, unmarried, has no chronic
illness, and not pregnant. The total of respondents were 115 students that obtained
by unpaired categorical comparative analytic formula. The variables were body
image, peer influence, and nutritional status. Body image was measured by Body

Shape Questionnaire, peers influence was measured by Peer Influence Scale and
nutritional status was obtained from body mass index. The data were analyzed in
univariate and bivariate by using Chi Square and Fisher Exact.
Results: Based on univariate analysis, the results were 64.3% of respondents with
normal nutritious, 22.6% with over nutritious and 13.1% with less nutritious. On
body image analysis found 73.9% of respondents feeling satisfied and 26.1%
unsatisfied. On peers influence analysis found 89.4% of respondents were not
influenced and 10.4% of respondents were influenced. Based on bivariate
analysis, there was relationship between body image and nutritional status (p =
0.001), while there wasn’t relationship between peer influence and nutritional
status (p = 0.517).
Conclusion: There was a significant relationship between body image on the
nutritional status of women of prenuptial childbearing women, whereas there was
no significant relationship between peers on the nutrional status.

Keywords: Body image, nutritional status, peers influence

ABSTRAK

Hubungan Teman Sebaya dan Citra Tubuh terhadap Status Gizi Wanita

Usia Subur Pranikah di MAN 1 Lampung Tengah
Oleh

Sutria Nirda Syati

Latar Belakang: Berdasarkan Riskesdas 2013, prevalensi kegemukan dan
kekurusan pada wanita usia subur (WUS) berumur 16-18 tahun mengalami
kenaikan dari 1,4% menjadi 7,3% pada kegemukan dan 8,9% menjadi 9,4% pada
kekurusan. Hal ini terjadi karena terdapat faktor yang dapat mempengaruhi status
gizi yaitu citra tubuh dan teman sebaya.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan teman sebaya terhadap status gizi dan
hubungan citra tubuh terhadap status gizi.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian dengan disain cross sectional yang
dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2016 di MAN 1 Lampung Tengah.
Responden merupakan WUS dengan rentang usia 15-18 tahun, belum menikah,
dapat berkomunikasi dengan baik, tidak menderita penyakit kronis dan tidak
hamil. Responden berjumlah 115 responden yang didapatkan dengan rumus
analitik komparatif kategorik tidak berpasangan. Pada penelitian ini terdapat 3
variabel yaitu citra tubuh, teman sebaya, dan status gizi. Variabel citra tubuh
diukur dengan Body Shape Questionnaire-34, variabel teman sebaya diukur

dengan Peer Influence Scale, dan variabel status gizi diukur dengan indeks masa
tubuh. Data yang terkumpul dianalisis secara univariat dan bivariat dengan Chi
Square dan Fisher Exact.
Hasil: Berdasarkan analisis univariat didapatkan gambaran status gizi sebanyak
64.3% bergizi normal, 22.6% bergizi lebih dan 13.1% bergizi kurang. Pada
gambaran citra tubuh, didapatkan 73.9% puas dan 26.1% tidak puas. Pada
gambaran teman sebaya didapatkan 89.4% tidak berpengaruh dan 10.4%
berpengaruh. Berdasarkan analisis bivariat, terdapat hubungan antara citra tubuh
dan status gizi (p = 0.001) dan tidak terdapat hubungan antara teman sebaya dan
status gizi (p = 0.517).
Simpulan: Terdapat hubungan bermakna antara citra tubuh terhadap status gizi
wanita usia subur pranikah, sedangkan tidak terdapat hubungan bermakna antara
teman sebaya terhadap status gizi.
Kata kunci: Citra tubuh, status gizi, teman sebaya




HUBUNGAN TEMAN SEBAYA DAN CITRA TUBUH TERHADAP STATUS GIZI
WANITA USIA SUBUR PRANIKAH DI MAN 1 LAMPUNG TENGAH

KECAMATAN TERBANGGI BESAR, KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

(Skripsi)

Oleh
SUTRIA NIRDA SYATI

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017

HUBUNGAN TEMAN SEBAYA DAN CITRA TUBUH TERHADAP STATUS
GIZI WANITA USIA SUBUR PRANIKAH DI MAN 1 LAMPUNG
TENGAH, KECAMATAN TERBANGGI BESAR,
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH



Oleh

Sutria Nirda Syati


Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA KEDOKTERAN
Pada
Program Studi Pendidikan Dokter Umum
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung








PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG
2017

ABSTRACT

The Relationship of Peer Influence and Body Image to Nutritional Status of
Premarital Reproductive Age Women at MAN 1 Central Lampung,
Terbanggi Besar, Lampung Tengah
By

Sutria Nirda Syati

Background: Based on Riskesdas 2013, the prevalence of overweight and
emaciation on reproductive age women 16-18 years was 1.4% rose to 7.3%. and
8.9% rose to 9.4% respectively. Nutritional status issues could be affected by
body image and peer influence.
Objective: To determine the relationship of peer influence to the nutritional status
and the relationship of body image to nutritional status.
Method: This study was a cross sectional study conducted in October-November
2016 at MAN 1 of Central Lampung. Respondents was reproductive age women

on range of 15-18 years old, able to communicate, unmarried, has no chronic
illness, and not pregnant. The total of respondents were 115 students that obtained
by unpaired categorical comparative analytic formula. The variables were body
image, peer influence, and nutritional status. Body image was measured by Body
Shape Questionnaire, peers influence was measured by Peer Influence Scale and
nutritional status was obtained from body mass index. The data were analyzed in
univariate and bivariate by using Chi Square and Fisher Exact.
Results: Based on univariate analysis, the results were 64.3% of respondents with
normal nutritious, 22.6% with over nutritious and 13.1% with less nutritious. On
body image analysis found 73.9% of respondents feeling satisfied and 26.1%
unsatisfied. On peers influence analysis found 89.4% of respondents were not
influenced and 10.4% of respondents were influenced. Based on bivariate
analysis, there was relationship between body image and nutritional status (p =
0.001), while there wasn’t relationship between peer influence and nutritional
status (p = 0.517).
Conclusion: There was a significant relationship between body image on the
nutritional status of women of prenuptial childbearing women, whereas there was
no significant relationship between peers on the nutrional status.

Keywords: Body image, nutritional status, peers influence


ABSTRAK

Hubungan Teman Sebaya dan Citra Tubuh terhadap Status Gizi Wanita
Usia Subur Pranikah di MAN 1 Lampung Tengah
Oleh

Sutria Nirda Syati

Latar Belakang: Berdasarkan Riskesdas 2013, prevalensi kegemukan dan
kekurusan pada wanita usia subur (WUS) berumur 16-18 tahun mengalami
kenaikan dari 1,4% menjadi 7,3% pada kegemukan dan 8,9% menjadi 9,4% pada
kekurusan. Hal ini terjadi karena terdapat faktor yang dapat mempengaruhi status
gizi yaitu citra tubuh dan teman sebaya.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan teman sebaya terhadap status gizi dan
hubungan citra tubuh terhadap status gizi.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian dengan disain cross sectional yang
dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2016 di MAN 1 Lampung Tengah.
Responden merupakan WUS dengan rentang usia 15-18 tahun, belum menikah,
dapat berkomunikasi dengan baik, tidak menderita penyakit kronis dan tidak

hamil. Responden berjumlah 115 responden yang didapatkan dengan rumus
analitik komparatif kategorik tidak berpasangan. Pada penelitian ini terdapat 3
variabel yaitu citra tubuh, teman sebaya, dan status gizi. Variabel citra tubuh
diukur dengan Body Shape Questionnaire-34, variabel teman sebaya diukur
dengan Peer Influence Scale, dan variabel status gizi diukur dengan indeks masa
tubuh. Data yang terkumpul dianalisis secara univariat dan bivariat dengan Chi
Square dan Fisher Exact.
Hasil: Berdasarkan analisis univariat didapatkan gambaran status gizi sebanyak
64.3% bergizi normal, 22.6% bergizi lebih dan 13.1% bergizi kurang. Pada
gambaran citra tubuh, didapatkan 73.9% puas dan 26.1% tidak puas. Pada
gambaran teman sebaya didapatkan 89.4% tidak berpengaruh dan 10.4%
berpengaruh. Berdasarkan analisis bivariat, terdapat hubungan antara citra tubuh
dan status gizi (p = 0.001) dan tidak terdapat hubungan antara teman sebaya dan
status gizi (p = 0.517).
Simpulan: Terdapat hubungan bermakna antara citra tubuh terhadap status gizi
wanita usia subur pranikah, sedangkan tidak terdapat hubungan bermakna antara
teman sebaya terhadap status gizi.
Kata kunci: Citra tubuh, status gizi, teman sebaya

RIWAYAT HIDUP


Penulis dilahirkan di Sungailiat, Bangka Belitung pada 20 Maret 1995 sebagai
anak tunggal dari pasangan Bapak Agus Ferriadi dan Ibu Elya Farida.

Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Aisyah Palembang, SD 19
Pangkalpinang, SMP Negeri 2 Pangkalpinang, dan SMA 1 Pemali. Pada saat
SMA, penulis pernah melakukan pertukaran pelajar di Washington D.C, Amerika
Serikat selama satu tahun. Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung pada tahun 2013 melalui jalur ujian Seleksi
Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Selama menjadi
mahasiswa, penulis pernah menjadi asisten praktikum Anatomi periode
2015/2016. Penulis aktif menjadi pengurus organisasi di Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran Universitas Lampung sebagai sekretaris
dinas pengabdian masyarakat periode 2014/2015, Perhimpunan Tim Bantuan
Medis Mahasiswa Kedokteran Indonesia (PTBMMKI) sebagai kepala staff
administrasi organisasi periode 2015/2016, Forum Studi Islam (FSI) Ibnu Sina
periode 2013/2015 sebagai anggota bidang akademik, PMPATD PAKIS sebagai
anggota tetap divisi diklat, dan LUNAR sebagai anggota bidang ilmiah.

Penulis merupakan Mahasiswa Berprestasi Utama Universitas Lampung pada

tahun 2016 dan penerima hibah PKM-Penelitian pada tahun 2015. Selain itu,
penulis juga merupakan penerima beasiswa Djarum Foundation (angkatan 31)
periode 2015/2016 dan beasiswa Dikti PPA periode 2016/2017.

SANWACANA

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Sholawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada Nabi Muhammad S.A.W.

Skripsi dengan judul “Hubungan Teman Sebaya dan Citra Tubuh Terhadap
Status Gizi Wanita Usia Subur Pranikah di MAN 1 Lampung Tengah, Kecamatan
Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah ” adalah salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana Kedokteran di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1.

Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas
Lampung.

2.

Dr. dr. Muhartono, M.Kes, Sp.PA, selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung.

3.

dr. Dian Isti Angraini, M.P.H, selaku Pembimbing Utama yang selalu
bersedia menyempatkan waktu untuk membimbing, mengarahkan, memberi
masukan dan nasihat selama proses penyelesaian penelitian serta ilmu yang
begitu bermanfaat selama tiga setengah tahun ini.

4.

Dr. dr. Asep Sukohar, M.Kes selaku Pembimbing Kedua atas kesediannya
untuk meluangkan waktu untuk membimbing dalam penyusunan skripsi dan
menjadi inspirator saya untuk terus berkarya

5.

dr. Tendry Septa, Sp.KJ (K), selaku Pembahas untuk masukan dan saransaran yang diberikan, serta sosok dokter yang menjadi panutan saya.

6.

dr. Oktadoni Saputra, M.MedEd., selaku Pembimbing Akademik yang selalu
bersedia dalam mendengar curahan dan memberi nasihat demi kebaikan
akademik selama menempuh masa pre klinik.

7.

Kepala Sekolah, Waka Kurikulum, seluruh guru dan adik-adik MAN 1
Lampung Tengah yang membantu dalam penelitian ini. Penelitian ini dapat
dirampungkan karena jasa kalian.

8.

Ibunda tercinta, Elya Farida. Terimakasih untuk kekhusyu’an doa yang
mengalir dalam setiap kesempatan, nasihat, bimbingan, dan kasih sayang
yang tak pernah putus.

9.

Ayahanda, Agus Ferriadi. Terimakasih untuk kebaikan, kedamaian, usaha
yang dikerahkan, dan doa.

10. Seluruh Civitas Akademika FK Unila atas ilmu, pengalaman berharga, dan
kelancaran yang telah diberikan kepada penulis.
11. Mas Jatun, terimakasih untuk selalu sabar dan membantu dalam menghadapi
setiap proses yang saya hadapi.
12. Teman-teman terdekat tarin, amal, ica, widi, tiffany, salsa, neza, kitin yang
selalu setia mendukung; partner bisnis tourniquet terkeren se-BDL yaitu
faridah dan nisa; kelompok wanita subur, meti meriska, mentari; dan cah
seminung are, fitri, oci, ayu dan intan.
13. Sahabat-sahabat angkatan 2013 yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Terimakasih atas kebersamaan dan kerja sama dalam mengemban ilmu.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Akan tetapi, sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Bandar Lampung, Januari 2017
Penulis

Sutria Nirda Syati



DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI……………………………………………………………
DAFTAR TABEL………………………………………………………
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………...
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………
DAFTAR SINGKATAN……………………………………………….

iv
vi
vii
viii
ix

BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………...
1.1 Latar Belakang…………………………………………………..
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………….
1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………..
1.4 Manfaat Penelitian………………………………………………

1
4
4
4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Wanita Usia Subur ………..…………………………………….
2.2 Gizi WUS………………………………………………………..
2.3 Status Gizi……………………………………………………….
2.3.1 Definisi Status Gizi……………………………………….
2.3.2 Penilaian Status Gizi……………………………………...
2.3.3 Klasifikasi Status Gizi.……………………………………
2.3.4 Faktor yang Memengaruhi Status Gizi..……………….....
2.4 Teman Sebaya…………………………………………………...
2.4.1 Definisi Teman Sebaya…………………………………...
2.4.2 Karakteristik Pertemanan…………………………………
2.4.3 Fungsi Pertemanan………………………………………..
2.4.4 Instrumen Penelitian Teman Sebaya ……………………..
2.5 Citra Tubuh……………………………………………………...
2.5.1 Definisi Citra Tubuh……………………………………...
2.5.2 Aspek-aspek Citra Tubuh…………………………………
2.5.3 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Citra Tubuh…………..
2.4.4 Instrumen Penelitian Citra Tubuh….……………………..
2.6 Hubungan Teman Sebaya dengan Status Gizi…………………..
2.7 Hubungan Citra Tubuh dengan Status Gizi……………………..
2.8 Kerangka Teori…………………………………………………..
2.9 Kerangka Konsep………………………………………………..
2.10 Hipotesis………………………………………………………..

6
7
10
10
11
12
13
15
15
15
16
17
18
18
18
19
20
22
23
25
26
26

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Disain Penelitian………………………………………………...
3.2 Tempat dan Waktu………………………………………………
3.3 Populasi dan Sampel…………………………………………….
3.3.1 Populasi…………………………………………………...
3.3.2 Sampel…………………………………………………….
3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel…………………………….
3.4 Variabel Penelitian………………………………………………

27
27
28
28
28
30
31



3.4.1 Variabel Dependen………………………………………..
3.4.2 Variabel Independen………………………………….......
3.5 Definisi Operasional……………………………………………..
3.6 Teknik Pengumpulan Data………………………………………
3.6.1 Data……………………………………………………….
3.6.2 Instrumen Penelitian……………………………………...
3.6.3 Teknik Penilaian/Skoring…………………………………
3.7 Analisis Data…………………………………………………….
3.8 Etika Penelitian………………………………………………….

31
31
31
32
32
32
33
34
35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian……………………………………………….....
4.1.1 Analisis Univariat…………………………………………
4.1.2 Analisis Bivariat…...………………………………………
4.2 Pembahasan……...………………………………………………
4.2.1 Analisis Univariat………………………………………...
4.2.2 Analisis Bivariat…………………………………………..
4.3 Keterbatasan Penelitian………………………………………….

36
36
37
40
40
44
46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan……….……………………………………………..
5.2 Saran……….…………………………………………………….

48
49

DAFTAR PUSTAKA.……………………………………………..…...

50

LAMPIRAN.……………………………………………..….................

54


























DAFTAR TABEL

Tabel
1 Kebutuhan Gizi Wanita Usia Subur
2 Kategori IMT WUS Dewasa berdasarkan WHO
3 Kategori IMT WUS Remaja berdasarkan CDC
4 Definisi Operasional
5.Distribusi Frekuensi Status Gizi Responden
6.Distribusi Frekuensi Citra Tubuh
7.Distribusi Frekuensi Teman Sebaya
8.Tabulasi Silang Citra Tubuh Terhadap Status Gizi
9.Tabulasi Silang Teman Sebaya Terhadap Status Gizi
























Halaman
8
11
12
31
36
37
37
38
39







DAFTAR GAMBAR

Gambar
1 Kerangka Teori
2 Kerangka Konsep
3 Alur Penelitian




































Halaman
25
26
32





DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. SOP Penimbangan Berat Badan
2. SOP Pengukuran Tinggi Badan
3. Informed Consent
4. Lembar Identitas Responden
5. Kuesioner Peer Influence Scale
6. Kuesioner Body Shape Questionnaire
7. Sertifikat Kalibrasi Alat Pengukur
8. Surat Lolos Kaji Etik
9. Surat Penelitian
10. Dokumentasi
11. Hasil Analisis Statistik




DAFTAR SINGKATAN

BSQ-34

= Body Shape Questionnaire-34

BBLR

= Berat badan lahir rendah

PIS

= Peer Influence Scale

IMT

= Indeks masa tubuh

WUS

= Wanita usia subur

BKKBN

= Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

RISKESDAS = Riset Kesehatan Dasar
WHO

= World Health Organization

CDC

= Center for Disease Control



BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Wanita usia subur (WUS) didefinisikan oleh Kementerian Kesehatan RI
sebagai wanita yang berada dalam periode umur antara 15-49 tahun dengan
jumlah sebanyak 66.326.200 jiwa pada tahun 2010. Kesehatan WUS pranikah
merupakan gerbang awal peningkatan mutu kesehatan reproduktif masyarakat
diawali dengan memiliki status gizi yang baik. Kualitas generasi penerus akan
ditentukan oleh kondisi kesehatan ibunya sejak sebelum dan selama hamil karena
akan berkaitan erat dengan kualitas kehamilan dan bayi yang dilahirkan (BKKBN,
2011).
Sebuah penelitian kohort pada wanita di Cina menunjukkan bahwa indeks
massa tubuh (IMT) wanita pranikah yang tergolong sangat kurus/severely
underweight (≤ 18,5 kg/m2) akan berdampak buruk pada pertumbuhan janin dan
berisiko untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dua kali
lebih besar dibandingkan dengan wanita yang memiliki IMT normal (19,8 ≤
IMT< 23 kg/m2) (Kristenten, 2005). Kelebihan berat badan dan obesitas pada
WUS pranikah juga cenderung memberikan dampak negatif yaitu penambahan
berat badan secara signifikan pada kehamilan pertama. Selain itu, hal tersebut



2

sangat berkaitan erat dengan kejadian diabetes melitus gestasional, hipertensi, dan
makrosomia sehingga status gizi wanita usia subur pranikah yang tidak normal
merupakan faktor risiko terjadinya gangguan pada saat kehamilan (Erica, 2009).
Wanita usia subur pranikah terbagi menjadi dua kategori yaitu usia remaja
dan usia dewasa. Pada usia remaja terjadi perubahan biologis secara dramatis dan
pada usia tersebut, remaja sangat memperhatikan bentuk dan ukuran tubuh. Hal
ini dikarenakan adanya objektifikasi diri sebagai konsekuensi psikologis dari
konsep perempuan ideal yang berkembang di masyarakat. Objektifikasi diri
merupakan penilaian terhadap citra tubuh yang memengaruhi wanita untuk
memperlakukan dirinya sebagai objek yang diamati dan dievaluasi (Fredrickson,
1977). Apabila individu dapat memenuhi kriteria penampilan ideal, maka individu
tersebut menyakini mendapatkan pengakuan sosial dari masyarakat dan
menimbulkan perasaan berharga. Hal ini menyebabkan wanita, terutama remaja
berusaha untuk mencapai bentuk tubuh yang ideal tersebut, sehingga berdampak
pada perubahan pola makan dan menghasilkan status gizi tidak ideal bagi
kesehatan (Prichard dan Tiggemann, 2008).
Usia remaja sangat rentan dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Dalam
suatu penelitian kohort dengan sampel remaja putri didapatkan bahwa terjadi
perubahan fokus dari keluarga atau orangtua ke teman sebaya terhadap pemilihan
makanan (Edelman dan Mandle, 2010). Selain itu, terdapat pengaruh teman
sebaya terhadap aktivitas fisik dan kebiasaan makan seperti melewatkan sarapan,
diet rendah sayuran dan buah, makan di restoran cepat saji serta makan makanan
ringan tinggi kalori. Hal ini menunjukkan bahwa teman sebaya merupakan



3

pemain sosial yang berkontribusi membentuk persepsi dan perilaku makan (Ali,
2011).
Indonesia saat ini mengalami beban gizi ganda. Hal tersebut ditunjukkan
dengan peningkatan prevalensi kekurusan dan kegemukan yang terjadi secara
bersamaan. Prevalensi kekurusan pada WUS kategori remaja mengalami kenaikan
dari 8,9% menjadi 9,4%, dan prevalensi kegemukan juga mengalami kenaikan
dari 1,4% menjadi 7,3%. Di provinsi lampung, prevalensi status gizi kurang yang
cukup tinggi sebesar 6,4% dan angka KEK terbesar terdapat di Kabupaten
Lampung Tengah yaitu 22.6%. Lampung Tengah adalah kabupaten dengan
penduduk terbanyak di Provinsi Lampung dan memiliki penduduk perempuan
sebanyak 601.970 jiwa (Riskesdas, 2013).
Permasalahan gizi, khususnya pada remaja, merupakan hal yang sangat
kompleks dikarenakan banyaknya faktor yang memengaruhi kondisi gizi.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian menujukkan bahwa faktor yang sangat
memengaruhi perilaku makan WUS dengan usia remaja adalah teman sebaya dan
citra tubuh.
Selain dari faktor yang memengaruhi status gizi, landasan kertertarikan
peneliti adalah tempat penelitian di Lampung Tengah. Kabupaten Lampung
Tengah merupakan kabupaten dengan penduduk WUS terbanyak di Provinsi
Lampung dan MAN 1 Lampung Tengah merupakan madrasah setara sekolah
menengah atas terbesar di kabupaten tersebut, sehingga diharapkan dapat
memberikan hasil yang cukup representatif.



4

1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini, antara lain:
1.

Bagaimana gambaran status gizi, teman sebaya dan citra tubuh pada WUS
pranikah di MAN 1 Lampung Tengah?

2.

Apakah ada hubungan teman sebaya terhadap status gizi pada WUS pranikah
di MAN 1 Lampung Tengah?

3.

Apakah ada hubungan citra tubuh terhadap status gizi pada WUS pranikah di
MAN 1 Lampung Tengah?

1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan teman sebaya dan
citra tubuh terhadap status gizi pada WUS pranikah di MAN 1 Lampung Tengah
1.3.2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini, antara lain:
1.

Mengetahui gambaran status gizi, teman sebaya dan citra tubuh pada WUS
pranikah di MAN 1 Lampung Tengah.

2.

Mengetahui hubungan teman sebaya terhadap status gizi pada WUS pranikah
di MAN 1 Lampung Tengah.

3.

Mengetahui hubungan citra tubuh terhadap status gizi pada WUS pranikah di
MAN 1 Lampung Tengah.

1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yakni :

5



1.4.1.Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan peneliti
melalui pengalaman dan penerapan ilmu yang bermanfaat di komunitas.s
1.4.2.Bagi Institusi Pendidikan.
Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi kepustakaan
mengenai faktor yang mempengaruhi status gizi dan kesehatan reproduksi pada
WUS.
1.4.3.Bagi Dinas Kesehatan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi yang bermanfaat
sehingga menjadi masukan dalam peningkatan program gizi dan kesehatan
reproduksi yang ditargetkan pada WUS.
1.4.4.Bagi Subyek
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kompensasi kepada subjek
melalui gambaran dan penambahan wawasan mengenai peran teman sebaya dan
citra tubuh yang dapat berdampak pada status gizi WUS.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Wanita Usia Subur (WUS)
Wanita usia subur adalah wanita berusia antara 15-49 tahun yang berada
dalam masa reproduksi, ditandai dengan timbulnya haid yang pertama kali
(menarche), dan diakhiri dengan masa menopause (BKKBN, 2011). Gejala
menstruasi merupakan pertanda biologis dari kematangan seksual pada wanita yang
menunjukkan bahwa wanita telah siap menjalani fungsi reproduksinya, sedangkan
menopause adalah masa berhentinya menstruasi secara permanen akibat berhentinya
aktivitas folikel dalam ovarium (WHO, 2009).
Keadaan organ reproduksi WUS dapat berfungsi baik dan sempurna pada
kisaran umur 20-35 tahun. Perkembangan wanita usia subur berlangsung lebih cepat
daripada pria. Puncak kesuburan WUS berada pada rentang usia 20-29 tahun. Pada
rentang usia ini, wanita memiliki kesempatan 95% untuk hamil. Pada usia 30-an
tahun, presentasenya menurun menjadi 90%, sedangkan saat memasuki usia 40 tahun,
kesempatan hamil berkurang menjadi 40%. Setelah usia 40 tahun, wanita mengalami
penurunan sistem reproduksi secara fungsional menjadi 10% (WHO, 2009).
WUS pranikah dibagi kedalam dua kategori yaitu usia remaja (rentang usia
15-18 tahun) dan usia dewasa. Remaja merupakan usia peralihan dari masa kanakkanak menuju masa dewasa yang mengalami perkembangan dan pertumbuhan dari



7

organ-organ dalam tubuh, sedangkan pada usia dewasa merupakan masa tercapainya
kematangan fisik dan terhentinya proses pertumbuhan (WHO, 2009).
Wanita usia subur dengan rentang 15-18 tahun berada dalam periode dimana
nutrisi merupakan hal yang sangat penting. Dalam periode ini terjadi peningkatan
dramatis dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik. WUS akan mengalami
kenaikan berat badan dan peningkatan tinggi badan secara signifikan sehingga
kebutuhan nutrisi meningkat dan memerlukan asupan gizi yang adekuat. Selain itu,
terdapat perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan yang dapat mempengaruhi
asupan nutrisinya. Hal ini berbeda dengan WUS dewasa, kebutuhan nutrisi secara
langsung lebih bergantung pada aktivitas fisik karena proses pertumbuhan sudah
terhenti. Pemenuhan kebutuhan nutrisi tersebut menjadi konstan dan digunakan untuk
mempertahankan fungsi tubuh yang optimal. (WHO, 2006).

2.2 Gizi WUS
Gizi merupakan proses menggunakan makanan yang dikonsumsi untuk
pertumbuhan, perkembangan fungsi organ-organ, dan menghasilkan energi. Manusia
membutuhkan asupan makanan untuk mempertahankan hidup guna menunjang proses
pertumbuhan dan melakukan aktivitas harian. Dalam makanan tersebut mengandung
karbohidrat, lemak dan protein yang digunakan sebagai sumber energi untuk kegiatan
tersebut. (Irianto, 2014).



8

Tabel 1. Kebutuhan Gizi Wanita Usia Subur
Wanita Usia Subur
Zat Gizi
15-18 tahun

19-29 tahun

30-45 tahun

Energy (kkal)

2200

1900

1800

Protein (g)

55

50

50

Vitamin A (RE)

600

500

500

Vitamin D (µg)

5

5

5

Vitamin E (mg)

15

15

15

Vitamin K (µg)

55

55

55

Tiamin (mg)

1,1

1,0

1,0

Riboflavin (mg)

1,0

1,1

1,1

Asam folat (µg)

400

400

400

Piridoksin (mg)

1,2

1,3

1,3

Vitamin B12 (µg)

2,4

2,4

2,4

Vitamin C (mg)

75

75

75

Kalsium (mg)

1000

800

800

Fosfor (mg)

1000

600

600

Magnesium (mg)

240

250

250

Besi (mg)

26

26

26

Yodium (µg)

150

150

150

Seng (mg)

14

9,3

9,8

Selenium (µg)

30

30

30

Mangan (mg)

1,6

1,8

1,8

Sumber: Almatsier (2011)



9

2.2.1 Karbohidrat
Karbohidrat adalah senyawa kompleks yang menjadi sumber energi utama
untuk tubuh. Karbohidrat terdiri dari dua jenis yaitu karbohidrat sederhana dan
karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana adalah makanan yang mengandung
gula, misalnya buah-buahan, susu, dan semua makanan yang manis, sedangkan
karbohidrat kompleks berasal dari biji-bijian, padi dan sayuran. Fungsi utama
karbohidrat adalah sebagai sumber energi; sebagian untuk otot dan otak, fungsi
lainnya berguna untuk cadangan energi, pengatur metabolisme lemak, dan
pembangun struktur sel. Kekurangan karbohidrat berdampak adanya gangguan proses
metabolisme dapat menimbulkan masalah kesehatan seperti marasmus, kekurangan
energi protein. Namun, asupan karbohidrat yang melebihi kebutuhan juga tubuh dapat
menyebabkan kelebihan berat badan atau gemuk. Kelebihan berat badan berisiko
menderita diabetes melitus dan masalah kesehatan yang lain (Gibney, 2009).
2.2.2

Protein
Protein adalah senyawa kompleks yang terdiri dari asam amino. Protein

berdasarkan sumber ada dua yaitu protein hewani dan protein nabati. Protein hewani
lebih tinggi nilai biologi protein dari pada protein nabati. Protein mempunyai
beberapa fungsi penting yang dibutuhkan tubuh, antara lain: 1) pertumbuhan dan
pemeliharaan jaringan, 2) salah satu penghasil energi, 3) merupakan bagian dari
enzim dan antibodi, 4) mengangkut zat gizi, dan 5) mengatur kesimbangan air.
Protein tidak dapat berfungsi baik dalam tubuh dalam tubuh tanpa kecukupan sumber
energi yang lain seperti karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral (Fatmah, 2007).
2.2.3 Lemak
Lemak merupakan sumber energi tertinggi (9 kkal per gram) dibandingkan
karbohidrat dan protein. Sumber lemak terbagi menjadi dua yaitu lemak nabati dan



10

lemak hewani. Konsumsi lemak total sehari dianjurkan sebanyak 20-30% kecukupan
energi sehari. Fungsi lemak yang lain adalah menghasilkan asam linolenat dan
linoleat yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan fungsi normal jaringan, membantu
transportasi dan absorbsi vitamin A, D, E, dan K, sebagai bantalan organ tubuh
tertentu, dan membantu memelihara suhu tubuh serta mencegah kehilangan panas
tubuh secara cepat (Khomsan, 2003).
2.2.4

Vitamin dan Mineral
Vitamin adalah bahan organik kompleks yang umumnya dibutuhkan dalam

jumlah sedikit dan tidak bisa dibentuk di dalam tubuh sehingga harus dipenuhi dari
makanan. Secara garis besar, vitamin terbagi menjadi dua, yaitu vitamin yang larut
dalam lemak dan vitamin larut dalam air. Vitamin larut dalam lemak yaitu vitamin A,
D, E, dan K, sedangkan vitamin larut dalam air, yaitu vitamin B dan C. Mineral
merupakan bagian tubuh yang memegang peranan dalam pemeliharaan fungsi tubuh,
baik pada tingkat sel, jaringan, organ, maupun fungsi organ secara keseluruhan.
Mineral juga berperan dalam pembentukan tulang dan gigi serta berbagai tahap
metabolisme terutama dalam kofaktor dalam aktifitas enzim-enzim (Gibney, 2009).

2.3

Status Gizi
2.3.1 Definisi Status Gizi
Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi individu
dengan melihat perhitungan tertentu dari berat badan dan tinggi badan. Status
kesehatan seseorang dapat dilihat melalui status gizi yang merupakan hasil dari
keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrisi (Irianto, 2014).



11

2.3.2 Penilaian Status Gizi
Penilaian status gizi merupakan upaya menginterpretasikan semua informasi
yang diperoleh melalui penilaian antropometri, konsumsi makanan, biokimia dan
klinik. Penilaian status gizi terbagi menjadi dua, yakni penilaian status gizi secara
langsung dan tak langsung. Penilaian status gizi langsung dilakukan dengan cara
antropometri, biofisik, biokimia dan klinis. Penilaian status gizi tak langsung dengan
survey konsumsi makan, perhitungan statistik dan ekologi (Irianto, 2014).
Pengukuran

secara

langsung

yang

paling

sering

digunakan

adalah

antropometri. Salah satu pengukuran antropometri adalah indeks massa tubuh (IMT).
Indeks masa tubuh merupakan media sederhana untuk mengetahui status gizi orang
dewasa khususnya yang berkaitan dengan berat badannya tergolong kurang, normal,
atau lebih. Penilaian IMT menggunakan dua parameter yaitu, berat badan yang
merupakan salah satu parameter massa tubuh yang paling sering digunakan yang
dapat mencerminkan jumlah dari beberapa zat gizi seperti protein, lemak, air dan
mineral dan tinggi badan yang menjadi ukuran panjang dan dapat merefleksikan
pertumbuhan skeletal (Almatsier, 2011). Hasil interpretasi untuk WUS dewasa dapat
dilihat pada tabel 2 :
!"# =

!"#$% !"#"$ (!"(
!"#$$" !"#"$ ! ! !"#$$" !"#"$ (!(

Tabel 2 Kategori IMT WUS Dewasa Berdasarkan WHO untuk Orang Asia
Kategori

IMT (kg/m2)

Underweight
Normal
Overweight
Preobese
Obesitas

30,00

Sumber: WHO, 2006



12

Hasil interpretasi untuk WUS remaja dapat dilihat pada tabel 3 :

Tabel 3 Kategori IMT WUS Remaja Berdasarkan CDC
Kategori

IMT (kg/m2)

Underweight
Normal
Overweight
Preobese

Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERUBAHAN PELAKSANAAN NGEDIYOU PADA MASYARAKAT LAMPUNG PEPADUN DI KAMPUNG TERBANGGI BESAR KECAMATAN TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

0 10 48

KAJIAN SOSIOLOGIS TENTANG KOMUNITAS ANAK NAKAL (Studi Di Desa Terbanggi Besar Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah)

0 11 75

KAJIAN SOSIOLOGIS TENTANG KOMUNITAS ANAK NAKAL (Studi Di Desa Terbanggi Besar Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah)

2 25 81

STATUS REPRODUKSI DAN ESTIMASI OUTPUT BANGSA-BANGSA KAMBING DI DESA KARANG ENDAH KECAMATAN TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

0 6 50

HUBUNGAN ASUPAN MAKAN DENGAN KEJADIAN KURANG ENERGI KRONIS (KEK) PADA WANITA USIA SUBUR (WUS) DI KECAMATAN TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

12 100 76

HUBUNGAN PERSEPSI BUDAYA DAN RAS TERHADAP RISIKO KURANG ENERGI KRONIS (KEK) PADA WANITA USIA SUBUR (WUS) DI KECAMATAN TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

1 8 68

HUBUNGAN STATUS SOSIOEKONOMI DAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA WANITA USIA SUBUR PRAKONSEPSI DI KECAMATAN TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

0 6 64

Citra tubuh, asupan makan, dan status gizi wanita usia subur pranikah | Paratmanitya | Jurnal Gizi Klinik Indonesia 18208 36380 1 SM

0 0 9

PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI DESA ADI JAYA KECAMATAN TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

0 0 16

TRADISI SEBAMBANGAN PADA MASYARAKAT ADAT LAMPUNG PEPADUN PERSPEKTIF ISLAM (Studi di Kelurahan Terbanggi Besar Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah) - Raden Intan Repository

0 1 107