MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MODEL QUANTUM TEACHING PADA MATERI SEGI EMPAT BAGI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 37 MEDAN T.A 2015/ 2016.

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN
MODEL QUANTUM TEACHING PADA MATERI SEGI
EMPAT BAGI SISWA KELAS VII DI SMP
NEGERI 37 MEDAN T.A 2015/ 2016

Oleh:
Levana Hutagalung
NIM. 4122111030
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

i


ii
RIWAYAT HIDUP

Levana Hutagalung adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Lahir di Sarulla (Pahae
Jae) tanggal 17 Mei 1994. Ayah bernama S. Hutagalung dan Ibu bernama M. Hutabarat. Pada
tahun 2000 penulis masuk SD Negeri No. 173234 Sarulla, Kecamatan Pahae Jae dan lulus pada
tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan sekolah di SMP Swasta HKI Sarulla. Pada
tahun 2009 penulis melanjutkan sekolah di SMA Swasta Methodist-7 Medan dan lulus pada
tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan
Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

iii
MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MODEL QUANTUM
TEACHING PADA MATERI SEGI
EMPAT BAGI SISWA KELAS VII DI SMP
NEGERI 37 MEDAN T.A 2015/ 2016
Levana Hutagalung
(NIM: 4122111030)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatkan aktivitas belajar siswa dengan model
Quantum Teaching pada materi segiempat bagi siswa kelas VII di SMP Negeri 37 Medan. Jenis
penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII-1
SMP Negeri 37 Medan yang berjumlah 41 orang. Objek penelitian ini adalah meningkatkan
aktivitas belajar siswa pada materi segiempat di kelas VII-1 SMP Negeri 37 Medan Tahun
Ajaran 2015/2016. Terdapat peningkatan rata-rata persentase aktivitas belajar siswa dari siklus I
ke siklus II, ini terlihat dari rata-rata persentase waktu aktivitas yang diperoleh pada siklus II
semakin mendekati waktu ideal yang ditetapkan. Aktivitas siswa mendengarkan pada siklus I
29,375% dan pada siklus II menjadi 26,875% semakin mendekati waktu idealnya(20%), aktivitas
membaca LAS pada siklus I 16,875% dan pada siklus II menjadi 15,625% semakin mendekati
waktu idealnya(10%), aktivitas menulis pada siklus I 28,125% dan pada siklus II menjadi
29,125% semakin mendekati waktu idealnya(30%), aktivitas berdiskusi/bertanya pada
guru/teman pada siklus I 21,875% dan pada siklus II menjadi 26,25% semakin mendekati waktu
idealnya(30%), aktivitas berbicara/mengobrol antar siswa yang tidak relevan dengan KBM pada
siklus I 3,75 dan pada siklus II menjadi 1,875% semakin mendekati waktu idealnya(0%).
Berdasarkan uraian-uraian di atas disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa meningkat dengan
menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching pada materi segiempat di kelas VII SMP
Negeri 37 Medan T.A 2015/2016.
Kata kunci: Aktivitas Belajar, Segiempat, Quantum Teaching, Penelitian Tindakan Kelas


iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkaN kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya yang memberikan kesehatan, kesempatan, dan kemudahan kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Meningkatkan Aktivitas
Belajar Siswa Dengan Model Quantum Teaching Pada Materi Segiempat Bagi Siswa Kelas VII
di SMP Negeri 37 Medan T.A 2015/ 2016”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu
syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Drs. Zul
Amry, M.Si, Ph.D selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan
dan saran yang membangun sejak penyusunan proposal, penelitian sampai dengan selesainya
penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Erlinawaty Simanjuntak,
S.Pd, M.Si Bapak Drs. H. Banjarahor, M.Pd dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Dosen
Penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari rencana penelitian sampai
selesainya penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr.
Mukhtar, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan
saran dalam perkuliahan.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd

selaku Rektor UNIMED, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan FMIPA, Bapak Dr. Edy
Surya, M.Si, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, dan Bapak Drs. Zul Amry, M.Si.,Ph.D selaku ketua
jurusan, sekertaris jurusan, dan ketua program studi pendidikan matematika FMIPA UNIMED
serta seluruh Bapak, Ibu Dosen dan Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang
sudah membantu penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Sahat Marulak,
S.Pd, M.Hum selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 37 Medan dan Ibu Tiodor Sitanggang, S.Pd
selaku guru bidang studi matematika SMP Negeri 37 Medan, guru, staf, pegawai, dan siswasiswi SMP Negeri 37 Medan yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda S.Hutagalung dan
Ibunda M.Hutabarat yang selalu memberikan doa, kasih sayang, motivasi dan dukungan yang tak
terhingga kepada penulis selama menjalani pendidikan hingga menyelesaikan skripsi ini. Terima
kasih juga kepada Abang tercinta O.S.OF.Amka Hutagalung dan Bolkiah Hutagalung serta adik

v
tercinta Alkesa Hutagalung yang telah banyak memberikan motivasi dan dukungan kepada
penulis.
Terima kasih kepada sahabat-sahabat terkasih Eka Nurlia, Ayuck dan Sri Milawarni
Tambunan yang selalu menemani dan pemberi semangat terbaik kepada penulis selama 3 tahun
ini. Kepada teman yang selalu ada Itok Silalahi, Veronica Hutapea dan Elisa Librana Naibaho
serta seluruh anak DIK A 2012 yang selalu setia menemani penulis selama 4 tahun ini. Terima
kasih juga kepada sahabat yang meski jarang bertemu namun selalu saling mendoakan Riana

Utari Panjaitan dan Khana Ritonga karena doa tulus kalian penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun
penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi
sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu
pendidikan.

Medan,

Juni 2016

Penulis,

Levana Hutagalung
Nim. 4122111030

vi
DAFTAR ISI


Halaman
Lembar Pengesahan

i

Riwayat Hidup

ii

Abstrak

iii

Kata Pengantar

iv

Daftar Isi

vi


Daftar Tabel

ix

Daftar Gambar

x

Daftar Lampiran

xi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

1


1.2. Identifikasi Masalah

5

1.3. Batasan Masalah

5

1.4. Rumusan Masalah

5

1.5. Tujuan Penelitian

5

1.6. Manfaat Penelitian

6


BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Kerangka Teoritis

7

2.1.1. Pengertian Belajar

7

2.1.2. Pembelajaran Matematika

8

2.1.3. Aktivitas Belajar

9


2.1.3. 1. Pengertian aktivitas belajar

9

2.1.3.2. Indikator Aktivitas Belajar Siswa

11

2.1.3.3. Nilai Aktivitas Dalam Pengajaran

12

2.1.4. Model Pembelajaran Quantum Teaching

12

2.1.4.1. sejarah Quantum Teaching

12


2.1.4.2. pengertian Quantum Teaching

13

2.1.4.3.Prinsip-prinsip yang digunakan dalam pembelajaran
Quantum Teaching

13

vii
2.1.4.4 Kerangka Perancangan Quantum Teaching

13

2.1.4.5. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran
Quantum Teaching

14

2.2. Materi Pelajaran Segiempat

15

2.3. Kerangka Konseptual

22

2.4. Penelitian Relevan

23

2.5. Hipotesis Tindakan

23

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

24

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

24

3.2.1. Lokasi Penelitian

24

3.2.2. Waktu Penelitian

24

3.3. Subjek dan Objek Penelitian

24

3.3.1. Subjek Penelitian

24

3.3.2 Objek Penelitian

24

3.4. Prosedur Penelitian

24

3.5. Alat Pengumpulan Data

30

3.5.1. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

30

3.5.1. Lembar Observasi pengelolaan Pembelajaran

30

3.5.3. Angket

32

3.6. Analisis Data

32

3.6.1. Reduksi Data
3.6.2. Interprestasi Hasil
3.6.2.1.

Analisis Data Observasi Aktivitas Siswa

3.6.2.2.

Analisi Lembar Observasi Pengelolaan

3.6.2.3.

32
33
33

Pembelajaran

35

Analisi Angket Respon Siswa

36

3.7.Paparan Data

37

3.8.Menarik Kesimpulan

37

BAB IV HASIL DAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

viii
4.1 Hasil Penelitian

39

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

61

4.3 Temuan Penelitian

65

4.4 Diskusi Hasil Penelitian

65

4.5 Rekap Tindakan

66

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

76

5.2 Saran

76

Daftar Pustaka

78

ix
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 indikator aktivitas belajar siswa

11

Tabel 3.1 Kadar Rata-Rata Persentase Aktivitas Siswa Dalam
Pembelajaran
Tabel 3.2 Aspek Kategori Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
Tabel 3.3 Aspek yang diamati dari aktivitas guru dalam mengelola

25
30

x
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 3.1 Alur kegiatan penelitian tindakan

29

Gambar 4.1 rata-rata persentase aktivitas siswa siklus I

47

Gambar 4.2 Rata-rata persentase aktivitas siswa siklus II

58

Gambar 4.3 peningkatan rata-rata persentase waktu aktivitas
siswa pada siklus I dan sklus II

62

Gambar 4.4 Peingkatan Rata-rata Skor Pengelolaa Pembelajaran
Dari Siklus I dan siklus II

64

xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
Lampiran 18
Lampiran 19

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lembar Aktivitas Siswa I (LAS I)
Lembar Aktivitas Siswa II (LAS II)
Lembar Aktivitas Siswa III (LAS III)
Lembar Aktivitas Siswa III (LAS IV)
Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa I
(LAS I)
Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa II
(LAS II)
Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa III
(LAS III)
Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa IV
(LAS IV)
Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Kadar Aktivitas Belajar Awal Siswa
Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran
Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran
Kisi-kisi Angket Respon Siswa
Angket Respon Siswa
Lembar Validitas Angket Respon Siswa
Kadar Aktivita Belajar Siswa Siklus I

Lampiran 20 Kadar Aktivita Belajar Siswa Siklus II

80
89
98
102
104
107
109
111
112
114
115
118
120
128
136
144
145
148
151
152

Lampiran 21 Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus I dan II 153
Lampiran 22 Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus I dan II 156
Lampiran 23 Rata-Rata Pengelolaan Pembelajaran Siklus
Observer I Dan II

159

Lampiran 24 Skor Data Angket Respon Siswa Siklus I

160

Lampiran 25 Skor Data Angket Respon Siswa Siklus II

162

Lampiran 26 Dokumentasi Penelitian

164

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam perkembangan peradaban modern matematika memegang peran
penting. Karena dengan bantuan matematika semua ilmu pengetahuan menjadi
sempurna. Hal ini sejalan dengan pendapat Sujono (Siahaan,dkk, 2012:128)
mengemukakan bahwa “matematika merupakan alat yang efisien dan diperlukan oleh
semua ilmu pengetahuan dan tanpa bantuan matematika semua tidak akan mendapat
bantuan yang berarti. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa matematika perlu
dipelajari oleh siswa. Selain itu cornelius (Abdurahman, 2012:204) juga
mengemukakan alasan perlu belajar matematika karena matematika merupakan
“(1) sarana berpikir yang jelas dan logis,(2) sarana untuk memecahkan
masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan
dari generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas,
dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan
budaya”.
Selanjutnya,

Cockroft

(Abdurahman, 2012:204) juga mengemukakan

bahwamatematika perlu diajarkan kepada siswa karena:
“(1) selalu digunakan dalam kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan
keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang
kuat;(4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara;
(5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran
keruangan; (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah
yang menentang”.
Namun, kenyataannya pendidikan di Indonesia masih sangat memprihatinkan
jika dilihat dari rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa. Salah satunya di sekolah
SMP Negeri 37 Medan, berdasarkan informasi dari guru matematika hasil ulangan
umum mata pelajaran matematika siswa masih rendah, rata-rata nilai yang diperoleh
siswa adalah 65. Nilai tersebut masih belum memenuhi Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) yang telah ditetapkan yaitu memperoleh rata-rata nilai

1

75.

2

Rendahnya hasil belajar matematika siswa disebabkan karena kebanyakan
siswa masih merasa bahwa matematika itu sulit. Seperti yang dikemukakan oleh
Abdurahman (2012:202) bahwa “Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di
sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para
siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang
berkesulitan belajar.”
Selanjutnya,Russefendi

(Husna,dkk,

2012:176)

juga

mengatakan

bahwa:“matematika bagi anak-anak pada umumnya merupakan mata pelajaran yang
tidak disenangi, dianggap sebagai ilmu yang sukar dan ruwet.”
Anggapan bahwa matematika merupakan bidang studi yang paling sulit
tentunya akan mengurangi minat siswa untuk belajar matematika. Kurangnya minat
siswa untuk belajar matematika akan berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa
dalam kelas.
Aktivitas belajar siswa merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa
dalam proses pembelajaran danmerupakan indikator adanya keinginan siswa untuk
belajar. Seperti yang dikemukakan oleh Sriyono (Abdullah, 2013:1) bahwa: “aktivitas
adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani maupun rohani.
Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator
adanya keinginan siswa untuk belajar”.
Oleh sebab itu, aktivitas belajar siswa sangat diperlukan dalam pembelajaran
terutama dalam pembelajaran matematika. Namun, pada kenyataanya aktivitas belajar
siswa masih rendah hal ini dapat dilihat dari hasil observasi peneliti pada tanggal 25
januari 2016 di SMP Negeri 37 Medan. terlihat bahwaAktivitas belajar matematika
siswa didominasi oleh aktivitas mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru yaitu
57,25% dari waktu yang tersedia dan melebihi dari batas toleransi yang ditetapkan
yaitu 20%

PWI

30%, kemudian dilanjutkan dengan aktivitas yang tidak sesuai

dengan KBM seperti berbicara/ mengobrol antara siswa ini melebihi batas toleransi
yang ditetapkan yaitu 9,75% dari waktu yang tersedia dimana batas toleransi yang

3

ditetapkan hanya 0%

PWI 5%. Sedangkan, aktivitas membaca Lembar Aktivitas

Siswa (LAS) maupun sumber pembelajaran yang relevan dengan materi pelajaran
hanya 0,87%, aktivitas menulis penjelasan guru/ teman, menyelesaikan soal sebesar
28,62% dari waktu yang tersedia, aktivitas berdiskusi/ bertanya antara siswa hanya
2,12% dari waktu yang tersedia, aktivitas bertanya/ menjawab pertanyaan guru juga
rendah yaitu 1,12% dari waktu yang tersedia. Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa
waktu yang dipakai dalam melakukan aktivitas ada yang melebihi interval toleransi
Persentase Waktu Ideal (PWI) dan ada yang belum mencapai interval toleransi PWI.
ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa di kelas masih didominasi oleh
aktivitas pasif.
Kurangnya aktivitas siswa seperti ini, tentunya tidak akan menghasilkan hasil
belajar secara maksimal. Seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (2010:170) bahwa:
“kegiatan mandiri dianggap tidak ada maknanya, karena guru adalah orang
yang serba tahu dan menentukan segala hal yang dianggap penting bagi siswa.
Sistem penuangan lebih mudah pelaksanaanya bagi guru dan tidak ada
masalah atau kesulitan; guru cukup mempelajari materi dari buku, lalu
disampaikannya kepada siswa. Disisi lain, siswa hanya bertugas menerima
dan menelan, mereka diam dan bersikap pasif atau tidak aktif”.
Hasil belajar siswa yang kurang maksimal dapat dilihat pada salah satu materi
matematika yakni segiempat, menurut guru mata pelajaran matematika di SMP
Negeri 37 Medan disana dilihat dari ulangan harian untuk materi segiempat dalam
mengenal sifat-sifat dan menghitung luas serta keliling pada kelas VII terdahulu
masih dibawah nilai KKM yang telah ditetapkan yaitu

75. Untuk mencukupinya

maka guru sering mengadakan remedial agar bisa mencapai nilai KKM.
Dari pernyataan diatas, menunjukkan bahwa hasil belajar dan aktivitas belajar
siswa masih rendah. Hal ini bisa disebabkan karena pada saat peneliti observasi di
sekolah, guru dalam mengajar masih menggunakan model pembelajaran langsung
berupa penyampaian materi lewat ceramah.
Sebagai seorang pendidik, guru harus pandai meramu berbagai komponen
pembelajaran yang antara lain bisa memilih model pembelajaran yang mampu

4

memaksimalkan keaktifan siswa sehingga tercipta kondisi yang kondusif dan
bermakna. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh sardiman (2011:48) bahwa:
“guru dalam hal membimbing dan menyediakan kondisi yang kondusif
sudah barang tentu guru tidak dapat mengabaikan faktor atau komponenkomponen yang lain dalam lingkungan proses belajar-mengajar, termasuk
misalnya bagaimana dirinya sendiri, keadaan siswa, alat-alat peraga atau
media, metode, model dan sumber-sumber lainnya”.
Banyak model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana yang kondusif
dan efisien dan membuat siswa menjadi aktif dalam kelas.model pembelajaran yang
dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dengan membuat siswa menjadi
tidak menakuti matematika sehingga berdampak baik terhadap aktivitas dan hasil
belajar siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat menciptakan hal tersebut
diantaranya adalah model Quantum Teaching.
Deporter,dkk (2010:32) menyatakan bahwa:“Quantum Teaching adalah
model pembelajaran yang menekankan kegiatan aktif, bermakna menyenangkan,
dimana dalam kegiatan belajar mengajar guru berperan sebagai fasilitator”. Sehingga
dapat dikatakan bahwa Quantum Teaching merupakan model pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dan menciptakan suasana yang menyenangkan.
Pembelajaran Quantum Teaching merupakan model pembelajaran yang
membantu guru untuk mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi nyata
yang siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapan dikehidupan mereka sendiri.
Menurut

Deporter,dkk

(2010:128)

kerangka

pembelajaran

TANDUR

(Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan) dalam model
pembelajaran Quantum Teaching mencerminkan gaya mengajar progresif dan
menjamin siswa menjadi tertarik, karena kerangka TANDUR memastikan bahwa
mengalami pembelajaran, berlatih, menjadikan isi pembelajaran nyata bagi diri
mereka dan mencapai sukses.

5

Dari uraian diatas, terlihat bahwa model Quantum Teaching dapat membuat
siswa merasa nyaman dan rileks tanpa dibayangi dengan ketakutan dan kesulitan
dalam memahami matematika secara baik dan mendalam. Hal ini diharapkan dapat
mengoptimalkan partisipasi siswa dan juga membuat siswa tidak berkesulitan dalam
memahami konsep serta dapat meningkatkan keaktifan siswa yang akan berdampak
pada peningkatan aktivitas belajar siswa.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul“Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Dengan Model
Quantum Teaching Pada Materi Segiempat Bagi Siswa Kelas VII di SMP Negeri
37 Medan T.A 2015/ 2016”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi
beberapa masalah sebagai berikut:
1. Matematika masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit bagi siswa.
2. Aktivitas belajar matematika siswa dalam proses belajar mengajar di dalam kelas
masih rendah.
3. Nilai ulangan harian siswa pada materi segiempat masih rendah.
4. Model Quantum Teaching belum pernah diterapkan guru dalam mengajar.
1.3 Pembatasan Masalah
Karena luasnya ruang lingkup permasalahan dan agar peneliti menjadi lebih
efektif, jelas dan terarah, masalah dibatasi pada “Meningkatkan Aktivitas Belajar
Siswa Dengan Model Quantum Teaching Pada Materi Segiempat Bagi Siswa Kelas
VII Di SMP Negeri37 Medan T.A 2015/ 2016”.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini, yaitu: Bagaimana peningkatan aktivitas belajar siswa melalui

6

model pembelajaran Quantum Teaching pada materi segiempat di kelas VII SMP
Negeri 37 Medan T.A 2015/ 2016?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi Tujuan penelitian ini yaitu: Untuk mengetahui
peningkatan aktivitas belajar siswa di SMP Negeri 37 Medan melalui model
pembelajaran Quantum Teaching.
1.6 Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa, sebagai bahan informasi untuk menentukan cara belajar yang sesuai
dalam mempelajari matematika.
2. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi guru bidang studi
matematika dalam menentukan model pembelajaran yang efektif dan efisien
dalam kegiatan belajar mengajar.
3. Bagi pihak sekolah, sebagai bahan masukan kepada pengelola sekolah dalam
rangka perbaikan model pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan.
4. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengetahuan untuk diterapkan
dalam pembelajaran di sekolah.

76

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Terdapat peningkatan rata-rata persentase aktivitas belajar siswa dari siklus I
ke siklus II, ini terlihat dari rata-rata persentase waktu aktivitas yang diperoleh
pada siklus II semakin mendekati waktu ideal yang ditetapkan. Aktivitas
siswa mendengarkan pada

siklus I 29,375% dan pada siklus II menjadi

26,875% semakin mendekati waktu idealnya(20%), aktivitas membaca LAS
pada siklus I 16,875% dan pada siklus II menjadi 15,625% semakin
mendekati waktu idealnya(10%), aktivitas menulis pada siklus I 28,125% dan
pada siklus II menjadi 29,125% semakin mendekati waktu idealnya(30%),
aktivitas berdiskusi/bertanya pada guru/teman pada siklus I 21,875% dan pada
siklus II menjadi 26,25% semakin mendekati waktu idealnya(30%), aktivitas
berbicara/mengobrol antar siswa yang tidak relevan dengan KBM pada siklus
I 3,75 dan pada siklus II menjadi 1,875% semakin mendekati waktu
idealnya(0%).
2. Model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa pada materi segiempat.di kelas VII SMP Negeri 37 Medan.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diajukan dari peneliti adalah:
1. Dalam menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching di kelas
disarankan kepada guru pada tahap Alami guru lebih mengoptimalkan
bertanya lebih banyak kepada siswa yang kurang aktif agar siswa menjadi
terbiasa untuk menanggapi pertanyaan guru dan menjadi percaya diri
dalam mengemukakan perndapatnya.
76

77

2. Dalam menerapkan model Quantum Teaching disarankan kepada guru
pada tahap Namai guru menggunakan media pembelajaran hal ini dapat
menarik

perhatian

siswa

pada

saat

pembelajaran

dan

untuk

mengefektifkan waktu dalam proses belajar mengajar
3. Guru harus lebih memperhatikan kegiatan siswa pada saat berdiskusi
supaya pembelajaran dapat berjalan kondusif dan siswa dapat fokus
terhadap pembelajaran dan tugas guru. Selain itu, pembentukan kelompok
harus benar-benar diperhatikan dan sebaiknya menggabungkan siswa yang
aktif dengan siswa yang kurang aktif hal ini dapat mendukung tercipta
aktivitas belajar yang baik.
4. Bagi siswa diharapkan pada saat proses belajar mengajar siswa lebih aktif
dalam bertanya dan mengemukakan pendapat baik kepada teman maupun
kepada guru.
5. Kepada peneliti selanjutnya yang berminat agar dapat melakukan
penelitian yang sama disekolah-sekolah lain pada materi yang berbeda
agar dapat dijadikan sebagai studi perbandingan guna meningkatkan
kualitas pendidikan khususnya pada mata pelajaran matematika

77

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, wahab.(2013). Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Melalui
Model Pembelajaran Kelompok Berbasis Laboratorium Pada Materi Bangun
Sisi
Datar.
FMIPA
UNG
http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFMIPA/article/download/3337/3313 [23
februari 2016]
Kadir,

Abdul.(2013).
Dinamika
Ilmu
[online].
Vol
13,
No.1.
https://www.google.co.id/url?q=http://journal.iain.ac.id/index.php/dinamika_
ilmu/ [23 februari 2016]

Abdurahman, Mulyono. (2012), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka
Cipta. Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. (2012), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.
Deporter, dkk. (2010). Quantum Teaching. Kaifa. Bandung.
Diah, Halimatussa. (2014). Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Melalui
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division
Pada Materi Kubus Dan Balok Di Kelas VIII SMP. FMIPA Unimed
Hamalik, Oemar. (2010). Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Bandung.
Habibah, Umi. (2012). Penerapan Model PAIKEM Untuk Meningkatkan Aktivitas
Dan Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Bangun Datar Pada Siswa
Kelas V Madrasah Ibtidayah Nurul Krandon Kota Tegal
http://lib.unnes.ac.id/19185/1/1402408118.pdf [23 februari 2016]
Husna, Raudatul, dkk. 2012. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan
Komunikasi Matematik Melalui Pendekatan Matematika Realistik Pada
Siswa SMP Kelas VII Langsa. Jurnal Pendidikan Matematika
PARADIKMA
[online]
Vol
5,
No.2.
http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Article-29446 jurnal1%20187204.pdf [23 februari 2016]
Purba, dkk. (2012). Filsafat Pendidikan. Unimed.
Rajagukguk, Friska R. 2014. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran
Matematika
Dengan
Metode
Ekspositori
di
SD
[online].
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/viewFile/6280/6432
[23
Februari 2016]

78

Sardiman. (2011). Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada.
Jakarta
Shoimin, Aris. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013. Arruss Media. Yogyakarta
Siahaan, Friska B. 2012. Pengaruh Strategi React Dan Sikap Siswa Terhadap
Matematika Dalam Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematika Siswa
SMA. Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA [Online]. Vol 6
No.2.http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Article-25814Jurnal%20128-136.pdf [23 februari 2016]
Sinaga, B. (2007). Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Berdasarkan
Masalah Berbasis Budaya Batak (PBM-B3). Disertasi Program Studi
Matematika . UNS. Surabaya.
Sukino,dkk. (2006). Matematika Untuk SMP kelas VII. Erlangga. Jakarta
Suzana, Adriani. (2012). Pengembangan Modul Matematika Pada Materi Segiempat
dengan Pendekatan PMR Untuk Siswa SMP. FMIPA UNY.
http://eprints.uny.ac.id/9151/[ 23 februari 2016]
Trianto. (2009). Mendesain Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana. Jakarta.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING DAN SEQIP UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 8 METRO SELATAN

2 16 47

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KALIREJO

0 5 53

PENGEMBANGAN LKS MATEMATIKA BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING SISWA KELAS VII SMP MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT

0 0 8

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN OPEN ENDEED TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT DAN SEGITIGA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 KISARAN

0 1 7

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP IT INAYAH UJUNGBATU

0 0 5

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI QUANTUM TEACHING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 RAMBAH HILIR

0 0 5

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF PADA MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT SISWA KELAS VII DI MTs NEGERI 6 TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 19

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF PADA MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT SISWA KELAS VII DI MTs NEGERI 6 TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 2 17

PEMANFAATAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

0 0 10

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MATERI TEKANAN MENGGUNAKAN STRATEGI QUANTUM TEACHING DI SMP NEGERI 20 PONTIANAK

0 0 12