LKP : Alur Proses Pre Press di PT. Krisanthium.

(1)

ALUR PROSES PRE PRESS DI PT. KRISANTHIUM

KERJA PRAKTEK

Nama

: Bagus Indra Arifianto

NIM

: 09.39090.0007

Program

: Diploma Tiga (DIII)

Program Studi : Komputer Grafis dan Cetak

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER

SURABAYA


(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah... 3

1.3 Batasan Masalah ... 4

1.4 Tujuan ... 4

1.5 Kontribusi ... 5

1.6 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II ... 8

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 8

2.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ... 8

2.2 Lokasi Perusahaan ... 9

2.3 Visi & Misi PT. Krisanthium Offset Printing ... 9

2.4 Kebijakan Mutu Perusahaan ... 10

2.5 Struktur Organisasi ... 11

BAB III ... 13

METODE KERJA PRAKTEK ... 13

3.1 Waktu dan Lokasi ... 13


(3)

v

3.2.1 Die Cutting atau Plotter. ... 16

3.2.2 Proses Layout Design. ... 16

3.2.3 Proses Pembuatan Film atau Plat Cetak. ... 26

3.3 Peranan Penulis Dalam Perusahaan. ... 27

3.4 Pekerjaan Selama Kerja Praktek di Perusahaan... 27

BAB IV ... 28

HASIL DAN EVALUASI ... 28

4.1 Prosedur Kerja Praktek ... 28

4.2 Pelaksanaan Kerja Praktek ... 29

4.3 Evaluasi Kerja Praktek ... 29

4.3.1 Tabel Data mesin cetak offset pada PT. Krisanthium Offset Printing. ... 30

4.3.2 Gambaran umum alur kerja atau proses cetak di PT. Krisanthium Offset Printing. ... 31

4.3.3 Proses pengerjaan design kemasan ... 34

4.3.4 Konsep perancangan dan pengerjaan proyek. ... 36

4.3.5 Teknis Perancangan Design. ... 36

4.3.6 Final Artwork Design. ... 37

BAB V ... 43

PENUTUP ... 43

5.1 Kesimpulan ... 43

5.2 Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Krisanthium Offset Printing... 11

Gambar 4.2 Alur Proses Cetak Perusahan. ... 31

Gambar 4.3 model crees lock. ... 38


(5)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Ukuran Kertas Standart Internasional. ... 26 Tabel 4.1 Data mesin cetak offset di PT. Krisanthium Offset Printing ... 30


(6)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi yang terjadi belakangan ini membuat persaingan semakin ketat dan permintaan akan kebutuhan primer semakin meningkat. Untuk menyikapi hal tersebut setiap orang dituntut agar lebih peka terhadap perkembangan dan mengikuti perubahan yang ada, hal tersebut bertujuan agar setiap orang dapat menjawab tantangan kebutuhan sumber daya manusia yang bermutu, berkualitas dan memiliki ketrampilan yang tinggi, dalam rangka memajukan dan mengembangkan daya saing bangsa di era globalisasi saat ini.

Perkembangan tidak hanya terjadi di bidang teknologi saja, bidang kemasan juga mengalami perkembangan yang pesat dan hal itu berpengaruh didalam industri grafika yang berhubungan erat dengan desain grafis dan produksi cetak kemasan. Industri percetakan memiliki kategori yang luas menurut produk yang dihasilkan serta teknologi yang digunakan. Beberapa produk yang dihasilkan dari industri percetakan ada yang bertujuan komersil seperti katalog, brosur, leaflet, kemasan, kartu nama, poster ataupun yag bersifat periodik seperti koran, majalah, buletin, jurnal dan lain sebagainya.

Untuk itu Program Studi Diploma III Komputer Grafis dan Cetak Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Teknik Komputer (STIKOM) Surabaya mewajibkan setiap mahasiswa untuk melakukan kerja praktek di perusahaan – perusahaan yang bergerak di bidang grafika, di antaranya adalah advertising,offset


(7)

2

printing, rotografure, packaging, repro house, dan bidang-bidang yang berhubungan dengan grafis dan cetak lainnya.

Berdasarkan pengertiannya, kata cetak secara umum memiliki arti menduplikasi sekumpulan teks maupun gambar yang terdapat dalam suatu bahan cetakan (misal kertas, plastik, dll.) dengan jumlah tertentu. Dalam proses cetak hal tersebut dapat terjadi dengan adanya proses pengiriman tinta ke media cetak (substrate) dengan menggunakan media tertentu. Namun penggunaan media – media tersebut tergantung dari jenis teknik pencetakannya.

Beberapa hal penting yang juga harus diperhatikan dalam proses produksi cetak agar menghasilkan produk cetakan yang baik serta berkualitas adalah ketika proses pengolahan file yang diberikan ke customer yang biasanya berupa file digital artwork menjadi modal awal untuk proses pengolahan data agar menghasilkan suatu produk cetak. Seiring dengan berkembang pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (khususnya di bidang IT atau Komputer), banyak software-software canggih dibuat untuk mempermudah proses mempersiapkan file-file digital artwork sampai ke tahap layout seperti Adobe Illustrator, Adobe Indesign, Adobe Photoshop, Acrobat Professional, Macromedia Freehand, Corel Draw dan lain sebagainya. Serta proses pendukung produksi yang juga merupakan bagian penting dari sebuah percetakan dalam menghasilkan produk cetakan yang baik dan berkualitas. Hal ini menjadi dasar dari laporan kerja praktek di bagian Departemen Desain PT. Krisanthium Offset Printing, yang berfokus pada pembahasan tentang proses pengolahan file digital artwork di dalam dunia industri percetakan offset printing khususnya di PT. Krisanthium Offset Printing.


(8)

Dalam kerja praktek ini penulis memilih PT. Krisanthium Offset Printing sebagai tempat pelaksanaan Praktek Kerja Industri karena perusahaan ini adalah salah satu perusahaan besar yang memiliki cukup banyak mesin dengan teknologi terbaru. Sehingga diharapkan penulis mampu mendapatkan proses pembelajaran terhadap teknologi terbaru di bidang industri grafika.

1.2 Perumusan Masalah

Laporan ini lebih mengarah pada bagian dimana penulis di tempatkan di perusahaan itu sendiri yaitu bagian pre-press, bagian ini bertugas untuk menyiapkan keperluan yang dibutuhkan pada saat cetak nantinya ( misalnya kebutuhan design dan plat ) di mana salah satu bagian yang ada di dalam pre-press adalah departemen desain, bagian desain ini bertugas untuk membuat, mengedit, memperbaiki file yang akan dilanjutkan pada proses cetak nantinya, file ini dapat berupa file asli dari customer maupun file baru yang didesain sendiri oleh bagian desain.

Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan dan pengeditan file desain yang akan di cetak, agar file – file desain tersebut dapat di proses dengan tepat oleh mesin – mesin cetak offset. File – file tersebut terlebih dahulu harus diperiksa, yang harus diperiksa Di antaranya ukuran cetak, ukuran kertas cetak, ukuran plat yang digunakan mesin cetak, jumlah warna, jenis warna, dan atribut cetak yang diperlukan saat proses cetak nantinya, yaitu register, unleg, tarikan, colour bar, gripper, dan kelengkapan lainnya. Oleh karena itu disamping kualitas desain yang di buat juga harus diperhatikan kelengkapan komponen – komponen cetak yang harus dimasukan sebagai alat bantu pada saat proses cetak berlangsung


(9)

4

sehingga proses cetak tersebut dapat berjalan dengan lancar. Untuk kelancarannya, disini departemen design bekerja sama dengan bagian repro untuk membuat kebutuhan cetak yang berkualitas.

1.3 Batasan Masalah

Ruang lingkup pelaksanaan kerja praktek ini hanya pada bagian pre-press, lebih tepatnya pada departemen design tempat dimana penulis ditempatkan. Bagian ini adalah tempat pengerjaan design baru maupun lama ( perbaikan ), proses pemecahan warna, pembuatan kerangka pisau, kerangka hotprint, emboss, dan lain –lain. Sebelum diteruskan ke bagian pre-press yang lain, yaitu bagian repro untuk pengecekan warna, raster dan sudut yang digunakan, pengecekan kelengkapan atribut cetak dan hal lain yang bersangkutan untuk kemudian dilanjutkan ke proses cetak. Selain 2 tempat di atas, yaitu bagian design dan repro, penulis juga mendapat kesempatan untuk mengetahui pembuatan mock up dari sebuah packaging yang terdapat pada bagian cutting, atau plotter lebih tepatnya.

1.4 Tujuan

Tujuan dari kerja praktek di P.T Krisanthium Offset Printing adalah: a. Sebagai salah satu syarat kelulusan Program Studi DIII Komputer Grafis

dan Cetak STIKOM Surabaya yaitu dengan melaksanakan mata kuliah Praktek Kerja Industri.


(10)

b. Sebagai sarana penerapan dan pengaplikasian ilmu yang telah diberikan dan diajarkan pada Program Studi DIII Komputer Grafis dan Cetak STIKOM Surabaya terhadap dunia kerja.

c. Sebagai sarana memahami bagaiman suasana dunia kerja pada industri percetakan.

d. Sebagai sarana belajar langsung guna memahami kondisi kerja dengan mengaplikasikan desain grafis pada proses cetak kemasan dengan permasalahannya.

e. Sebagai sarana untuk membuat inovasi kemasan baik mock up maupun desainnya.

1.5 Kontribusi

Konstribusi selama pelaksanaan Kerja Praktek di PT. Krisanthium Offset Printing adalah sebagai berikut :

a. Terhadap Penulis :

Dapat mengerti dan memahami ketentuan tentang aturan kerja pada suatu perusahaan.

Memahami alur produksi industri percetakan khususnya offset printing. Mendapatkan tambahan pengetahuan mengenai proses pengaplikasian dalam mengolah digital artwork Offset Printing.

Memahami masalah-masalah yang sering dihadapi atau muncul selama proses pengolahan file digital artwork offset printing.


(11)

6

Mengerjakan sebuah produk kemasan yang baru dan inofatif dengan tetap menerapkan ketentuan dari perusahaan itu sendiri, dalam hal ini perusahaan yang dimaksud adalah PT. Krisanthium Offset Printing.

Mendapat pengetahuan baru tentang teknik – teknik pembuatan packaging, terutama pada packaging yang lebih mengutamakan penggunaan kuncian.

b. Terhadap Perusahaan :

Membantu pekerjaan proses pengolahan file digital artwork yang dilakukan pada bagian Departement Desain PT. Krisanthium Offset Printing.

Membantu membuat suatu desain produk kemasan yang baru dan inovatif.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan merupakan acuan atau panduan dalam penulisan laporan kerja praktek di perusahaan, dimana sistematika penulisannya adalah sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan

Pada bab ini lebih menerangkan tentang latar belakang dan juga berbagai aspek dasar yang mengungkapkan keterkaitan topik, tujuan studi, manfaat yang diharapkan dan dapat diperoleh dari pelaksanaan kerja praktek di percetakan PT. Krisanthium Offset Printing. Ruang lingkup studi, acuan studi lain serta organisasi penulisan studi praktek yang telah dilakukan.


(12)

Bab II : Gambaran Umum Perusahaan

Membahas tentang sejarah dan perkembangan PT. Krisanthium Offset Printing, lokasi perusahaan, tujuan dan lapangan usaha serta struktur organisasi yang ada di PT. Krisanthium offset Printing.

Bab III : Metode Kerja Praktek

Membahas tentang waktu dan lokasi kerja praktek serta landasan teori yang digunakan.

Bab IV: Hasil dan Evaluasi

Membahas tentang prosedur kerja praktek, pelaksanaan kerja praktek serta evaluasi kerja praktek selama di PT. Krisanthium Offset Printing.

Bab V : Penutup

Berisi kesimpulan dan saran berdasarkan kerja praktek yang dilakukan di bagian Departemen Design PT. Krisanthium Offset Printing.


(13)

8

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

PT. Krisanthium Offset Printing berdiri sejak tahun 1972, dimulai dengan usaha pusat pelayanan servis mobil dengan nama “Union Printing and Car Service Station” yang terletak di JL. Kedungdoro 52 Surabaya. Saat itu perusahaan tersebut sudah menggunakan teknologi mesin cetak 2 warna untuk mencetak lebel. Seiring waktu berjalan perusahaan tersebut terus berkembang dan menghasilkan jenis cetakan yang lainnya, seperti cetakan kartu nama, kalender, buku diari dan sejenisnya.

Pada tanggal 24 Agustus 1982 membangun pabrik baru di kawasan Rungkut Industri Surabaya dengan nama perusahaan PT. Krisanthium Offset Printing yang bergerak di bidang offset printing terutama cetak kemasan. Selama kurang lebih 25 tahun PT. Krisanthium Offset Printing berkecimpung dan bereksperimen di dunia percetakan dan telah menghasilkan barang cetakan yang lebih maju, khususnya dalam kemasan (packaging), brosur, emboss, label, sticker, hotstamp, uv varnish, yang hingga kini terus berkembang mengikuti teknologi terbaru.

Hingga saat ini PT. Krisanthium Offset Printing telah bekerja sama dengan para pelanggan kelas dunia dalam memproduksi kemasan cetak selama 15 tahun lebih, terutama untuk kemasan makanan, kosmetik dan obat. Beberapa pelanggan tetapnya adalah sebagai berikut :


(14)

1. PT. Unilever Indonesia, Tbk. 2. PT. Interbat

3. PT. Mirota KSM, Inc 4. PT. Beiersdorf Indonesia

2.2 Lokasi Perusahaan

PT. Krisanthium Offset Printing mempunyai head office yang berlokasi di Jl. Rungkut Industri III/19 Surabaya Jawa Timur.

Saat ini PT. Krisanthium Offset Printing mempunyai beberapa pabrik yang mendukung proses produksi, yaitu :

1. 2 pabrik utama yang berlokasi di Surabaya yaitu di Jl. Rungkut Industri III/19 Surabaya dan Rungkut Industri III/23 Surabaya.

2. 1 pabrik pembantu yang berlokasi di Sidoarjo, yaitu di Jl. Berbek Industri III/15.

3. Sistem company yang berlokasi di Cikarang Bekasi Jawa Barat, yaitu PT. Serunigraf Jaya Sentosa.

2.3 Visi & Misi PT. Krisanthium Offset Printing

V I S I :

Menjadi perusahaan terdepan dalam bidang Offset Printing dengan spesialisasi didalam kemasan yang berkualitas tinggi dan pelayanan satu langkah lebih maju.


(15)

10

M I S I :

Menciptakan proses pencetakan kemasan lebih efektif dan efisien dengan teknologi terbaru untuk melayani kepuasan pelanggan.

Dengan dukungan 317 pekerja dan 45 staff PT. Krisanthium Offset Printing berusaha untuk menjadi perusahaan cetak yang mampu memberikan kualitas yang baik, terbukti pada April 2004 memperoleh standart sertifikat internasional ISO 9001 : 2000 oleh SAI Global.

2.4 Kebijakan Mutu Perusahaan

PT. Krisanthium Offset Printing sebagai perusahaan cetak bertujan untuk menjadi yang terbaik di bidangnya, dengan cara :

1. Meningkatkan produktivitas (Output) diseluruh jajaran operasional perusahaan.

2. Meningkatkan efisiensi diseluruh jajaran operasional perusahaan. 3. Meningkatkan pengetahuan serta pemahaman tentang menejemen,

teknis, maupun sistem dengan program training yang terencana. 4. Meningkatkan kebersihan dan keselamatan di lingkungan kerja. 5. Meningkatkan kerjasama yang saling menguntungkan dengan

pemasok.

Semua kebijakan mutu itu telah terbukti dengan memperoleh sertifikat internasional ISO 9001 : 2000 oleh SAL Global.


(16)

2.5 Struktur Organisasi

Gambar dibawah ini merupakan struktur organisasi terbaru perusahaan PT. Krisanthium Offset Printing.

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Krisanthium Offset Printing

Pimpinan Perusahaan

Dibawah ini adalah merupakan urutan pimpinan perusahaan PT. Krisanthium Offset Printing, dimulai dari pimpinan teratas (president) sampai pada Sales and Relation manager.


(17)

12

Founder and President Director : Mr. Harjanto Santoso.

Vice President Director : Ricky A. Santoso.

General Manager (CEO) : David Tjondro.

Asst. General Manager (COO) : Mr. Handajatna.


(18)

13

BAB III

METODE KERJA PRAKTEK 3.1 Waktu dan Lokasi

Kerja praktek dilaksanakan di :

Nama perusahaan : PT. Krisanthium Offset Printing

Divisi : Design.

Tempat : Jl. Rungkut Industri III/19 Surabaya Jawa Timur.

Kerja praktek dilaksanakan oleh penulis selama 2 bulan, dimulai pada tanggal 1 Maret 2012, dan berakhir pada tanggal 30 April 2012, dengan alokasi waktu per minggu sebagai berikut :

- Senin – Kamis, : 08.00 WIB – 16.30 WIB

(Dengan waktu istirahat pukul 11.00 hingga pukul 11.30)

- Jum’at : 07.30 WIB – 17.00 WIB

(Dengan waktu istirahat pukul 11.00 hingga pukul 13.00)

3. 2 Landasan Teori

Berdasarkan pada teori yang di dapat dari perkuliahan Program Studi DIII-Komputer Grafis dan Cetak STIKOM Surabaya, terdapat beberapa teori atau materi yang berhubungan erat dengan pelaksanaan kerja praktek di PT.


(19)

14

Krisanthium Offset Printing pada bagian prepress tentang proses-proses yang ada didalamnya.

Pada umumnya dalam industri grafika dibutuhkan proses-proses yang penting untuk dapat menghasilkan produk cetak yang berkualitas. Tahapan-tahapan yang harus dilalui yaitu Pracetak (prepress), Cetak (press) dan Pasca cetak (postpress). Dalam prosesnya menghasilkan produk cetakan setiap fase memiliki proses atau langkah-langkahnya tersendiri yang nantinya akan menentukan kualitas dari produk akhir. Dimana dari setiap fase atau tahapan penting tersebut terdiri dari beberapa langkah kecil yang pada akhirnya nanti sangat menentukan produk akhir cetakan yang dihasilkan. Dimana, salah satu tahapan terpenting tersebut adalah fase Pracetak (prepress) yang juga merupakan tempat inti dilakukannya proses pengolahan file digital artwork, karena pada fase ini dituntut ketelitiannnya karena menyangkut pemenuhan keinginan dari customer secara langsung.

Pracetak merupakan awal dari suatu proses pembuatan barang cetakan. Suatu karya desain tidaklah mudah untuk secara langsung ditransferkan ke proses cetak. Ada beberapa tahapan yang harus dimengerti oleh seorang desainer grafis dalam pengolahan karya desain. Untuk dapat membuat suatu desain produk grafika, ada beberapa hal yang harus dimengerti, misalnya proses cetaknya, bahan atau media cetaknya, dan sebagainya. Oleh karena itu perlu sekali adanya pemahaman tentang alur proses cetak bagi para desainer grafis.

Pracetak atau Pre-press meliputi semua langkah proses yang dibutuhkan untuk mempersiapkan materi desain, mulai dari persiapan area cetak, teks,


(20)

original image dan gambar grafis sampai kepada proses produksi untuk menghasilkan semua materi yang siap "untuk proses cetak". Termasuk di dalamnya pembuatan obyek-obyek desain baik berbasis vektor maupun pixel, pembuatan film dan plat untuk persiapan proses cetak. Materi yang ada di prepress, yang meliputi kegiatan desain grafis juga merupakan titik awal yang sangat berguna untuk kegiatan desain, misalnya untuk website atau presentasi yang menggunakan teks dan foto atau gambar. Oleh karena itu proses desain

dalam Pracetak disebut juga dengan “PRE-MEDIA”, yang artinya proses

persiapan teks dan gambar untuk berbagai macam media publikasi.

Pracetak dikenal juga dengan tahap persiapan. Unit ini bertugas mengolah materi yang akan dicetak hingga menjadi acuan cetak dari mesin cetak. Dalam pekerjaannya, bagian Pracetak ini berkaitan erat dengan peralatan seperti komputer, printer, scanner, kamera, meja layout dan montase, film processor, platemaker, plate processor, platesetter (Computer to Plate), penggaris, perekat, cutter, densitometer dan lain-lain.

Secara garis besar, dalam ruang pracetak, beberapa proses yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Die cutting atau plotter.

2. Proses Layout Desain.


(21)

16

3.2.1 Die Cutting atau Plotter.

Proses die cutting dalam ruang lingkup pra cetak adalah proses pembuatan kerangka dari kemasan itu sendiri, kerangka untuk pisau, pembuatan mock up, dan display untuk untuk tampilan kemasan itu sendiri. Kegiatan utama dari bagian ini adalah ketika ada suatu order yang datang, dan order tersebut merupakan sebuah order yang termasuk new order. New order adalah order yang belum pernah dikerjakan atau di cetak dalam perusahaan tersebut atau dengan kata lain order tersebut adalah barang yang baru masuk ke dalam perusahaan. Ketika sebuah order tersebut datang, bagian ini akan memulai kegiatan utama mereka, yaitu membuat model kemasan sesuai dengan kemauan konsumen dengan menggunakan teknik – teknik pembuatan packaging yang telah di tentukan. Setelah itu semua selesai dikerjakan sesuai dengan yang diinginkan konsumen, kemasan tersebut harus melewati quaility control untuk melewati beberapa tahapan tes agar benar – benar menjadi packaging yang baik untuk produk yang akan dikemas di dalamnya.

3.2.2 Proses Layout Design.

Proses Layout adalah mengatur penempatan berbagai unsur komposisi, seperti misalnya huruf dan teks, garis-garis, bidang, gambar, foto atau image dan sebagainya. Layout dimulai dengan gagasan pertama dan diakhiri oleh selesainya pekerjaan. Proses layout tersebut memberi kesempatan kepada layouter dan langganannya untuk melihat pekerjaan mereka sebelum dilaksanakan. Dengan demikian pembengkakan biaya karena pengulangan penyusunan dan pembetulan kembali dapat dicegah.


(22)

Dengan kata lain, layout adalah proses memulai perancangan suatu produk cetakan.

Syarat utama dari proses layout adalah perwujudan umum dari sebuah layout harus sesuai dengan hasil cetakan yang akan dihasilkan. Layout yang baik harus dapat mewakili hasil akhir yang ingin dicapai dari suatu proses cetakan. Oleh karena itu yang harus dengan jelas ditampakkan pada sebuah layout adalah :

gaya huruf dan ukurannya

komposisi gambar yang digunakan bentuk, ukuran dan komposisi warna

ukuran dan macam kertas (bahan cetaknya)

Persiapan awal dari suatu proses Pracetak adalah menyiapkan bahan-bahan yang akan dipakai sebagai materi desain dan layout. Bahan dasar dari suatu proses desain meliputi teks, image atau foto, gambar vektor, warna dan ukuran bidang desain.

Hal – hal perlu diperhatikan pada saat proses layout design. a. Dari segi umum.

Tentukan ukuran cetak secara benar dan tambahkan bleed atau

overlap melebihi ukuran sebenarnya di sekeliling ukuran (+

2 – 3 mm). Siapkan juga garis potong dan register.

Gunakan jenis font yang benar. Upayakan tidak memberikan outline tambahan untuk mempertebal huruf. Dan usahakan untuk tidak menggunakan lebih dari 3 jenis font.


(23)

18

Lampirkan semua font yang digunakan dalam desain. Jika memungkinkan, lebih baik mengubah font ke dalam bentuk curve/path. Apabila ini tidak dilakukan, kemungkinan terjadi missing font jika file dibuka ditempat lain yang tidak memiliki jenis font yang dipakai pada file.

Perhatikan resolusi untuk gambar image. Resolusi gambar + 150 – 300 dpi.

Lampirkan juga semua import file image, agar tidak hilang jika gambar tersebut merupakan sebuah link.

Pastikan semua image sudah dalam format CMYK, tidak dalam bentuk RGB.

Tentukan jumlah dan pembagian warnanya dengan benar, antara spot color dan proses color.

Membuat proofing, untuk memastikan posisi, warna, dan semua elemen sudah lengkap.

Mengatur posisi sesuai dengan proses layout, selain itu diharapkan juga untuk melakukan imposisi jika membuat buku yang ada katerennya.

Buang semua elemen dan halaman kosong yang tidak dipakai. Membuat Mock-Up (replika hasil cetakan) untuk customer agar mereka dapat melihat hasil akhir produk yang akan dicetak. Mock


(24)

up sebaiknya menggunakan ukuran yang sebenarnya.

Komunikasikan pekerjaan desain yang akan diproses dengan bagian repro/percetakan, seperti jenis kertas yang akan dipakai, tinta, teknik cetak, proses pasca cetak, pada saat menyerahkan file untuk proses cetak.

b. Teks.

Teks merupakan unsur penting yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sebuah komposisi design. Teks berfungsi sebagai pemberi informasi bagi para konsumen mengenai produk yang akan digunakan, teks juga dapat menambah nilai minat bagi para konsumen untuk membeli produk yang bersangkutan, asal penggunaan dan tata letak dari teks tersebut sesuai dan warna yang digunakan menarik perhatian konsumen untuk meghampiri produk yang bersangkutan dan membelinya. Proses mempersiapkan teks yang akan digunakan sebagai materi design ini biasa disebut dengan word processing.

Dalam prosesnya, hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan teks untuk sebuah design adalah :

Format penulisan.

Ukuran dan tipe huruf, termasuk juga bentuk huruf. Jarak antar huruf dan baris (spasi).

Tebal huruf.

Lebar dan Tipe kolom (a.l. lurus kanan, lurus kiri dll). Tabulasi.


(25)

20

Tanda-tanda khusus.

Pengaturan dan pemenggalan kata dan kalimat.

Penggunaan bahasa yang sesuai dengan aturan yang berlaku. Penempatan teks di tempat yang sesuai.

c. Image atau Pixel Grafis.

Image atau bisa disebut juga gambar, sebetulnya merupakan sebuah gambar yang terdiri dari kumpulan titik – titik yang saling berdekatan dan menumpuk membentuk warna tertentu, yang warna tersebut nantinya merupakan warna dari gambar yang akan dicetak. Titik –titik tersebut disebut dengan raster atau pixel. Tiap raster memiliki nilai, nilai ini merupakan alat bantu untuk mengetahui terang atau gelap warna dari raster tersebut, semakin besar angka nominal dari raster semakin pekat warnanya, dan begitu pula sebaliknya. Untuk tumpukan warna antar raster biasanya menggunakan sudut, sudut yang biasanya digunakan adalah untuk warna cyan = 75o, magentha = 15 o, yellow = 90 o, k = 45 o. Sudut raster tersebut dapat dirubah sesuai dengan kebutuhan, dengan syarat jarak warna sudut satu dengan yang lain berselisih 30 o. Khusus untuk warna yellow, karena yellow warnanya kurang kuat oleh karena itu yellow sudutnya paling tinggi di antara yang lain. Sedangkan untuk warna blok penggunaan sudut terserah, sesuai kebutuhan cetak.

Image biasanya digunakan untuk :

Latar belakang (background) dari suatu karya desain


(26)

Penjelasan situasi, contohnya foto kejadian penting yang ditampilkan di surat kabar atau majalah

Foto wajah atau lingkungan, contohnya pada salah satu kemasan pasta gigi terdapat gambar foto wajah yang tersenyum.

Satuan yang digunakan dalam piksel grafis biasanya berdasarkan output atau hasil cetakan standar printer, yaitu dpi (dot per inch). Selain itu dapat juga digunakan standar pengukuran untuk scanner atau input device lain dalam pengambilan gambar, yaitu ppi (pixel per inch). Semakin besar ukuran dpi, semakin rapat dan tajam pula image yang dihasilkan. Kumpulan piksel grafis yang membentuk suatu gambar inilah yang disebut dengan raster.

Langkah-langkah penempatan image dalam suatu layout desain : 1. Tentukan mode warna dari image yang ditampilkan, apakah

menggunakan warna hitam putih (grayscale), warna khusus atau warna separasi untuk cetak.

2. Menggunakan kerapatan titik / raster antara 150 dpi – 300 dpi sebagai standar suatu proses cetak.

3. Jika menggunakan standar cetak dengan warna separasi, selalu gunakan format mode CMYK.

d. Gambar Vektor

Gambar Vektor atau biasanya disebut juga dengan vektor grafis

terbentuk dari kumpulan vektor, yaitu meliputi titik-titik yang membentuk garis obyek yang digambar. Titik tersebut dapat diubah-ubah sehingga mempengaruhi bentuk obyek, dan dapat diberi warna sesuai dengan


(27)

22

keinginan. Vektor tidak terpengaruh kepada resolusi atau kerapatan titik seperti pada piksel grafis.

Gambar vektor biasanya digunakan sebagai bagian dari ilustrasi buku, terutama buku-buku pelajaran untuk menerangkan teks atau hal-hal yang abstrak, yang sering tidak mungkin dilukiskan dalam sebuah foto atau image. Bentuk lain dari gambar garis yang sering ditemui adalah gambar kartun atau karikatur, buku komik dan ilustrasi iklan. Kadang beberapa ikon atau logo dari suatu produk menggunakan vektor grafis dalam aplikasi cetaknya.

e. Warna

Warna adalah unsur penting dalam suatu karya desain grafis. Warna adalah salah satu untuk pemikat dan mampu mengundang seseorang untuk mendekati dan melihat lebih jelas. Penggunaan warna sangat berpengaruh pada suatu layout yang dibuat, terutama dalam meletakkan warna-warna pada teks, gambar maupun latar belakang.

Warna mampu mewakili suatu produk, hal ini biasanya sangat berpengaruh pemakaian warna untuk kemasan. Sebagai contoh, beberapa batasan warna untuk teks maupun gambar meliputi beberapa sifat yang sering dipakai, antara lain, warna biru yang identik dengan warna langit biasanya untuk mewakili ketenangan dan kepemimpinan, warna hijau memberi suasana segar dan mewakili alam, warna panas umumnya menggunakan warna kuning, merah, dan lain-lain.

Dalam proses desain dan cetak, dikenal beberapa jenis sistem warna. Sistem warna ini yang akan mempengaruhi hasil akhir dan kualitas


(28)

produk grarika yang dihasilkan. Oleh karena itu, perlu sekali diperhatikan sistem warna yang digunakan.

Ada beberapa sistem warna, antara lain RGB (Red, Green, Blue), CMYK (Cyan, Magenta, Yellow, Black), CIE Lab, Grayscale, Duotone dan lain-lain. Dalam suatu proses desain, biasanya yang perlu diperhatikan adalah perbedaan antara warna aditif dan warna subtraktif. Warna aditif adalah warna primer cahaya yang terdiri atas Red, Green, Blue (Merah, Hijau dan Biru) dimana penggabungan dari tiap warna tersebut akan menghasilkan warna terang atau putih (bright). Prinsip warna aditif diterapkan pada monitor, TV, video, scanner dan lain-lain. Sedangkan warna subtraktif merupakan warna sekunder dari warna aditif, yaitu terdiri dari warna cyan, magenta, yellow (kuning). Jika warna aditif dibentuk dari cahaya, maka warna subtraktif merupakan warna yang terbentuk dari tinta cetak, cat, tinta printer dan lain-lain. Pencampuran warna cyan, magenta dan kuning penuh akan menghasilkan warna gelap atau hitam.

Secara teori, penggabungan warna subtraktif akan menghasilkan warna hitam, tetapi dalam prakteknya tidak mampu untuk menghasilkan warna yang benar-benar hitam, tetapi agak kecoklatan. Oleh karena itu pada proses cetak ditambahkan warna hitam (key color) untuk kekontrasannya. Oleh karena itu system warna substraktif terdiri dari CMYK (Cyan, Magenta, Yellow, Black).

Dalam proses cetak, standart warna yang digunakan adalah CMYK. Oleh karena itu, dalam mempersiapkan suatu karya desain, upayakan agar semua gambar maupun tampilan menggunakan format


(29)

24

sistem warna CMYK. Mengapa demikian? Karena setiap sistem warna memiliki colorspace (ruang warna) yang berbeda-beda. Colorspace tersebut berisi kumpulan warna yang dimiliki oleh sistem warna tersebut. Sebagai informasi, sistem warna RGB memiliki colorspace yang lebih besar daripada sistem warna CMYK. Sehingga ada beberapa warna RGB yang tidak mampu teridentifikasi oleh tinta cetak standart, yang akhirnya menyebabkan suatu warna tidak akan tercetak sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, sebaiknya ubah semua data gambar atau foto ke dalam sistem warna CMYK sebelum dilakukan proses percetakan.

Model warna RGB memiliki colorspace yang sangat dipengaruhi oleh jenis peralatan yang digunakan. Misalnya monitor. Perbedaan tipe monitor akan menghasilkan ruang warna yang berbeda pula. Begitu pula peralatan lain, misalnya scanner. Sama dengan warna RGB, model warna CMYK juga dipengaruhi oleh material yang membawanya. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari pigmen tinta cetak dan kertas yang digunakan. Semakin bagus kualitas pigmen tinta cetak yang digunakan, colorspace yang dihasilkan juga semakin besar.

Sistem warna CIELab merupakan sistem warna yang memiliki colorspace paling luas. Oleh karena itu, dalam pengukuran warna dan hasil cetakan, peralatan-peralatan yang digunakan, misalnya spectrophotometer, menggunakan sistem warna tersebut.


(30)

f. Ukuran Bidang Desain

Bidang desain adalah hal yang harus diketahui dan direncanakan oleh seorang desainer grafis. Sejak awal proses desain, ukuran bidang cetak sudah harus dipersiapkan, agar proses layout dan cetak dapat berjalan dengan baik. Untuk awalnya, hal yang harus diketahui adalah ukuran kertas yang dipakai dalam proses layout dan cetak, termasuk didalamnya adalah pembagian kertas mentah menjadi kertas ukuran cetak.

Berdasarkan sejarah perkembangan ukuran kertas mentah, sampai tahun 1917 banyak dipakai berbagai ukuran kertas, sehingga membuat perusahaan kertas mengalami kesulitan dalam melayani pelanggannya dengan ukuran kertas yang benar, dan juga bagi percetakan sulit memenuhi keinginan langganannya. Oleh karena itu akhirnya muncul standarisasi ukuran yang dibagi menjadi 3 grup :

A = ukuran kertas jadi yang harus dipakai sebagai ukuran dasar. A0 adalah ukuran yang terbesar dan ukurannya kurang lebih 1 meter persegi.

(841 x 1189mm = 999949 mm2) B = ukuran sebelum dipotong C = ukuran sampul dari grup A


(31)

26

Ukuran (mm) B Ukuran (mm) C Ukuran (mm)

A0 841 x 1189 B0 1000 x 1414 C0 917 x 1297 A1 594 x 841 B1 707 x 1000 C1 648 x 917

A2 420 x 594 B2 500 x 707 C2 458 x 648

A3 297 x 420 B3 353 x 500 C3 324 x 458

A4 210 x 297 B4 250 x 353 C4 229 x 324

A5 148 x 210 B5 176 x 250 C5 162 x 229

A6 105 x 148 B6 125 x 176 C6 114 x 162

A7 74 x 105 B7 88 x 125 C7 81 x 114

A8 52 x 74 B8 62 x 88 C8 57 x 81

A9 37 x 52 B9 44 x 62

A10 26 x 37 B10 31 x 44

Tabel 3.1 Ukuran Kertas Standart Internasional.

3.2.3 Proses Pembuatan Film atau Plat Cetak.

Proses ini dilakukan pada bagian repro, bagian repro merupakan

bagian yang menerima file yang telah dikerjakan oleh departement design yang kemudian di buat film atau plat cetaknya, untuk pembuatan filmnya biasanya menggunakan sistem komputerisasi secara digital, atau biasa disebut dengan sistem computer to film, jadi file yang dikirim dari departement design, diterima oleh repro kemudian di koreksi, setelah pengkoreksian selesai langsung diproses, dan hasil outputnya langsung berupa film. Sedangkan untuk pembuatan platenya, pihak PT. Krisanthium offset Printing menggunakan system CTP (computer to plat ). Maksudnya adalah, file dari departement design diterima oleh pihak repro, dan


(32)

kemudian di koreksi mengenai trapping color, raster, dan recording yang digunakan dan masih banyak lagi.

3.3 Peranan Penulis Dalam Perusahaan.

Dalam pelaksanaan kerja praktek di PT. Krisanthium Offset Printing, penulis ditempatkan pada departemen desain yang memiliki tugas untuk membuat desain baik repeat order maupun new order. Dan di beri kesempatan oleh pihak perusahaan untuk mengetahui dan mempelajari tentang proses prepress yang di dalamnya termasuk pembuatan plat dan pembuatan kerangka kemasan yang masing – masing bertempat di bagian repro untuk pembuatan platnya, dan bagian die cut atau ploter untuk pembuatan kerangka packaging.

3.4 Pekerjaan Selama Kerja Praktek di Perusahaan

Selama pelaksanaan kerja praktek di PT. Krisanthium Offset Printing, Penulis ditugaskan untuk mengembangkan dan diberikan pengetahuan dari pihak yang bersamgkutan tentang masalah – masalah yang sering dihadapi selama pengerjaan, serta diberi kebebasan untuk berkreasi dengan membuat suatu


(33)

28

BAB IV

HASIL DAN EVALUASI

4.1 Prosedur Kerja Praktek

Pelaksanaan kerja praktek di PT. Krisanthium Offset Printing dilakukan dalam waktu kurang lebih dua bulan (tujuh minggu) yang keseluruhannya dilakukan di bagian Departement Design sesuai penempatan yang dilakukan oleh pihak PT. Krisanthium Offset Printing.

Interview, dengan aktif Tanya jawab serta konsultasi mengenai berbagai

masalah- masalah yang timbul dan beserta cara penanggulanganya kepada para kordinator lapangan atau senior operator pada saat kerja praktek berlangsung.

Observasi dengan cara mencari, mengumpulkan dan mengamati secara

langsung setiap proses / alur produksi yang berlangsung di PT. Krisanthium Offset Printing yang akan digunakan nantinya dalam proses pembuatan laporan kerja praktek.

 Praktek langsung, dengan cara langsung menerapkan atau mempratekkan secara langsung, materi – materi yang telah diperoleh pada saat kuliah maupun pada saat kerja praktek berlangsung.

Studi Literratur, dengan cara mempelajari berbagai macam buku- buku yang berkaitan dengan materi kerja praktek, baik yang diperoleh pada saat perkuliahan maupun saat kerja praktek.


(34)

 Implementasi, dengan implementasi ini maka pihak penyusun dituntut dan diharapkan dapat menerapkan serta menganalisa berbagai persoalan – persoalan yang timbul mengenai penurunan up time atau kapasitas cetak pada tiap-tiap mesin di PT. Krisanthium Offset Printing yang dikarenakan penyebab – penyebab yang tidak jelas sehingga nantinya akan diperoleh suatu jalan keluar yang terbaik atau solusi untuk peningkatan kinerja serta menuju up time atau kapasitas cetak yang optimal.

4.2 Pelaksanaan Kerja Praktek

Pelaksanaan kerja praktek dilakukan berdasarkan atas ketentuan yang diberikan oleh perusahaan atau instansi dalam hal ini adalah PT. Krisanthium Offset Printing yang dilakukan pada bagian design.

Pada bagian design, pelaksanaan kerja praktek dilakukan dengan beberapa metode dan berdasarkan perintah atau instruksi dari pembimbing kerja praktek yaitu Bapak Agung Purwandanu.

4.3 Evaluasi Kerja Praktek

Selama berlangsung kegiatan kerja praktek di PT. Krisanthium Offset Printing, penyusun melakukan berbagai analisa mengenai kendala – kendala dan permasalahan yang terjadi waktu proses pembuatan suatu majalah memasuki tahap prepress. Supaya penulis mengetahui kendala yang belum dimengerti sehingga bisa dibantu oleh yang karyawan lebih pengalaman.


(35)

30

4.3.1 Tabel Data mesin cetak offset pada PT. Krisanthium Offset Printing.

Mesin Ukuran Plate

Tebal

Plate Recording

Paper Size Minimal Maximal

1. GTO 40 x 51 0,15 3,5 10 x 19 36 x 51

2. SORM

SM 72 61,5 x 72 0,24 6 28 x 45 52 x 72

3.

SORS UP CD 4

77 x 103 0,34 4,3 37 x 52 102 x 72

4. CD 6 79 x 103 0,24 5,2 36 x 52 102 x72


(36)

4.3.2 Gambaran umum alur kerja atau proses cetak di PT. Krisanthium Offset Printing.

Gambar 4.2 Alur Proses Cetak Perusahan.

Penjelasan :

1. Alur proses cetak dimulai setelah pihak dari perusahaan (dalam hal ini pihak marketting) menerima order dari konsumen baik itu new order ataupun repeat order. New order adalah cetakan yang baru, maksudnya cetakan yang baru dan dari pihak PT. Krisanthium belum mencetak produk tersebut sebelumnya. Sedangkan untuk repeat order adalah


(37)

32

cetakan yang sebelumnya sudah di cetak, atau bisa disebut cetakan lanjutan. Untuk cetakan yang termasuk new order, pihak dari perusahaan menerima softcopy atau hardcopy dari konsumen yang biasanya berupa : - CD/DVD/Digital.

- Email.

- Color Progresive ( contoh cetakannya/digital proof ). - Contoh produk.

- Print Out

Sedangkan untuk cetakan yang termasuk repeat order, langsung dari pihak repro akan ditugaskan untuk menyiapkan plat yang akan digunakan sebelum proses cetak dilaksanakan.

2. File yang diterima oleh marketing diberikan kepada bagian desain untuk diproses menjadi file yang siap untuk diproses menjadi plat cetak. File desain dari customer biasanya berupa file dengan format yang bisa dibuka oleh software-software grafis antara lain, Adobe Photoshop, Adobe Illustrator, Freehand MX, CorelDraw, tetapi terkadang file yang diterima tidak sempurna, dengan kata lain file yang diberikan biasanya mengalami beberapa kerusakan baik berupa image, teks, maupun color sehingga diperlukan keahlihan untuk dapat memperbaiki file asli tersebut dengan memaksimalkan software grafis yang ada.

3. Pengecekan data dari bagian design selesai, kemudian di teruskan lagi kembali ke bagian marketing untuk kembali dibicarakan dengan pihak customer untuk hasil dari pengecekan department design, dengan maksud agar customer dapat mengetahui apakah file yang diberikan baik


(38)

atau tidak, dan apabila file tidak baik, dari pihak design akan memperbaiki ataupun bahkan merubah materi yang ada pada order tersebut tetapi tetap dengan persetujuan dari pihak customer.

4. Setelah dari kedua pihak mencapai kesepakatan, mengenai harga order yang akan di cetak dan lain – lainnya, pihak design langsung memperbaiki design dari costumer dan perbaikan tersebut lebih mengarah pada aturan – aturan seperti ukuran cetak yang sesuai dengan mesin cetak yang digunakan, pemakaian warna, atribut cetak yang dibutuhkan. Setelah semua selesai barulah packaging akan mulai di kerjakan.

5. Di adakan rapat koordinasi yang melibatkan berbagai bagian dalam perusahaan, yaitu bagian marketing, PPIC, poduksi, design, repro, plotter, dan GM.

6. Setelah hasil rapat diketahui, dan semua pihak menyanggupi proses cetak akan dilakukan. Pihak PPIC langsung mengatur jadwal ( jadwal cetak, jadwal SDM yang akan mencetak order tsb, jadwal cut untuk kertas yang akan dipakai, menyiapkan berbagai macam material yang digunakan selama proses cetak dan pracetak dilakukan dan menjadwalkan kapan order tersebut selesai dicetak.

7. Langkah awal sebelum memasuki proses design, mock up atau kerangka dari kemasan yang akan dicetak terlebih dahulu harus dibuat dengan teknik yang harus disertakan di dalam pembuatan kemasan itu sendiri. Pembuatan hal tersebut di atas dilakukan pada bagian die cutting/plotter.


(39)

34

8. Kerangka atau mock up tersebut lalu di berikan pada pihak design, pihak design akan membuat sebuah design pada kerangka atau mock up tersebut sesuai dengan yang di inginkan customer.

9. Sebelum di teruskan ke bagian repro, bagian design harus memperhatikan besar dan jenis raster yang digunakan, proses pecah warna, kelengkapan atribut cetak yang dibutuhkan dan hal yang mendukung lainnya. Setelah semua selesai, barulah diteruskan pihak design ke bagian repro untuk pembuatan plate cetak.

10. Kemudian ke bagian produksi untuk memulai proses cetak. Untuk bagian terakhir setelah proses cetak, terdapat proses finishing.

4.3.3 Proses pengerjaan design kemasan

Hasil penulis setelah malaksanakan kerja praktek di PT. Krisanthium Offset Printing yang di tempatkan di bagian department design adalah mengetahui alur kerja pada bagian prepress, yaitu meliputi bagian die cut, design dan bagian repro. Juga diberi pengetahuan tentang hal – hal apa saja yang perlu diperhatikan ketika mengolah suatu design kemasan ataupun non kemasan dalam suatu perusahaan menurut ketentuan dari perusahaan dan spesifikasi dari perusahaan. Setelah dirasa cukup oleh dosen pembimbing, bapak Agung Purwandanu, penulis diberi tugas untuk membuat sebuah packaging dengan menggunakan teknik serta hal – hal yang harus diperhatikan ketika proses pembuatan sesuai dengan yang pernah diajarkan dosen pembimbing dan tugas tersebut merupakan sebuah proyek yang dikerjakan oleh penulis sebagai hasil dari kerja praktek yang dilakukan pada departemen design. Berikut adalah


(40)

rincian hal – hal apa saja yang dilakukan penulis selama pelaksanaan kerja praktek di PT. Krisanthium Offset Printing.

Minggu pertama, sebelum kerja praktek dimulai, penulis diberi kesempatan untuk melakukan pengenalan tempat kerja praktek, pekerjaan yang dilakukan didalamnya, serta pengenalan terhadap rekan yang mana akan penulis jumpai selama pelaksanaan kerja praktek dilaksanakan di PT. Krisanthium Offset Printing.

Minggu kedua, penulis mulai diperkenalkan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh dosen pembimbing dan rekan pada department design, dan mulai diberi pengetahuan tentang proses pembuatan design kemasan dengan menggunakan kombinasi warna, text, pengolahan

image yang benar, dan di beri pengetahuan tambahan tentang masalah

masalah yang timbul ketika proses pengerjaan design dilakukan.

Minggu ketiga, penulis diberi kesempatan untuk belajar tentang proses pembuatan kerangka kemasan, dalam hal ini penulis berkesempatan untuk mempelajari hal tersebut pada bagian atau divisi die cut. Di bagian ini penulis diajarkan tentang bagaimana membuat kerangka packaging dengan benar menurut aturan dan teknik yang berlaku. Penulis juga diberikan pengetahuan tentang cara pengurangan dan lain – lain. Untuk lebih memampatkan materi yang dibrikan pihak dari department design

Minggu keempat, setelah mengetahui tata cara pembuatan kerangka sesuai dengan teknik yang ditentukan, penulis kembali ke tempat dimana penulis di tempatkan selama kerja praktek berlangsung


(41)

36

untuk lebih memampatkan materi yang diberikan pihak dari department design. Setelah selesai, barulah penulis memulai untuk mengerjakan proyek yang diberikan oleh dosen pembimbing.

4.3.4 Konsep perancangan dan pengerjaan proyek.

Dalam pengerjaan proyek tersebut, penulis tertarik untuk memilih tema “ kreasi innovative packaging “ yang mana tema tersebut akan divualisasikan ke dalam proyek yang akan dikerjakan. Konsep design innovative disini tidak menggunakan model cutting yang rumit, tetapi penulis lebih mengutamakan untuk menerapkan ilmu packaging yang telah didapatkan di bagian die cut, yaitu model packaging yang umum digunakan.

4.3.5 Teknis Perancangan Design.

Perancangan desain yang dikerjakan oleh penulis dibagi menjadi tiga bagian yaitu tahap sketsa, pembuatan alternatif desain dan tahap desain akhir. Sketsa mencakup konsep desain yang belum dikombinasikan dengan media dan masih berupa grafis. Pembuatan alternatif desain yang menjadi perbandingan dalam pemilihan konsep grafis yang diajukan memberikan pilihan dan masukan yang lebih kreatif. Desain akhir merupakan hasil akhir dari pembuatan konsep desain yang telah dikombinasikan. Untuk mengolah dan membuat gambar vektor, dari pembuatan sketsa hingga sampai pada tahap hasil akhir penulis menggunakan software desain yang umum digunakan oleh para desainer grafis yaitu adobe photoshop CS 3 dan adobe illustrator CS 3.


(42)

4.3.6 Final Artwork Design.

Selama pelaksanakan kerja praktek, penulis telah melakukan proses asistensi dan bimbingan yang menghasilkan konsep – konsep desain yang telah disetujui dan telah dikombinasikan dengan media yang akan di pasarkan. Berikut adalah langkah pembuatan mulai dari pembuatan kerangka sampai design selesai :

1. Penerapan ilmu yang didapatkan penulis dibagian die cut, akan digunakan untuk pembuatan kerangkanya. Didapatkan 2 model packaging yang sering digunakan, antara lain :


(43)

38

CREES LOCK / LOCK BOTTOM.

Gambar 4.3 model crees lock. Penjelasan :

A = Area A ditambahkan 0,5 mm untuk bagian atas.Untuk lebar bagian A adalah 166 mm.

B = Area B dengan lebar 42 mm, tanpa mengalami penambahan dan pengurangan.

C = Area C dengan lebar 166 mm tanpa mengalami penambahan dan pengurangan.

D = Area D, mengalami pengurangan untuk lebar, yaitu ukuran awal di kurangi dengan ketebalan kertas, sehingga lebar menjadi 41,5 mm sedangkan untuk tinggi tidak ada pengurangan, tetap dengan ukuran sebenarnya.

E = Untuk area ini lebar didapatkan dengan cara, lebar dari area B dibadi 2, dan hasilnya adalah 42 yang merupakan ukuran lebar area E.


(44)

F = Untuk area ini lebar didapatkan dengan cara, lebar dari area B dibagi 2, dan hasilnya adalah 42 yang merupakan ukuran lebar area E.

G = Untuk area ini lebar relatif, dengan melihat dari dimensi dari packagingnya itu sendiri.

H = Untuk area ini sudut kemiringan yang digunakan adalah 45 derajat dan tingginya 42 mm.

I = Untuk area ini sudut kemiringan yang digunakan adalah 45 derajat yang apabila kemudian di sambung dengan area H, maka terbentuklah sudut kemiringan 90 derajat.

J = Untuk area ini lebar didapatkan dengan cara, lebar dari area B dibagi 2, dan hasilnya adalah 42 yang merupakan ukuran lebar area E.


(45)

40

TUCK IN.

Gambar 4.4 model Tuck in. Penjelasan :

A = Area A ditambahkan 0,5 mm untuk bagian atas. Untuk lebar bagian A adalah 70 mm.

B = Area B dengan lebar 35 mm, tanpa mengalami penambahan dan pengurangan.

C = Area C dengan lebar 70 mm tanpa mengalami penambahan dan pengurangan.


(46)

D = Area D, mengalami pengurangan untuk lebar, yaitu ukuran awal di kurangi denganketebalan kertas, sehingga lebar menjadi 34,5 mm sedangkan untuk tinggi tidak ada pengurangan.

E = Merupakan area glue flap, sudut yang digunakan untuk bagian atas dan bawah adalah masing – masing 15 derajat. Dengan lebar 13 mm, dan jarak antar keempat sisinya dengan porforasi adalah, untuk sisi kanan dan kiri adalah sebesar 3 mm sedangkan untuk atas dan bawah 4 mm.

F = Besarnya 35 mm, sesuai dengan lebar area B, karena nantinya kedua area ini akan berhubungan.

G = Semula tingginya 35 mm, kemudian mengalami penurunan 0,5 mm.

H = Dengan tinggi 15 mm, fungsinya adalah sebagai pengait untuk kuncian atas besarnya nominal tersebut relativ dengan memperhatikan dimensi dari packaging itu sendiri.

I = Panjangnya 6,5 mm, ukuran ini didapatkan dengan perhitungan area L ditambahkan 1,5 mm, agar nantinya kedua sisi ini dapat bertemu dan mengait dengan baik.

J = Untuk flap, atau biasa juga disebut kupingan, besarnya nominal untuk tinggi relativ, dilihat dari dimensi packaging itu sendiri, semakin bertumpangan flap antar flap akan semakin bagus untuk kekokohannya. Area J disini


(47)

42

menggunakan 15 derajat untuk kemiringannya, dan hal ini merupakan standart yang diberikan pada penulis . K = Untuk area ini sudut kemiringan yang digunakan adalah 45

derajat dan ini juga merupakan sebuah rumus yang diberikan pada penulis sebagai pegangan ketika akan membuat sebuah kerangka.

L = Besarnya 5 mm, area ini sedemikian mungkin harus lebih kecil dari area I, karena nantinya area L akan masuk pada area I. Untuk garis yang berwarna merah, garis tersebut merupakan area cut, dan yang berwarna hitam adalah garis yang merupakan creasing.


(48)

43

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan evaluasi kerja praktek yang dilakukan pada bagian Design PT. Krisanthium Offset Printing maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. PT. Krisanthium Offset Printing selalu menjaga kualitas hasil cetakan dan memiliki tekad untuk menjadi perusahaan percetakan kemasan yang bertaraf internasional dan berkompetensi lebih baik dari pesaingnya. 2. PT. Krisanthium Offset Printing berusaha menjaga dan mempertahankan

kualitas serta kuantitas dari hasil cetakan dengan cara selalu mengikuti perkembangan teknologi di bidang grafis dan cetak dan memfasilitaskan para karyawannya dengan peralatan dan mesin yang berteknologi tinggi 3. Komunikasi dan koordinasi yang baik antara pihak customer dengan

bagian marketing maupun dengan bagian-bagian lainnya seperti produksi dan finishing sangat penting untuk dapat menghasilkan file digital artwork yang benar-benar siap untuk proses cetak dan sedikit permasalahan yang ditimbulkan.

4. Pemakaian file berformat PDF akan meningkatkan keefesienan dan kemudahan dalam proses perpindahan file pada alur kerja produksi grafika tanpa mengurangi mutu atau kualitas output yang dihasilkan.

5. Check list data digital secara rutin dan berkala terhadap file digital artwork yang diberikan oleh pihak customer sangat membantu dalam mengurangi


(49)

44

atau menekan jumlah permasalahan-permasalahan yang timbul dalam proses produksi misal dibagian prepress maupun press.

5.2 Saran

1. Pemberian edukasi atau pengetahuan berupa pelatihan terhadap customer dalam hal mempersiapkan file digital artwork yang baik dan memenuhi standard untuk proses cetak perlu ditingkatkan lagi frekuensinya, guna meningkatkan keefektifan dan kualitas output produk yang dihasilkan dalam proses produksi grafika khususnya di bagian Design.

2. Selalu mengikuti perkembangan teknologi terbaru dalam hal aplikasi-aplikasi digital yang digunakan untuk proses persiapan dan pengolahan file digital artwork.

3. Meningkatkan inovasi-inovasi terbaru dalam hal persiapan dan pengolahan file digital artwork maupun pelayanan terhadap customer khususnya di bagian Design.


(50)

45

DAFTAR PUSTAKA

Wattimena, Kristian S., 2006. Materi Kuliah Dasr Teknologi Grafis dan Cetak, STIKOM Surabaya.

Wattimena, Kristian S., 2007. Materi Kuliah Pracetak I, STIKOM Surabaya. Wattimena, Kristian S.,2007. Materi Kuliah Pracetak II, STIKOM Surabaya.


(1)

40

TUCK IN.

Gambar 4.4 model Tuck in. Penjelasan :

A = Area A ditambahkan 0,5 mm untuk bagian atas. Untuk lebar bagian A adalah 70 mm.

B = Area B dengan lebar 35 mm, tanpa mengalami penambahan dan pengurangan.

C = Area C dengan lebar 70 mm tanpa mengalami penambahan dan pengurangan.


(2)

D = Area D, mengalami pengurangan untuk lebar, yaitu ukuran awal di kurangi denganketebalan kertas, sehingga lebar menjadi 34,5 mm sedangkan untuk tinggi tidak ada pengurangan.

E = Merupakan area glue flap, sudut yang digunakan untuk bagian atas dan bawah adalah masing – masing 15 derajat. Dengan lebar 13 mm, dan jarak antar keempat sisinya dengan porforasi adalah, untuk sisi kanan dan kiri adalah sebesar 3 mm sedangkan untuk atas dan bawah 4 mm.

F = Besarnya 35 mm, sesuai dengan lebar area B, karena nantinya kedua area ini akan berhubungan.

G = Semula tingginya 35 mm, kemudian mengalami penurunan 0,5 mm.

H = Dengan tinggi 15 mm, fungsinya adalah sebagai pengait untuk kuncian atas besarnya nominal tersebut relativ dengan memperhatikan dimensi dari packaging itu sendiri.

I = Panjangnya 6,5 mm, ukuran ini didapatkan dengan perhitungan area L ditambahkan 1,5 mm, agar nantinya kedua sisi ini dapat bertemu dan mengait dengan baik.

J = Untuk flap, atau biasa juga disebut kupingan, besarnya nominal untuk tinggi relativ, dilihat dari dimensi packaging itu sendiri, semakin bertumpangan flap antar flap akan semakin bagus untuk kekokohannya. Area J disini


(3)

42

menggunakan 15 derajat untuk kemiringannya, dan hal ini merupakan standart yang diberikan pada penulis . K = Untuk area ini sudut kemiringan yang digunakan adalah 45

derajat dan ini juga merupakan sebuah rumus yang diberikan pada penulis sebagai pegangan ketika akan membuat sebuah kerangka.

L = Besarnya 5 mm, area ini sedemikian mungkin harus lebih kecil dari area I, karena nantinya area L akan masuk pada area I. Untuk garis yang berwarna merah, garis tersebut merupakan area cut, dan yang berwarna hitam adalah garis yang merupakan creasing.


(4)

43 BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan evaluasi kerja praktek yang dilakukan pada bagian Design PT. Krisanthium Offset Printing maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. PT. Krisanthium Offset Printing selalu menjaga kualitas hasil cetakan dan memiliki tekad untuk menjadi perusahaan percetakan kemasan yang bertaraf internasional dan berkompetensi lebih baik dari pesaingnya. 2. PT. Krisanthium Offset Printing berusaha menjaga dan mempertahankan

kualitas serta kuantitas dari hasil cetakan dengan cara selalu mengikuti perkembangan teknologi di bidang grafis dan cetak dan memfasilitaskan para karyawannya dengan peralatan dan mesin yang berteknologi tinggi 3. Komunikasi dan koordinasi yang baik antara pihak customer dengan

bagian marketing maupun dengan bagian-bagian lainnya seperti produksi dan finishing sangat penting untuk dapat menghasilkan file digital artwork yang benar-benar siap untuk proses cetak dan sedikit permasalahan yang ditimbulkan.

4. Pemakaian file berformat PDF akan meningkatkan keefesienan dan kemudahan dalam proses perpindahan file pada alur kerja produksi grafika tanpa mengurangi mutu atau kualitas output yang dihasilkan.

5. Check list data digital secara rutin dan berkala terhadap file digital artwork yang diberikan oleh pihak customer sangat membantu dalam mengurangi


(5)

44

atau menekan jumlah permasalahan-permasalahan yang timbul dalam proses produksi misal dibagian prepress maupun press.

5.2 Saran

1. Pemberian edukasi atau pengetahuan berupa pelatihan terhadap customer dalam hal mempersiapkan file digital artwork yang baik dan memenuhi standard untuk proses cetak perlu ditingkatkan lagi frekuensinya, guna meningkatkan keefektifan dan kualitas output produk yang dihasilkan dalam proses produksi grafika khususnya di bagian Design.

2. Selalu mengikuti perkembangan teknologi terbaru dalam hal aplikasi-aplikasi digital yang digunakan untuk proses persiapan dan pengolahan file digital artwork.

3. Meningkatkan inovasi-inovasi terbaru dalam hal persiapan dan pengolahan file digital artwork maupun pelayanan terhadap customer khususnya di bagian Design.


(6)

45

DAFTAR PUSTAKA

Wattimena, Kristian S., 2006. Materi Kuliah Dasr Teknologi Grafis dan Cetak, STIKOM Surabaya.

Wattimena, Kristian S., 2007. Materi Kuliah Pracetak I, STIKOM Surabaya. Wattimena, Kristian S.,2007. Materi Kuliah Pracetak II, STIKOM Surabaya.