[DESEMBER 2015]
TESIS MAGISTER ILMU KOMPUTER
]
22
BAB V PEDOMAN PENULISAN
Bab ini memuat pedoman yang berkaitan dengan tata cara penulisan usulan penelitian proposal tesis, tesis dan ringkasan tesis di Prodi Magister Ilmu Komputer Program
Pascasarjana.
5.1 ATURAN UMUM
a. Isi BAB-1 sampai dengan BAB-5 Minimum 40 empat puluh halaman pada naskah
akhir tesis, tidak termasuk lampiran-lampiran pelengkap. b. Pada halaman yang hanya berisikan gambar saja tidak dihitung sebagai halaman.
c. Naskah lengkap usulan penelitian proposal tesis, tesis atau ringkasan tesis disusun dalam bahasa Indonesia yang baku, sesuai dengan ketentuan ejaan bahasa Indonesia
yang disempurnakan. Apabila penulisan dalam bahasa Inggris, pedoman penulisan ejaan dan tata-bahasa mengikuti sistem spelling dan grammar berdasarkan tipe
USBritish English terkait dengan software yang digunakan
d. Semua kalimat ditulis menggunakan tata bahasa baku. Penggunaan kata ganti orang dihindari gunakan kalimat pasif dan sedapat mungkin menggunakan istilah Indonesia.
Apabila, karena sesuatu hal, terpaksa harus menggunakan istilah asing atau istilah
daerah, istilah tersebut harus ditulis miring atau digaris-bawahi secara konsisten.
e. Dalam penulisan usulan penelitian proposal tesis, tesis atau ringkasan tesis, sebaiknya digunakan kalimat atau alinea penyambung antara definisiteorema yang satu dengan
definisiteorema yang lain, sehingga alur isi usulan penelitian atau tesis menjadi jelas.
Hindari penulisan yang hanya mendaftar definisi, teorema dan lain-lainnya.
f. Kata hubung, misalnya “maka”, “sehingga”, “sedangkan” tidak boleh digunakan
sebagai awal suatu kalimat.
g. Penerjemahan kata “where”, “when”, dan “of” dalam bahasa Inggris tidak selalu menjadi kata “di mana”, “ketika”, dan “dari” dalam bahasa Indonesia, tetapi harus
diterjemahkan diartikan dengan tepat, sesuai dengan bahasa Indonesia baku.
h. Perlu diperhatikan bahwa penulisan “ke” dan “di” sebagai awalan, harus dibedakan
dengan penulisan “ke” dan “di” sebagai kata depan.
i. Pemenggalan kata harus dilakukan secara cermat, sesuai dengan kaidah penulisan
Bahasa Indonesia yang benar. j. Bilangan yang mengawali suatu kalimat harus dieja, misalnya : Sepuluh ekor tikus.
k. Simbol atau rumus tidak boleh berada di awal kalimat. l. Tanda baca dan penulisan anak kalimat mengikuti EYD.
5.2 JENIS KERTAS DAN UKURAN