PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS YANG DIAJARKAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI SISTEMRESPIRASI DI KELAS XI IPA SMA SWASTA KARTIKA I-2 MEDAN T.P 2015/2016.

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR
KRITIS YANG DIAJARKAN MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI
TERBIMBING DAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS
MASALAH PADA MATERI SISTEM RESPIRASI DIKELAS
XI IPA SMA SWASTA KARTIKA I-2MEDAN T.P 2015/2016

Oleh :
Devi Fitri Anggraeni
4123141020
Program Studi Pendidikan Biologi

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

i


ii

RIWAYAT HIDUP

Devi Fitri Anggraeni lahir di Namu Sira-sira Kabupaten Langkat pada
tanggal 8 Maret 1995. Ibu bernama Suhartini, S.Pd dan ayah bernama Arman, dan
merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Anak kedua bernama Anita Arliani
dan anak ketiga bernama Muhammad Rizky Armanda. Pada tahun 1999, penulis
masuk TK Kartika Chandra Kirana Yonif Linud 100. Pada tahun 2000, penulis
masuk SD Negeri 020580 dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis
melanjutkan sekolah di SMP Negeri 6 Binjai dan lulus pada tahun 2009. Pada
tahun 2009, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 2 Model Binjai dan lulus
pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di Program Studi Pendidikan
Biologi Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan melalui jalur SNMPTN.

iii

Perbandingan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis yang

Diajarkan dengan Menggunakan Model Inkuiri Terbimbing
dan Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada Materi
Sistem Respirasi di Kelas XI Ipa Sma Swasta
KartikaI-2 Medan T.P 2015/2016
Devi Fitri Anggraeni (NIM 4123141020)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil belajar dan
kemampuan berpikir kritis yang diajar dengan menggunakan model Inkuiri
Terbimbing dan model Pembelajaran berbasis masalah pada materi sistem
respirasi di kelas XI IPA SMA Swasta Kartika I-2 Medan Tahun Pembelajaran
2015/2016. Jenis penelitian ini adalah Quasi Experiment. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Swasta Kartika I-2 Medan
yang berjumlah 749 siswa dan sampel diambil dengan teknik random sampling
yang berjumlah 72 siswa. Adanya perbandingan hasil belajar antara model inkuiri
terbimbing dan model pembelajaran berbasis masalah dibuktikan melalui
pengujian hipotesiss dengan menggunakan uji-t dan taraf signifikan jika < 0.05 H0
ditolak, jika > 0,05 Ha diterima, hasil analisis uji-t hasil belajar diperoleh
probabilitas sig 0,994 > 0,05, sedangkan analisis uji-t berpikir kritis diperoleh

probabilitas sig 0,080 > 0,05. Dengan perbandingan hail belajar inkuiri terbimbing
dan PBL sebesar 2,01 : 1,89 dan perbandingan berpikir kritis inkuiri terbimbing
dan PBL sebesar 1,95 : 1,84. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
perbandingan hasil belajar dan kemampuan berpikir keritis yang diajar dengan
menggunakan model inkuiri terbimbing dan model pembelajaran berbasis masalah
pada mataeri sistem respirasi di kelas XI Ipa SMA Swasta Kartika I-2 Medan T.P
2015/2016.
Kata Kunci : Hasil Belajar, Berpikir Kritis, Inkuiri, PBL, Sistem Respirasi

iv

Determine The Compare Of The Result Of Study The Ability Of The
Critically Thinking By Using The Guidance Inquiry Model
Of Study and The Model Of Study Basic On Respiration
System Material In XI IPA SMA Swasta Kartika
1-2 Medan Learning Year 2015/2016

Devi Fitri Anggraeni (NIM 4123141020)
ABSTRACT
This study aims to determine the compare of the result of study the ability

of teh critically thinking by using the guidance inquiry model of study and the
model of problem Basic Learning on respiration System material in XI IPA SMA
Swasta Kartika 1-2 Medan learning year 2015/2016. The kind of this research is
Quasi Experiment. The population of this research were all students in Class XI
IPA SMA Swasta Kartika 1-2 Medan were 749 and the sample were 72. The
differences of the result of study between guidence inquiry model and Problem
Basic Learning proved by hypotheses testing by using t test with the level of
significenses < 0,05 H0 is refused, if significanses > 0,05 Ha is accepted. Result
analysis t test of study the ability get sig 0,994 > 0,05 than analysis t test critically
thingking get probability sig 0,080 > 0,05. With determine the compare of the
result of study guidance inquiry model and Problem based learning model are
2,01 : 1,89. And determine critically thingking guidance inquiry model and
Problem based learning model are 1, 95 : 1,84. So the conclusion is there was a
differences about the result of study and the ability of critically thinking which
teached by inquiry guidence of learning model and by using the model of study
problem Basic Learning in respiration system material in class XI IPA SMA
Swasta Kartika 1-2 Medan Learning Year 2015/2016.
Key Word: Study Result, Critically Thingking, Problem Basic Learning,
Respiration System


v

KATA PENGANTAR
Puji Syukur yang tiada terhingga penulis ucapkan kepada Allah
Subhanahu Wata’ala yang Maha Pengasih dan Penyayang atas segala nikmat dan
hidayah-Nya yang memberikan kesehatan dan kekuatan kepada penulis sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang
direncanakan. Shalawat dan salam kepada Rasulullah Shallaullaahu’alayhi
Wasallam.
Skripsi berjudul “Perbandingan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir
Kritis yang Diajarkan Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan
Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada Materi Sistem Respirasi Kelas XI
IPA di SMA Swasta Kartika I-2 MedanT.P 2015/2016” disusun untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak
Dr. Mufti Sudibyo, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai
dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada Bapak Prof. Dr. Rer. Nat B. Manurung, M.Si, Ibu Dr. Martina Restuati,

M.Si dan Bapak Amrizal, S.Si, M.Pd, terimakasih juga penulis ucapkan kepada
bapak Dr. Hasruddin, M.Pd yang telah memberikan masukan dan saran sehingga
penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada ibu Dra. Uswatun Hasanah, M. Si, selaku dosen pembimbing akademik
dan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen staf pegawai jurusan Biologi FMIPA
UNIMED yang sudah banyak membantu penulis. Ucapan disampaikan juga
kepada Bapak Kepala Sekolah SMA Swasta Kartika I-2 Medan Bapak Drs.
Sujarwo beserta staf pegawai SMA Swasta Kartika I-2 Medan, dan terimakasih
juga kepada bapak Liza Aulia, S.Pd dan siswa/siswi SMA Swasta Kartika I-2
Medan yang sudah banyak membantu penulis.
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada yang tercinta
Ayahanda Arman dan Ibunda Suhartini, S.Pd, Adinda Anita Arliani dan Ananda

vi

Muhammad Rizky Armanda, beserta sanak keluarga yang telah memberikan doa,
kasih sayang dan dukungan baik material maupun spiritual.
Terimakasih juga penulis ucapkan kepada Ten Teens “Septa Sophiana Sinuraya,
Lola Vista F Sinaga, Tuti Wardani Bako, Debby Oktoberliana S, Mariana L
Pakpahan, Arisamala L Tobing, Nurhalimah S, Irma Hidayati, Debora Beatrix S”.

dan kepada sahabat-sahabatku kelas BIO DIK A 2012 serta teman-teman PPLT
Unimed 2015 “Dian Sari, Meilisa Nurfiddini, Rizka Amanda, Siti Wulandari,
Hasanah L, Soliha, Shinta, Dessy Novita Sari, Lestari Indah Pratiwi, Jafar Siddik,
Nanda Syuhada, Rio Windra, Yoksan Sitohang, Rizky Ikhwan Pratama, Fadiyah
Hani Sabila, Triwidiyanti, Zheny C Maghribi, Aisyah. yang telah memberikan
semangat dan dukungan kepada penulis.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan dari segi isi maupun tata
bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi
kita semua dan menjadi bahan masukan bagi dunia pendidikan.

Medan,

Juni 2016

Penulis

Devi Fitri Anggraeni

NIM. 4123141020

vii

DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Abstract
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran

i
ii
iii
iv

v
vii
x
xi
xii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan Penelitian
1.6 Manfaat Penelitian

1
4
5
5
5
6


BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teoritis
2.1.1 Artikulasi Model-model Pembelajaran
2.1.2 Model Pembelajaran Inquiry
2.1.2.1. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)
2.1.2.2. Pelaksanaan Model Inkuiri
2.1.2.3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Inkuiri
2.1.3. Model Pembelajaran Problem Based Learning
2.1.3.1. Langkah-langkah dalam Problem Based Learning
2.1.3.2. Kelebihan dan Kekurangan Problem Based Learning
2.1.4. Hasil Belajar
2.1.5. Kemampuan Berpikir Kritis
2.1.5.1. Pengertian dan Kemampuan Berpikir Kritis
2.1.5.2. Tujuan dan Manfaat Berpikir Kritis
2.1.6. Lembar Kerja Siswa (LKS)
2.1.7. Sistem Respirasi Pada Manusia
2.1.7.1. Alat-alat Pernapasan
2.1.7.2. Mekanisme Pernapasan
2.1.7.3. Udara Pernapasan


7
7
8
11
13
14
14
15
16
17
17
18
20
21
23
23
25
27

viii

2.1.7.4. Pertukaran Gas Dalam Pernapasan
2.1.7.5. Kelainan dan Gangguan Pada Sistem Pernapasan
2.1.8. Alat Uji Pernapasan
2.1.9. Hipotesis Penelitian
2.1.9.1. Hipotesis Verbal

28
29
31
33
33

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
3.2.2 Sampel
3.3 Jenis dan Desain Penelitian
3.3.1. Jenis Penelitian
3.3.2. Desain Penelitian
3.4. Variabel Penelitian
3.5. Definisi Operasional Variabel
3.6. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan
3.7. Pelaksanaan Praktikum
3.8. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
3.8.1. Teknik Pengumpulan Data
3.8.2. Instrumen Penelitian
3.9. Validasi Instrumen Tes
3.9.1. Validitas Butir Tes
3.9.2. Reliabilitas Tes
3.9.3. Daya Pembeda
3.10. Tingkat Kesukaran
3.11. Teknik Analisis Data
3.11.1. Pengujian Persyaratan Analisis Data
3.11.1.1. Uji Normalitas Data
3.11.1.2. Uji Prasyarat Homogenitas Data
3.11.1.3. Uji Hipotesis

34
34
34
34
34
34
34
35
35
36
38
42
42
42
44
44
44
45
46
47
47
47
47
47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Hasil Penelitian
4.2. Analisis Data
4.2.1. Analisis Prasyarat Data
42.1.1. Uji Normalitas Data
4.2.1.2. Uji Homogenitas Data
4.2.2. Analisis Hipotesis
4.2.2.1. Perbandingan Hasil Belajar yang Diajarkan

49
50
50
50
50
50

ix

Menggunakan Model Inkuiri Terbimbing dan PBL
4.2.2.2. Perbandingan Berpikir Keritis yang Diajarkan
Menggunakan Model Inkuiri Terbimbing dan PBL
4.3. Pembahasan

51
52
53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

61
61

DAFTAR PUSTAKA

62

x

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Alveolus
Gambar 2.2. Mekanisme Pernapasan
Gambar 2.3. Pertukaran O2 dan CO2 di Alveolus
Gambar 2.4. Alat Uji Sederhana Kapasitas Vital Paru-Paru
Gambar 3.1. Bagan Rancangan Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Gambar 4.1. Perbandingan Hasil Belajar Menggunakan Model
Inkuiri Terbimbing dan Model PBL.
Gambar 4.2. Perbandingan Berpikir Keritis Menggunakan
Model Inkuiri Terbimbing dan Model PBL

Halaman
25
26
29
31
41
51
52

xi

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Tahapan Pembelajaran Inkuiri
Tabel 2.2. Tahapan dalam Pembelajaran Problem Based Learning
Tabel 2.3. Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
Tabel 2.4. Alat dan Bahan
Tabel 2.5. Prosedur Kerja
Tabel 2.6. Hasil Pengamatan
Tabel 3.1. Desain Penelitian
Tabel 3.2. Alat dan Bahan
Tabel 3.3. Prosedur Kerja
Tabel 3.4. Hasil Pengamatan
Tabel 3.5. Kisi-kisi Soal Ranah Kognitif
Tabel 3.6. Kisi-kisi Tes Berpikir Kritis
Tabel 3.7. Penilaian Kemampuan Berpikir Kritis
Tabel 3.8. Kategori Reliabilitas Suatu Tes
Tabel 3.9. Kategori Indeks Daya Pembeda Suatu Tes
Tabel 3.10.Kriteria Kesukaran Soal
Tabel 4.1. Deskripsi Data Hasil Penellitian

10
15
20
32
32
32
35
38
39
40
42
43
44
45
46
47
49

xii

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus
Lampiran 2. RPP Inkuiri Terbimbing
Lampiran 3. RPP Pembelajaran Berbasis Masalah
Lampiran 4. Tes Kognitif Hasil Belajar
Lampiran 5. Kunci Jawaban
Lampiran 6a. Instrumen Prestes Materi Sistem Respirasi
Lampiran 6b Instrumen Posttest Materi Sistem Respirasi
Lampiran 7a. Kunci Jawaban Pretest
Lampiran 7b. Kunci Jawaban Posttest
Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa
Lampiran 9. Data LKS Kelas Inkuiri Terbimbing
Lampiran 10. Data LKS Kelas PBL
Lampiran 11. Rubrik Berpikir Keritis
Lampiran 12. Berpikir Keritis
Lampiran 13. Kunci Jawaban Berpikir Keritis
Lampiran 14. Tabel Data Validitas Soal Hasil Belajar
Lampiran 15. Uji Validitas
Lampiran 16. Analisis Varians Butir Soal
Lampiran 17. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal
Lampiran 18. Perhitungan Daya Beda Soal
Lampiran 19. Tabulasi Nilai Hasil Belajar
Lampiran 20. Uji Validitas Soal Tes Berpikir Keritis
Lampiran 21. Validitas Instrumen
Lampiran 22. Uji Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Soal
Berpikir Keritis
Lampiran 23. Tabulasi Nilai Berpikir Keritis
Lampiran 24. Deskriptif Data Penelitian
Lampiran 25. Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar
Lampiran 26. Hasil Uji Homogentitas Data Hasil Belajar
Lampiran 27. Hasil Uji Hipotesis Data Hasil Belajar
Lampiran 28. Hasil Uji Normalitas Data Berpikir Keritis
Lampiran 29. Hasil Uji Homogenitas Data Hasil Belajar
Lampiran 30. Hasil Uji Hipotesis Data Berpikir Keritis
Lampiran 31. Dokumentasi Penelitian

Halaman
62
66
83
98
108
109
116
123
124
125
131
134
137
143
149
150
151
152
153
155
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pada proses belajar mengajar ada interkasi atau hubungan timbal balik
antara siswa dengan guru, dimana siswa menerima pelajaran yang diajarkan oleh
guru. Guru mengajar dengan menstimulasi, membimbing siswa dan mengarahkan
siswa mempelajari bahan pelajaran sesuai tujuan yang ingin dicapai. Setiap
keinginan pembelajaran tentunya ada tujuan pembelajaran, dimana tujuan
pembelajaran ini tidak akan tercapai tanpa adanya penggunaan model pengajaran
yang tepat. Djamarah (2010) menyatakan bahwa model adalah cara yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan
belajar mengajar, model diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi
sesuai dengan tujuan yang inigin dicapai setelah pelajaran berakhir.
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah
lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang di
dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Proses pembelajaran
di kelas diarahkan kepada kemampuan seseorang untuk menghapal informasi.
Otak seseorang dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi yang
diingatnya itu untuk dihubungkan dalam kehidupan sehari-hari. Akibatnya ketika
seseorang siswa lulus dari sekolah, mereka pintar teoritis tetapi mereka miskin
aplikasi. Dengan kata lain, proses pendidikan kita tidak diarahkan membentuk
manusia cerdas, memiliki kemampuan memecahkan masalah, serta tidak
diarahkan untuk membentuk manusia yang kreatif dan inovatif (Irma, 2014).
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru biologi di SMA Swasta
Kartika I-2 Medan yang telah dilakukan pada tanggal 24 maret 2016 dengan
Bapak Liza pada guru mata pelajaran Biologi, belum pernah di sekolah tersebut
melakukan pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri terbimbing dan
model pembelajaran berbasis masalah sedangkan model yang digunakan adalah
model konvensional yaitu metode ceramah dan tanya jawab. Metode konvensional
ini tidak banyak melibatkan interaksi diantara siswa, maka siswa menjadi malas
belajar dan tidak mau bertanya pada guru meskipun sebenarnya belum mengerti

2

materi yang diajarkan. Selain itu juga peneliti melakukan tanya jawab dengan
beberapa orang siswa – siswi SMA Kartika I – 2 Medan yang menyatakan bahwa
praktikum sangat jarang dilakukan selama satu semester. Jarangnya melakukan
praktikum akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.
Adanya kecenderungan dimana guru-guru pada umumnya menyajikan
materi pelajaran dengan konvensional, dinilai kurang mampu meningkatkan hasil
belajar siswa karena tidak ikut berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
Disamping itu model ini tidak dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan keberanian mengemukakan pendapat sehingga penerimaan
siswa terhadap materi pelajaran tidak terkesan secara mendalam dan siswa
cenderung menjadi bosan dan malas. hal ini menyebabkan hasil belajar yang
diperoleh siswa rendah dan berada dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimum) yang ditetapkan yaitu 72. Rata-rata hasil belajar siswa pada kelas XI
yaitu 70 untuk mata pelajaran biologi.
Demi tercapainya kondisi kelas yang lebih aktif dan kondusif maka
diperlukan model pembelajaran lain yang lebih variatif dan bersifat active
learning, contohnya adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model
pembelajaran berbasis masalah. Wahab Jufri (2013) menyatakan dengan model
inkuiri merupakan model pembelajaran yang menekankan pada penemuan sesuatu
melalui proses mencari dengan menggunakan langkah – langkah ilmiah. Model
inkuiri pada dasarnya merupakan salah satu usaha dari guru untuk dapat
merangsang siswa berpikir melalui berbagai bentuk pertanyaan, serta adanya
suatu proses pemecahan masalah. Model inkuiri dapat melatih siswa dalam
memecahkan

masalah,

meningkatkan

pemahaman

terhadap

sains,

mengembangkan keterampilan belajar sains dan literasi sains serta dapat melatih
kecakapan berpikir siswa. Jauhar (2011) menyatakan Dalam pembelajaran inkuiri
terbimbing guru tidak melepas begitu saja kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
siswa. Guru akan memberikan pengarahan dan bimbingan kepada siswa dalam
melakukan kegiatan-kegiatan dan siswa mampu memahami konsep-kosep biologi
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain model inkuiri terbimbing, juga terdapat model lain yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu

3

model Problem Based Learning. Model Problem Based Learning merupakan
salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar
aktif kepada siswa. Problem Based Learning adalah suatu model pembelajaran
yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap
metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan
dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan
masalah
Dalam penelitian yang akan dilakukan peneliti membandingkan dua model
pembelajaran yaitu model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model
pembelajaran berbasis masalah. Masing-masing model pembelajaran tersebut
memiliki karakteristik, kelebihan dan kelemahan masing-masing yang berbeda
antara model yang satu dengan model lainnya. Adanya perbedaan tersebut, maka
memungkinkan adanya perbandingan hasil belajar yang diraih oleh siswa,
khususnya hasil belajar dalam Biologi. Model inkuiri terbimbing telah terbukti
berhasil meningkatkan hasil belajar siswa berdasarkan penelitian yang dilakukan
Siagian (2011) di SMAN 14 Medan didapatkan nilai rata-rata pre-test untuk kelas
inkuiri terbimbing sebesar 3,36 dan nilai rata-rata post-test 7,48 maka peningkatan
rata-ratanya sebesar 4,12. Selain itu model pembelajaran berbasis masalah juga
terbukti berhasil meningkatkan hasil belajar siswa berdasarkan penelitian yang
dilakukan Rukman (2013) di SMAN 1 Natar Lampung Selatan didapatkan nilai
pre-test untuk kelas pembelajaran berbasis masalah sebesar 37% dan nilai ratarata post-test sebesar 79% maka peningkatan nilainya sebesar 42%. Dari hasil
penelitian tersebut ternyata penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing
dan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa
terhadap materi Biologi.
Peneliti mengambil materi sistem respirasi dikarenakan materi sistem
pernapasan merupakan materi yang dibahas di semester kedua kelas XI IPA.
Materi sistem pernapasan akan lebih mudah dipahami siswa apabila
didukungdengan

pelaksanaan

praktikum.

Pelaksanaan

praktikum

akan

4

memanfaatkan barang – barang bekas yang mudah ditemukan dilingkungan
sekitar.
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, peneliti menyadari bahwa
perlu untuk mewujudkan pemahaman siswa terkait materi sistem respirasi. Model
pembelajaran Inkuiri dan model pembelajaran berbasis masalah merupakan salah
satu alternatif pembelajaran yang cocok di terapkan untuk melatih siswa bekerja
secara ilmiah dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Dengan
menggunakan model inkuiri terbimbing dan model pembelajaran berbasis masalah
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, kemampuan berpikir kritis
siswa untuk mewujudkan tujuan pembelajaran Biologi.
Dengan adanya kesamaan peningkatan hasil belajar siswa dengan
menggunakan model inkuiri terbimbing dan model pembelajaran berbasis masalah
tersebut, peneliti ingin membandingkan antara keduanya untuk melihat model
manakah yang lebih unggul dalam meningkatkan hasil belajar.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti akan melakukan penelitian
dengan judul : “Perbandingan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis
yang Diajarkan dengan Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing dan Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada Materi Sistem
Respirasi di SMA Swasta Kartika I-2 Medan T.P 2015/2016”
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi permasalahan
yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar Biologi siswa masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).
2. Pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri terbimbing dan model
pembelajaran berbasis masalah belum pernah diterapkan dalam pembelajaran.
3. Guru biologi kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran sehingga peran
siswa masih kurang dalam proses pembelajaran. Siswa tidak terbiasa dengan
diawali dengan permasalahan-permasalahan dan membuktikan konsep sehingga
kemampuan berfikir kritis siswa tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal.

5

1.3.Batasan Masalah
Untuk memfokuskan masalah yang akan dibahas, maka perlu dilakukan
pembatasan masalah. Oleh karena itu, masalah dalam penelitian ini dibatasi
sebagai berikut:
1. Model pembelajaran dalam penelitian ini dibatasi dengan menggunakan inkuiri
terbimbing dan model pembelajaran berbasis masalah.
2. Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas XI IPA khususnya kelas XI IPA 2 dan
kelas XI IPA 4 SMA Swasta Kartika I-2.
3. Materi pelajaran Biologi kelas XI IPA Semester II di SMA dibatasi hanya pada
Sistem Respirasi.
4. Kemampuan berpikir kritis dibatasi pada persamaan dan perbedaan, pengurutan,
menganalisis dan membuat kesimpulan.

1.4.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan
masalah, maka yang menjadi rumusan masalah adalah:
1. Bagaimanakah perbandingan hasil belajar yang diajar dengan menggunakan
model inkuiri terbimbing dan model pembelajaran berbasis masalah pada materi
sistem respirasi di SMA Swasta Kartika I-2 Medan T.P 2015/2016?
2. Bagaimanakan perbandingan berpikir kritis yang diajar dengan menggunakan
model inkuiri terbimbing dan model pembelajaran berbasis masalah pada materi
sistem respirasi di SMA Swasta Kartika I-2 Medan T.P 2015/2016?

1.5. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui hasil belajar dan

kemampuan berpikir kritis yang diajar

dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi sistem
respirasi di SMA Swasta Kartika I-2 Medan T.P 2015/2016.

6

2. Untuk mengetahui hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada materi sistem respirasi
di SMA Swasta Kartika I-2 Medan T.P 2015/2016.
3. Untuk mengetahui adakah perbandingan hasil belajar dan kemampuan berpikir
keritis yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing
dan model pembelajaran berbasis masalah pada materi sistem respirasi di SMA
Swasta Kartika I-2 Medan T.P 2015/2016

1.6.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat antara lain:
1. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa, diharapkan dapat melatih kemampuan berpikir siswa dalam proses
pembelajaran biologi.
b. Bagi guru, diharapkan menjadi alternatif model dalam meningkatkan kemampuan
berpikir siswa dalam proses pembelajaran.
2. Manfaat Teoritis
a. Bagi peneliti lain, sabagai bahan perbandingan dan masukan untuk peneliti sejenis
dengan mempergunakan model pembelajaran dan konsep yang berbeda guna
meningkatkan mutu pendidikan.
b. Sebagai kontribusi peneliti dalam memperkaya ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan model inquiry terbimbing dan kamampuan sikap ilmiah
siswa.

61

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah :
1. Perbandingan hasil belajar dengan menggunakan model inkuiri terbimbing
yaitu sebesar rata-rata 72,5 dan model Problem Based Learning (PBL) yaitu
sebesar rata-rata 68,1.
2. Perbandingan berpikir kritis dengan menggunakan model inkuiri terbimbing
yaitu sebesar rata-rata 70,2 dan model Problem Based Learning (PBL) yaitu
sebesar 66,5.

5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka sebagai tindak lanjut
penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dapat dijadikan sebagai salah satu
alternatif dalam pembelajaran Biologi, khususnya pada materi sistem respirasi.
2. Kepada guru-guru Biologi, hendaknya mencoba menggunakan model
pembelajaran inkuiri terbimbing pada pembelajaran Biologi.
3. Untuk peneliti lanjutan agar menerapkan model pembelajaran inkuiri
terbimbing tidak hanya pada materi sistem respirasi, tetapi juga pada materi
pokok lainnya yang sesuai dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing agar
dapat dijadikan studi perbandingan untuk menentukan model pembelajaran
yang lebih tepat dugunakan dalam pembelajaran Biologi.

62

DAFTAR PUSTAKA
Afcariono, M., (2008), Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Mata Pelajaran
Biologi. Jurnal Pendidikan Inofativ 3: 65-68.
Bonimariska, (2009), Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran
Sistem Koloid dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning yang
Didukung Media Audiovisual dengan Metode Demonstrasi di Kelas XI
SMA Negeri 15 Medan, Skripsi, Universitas Negeri Medan, Medan.
Cahyadi, F. D., Suciati,. Probosari, R. M., (2012), Penerapan Blanded Learning
dalam Pembelajaran Biologi untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa Kelas XI IPA 4 Putra Sma RSBI Pondok Pesantren Modern
Islam Assalam Sukoharjo Tahun Pempelajaran 2011/2012. Jurnal
Pendidikan Biologi 4: 15-22.
Djamarah, S. B., (2010), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka Cipta,
Jakarta.
Idrish, (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Kemampuan
Berpikir Kreatif Siswa, Skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Penerbit Media Persada,
Jakarta.
Jauhar,

M., (2011), Implementasi Paikem dari Behavioristik sampai
Konstruktivisik Sebuah Pengembangan Pembelajaran Berbasis CTL
(Contextual Teaching & Learning), Penerbit Prestasi Pustaka Publisher,
Jakarta.

Mazda, A., (2012), jenis LKS, http://ami-mazda.blogspot.com/2012/06/lembarkerja-siswa-LKS_30.html
Fathurrohman, M., (2015), Model – Model Pembelajaran Inovatif, Ar- ruz Media,
Jakarta
Agus, Median., Suciati, Sudarisman., Suparmi, (2012), Pembelajaran Biologi
Menggunakan Model Problem Based Learning Melalui Metode
Eksperimen Laboratorium dan Lapangan Ditinjau dari Keberagaman
Kemampuan Berpikir Analitis dan Sikap Peduli Lingkungan, Jurnal
Inkuiri, 1 (3) : 217-226.
Ngalimun, (2013), Strategi dan Model Pembelajaran, Penerbit Ajwaja Pressindo,
Yogyakarta.

63

Rusche, S. N dan K, Jason., (2011), “You Have To Absorb Yourself In It” : Using
Inquiry and Reflection To Promote Student Learning and Self Knowladge
Teaching Sociology American Sociological Association, 39 (4) : 338-353
Sanjaya, W,. (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Siagian, (2014), Penerapan Number Head Together (NHT) dan Inkuiri Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Reproduksi Di
Kelas XI SMA Negeri 14 Medan, Skripsi, Universitas Negeri Medan.
Simamora, Khairul F., (2010), Pengaruh Metode Problem Based Learning (PBL)
dengan Menggunakan Media Komputer Animasi Terhadap Hasil Belajar
Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Struktur Atom Di SMA Negeri 2
Tanjung Balai, Skripsi, Universitas Negeri Medan, Medan.
Suryani, (2013), Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Masalah Matematika
dan Berpikir Kritis Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah di
Kelas VC SDN 105855 PTPN II Tanjungmorawa, Tesis, Universitas
Negeri Medan, Medan.
Tsui, L., (2002), Fostering Critical Thingking Through Effective Pedagogy :
Evidance from four institutional case studies. The journal of higher
education, 73 (6) : 211-215
Tyas, (2014), Study Komparasi Hasil Belajar Biologi dengan Penerapan Model
Pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL) dan Problem Based Learning
(PBL) pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran
2013/2014, Jurnal Biso Pedagogi, 3 (2) : 21-30
Jufri, W., (2013), Belajar dan Pembelajaran Sains, Pustaka Reka Cipta, Bandung.
Yusfy, (2012), Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Problem Based
Learning,http://id.shvoong.com/socialscience/education/2254000kelebihan
-dan-kekurangan-model-pembelajaran/#ixzz2rmv37eVR
Anonim,(2010).PengertianLKS,http://id.shvoong.com/socialscience/education/22
70770-pengertian-lembar-kerja-siswa