Latar Belakang Masalah PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA AIR UNTUK IRIGASI DI KABUPATEN SLEMAN | Listyawati | Mimbar Hukum 16151 30699 1 PB

MIMBAR HUKUM Volume 24, Nomor 1, Februari 2012, Halaman 1 - 186 1 Boedi Harsono, 2005, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan Undang Undang Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya, Djam- batan, Jakarta, hlm. 23. 2 Robert J. Kondoatie, 2005, Kajian Undang-Undang Sumber Daya Air, Andi, Yogyakarta, hlm. 29. 3 Muchsin, 2002, Hukum dan Kebijakan Publik, Pustaka Pelajar, Malang, hlm. 58-61. 4 Ditjen Sumber Daya Air, 2003, “Pembaharuan Pengelolaan Sumber Daya Air, Peran Budaya Lokal dalam Menunjang Sumber Daya Air yang Berkelanjut-an”, http:air.bappenas.go.idmaindocpdfmakalahPresentasi20RUU20SDA20di20Bali.pdf, diakses 14 Juli 2011.

A. Latar Belakang Masalah

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang penting bagi kehidupan manusia, maka berdasar Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 jo. Pasal 2 ayat 2 UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, negara mempunyai wewenang untuk menguasainya. Pengertian “dikuasai “ dipakai dalam aspek public seperti yang dirumuskan dalam Pasal 2 UUPA. Pasal 2 UUPA lebih lanjut memberi makna ”menguasai” sebagai tindakan “mengatur”, “merencanakan”, sekaligus “mengelola” dan “melestarikan”nya. 1 Menurut Grigg sebagaimana yang dikutip dalam Kodoatie, pengelolaan sumber daya air adalah aplikasi dari cara struktural dan non struktural untuk mengendalikan sistem sumber daya air alam dan buatan manusia untuk kepentingan manfaat manusia dalam tujuan-tujuan lingkungan. 2 Pelaksanaan pengelolaan sumber daya air harus dituangkan dalam sebuah produk hukum yang pada dasarnya merupakan hasil dari proses kebijakan publik. Menurut Muchsin, kebijakan publik yang berupa produk hukum berawal dari aspirasi masyarakat yang kemudian mengalami proses limitasi dan fasilitasi, sehingga aspirasi ma- syarakat akan terbentuk utuh. Aspirasi masyarakat yang sudah utuh ini selanjutnya mengalami evaluasi dengan hal-hal yang bersifat idiil, normatif ditambah dengan kenyataan-kenyataan politik momen politik yang ada, maka terciptalah aturan hukum dalam bentuk peru-ndang-undangan. 3 Dalam menentukan kebijakan dan strategi dalam pengelolaan sumber daya air, perlu diperhatikan tujuh asas, yakni asas kelestarian; keseimbangan; kemanfaatan umum; keterpaduan dan keserasian; keadilan; kemandirian; transparansi dan akuntabilitas. 4 Pengelolaan sumber daya air di Indonesia diatur dalam UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air UUSDA yang merupakan revisi terhadap UU No. 11 Tahun 1974 tentang Pengairan. Pemanfaatan sumber daya air dapat dilakukan hampir pada semua lini kehidupan manusia baik untuk keperluan hidup sehari-hari maupun untuk usaha yang menggunakan bahan dasar air atau sebagai penunjang, termasuk usaha di bidang pertanian. Pada Pasal 41 UUSDA disebutkan bahwa pemenuhan air baku untuk pertanian dilakukan dengan pengembangan sistem irigasi. Dalam dunia pertanian terutama irigasi, water resources sustainability sangat penting, maka pengelolaan penggunaan air untuk irigasi harus mengacu pada prinsip tersebut. Oleh karena itu, pengelolaan irigasi merupakan salah satu faktor pendukung utama bagi keberhasilan pembangun- an pertanian dari program swasembada beras menjadi swasembada pangan. Sebagai tindak lanjut dari UUSDA, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2006 tentang Irigasi. Dalam Pasal 1 PP Irigasi disebutkan bahwa yang dimaksud dengan irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan membuangan air untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak. Sedangkan sistem irigasi meliputi prasarana irigasi, air irigasi, manajemen irigasi, kelembagaan pengelolaan irigasi, dan sumber daya manusia. Berdasarkan PP Irigasi tersebut, irigasi berfungsi untuk mendukung produktivitas usaha tani guna meningkatkan produksi pertanian dalam rangka ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani, yang diwujudkan melalui keberlanjutan irigasi. Mengacu pada PP tersebut, petani mempunyai keleluasaan untuk melakukan usaha tani yang menghasilkan keuntungan inansial yang paling 147 Listyawati dan Suharsono, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Sumber Daya Air untuk Irigasi 5 Tambak adalah kolam ikan yang diusahakandibudidayakan untuk usaha. Keberadaannya harus dilandasi oleh izin usaha secara tertulis dari pejabat yang berwenang, memiliki konstruksi dasar dan pematang, punya bentuk petakan, memiliki sudut tumpul, luas ideal 3000-5000 m 2 , mendapat air pasok yang bebas hama, punya saluran pengairan, memiliki unit tendon, memiliki petak pemeliharaan, dan memiliki petak pengolahan limbah. 6 Subadi, 2009, Desentralisasi Penguasaan dan Pendayagunaan Tanah Kawasan Hutan di Jawa: Antara Harapan dan Kenyataan, Hasil Penelitian, Hibah Bersaing Perguruan Tinggi DP2M Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2009, hlm. 16. tinggi. Konsekuensi dari adanya kebebasan dalam menentukan jenis usaha tani ini memberikan kontribusi terjadinya konlik kepentingan antar pemangku kepentingan stakeholders, seperti yang terjadi di Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman antara petani tanaman pangan dengan petani tambak 5 dan di Kecamatan Turi antara petani tanaman pangan dengan pekebun salak dan peternak. Demikian pula di Kecamatan Cangkringan terjadi konlik antara petani tanaman pangan dengan petani tambak. Faktor lemahnya pengawasan dan pengendalian dapat dipastikan merupakan penyebab terjadinya berbagai konlik tersebut. Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, urusan irigasi diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta No. 6 Tahun 2010 tentang Irigasi, sedangkan di Kabupaten Sleman aturan hukum urusan irigasi masih berupa rancangan peraturan daerah tahun 2008. Dengan diundangkannya Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah serta peraturan pelaksanaan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah KabupatenKota, maka kewenangan dalam pengelolaan sumber daya air dilaksanakan sepenuhnya oleh pemerintah daerah setempat. Desentralisasi tersebut akan berimplikasi pada: konlik perundang-undangan conlict of norm; konlik kewenangan conlict of authority; konlik ekonomi kerakyatan dengan ekonomi liberal kapitalis conlict of economic; euforia peningkatan pendapatan asli daerah PAD; munculnya primordialisme kedaerahan. 6 Dengan demikian, maka unsur pengawasan dan pengendalian pemanfaatan sumber daya air untuk irigasi perlu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya untuk mengeliminir berbagai konlik tersebut sekaligus dalam rangka menciptakan pemerintahan yang baik good governance. Berdasarkan uraian di atas, maka permasa- lahan yang dapat diangkat dalam penelitian ini adalah: 1. bagaimanakah pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pemanfaatan sumber daya air untuk irigasi di Kabupaten Sleman? 2. kendala-kendala apa sajakah yang dihadapi baik oleh pemerintah maupun masyarakat dalam melaksanakan pengawasan dan pengendalian pemanfaatan sumber daya air untuk irigasi di Kabupaten Sleman? 3. bagaimanakah cara mengatasi kendala- kendala tersebut?

B. Metode Penelitian

Dokumen yang terkait

PENGARUH KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA, PENGENDALIAN INTERN AKUNTANSI, PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI, Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pengendalian Intern Akuntansi, Pemanfaatan Teknologi Informasi, Dan Pengawasan Keuangan Daerah Terhadap Ketera

0 3 17

PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA, PENGENDALIAN INTERN AKUNTANSI, PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI, DAN Pengaruh Sumber Daya Manusia, Pengendalian Intern Akuntansi, Pemanfaatan Teknologi Informasi, Dan Pengawasan Terhadap Keterandalan Pelaporan Penggunaan Angg

0 2 18

PENGAWASAN PEMERINTAH KABUPATEN AGAM DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA AIR DANAU MANINJAU - Repositori Universitas Andalas

0 0 2

PENGAWASAN PEMERINTAH KABUPATEN AGAM DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA AIR DANAU MANINJAU - Repositori Universitas Andalas

0 0 13

Kegagalan Pengendalian Alih Fungsi Tanah dalam Perspektif Penatagunaan Tanah di Indonesia | Listyawati | Mimbar Hukum 16207 30755 1 PB

0 0 21

PENGADAAN TANAH DALAM PEMBANGUNAN JARINGAN JALAN LINGKAR SELATAN DI KABUPATEN BANTUL | Listyawati | Mimbar Hukum 16189 30737 1 PB

0 0 17

KONFLIK PEMANFAATAN SUMBER DAYA AIR UNTUK IRIGASI DI KECAMATAN MINGGIR KABUPATEN SLEMAN | Listyawati | Mimbar Hukum 16174 30722 1 PB

0 0 12

PENGATURAN SUMBER DAYA PERIKANAN DI ZONA EKONOMI EKSKLUSIF (ZEE) INDONESIA | Kurnia | Mimbar Hukum 16040 30584 1 PB

0 3 15

Pengadaan Tanah untuk Pengembangan Bandara Adisucipto Menjadi Bandara Internasional | Listyawati | Mimbar Hukum 16279 30827 1 PB

0 0 15

PELUANG PEMANFAATAN AIR TANAH UNTUK KEBERLANJUTAN SUMBER DAYA AIR

0 0 12