PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI DESA ADI JAYA KECAMATAN TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

  TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (JURNAL ILMIAH) Oleh Elisabeth Siringo Ringo 1342011062 082176509056 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA HUKUM Pada Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG Judul Skripsi : PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

DI DESA ADI JAYA KECAMATAN TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH.

  Nama Mahasiswa : Elisabeth Siringo-ringo Nomor Pokok Mahasiswa : 1342011062 Program Studi : Administrasi Negara Fakultas : Hukum

  

MENYETUJUI

  Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Yuswanto, S.H.,M.H. Marlia Eka Putri A.T, S.H.,M.H.

  NIP 196108031986032002 NIP 198403212006042001 Ketua Bagian Hukum Administrasi Negara

Upik Hamidah, S.H.,M.H.

  NIP 196006061987032012

  

ABSTRAK

PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI DESA ADI JAYA KECAMATAN

  Oleh

Elisabeth Siringo Ringo, Yuswanto. Marlia Eka Putri A.T.

Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung

  Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung, 35145 Email : elisabeth.siringoringo4@gmail.com

  Kewenangan mengelola dana desa ini adalah hal yang baru di desa Adi Jaya. Desa Adi Jaya Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah sudah menerima alokasi dana desa sejak tahun 2015 untuk mewujudkan pengelolaan keuangan desa yang baik ada beberapa hal kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggung jawaban dengan selanjutnya permasalahan dari data skripsi inilah adalah untuk mengetahui pengelolaan keuangan desa di Desa Adi Jaya Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah dan faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam pengelolaan keuangan desa di desa Adi Jaya Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah.

  Metode penelitian di lakukan melalui pendekatan normatif dan empiris dengan menggunakan data primer dan sekunder yang selanjutnya diolah secara deskriptif kualitatif. Adapun faktor penghambat dalam proses pengelolaan keuangan desa Adi Jaya adalah terlambat nya transfer uang dari Pusat dan Kabupaten Lampung Tengah ke desa Adi Jaya seharusnya uang di terima di awal bulan januari justru desa Adi Jaya menerima uang dari pusat dan kabupaten di awal bulan juni, perencanaan anggaran belanja desa yang masih kurang tepat sasaran, Kurangnya musyawarah antar pengurus dan masyarakat untuk meninjau ulang anggaran belanja desa sehingga dirasa anggaran yang sekarang masih belum tepat, masih kurangnya faktor pengawasan yang dilakukan oleh tim pengawas dari Kabupaten Lampung Tengah, Kurangnya keterlibatan petugas dan masyarakat dalam menjaga fasilitas dan prasarana desa.

  Kata kunci : Desa, Pengelolaan Keuangan Desa, Alokasi Dana Desa.

  

ABSTRACT

THE VILLAGE FINANCIAL MANAGEMENT IN ADI JAYA VILLAGE -

DISTRICT OF TERBANGGI BESAR CENTRAL LAMPUNG REGENCY

By

  

Elisabeth Siringo Ringo, Yuswanto. Marlia Eka Putri A.T.

  Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung, 35145

  Email : elisabeth.siringoringo4@gmail.com The authority to manage the village funds is a new thing in Adi Jaya village. Adi Jaya village - district of Terbanggi Besar Central Lampung Regency has received the allocation of village funds since 2015 to reach the good realization of village financial management which included several activities such as: planning, implementation, administration, reporting, and accountability; therefore, the purpose of this research is to find out the management of village financial in Adi Jaya Village, District of Terbanggi Besar, Central Lampung and also to determine the inhibiting factors in the management of village financial in Adi Jaya Village, District of Terbanggi Besar, Central Lampung Regency. The research's methods were done through normative and empirical approaches with primary and secondary data which were processed using descriptive qualitative analysis. The inhibiting factors in Adi Jaya village regarding the financial management process listed as follows: the overdue transfer of money from the central government and the regency to Adi Jaya village where it should be received in early January but in fact Adi Jaya village received the funds from the central government and the regency in early June, the budget planning was poorly targeted, the lack of discussion between the village apparatus and the community to review the village budgets so that the perceived budgets were still inadequate, the lack of supervision by the supervisory team of Central Lampung regency, the lack of the involvement of the village apparatus and communities in maintaining village facilities and infrastructures.

  Keywords: Village, Village Financial Management, Village Fund Allocation.

I. PENDAHULUAN

  Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 beserta peraturan pelaksana- pemerintah desa untuk lebih mandiri dalam mengelola pemerintahan dan berbagai sumber daya alam yang dimiliki, termasuk di dalamnya pengelolaan keuangan dan kekayaan milik desa. Dalam APBN-P 2015 telah dialokasikan Dana Desa sebesar ± Rp 20,776 triliun kepada seluruh desa yang tersebar di Indonesia. Jumlah desa yang ada saat ini sesuai Permendagri 39 Tahun 2015 sebanyak 74.093 desa. Selain Dana Desa, sesuai Undang-Undang Desa Pasal 72, Desa memiliki Pendapatan Asli Desa dan Pendapatan Transfer berupa Alokasi Dana Desa; Bagian dari Hasil Pajak dan Retribusi Kabupaten/Kota dan Bantuan Keuangan dari APBD Provinsi/Kabupaten/Kota. Peran besar yang diterima oleh desa, tentunya disertai dengan tanggung jawab yang besar pula. Oleh karena itu pemerintah desa harus bisa menerapkan prinsip akuntabilitas dalam tata pemerintahannya, dimana semua akhir kegiatan penyelenggara- an pemerintahan desa harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat desa sesuai dengan ketentuan. Hal yang mengenai keuangan desa, pemerintah desa wajib menyusun laporan realisasi pelaksanaan APBDesa dan laporan pertanggung- jawaban realisasi pelaksanaan APBDesa. Laporan ini dihasilkan dari suatu siklus pengelolaan keuangan desa, yang dimulai dari tahapan perencanaan dan pelaporan dan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan desa. Tahap perencanaan dan pengang- melibatkan masyarakat desa yang direpresentasikan oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD), sehingga program kerja dan kegiatan yang disusun dapat mengakomodir kepentingan dan kebutuhan masyarakat desa serta sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh desa tersebut. Selain itu pemerintah desa harus bisa menyelenggarakan pencatatan, atau minimal melakukan pembukuan atas transaksi keuangan- nya sebagai wujud pertanggung- jawaban keuangan yang dilakukan- nya. Namun demikian, peran dan tanggung jawab yang diterima oleh desa belum diimbangi dengan sumber daya manusia (SDM) yang memadai baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Kendala umum lainnya yaitu desa belum memiliki prosedur serta dukungan sarana dan prasarana dalam pengelolaan keuangannya serta belum kritisnya masyarakat atas pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja desa. Besarnya dana yang harus dikelola oleh pemerintah desa memiliki risiko yang cukup tinggi dalam pengelolaannya, khususnya bagi aparatur pemerintah desa. Fenomena pejabat daerah yang tersangkut kasus hukum jangan sampai terulang kembali dalam skala pemerintahan desa. Aparatur pemerintah desa dan masyarakat desa yang direpresentasikan oleh BPD harus memiliki pemahaman atas peraturan perundang-undangan dan ketentuan lainnya, serta memiliki pencatatan, pelaporan dan pertanggungjawaban. Oleh sebab itu, sebagaimana dalam pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/ kota turut membantu memberdayakan masyarakat desa dengan pendampingan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan pembangunan desa. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) selaku pengemban amanat untuk mempercepat peningkatan kualitas akuntabilitas keuangan negara sebagaimana tercantum dalam diktum keempat Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara, berinisiatif menyusun Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan dan Konsultasi Pengelolaan Keuangan Desa. Pengelolaan Keuangan Desa ini diharapkan berguna bagi Tim Perwakilan BPKP dan aparat pemerintah daerah. Sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia menurut Undang-Undang Dasar 1945 memberikan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggara- kan otonomi daerah. Sedangkan yang dimaksud dengan Otonomi daerah menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah yang daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah semakin berat sehingga harus dilimpahkan kepada daerah-daerah dibawahnya dalam hal Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah, dijelaskan desa selanjutnya disebut desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintahan desa diselenggarakan dibawah pimpinan seorang kepala desa sebagai penyeleggara dan bertanggungjawab utama dibidang pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan, termasuk Pembina- an ketentraman dan ketertiban serta menumbuh kembangkan semangat pembangunan yang dijiwai atas asas bersama dan asas kekeluargaan. Suatu pemerintahan tidak akan berjalan dengan baik meskipun ditunjang dengan adanya perencanaan yang baik, pengawasan yang baik, partisipasi masyarakat yang baik apabila tidak diimbangi dengan tersedianya dana yang memadai serta pengelolaan dana yang baik pula. Oleh karena itu,dapat dikatakan bahwa berhasil atau tidaknya suatu pembangunan dilihat dari keuangannya yang dikelola oleh pemerintah dalam hal itu pemerintahan desa. permusyawaratan desa Dalam menyusun dan mengelola anggaran, kepala desa dibantu oleh badan yang bertugas menetapkan

  Desa disetiap tahun sesuai dengan peraturan. Untuk mewujudkan cita- cita pembangunan di Pemerintahan Desa maka, pelaksanaan proses keuangan harus dilaksanakan dan dikelola oleh aparat desa bersama sama dengan rakyat mengingat kondisi-kondisi demikian sangat besar kemungkinan jika tidak diantisipasi maka mengakibatkan tersendatnya pembangunan masyarakat. Tentu saja hal tersebut akan menghambat tercapainya pembangunan itu sendiri. Dalam proses penyusunan rancangan APBDesa terdapat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMD) dan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPDesa) antara lain : a)

  RPJMD untuk jangka waktu 5 (lima) tahun merupakan penjabaran dari visi dan misi dari Kepala Desa yang terpilih;

  b) Setelah berakhir jangka waktu

  RPJMD, Kepala Desa terpilih menyusun kembali RPJMD untuk jangka waktu 5(lima) tahun ;

  c) RPJMDesa di tetapkan paling lambat 3(tiga) bulan setelah

  Kepala Desa dilantik;

  d) Kepala Desa bersama Badan

  Permusyawaratan Desa (BPD) menyusun RKPDesa yang merupakan penjabaran dari RPJMDesa berdasarkan hasil Musyawarah Rencana Pembangunan Desa;

  e) Penyusunan

  RKPDesa diselesaikan paling lambat akhir bulan januari tahun anggaran sebelumnya.

  Uraian tersebut diatas merupakan indikator dan sasaran kinerja laporan pertanggungjawaban tentang kinerja desa. Pengembangan standar pelayanan dapat dilaksanakan secara bertahap dan harus dilaksanakan kan arah dan kebijakan umum, pemerintah desa menyusun strategi dan prioritas tersebut dan dengan pertimbangan kondisi ekonomi dan keuangan desa pemerintah menyiap- kan rancangan APBDesa.

  Dilihat dari sifat pengelolaannya keuangan desa dapat dibagi menjadi keuangan desa yang sifat pengelolaannya dilakukan secara langsung yang berupa Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa (APBDesa) dan keuangan desa yang sifat pengelolaannya dilakukan secara terpisah yang dilakukan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa).

  Pengelolaan keuangan desa yang dilakukan secara tidak langsung atau terpisah oleh BUMDesa dimaksudkan bukan hanya menjadi motor penggerak roda-roda prekonomian desa tetapi juga dimaksudkan sebagai sumber pendapatan desa. Untuk itu pengelolaan keuangan desa ini harus ditangani secara proffesional, sehingga kedua maksud tersebut dapat dicapai.

  Desa Adi Jaya Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu desa yang menerima alokasi dana desa dari pemerintah daerah. Setiap aparat di desa Adi Jaya di tuntut untuk mampu mengelola alokasi dana desa sesuai dengan pembangunan desa berbasis pemberdayaan. Desa Adi Jaya selalu berusaha untuk berkembang melalui tersedia baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Terlebih, dengan dikeluarkan alokasi dana desa oleh pemerintah mudah untuk berkembang. Tetapi, terdapat masalah pokok pada pelaksanaannya alokasi dana desa di desa Adi Jaya yaitu kurangnya sumber daya manusia handal yang tersedia dan hal ini memungkinkan kurangnya profesionalitas aparat desa Adi Jaya dalam pelaksanaan alokasi dana desa. Seperti yang disebutkan oleh Bapak Ngatino HS selaku kepala desa Adi Jaya Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah, bahwa hanya terdapat dua orang aparat desa yang berlatar belakang sarjana selebihnya adalah lulusan sekolah menengah atas. Padahal, untuk menentukan program-program yang akan dijalankan memerlukan analisi yang tepat terhadap masalah-masalah desa sehingga dapat di buat program atau kegiatan desa yang sesuai dengan maslah tersebut. Pada masa kini, tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar masyarakat desa terutama generasi tua masih banyak kurang sadar akan pentingnya pendidikan dan berdampak pada banyaknya pula masyarakat desa yang berpendidikan rendah. Hal ini mengakibatkan rendahnya kemampuan berpikir analitik dan kemampuan bertindak pada masyarakat desa. Karena masyarakat desa yang sebagian besar berpendidi- kan rendah tentu berpengaruh terhadap kemampuan aparat desa yang rendah sebab aparat desa dibuat dan dijalankan menggunakan sumber daya manusia yang tersedia di desa tersebut.

  Selain dari segi kualitas aparat desa berdasarkan wawancara dengan Bapak Ngatino HS masalah lain terdapat pada kurangnya sumber dalam pelaksanaan alokasi dana desa. Hanya ada beberapa anggota aparat desa yang bersedia membantu pelaksanaan alokasi dana desa, sedangkan aparat desa lainnya lebih tertarik mencari uang untuk memenuhi kebutuhan pribadinya. Hal itu disebabkan oleh pemikiran aparat desa yang realistis ekonomi dengan berpikir bahwa pekerjaan yang dilakukannya lebih menguntungkan dari pada tunjangan yang didapat aparat desa. Fenomena ini dapat sedikit mencerminkan keseriusan aparat desa Adi Jaya dalam menjalankan profesinya sebagai aparat desa yang dampaknya pada profesionalitas aparat desa tersebut, dan Masyarakat di desa Adi Jaya belum sepenuhnya mengetahui alokasi dana desa dan sistem pengelolaan keuangan desa. Kurangnya sumber informasi serta saran yang dapat membantu kepala desa dan aparat desa dalam mengalokasikan dana sehingga tercipta keterbukaan antara masyarakat dan pihak pengelola keuangan desa. Berdasarkan apa yang telah dikemukakan diatas, maka penulis mempunyai ide untuk melakukan penelitian dengan judul Pengelolaan Keuangan Desa Adi Jaya Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah.

  Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Bagaimanakah pengelolaan keuangan desa di Desa Adi Jaya Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah ?

  Apa sajakah faktor yang menjadi penghambat dalam pengelolaan keuangan desa di Desa Adi Jaya Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah ?

  Untuk memperoleh data yang relevan guna memperoleh jawaban atas permasalahan yang akan diteliti, maka pendekatan masalah yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Pendekan Normatif dan Empiris.

  1. Pendekatan Normatif Pendekatan Normatif yaitu pendekatan yang diperoleh dengan mengkaji bahan-bahan hukum berupa peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

  2. Pendekatan Empiris Pendekatan Empiris yaitu pendekatan dengan mengkaji secara langsung mengenai Pengelolaan Keuangan Desa di Desa Adi Jaya Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah.

  Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari studi lapangan yaitu berupa wawancara dengan responden, sedangkan data sekunder adalah data yang terdiri dari :

  1. Bahan Hukum Primer Bahan hukum primer yaitu bahan- bahan yang bersifat mengikat berupa peraturan perundang- Nomor 6 Tahun 2014, PP Nomor

  47 Tahun 2015, PP Nomor 8 Tahun 2016, PERMENDAGRI Nomor 113 Tahun 2014.

II. METODE PENELITIAN 2.1. Pendekatan Masalah

  2. Bahan Hukum Sekunder Bahan hukum sekunder yaitu bahan-bahan yang mendukung berupa kumpulan buku-buku hukum, literatur, hasil karya ilmiah sarjana, dan hasil penelitian yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini.

  3. Bahan Hukum Tersier Bahan hukum tersier yaitu bahan Hukum penunjang yang mencakup bahan-bahan yang member petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum Primer dan Sekunder.

  2.3. Prosedur Pengumpulan Data

  Dalam upaya mengumpilkan data yang diperlukan sebagai analisis dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan dua cara yaitu :

  1. Studi Pustaka (Library Research) Penulis melakukan pengumpulan data dengan cara membaca sejumlah literatur yang relevan terhadap pengelolaan keuangan desa, serta bahan-bahan normatif hukum yaitu Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa.

2.2. Sumber Data

  2. Studi Lapangan (Field Research) Dilakukan untuk memperoleh data primer yang dilakukan dengan metode wawancara dengan mengajukan pertanyaan dengan a.

  Observasi (Observation) Penulis mendatangi lokasi penelitian kemudian melakukan pengamatan secara langsung dan penelitian guna mengetahui faktor yang menjadi penghambat dan pendukung pengelolaan keuangan desa di Desa Adi Jaya Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah.

  b.

  Wawancara (Interview) Dilakukan dengan cara tanya jawab (interview) kepada sejumlah narasumber yaitu kepala desa dan staff pekerja di kantor kepala desa Adi Jaya Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah.

  c.

  Dokumentasi (Documentation) Dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data dilokasi penelitian yang berhubungan dengan pengelolaan keuangan desa di Desa Adi Jaya Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah.

  Pengolahan data yang sudah terkumpul dilakuka dengan cara sebagai berikut : 1.

  Seleksi data yaitu peneltian terhadap seluruh data terkumpul untuk dilakukan penyeleksian sesuai dengan pokok permasalahan yang akan dibahas.

  2. Klasifikasi data yaitu pengelompokan terhadap data sesuai dengan kerangka pembahasan yang sudah ditentukan.

  3. Penyusunan data yaitu pensistem- atisan data sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti.

  2.5. Analisis Data

  Dari keseluruhan data yang sudah dikumpulkan dan telah dilakukan pemeriksaan, kemudian dilakukan metode deskriptif kualitatif, yaitu dengan menggambarkan arti terhadap data yang akan disajikan dalam bentuk kalimat untuk selanjutnya ditarik kesimpulan guna menjawab permasalahan dan penelitian terhadap Pengelolaan Keuangan Desa di Desa Adi jaya Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah.

  III. PEMBAHASAN 3.1. Pengelolaan Keuangan Desa Adi Jaya

  Dalam Peraturan Pemerintah Nomor

  43 Tahun 2014 tentang desa Pasal 93 pengelolaan keuangan desa meliputi perencanaan, pelaksanaan, piñata- usahaan, pelaporan, pertanggung- jawaban. Menurut peraturan Bupati Lampung Tengah No. 04. A Tahun 2015 tentang Alokasi Dana Desa di Kabupaten Lampung Tengah Tahun Anggaran 2015, Alokasi Dana Desa yang selanjutnya disingkat ADD adalah dana yang dialokasikan oleh pemerintah daerah untuk desa yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang diterima oleh Kabupaten Lampung Tengah setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus. Desa Adi Jaya sudah mendapatkan Alokasi Dana Desa (ADD) dari Kabupaten Lampung Tengah. Standar prosedur pengelolaan keuangan desa Adi Jaya yang digunakan oleh kepala desa dan jajarannya dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan keuangan desa sejak dimulainya perencanaan,

2.4. Prosedur Pengolahan Data

  tujuannya adalah agar pelaksanaaan pengelolaan keuangan desa dapat direncanakan, dianggarkan, ditata- usahakan, dilaporkan, dipertang- pengawasan agar lebih efisien serta mampu menghasilkan anggaran yang maksimal. Adi Jaya sudah mendapatkan Alokasi Dana Desa (ADD), dana desa Adi Jaya bersumber dari bagian dari hasil pajak dan retribusi daerah Kabupaten Lampung Tengah, Bantuan Keuangan dari Provinsi.

1. Perencanaan

  Desa Adi Jaya dalam hal perencanaan APBDesa tahun 2016 dimulai direncanakan di tahun 2015 atau di rencanakan dari tahun sebelumnya. Desa Adi Jaya yang berperan dalam hal perencanaan APBDesa 2016 adalah KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) yaitu kepala desa, PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) yaitu sekretaris desa, dan Bendahara. Perencanaan APBDesa disusun di kantor kepala desa. Proses perencanaan dimulai dari penyusunan Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa berdasarkan RKPDesa dan diakhiri penetapan hasil evaluasi Rancangan APBDesa oleh Bupati kepada Camat. Dalam hal perencanaan ada pedamping dari desa, ada pedamping dari kecamatan, ada pedamping dari provinsi, sementara dari kabupaten kurang nya pedampingan. Proses perencanaan APBDesa tahun 2016 itu diambil dari perencanaan RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) dan RKP (Rencana Kerja Pembangunan). Rencana APBDesa 2016 disusun dari tahun 2015.

  Berdasarkan PP Nomor 43 Tahun desa menyatakan bahwa kepala desa bersama badan permusyawaratan desa (BPD) menyusun RKPDes yang merupakan penjabaran dari musyawarah rencana pembangunan desa. Dalam penyusunan RPJMDes disesuaikan dengan kebutuhan desa, tapi di desa Adi Jaya dalam penyusunan RPJMDes dana yang dianggarkan telah ditetapkan oleh kecamatan sehingga dalam penyusunannya terpaku dengan dana yang telah ditetapkan.

  Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 43 tahun 2014 tentang keuangan desa Pasal 1 ayat (10) tentang Anggaran Pendapatan dan belanja Desa terlebih dahulu dimusyawarahkan oleh kepala desa dan badan permsyawaratan desa. Sedangkan pelaksanaan pengelolaan keuangan di desa Adi Jaya tidak demikian.setelah kepala desa dan aparat desa mengetahui berapa sumbangan yang diberikan pemerintah Kabupaten Lampung Tengah kemudian secara bersama- sama menentukan anggaran desa.

  Selanjutnya anggaran tersebut diserahkan oleh Bupati untuk meminta persetujuan.

  2. Pelaksanaan

  Desa Adi Jaya dalam pelaksanaannya APBDesa seperti yang diketahui sudah sesuai dengan Peraturan Desa untuk menetapkan rencana kegiatan desa.Dari segi pelaksanaan anggaran pendapatan desa, rencana kegiatan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dari Kementrian. Proses pencairan dana desa dilalui sebelumnya, RAPBDesa untuk tahun berjalan. melalui rekomendasi Camat diajukan ke Kabupaten Lampung Tengah untuk proses pencairan dana desa tersebut adalah Ada 2 (dua) tahap dalam pencairan dana desa Adi Jaya.Tahap awal pencairan dana desa sebesar 60% ditransfer di bulan

  3 (tiga). Tahap kedua pencairan dana desa sebesar 40% ditransfer di bulan 9 (Sembilan) dan dana tersebut masuk kerekening Desa Adi Jaya yang mengelolanya adalah KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) yaitu Kepala Desa, PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) yaitu Sekretaris Desa, dan Bendahara. Setiap transaksi selalu dicatat dan sesuai standar akutansi pemerintah dalam.penulisan pelaporannya. Untuk anggaran pendapatan dan rencana anggaran biaya desa Adi Jaya Kecamatan Terbanggi Besar dapat dilihat Tabel 2 dan Tabel 3.

  • –jenis kegiatan sesuai dengan pos
  • –pos yang memerlukan. Dokumen penatausaha- an pengeluaran sesuai dengan APBDesa atau peraturan desa tentang perubahan APBDesa melalui pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP). Dokumen yang digunakan bendahara desa dalam melaksanakan penatausahaan pengeluaran meliputi: (1) buku kas umum; (2) Buku kas pembantu perincian obyek pengeluaran; dan (3) buku kas harian pembantu.

3. Penatausahaan Keuangan Desa Adi Jaya

  Desa Adi Jaya dalam penatausaan keuangan dilaksanakan oleh kepala desa dan kepala desa menunjuk sekretaris desa untuk mengatur pengelolaan keuangan desa. Dana yang telah keluar oleh Kabupaten Lampung Tengah masuk kerekening desa Adi Jaya selanjutnya sekretaris hanya mengambil dana untuk pos yang membutuhkan.anggaran tersebut digunakan untuk biaya administrasi pemerintah desa dan administrasi BPD, belanja infrastruktur desa, sedangkan bantuan keuangan lembaga kemasyarakatan, dan bantuan sosial harus meminta terlebih dahulu. Berdasarkan PP Nomor 43 Tahun desa. kepala desa mempunyai kewajiban untuk melakukan penatausahaan keuangan desa dengan mengangkat bendahara desa desa dimulai. Pencairan dana anggaran dilakukan melalui bendahara desa. Dana anggaran selanjutnya diserahkan kepada pos- pos yang memerlukan dana sesuai dengan anggaran pengelolaannya. Bendahara desa bertanggungjawab sepenuhnya terhadap penerimaan dana dan pengeluaran dana desa. Selanjutnya dana tersebut digunakan untuk membiayai pembangunan dan pendanaan jenis

  4. Pelaporan

  Desa Adi Jaya dalam keterlibatan pembuatan laporan APBDesa yaitu sekretaris desa dan bendahara. Proses laporannya adalah tim pelaksana kegiatan disertai anggaran yang direncanakan oleh sekretaris desa dibuat laporannya dan diketahui oleh kepala desa.Pelaporan penggunaan dana di desa Adi Jaya meliputi : a.

  Laporan berkala, yaitu: Laporan mengenai pelaksanaan pengguna- an dana ADD dibuat secara rutin setiap bulannya. Adapun yang dimuat dalam laporan ini adalah relisasi penerimaan ADD, dan b.

  Laporan akhir dari penggunaan alokasi dana desa mencakup perkembangan pelaksanaan dan penyerapan dana,masalah yang penyelesaian hasil akhir penggunaan ADD.

  c.

  Penyampaian laporan dilaksanakan melalui jalur struktural yaitu dari tim pelaksana tingkat desa dan diketahui kepala desa kemudian ke tim pendamping tingkat kecamatan secara bertahap.tim pendamping tingkat kecamatan membuat laporan/rekapan dari seluruh laporan tingkat desa di wilayah secara bertahap melaporkan kepada Bupati Tim Tingkat Kabupaten.

  Bendahara desa bersama kepala desa mempunyai kewajiban untuk mempertanggungjawabkan alokasi dana desa yang digunakan setelah pencairan dana tersebut. Selanjutnya sebagai pengguna dana tersebut sebagai petugas menjadi kewajiban bersama untuk mempertanggung- jawabkan penggunaannya. Pertang- gungjawaban penggunaan dana berbentuk tulisan dan disertai dengan buku kas umum dan buku kas pembantu disertai dengan bukti-bukti pengeluaran yang sah, seperti bukti- bukti nota, nota belanja, bukti pembayaran pajak. Di lampirkan semua untuk pertanggung- jawabannya di APBDesa 2016.

  Untuk alokasi pembangunan desa dana yang diselenggarakan masih penyusunan RPJMDes dana yang dianggarkan telah ditetapkan oleh kabupaten sehingga dalam penyusunannya terpaku dengan dana desa mengetahui jumlah anggaran yang ditentukan untuk desa, kepala desa beserta pengurusnya melakukan musyawarah untuk menentukan anggaran yang akan diajukan kepada pihak Kabupaten Lampung Tengah.

  Sehingga selama ini anggaran yan dikeluarkan sebagian banyak digunakan untuk biaya sarana dan prasarana pemerintah desa.

  2. Faktor penganggaran

  Anggaran yang ditetapkan masih sama dengan jenis kegiatan tahun- tahun sebelumnya sesuai dengan jumlah dana yang diberikan oleh pihak Kabupaten Lampung Tengah.

5. Pertanggungjawaban

  3. Faktor Penatausahaan

  Dalam Penatausahaan pengelolaan keuangan desa, dana masuk kerekening desa Adi Jaya kemudian kepala desa menerima dana secara keseluruhan. Namun dana tersebut tidak langsung diserahkan kepos-pos yang memerlukan dana sesuai dengan anggaran yang sudah diajukan. Melainkan menunggu laporan dari pos-pos tersebut untuk meminta sekretaris mengeluarkan dana. Dapat dikatakan system seperti ini sangat lambat dan sangat tergantung dari sifat tanggungjawab dari setiap anggota pos untuk mengajukan anggaran dana.

3.2. Faktor-Faktor Penghambat Dalam Pengelolaan Keuangan Desa 1. Faktor Perencanaan

  4. Faktor Pelaporan

  Sistem Pelaporan itu sendiri dilakukan berdasarkan apabila dana yang diminta setiap pos sudah diberikan lalu digunakan untuk tujuan yang telah ditentukan sampai ditemukan hasil dari dana tersebut digunakan. Tidak dapat ditentukan kapan pelaporan itu dapat dilakukan, namun apabila diminta laporan tersebut.

  5. Faktor Pertanggungjawaban

  Setiap jajaran anggota perangkat desa memiliki tanggungjawab sesuai dengan visi dan misi desa tersebut. Pertanggungjawaban itu berupa pelaksanaan dan pengelolaan dana yang dilakukan harus sesuai dengan anggaran yang telah ditentukan dan dapat ditunjukkan hasilnya, namun sampai saat ini pertanggungjawaban masih belum maksimal, hal ini dapat dilihat dari setiap tahunnya anggaran selalu sama untuk jenis kegiatan yang sama pula. Padahal apabila kegiatan yang dilakukan sudah berhasil, tidak perlu lagi dibuatkan anggaran untuk jenis kegiatan yang sama untuk tahun selanjutnya.

  6. Faktor Pengawasan

  Persoalan mendasar dari tidak bekerjanya pengawasan yaitu kurangnya keahlian SDM yang dimiliki pegawai sebagai personil pemeriksa, untuk menciptakan pemeriksa yang professional diperlukan pengembangan pendidikan demi meningkatkan sumberdaya pegawai yang berkualitas. Pengawasan hanya dilakukan secara berkala saja apabila ada tinjauan dari pengawas Kabupaten Lampung Tengah.

  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka penulis dapat menyimpulkan: 1.

  Desa Adi Jaya sudah menerima Alokasi Dana Desa. Pengelolaan keuangan di Desa Adi Jaya Kecamatan Terbanggi Besar terdiri dari kegiatan perencanaan, penganggaran, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan.

  2. Pengelolaan Keuangan desa di desa Adi Jaya , Hal ini dapat dilihat Dari Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Desa belum berjalan cepat dan transparan, belum dapat melakukan usaha yang bertujuan untuk menggali dan memanfaatkan potensi yang dimiliki secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan yang telah direncanakan.

  3. Faktor pengahambat dalam pengelolaan uang desa adalah a.

  Terlambat nya transfer uang dari pusat dan kabupaten ke desa adi jaya seharusnya uang di terima di awal bulan januari justru desa adi jaya menerima uang dari pusat dan kabupaten di awal bulan juni ; b. Keterbatasan dana yang diperoleh setiap desa guna mengembangkan potensi kegiatan yang dianggarkan; c. Perencanaan anggaran belanja desa yang kurang tepat sasaran; d.

  Besarnya anggaran untuk fasilitas dan prasarana desa; e.

  Kurangnya musyawarah antar pengurus dan masyarakat untuk meninjau ulang anggaran belanja desa sehingga dirasa anggaran yang sekarang masih belum tepat; f.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan

  Kurang meratanya pembagian tugas pengelolaan keuangan desa,saat ini hanya kepala desa g.

  Sistem pelaporan dan pertanggungjawaban terhadap jenis kegiatan yang di lakukan masih buruk hal ini dapat anggarannya masih saja di tetapkan anggaran untuk jenis kegiatan yang sama; h.

  Kurangnya faktor pengawasan yang dilakukan oleh tim pengawas dari kabupaten; i. Masih rendahnya tingkat kedisiplinan dan rasa tanggungjawab antar pengurus desa untuk memajukan dan membangun desa; j.

DAFTAR PUSTAKA

  Kurangnya keterlibatan petugas dan masyarakat dalam menjaga fasilitas dan prasarana desa; l. Kurang tepatnya sasaran alokasi dana yang akan digunakan sebagai sarana penunjang kegiatan pembangunan desa; m.

  Kurang efektifnya pihak pemerintah desa dan warga desa untuk membentuk usaha bersama guna memberikan tambahan dana pembangunan desa.

  N J: Prentice Hal,Inc.

  Management Englewood Chiffs .

  Stoner, James A.F,. 2006.

  Pembangunan . PT. Raja Grafindo Perkasa. Jakarta.

  Rozy, M. 1983. Penduduk dan

  Desa/Marga . PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

  Universitas Lampung. Bandar Lampung. Widjaja, HAW. 2003. Pemerintahan

  Nurmayani. 2015. Hukum Administrasi Daerah .

  Besar Kabupaten Lampung Tengah

  Masih rendahnya pengetahuan dan perilaku masyarakat dalam mengelola kegiatan yang ada didesa; k.

  Peraturan Peraturan Perundang-Undangan Republik Indonesia tentang Desa dan Kelurahan , Nuansa Aulia,

  MD, Soewito. 2007. Himpunan

  Pengelolaan Keuangan Desa Dan Pengelolaan Kekayaan Desa Pekanbaru : ReD Post Press.

  Arif, Muhammad. 2007. Tata Cara

4.2. Saran 1.

  2. Perlu diadakannya musyawarah antara anggota perangkat desa dan masyarakat guna menyusun rencana untuk memajukan pembinaan yang telah dilakukan oleh kepala desa terhadap masyarakat dalam rangka penyelenggaraan pembangunan bertujuan untuk menampung aspirasi masyarakat dalam konsep membangun desa yang lebih maju;

  Tim pendamping dari kabupaten lebih mengoptimalkan fungsinya melalui sosialisasi dan pemberian pelatihan pelaksanaan alokasi dana desa kepada aparat desa yang dilakukan setiap bulan.

  Bandung. Monografi Desa Adi Jaya Tahun 2016 Kecamatan Terbanggi Sunarno, Siswanto. 2006. Hukum Website dan Sumber data .Sinar

  Pemerintah Daerah

  Grafika.2006 Anggaran Pendapatan Desa Adi Jaya Kecamatan Terbanggi Besar

  Pemerintahan Administrasi Tahun 2016

  Aksara

  Desa dan Kelurahan

  Baru. Jakarta. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Desa Adi Jaya Kecamatan

  Universitas Lampung, Format Terbanggi Besar Tahun

  Penulisan Karya Ilmiah , Unila anggaran 2016

  Press. Bandar Lampung. 2004 Wasistiono, Sadu, dan Tahir, M. Irawan. 2006. Prospek

  Pengembangan Desa .Fokus Media. Bandung.

  Widjaja, HAW. 2006.

  Penyalenggaraan Otonomi di Indonesia . PT Rajagrafindo.

  Perundang-Undangan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan

  Daerah,Jakarta.2014 Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 Tentang Desa,Jakarta 2014 Peraturan Pemerintah Nomor 43

  Tahun 2014 Tentang Desa,Citra Umbara.Bandung.2014

  Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014 Tentang Proses Penetapan Rancangan APBDesa,Jakarta.2014

  Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa,Jakarta.2014

Dokumen yang terkait

PENGELOLAAN DANA KAMPUNG DI KAMPUNG MENGGALA KECAMATAN MENGGALA TIMUR YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG Jurnal Penelitian

0 0 13

PERANAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI LAMPUNG DALAM MENANGGULANGI PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOTIKA

0 1 11

PERAN DINAS SOSIAL DALAM REHABILITASI SOSIAL PENYALAHGUNA NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF (NAPZA) DI PROVINSI LAMPUNG

0 1 13

PENERIMAAN PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG DARI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU

0 2 13

DISPARITAS PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA KORUPSI PENGADAAN KENDARAAN DINAS DI KABUPATEN PESAWARAN (Studi Perkara Nomor: 25Pid.TPK2013PN.TK dan 26Pid.TPK2013PN.TK) Oleh Muhammad Reynaldy F., Diah Gustiniati, Firganefi. Email: muhammadreynaldy0gmail.

0 0 11

KEWENANGAN KEPOLISIAN SEKTOR DALAM PEMBERIAN IZIN KERAMAIAN SEBAGAI BENTUK PENGENDALIAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN DI KECAMATAN NEGERIKATON KABUPATEN PESAWARAN

1 1 15

KEBIJAKAN DINAS KOPERASI DAN UMKM DALAM MENYALURKAN KREDIT USAHA RAKYAT OLEH PIHAK KETIGA UNTUK MODAL USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PROVINSI LAMPUNG

1 0 16

KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG DALAM PELESTARIAN KEBUDAYAAN MELALUI PEMBUATAN MOTIF TAPIS

0 0 16

PENGAWASAN PROGRAM BINA LINGKUNGAN (BILING) DALAM MENJAGA KUALITAS PENDIDIKAN KOTA BANDAR LAMPUNG

0 2 14

PERAN KEPOLISIAN DALAM MENANGGULANGI TINGGINYA TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN RAYA TERHADAP PENGENDARA YANG TIDAK MEMILIKI SURAT IZIN MENGEMUDI (SIM) (Studi Di Polresta Bandar Lampung)

0 1 12