TA : Rancang Bangun Sistem Informasi Penanganan Gangguan Terpadu Se Jatim Berbasis Web Pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jatim.

(1)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENANGANAN GANGGUAN TERPADU SE JATIM BERBASIS WEB PADA PT. PLN

(PERSERO) DISTRIBUSI JATIM.

Oleh :

Nama : SLAMET PURWANTO NIM : 97.41010.4171

Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFOMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA


(2)

Halaman ABSTRAKSI ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan ... 4

1.5 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Manajemen Penanganan Gangguan Terpadu ... 7

2.2.Analisa dan Perancangan Sistem ... 11

2.3 Database Management System ... 15

2.4 Interaksi Manusia dan Komputer ... 19

2.5 Microsoft SQL Server2000 ... 19

2.6 Structure Query Language (SQL) ... 20

2.7 ODBC ... 21

2.8 Hypertext Markup Language (HTML) ... 22


(3)

2.10 Java Script ... 23

2.11 Microsoft Visual Basic 6.0 ... 24

2.12 Power Designer ... 25

BAB III PERANCANGAN SISTEM ... 26

3.1 Analisis Sistem ... 26

3.2 Hasil Analisis ... 28

3.3 Perancangan Sistem ... 30

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 69

4.1Kebutuhan Peralatan ... 69

4.2Penjelasan Pemakaian Program ... 72

4.3Evaluasi dan Hasil Pengujian Sistem ... 90

BAB V PENUTUP ... 94

5.1Kesimpulan ... 94

5.2Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 96


(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang amat pesat, penyampaian informasi yang cepat akurat dan terpercaya saat ini sudah menjadi “kebutuhan” pokok bagi perusahaan. Terutama pada perusahaan yang memiliki fungsi layanan terhadap pelanggan, dimana sistem informasi memiliki peranan penting dalam perkembangan suatu perusahaan dan layanan kepada pelanggan atau masyarakat. Baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dengan adanya kebutuhan akan informasi, maka secara tidak langsung akan mendorong pertumbuhan dari teknologi informasi itu sendiri, dimana manusia berusaha membuat suatu cara agar dapat memanipulasi data menjadi sebuah informasi yang lebih berguna dalam membantu manusia untuk lebih mengetahui tentang suatu hal, dan dapat membantu dalam pengambilan keputusan.

Perusahaan Listrik Negara ( PLN ) merupakan suatu perusahaan yang mengusahakan pengadaan tenaga listrik di Indonesia. Melihat semakin berkembangnya jumlah pelanggan PLN dari tahun ke tahun, maka dapat diprediksikan bahwa akan semakin banyak komplain dari pelanggan yang akan diterima oleh bagian pengaduan. Untuk merespon keluhan-keluhan tersebut agar informasi atau bahkan solusi dapat dengan segera diperoleh oleh pelanggan atau pihak perusahaan sendiri, maka diperlukan suatu sistem dengan mengembangkan suatu wawasan terhadap teknologi baru yang saat ini sedang marak digunakan


(5)

2

didunia teknologi Informasi dan bisnis, yaitu teknologi internet. Dengan adanya Internet maka dapat di bangun sebuah sistem informasi untuk memantau gangguan diharapkan informasi gangguan dapat segera mungkin diperoleh sehingga penanganan dapat segera dilakukan dengan demikian pelayanan terdahap pelanggan dapat maksimal dan tidak membuang-buang waktu.

Saat ini sistem pengaduan gangguan (trouble call) yang ada di PT. PLN pada umumnya belum memiliki aplikasi untuk pengelolaan informasi ataupun laporan gangguan secara terpadu. Pengaduan gangguan dari pelanggan saat ini diterima dan dicatat pada buku piket oleh petugas piket melalui telepon lokal atau agent melalui Call Center 123 dan informasi tersebut diteruskan ke seluruh unit pelayanan dengan cara broadcast melalui radio HT, belum memanfaatkan komunikasi data. Dengan demikian manajemen gangguan sulit dilakukan dengan baik, karena tidak adanya informasi setiap tahapan penanganan gangguan yang dilakukan secara terus menerus, pemantauan kinerja jaringan, kinerja penanganan gangguan sulit di monitor secara real time dan konsolidasi laporan dari unit-unit tidak dapat disajikan dengan cepat dan akurat.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas maka dapat dibuat suatu identifikasi masalah sebagai berikut : diperlukan adanya suatu system terpadu yang mampu mengintegrasikan kebutuhan dalam manajemen gangguan listrik yang memiliki output response penanganan gangguan yang cepat, mudah dan tepat sehingga berpengaruh langsung pada penurunan jumlah gangguan dan lama gangguan yang terjadi serta meningkatkan kWh jual dan pendapatan perusahaan.


(6)

1.2 Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas dapat diambil beberapa perumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana membuat suatu aplikasi berbasis web yang dapat memantau informasi Penanganan gangguan secara terpadu dan real time.

2. Bagaimana membuat suatu aplikasi yang mampu melayani proses pengaduan dengan memanfaatkan teknologi SMS (short message service).

3. Bagaimana membuat suatu aplikasi yang dapat memberikan informasi statistik gangguan sehingga dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan.

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang terdapat pada Aplikasi Sistem Informasi Penanganan Gangguan Listrik ini adalah :

1. Sistem ini nantinya akan mencatat semua informasi gangguan mulai dari waktu terjadi gangguan, jenis gangguan, tempat terjadi gangguan sampai kapan gangguan di selesaikan

2. Sistem informasi penanganan gangguan ini nantinya meliputi area seluruh jawa timur, tetapi pada aplikasi ini contoh yang dibahas hanya area Metropolis (Surabaya, Gresik, Sidoarjo).

3. User atau pemakai dari sistem informasi ini adalah petugas piket gangguan atau agent Call Center.

4. Pada pembuatan sistem informasi ini tidak dibahas mengenai sistem keamanan. Pengguna dari sistem ini hanya dibatasi oleh login dan password sesuai dengan area masing-masing.


(7)

4

5. Sistem pengaduan dari pelanggan dilakukan melalui telepon ke agent Call Center atau melalui SMS (short message service) dengan memanfaatkan teknologi Global System for Mobile Communication (GSM).

6. Pada tugas akhir ini tidak dibahas secara khusus tentang protokol pengiriman dan penerimaan SMS secara hardware.

7. Dapat berjalan dengan baik dengan kondisi normal pada jaringan GSM, dan tidak ada masalah teknis dalam hal pengiriman dan penerimaan SMS.

1.4 Tujuan

Berdasarkan dari uraian-uraian diatas, tujuan dari pembuatan Sistem Informasi Penanganan Gangguan Terpadu ini, adalah :

1 Membangun suatu aplikasi berbasis web yang mampu menyediakan informasi mengenai penanganan gangguan listrik, mulai dari status belum selesai sampai terselesaikan.

2 Membangun suatu aplikasi yang memungkinkan pertukaran dan pengolahan data secara cepat dan akurat dan terintegrasi.

3 Membangun suatu aplikasi yang mampu memberikan kemudahan hal penyampaian pengaduan melalui fasilitas SMS (short message servive).

4. Membangun suatu aplikasi yang mampu menyediakan data statistik mengenai informasi gangguan listrik dan perhitungan jumlah gangguan dan rata-rata lama gangguan sehingga dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan. 5. Membangun suatu aplikasi yang dapat membantu para top level management


(8)

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Tugas Akhir ini disusun dalam 5 (lima) bab dan tiap-tiap bab terdiri dari beberapa sub-bab. Sebagai gambaran yang jelas atas Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini membahas tentang latar belakang permasalahan, permasalahan secara umum, perumusan masalah, batasan-batasan masalah dan tujuan yang hendak dicapai dari pembuatan Tugas Akhir ini.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini membahas tentang teori-teori yang mendukung dan berhubungan dalam pembuatan tugas akhir ini, serta analisa permasalahan sehingga memudahkan penulis dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Pada Bab ini menguraikan rancangan sistem yang akan dibuat, meliputi analisis sistem , hasil analisis, perancangan sistem yang meliputi pembuatan system flow, context diagram, diagram berjenjang, data flow diagram, entity relational diagram, struktur database dan desain input output.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Pada bab ini membahas mengenai Implementasi dan Evaluasi yang berisi mengenai kebutuhan peralatan, cara instalasi program, cara pemakaian program yang berupa gambar dan penjelasan proses aplikasi yang terjadi pada sistem serta melakukan evaluasi dan pengujian sistem untuk mengetahui apakah sistem yang


(9)

6

telah dibuat dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dan sesuai dengan yang diharapkan.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini ada dua sub bab yakni kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan rangkuman singkat dari hasil seluruh pembahasan masalah dan saran berisi mengenai harapan dan kemungkinan lebih lanjut dari hasil pembahasan masalah.


(10)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen penanganan gangguan terpadu

Manajemen penanganan gangguan terpadu adalah semua aktifitas dalam mengelola sumber daya dan mengintegrasikan semua proses untuk merespon keluhan pelanggan dalam bentuk pemulihan gangguan yang cepat, mudah dan tepat bagi upaya-upaya peningkatan kepuasan pelanggan. Selain berdampak pada peningkatan kepuasan pelanggan dengan turunnya frekuensi dan durasi (lama) gangguan, juga berpengaruh langsung pada peningkatan kWh jual dan rupiah pendapatan perusahaan.

Melalui penanganan managemen penanganan gangguan terpadu dapat dilakukan administrasi dan operasional penanganan gangguan yang melibatkan seluruh pihak yang terkait secara simultan dan real time sehingga dapat berjalan secara optimal. Selain itu integrasi sistem manjemen penanganan gangguan terpadu menghasilkan report dan histories kejadian yang sangat dibutuhkan manajemen dalam melakukan analisa dan evaluasi baik kejadian gangguan dan penanganannya sehingga dapat terus dilakukan upaya perbaikan pada sistem dimasa yang akan datang.

Selain itu manajemen penanganan gangguan terpadu juga menjadi sarana yang sangat efektif dalam memantau dan meningkatkan unjuk kerja jaringan listrik eksisting. Secara umum manajemen penanganan gangguan terpadu


(11)

8

memiliki fokus dalam mendukung peningkatan pelayanan pelanggan melalui 3 (tiga) prinsip yaitu :

1. Time Management yang memiliki fokus pada respon pengaduan dan proses pemulihan gangguan.

2. Asset Management yang memiliki fokus pada unjuk kerja jaringan melalui optimalisasi pengoperasian dan pemeliharaan jaringan

3. Data gangguan tersentralisasi yang diakses melalui komunikasi data berbasis Web.

Selain itu manajemen penanganan gangguan terpadu merupakan sumber informasi pendukung yang sangat penting yang diakses oleh sistem pelayanan pelanggan lainnya seperti customer call atau Call Center bersama sistem back office lainnya.

2.1.1 Metode Breadth-First Search (BFS)

Pada metode ini, pencarian dilakukan pada semua node dalam setiap level secara berurutan dari kiri ke kanan. Jika pada satu level belum ditemukan solusi, maka pencarian dilanjutkan pada level berikutnya. Demikian seterusnya sampai ditemukan solusi. Dengan strategi ini, maka dapat dijamin bahwa solusi yang ditemukan adalah yang paling baik (Optimal). Tetapi BFS harus menyimpan semua node yang pernah dibangkitkan. Hal ini harus dilakukan untuk penelusuran balik jika solusi sudah ditemukan.


(12)

Sebagai contoh untuk tree dibawah ini : a

/ \ b c / / | \ d f g h / \

i j

Representasi data diatas dilakukan dalam lisp dengan menggunakan properti dari symbol sebagai berikut :

(setf (get 'a 'child) '(b c) (get 'b 'child) '(d) (get 'c 'child) '(f g h) (get 'd 'child) '(i j) )

Buat fungsi dengan nama 'breadthFirst' yang melakukan searching suatu node yang dimasukkan user. Fungsi akan menghasilkan tracing isi dari node-queue pada saat searching, node yang dikunjungi dan menentukan apakah node goal ditemukan atau tidak.

Contoh input dan output : > (breadthFirst 'a 'g) visited queue - (A) A (B C) B (C D) C (D F G H) D (F G H I J)


(13)

10

F (G H I J) G (H I J) Found G

Metode Breadth-First Search ini juga dapat diimplementasikan dengan memanggil Algoritma General-Search.

Function BREADTH-SEARCH(problem) return a solution or failure Return GENERAL-SEARCH(problem, ENQUEUE-AT-END) Algoritma General-Search :

Function GENERAL-SEARCH(problem,strategy) return a solution or failure Initialise the search tree using the initial state of problem

Loop do

If there are no candidates for expansion then return failure Choose a leaf node for expansion according to strategy

If the node contains a goal state then return the corresponding solution Else expand the node and add the resulting nodes to the search tree End

Metode BFS (Breadth Search First) ini digunakan untuk mencari asal sumber gangguan listrik. Contoh kasus,terjadi pemadaman di daerah rungkut, kemudian seorang pelanggan menelpon ke Callcenter dan melaporkan bahwa listrik dirumahnya padam. Dengan menggunakan metode BFS ini dan dengan menggunakan kata kunci ID pelanggan, maka akan dapat di tracing data dari ID pelanggan tersebut seperti nama, alamat dari ID pelanggan tersebut dan juga dapat ketahui pelanggan tersebut ikut penyulang mana dan gardu mana. Sehingga dapat di ketahui bahwa kemungkinan sumber gangguan terjadi pada penyulangnya atau gardu.


(14)

2.2 Analisa dan perancangan sistem

Dalam analisa dan perancangan sistem terdapat beberapa pokok pembahasan, diantaranya :

2.2.1 Analisa Sistem

Analisa Sistem(System Analysist) merupakan penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengindentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya. Di dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh analisis sistem sebagai berikut :

1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah.

2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada. 3. Analyze, yaitu menganalisis sistem.

4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.

2.2.2 Perancangan Sistem

Desain Sistem secara umum mengidentifikasikan komponen-komponen sistem informasi yang akan didesain secara rinci. Dapat juga diartikan sebagai sebuah tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem, pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional untuk persiapan rancang bangun implementasi yang menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk yang dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi, termasuk


(15)

12

menyangkut mengkonfigurasikan dari komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem.

Adapun tujuan dari desain sistem adalah : 1. Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem.

2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemogram komputer dan ahli-ahli teknik lain yang terlibat.

A. System Flow

System Flow adalah suatu bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara menyeluruh dari suatu sistem dimana bagan ini menjelaskan urutan prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem dan biasanya dalam membuat system flow sebaiknya ditentukan pula fungsi-fungsi yang melaksanakan atau bertanggung jawab terhadap sub-sub sistem.

B. DFD (Data Flow Diagram)

Data Flow Diagram (DFD) merupakan alat untuk menggambarkan suatu sistem yang sudah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir (misalnya telepon, surat, dan lainnya) atau lingkungan fisik dimana data itu akan disimpan (misalnya kartu, hard disk, diskette, dan lain sebagainya). DFD dapat menggambarkan arus data dalam sistem dengan terstruktur dan jelas sehingga dapat menjadi sarana dokumentasi sistem yang baik.

Simbol-simbol yang dipakai dalam DFD adalah :

1. External entity (Kesatuan luar) atau Boundary (Batas Sistem), adalah kesatuan di lingkungan luar sistem yang akan memberikan input atau menerima output


(16)

dari sistem. External entity terdapat pada bagian luar batas dari sistem. Elemen ini menyediakan sistem dengan input data dan menerima output data. External entity dapat berupa seseorang, manajer misalnya yang menerima laporan dari sistem. External entity juga dapat berupa suatu organisasi sebagai bagian lain dari struktur inti organisasi awal atau organisasi yang lain. Dan terakhir, external entity dapat juga berupa sistem lain yang menggunakan interface dari sistem yang kita gunakan.

2. Data Flow (Arus Data), Arus data dalam DFD diberi simbol suatu panah. Arus data mengalir diantara proses (process), simpanan data (data store) dan kesatuan luar (external entity). Arus data ini menunjukkan arus dari data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem.

3. Process (Proses), adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk menghasilkan arus data yang akan keluar dari proses.

4. Simpanan Data (data store), adalah simpanan data dapat berupa suatu file, arsip, buku dan sebagainya.

Tabel 2.1 Simbol-simbol DFD

Nama Symbol Keterangan

External Entity Simbol ini menggambarkan entity-entity yang terdapat diluar sistem tetapi entity tersebut memiliki hubungan dengan sistem yang sedang dibangun. External entity dapat berupa objek atau dapat juga berupa sistem lain


(17)

14

Aliran Data Data Flow menunjukkkan aliran

data dari suatu entity atau data storage ke proses ataupun dari suatu proses ke entity ke data storage. Aliran data berisi data-data yang akan diproses dan setiap aliran data harus melalui suatu proses.

Proses Data yang dimasukkan akan

diproses, dalam hal ini

menggambarkan bagaimana data diolah dan menjadi suatu output. Dalam proses minimal harus terdapat sebuah input serta sebuah output.

Data Store Menggambarkan suatu tempat yang

digunakan oleh sistem untuk menyimpan data. Data store akan digunakan oleh sistem

untukmenyimpan data yang merupakan hasil output atau mengirimkan data sebagai input kedalam suatu proses.

2.2.3. Implementasi Sistem

Setelah sistem siap untuk disajikan maka tahap berikutnya adalah implementasi sistem. Tahap implementasi sistem terdiri dari :

1. Menerapkan rencana implementasi, dimana rencana implementasi merupakan kegiatan awal dari implementasi sistem, yang dimaksudkan untuk mengatur biaya dan waktu yang dibutuhkan selama tahap implementasi.

Sistem Pengaduan


(18)

2. Melakukan kegiatan implementasi dimana kegiatan implementasi dilakukan dengan dasar kegiatan yang telah direncanakan dalam rencana implementasi. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah :

a. Pemilihan dan pelatihan personil. b. Pemilihan tempat dan perangkat lunak. c. Pemograman dan pengetesan program. d. Pengetesan sistem.

e. Konversi sistem

3. Tindak lanjut implementasi, dalam tahap ini sistem yang baru akan mengalami tahap pengetesan penerimaan sistem, yaitu dengan mengimplementasikan sistem dengan menggunakan data yang sesungguhnya dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Setelah itu pihak manajemen dapat menetukan apakah sistem tersebut dapat diterima atau masih harus dipakai lagi.

2.3 Database management system

Database Management Sistem penggunaannya lebih banyak difokuskan untuk keperluan yang berhubungan dengan pengelolaan data, perawatan, pengambilan dan pembacaan data. Database Management Sistem (DBMS) sendiri merupakan sekumpulan program-program yang memungkinkan seorang user untuk mendefinisikan, membangun, dan memanipulasi suatu basis data.

Mendefinisikan basis data meliputi pendefinisian struktur, tipe, dan batasan-batasan (constraint) dan suatu data yang akan disimpan kedalam basis data. Membangun yang dimaksudkan disini adalah merupakan proses untuk menyimpan data tersebut kedalam media penyimpanan untuk selanjutnya basis data tersebut akan diatur serta dikontrol oleh DBMS. Sedangkan memanipulasi


(19)

16

adalah fungsi yang digunakan untuk melakukan proses pengisian data, penghapusan dan perubahan dari suatu data yang dilakukan oleh pengguna terhadap basis data yang telah dibangun.

Gambar 2.1 Lingkungan Sistem Database

Database Manajemen Sistem digunakan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi sehubungan dengan perancangan suatu sistem basis data beberapa keuntungan dari DBMS adalah sebagai berikut :

1. Kecepatan dan Kemudahan (Speed) 2. Efisiensi Ruang Penyimpanan (Space) 3. Keakuratan Data (Accuracy)

4. Ketersediaan (Availability) 5. Kelengkapan (Completeness) 6. Keamanan (Security)

7. Kebersamaan Pemakaian (Sharability)

Penerapan database dalam sistem informasi disebut dengan database sistem. Sistem basis data (database system) ini adalah suatu sistem informasi yang

Database Sistem

Application program /Queries

DBMS Software

Software to process Query/Programs

Software to Access store data User/Programmer


(20)

mengintegrasikan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan lainnya yang memungkinkan beberapa pemakai dan atau program lain untuk mengakses dan memanipulasi data-data tersebut dan membuatnya tersedia untuk beberapa aplikasi yang bermacam-macam di dalam suatu organisasi untuk diimplementasikan menjadi informasi.

2.3.1 Normalisasi data

Normalisasi merupakan cara pendekatan dalam mendesain basis data relasional yang tidak secara langsung berkaitan berkaitan dengan model data, tapi dengan menerapkan sejumlah aturan dan kriteria standar untuk menghasilkan struktur tabel yang normal.

Dalam perspektif normalisasi, basis data dapat dikatakan baik jika setiap tabel yang menjadi unsure pembentuk basis data tersebut juga telah berada dalam keadaan baik atau normal. Suatu tabel dikatakan baik atau normal jika telah memenuhi persyaratan :

1. Jika ada dekomposisi (penguraian) tabel, maka dekomposisinya harus dijamin aman (Lossless-Join Decomposition).

2. Terpeliharanya ketergantungan fungsional pada saat perubahan data (Dependency Preservation).

3. Tidak melanggar Boyce Code Normal Form (BCNF).

Suatu file yang terdiri dari beberapa grup elemen yang berulang-ulang perlu diorganisasikan kembali. Proses untuk mengorganisasikan file untuk menghilangkan grup elemen yang berulang-ulang ini disebut dengan normalisasi (normalization).


(21)

18

a. NF : Menormalisasi file database dengan tujuan agar tidak terjadi adanya pengulangan atribut (non repectitive atrribute). Bentuk ini terpenuhi jika sebuah tabel tidak memiliki atribut bernilai banyak (multivalued attribute) atau lebih dari satu atribut dengan domain nilai yang sama. b. 2 NF : Menormalisasi file database dengan tujuan agar semua atribut

biasa hanya bergantung pada primary key (key field) secara keseluruhan atau tidak terjadi ketergantungan parsial (partial independence). Bentuk normal tahap kedua ini terpenuhi jika sebuah tabel, semua atribut yang tidak termasuk dalam primary key memiliki ketergantungan fungsional pada primary key secara utuh.

c. 3 NF : Menormalisasi file database dengan tujuan agar semua atribut biasa tidak bergantung pada atribut biasa atau tidak terjadinya ketergantungan transitif (transitif independence).

2.3.2 Entity Relationship Diagram (ERD)

Struktur logika secara keseluruhan dari sebuah basis data (database) dapat dinyatakan secara grafis melalui sebuah ER-Diagram. Adapun komponen dalam penyusunan ERD, adalah sebagai berikut :

1. Entity  Merupakan beberapa obyek atau kejadian tentang dimana dapat mencocokkan koleksi data sebagai sebuah entity. Entity juga dapat berupa sebuah kejadian atau unit dari satu waktu.

2. Relationship Merupakan hubungan antara entity, adapun tipe-tipe dari

relationship antara lain (1) one to one (1:1), (2) one to many (1:M), dan (3) many to many (M:N).


(22)

4. Record  Merupakan suatu kumpulan dari item-item data yang secara umum merupakan penjelasan umum dari entity.

2.4 Short Message Service

Short Message Service (SMS) adalah pesan berita singkat dengan maksimal 160 karakter, yang mana pengiriman dan pembacaan SMS dapat dilakukan dengan menggunakan ponsel GSM. Agar suatu jenis ponsel dapat memanfaatkan fasilitas SMS, kartu SIM yang digunakan harus telah dilengkapi dengan fasilitas SMS aktif dan ponsel harus di setup dulu servicenya ke service center SMS yaitu +628100000 atau nomor lain sesuai dengan providernya. Pengaturan menu setting service center berbeda-beda, tergantung dari merk atau tipe ponsel yang digunakan. SMS di bedakan menjadi dua macam, yaitu : Mobile Originated (MO) dan Mobile Terminated (MT). MO berarti bahwa GSM modem atau telepon selular tersebut bertindak sebagai pengirim pesan. MT berarti GSM modem atau telepon selular sebagai penerima pesan.

2.5 Microsoft SQL server 2000

Microsoft SQL Server merupakan salah satu software pengolah database yang berjalan di dalam sistem operasi Windows. Bekerja dengan menggunakan SQL Server2000 sangat menyenangkan karena disamping penggunaannya mudah, jelas, kompatibel serta canggih. Jelas karena SQL Server2000 memakai aspek nyata yaitu hampir semua aspek bisa diikuti langsung. Kemudian disebut kompatibel karena mampu bekerja sama dengan program lain dalam hal tukar


(23)

20

pakai file maupun objek kerja. Canggih karena ada fasilitas pemrogramannya, sehingga kita dapat menciptakan hal baru yang belum ada dalam fasilitasnya.

2.6 Structure query language (SQL)

Structure Query Language (SQL) merupakan suatu bahasa standart yang digunakan untuk memanipulasi suatu basis data. SQL merupakan bahasa non procedural yang tergolong dalam keluarga 4GL yang diartikan sebagai perintah-perintah yang dituliskan merupakan deskripsi dari hasil keluaran yang diharapkan user. Perintah-perintah SQL dapat dikategorikan menjadi beberapa golongan diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Data Query Language, digunakan untuk menampilkan data-data yang yang tersedia dalam basis data.

2. Data Manipulation Language, berfungsi untuk memanipulasi data.

3. Transaction Proccessing Language, digunakan untuk pengesahan transaksi pada tabel yang telah diperbarui dengan perintah Data Manipulation Language(DML).

4. Data Control Language, digunakan untuk menentukan hak akses individu, group atau penyedia dalam menggunakan database.

5. Data Definition Language, digunakan untuk membuat tabel (CREATE TABLE) baru dalam database, menambah file (CREATE INDEX) indeks, pada tabel, menghubungkan 2(dua) buah tabel, pemberian constraint (Primary Key, Foreign Key, References) serta memodifikasi, menghapus, tabel dan indeks (DROP TABLE DAN DROP INDEX).

6. Cursor Control Language, digunakan untuk mengoperasikan baris tunggal (record) dari tiap-tiap tabel.


(24)

Dari fungsi-fungsi yang sederhana yang disediakan banyak pengembang perangkat lunak menggunakan database dengan fungsi-fungsi SQL. Pemrograman aplikasi database standard dengan perangkat lunak seperti C++, Dbase, Delphi, Foxpro, Pascal memasang fungsi-fungsi tersebut untukmenjaga kompatibilitas. Demikian juga antarmuka database yang bersifat terbuka mengandalkan SQL untuk standar bahasanya.

2.7 ODBC

Open Database Connection(ODBC) merupakan komponen dari Windows Open System Architecture(WOSA). ODBC menyediakan sebuah interface bagi program aplikasi (Application Program Interface atau API) yang merupakan kumpulan fungsi untuk memudahkan pengembang atau pembangun aplikasi didalam menghubungkan berbagai database dengan format yang berbeda-beda. Oleh karena penggunaannya yang standar sehingga fungsi dan perintah yang diberikan untuk mengakses informasi dari berbagai format database yang ada jelas sekali tidak berbeda.

Dalam API library digabungkan dalam program aplikasi database untuk memberikan hak akses. Query dapat dibangun saat permintaan dari pengguna dikirimkan. Biasanya API menyediakan akses ke data pada level conceptual level dan physical level, sehingga pemrograman API untuk database yang berbeda dapat mempunyai bentuk yang hampir sama. Koneksi ke database dilakukan oleh handle yang berbeda sehingga pada suatu saat dapat terjadi banyak koneksi. ODBC mengijinkan suatu aplikasi untuk berhubungan dengan bermacam-macam data source dengan menentukan driver yang ada.


(25)

22

Open Database Connection (ODBC) dikembangkan untuk menyediakan suatu metode standar dalam mengakses database dan dapat menyederhanakan proses koneksi. Keuntungan dari ODBC adalah sebagai berikut :

1. Dapat menyederhanakan pembuatan aplikasi pada saat dibutuhkan pengaksesan basis data dalam suatu aplikasi.

2. Dapat memproteksi aplikasi dan mencegah perubahan data yang tidak sah yang dilakukan user pada data yang terdapat dalam database dan meningkatkanm penggunaan standar SQL.

2.8 Hypertext markup language (HTML).

Secara sederhana, struktur bahasa HTML dapat dilihat sebagai paragraph, daftar urutan, pembuka, penutup, tanda blok, penghubung dan lain-lain. Dengan cara ini setiap browser akan mudah mengidentifikasinya serta menampilkannya dalam format yang umum dan dapat dibaca dengan mudah. Dokumen HTML berisi teks dan tag (tanda Khusus) yang dapat digunakan untuk menandai struktur dokumen tersebut. Seluruh tag yag ada akan memberikan arti, baik untuk memodifikasi teks, maupun untuk melakukan sejumlah intruksi. Bila ada tag-tag yang tidak dikenal maka tidak diabaikan.

2.9 Active server page (ASP)

Active Server Pages atau ASP adalah teknologi yang memungkinkan developer untuk mengerjakan proses dalam server. ASP adalah teknologi server side, yang berarti ASP bersifat browser independent. Ini berarti aplikasi web yang kita buat dapat dijalankan oleh browser apapun.


(26)

Halaman yang ditampilkan di browser hanya html saja atau beserta skrip yang ingin kita jalankan di client. Sedangkan kode ASP akan tersembunyi rapi dan terbebas dari sentuhan tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab.

Dengan ASP, developer akan mendapatkan kemudahan dalam membuat aplikasi web. Pilihan bahasa skrip yang digunakan adalah VBScript sebagai default dan JavaScript. Namun developer juga dapat menggunakan add in skrip yang lain.

ASP merupakan bagian dari active platform yang berbasiskan teknologi

Component Object Model (COM). Dengan teknologi ini, ASP menjadi sangat efisien dalam segi konektivitas maupun penanganan aplikasi untuk transaksi yang jumlahnya sangat banyak. Hal ini dimungkinkan dengan pemakaian Microsoft

Transaction Server (MTS) yang akan kita dapatkan setelah kita melakukan instalasi PWS atau Personal Web Server untuk komputer berbasis Windows 98 dan IIS atau Internet Information Sistem untuk komputer berbasis Windows NT sebagai pendukung aplikasi ASP.

Penulisan dengan menggunakan ASP script diapit dengan tanda tag <% dan %> dan penulisannya menyatu dengan kode HTML.

2.10 Javascript

JavaScript yang dikerjakan oleh Sun Microsistem bekerjasama dengan Netscape ini adalah bahasa script yang banyak digunakan bersama-sama dengan HTML dalam perancangan aplikasi pada Web Page. Dengan JavaScript dapat dibangun Web Page yang interaktif, yang memberikan respon terhadap apa yang dilakukan user contohnya meng-klik sebuah tombol atau mengetik sesuatu pada textbox.


(27)

24

JavaScript kenyataannya mirip dengan Java, sehingga tidak mengherankan jika banyak orang mengira JavaScript sama dengan bahasa Java. Namun pada dasarnya JavaScript adalah JavaScript yang mudah dipelajari dan lepas dari kompleksitas pemrograman, sedangkan Java adalah bahasa pemrograman yang jauh lebih kompleks.

Perbedaan mendasar lainnya adalah Java merupakan bahasa yang berbasiskan pada compiler, yaitu setiap kode yang ditulis dalam Java harus diolah oleh compiler supaya dapat dipahami oleh mesin.Sedangkan JavaScript tidak memerlukan compiler Java lagi untuk membuat program Java, karena script Java tersebut langsung dimasukkan pada dokumen HTML. JavaScript adalah script sederhana untuk menyusun aplikasi-aplikasi Internet baik untuk Cliet maupun untuk Server.

2.11 Microsoft visual basic 6.0

Merupakan Development Software (Microsoft visual Studio) yang mendukung OLE, COM, dan ActiveX (OCX). Terdapat di dalamnya fitur yang bisa digunakan untuk membuat aplikasi berbasis web dan akses ke hardware. Dengan kemudahan dalam pembuatan program yang disertai banyaknya file ocx yang beredar di internet baik secara freeware maupun shareware membuat Visual Basic sebagai bahasa pemrograman yang tepat untuk membuat suatu aplikasi secara cepat. Selain itu visual basic memiliki beberapa tool, diantaranya :

a. Data Access Component

Dapat digunakan untuk membuat suatu Database, Front-End Application, dan Server-Side Component untuksegala tipe database yang sudah umum, seperti Microsoft SQL Server.


(28)

b. ActiveX Technology

Melalui tool ini user dapat menggunakan fungsi dari suatu aplikasi, seperti : Word Processor pada MS. Word, Spredsheet pada MS. Excel, dan aplikasi windows lainnya.

c. Internet Capabilities

Melalui tool ini memudahkan untuk akses ke suatu dokumen atau aplikasi di Internet atau Intranet dimana dokumen atau aplikasi tersebut berada, atau membuat suatu aplikasi yang berjalan di server internet.

2.12 Power designer.

Power Designer merupakan perangkat lunak CASE (Computer Aided Software Engineering) tools yang berbasis kamus data yang berfungsi untuk membantu pengembangan sistem yang menggunakan analisa terstruktur, struktur sistem, perancangan dan pemodelan dari data dan informasi.

Power Designer ini akan digunakan untuk membantu pembuatan diagram misalnya Data Flow Diagram serta Entity Relationship Diagram yang sangat erat kaitannya dalam tahap perencanaan sistem.


(29)

BAB III

PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Sistem

Analisis sistem diperlukan untuk menganalisis dan mendefinisikan masalah dan kemungkinan solusinya untuk sistem informasi dan proses organisasi. Analisis terhadap suatu sistem merupakan suatu langkah penting dalam pemahaman permasalahan yang ada sebelum dilakukannya pengambilan keputusan atau tindakan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Pada analisis sistem ini dilakukan tahapan-tahapan untuk mengetahui permasalahan yang ada dengan melakukan survey,wawancara dan pengumpulan data.

Survey dilakukan ke unit gangguan untuk melihat langsung kondisi pelaksanaan manajemen gangguan. Data-data yang didapat berupa data gangguan, keluhan atau pengaduan pelanggan, data pemadaman listrik karena pemeliharaan dan lain-lain yang dapat dijadikan masukan dalam pengembangan sistem SIPGT.

Wawancara dilakukan pada petugas piket gangguan untuk mengetahui bagaimana penanganan gangguan dilapangan. Disamping itu juga mewawancarai Bpk. Ir.Pandji selaku Ahli teknis muda dan Bpk Ir. Zulkifli selaku Manager yang berada pada bagian Teknologi Informasi PLN, untuk menanyakan sistem baru yang dibutuhkan.

Selain melakukan survey ke bagian unit-unit pelayanan gangguan juga melakukan pengumpulan data-data gangguan yang biasanya dicatat di buku gangguan atau form-form pengaduan yang ada pada bagian operator gangguan.


(30)

(Persero) Unit Bisnis Distribusi pada umumnya belum memiliki aplikasi untuk pengelolaan informasi ataupun laporan gangguan secara terpadu.

Pengaduan gangguan dari pelanggan saat ini diterima dan dicatat pada buku piket oleh Petugas Piket melalui telepon local atau agent melalui CallCenter123 dan informasi tersebut diteruskan ke seluruh unit pelayanan dengan cara broadcast melalui radio HT, kemudian petugas piket lapangan akan menyelesaikan gangguan tersebut ke lapangan atau tempat terjadi gangguan. Sistem seperti ini belum memanfaatkan komunikasi data, dengan demikian manajemen gangguan sulit dilakukan dengan baik, karena tidak adanya informasi untuk setiap tahapan penanganan gangguan yang dilakukan secara terus-menerus, pemantauan kinerja jaringan, kinerja penanganan gangguan sulit dimonitor secara real time dan konsolidasi laporan misalnya laporan jumlah gangguan dan rata-rata lama gangguan dari unit-unit tidak dapat disajikan dengan cepat dan akurat. Apabila diilustrasikan dengan gambar maka sistem penanganan gangguan yang ada saat ini adalah sebagai berikut :


(31)

Gambar 3.1 Model sistem penanganan gangguan

3.2 Hasil analisis

Dari analisis sistem pengaduan yang sudah berjalan dapat dilihat bahwa sistem tersebut dirasakan kurang efisien jika diterapkan pada era teknologi saat ini, dan masih banyak kelemahan-kelemahan yang ada pada sistem lama, maka perlu adanya pengembangan dibidang teknologi informasi perusahaan.

Kelemahan-kelemahan dari sistem lama antara lain :

- Kurang efisien waktu dalam memberikan respon penanganan gangguan.

- Pemantauan kinerja penanganan gangguan sulit dimonitor secara real time.

Pengaduan Gangguan * Pelanggan

I nformasi - Status Gangguan - Pemadaman - Dll Pengaduan - Gangguan - Dll Laporan Laporan PIKET PENGAWAS UPDS Info Gangguan PELANGGAN PIKET KOORDINATOR Status Pemulihan Area Terganggu Kode Gangguan On Call UBD

Unit Bisnis Distribusi

Call Center123

Info Gangguan

Pengaduan Gangguan * Pelanggan

PIKET PELAKSANA Penugasan Laporan PIKET PELAKSANA Status Pemulihan Area Terganggu Kode Gangguan


(32)

dan akurat.

Dari uraian tersebut diatas maka yang diperlukan adalah sistem informasi terpadu yang mampu mengintergrasikan kebutuhan dalam manajemen gangguan listrik yang memiliki output response penanganan gangguan yang cepat, mudah dan tepat sehingga berpengaruh langsung pada penurunan jumlah gangguan dan lama gangguan yang terjadi serta meningkatkan kWh jual dan pendapatan perusahaan.

Sistem Informasi Penanganan Gangguan Terpadu adalah sistem Informasi yang berfungsi untuk memantau atau monitoring gangguan dan penanganannya. Sistem ini mencatat kapan gangguan terjadi dan kapan gangguan tersebut diselesaikan. Cara kerja dari sistem sebagai berikut: bagian pengaduan menerima pengaduan berdasarkan pengaduan-pengaduan, baik pengaduan yang datang langsung maupun menghubungi melalui telepon oleh pelanggan PLN. Informasi pengaduan tersebut akan diterima operator gangguan maupun agent Callcenter dan kemudian akan dientrykan pada aplikasi sistem informasi gangguan dalam hal ini SIPGT, agar informasi gangguan tersebut dapat dilihat atau dimonitor oleh piket pelaksana yang bertugas untuk melakukan pengecekan sekaligus pemulihan jika terjadi gangguan pada alat listrik tersebut, kemudian piket pelaksana akan memberikan laporan kepada bagian operator gangguan bahwa telah dilakukan pemulihan gangguan, kemudian operator gangguan akan merubah status gangguan tersebut dari status belum selesai menjadi selesai.

Disamping itu pelanggan juga bisa melaporkan gangguan melalui fasilitas SMS. Sistem kerja dari fasilitas SMS ini yaitu pelanggan PLN


(33)

menuliskan ID pelanggan (IDPEL) kemudian permintaan, yang format penulisan permintaan sudah ditentukan terlebih dahulu, kemudian informasi pengaduan tersebut akan diterima oleh SMS server dan diolah sesuai dengan permintaan/request pelanggan.

Tujuan dibuatnya sistem informasi penanganan gangguan terpadu (SIPGT) ini yaitu untuk menyediakan informasi mengenai penanganan gangguan listrik, mulai dari status belum selesai sampai status selesai, kemudian memberikan kemudahan dalam hal penyampaian pengaduan melalui fasilitas SMS (short message service), kemudian dapat membantu para top level manajemen dalam mengontrol kinerja bawahannya.

3.3 Perancangan Sistem

Dari hasil analisis sistem diatas kemudian dibuat rancangan sistem baru yang terlihat pada gambar 3.2

Keterangan :

Pada gambar 3.2 dijelaskan bahwa input data diperoleh dari pengaduan melalui telepon dan melalui SMS. Pengaduan dari telepon diterima oleh operator

Telepon

SMS

INPUT

O U T P U T

Operator gangguan

Server SMS

DB

Gangguan

Gambar 3.2 Model Perancangan sistem


(34)

kedua proses data pengaduan tersebut akan masuk pada satu database yaitu database Gangguan yang nantinya akan diolah untuk menghasilkan output.

Perancangan sistem diuraikan secara berurutan meliputi : Sistem Flow, Context Diagram, Diagram Berjenjang, Data Flow Diagram(DFD), Entity Relation Diagram (ERD), Struktur database dan Desain input output.

3.3.1 Sistem flow

Sistem Flow adalah gambaran alur kerja dan data sistem. Sistem Flow baru ini dibagi menjadi empat, dimana sistem flow pertama menjelaskan bagaimana proses pengaduan yang melalui telepon, sistem flow kedua menjelaskan proses melakukan pengaduan melalui SMS, sistem flow ketiga menjelaskan bagaimana melakukan proses pemadaman, sedang sistem flow keempat menjelaskan proses perbaikan gangguan dan update status gangguan.


(35)

A. Sistem Flow Pengaduan Gangguan via telepon

START

ENTRY PENGADUAN

GANGGUAN

PELANGGAN

PELANGGAN CALLCENTER/ UPJ/SubUPJ UPDS

PESAN PENGADUAN

Data Pengaduan

Data Area

Kode Area

Informasi Gangguan

Data Pengaduan

TEKNISI

Data Pelanggan dan lokasi gangguan

MANAGEMENT

Data Pengaduan

END

Gambar 3.3 Sistem Flow Pengaduan Gangguan via telepon Keterangan :

Proses pengaduan dimulai dari pelanggan yang telepon ke callcenter atau operator gangguan yang ada di UPJ atau SubUPJ, kemudian data pengaduan akan dientrykan ke dalam sistem aplikasi gangguan dan dimasukkan ke dalam database gangguan, informasi gangguan tersebut akan dapat dilihat oleh bagian callcenter ataupun bagian operator gangguan yang area pelayanannya masuk dalam wilayah gangguan tersebut, sehingga informasi gangguan dapat segera diinformasikan.


(36)

PENGADUAN VIA SMS

PENGECEKAN DATA PELANGGAN

GANGGUAN

PELANGGAN

KIRIM PESAN

PESAN GANGGUAN DLM

PROSES

PELANGGAN SERVER SMS TEKNISI

DATA PELANGGAN DAN LOKASI GANGGUAN START PENGADUANVALIDASI

BENAR

KIRIM PESAN KESALAHAN

PESAN KESALAHAN

Ya Tdk

END

Gambar 3.4 Sistem Flow Pengaduan Gangguan Via SMS Keterangan :

Proses pengaduan gangguan via SMS, dimulai dari pelanggan mengirimkan pengaduan via SMS dengan format pesan < IDPEL spasi gangguan >. Pesan tersebut kemudian akan diterima oleh server SMS dan dilakukan pengecekan pada format penulisan, jika format penulisan salah maka pesan error akan dikirim ke HP pelanggan, jika benar maka data pengaduan akan disimpan ke database gangguan dan pesan gangguan akan diteruskan ke HP petugas piket lapangan agar segera melakukan perbaikan gangguan.


(37)

C. Sistem Flow Pemadaman terencana

UPJ/SubUpj/UPDS Teknisi Manajemen

Start

Informasi Persiapan Pemadaman

Gardu Induk

Trafo GI

Penyulang

Gardu Distribusi Pemadaman

Data Pemadaman

Data Pemadaman Data Pemadaman

Gangguan

END

Gambar 3.5 Sistem Flow Pemadaman terencana Keterangan :

Proses pemadaman terencana dimulai dari adanya informasi persiapan pemadaman kemudian bagian UPJ atau SubUPJ dan UPDS yang mempunyai hak untuk melakukan pemadaman. Dan bagian manajemen menerima laporan pemadaman.


(38)

UPJ/UPDS/CALLCENTER

SUBUPJ MANAGEMENT

TEKNISI

Start

Daftar Gangguan

Perbaikan Gangguan

Update status gangguan Data Perbaikan

Gangguan

Data respon perbaikan gangguan

Data respon perbaikan gangguan

Data Respon Perbaikan Gangguan

Statistik Gangguan

END

Gambar 3.6 Sistem Flow update Gangguan Keterangan :

Proses pelaksanaan perbaikan gangguan dilakukan oleh bagian teknisi, kemudian data perbaikan gangguan akan diserahkan pada operator gangguan yang ada di SubUPJ dan bagian operator gangguan akan mengupdate status gangguan tersebut menjadi selesai, dan datanya akan disimpan dalam database gangguan.

3.3.2 Context Diagram

Langkah selanjutnya dalam perancangan sistem adalah pembuatan Context Diagram. Context Diagram adalah representasi grafik dari suatu sistem, yang menggambarkan sistem pertama kali secara garis besar .


(39)

Context Diagram

Data Perbaikan

pemadaman terencana Data Gangguan

Data Gangguan Laporan Data Gangguan

Laporan Statistik

Data Pemadaman

Data Pemadaman Data Pemadaman

Pemadaman Terencana

Pemadaman Terencana Pemadaman Terencana

Data Gangguan

Data Gangguan Data Gangguan

konfirmasi via SMS

Pengaduan via Telepon Pengaduan via SMS

0

Sistem Informasi Penanganan Gangguan

Terpadu

+

Pelanggan

Sub UPJ

UPJ

Manajemen

UPDS Teknisi


(40)

Pada gambar 3.7 atau context diagram terdapat enam external entity yang mengikuti proses utama dari sistem informasi penanganan gangguan terpadu, yaitu pelanggan, teknisi, UPJ, Sub UPJ, UPDS, Manajemen. Pertama pelanggan melakukan pengaduan melalui telepon atau via SMS, kemudian data pengaduan tersebut diproses untuk diteruskan ke UPJ, SubUPJ yang kemudian bagian teknisi yang berada di bagian UPJ dan Sub UPJ tersebut bertugas untuk menyelesaikan gangguan dilapangan. Pelaksanaan pemadaman terencana dapat dilakukan oleh UPJ, Sub UPJ dan UPDS berdasarkan permintaan pemadaman yang ditujukan pada salah satu bagian tersebut. Sedang bagian manajemen bisa memantau gangguan-gangguan yang belum dan sudah diselesaikan, sehingga bisa memantau kenerja bawahan.

3.3.3 Diagram Berjenjang

Bagan berjenjang ini dibuat agar dapat mempersiapkan penggambaran data flow diagram (DFD) ke level-level lebih bawah lagi. Bagan berjenjang dari Sistem Informasi Penanganan Gangguan Terpadu (SIPGT) dapat dilihat pada gambar 3.8.


(41)

4

Gambar 3.8 Diagram Berjenjang Sistem Informasi Penanganan Gangguan Terpadu

Proses Laporan Manajerial Sistem Informasi Penanganan Gangguan Terpadu (SIPGT) 0 Proses Penanganan Gangguan 2 Pengaduan Via Telepon 1.1 Pengaduan Via SMS 1.2 Pengecekan pengaduan via SMS 1.3 Rekam pengaduan 1.4 Kirim data pengduan ke teknisi 1.5 Proses perbaikan gangguan 2.1 Update status gangguan 2.2 Pemadaman distribusi 3.1 Entry pemadaman 3.2 Laporan Gangguan 4.2 Laporan Statistik 4.1 Proses Pengaduan 1 Proses Pemadaman 3


(42)

(43)

3.3.4 Data flow diagram (DFD)

DFD menggambarkan komponen-komponen sebuah sistem, aliran-aliran data diantara komponen-komponen tersebut, dan asal, tujuan, dan penyimpanan dari data tersebut.

A. DFD level 0 subproses sistem informasi penanganan gangguan terpadu

pemadaman terencana Data Perbaikan Data Gangguan Data Gangguan Data Gangguan Data perbaikan

Informasi Data pengaduan

Data gangguan Data gangguan Laporan Statistik Data Gangguan Data Gangguan Data Gangguan

Informasi Data Pemadaman

Data Gangguan Data Gangguan

Data Gangguan

Data Gangguan Laporan Data Gangguan

Data Pemadaman Pemadaman Terencana Data Pemadaman Pemadaman Terencana Data Pemadaman Pemadaman Terencana

konfirmasi via SMS Pengaduan via Telepon Pengaduan via SMS

Pelanggan UPJ UPDS Sub UPJ Manajemen 1 Proses Pengaduan + 3 Proses Pemadaman + 4 Proses Laporan Manajerial+ 2 Proses Penanganan Gangguan + 1 Gangguan 1 Gangguan Teknisi Teknisi Teknisi

Gambar 3.9 Subproses Sistem Informasi Penanganan Gangguan Terpadu (DFD Level 0)


(44)

Pada gambar 3.9 atau DFD level 0 subproses sistem informasi penanganan gangguan terpadu, terdapat empat proses, pada proses pertama yaitu proses pengaduan berfungsi untuk memproses pengaduan dari pelanggan baik itu pengaduan dari telepon maupun dari SMS, proses kedua yaitu proses penanganan gangguan dimana pada proses kedua berfungsi untuk mengolah data proses pengaduan dan data proses pemadaman, proses ketiga yaitu proses pemadaman dimana pada proses pemadaman ini melibatkan tiga entity yaitu UPJ,SubUPJ,UPDS yang saling terkoodinasi dalam melakukan pemadaman terencana, proses keempat yaitu proses laporan manajerial yang fungsinya untuk memproses data gangguan ubtuk membuat laporan data gangguan laporan statistik yang ditujukan pada manajemen.


(45)

B. DFD level 1 subproses Pengaduan

Pengaduan via SMS

Data pengaduan via SMS

Data pengaduan via SMS Data pengaduan via telepon

Data pengaduan via SMS

[Data Gangguan]

[Informasi Data pengaduan] [Data Gangguan]

data Pengaduan via Telepon

[konfirmasi via SMS]

Pengaduan via SMS [Pengaduan via Telepon]

Pelanggan 1 Gangguan 1.1 Pengaduan via Telepon 1.5 Kirim data pengaduan ke teknisi 1.3 Pengecekan pengaduan via SMS 1.4 Rekam Pengaduan

Proses Penanganan Gangguan Data Gangguan

Teknisi

1.2 Pengaduan

via SMS

Gambar 3.10 Subproses Pengaduan (DFD Level 1)

Keterangan :

Pada gambar 3.10 atau DFD level 1 subproses pengaduan menjelaskan bagaimana jalannya proses pengaduan. Proses pengaduan gangguan terdapat dua proses yaitu pengaduan via telepon dan pengaduan via sms, untuk pengaduan via sms akan dicek dulu apakah format penulisan sudah benar atau tidak, jika format penulisan salah maka akan ada konfirmasi pesan error ke HP pelanggan, jika


(46)

proses rekam pengaduan dan dimasukkan dalam database gangguan.

C. DFD level 1 subproses penanganan gangguan

penanganan Data perbaikan

Data Gangguan

Data perbaikan

Data Gangguan

Data Gangguan

Data Gangguan Data Gangguan

Sub UPJ

UPJ UPDS

Manajemen

1 Gangguan 1

Proses Perbaikan Gangguan

2 Update Status

Gangguan Teknisi

Gambar 3.11 Subproses Penanganan gangguan (DFD Level 1)

Keterangan :

Pada gambar 3.11 atau DFD level 1 subproses Penanganan gangguan terdapat proses perbaikan gangguan yang pelaksanaannya akan dilakukan oleh teknisi yang kemudian bagian teknisi memberikan data perbaikan untuk diproses pada proses update status gangguan dan data perbaikannya akan dimasukkan pada database gangguan.


(47)

D. DFD level 1 Subproses Pemadaman

Pemadaman Terencana

Pemadaman Terencana Pemadaman Terencana

Data Pemadaman Data Pemadaman Data pemadaman

Data Gangguan Data Gardu distribusi Data Penyulang

Data Trafo GI

Data GI

Data Pemadaman Sub UPJ

UPJ

UPDS

1 Gangguan 2

Entry Pemadaman 2 Gardu Unduk

3 Data Tarfo GI

4 Penyulang

5 Gardu Distribusi

3

Pemadaman Distribusi

Gambar 3.12 Subproses Pemadaman (DFD Level 1)

Keterangan :

Pada gambar 3.12 atau DFD level 1 subproses pemadaman terdapat tiga entity yaitu SubUPJ,UPJ dan UPDS yang dapat melakukan pemadaman terencana, dan terdapat proses pemadaman distribusi yang sumber datanya diperoleh dari data jaringan gardu induk,trafo GI, penyulang dan gardu distribusi. Proses entry pemadaman berfungsi untuk memasukkan data pemadaman dan menyimpannya pada database gangguan.


(48)

Laporan Statistik Laporan Data Gangguan

Data gangguan

Data gangguan Data gangguan

Data gangguan Data gangguan

Manajemen 1 Laporan

Statistik

1 Gangguan

2 Laporan Gangguan

Gambar 3.13 Subproses Laporan manajerial (DFD Level 1)

Keterangan :

Pada gambar 3.13 atau DFD level 1 subproses laporan manajerial terdapat proses laporan statistik dan laporan gangguan yang datanya diperoleh dari database gangguan dan nantinya di laporkan ke bagian manajemen.

3.3.5 Entity Relation Diagram (ERD)

Entity Relationship Diagram digunakan untuk menginterprestasikan, menentukan dan mendokumentasikan kebutuhan-kebutuhan untuk pemprosesan sistem database. Entity Relationship Diagram menunjukkan relationship dari beberapa data dalam entity yang saling terkait dalam sistem.


(49)

A. Conceptual Model Relation_905 Relation_781 Relation_780 Relation_779 Relation_778 Relation_777 Relation_776 Relation_775 Relation_659 Relation_656 Relation_655 Relation_539 Relation_538 Relation_521 Relation_293 Ref_408 Ref_380 Ref_377 Ref_374 Ref_245 Ref_244 Ref_123 Ref_113 Ref_106 Ref_103 Ref_99 Ref_95 Ref_92 Ref_89 Pengaduan No_urut tgl_entry nama_pelapor Lokasi StatusID tgl_kejadian tanggal_selesai tipe_keluhan GI KD_GI KD_Area Nama_GI Jenis Gangguan KodeGangguan JenisGangguan Jenis Pekerjaan Jenis_pekerjaan Keterangan Kd_Area AREA Nama KD_UPJ KD_UPJ UPPTR Kelompok Gangguan KodeKel KelompokG Singkatan Material Kode_mtrl Nama Satuan Harga Password Username Password Penyulang KD_Penyulang Nama_Penyulang Regu ReguID NamaRegu Material Pakai kd_mp Tanggal Jumlah Asal Gudang Regu PinjamGudang Status StatusID MasalahID Status TRAFO_GI KD_TRF NAMA_TRAFO GARDU_DISTRIBUSI KD_GD NAMA_GD PELANGGAN IDPEL NAMA ALAMAT DAYA TARIP KEL_BAYAR KODE_PROSES PIN NOPEL Petugas id NoHP SMeSInbox kd_inbox Tanggal NoHP Perintah SMSC SMeSOutbox Kd_outbox Tanggal NoHPTujuan Pesan PDM_Terencana No_padam tgl_entry Lokasi StatusID tgl_kejadian Perkiraan_selesai Tgl_selesai


(50)

IDPEL = IDPEL

_O_PADAM = _O_PADAM

_O_PADAM = _O_PADAM _O_PADAM = _O_PADAM

_O_PADAM = _O_PADAM

_O_PADAM = _O_PADAM _O_PADAM = _O_PADAM

_O_PADAM = _O_PADAM _O_PADAM = _O_PADAM

IDPEL = IDPEL ST AT USID = ST A_STAT USID

IDPEL = IDPEL IDPEL = IDPEL

KD_UPJ = KD_UPJ

KD_GD = KD_GD

AREA = AREA KD_PE_YULA_G = KD_PE_YULA_G

KD_TRF = KD_T RF KD_GI = KD_GI JE_IS_PEKERJAA_ = JE_IS_PEKERJAA_

REGUID = REGUID ST AT USID = ST A_STAT USID

KODEKEL = KODEKEL

AREA = AREA

AREA = AREA

KODE_MT RL = KODE_MTRL AREA = AREA

KD_UPJ = KD_UPJ AREA = AREA PE_GADUA_ KD_UPJ varchar(3) REGUID char(2) JE_IS_PEKERJAA_ varchar(50) TGL_E_TRY timestamp LOKASI varchar(200) TGL_KEJADIA_ timestamp TA_GGAL_SELESAI varchar(5) _O_URUT integer STA_STATUSID varchar(2) _O_PADAM integer IDPEL char(12) _AMA_PELAPOR varchar(25) STATUSID timestamp TIPE_KELUHA_ varchar(25) GI KD_GI varchar(5) AREA varchar(3) KD_AREA varchar(3) _AMA_GI varchar(50) _O_PADAM integer JE_IS_GA_GGUA_ KODEGA_GGUA_ varchar(4) KODEKEL varchar(2) JE_ISGA_GGUA_ varchar(200) _O_PADAM integer JE_IS_PEKERJAA_ JE_IS_PEKERJAA_ varchar(50) KETERA_GA_ varchar(2000) _O_PADAM integer KD_AREA AREA varchar(3) _AMA varchar(50) KD_UPJ KD_UPJ varchar(3) AREA varchar(3) UPPTR varchar(10) KELOMPOK_GA_GGUA_ KODEKEL varchar(2) KELOMPOKG varchar(200) SI_GKATA_ varchar(50) MATERIAL KODE_MTRL varchar(10) _AMA_MRTL varchar(50) SATUA_ char(10) HARGA numeric(8,2) PASSWORD USER_AME varchar(3) AREA varchar(3) PASSWORD varchar(20) PE_YULA_G KD_PE_YULA_G varchar(5) KD_TRF varchar(5) _AMA_PE_YULA_G varchar(50) _O_PADAM integer REGU REGUID char(2) _AMAREGU varchar(25) _O_PADAM integer MATERIAL_PAKAI KD_MP varchar(4) KODE_MTRL varchar(10) AREA varchar(3) TA_GGAL timestamp JUMLAH integer ASAL_GUDA_G varchar(50) REGU varchar(50) PI_JAMGUDA_G varchar(50) STATUS STATUSID varchar(2) MASALAHID varchar(2) STATUS varchar(50) TRAFO_GI KD_TRF varchar(5) KD_GI varchar(5) _AMA_TRAFO varchar(50) _O_PADAM integer GARDU_DISTRIBUSI KD_GD varchar(5) KD_PE_YULA_G varchar(5) _AMA_GD varchar(50) _O_PADAM integer PELA_GGA_ IDPEL char(12) AREA varchar(3) KD_GD varchar(5) _AMA varchar(25) ALAMAT varchar(50) DAYA float TARIP char(4) KEL_BAYAR char(2) KODE_PROSES char(2) PI_ char(11) _OPEL char(9) PETUGAS ID integer KD_UPJ varchar(3) _OHP varchar(25) SMESI_BOX KD_I_BOX integer IDPEL char(12) TA_GGAL timestamp _OHP varchar(25) PERI_TAH varchar(50) SMSC varchar(50) SMESOUTBOX KD_OUTBOX integer IDPEL char(12) TA_GGAL timestamp _OHPTUJUA_ varchar(25) PESA_ varchar(50) PDM_TERE_CA_A _O_PADAM integer STA_STATUSID varchar(2) IDPEL char(12) TGL_E_TRY timestamp LOKASI varchar(200) STATUSID timestamp TGL_KEJADIA_ timestamp PERKIRAA__SELESAI timestamp TGL_SELESAI timestamp


(51)

3.3.6 Struktur Database

Perancangan Sistem Informasi Penanganan Gangguan Terpadu ini membutuhkan database untuk menyimpan data-data keluhan atau pengaduan baik itu pengaduan via telepon atau via SMS. Database yang digunakan dalam pembuatan aplikasi SIPGT ini adalah Microsoft SQL Server 2000. Adapun struktur database dari sistem ini adalah sebagai berikut :

1. Nama Tabel : PELANGGAN Primary key : IDPEL

Foreign key : kd_UPJ,Kd_gd

Fungsi : Untuk menyimpan data Pelanggan

Tabel 3.1 PELANGGAN

Nama Field Type Lebar Keterangan

IDPEL Char 12 IDPelanggan

Nama Nvarchar 25 Nama Pelanggan

Alamat Nvarchar 50 Alamat Pelanggan

Daya Float 8 Daya

Tarip Char 4 Tarip

Area Char 3 Area Pelayanan

Kd_UPJ Nvarchar 3 Kode Unit Pelayanan

Nopel Char 9 Nomer Pelanggan

Kd_gd Varchar 11 Kode gardu distribusi

2. Nama Tabel : PENGADUAN Primary key : No_urut

Foreign key : IDPEL,statusid


(52)

Nama Field Type Lebar Keterangan

No_urut Int 4 Nomer urut

Tgl_entry Datetime 8 Tanggal Entry

IDPEL Varchar 12 ID Pelanggan

Nama_pelapor Varchar 25 Nama_pelapor

Lokasi Varchar 200 Lokasi

StatusID Varchar 2 Status Gangguan

Tgl_kejadian Datetime 8 Tgl_kejadian

Keterangan Varchar 2000 Keterangan

tipe_keluhan Varchar 25 Tipe keluhan

3. Nama Tabel : PDM_TERENCANA Primary Key : No_Padam

Foreign key : StatusID, ReguID, KD_upj, KD_GI, KD_TRF, KD_Penyulang KD_GD.

Fungsi : Untuk menyimpan data pengaduan dan pemadaman.

Tabel 3.3 PDM_TERENCANA

Nama Field Type Lebar Keterangan

No_padam Int 4 Nomer Padam

Tgl_entry Datetime 8 Tanggal Entry

Lokasi Varchar 200 Lokasi

StatusID Varchar 2 Status Gangguan

Tgl_kejadian Datetime 8 Tgl_kejadian

Perkiraan_selesai Datetime 8 Perkiraan_selesai

Tgl_selesai Datetime 8 Tgl_selesai

ReguID Char 2 ReguID

Jenis_pekerjaan Varchar 50 Jenis_pekerjaan

Kode_gangguan Varchar 4 Kode_gangguan

KD_upj varchar 3 Kode unit pelayanan

KD_GI varchar 5 Kode Gardu Induk

KD_TRF varchar 7 Kode Trafo GI

KD_Penyulang varchar 9 Kode Penyulang


(53)

4. Nama Tabel : GI (Gardu Induk) Primary key : Kd_gi

Foreign key : kd_area

Fungsi : Untuk menyimpan data Gardu Induk

Tabel 3.4 GI

Nama Field Type Lebar Keterangan

kd_GI varchar 5 Kode Gardu Induk

kd_area varchar 3 Kode Area

Nama_gi varchar 50 NamaGardu Induk

5. Nama Tabel : TRAFO_GI Primary key : Kd_Trf Foreign key : Kd_gi

Fungsi : Untuk menyimpan data trafo GI

Tabel 3.5 TRAFO_GI

Nama Field Type Lebar Keterangan

kd_Trf varchar 7 Kode Trafo GI

Nama_Trf varchar 50 Nama Trafo Gi

Kd_gi varchar 5 Kode Gardu Induk

6. Nama Tabel : PENYULANG Primary key : Kd_penyulang Foreign key : Kd_trf

Fungsi : Untuk menyimpan data penyulang Tabel 3.6 PENYULANG

Nama Field Type Lebar Keterangan

Kd_penyulang varchar 9 Kode Penyulang

Nama_penyulang varchar 50 Nama Penyulang


(54)

Primary key : Kd_GD Foreign key : Kd_Penyulang

Fungsi : Untuk menyimpan data gardu distribusi

Tabel 3.7 GD

Nama Field Type Lebar Keterangan

Kd_GD varchar 11 Kode Gardu Dist.

Nama_GD varchar 50 Nama Penyulang

Kd_Penyulang varchar 9 Kode Penyulang

8. Nama Tabel : JENISGANGGUAN Primary key : KodeGangguan Foreign key : KodeKel

Fungsi : Untuk menyimpan data jenis-jenis Gangguan

Tabel 3.8 JENISGANGGUAN

Nama Field Type Lebar Keterangan

KodeGangguan nvarchar 4 Kode Gangguan

KodeKel nvarchar 2 Kode Kelompok

JenisGangguan nvarchar 200 Jenis Gangguan

9. Nama Tabel : JENISPEKERJAAN Primary key : Jenis_pekerjaan

Fungsi : Untuk menyimpan data jenis-jenis Pekerjaan

Tabel 3.9 JENISPEKERJAAN

Nama Field Type Lebar Keterangan

Jenis_Pekerjaan Varchar 50 Jenis Pekerjaan


(55)

10. Nama Tabel : KD_AREA Primary key : Area

Fungsi : Untuk menyimpan data Area Pelayanan

Tabel 3.10 KD_AREA

Nama Field Type Lebar Keterangan

Area Varchar 3 Kode Area

Nama varchar 50 Nama Area

11. Nama Tabel : KD_UPJ Primary key : Area Foreign key : Kd_UPJ

Fungsi : Untuk menyimpan data Unit Pelayanan

Tabel 3.11 KD_UPJ

Nama Field Type Lebar Keterangan

Area varchar 3 Kode Area

Upptr varchar 100 UPPTR

KD_UPJ varchar 3 Kode Unit pelayanan

12. Nama Tabel : KELOMPOKGANGGUAN Primary key : KodeKel

Fungsi : Untuk menyimpan data kelompok Gangguan

Tabel 3.12 KELOMPOKGANGGUAN

Nama Field Type Lebar Keterangan

KodeKel Nvarchar 2 Kode Kelompok

KelompokG nvarchar 200 Kelompok Gangguan


(56)

Primary key : kd_mtrl

Fungsi : Untuk menyimpan data Material

Tabel 3.13 MATERIAL

Nama Field Type Lebar Keterangan

Kd_mtrl Varchar 10 Kode Material

Nama varchar 50 Nama Material

Satuan char 10 Satuan Material

14. Nama Tabel : MATERIAL_PAKAI Primary key : GgID

Foreign key : Kd_mrtl

Fungsi : Untuk menyimpan data material yang telah dipakai

Tabel 3.14 MATERIAL_PAKAI

Nama Field Type Lebar Keterangan

GgId Int 4 Gangguan ID

Kd_mtrl Varchar 10 Kode Material

Tanggal Datetime 8 Tanggal Pengambilan

Jumlah Smallint 2 Jumlah Material

AsalGudang varchar 50 Asal Gudang

Regu varchar 50 Nama Regu

PinjamGudang varchar 50 Pinjam Gudang

15. Nama Tabel : REGU Primary key : ReguID


(57)

Tabel 3.15 REGU

Nama Field Type Lebar Keterangan

ReguId char 2 ReguID

NamaRegu varchar 25 Nama regu

Keterangan varchar 1000 Keterangan

16. Nama Tabel : STATUS Primary key : StatusID

Fungsi : Untuk menyimpan data Status

Tabel 3.16 STATUS

Nama Field Type Lebar Keterangan

StatusID nvarchar 2 Status ID

Status nvarchar 50 Status

17. Nama Tabel : PASSWORD Primary key : Username

Fungsi : Untuk menyimpan data password

Tabel 3.17 PASSWORD

Nama Field Type Lebar Keterangan

Username Nvarchar 50 Username

Password nvarchar 20 Password

18. Nama Tabel : SMeSInbox Primary key : Id


(58)

Nama Field Type Lebar Keterangan

Id Integar 4 Id

Tanggal Datetime 8 Tanggal

NoHP Nvarchar 25 Nomer HP

Perintah Nvarchar 50 Perintah

SMSC Nvarchar 25 SMS Center

19. Nama Tabel : SMeSOutbox Primary key : Id

Fungsi : Untuk menyimpan data SMS yang Keluar.

Tabel 3.19 SMeSOutbox

Nama Field Type Lebar Keterangan

Id Integer 4 Id

Tanggal datetime 8 Tanggal

NoHPTujuan Nvarchar 25 NoHP tujuan

Pesan Nvarchar 50 Pesan

20. Nama Tabel : Petugas Primary key : kd_upj

Fungsi : Untuk menyimpan data kode area dan HP petugas.

Tabel 3.20 Petugas

Nama Field Type Lebar Keterangan

NoHP Nvarchar 25 Nomer HP


(59)

3.2.6 Desain Input & Output A. Desain Input

A.1 Desain Interace Input Login

Desain Interface Input Login digunakan user untuk dapat mengakses sistem dan dapat memanipulasi data pada database.

Gambar 3.16 Desain Interface Input Login

A.2 Desain Interface Entry Pengaduan

Desain Interface Maintenance Pengaduan digunakan user atau operator gangguan untuk memasukkan data pengaduan gangguan dari pelanggan. Desain Interface Maintenance pengaduan terdiri dari 7 (enam) field masukan data, yaitu : nomer pengaduan (otomatis terisi, untuk mengidentifikasikan nomer urut pengaduan ), pelapor (nama pelapor yang menelpon ke operator gangguan), alamat/lokasi (alamat pelapor), IDPEL (nomer identitas pelapor), keluhan (keluhan yang disampaikan), telepon (nomer telepon pelapor), waktu kejadian (waktu terjadinya gangguan).

< > < >

User Password

LOGIN

Pelapor Alamat/Lokasi IDPEL

< > < > < >


(60)

Gambar 3.17 Desain Interface Entry pengaduan

A.3 Desain Interface Maintenance Pemeliharaan(pemadaman)

Desain Interface Maintenance pemeliharaan(pemadaman) digunakan user atau operator gangguan untuk memasukkan data jadwal adanya pemadaman yang direncanakan, yang disebabkan karena adanya pemeliharaan atau penggantian material jaringan. Pada desain interface maintenance pemeliharaan terdapat 13 (tiga belas) field masukan data yaitu : nomer pemadaman, area pelayanan, unit pelayanan, regu, level, jarigan terganggu (GI,Trafo GI, Penyulang, gardu Dist.), sebab gangguan, lokasi pelaksanaan, waktu pemadaman, perkiraan selesai.

Nomer pemadaman berfungsi sebagai identifikasi nomer urut pemadaman, area pelayanan dan unit pelayanan akan otomatis muncul sesuai dengan login user areanya, untuk regu memilih pada listbox sesuai dengan regu yang melakukan pemadaman, untuk level memilih pada listbox jaringan mana yang akan dipadamkan (GI,Trafo GI, Penyulang, Gardu Dist.), untuk sebab

Kejadian :

Tgl Bln Thn Output


(61)

ganggguan juga memilih pada listbox (misal karena pemeliharaan jaringan, dan lain-lain), untuk lokasi pelaksanaan dientrykan nama-nama daerah atau jalan yang akan dilakukan pemadaman, waktu pemadaman adalah kapan pemadaman itu akan dilakukan, sedang perkiraan selesai adalah perkiraan kapan pemadaman itu normal kembali atau sudah dipulihkan.

Gambar 3.18 Desain Interface Maintenance pemeliharaan(pemadaman) A.4 Desain Interface Maintenance Update Gangguan

Desain Interface Maintenance Update Gangguan digunakan user atau operator gangguan untuk mengubah status gangguan dari status gangguan dalam proses menjadi status selesai. Pada desain interface maintenance update gangguan terdiri dari 13 (tiga belas) field masukan data yaitu : nomer pengaduan yang berfungsi sebagai identifikasi nomer urut pengaduan, area pelayanan dan unit

Area Pelayanan : Regu : Level :

Jaringan terganggu

Sebab Gangguan :

Output

Lokasi Pelaksanaan : < > Unit Pelayanan : Output

Jam Mnt

Tgl Bln Thn

Batal Simpan

GI : Trf GI :

Peny : GD :

V V V V V V V

No Pemadaman : Output

Perkiraan Selesai Wkt Pemadaman

Jam

Tgl Bln output


(62)

lokasi adalah tempat terjadinya gangguan, kelompok gangguan adalah jenis-jenis kelompok gangguan sedang kode sub adalah sub gangguan dari kelompok gangguan misal, kelompok gangguannya adalah gangguan tiang listrik maka kode sub gangguannya adalah tiang listrik roboh dilanggar kendaraan,tiang listrik roboh karena tua, dan lain-lain. Jenis kejadian adalah jenis kejadian gangguan versi pelapor, gangguan dalam proses dan gangguan selesai maksudnya adalah apabila gangguan tersebut masih dalam proses perbaikan maka yang dipilih button “dlm proses” tapi jika gangguan tersebut sudah normal maka button “selesai” yang dipilih dan nama-nama jaringan seperti GI,trafo GI,penyulang,gardu distribusi akan ditampilkan. Waktu penormalan adalah kapan gangguan tersebut normal kembali atau sudah dipulihkan.

Area Pelayanan Lokasi

Kel.Gangguan Kode Sub Wkt.Kejadian

Output Output

< Output >

Output V V

No Pengaduan Output


(63)

Gambar 3.19 Desain Interface Maintenance update gangguan

A.5 Desain Interface Maintenance Update Gangguan Padam Terencana Desain Interface Maintenance Update Gangguan padam terencana digunakan user atau operator gangguan untuk mengubah status gangguan padam terencana dari status gangguan dalam proses menjadi status selesai. Pada desain interface maintenance update gangguan terdiri dari 10 (sepuluh) field masukan data yaitu : nomer pemadaman, area pelayanan, unit pelayanan, regu, level, sebab gangguan, lokasi, pelaksanaan, perkiraan selesai, waktu selesai.

Semua field pada desain interface update gangguan padam terencana akan terisi otomatis sesuai dengan record yang dipilih atau yang akan diupdate, dan berdasarkan nomer urut padam sebagai key nya. Sedangkan untuk waktu selesai dipilih pada listbox sesuai waktu penormalan gangguan atau waktu pemulihan pemadaman terencana.

Material terganggu

Output

Selesai

Waktu Penormalan

Tgl Bln

Jam Mnt

Batal Simpan

Thn

Update Status Padam Terencana GI :

Peny. :

Trf GI :

GD :

V V

V V


(64)

Gambar 3.20 Desain Interface Maintenance update gangguan padam terencana

A.6 Desain Interface Maintenance Material

Desain Interface Maintenance Material digunakan user atau operator gangguan untuk memasukkan data jenis material apabila ada material yang diganti karena rusak. Pada Desain Interface Maintenance Material terdiri dari 13 (tiga belas) field masukan data yaitu : nomer gangguan, nama pelapor, jenis kerusakan, nama meterial, jumlah, tanggal,bulan,tahun,jam dan menit pengambilan, asal gudang, oleh regu, pinjam gudang.

Nomer gangguan diambil dari nomer urut pengaduan sebagai identifikasi , nama pelapor adalah nama si pelapor yang melakukan pengaduan, jenis kerusakan adalah sebab-sebab gangguan itu terjadi misal, karena pelaksanaan perubahan tegangan rendah, dan lain-lain. Nama material adalah nama material yang akan diganti misal, arester,trafo, dan lain-lain. Jumlah adalah banyaknya

Area Pelayanan

Pelaksanaan Perkiraan Selesai

Selesai : Tgl

Jam

Bln Thn Output

Mnt

Kembali Simpan

Output

Output Output

Unit Output

Sebab gangguan Lokasi

Level Regu

Output Output

Output Output


(65)

material yag akan diambil, tanggal pengambilan beserta jam dan menitnya adalah waktu pengambilan material, asal gudang adalah tempat mengambil material tersebut, oleh regu adalah nama regu yang mengambil material tersebut, pinjam gudang dipilih apabila material pada asal gudang tidak ada atau habis.

No Gangguan Nama Pelapor

Nama Material Jumlah

Tgl Pengambilan Jam Pengambilan Asal Gudang Oleh Regu Pinjam Gudang

Output

Output

< >

Output

Jns Kerusakan Output

Output

Bln Thn

Mnt

Reset Simpan

Gambar 3.21 Desain Interface Maintenance Material

V V


(66)

HELP

IDPEL PERMINTAAN

Desain Interface Form SMS help berfungsi menampilkan format penulisan SMS pengaduan.

Gambar 3.22 Desain Interface Form SMS help A.8 Desain Interface Form SMS Request

Desain Interface Form SMS Request berfungsi menampilkan permintaan SMS.

Gambar 3.23 Desain Interface Form SMS Request

Desain Output

B.1 Desain Interface output view Pengaduan

Desain interface output view pengaduan digunakan user atau operator gangguan untuk melihat daftar-daftar gangguan yang telah dientrykan pada form pengaduan, dengan status gangguan “diterima” yang artinya gangguan belum terselesaikan.

Pada desain interface output view pengaduan ini terdapat 8 (delapan) kolom yang berisi : No, tgl lapor, pelapor, masalah, lokasi, status, kejadian, keterangan. Pada kolom keterangan terdapat tiga field yaitu : Edit, yang digunakan untuk mengedit data pengaduan apabila ada kesalahan tulis pada waktu mengentrykan pengaduan, Status digunakan untuk merubah status dari status gangguan yang baru diterima menjadi status dalam proses dan apabila statusnya sudah dirubah maka record pada tabel view pengaduan akan hilang dan berpindah ke halaman gangguan distribusi. Tombol “cetak surat jalan” digunakan untuk membuat surat jalan yang digunakan petugas lapangan dalam menangani


(67)

gangguan, surat jalan tersebut nanti akan dikembalikan lagi ke operator gangguan untuk mengupdate status gangguan menjadi selesai.

Gambar 3.24 Desain Interface Output View Pengaduan

B.2 Desain Interface Output Surat Jalan

Desain Interface output surat jalan digunakan untuk teknisi dalam memperbaiki gangguan dilapangan. Dengan adanya surat jalan tersebur maka teknisi dapat mengidentifikasi gangguan mana yang harus diselesaikan kemudian mencatat waktu penyelesaian dan keterangan perbaikan. Apabila pekerjaan teknisi tersebut telah selesai maka surat jalan tersebut diserahkan kembali ke operator gangguan untuk dilakukan perubahan status gangguan, dari status belum selesai menjadi selesai.

No Tgl Lapor Pelapor Masalah Lokasi Status Kejadian Keterangan

1 (output) (output) (output) (output) (output) (output) Edit status

2 (output) (output) (output) (output) (output) (output) Edit status

3 (output) (output) (output) (output) (output) (output) Edit status

4 (output) (output) (output) (output) (output) (output) Edit status

Cetak Surat Jalan Keluar

Form Pelaksanaan Perbaikan Gangguan Tanggal

Nama regu/pelaksana Area Pelayanan Unit Pelayanan

Output

Output Output

< >

No Pelapor IDPEL Lokasi Masalah Wkt kejadian Wkt selesai Ket. Perbaikan

1 (output) (output) (output) (output) (output) < > < >

2 (output) (output) (output) (output) (output) < > < >

3 (output) (output) (output) (output) (output) < > < >


(68)

Gambar 3.25 Desain Interface Output Surat Jalan B.3 Desain Interface Output Gangguan Distribusi

Desain interface output gangguan distribusi digunakan user atau operator gangguan untuk melihat daftar-daftar gangguan yang telah direspon dari halaman view pengaduan, daftar gangguan yang ditampilkan pada form ini adalah daftar gangguan dengan status “dalam proses” dan “selesai”. Pada desain interface output gangguan distribusi ini terdapat 10 (sepuluh) kolom yang berisi : No, tgl lapor,unit pelayanan, pelapor, masalah, lokasi, status, kejadian ,selesai, keterangan. Pada kolom keterangan terdapat field status dan bisa di klik yang berfungsi untuk merubah status gangguan dari status dalam proses menjadi status selesai. Selain itu data gangguan yang ditampilkan pada halaman ini juga dapat diprint dengan mengklik tombol print.

Gambar 3.26 Desain Interface Output Gangguan Distribusi

B.4 Desain Interface Output Padam Terencana

Desain interface output padam terencana digunakan user atau operator gangguan untuk melihat daftar-daftar gangguan padam yang direncanakan, dan merupakan output dari form entry pemeliharaan. Pada desain interface output

No Tgl Lapor Unit Pelayanan

Pelapor Masalah Lokasi Kejadian

Status Kejadian Selesai Ket 1 (output) (output) (output) (output) (output) (output) (output) (output) Status

2 (output) (output) (output) (output) (output) (output) (output) (output) Status

3 (output) (output) (output) (output) (output) (output) (output) (output) Status

4 (output) (output) (output) (output) (output) (output) (output) (output) Status

Wilayah : Output Tgl Output s/d Output

Keluar Print


(69)

padam terencana ini terdapat 9 (sembilan) kolom yang berisi : No, tgl lapor, unit pelayanan, area padam, pelaksanaan, perkiraan, selesai, status, keterangan. Data padam terencana yang ditampilkan pada halaman ini juga dapat di print dengan mengklik tombol print.

Gambar 3.27 Desain Interface Output Padam Terencana B.5 Desain Interface Output Laporan Gangguan Bulanan

Desain interface output laporan gangguan bulanan digunakan untuk mencetak laporan-laporan gangguan yang belum terselesaikan, dalam proses, maupun gangguan yang sudah diselesaikan . Pada form output laporan bulanan ini terdapat 9 (sembilan) kolom yang terdiri dari : No, tgl lapor, pelapor, IDPEL,

Telepon, masalah, lokasi, kejadian, selesai. PT PLN Distribusi Jatim

Sistem Informasi Penanganan Gangguan terpadu

LAPORAN GANGGUAN BULAN

No Tgl Lapor Pelapor IDPEL Telepon masalah lokasi kejadian selesai

1 (output) (output) (output) (output) (output) (output) (output) (output)

2 (output) (output) (output) (output) (output) (output) (output) (output)

3 (output) (output) (output) (output) (output) (output) (output) (output)

4 (output) (output) (output) (output) (output) (output) (output) (output)

No Tgl Lapor Unit

Pelayanan

Area

padam Pelaksanaan Perkiraan Selesai Status Ket

1 (output) (output) (output) (output) (output) (output) (output) (output)

2 (output) (output) (output) (output) (output) (output) (output) (output)

3 (output) (output) (output) (output) (output) (output) (output) (output)

4 (output) (output) (output) (output) (output) (output) (output) (output)

Wilayah : Output Tgl Output s/d Output

Keluar

Output Thn Output

Unit Pelayanan : Output Jml Gangguan : Output

Jenis/status gangguan : Output

Print Print


(70)

Terima kasih, gangguan akan segera kami proses.

Desain interface output pesan masuk digunakan user untuk memonitor pesan-pesan yang masuk dari pelanggan. Pada desain interface output pesan masuk terdiri dari tiga kolom yaitu : No HP, User, Perintah. Nomer hp berisi nomer hp dari pelanggan, user berisi identitas pelanggan (Idpel), perintah berisi request atau permintaan dari pelanggan.

Gb. 3.29 Desain Interface Output Pesan Masuk

B.7 Desain Interface Output Konfirmasi pesan ke Pelanggan

Desain interface output konfirmasi pesan ke pelanggan adalah pesan balasan yang diterima oleh pelanggan setelah pelanggan mengirimkan pesan gangguan lewat SMS, yang isi pesannya menyatakan bahwa gangguan akan segera diproses, seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.30.

Gb. 3.30 Desain Interface Output Konfirmasi pesan ke Pelanggan

B.8 Desain Interface Output Konfirmasi pesan ke Petugas

Desain interface output konfirmasi pesan ke petugas adalah pesan balasan yang diterima oleh petugas setelah pelanggan mengirimkan pesan gangguan lewat SMS, yang isi pesannya menyatakan bahwa pengirim gangguan

Pesan Masuk No HP <No hp>

User IDPEL

Perintah <Permintaan>


(1)

dan SMS. Dibawah ini hasil pengujian waktu respon pengaduan dari pelanggan. Waktu respon terhadap pengaduan dihitung mulai dari pengaduan diterima sampai pengaduan disampaikan kepada petugas lapangan.

Tabel berikut ini menunjukkan data waktu respon terhadap pengaduan yang dilakukan melalui telepon.

Tabel 4.1 Waktu respon petugas melalui telepon

IDPEL Wkt pengaduan Wkt SMS disampaikan ke

petugas Wkt respon

511060405912 28/06/2004 09:00:00 28/06/2004 09:00:47 47 detik 511060384460 28/06/2004 10:00:00 28/06/2004 10:00:39 39 detik 511060201791 28/06/2004 11:00:05 28/06/2004 11:00:47 42 detik 511810003405 28/06/2004 12:00:10 28/06/2004 12:00:47 37 detik 511810003567 28/06/2004 15:00:00 28/06/2004 15:00:45 45 detik 511810000018 28/06/2004 20:00:00 28/06/2004 20:00:41 41 detik

Rata-rata 41,83

Tabel berikut ini menunjukkan data waktu respon terhadap pengaduan yang dilakukan melalui SMS.

Tabel 4.2 Waktu respon petugas melalui SMS

IDPEL Wkt pengaduan Wkt SMS disampaikan ke

petugas Wkt respon

511060405912 28/06/2004 09:00:00 28/06/2004 09:00:03 3 detik 511060384460 28/06/2004 10:00:00 28/06/2004 10:00:06 6 detik 511060201791 28/06/2004 11:00:05 28/06/2004 11:00:10 5 detik 511810003405 28/06/2004 12:00:10 28/06/2004 12:00:14 4 detik 511810003567 28/06/2004 15:00:00 28/06/2004 15:00:07 7 detik 511810000018 28/06/2004 20:00:00 28/06/2004 20:00:04 4 detik


(2)

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa antara waktu respon pengaduan melalui telepon dengan pengaduan melalui SMS terdapat perbedaan pada waktu respon. Pada tabel 4.1 atau tabel waktu respon petugas melalui telepon dapat diketahui bahwa waktu respon petugas relatif lebih lama dibanding dengan tabel 4.2 karena waktu respon melalui telepon masih membutuhkan waktu entry atau memasukkan data pengaduan melalui aplikasi SIPGT, sedang waktu respon petugas melalui SMS lebih singkat karena tidak dibutuhkannya waktu untuk memasukkan data pengaduan melainkan secara otomatis data pengaduan akan dikirim langsung ke petugas. Dengan demikian dapat diketahui pengaduan melalui SMS menghasilkan waktu responyang lebih efektif terhadap penanganan gangguan.

Berikut ini merupakan angket yang diisi oleh 10 orang responden yang dipilih secara acak untuk memberikan penilaian tentang program yang telah dibuat (B = baik, C= cukup, K = kurang) :

Responden Tampilan Kecepatan Kemudahan penggunaan

Output yang dihasilkan

1 C C K C

2 C C B C

3 B C B B

4 B C B B

5 B C C C

6 B B C B

7 B B B B

8 B B B B

9 C B C B

10 B B C K

Dari angket yang ada diatas maka dapat diambil kesimpulan yaitu sebanyak 70% responden mengatakan tampilan program baik, 50% responden mengatakan


(3)

kecepatan program sudah baik dan sisanya mengatakan cukup, 50% responden mengatakan kemudahan penggunaan program baik, dan 40% cukup baik kemudian sisanya kurang. Sedangkan pada penilaian output yang dihasilkan sebanyak 60% responden mengatakan baik, 30% mengatakan cukup baik dan 10% kurang. Maka dengan begitu dapat diambil kesimpulan bahwa program yang telah diujicobakan pada responden dapat dimengerti oleh kebanyakan responden.


(4)

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini akan dibahas tentang kesimpulan dan saran yang diperoleh setelah dilakukan implementasi dan evaluasi terhadap Perancangan Sistem Informasi Penanganan Gangguan terpadu Berbasis Web Pada PT PLN Distribusi Jatim.

5.1Kesimpulan

Dari hasil pengolahan dan Perancangan Sistem Informasi Penanganan Gangguan terpadu Berbasis Web Pada PT PLN Distribusi Jatim, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Sistem aplikasi ini memudahkan pelanggan dalam menyampaikan pengaduan gangguan.

2. Sistem aplikasi ini mampu memberikan informasi pengaduan gangguan dari pelanggan ke petugas lapangan dengan cepat.

3. Kecepatan penyampaian informasi pengaduan gangguan dipengaruhi oleh kuat lemahnya sinyal pada telepon selular.

4. Waktu respon penerimaan pengaduan via SMS lebih cepat dibanding waktu respon penerimaan pengaduan via telepon.

5. Sistem aplikasi ini mampu memberikan informasi data gangguan per area pelayanan se jawa timur kepada bagian manajemen.


(5)

5.2Saran

1. SIPGT harus dapat dikembangkan terus untuk dapat memperluas cakupan media pelayanan baik konektifitas jaringan yang lebih luas maupun cakupan media komunikasi datanya seperti sistem wireless dan Geografhical Information Sistem (GIS)

2. SIPGT harus segera didukung dan diupayakan implemetasinya dan bisa digabung dengan sistem yang ada.

3. SIPGT harus segera didukung dan diupayakan implementasinya baik dari pihak manajemen maupun implementasi dilapangannya.

4. SIPGT ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan melakukan kerjasama dengan operator seluler untuk mendapatkan akses nomer pendek.


(6)

DAFTAR PUSTAKA.

Djuandi, Feri, MCDBA, MCSE. SQL Server 2000 Profesional, PT. Elek Media Komputindo.

HM., Yogiyanto, 1995. Analisis dan Disain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur, Andi Offset, Yogyakarta.

Kurniawan, Andy. 2000. Microsoft Active Server Pages : Belajar Sendiri, PT. Elex Media Komputindo.

Kurniawan, Y, 2001, Aplikasi Web Database dengan ASP, PT. Elex Media Komputindo.

Martina Inge , 36 jam Belajar Komputer Microsoft SQL Server, PT. Elek Media Komputindo.

Mc Leod Jr. Raymond, 1995. Sistem Informasi Manajemen, PT. Prehalindo, Jakarta

Stuart J Russel, Norvig Peter. Artificial Intelligence A Modern Approach, Prentice Hall, Upper Saddle River, New Jersey 07458

Tim perumus MGT (Management Gangguan Terpadu), PT INDONESIA COMNETS PLUS, Jakarta URL :