LKP : Alur Proses Pre Press di CV. Sinar Jaya Printing.

(1)

ALUR PROSES PRE PRESS

DI CV. SINAR JAYA PRINTING

KERJA PRAKTEK

Nama : TAUFAN RIZKY

NIM : 09.39090.0010

Program : DIII (Diploma Tiga)

Jurusan : Komputer Grafis dan Cetak

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA


(2)

ALUR PROSES PRE PRESS

DI CV. SINAR JAYA PRINTING

PRAKTEK KERJA INDUSTRI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Tugas Mata Kuliah Praktek Kerja Industri

Oleh:

Nama : TAUFAN RIZKY

NIM : 09.39090.0010

Program : DIII (Diploma Tiga)

Jurusan : Komputer Grafis dan Cetak

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA


(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar belakang Masalah ... 1

1.1.1 Alur Proses Cetak ... 2

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan ... 3

1.5 Kontribusi ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 6

2.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ... 6

2.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 7

2.3 Pekerjaan Cetak ... 7

2.4 Proses Alur Kerja Perusahaan ... 8

2.5 Peralatan Percetakan ... 8


(4)

BAB III

METODE KERJA PRAKTEK ... 9

3.1 Waktu dan Lokasi ... 9

3.2 Landasan Teori ... 9

3.1.2 Pra Cetak ... 10

A. Proses Desain ... 11

B. Layout Desain ... 11

C Proses Pembuatan Film/Plate Cetak ... 21

BAB IV HASIL DAN EVALUASI ... 23

4.1 Prosedur Kerja Praktek ... 23

4.2 Pelaksanaan Kerja Praktek ... 23

4.3 Evaluasi Kerja Praktek ... 26

4.3.1 Pre Press (Pra Cetak) ... 26

4.3.2 Press (Cetak) ... 37

BAB V PENUTUP ... 41

5.1 Kesimpulan ... 41

5.2 Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 42

LAMPIRAN ... 43


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Alur Kerja Perusahaan ... 8

Gambar 3.1 Warna Subtractive ... 15

Gambar 3.2 Warna Additive ... 16

Gambar 3.3 Color Separation ... 17

Gambar 4.1 Layout penyusunan File Kalender ... 31

Gambar 4.2 Hasil Final Layout dan Desain dari File Kalender... 32

Gambar 4.3 Skema Proses Pembuatan Plate untuk File Desain Kalender ... 34

Gambar 4.4 Mesin Copier Plate dan Plate Cetak yang digunakan ... 34

Gambar 4.5 Hasil Layout Desain Brosur pada Kalkir & Plate ... 35

Gambar 4.6 Hasil Desain Layout Undangan ... 36

Gambar 4.7 Hasil Desain Layout Sovenir Undangan (Tas)... 36

Gambar 4.8 Skema Proses Cetak Offset ... 37

Gambar 4.9 Mesin Cetak Offset Ryobi 480 ... 39


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Ukuran Kertas Standar Internasional ... 20


(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Masalah

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat dan dimulainya era globalisasi memicu perkembang teknologi dibidang grafika (sumber: Jurnal Indonesia Print Media). Semakin banyak mesin-mesin cetak baru yang bermunculan di pasaran. Untuk mengimbangi perkembangan ini, dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang berkompetensi dalam bidang cetak grafika, namun pada kenyataannya kebutuhan sumber daya manusia yang ahli dalam bidang tersebut masih kurang. Dalam dunia grafika tidak hanya dibutuhkan

kompetensi kemampuan pre-press, press dan post press, tetapi juga dibutuhkan

kemampuan dalam hal manajemen produksi, manajemen warna , dan sebagainya.

Untuk menjawab kebutuhan akan kompetensi yang sesuai dengan industri percetakan, Program Studi Diploma III Komputer Grafis dan Cetak Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer (STIKOM) Surabaya mengadakan Program Kerja Industri selama 160 jam di perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang grafika.

Teknologi cetak memiliki peran penting dalam kehidupan manusia saat ini. Hampir setiap hal yang digunakan oleh manusia pasti memiliki elemen cetak,

seperti buku, surat-surat, majalah, koran, kemasan, label dan sebagainya.


(8)

2

1.1.1 Alur Proses Cetak

Dalam proses cetak terdapat proses panjang mulai dari persiapan hingga

barang jadi. Alur proses cetak dapat dijabarkan menjadi pre-press, press,

post-press.

1. Pre Press

Pre Press sering disebut juga dengan unit persiapan. Dimana dalam tahap ini berisi persiapan sebelum proses naik cetak. Meliputi pengolahan materi yang akan dicetak hingga menjadi acuan cetak. Dalam unit ini sangat berkaitan dengan

proses desain, layout, pembuatan film, montage hingga pembuatan plat cetak.

2. Press

Unit ini bertujuan menghasilkan duplikasi gambar atau teks yang berada

pada acuan cetak ke material cetak (substrate). Dalam proses cetak dibutuhkan

hasil yang presisi, warna yang tepat dan hasil cetakan yang bersih. 3. Post Press

Unit ini bertujuan untuk menyelesaikan hasil cetakan dari proses sebelumnya yang masih berupa lembaran kertas hingga menjadi bentuk jadi. Hasil jadi dalam proses ini dapat berupa buku, majalah, tabloid, koran, kemasan, dll.


(9)

3

1.2 Perumusan Masalah

Laporan kerja praktek ini lebih menekankan pada bagian pre press atau

pra cetak, dimana didalamnya terdapat suatu kegiatan pre press yang akan

menghasilkan plate cetak untuk digunakan pada proses selanjutnya (proses press).

1.3 Batasan Masalah

Ruang lingkup pelaksanaan kerja praktek ini hanya pada bagian prepress,

dimana pada bagian ini kegiatan yang dilakukan hanya seputar proses pra cetak.

Diantaranya layout desain/film, pembuatan film (montage) dan proses pembuatan

plate cetak.

1.4 Tujuan

Tujuan dari kerja praktek ini adalah :

a. Sebagai salah satu yang dipersyaratkan untuk kelulusan pada mata

kuliah Kerja Praktek Industri DIII Komputer Grafis dan Cetak STIKOM Surabaya.

b. Sebagai salah satu sarana untuk menerapkan ilmu yang telah didapat

selama di perkuliahan.

c. Sebagai sarana praktek kerja lapangan guna membahami kondisi dunia

industri, serta dapat melakukan praktek langsung.

d. Sebagai sarana untuk menggali pengetahuan yang lebih luas tentang alur

proses cetak offset.

e. Dan diharapkan dapat memberikan manfaat berupa ilmu yang baru

kepada pembaca, khususnya adik kelas di jurusan DIII Komputer Grafis dan Cetak dalam bentuk laporan kerja industri.


(10)

4

1.5 Kontribusi

Kontribusi selama pelaksanaan Praktek Kerja Industri di CV. Sinar Jaya Printing adalah sebagai berikut :

• Terhadap Penulis :

a. Dapat memahami tentang aturan kerja yang terdapat pada suatu

perusahaan.

b. Mendapatkan pengetahuan yang lebih luas dalam proses cetak offset,

terutama pada bagian pre press.

c. Dapat lebih memahami tentang persiapan sebelum proses pra cetak.

d. Mendapatkan pemahaman terhadap masalah-masalah yang sering

terjadi pada saat proses pre press dan cara mengatasi permasalahan

tersebut.

• Terhadap Perusahaan :

a. Membantu proses produksi di perusahaan CV. Sinar Jaya Printing

b. Menganalisa permasalah yang sering terjadi pada saat proses pre press

berlangsung.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan merupakan acuan atau panduan dalam penulisan laporan kerja praktek di perusahaan, dimana sistematika penulisannya adalah sebagai berikut :


(11)

5

Bab I (Pendahuluan)

Membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan serta kontribusi terhadap perusahaan serta sistematika penulisan laporan kerja praktek industri.

Bab II (Gambaran Umum Perusahaan)

Membahas tentang gambaran umum perusahaan, lokasi perusahaan, visi misi serta struktur organisasi pada perusahaan CV. Sinar Jaya Printing

Bab III (Metode Kerja Praktek)

Berisi landasan teori tentang proses pra cetak dan membahas tentang waktu dan lokasi praktek kerja industri.

Bab IV (Hasil dan Evaluasi)

Membahas tentang prosedur kerja praktek, pelaksanaan kerja praktek serta evaluasi selama melakukan kerja praktek di CV. Sinar Jaya Printing

Bab V (Penutup)

Berisi kesimpulan dan saran berdasarkan kerja praktek yang dilakukan di bagian departemen cetak perusahaan CV. Sinar Jaya Printing


(12)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Nama Usaha : CV. Sinar Jaya Printing

Alamat : Jl. Kali Kepiting Jaya IV No. 71

No Telepon : 081703511242

Email : sinarjaya_print@yahoo.co.id

Berawal pada tahun 2000, pada masa awal berdirinya perusahaan ini memulai usaha rumahan berupa jasa makelar percetakan undangan. Pada saat itu hanya memiliki 1 unit komputer untuk proses desain, seiring berjalannya waktu usaha kecil tersebut mendapat saran dari pelanggannya untuk mengembangkan usahanya yaitu dengan membuka percetakan sendiri. Mesin cetak yang pertama

dimiliki adalah mesin Toko 820 yang hanya dapat mencetak ukuran folio dan A4.

Usaha mulai berkembang dengan menerima jasa cetak undangan sendiri. Order yang tidak pernah sepi membantu berkembangnya usaha yang di miliki Bapak Sunarman yang kemudian dibantu oleh sang anak Bapak Susilo Hadi. Dengan pendapatan yang meningkat CV Sinar Jaya Printing mampu mengganti mesin cetak yang sebelumnya hanya ukuran folio dengan ukuran yang lebih besar yaitu

mesin Ryobi 480 yang mampu mencetak dengan ukuran yang lebih besar.


(13)

7

Saat ini CV Sinar Jaya Printing masih menggunakan mesin ini karena kebutuhan ruang yang tidak besar dan juga karena kebutuhan cetak CV Sinar Jaya Printing sebagian besar adalah untuk mencetak undangan sehingga mesin ini menjadi pilihan karena kemudahan dalam pengoperasian dan juga untuk efisiensi produksi. Untuk order cetak yang melampaui kemampuan mesin.

2.2 Visi dan Misi Perusahaan

Visi dari perusahaan CV Sinar Jaya Printing adalah menjadi perusahaan percetakan yang bergerak dibidang offset printing dengan harga yang kompetitif dan kualitas yang terjamin untuk menjaga kepuasan pelanggan.

2.3 Pekerjaan Cetak

Berikut ini adalah hasil pekerjaan cetak yang dihasilkan oleh Smile Grafika :

- Undangan

- Kalender

- Brosur

- Buku

- Kemasan

- Kop Surat


(14)

8

2.4 Proses Alur Kerja Perusahaan

Gambar 2.1 Proses Alur Kerja Perusahaan 2.5 Peralatan Percetakan

Mesin Cetak

• Mesin Offset Ryobi 480

• Alat Sablon Manual

Degel Hot Print dan Degel Press Diecut manual

Diecut otomatis

• Mesin Copier Plate

• Mesin Potong Rador Simplex

Marketing

Desain & Prepress

Produksi & Press

Finishing

Sorting

Sablon, hotprint,

kalkir, embos

Cetak offset

Jilid, hard cover, soft cover, dekorasi


(15)

BAB III

METODE KERJA PRAKTEK

3.1 Waktu dan Lokasi

Kerja praktek industri dilaksanakan di :

Nama perusahaan : CV. Sinar Jaya Printing

Divisi : Pra Cetak (Pre Press)

Tempat : Jl. Kali Kepiting Jaya IV No. 71

Kerja praktek dilaksanakan oleh penulis selama 7 minggu, dimulai pada tanggal 28 Febuari 2013, dan berakhir pada tanggal 27 April 2013, dengan alokasi waktu per minggu sebagai berikut :

• Kamis : 08.00 WIB - 17.00 WIB

• Jumat : 08.00 WIB - 17.00 WIB

• Sabtu : 08.00 WIB - 17.00 WIB

3.2 Landasan Teori

Berdasarkan ilmu dan pengetahuan yang didapatkan selama kuliah di Program Studi DIII Komputer Grafis dan Cetak STIKOM Surabaya, terdapat beberapa teori yang sangat berhubungan dengan pokok bahasan yang ditulis pada laporan kerja praktek industri di CV. Sinar Jaya Printing pada bagian devisi pra cetak.


(16)

10

3.1.2 Pra Cetak

Prepress meliputi semua tahap proses yang dibutuhkan mulai dari

persiapan area cetak, teks, original image dan graphics sampai kepada proses

produksi untuk menuju kepada semua materi yang siap untuk proses cetak.

Materi yang ada di pre press, yang meliputi kegiatan desain grafis juga

merupakan titik awal yang sangat berguna untuk kegiatan bidang grafika lain,

misalnya untuk website pada advertising agency atau presentasi yang

menggunakan teks dan foto/gambar. Dalam hal ini kegiatan tersebut juga dapat

dikatakan pre media, karena mengolah bidang gambar, image atau foto yang

kemudian disajikan secara umum.

Tahap pracetak juga dikenal dengan tahap persiapan. Unit ini bertugas

mengolah materi yang nantinya akan menjadi acuan cetak pada mesin cetak (plate

cetak). Dalam prosesnya, bagian pracetak ini berkaitan erat dengan peralatan seperti computer dengan perangkat lunak desain untuk mendukung proses desain

dan layout, printer, scanner, meja layout dan montage, imagesetter, film

processor, platemaker, plate processor, platesetter, penggaris, cutter, perekat, astralon dan lain-lain.

Gambaran secara umum proses pra cetak adalah sebagai berikut

1. Proses Desain

2. Proses Layout Desain


(17)

11

A. Proses Desain

Proses desain yang dimaksudkan adalah proses penterjemahan dari keinginan (berupa gambar) yang dapat dituangkan kedalam suatu media yang nantinya akan memiliki tujuan pada hasil akhirnya. Pada dasarnya proses desain

merupakan bagian dari proses layout desain jika dilihat dari unsur-unsur yang

terdapat di dalamnya, hanya saja proses desain lebih mengarah kepada suatu kebutuhan.

B. Layout Desain

layout adalah meramu semua unsur grafis, yang meliputi warna, bentuk, merk, ilustrasi, tipografi, yang menjadi suatu kesatuan baru yang disusun dalam kemasan secara utuh dan terpadu dengan pertimbangan sebagai berikut:

• Keseimbangan (balance) merupakan penataan unsur-unsur untuk mencapai

kesan visual.

• Titik pandang (focus), menonjolkan salah satu unsur untuk menarik perhatian,

• Lawanan (contrast), penggunaan warna yang sangat berbeda akan menarik

perhatian dan meningkatkan keterbacaan.

• Perbandingan (proportion), penggunaan ukuran yang serasi antara panjang

lebar, besar kecil, tebal tipis, untuk mencapai keterpaduan yang enak dilihat

• Alur (gaze motion), penataan merk/logo, ilustrasi, teks dan tanda lainnya

dalam pengurutan yang paling logis untuk memberikan alur keterbacaan yang sesuai dengan kebiasaan orang membaca.

• Kesatuan (unity), kelima unsur diatas digabungkan untuk pengembangan


(18)

12

Pada dasarnya proses layout adalah mengatur penempatan berbagai unsur desain, misalnya huruf, garis-garis, bidang, gambar/image dan sebagainya. Layout dimulai dengan gagasan pertama dan diakhiri oleh selesainya pekerjaan. Proses layout tersebut memberi kesempatan kepada layouter dan langganannya untuk melihat pekerjaan mereka sebelum dilaksanakan. Dengan demikian pembengkakan biaya karena pengulangan penyusunan dan pembetulan kembali dapat dicegah. Dengan kata lain, layout adalah proses memulai perancangan suatu produk cetakan.

Dalam suatu layout desain terdapat beberapa unsur/komponen yang harus dipersiapkan, diantaranya:

1. Teks

2. Image (Foto)

3. Gambar (Vektor)

4. Warna

5. Ukuran bidang desain

Komponen dapat dikategorikan sebagai materi awal dalam suatu proses desain. Secara umum proses desain merupakan proses pengembangan dar sebuah konsep yang akan diterapkan dalam suatu produk (hasil jadi) yang diinginkan.

B.1 Teks (Huruf)

Teks digunakan untuk memberikan informasi kepada pembaca melalui kumpulan huruf yang disusun sedemikian rupa, sehingga penyusunan huruf harus diatur dengan baik agar mampu berinteraksi dengan pembaca. Proses mempersiapkan materi teks yang akan digunakan sebagai komponen desain


(19)

13

Dalam proses pembuatan materi teks tersebut, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya:

• Format penulisan

• Ukuran, bentuk dan tipe huruf yang digunakan

• Jarak antar huruf

• Tabulasi

• Penggunaan bahasa yang sesuai dengan aturan yang berlaku

B.2 Image (Foto)

Foto atau Image merupakan suatu obyek yang terbentuk dari titik-titik

yang mengandung warna. Titik-titik inilah yang disebut dengan pixel. Biasanya

pixel ini disebut juga dengan raster.

Gambar juga disebut pixel. Pixel program digunakan untuk menghandle multi-tone image, yaitu image yang terdiri dari titik dan warna, contohnya foto.

Dalam suatu image, setiap pixel mengandung informasi warna. Dibandingkan

dengan vektor, gambar pixel akan berkurang kualitasnya ketika ukurannya diperbesar. Hal ini terjadi karena informasi warna di dalamnya tidak dihitung ulang, jadi semakin diperbesar gambarnya, kerapatan warnanya akan semakin lemah.

Penggunaan Pixel Grafis dalam desain biasanya dipakai untuk :

• Latar belakang / background dari sebuah desain

• Penjelasan terhadap suatu obyek/produk yang ditawarkan

• Penjelasan situasi (Foto Kejadian penting yang ditampilkan di surat kabar)


(20)

14

B.3 Gambar Vektor

Gambar vektor (vektor grafis) terbentuk dari kumpulan vektor, yaitu meliputi titik-titik yang membentuk garis objek yang digambar. Titik-titik tersebut dapat diubah-ubah sehingga mempengaruhi bentuk objek, dan dapat diberi warna sesuai dengan keinginan. Vektor tidak terpengaruh kepada resolusi atau kerapatan titik seperti pada pixel grafis.

Vektorisasi merupakan pengubahan dari suatu image yang berorientasi

pixel ke dalam bentuk vektor grafis. Suatu gambar yang divektorisasi tidak lagi

terdiri dari ribuan titik/pixel, tetapi menjadi titik-titik yang lebih sedikit yang

berada di titik tertentu dari suatu bentuk kurva yang membentuk objek yang divektorisasi.

B.4 Warna

Secara umum warna dibagi menjadi dua, yaitu warna additive dan

subtractive. Warna additive adalah warna yang berasal dari cahaya dan disebut spectrum. Sedangkan Warna subtractive adalah warna yang berasal dari bahan dan disebut pigmen. Warna pokok additive adalah merah (Red), hijau (Green),

biru (Blue), dalam komputer disebut model warna RGB. Warna pokok subtractive

adalah Sian (Cyan), Magenta, dan Kuning (Yellow), dalam komputer disebut model warna CMY.


(21)

15

• Warna subtractive

CMYK singkatan dari Cyan, Magenta, Yellow, dan Black. Empat warna inilah yang paling sering digunakan dalam format pencetakan. Mengapa huruf “K”, dan bukan “B” untuk mewakili Black? Karena “B” sudah dipakai Blue dalam format RGB (Red Green Blue). CMYK merupakan metode warna berdasarkan pigmen atau zat warna. Beragam warna lain bisa dihasilkan dari penggunaan empat warna ini. Sayangnya, CMYK tidak mampu menghasilkan warna sebanyak pada RGB.

Gambar 3.1 Warna Subtractive

• Warna Aditif

RGB merupakan metode warna berdasar cahaya. Televisi dan monitor komputer menggunakannya. Dengan mengombinasi tiga warna ini, banyak warna lain bisa dihasilkan. Perlu diingat, bila ingin mengolah gambar dalam mode RGB, sebelumnya harus mengubahnya ke mode CMYK sebelum mencetak.


(22)

16

Gambar 3.2 Warna Additive

B.4.1 Konsep Dasar Separasi Warna

Cetak offset adalah teknik cetak yang saat ini paling banyak dipakai untuk

mentrasfer data digital (dari komputer) ke atas kertas untuk tujuan komersial. Teknik ini mampu menghasilkan cetakan berkualitas bagus, kecepatan cetak yang tinggi dan dengan pengeluaran biaya yang sepadan. Bagaimanapun cetak offset hanya memproduksi warna-warna solid, bukan gradasi dan memberikan hanya satu warna dari tinta ke lembaran kertas dalam satu waktu. Sedangkan untuk

mencetak foto/image yang mengandung suatu bentuk bayang atau gradasi (disebut

juga continuous-tone images), bentuk gradasi disimulasikan dengan menggunakan


(23)

17

Untuk mengatasi masalah lain yang muncul dalam mereproduksi warna campuran tersebut dalam proses cetak, masing-masing tinta harus ditambahkan

secara terpisah. Oleh karena itu image/foto tersebut harus dipisahkan ke tiap

warna pembentuknya dengan membuat sistem separasi warna. Masing-masing

warna dikeluarkan ke dalam bentuk film positif yang dipakai untuk proses

pembuatan plate cetak. Umumnya, dokumen full color (yang mengandung banyak

warna, misalnya foto) dipisahkan ke dalam 4 warna proses, yaitu cyan, magenta,

yellow dan black, yang biasanya disebut juga dengan CMYK separation.

Gambar 3.3 Color Separation

B.4.2 Color Trapping

Setelah film diproduksi, lembaran-lembaran film yang sesuai warna tersebut harus diluruskan dan ditempat-kan antar warna (register) dengan tepat. Jika warna-warna tidak ditempatkan secara tepat antar warna dalam satu halaman,

akan muncul space/celah kosong yang tidak disengaja antar warna yang

diga-bungkan tersebut. Problem ini yang disebut dengan miss-registration


(24)

18

Untuk mengurangi terjadinya misregister, yang harus dilakukan adalah

melakukan teknik overlap (saling bertumpangan) antar warna, dimana jaraknya

hanya sedikit saja. Teknik tumpang tindih antar warna inilah yang disebut color

trapping.

Metode dasar Color Trapping

Ada 2 buah metode dasar dari color trapping, yaitu Spread dan Choke.

Spread trapping terbentuk dengan memperbesar ukuran dari obyek

yang terbentang di atas background, seperti pada contoh di atas.

Choke trapping melakukan overlapping warna pada arah yang

berlawanan dengan spread.

Background yang berupa lubang lingkaran diperkecil sedangkan obyek yang terbentang ukurannya tidak berubah. Umumnya, salah satu dari dua metode

trapping dipilih berdasarkan warna dari obyek yang akan di overlap. Berdasarkan

pengalaman, biasanya obyek berwarna terang yang akan dibesarkan. Jadi jika

obyek di atas yang berwarna gelap, maka digunakan metode choke. Sedangkan

jika background yang gelap, maka gunakan metode spread.

Memperbesar obyek gelap dapat mempengaruhi penampilan dari desain.

Tidak direkomendasikan untuk menambah obyek teks yang kecil dengan spread

trapping karena akan merubah huruf. Gunakan teknik trapping yang berbeda. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa obyek terang lebih dipilih untuk diperbesar daripada obyek gelap.


(25)

19

Pemberian overlapping pada suatu obyek bervariasi, tergantung juga pada

besar dari obyek tersebut. Untuk pembuatan overlapping standar biasanya

digunakan pembesaran sebesar 1 – 2 mm dari obyek aslinya.

Langkah-langkah pembuatan trapping:

• Tentukan berapa warna yang akan dipakai untuk pembuatan plat cetakan.

• Bandingkan antara warna-warna yang saling bertumpukan, tentukan warna

terang dan warna gelap.

• Lakukan pemisahan warna berdasarkan jumlah warna yang ada/digunakan.

• Lakukan trapping terhadap obyek dengan warna terang, agar nantinya

tidak berpengaruh pada obyek secara keseluruhan. Untuk mengecek perbedaan warna tersebut, pilih metode spread atau choke.

B.5 Ukuran Bidang Desain

Sejak awal proses desain, ukuran bidang cetak sudah harus dipersiapkan, agar proses layout dan cetak dapat berjalan dengan baik. Hal yang harus diketahui adalah ukuran kertas yang dipakai dalam proses layout dan cetak, termasuk pembagian kertas mentah menjadi potongan kertas ukuran cetak.


(26)

20

Pada tahun 1917,Sejarah perkembangan kertas sampai berbagai macam ukuran kertas yang digunakan, sehingga hal itu menyulitkan perusahaan kertas dalam melayani pelanggannya. Karena pada saat itu kertas yang diminta oleh para pelanggan berbeda-beda ukurannya. Dari permasalahan itu muncullah standarisasi untuk ukuran kertas yang di bagi menjadi 3 antara lain :

A = Ukuran kertas yang dipakai untuk ukuran dasar adalah A0. A0 merupakan

ukuran kertas terbesar dan ukurannya kurang lebih adalah satu meter

persegi (841 x 1189 mm = 999.949 mm2).

B = Ukuran kertas sebelum dipotong.

C = Ukuran sampul dari kategori A

(A4 ukuran serat, C4 ukuran sampul suratnya)

Tabel 3.1 Ukuran Kertas Standar Internasional

A Ukuran (mm) B Ukuran (mm) C Ukuran (mm)

A0 841 x 1189 B0 1000 x 1414 C0 917 x 1297

A1 594 x 841 B1 707 x 1000 C1 648 x 917

A2 420 x 594 B2 500 x 707 C2 458 x 648

A3 297 x 420 B3 353 x 500 C3 324 x 458

A4 210 x 297 B4 250 x 353 C4 229 x 324

A5 148 x 210 B5 176 x 250 C5 162 x 229

A6 105 x 148 B6 125 x 176 C6 114 x 162

A7 74 x 105 B7 88 x 125 C7 81 x 114

A8 52 x 74 B8 62 x 88 C8 57 x 81

A9 37 x 52 B9 44 x 62


(27)

21

C Proses Pembuatan Film/Plate Cetak

Berbagai elemen yang didapat dari proses desain dan layout digital, baik

berupa teks, vektor grafis maupun image, digabungkan menjadi satu dalam satu

kesatuan layoutdengan aplikasi komputer.

Setelah proses layout selesai dikerjakan dan sudah disetujui, file hasil

desain tersebut dikirimkan ke mesin pembuat film (ImageSetter). Untuk dapat

menerjemahkan file tersebut, maka struktur file diubah menjadi bentuk PostScript

file. Dalam proses ini semua tanda register, kress potong dan lipat, color bar

secara otomatis terbentuk. File postscript tersebut kemudian diterjemahkan

dengan penerjemah yang disebut RIP(Raster Image Processor), dan disampaikan

ke imagesetter. Film yang dihasilkan oleh imagesetter kemudian dikirimkan ke film processor, yang berfungsi untuk memproses film, sehingga dihasilkan film yang telah membentuk gambar atau pola sesuai desain.

Dalam tahap berikutnya, film yang sudah dihasilkan tersebut diatur untuk

disesuaikan dengan karakteristik plate cetak. Dengan menggunakan meja yang

menggunakan lampu, mulailah proses pengaturan halaman demi halaman

dilakukan. Jika dibuat film dengan warna separasi (CMYK), maka melalui proses

ini akan dihasilkan 4 buah halaman film. Proses ini sering disebut dengan

montage. Halaman Film yang sudah diatur tersebut, mulai digabungkan dengan

halaman lain di atas selembar astralon dengan ukuran sesuai plat cetak yang

digunakan, sehingga nantinya akan terjadi beberapa kumpulan halaman untuk

masing-masing warna Jika diperlukan, sebagai pelengkap dapat ditambahkan pula


(28)

22

Proses inilah yang disebut dengan Computer to Film (CTF). Hasil proses

montage inilah yang akan dikontak ke plate cetak. Dengan teknik CTF, hasil montage diteruskan ke pembuatan plate cetak. Proses selanjutnya adalah

meletakkan tiap halaman montage tersebut ke atas selembar plate cetak, kemudian

dilakukan penyinaran dengan menggunakan mesin Platemaker (pembuat plate

cetak). Plate cetak dihasilkan dari proses vakum dan pencahayaan terhadap film.

Setelah dilakukan penyinaran, tahap terakhir adalah proses pencucian plate cetak

(menggunakan mesin plate processor), sehingga terbentuk pola gambar di atas

plate yang sesuai dengan film dan hasil desain. Hasil akhir akan didapatkan

beberapa plate cetak yang jumlahnya sesuai dengan banyaknya warna yang

digunakan.

Seiring perkembangan jaman, pekerjaan pembuatan film dan montage

manual di atas meja layout dirasa dapat menyita waktu yang banyak. Muncul

kemudian teknologi Computer to Plate (CTP). Teknologi ini memotong alur kerja

pembuatan film dengan imagesetter sampai kepada proses montage. Proses layout

dan montage dilakukan langsung dengan aplikasi komputer. Hasil layout yang

terbentuk di computer ditransfer ke dalam bentuk file postscript, dan dikirimkan

langsung ke mesin CTP atau yang disebut juga dengan platesetter. Plate cetak

akan langsung dihasilkan melaluimesin CTP tersebut, dan siap untuk dikirimkan


(29)

BAB IV

HASIL DAN EVALUASI

4.1 Prosedur Kerja Praktek

Pelaksanaan kerja praktek di Perusahaan CV. Sinar Jaya Printing dilakukan dalam waktu tiga bulan yang keseluruhannya di lakukan di bagian pra

cetak atau Pre Press.

Waktu kerja praktek dimulai pukul 08.00 - 17.00 wib (hari kamis - sabtu), dan dimulai dengan melakukan absensi yang terbagi menjadi dua, yaitu absensi yang diberikan dari pihak kampus untuk ditandatangani oleh pelaksana kerja praktek dan pembimbing kerja praktek di perusahaan maupun absensi yang diberikan oleh perusahaan sebagai prosedur standar terhadap semua karyawan perusahaan.

4.2 Pelaksanaan Kerja Praktek

Pelaksanaan kerja praktek dilakukan berdasarkan atas ketentuan yang berikan oleh perusahaan atau instansi dalam hal ini adalah CV. Sinar Jaya Printing

yang dilakukan di bagian Pre Press.


(30)

24

Pada bagian pra cetak, pelaksana kerja praktek dilakukan dengan beberapa metode dan berdasarkan perintah atau instruksi dari pembimbing kerja praktek, yaitu Bapak Susilo. Metode yang digunakan antara lain :

1. Wawancara

Wawancara dilakukan secara langsung dengan karyawan yang bersangkutan dengan tujuan :

a. Untuk mengetahui alur kerja di CV. Sinar Jaya Printing secara umum pada

bagian departemen pra cetak, mulai dari pembuatan layout desain,

pembuatan film sampai dengan proses pembuatan plate hingga plate

tersebut siap untuk dicetak.

b. Mengetahui alur proses produksi di CV Sinar Jaya Printing secara umum

mulai dari bagian pre cetak hingga ke bagian cetak.

c. Mengetahui tata cara desain dan layout yang benar pada produk-produk

grafika.

d. Mendapatkan informasi mengenai masalah-masalah yang sering terjadi

pada saat pengolahan file digital artwork di bagian pre press beserta cara


(31)

25

2. Observasi Lapangan

Metode ini merupakan metode teknik pengumpulan data dengan melalakukan pengamatan secara langsung ke lapangan. Observasi ini dilakukan guna mengadakan pengamatan secara langsung terhadap proses kerja didalam CV Sinar Jaya Printing dengan tujuan antara lain :

• Berkesempatan untuk terlibat langsung di bagian pre press untuk

menyiapkan dan mengolah file digital dengan baik sampai memenuhi

syarat untuk dilanjutkan pada proses pembuatan film dan selanjutnya pada

pembuatan plate cetak.

• Berkesempatan untuk melakukan analisa dan penyelesaian terhadap

pemasalahan yang sering terjadi pada bagian pre press.

• Berkesempatan untuk melakukan proses layout secara baik dan benar

terhadap file digital artwork sesuai dengan ketentuan yang ada di CV.

Sinar Jaya Printing.

• Berkesempatan untuk mengamati proses produksi cetak CV Sinar Jaya


(32)

26

3. Praktek

Praktek dilakukan pada bagian pre press dalam hal ini CV. Sinar Jaya

Printing membagi bagian pre press menjadi dua devisi/bagian yaitu devisi

montage dan devisi desain dengan menggunakan komputer berbasis windows

dengan menggunakan software grafis antara lain, Corel Draw, Adobe Photoshop,

dan software-software lainya untuk menyiapkan atau membuat filedigitalartwork

atas pemberian atau permintaan customer agar dapat diproses dengan baik dan

melakukan proofing kepada customer, serta melayout desain.

4.3 Evaluasi Kerja Praktek 4.3.1 Pre Press (Pra Cetak)

Prepress merupakan segala persiapan yang dibutuhkan sebelum proses produksi berlangsung, diantaranya melakukan persiapan desain, pemberian atribut

cetak, pecah warna, pembuatan film, montage serta pembuatan plate cetak. Yang

harus diperhatikan sebelum masuk kedalam proses pembuatan plate yaitu :

a. Job order apa yang nanti akan dikerjakan, bisa berupa label, brosur,

undangan, kemasan, display produk dan sebagainya.

b. Kalkulasi meliputi perhitungan banyaknya pemakaian kertas, ukuran cetak

sehingga bertujuan untuk lebih mengefisiensikan penggunaan material.

c. Proses pembuatan master, hal ini difungsikan sebagai pedoman cetak,

sehingga proses duplikasi cetakan bisa menyerupai aslinya.

d. Pemberian Pass Cross yang berfungsi untuk memudahkan mengatur


(33)

27

Masalah yang perlu diperhatikan pada saat proses prepress berlangsung

adalah :

1. Missing Font

Hal ini terjadi apabila kiat memilih/ memakai font yang tidak terdefinisi

oleh printer postscript. Atau font yang digunakan tidak ikut dicopy ke disc saat

di bawa ke percetakan (apabila kita mendesaian halaman publikasi kemudian

dikirim ke percetakan), sedangkan di percetakan font tersebut tidak tersedia.

Untuk itu, copy-lah font tersebut atau di-convert terlebih dahulu dalam desain

artwork sebelum diserahkan ke percetakan/ tempat pembuatan film.

2. Wrong file format

Artwork cetak biasanya menggunakan format file TIFF atau EPS untuk gambar. Sehingga bila mendifinisikan file gambar tersebut ke format file JPEG atau GIF untuk keperluan cetak offset, maka warnanya tidak akan sesuai

denagn hasil cetak dan kualitas pixel akan rusak. Format TIFF berukuran

sangat besar, dan akan menjadi kendala jika pengiriman harus dilakukan melalui email.

3. Incorrect Page Setting/ Page Setup

Pada saat mendesaian gunakan setup halaman sesuai ukuran yang

diperlukan. Untuk cetakan seperti brosur, undangan, dsb sisi-sisinya akan dipotong dengan mesin potong kertas, jadi sebaiknya pada luas area design


(34)

28

4. Resolution

Terlalu tinggi resolusi maka akan menyebabkan hasil yang tidak maksimal dan berlebihan sehingga memboroskan tinta. Sementara resolusi yang terlalu rendah maka akan menyebabkan gambar pecah atau kabur. Untuk cetak offset

seperti brosur, iklan koran dan majalah sebaiknya besaran dpi-nya minimal 300

dpi. Sedangkan cetak digital untuk keperluan outdoor (baliho, spanduk) bisa

menggunakan 32 dpi sampai 100 dpi tergantung ukuran medianya. Untuk

backdrop yang biasa dilihat dalam jarak relatif dekat, sebaiknya menggunakan

resolusi kurang dari 72 dpi, tetapi untuk billboard ukuran bisa menggunakan

resolusi 32 dpi.

5. Incorrect colour

Karena unsur warna yang digunakan pada monitor komputer berbeda dengan unsur warna percetakan maka sering terjadi hasil cetak yang meleset warnanya.Hal ini harus kita pahami, karena komputer grafis menggunakan unsur warna RGB.Sementara percetakan menggunakan unsur warna CMYK.Jadi kita harus menggunakan warna CMYK apabila ingin membuat


(35)

29

6. Membuat warna hitam menjadi warna khusus

Sebaiknya tidak menggunakan warna selain hitam untuk mewarnai teks

atau garis outline pada artwork yang dibuat. Ini untuk mencegah agar teks/

garis menjadi terlihat double karena register yang kurang presisi. Bila ada teks

yang perlu direvisi pada saat - saat terakhir sebelum dicetak, maka hanya perlu

mengganti selembar film saja pada warna Blacknya, tidak perlu mengganti

lainnya ( Cyan, Magenta dan Yellow ).

7. Proofing

Sebelum dicetak, maka kita harus melakukan proofing terlebih dahulu

kepada costumer untuk mengetahui contoh hasil cetak setelah di desain. Setelah

dicetak satu lembar untuk proofing, lalu ditunjukkan kepada costumer agar


(36)

30

Pada bagian pre press di CV. Sinar Jaya Printing terbagi menjadi 2

bagian/devisi, yaitu bagian desain dan montage:

1. Desain

Desain merupakan bagian awal dari alur proses produksi cetak yang akan dilakukan. Desainer pada bagian desain ini memiliki beberapa peranan yang diuraikan sebagai berikut

a) Bagian desain menerima pekerjaan yang akan dicetak untuk dibuatkan

tampilan yang menarik sesuai keinginan costumer.

b) Desainer mengolah desain yang diinginkan oleh costumer dari file yang

terdapat data yang akan diolah di komputer.

c) Data yang diterima oleh desainer dapat berupa file asli dengan extension

langsung dari aplikasi desain di komputer, barang langsung (contoh desain

yang akan dibuat) dan file image.

d) File image yang digunakan biasanya diperoleh dari Internet, Digital Camera, contoh hasil cetakan, file-file yang telah ada di komputer dan

dapat juga diperoleh dari hasil scanner.

Proses kerja yang dilakukan pada bagian desain berdasarkan praktek kerja yang dilakukan dengan contoh order dari konsumen berupa kalender:

a. Costumer menyampaikan order yang akan dipesan yang berupa kalender kepada desainer grafis.

b. Menentukan dimensi dari file yang akan dibuat kemudian dibuat layout.


(37)

31

c. Disepakati ukuran dari kalender tersebut adalah 46 x 31.08 cm dengan

ukuran kertas 48 x 33 cm. layout penyusunan file kalender adalah sebagai

berikut

Gambar 4.1 Layout Penyusunan File Kalender

d. Mengaplikasikan desain artwork yang diinginkan oleh costumer.

(menambah image, vektor/logo , teks, dan warna desain)

e. Memberikan artribut (color bar dan register) untuk acuan warna dan


(38)

32

Gmbar 4.2 Hasil Final Layout dan Desain dari File Kalender

f. Save dalam file aplikasi desain yang digunakan (corel draw X4), serta save

dalam bentuk file jpeg sebagai preview untuk dikirimkan/dilihat oleh


(39)

33

2. Montage.

Pengertian dari kata montage adalah penataan layout film dengan

menggunakan bantuan astralon secara manual. Film berisi desain yang imposisi

dan dalam penataan layout desain pada film menggunakan software. Proses ini

bertujuan untuk menghasilkan plate yang siap cetak.

Hal lain yang perlu diperhatikan pada saat penggandaan film adalah :

a. Pemberian atribut

b. Pemberian nomer up

c. Kebersihan astralon

d. Penyinaran

e. Pencucian

Proses montage file kalender menggunakan sistem montage manual

dengan alur proses sebagai berikut:

a. File digital artwork (file kalender) yang telah selesai di desain/layout dan

telah fix dipersiapkan terlebih dahulu.

b. Setelah itu file tersebut dibuat film dengan separasi warna CMYK sesuai

dengan warna kalender yang full colour. Pembuatan film tidak dilakukan di

CV Sinar Jaya Printing. Tetapi melalui pemesanan melalui repro film.

c. Kemudian setelah film file kalender sudah jadi, di layout pada sebuah lembar

astralon, setelah sesuai lembar film direkatkan dengan menggunakan selotip.

d. Film yang telah direkatkan pada astralon kemudian ditempelkan pada plate


(40)

34

e. Emulsi harus dalam posisi tak terbaca agar emulsi plate dan emulsi film

bertemu. Sehingga hasil gambar yang dihasilkan sesuai dengan gambar dari film.

Gambar 4.3 Skema Proses Pembuatan Plate untuk File Desain Kalender

f. Setelah itu dilakukan proses penyinaran dan vakum dengan menggunakan

mesin copier plate (plate maker dengan estimasi waktu sekitar 5 – 10 menit

per plate.

Gambar 4.4 Mesin Copier Plate dan Plate Cetak yang digunakan

g. Setelah selesai plate dicuci di dalam sebuah bak dengan memberikan

campuran cairan developer dan air pada bagian permukaan plate secara

merata. Kemudian bak digerak-gerakkan supaya campuran cairan tersebut

merapa melapisi plate. Bila cairan developer bekerja, pada bagian yang

terkena sinar akan mengeras dan bagian yang tidak terkena sinar akan rontok. Kemudian bersihkan sisa cairan tersebut dengan membilasnya


(41)

35

Selain mengerjakan job order berupa kalender, penulis juga melakukan

beberapa job order berupa brosur dengan langkah-langkah pengerjaan hampir

sama dengan pembuatan kalender yang membedakan adalah pada saat pembuatan film yang menggunakan kertas kalkir dengan rincian proses sebagai berikut:

g. Setelah layout desain brosur telah jadi maka kemudian di print pada

printer laser menggunakan kertas kalkir.

h. Penggunaan kertas kalkir sebagai pengganti film hanya berlaku untuk

menghasilkan cetakan satu warna.

i. Kemudian melakukan proses layout pada plate dan setelah itu dilakukan

proses penyinaran dan vakum menggunakan mesin copier plate.

j. Setelah selesai plate dicuci dengan cairan developer dan air, setelah itu

plate cetak siap untuk digunakan.


(42)

36

Beberapa Hasil Layout Desain dari Job Order yang Telah Dikerjakan

Gambar 4.6 Hasil Desain Layout Undangan


(43)

37

4.3.3 Press (Cetak)

a. Proses Cetak

Proses cetak berfungsi untuk menggandakan sekumpulan gambar atau teks

sesuai dengan plate yang dibuat di bagian prepress sebelumnya. Proses cetak

offset merupakan cetak tidak langsung, artinya peralihan tinta dari acuan cetak tidak langsung mengenai bahan cetak, tetapi melalui media perantara yaitu

silinder karet (blanket silinder). Posisi gambar pada acuan cetak terbaca,

kemudian pada silinder blanket tidak terbaca dan sampai pada bahan cetakan

terbaca kembali. Prinsip cetak offset dapat digambarkan dalam skema proses cetak

di bawah ini:


(44)

38

Pada bagian proses cetak di CV Sinar Jaya Printing, teknologi cetak yang digunakan adalah teknologi cetak offset. Pada dasarnya proses cetak offset terdiri dari beberapa proses yang berurutan dan saling berkaitan, karena setiap proses yang ada didalamnya dapat mempengaruhi hasil cetakan. Urutan proses cetak offset adalah sebagai berikut :

• Acuan cetak menerima tinta dari unit penintaan dengan tebal lapisan tinta

tertentu.

• Bahan cetak bergerak untuk bersinggungan dengan silinder blanket dan

lapisan tinta.

• Lapisan tinta ditransfer ke bahan cetak.

• Proses ini terjadi karena adanya tekanan pada dua permukaan tersebut (antara

silinder impresi dengan silinder blanket), ini disebut tekanan cetak.

• Proses transfer tinta terjadi dalam waktu yang singkat karena tingginya

kecepatan cetak mesin.

• Hasil dari proses ini adalah lapisan tinta menempel pada bahan cetak.

Proses cetak dilakukan dengan menggunakan mesin cetak offset Ryobi

480. Area cetak maksimal yang dapat dicetak adalah 47 x 34.5 cm sedangkan area kertas maksimalnya adalah 48 x 36 cm.


(45)

39

Gambar 4.9 Mesin Cetak Offset Ryobi 480

Bagian-bagian dari mesin cetak Ryobi 480 adalah sebagai berikut:

a. Feeder unit.

Tempat dimana untuk meletakan kertas dan pada sisi inilah tahap persiapan

awal dimulai, kertas disusun atau dimasukkan pada bagian feeder dan di letakan

pada meja feeder

b. Inking unit.

Disinilah tinta berada, tepatnya tinta diletakan pada bak tinta. Unit penintaan juga merupakan serangkaian peralatan dan rol-rol penintaan untuk proses penintaan pada silinder plate kemudian di transfer ke silinder blanket, selanjutnya ke media berupa kertas.

c. Dempening unit.

Sebagai sistem pengairan (dengan media roll air) yang gunanya untuk

membasahi plate cetak secara merata dan tipis, yang nantinya pada waktu proses pencetakan atau terjadi proses tolak menolak antara air dan tinta.


(46)

40

d. Printing unit.

Setelah kertas terisi pada bagian feeder maka dengan otomatis kertas akan bergerak maju ke bagian printing unit, disini kertas akan di cetak dimana tinta

akan ditransfer melalui roll-roll penghantar yang nanti nya akan menyentuh plate

sehingga image akan di teruskan ke media blanket lalu dicetak ke media kertas

e. Delivery.

Bagian mesin yang gunanya sebagai pengantar kertas. Dibagian ini merupakan tempat hasil akhir dari cetakan, pada sheet press kertas disusun secara otomatis oleh mesin, setelah kertas tercetak kertas akan jatuh dan langsung di


(47)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan evaluasi kerja praktek yang dilakukan pada bagian Pre Press di CV. Sinar Jaya Printing maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. CV. Sinar Jaya Printing selalu memberikan harga yang bersaing tanpa

mengabaikan kualitas hasil cetakan. Dengan kata lain memberikan kualitas yang baik.

2. Komunikasi dan koordinasi yang terjalin dengan baik antara pihak customer

dan pihak marketing sangat penting untuk menghasilkan file digital artwork

yang benar-benar siap untuk proses cetak guna menekan permasalah yang sering ditimbulkan.

3. Proses lanjutan yang dilakukan di CV. Sinar Jaya Printing meliputi emboss,

plong, hot print, jilid, lem dan berbagai finishing pendukung lainnya.

5.2 Saran

1. Selalu mengikuti perkembangan teknologi terbaru dalam hal

aplikasi-aplikasi digital yang digunakan untuk proses persiapan dan pengolahan file

digital artwork.

2. Pemberian pengetahuan berupa pelatihan terhadap customer dalam hal

mempersiapkan file digital artwork yang baik dan memenuhi standart.


(48)

DAFTAR PUSTAKA

1. Jayadi, Teguh. 2010. Materi Kuliah Pracetak II. STIKOM. Surabaya

2. Nugroho, Theo. 2010. Materi Kuliah Pracetak I. STIKOM. Surabaya.

3. Rahardjo, Budi. 2010. Materi Kuliah Teknik Cetak.STIKOM. Surabaya

4. Wattimena, Kristian.S. 2009. Materi Kuliah Pengantar Teknologi Grafis dan

Cetak. STIKOM. Surabaya.

5. Wattimena, Kristian S, 2009, Buku Ajar Pengantar Teknologi Grafis dan

Cetak, STIKOM, Surabaya.


(1)

4.3.3 Press (Cetak) a. Proses Cetak

Proses cetak berfungsi untuk menggandakan sekumpulan gambar atau teks sesuai dengan plate yang dibuat di bagian prepress sebelumnya. Proses cetak

offset merupakan cetak tidak langsung, artinya peralihan tinta dari acuan cetak

tidak langsung mengenai bahan cetak, tetapi melalui media perantara yaitu silinder karet (blanket silinder). Posisi gambar pada acuan cetak terbaca, kemudian pada silinder blanket tidak terbaca dan sampai pada bahan cetakan terbaca kembali. Prinsip cetak offset dapat digambarkan dalam skema proses cetak di bawah ini:


(2)

38

Pada bagian proses cetak di CV Sinar Jaya Printing, teknologi cetak yang digunakan adalah teknologi cetak offset. Pada dasarnya proses cetak offset terdiri dari beberapa proses yang berurutan dan saling berkaitan, karena setiap proses yang ada didalamnya dapat mempengaruhi hasil cetakan. Urutan proses cetak

offset adalah sebagai berikut :

• Acuan cetak menerima tinta dari unit penintaan dengan tebal lapisan tinta tertentu.

• Bahan cetak bergerak untuk bersinggungan dengan silinder blanket dan lapisan tinta.

• Lapisan tinta ditransfer ke bahan cetak.

• Proses ini terjadi karena adanya tekanan pada dua permukaan tersebut (antara silinder impresi dengan silinder blanket), ini disebut tekanan cetak.

• Proses transfer tinta terjadi dalam waktu yang singkat karena tingginya kecepatan cetak mesin.

• Hasil dari proses ini adalah lapisan tinta menempel pada bahan cetak.

Proses cetak dilakukan dengan menggunakan mesin cetak offset Ryobi 480. Area cetak maksimal yang dapat dicetak adalah 47 x 34.5 cm sedangkan area kertas maksimalnya adalah 48 x 36 cm.


(3)

Gambar 4.9 Mesin Cetak Offset Ryobi 480

Bagian-bagian dari mesin cetak Ryobi 480 adalah sebagai berikut:

a. Feeder unit.

Tempat dimana untuk meletakan kertas dan pada sisi inilah tahap persiapan awal dimulai, kertas disusun atau dimasukkan pada bagian feeder dan di letakan pada meja feeder

b. Inking unit.

Disinilah tinta berada, tepatnya tinta diletakan pada bak tinta. Unit penintaan juga merupakan serangkaian peralatan dan rol-rol penintaan untuk proses penintaan pada silinder plate kemudian di transfer ke silinder blanket, selanjutnya ke media berupa kertas.

c. Dempening unit.

Sebagai sistem pengairan (dengan media roll air) yang gunanya untuk membasahi plate cetak secara merata dan tipis, yang nantinya pada waktu proses pencetakan atau terjadi proses tolak menolak antara air dan tinta.


(4)

40

d. Printing unit.

Setelah kertas terisi pada bagian feeder maka dengan otomatis kertas akan bergerak maju ke bagian printing unit, disini kertas akan di cetak dimana tinta akan ditransfer melalui roll-roll penghantar yang nanti nya akan menyentuh plate sehingga image akan di teruskan ke media blanket lalu dicetak ke media kertas e. Delivery.

Bagian mesin yang gunanya sebagai pengantar kertas. Dibagian ini merupakan tempat hasil akhir dari cetakan, pada sheet press kertas disusun secara otomatis oleh mesin, setelah kertas tercetak kertas akan jatuh dan langsung di tampung pada meja delivery.


(5)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan evaluasi kerja praktek yang dilakukan pada bagian

Pre Press di CV. Sinar Jaya Printing maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. CV. Sinar Jaya Printing selalu memberikan harga yang bersaing tanpa mengabaikan kualitas hasil cetakan. Dengan kata lain memberikan kualitas yang baik.

2. Komunikasi dan koordinasi yang terjalin dengan baik antara pihak customer dan pihak marketing sangat penting untuk menghasilkan file digital artwork yang benar-benar siap untuk proses cetak guna menekan permasalah yang sering ditimbulkan.

3. Proses lanjutan yang dilakukan di CV. Sinar Jaya Printing meliputi emboss, plong, hot print, jilid, lem dan berbagai finishing pendukung lainnya.

5.2 Saran

1. Selalu mengikuti perkembangan teknologi terbaru dalam hal aplikasi-aplikasi digital yang digunakan untuk proses persiapan dan pengolahan file

digital artwork.

2. Pemberian pengetahuan berupa pelatihan terhadap customer dalam hal mempersiapkan file digital artwork yang baik dan memenuhi standart.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

1. Jayadi, Teguh. 2010. Materi Kuliah Pracetak II. STIKOM. Surabaya 2. Nugroho, Theo. 2010. Materi Kuliah Pracetak I. STIKOM. Surabaya. 3. Rahardjo, Budi. 2010. Materi Kuliah Teknik Cetak.STIKOM. Surabaya

4. Wattimena, Kristian.S. 2009. Materi Kuliah Pengantar Teknologi Grafis dan

Cetak. STIKOM. Surabaya.

5. Wattimena, Kristian S, 2009, Buku Ajar Pengantar Teknologi Grafis dan

Cetak, STIKOM, Surabaya.