PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KALIREJO

(1)

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

KELAS XI IPS 4 SMA NEGERI 1 KALIREJO

Oleh

Eka Dwi Anggraeni

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran geografi dengan penerapan model quantum teaching, (2) Meningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi dengan penerapan model quantum teaching. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Kalirejo pada tahun pelajaran 2013/2014. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi dan teknik tes pada setiap akhir siklus.

Hasil penelitian: (1) Peningkatkan aktivitas belajar disetiap siklusnya yaitu pada siklus I persentasenya 73.33%, siklus II persentasenya 76.94% dan siklus III persentasenya 93.54%, (2) Peningkatan hasil belajar disetiap siklusnya yaitu pada siklus I persentasenya 43.33%, siklus II persentasenya 81.81% dan siklus III persentasenya 100%.

Dengan demikian menunjukan bahwa: (1) penerapan model quantum teaching dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran geografi, (2) penerapan model quantum teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi.


(2)

ABSTRACT

QUANTUM MODEL APPLICATION FOR IMPROVING TEACHING ACTIVITIES AND STUDENT LEARNING OUTCOMES IN GEOGRAPHY

SUBJECT CLASS XI IPS 4 SMA Negeri 1 Kalirejo

By The Eka Dwi Anggraeni

The study aimed to, 1) Improving student learning activities in the subjects of geography with the application of quantum models of teaching , 2) Improve student learning outcomes in subjects geography with application of quantum models of teaching. The method used in this research is classroom action research on students class XI IPS 4 SMAN 1 Kalirejo in the school year 2013/2014. Data was collected by observation and engineering tests at the end of each cycle.

research result: 1) Enhancing the learning activities in each cycle is the first cycle percentage is 73.33%, second cycle percentage 76.94% and 93.54% third cycle percentage ,2) Improved learning outcomes in each cycle is the first cycle percentage is 43.33%, the percentage is 81.81 % second cycle and third cycle percentage is 100%. Therefore the application of: (1) Application of quantum model of teaching can improve students' learning activities on the subjects of geography, (2) Application of quantum model of teaching can improve student learning outcomes in subjects geography.


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Eka Dwi Anggraeni, dilahirkan di kota yang terkenal dingin, Sukapura, Sumber Jaya Lampung Barat pada tanggal 29 Juni 1992, merupakan anak perempuan pertama dari pasangan Bapak Sugeng, S.Pd. dan Ibu Aryani.

Penulis menyelesaikan studi formalnya pada:

1. SD Negeri 1 Tanjung Jaya pada tahun 1998-2004. 2. SMP Negri 2 Bangun Rejo pada tahun 2004-2007. 3. SMA Negeri 1 Kalirejo tahun 2007-2010.

Pada tahun 2010, penulis diterima sebagai mahasiswi di Universitas Lampung pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Geografi.

Pada tanggal 19-20 Mei 2013, penulis melakukan Kuliah Kerja Lapangan (KKL I) Idi desa Bagelen dan pantai Duta wisata, kemudian disusul tanggal 16-22 juni penulis melakukan Kuliah Kerja Lapangan (KKL II) di pulau jawa untuk daerah Solo, Jogja dan Bandung. Pada bulan Juli 2014 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata dan Praktek Pengalaman Lapangan (KKN/PPL ter-integrasi) di Pesisir Barat desa Krui kecamatan pesisir tengah selama 3 bulan lamanya di Mts Muhammadiyah Krui.


(8)

MOTO

Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada

Engkaulah kami meminta pertolongan

(Q.S. Al-Fatihah 5

)

Jangan pernah takut untuk mencoba dan selalu berusaha karena

Nikmat yang ALLAH berikan di dalam hidup ini adalah

nikmat yang paling sempurna dan tidak akan pernah tertukar

dengan siapapun.

(Echa)


(9)

i

PERSEMBAHAN

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya.

Semua hambatan dalam setiap keadaan telah terlewati dan dapat kepersembahkan karya sederhanaku ini

untuk orang-orang yang berarti didalam hidupku.

Bapak terhebat di dalam hidupku Sugeng S.Pd dan ibu Aryani tercinta di dalam hatiku.

Terima kasih kedua orang tua ku tercinta karena segalanya; do’a yang selalu menyertaiku, kasih sayang, perhatian, semangat, kejujuran, kesabaran, dan kesungguhan hati untuk keberhasilan dan

kesuksesanku

I love you soo much. . .

Adik-adik kesayangan ku: Ahmad Sholeh Habibi dan Fitri Nur Aini

yang selalu memberikan semangat dan kekuatan dalam keadaan apapun.

Sahabat-sahabat yang terbaik di pendidikan geografi, Jayanti Girls dan semuanya.

Para pendidik yang kuhormati dan Almamater tercinta Universitas Lampung.


(10)

ii

SANWACANA

Puji Syukur atas kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Penerapan Model Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Kalirejo, Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014”, dapat terselesaikan dengan segenap kemampuan.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, motivasi, saran dan kritik yang telah diberikan oleh semua pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih seluruhnya kepada Bapak Dedy Miswar, S.Si., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik (PA) dan sekaligus Dosen Pembimbing Pembantu, Bapak Drs. Hi. Yarmaidi, M.Si., selaku Pembimbing Utama dan Bapak Dr. Sumadi, M.S., selaku Dosen Pembahas atas semua bimbingan dan masukan untuk membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:


(11)

iii 1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan kerjasama, Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan, dan Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.hum., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

3. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

4. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Ilmu Pendidikan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

6. Bapak Drs. Sudiono selaku Kepala SMA Negeri 1 Kalirejo Lampung Tengah yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian.

7. Bapak Drs. M. Legiman selaku guru mitra yang telah banyak menbantu dalam pelaksanaan penelitian dan memberikan masukan bagi penulis selama penelitian.

8. Bapak/Ibu dewan guru SMA Negeri 1 Kalirejo Lampung Tengah.

9. Siswa-siswi kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Kalirejo yang telah membantu dan bekerja sama dalam proses penelitian.

10.Ibunda dan Ayahanda tercinta, terima kasih atas segalanya; do’a yang selalu menyertaiku, kasih sayang, perhatian, semangat, kejujuran, kesabaran, untuk keberhasilan dan kesuksesanku.

11.Adik-adik kesayangan ku: Ahmad Sholeh Habibi dan Fitri Nur Aini yang selalu memberikan semangat dan kekuatan dalam keadaan sesulit apapun. Terimakasih untuk kebaikan dan kemurnian hati kalian adik ku.

12.Salam sayang buat delapecha: Dewi, Nope dan Aliya, kalian teman-temanku terhebat selama kuliahku.


(12)

iv 13.Jayanti Girls yang begitu memberikan semangat: Mika, Sinta, Dera, dan Lena. 14.Teman-teman Pendidikan Geografi angkatan 2010. Terima kasih atas

kebersamaan dan dukungannya.

15.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan di atas kertas ini namun penulis berterimakasih atas semuanya;

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima dengan tangan terbuka dan ucapan terimakasih. Namun demikian, penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Bandar Lampung, 2015 Penulis


(13)

v

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ……….. viii

DAFTAR GAMBAR ………... ix

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rencana Tindakan ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka ... 9

1. Belajar-Pembelajaran ... 9

1.1 Pengertian Belajar ... 9

1.2 Pengertian Pembelajaran ... 10

2. Aktivitas Belajar... 11

3. Hasil Belajar ... 12

4. Model Quantum Teaching... 12

4.1 Asas Utama ... 12

4.2. Prinsip-prinsip Model Quantum Teaching ... 14

5. Mata Pelajaran Geografi ... 17


(14)

vi

C. Hipotesis Tindakan... 19

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian ... 21

B. Lokasi, Subjek, Objek Pebelitian ... 22

C. Definisi Operasional Tindakan ... 22

1. Model Quantum Teaching... 22

2. Data Aktivitas Belajar ... 24

3. Hasil Belajar ... 26

4. Prosedur Penelitian... 27

D. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 31

1.Sumber Data dan Jenis Data ... 31

1.1 Sumber Data ... 31

1.2 Jenis Data ... 31

2. Teknik Pengumpulan Data ... 32

E. Indikator Keberhasilan... 33

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Umum Lokasi Penelitian... 34

1. Sejarah singat SMAN 1 Kalirejo ... 34

2. Lokasi Penelitian ... 36

3. Keadaan Guru dan Siswa SMAN 1 Kalirejo ... 38

B. Pelaksanaan Penelitian ... 39

C. Hasil Penelitian ... 40

1. Siklus I ... 40

2. Siklus II ... 47

3. Siklus III ... 54

D. Pembahasan ... 59

1. Aktivitas Belajar Siswa ... 63


(15)

vii

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 83 B. Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(16)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Presentase Uji Blok 1 Mata Pelajaran Geografi Kelas XI SMAN 1

Kalirejo ... 2

2. Data Jumlah Guru SMAN 1 Kalirejo Tahun 2014... 38

3. Jumlah Sarana dan Prasarana SMAN 1 Kalirejo Tahun 2014 ... 39

4. Jadwal pelaksanaan penelitian. ... 39

5. Data jumlah Siswa Aktif Pada Siklus I. ... 43

6. Perbandingan Jumlah Siswa Tuntas dan Tidak Tuntas Belajar pada Silkus I... 45

7. Data jumlah Siswa Aktif Pada Siklus II. ... 51

8. Perbandingan Jumlah Siswa Tuntas dan Tidak Tuntas Belajar pada Silkus II... 52

9. Data jumlah Siswa Aktif Pada Siklus III ... 57

10.Perbandingan Jumlah Siswa Tuntas dan Tidak Tuntas Belajar pada Silkus III... 58

11.Pembagian Materi Setiap Kelompok ... 64

12.Daftar Pertanyaan Siswa Pada Saat Dilakukan Pembelajaran Geografi Menggunakan Model Quantum Teaching Siklus I………. 65

13.Daftar Pertanyaan Siswa Pada Saat Dilakukan Pembelajaran Geografi Menggunakan Model Quantum Teaching Siklus II……… 67

14.Daftar Pertanyaan Siswa Pada Saat Dilakukan Pembelajaran Geografi Menggunakan Model Quantum Teaching Siklus II……… 68

15.Daftar Pertanyaan Siswa Pada Saat Dilakukan Pembelajaran Geografi Menggunakan Model Quantum Teaching Siklus III…….. 70

16.Jumlah persentase Siswa Aktif tiap Siklus... 71


(17)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir ... 19 2. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ... 28 3. Peta Lokasi SMAN 1 Kalirejo ... 37


(18)

1

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Keberhasilan proses pembelajaran di sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang dimaksud misalnya guru, siswa, kurikulum, lingkungan sosial, dan lain-lain. Namun dari faktor-faktor itu, guru dan siswa adalah faktor terpenting. Pentingnya faktor guru dan siswa tersebut dapat dilihat melalui pemahaman hakikat pembelajaran, yakni sebagai usaha sadar guru untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan kebutuhan minatnya.

Bahwa pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia kiranya merupakan hal yang tak dapat dibantah. Pada kenyataanya pendidikan telah dilaksanakan semenjak adanya manusia, hakikatnya pendidikan merupakan serangkaian peristiwa yang komplek yang melibatkan beberapa komponen antara lain: tujuan, peserta didik, pendidik, isi/bahan cara/metode dan situasi/lingkungan. Hubungan keenam faktor tersebut berkait satu sama lain dan saling berhubungan dalam suatu aktifitas satu pendidikan (Hadikusumo, 1995: 36).

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 1 Kalirejo menunjukkan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran goegrafi, guru menggunakan metode ceramah yang membuat para siswa merasa jenuh dan bosan, maka proses pembelajaran tersebut berlangsung secara kurang efektif dan efisien karena penerapan model pembelajaran tersebut tidak sesuai dengan materi


(19)

2

yang disampaikan. Proses pembelajaran yang dilaksanakan guru di dalam kelas kadang-kadang membuat guru kaku terutama dalam memilih satu atau model pembelajaran, dan mengaplikasikannya dalam proses pembelajaran. Hal ini sangat mempengaruhi proses belajar mengajar yang sedang berlangsung. Selain itu, perhatian orang tua terhadap hasil belajar anaknya juga kurang, dengan bukti saat guru memberikan informasi tentang hasil belajar anaknya yang sangat menurun, banyak orang tua bersikap masa bodoh ini yang menyebabkan penurunan hasil belajar.

Pada pembelajaran geografi di SMA Negeri 1 Kalirejo terlihat memiliki beberapa kendala. Bisa dilihat bahwa minat belajar terhadap mata pelajaran geografi masih kurang. Ini dapat dilihat dari rendahnya hasil belajar mata pelajaran geografi. Kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Kalirejo terdiri dari 4 kelas yaitu kelas XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 3 dan XI IPS 4. di bawah ini dapat dilihat presentase hasil belajar mata pelajaran geografi kelas XI IPS.

Tabel 1. Persentase Uji Blok 1 Mata Pelajaran Geografi Kelas XI SMA Negeri 1 Kalirejo Tahun Pelajaran 2013/2014

No. KKM XI IPS 1 XI IPS 2 XI IPS 3 XI IPS 4

Σ % Σ % Σ % Σ %

1. ≥ 71 (tuntas)

20 59,37 20 60,61 15 45,45 10 30,31 2. < 71

(tidak tuntas)

13 40,63 13 39,39 18 54,55 23 69,69 Jumlah 32 100 33 100 33 100 33 100 Sumber: Dokumentasi guru SMA Negeri 1 Kalirejo Lampung Tengah

Berdasarkan Tabel 1, dari keempat kelas XI IPS, yang memiliki hasil persentase terendah terhadap ketuntasan belajar adalah kelas XI IPS 4 yaitu sebesar 69,69%,


(20)

3

sedangkan presentase yang memiliki hasil tertinggi terhadap ketuntasan belajar adalah kelas XI IPS 2 yaitu sebesar 60,61%.

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut di atas dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran di SMA Negeri 1 Kalirejo tidak kondusif dan sangat pasif, sehingga menyebabkan penurunan nilai mata pelajaran Geografi. Adapun nilai mata pelajaran yang diperoleh siswa SMA tersebut pada tahun ajaran 2013/2014 dibawah nilai standar yaitu 6,5 sedangkan nilai standar yaitu 7,1 maka dapat dikatakan bahwa dalam pelaksanaan proses belajar mengajar kurang optimal.

Selain terjadi penurunan hasil belajar geografi, maka aktivitas belajar siswa di kelas juga rendah. Pemahaman proses belajar yang baik oleh siswa yang di kerjakan secara terus menerus merupakan cara belajar yang baik. Usaha belajar yang baik akan memberikan hasil yang baik juga. Oleh karena itu, mata pelajaran geografi harus diajarkan kepada siswa dengan strategi belajar dan model pembelajaran yang mudah, menyenangkan dan memberdayakan sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa.

Salah satu model pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar secara optimal adalah model pembelajaran Quantum Teaching. Model pembelajaran ini merupakan model percepatan belajar (Accelerated Learning) dengan model belajar Quantum Teaching. Percepatan belajar yang di Indonesia dikenal dengan program akselerasi tersebut dilakukan dengan menyingkirkan hambatan-hambatan yang menghalangi proses alamiah dari belajar melalui upaya-upaya yang sengaja.


(21)

4

Penyingkiran hambatan-hambatan belajar yang berarti mengefektifkan dan mempercepat proses belajar dapat dilakukan misalnya: melalui penggunaan musik (untuk menghilangkan kejenuhan sekaligus memperkuat konsentrasi melalui kondisi alfa), perlengkapan visual (untuk membantu siswa yang kuat kemampuan visualnya), materi-materi yang sesuai dan penyajiannya disesuaikan dengan cara kerja otak, dan keterlibatan aktif (secara intelektual, mental, dan emosional).

Model pembelajaran ini menekankan kegiatannya pada pengembangan potensi manusia secara optimal melalui cara-cara yang sangat manusiawi, yaitu: mudah, menyenangkan, dan memberdayakan. Setiap anggota komunitas belajar dikondisikan untuk saling mempercayai dan saling mendukung. Siswa dan guru berlatih dan bekerja sebagai pemain tim guna mencapai kesuksesan bersama. Dalam konteks ini, sukses guru adalah sukses siswa, dan sukses siswa berarti sukses guru.

Berdasarkan alasan tersebut, penulis ingin memecahkan masalah dengan strategi pembelajaran Quantum Teaching, karena strategi tersebut bisa diterapkan di SMA. Bobbi De Porter (2010: 33) menyatakan bahwa Quantum Teaching mencakup petunjuk spesifik, untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang kurikulum, menyampaikan isi dan memudahkan proses belajar.

Oleh karena itu akan di teliti tentang PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KALIREJO”.


(22)

5

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian sebagai berikut:

1. Rendahnya hasil belajar siswa 2. Rendahnya aktivitas belajar siswa 3. Proses pembelajaran geografi yang pasif 4. Model pembelajaran yang kurang menarik

C. Rencana Tindakan

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rencana tindakan dalam penelitian ini adalah metode ceramah dilengkapi dengan metode diskusi dengan model Quantum Teaching.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah, rumusan masalah yang akan dijadikan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana penerapan model Quantum Teaching untuk meningkatkan aktivitas siswa pada mata pelajaran geografi kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kalirejo tahun pelajaran 2013/2014?


(23)

6

2. Apakah penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kalirejo tahun pelajaran 2013/2014 ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa mata pelajaran geografi dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kalirejo tahun pelajaran 2013/2014.

2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi melalui penerapan model pembelajaran Quantum Teaching di kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kalirejo tahun pelajaran 2013/2014.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Bagi Siswa

Dapat meningkatkan dan membangkitkan serta keaktifan belajar siswa terhadap mata pelajaran geografi dengan cara mencapai kesuksesan bersama pada proses pembelajaran di dalam kelas melalui penerapan model Quantum Teaching.


(24)

7

2. Manfaat Bagi Guru

a. Dapat memberikan informasi kepada kalangan pendidik model mana yang lebih baik diterapkan dalam proses pembelajaran Geografi

b. Dapat meningkatkan proses pembelajaran dan hasil pembelajaran khususnya di SMA Negeri 1 Kalirejo.

3. Manfaaat Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi sekolah terutama SMA Negeri 1 Kalirejo, dengan adanya informasi yang diperoleh sehingga dapat dijadikan sebagai bahan kajian bersama agar meningkatkan kualitas sekolah.

4. Manfaat Bagi Peneliti

Mengembangkan pengetahuan bagi penulis dari materi yang di dapat di bangku kuliah dengan mengaplikasikannya melalui penelitian tindakan kelas sebagai salah satu syarat mencapai gelar sarjana pada Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah :

1. Ruang lingkup subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kalirejo tahun pelajaran 2013/2014.

2. Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model Quantum Teaching,


(25)

8

3. Ruang lingkup tempat dalam penelitian ini adalah SMA Negeri 1 Kalirejo.

4. Ruang lingkup waktu dalam penelitian ini adalah Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014.

5. Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah pendidikan geografi.

Model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran geografi salah satunya adalah pembelajaran dengan model Quantum Teaching yang menciptakan lingkungan belajar efektif dan menekankan pada keaktifan siswa.


(26)

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A.Tinjauan Pustaka

1. Belajar-Pembelajaran

1.1 Pengertian Belajar

Belajar adalah perubahan yang relative permanen dalam prilaku atau potensi prilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2007: 39) belajar merupakan proses terbentuknya tingkah laku baru yang disebabkan individu merespon lingkungannya melalui pengalaman pribadi yang tidak termasuk kematangan, pertumbuhan atau instink. Belajar sebagai proses terarah kepada tercapainya tujuan dari pihak siswa maupun dari pihak guru. Tujuan itu bahkan dapat diidentifikasikan dan bahkan dapat diarahkan sesuai dengan tujuan pendidikan.

Sedangkan menurut Slameto (2003: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh


(27)

10

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sehingga terdapat perubahan sebagai hasil dari pengalaman.

1.2 Pengertian Pembelajaran

Istilah pembelajaran merupakan istilah baru yang digunakan untuk menunjukan kegiatan guru dan siswa. Sebelumnya, kita menggunakan istilah “proses belajar mengajar” dan “pengajaran”. Istilah pembelajaran

merupakan terjemahan dari istilah “intruction”. Menurut Gagne, Briggs, dan

Wager Udin S. Winataputra (2007: 1-19), pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. (intuction is asset of event that affect learners in such a way that learning is facilitated) Dari pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri siswa. Oleh karena itu, maka kegiatan pembelajaran berkaitan erat dengan jenis hakikat, dan jenis belajar serta hasil belajar itu sendiri. Pembelajaran harus menghasilkan belajar, tetapi tidak semua proses belajar terjadi akibat pembelajaran. Proses belajar bisa juga terjadi dalam konteks interaksi sosial-kultural dalam lingkungan masyarakat.


(28)

11

2. Aktivitas Belajar

Dalam proses pembelajaran, aktivitas merupakan salah satu faktor penting. Karena aktivitas merupakan proses pergerakan secara berkala dan tidak akan tercapainya proses pembelajaran yang efektip apabila tidak adanya aktivitas. Seperti yang diungkapkan oleh Dave Meiner, Iis Indraeni (2009:10) bahwa “belajar berdasar aktivitas berarti bergerak aktif secara fisik ketika belajar dengan memanfaatkan indera sebanyak mungkin, sehingga dapat membuat seluruh tubuh dan fikiran terlibat dalam proses belejar mengajar”. Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa adalah bergerak aktif secara berkala yang melibatkan fisik, fikiran dan semua indera yang berhubungan dengan proses pembelajaran. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Oeh sebab itulah aktivitas dikatakan asas yang snagt penting dalam pembelajaran.

Menurut Usman, Iis Indraeni (2009: 11) mengemukakan bahwa aktivitas belajar siswa dapat digolongkan kedalam beberapa bentuk, yaitu:

1. Aktivitas visual (Visual activities) meliputi membaca, menulis, melakukan eksperimen dan demontrasi.

2. Aktivitas lisan (Oral activities) meliputi bercerita, membaca sajak, tanya jawab, diskusi dan menyanyi.

3. Aktivitas mendengarkan (Listening activities) meliputi mendengarkan penjelasan dari guru, mendengarkan ceramah, mendengarkan pengarahan. 4. Aktivitas gerak (Motor actifities) meliputi senam, atletik, menari.

5. Aktivitas menulis (Writing activities) meliputi mengarang, menulis surat, membuat makalah.


(29)

12

3. Hasil Belajar

Menurut Sudjana (2001: 22), “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang

dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya”. Hasil belajar ini

menurut Bloom diklasifikasikan menjadi 3 ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3), hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.

Untuk mendapatkan Hasil belajar dalam bentuk “perubahan” harus melalui proses tertentu yang dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri individu dan di luar individu (Djamarah, 2002: 14).

Dari ketigaa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu hasil yang menggambarkan kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar yang nampak pada diri individu berupa perubahan tingkah laku secara kuantitatif. Hasil inilah yang akan menjadi ukuran tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

4. Model Quantum Teaching

4.1 Asas Utama

Quantum Teaching berstandarkan pada konsep ini: Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka. Inilah asas utama- alasan dasar di balik segala strategi, model dan keyakinan Quantum Teaching. Arti dari Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke


(30)

13

Dunia Mereka mengingatkan kita pada pentingnya memasuki dunia murid sebagai langkah pertama dalam mengajar. Mengajar adalah hak yang harus diraih, dan diberikan oleh siswa. Belajar dari segala definisinya adalah kegiatan full contact. Dengan kata lain belajar melibatkan semua aspek kepribadian manusia-pikiran, perasaan, dan bahasa tubuh di samping pengetahuan, sikap, dan keyakinan sebelumnya serta presepsi masa mendatang. Dengan demikian karena belajar berurusan dengan orang secara keseluruhan, hak untuk memudahkan belajar tersebut harus dibrikan oleh pelajar dan diraih oleh guru.

Jadi, harus diutamakan untuk memasuki dunia mereka/murid karena tindakan ini akan memberikan izin untuk memimpin, menuntun dan memudahkan perjalanan mereka menuju kesadaran dan ilmu pengetahuan yang lebih luas. Caranya dengan mengaitkan apa yang diajarkan guru dengan sebuah peristiwa, pikiran, atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, seni, rekreasi, atau akademis siswa. Setelah kaitan itu terbentuk, maka guru dapat membawa murid kedalam dunia guru, dan memberikan murid pemahaman guru mengenai isi dunia itu.

Seraya menjelajahi kaitan dan interaksi, baik siswa maupun guru mendapatkan

pemahaman baru dan “Dunia Kita” diperluas mencakup tidak hanya para

siswa, tetapi juga guru. Akhirnya dengan perhatian yang lebih luas dan penguasaan lebih mendalam ini, siswa dapat membawa apa yang mereka pelajari ke dalam dunia mereka dan menerapkannya pada situasi baru. Bawalah


(31)

14

Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka. Begitulah dinamika manusia. Dan seperti itulah asas utama Quantum Teaching.

4.2Prinsip-prinsip Model Quantum Teaching

Quantum Teaching memiliki lima prinsip, atau kebenaran tetap. Serupa dengan Asas Utama, Bawalah dunia mereka ke Dunia Kita, Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka, prinsip-prisip ini mempengaruhi seluruh aspek Quantum Teaching. Menurut Deporter (2010: 34) prinsip-prinsip tersebut adalah:

1. Segalanya berbicara

Segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh dan rancangan pembelajaran semuanya memberikan pesan tentang belajar.

2. Segalanya bertujuan

Semua yang terjadi dalam proses pembelajaran mempunyai tujuan. 3. Pengalaman sebuah konsep

Otak kiri berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks, yang akan menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh untuk apa yang mereka pelajari. dari pengalaman guru dan siswa dapat memperoleh banyak konsep.

4. Akui setiap usaha

Belajar mengandung resiko. Belajar berarti melangkah keluar dari kenyamanan. Pada saat siswa mengambil langkah ini, mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka.

5. Jika layak di pelajari, Maka layak pula dirayakan

Perayaan adalah sarapan pelajar juara. Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar.

Kerangka rancangan Belajar Quantum Teaching yang dikenal sebagai

TANDUR. Menurut Deporter (2010: 33) yaitu:

1. TUMBUHKAN. Tumbuh- kan minat dengan memuaskan “Apakah

Manfaat BAgiKU “ (AMBAK), dan manfaatkan kehidupan pelajar

2. ALAMI. Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajar

3. NAMAI. Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi sebuah “masukan”

4. DEMONSTRASIKAN. Sediakan kesempatan bagi pelajar untuk „menunjukkan bahwa mereka tahu”


(32)

15

5. ULANGI. Tunjukkan pelajar cara-cara mengulang materi dan menegaskan , “Aku tahu dan memang tahu ini”.

6. RAYAKAN. Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan

Saat menerapkan kerangka ini dalam proses pembelajaran dan perancangan pelajaran di dalam kelas, pedoman dibawah ini dapat membantu yaitu:

1. TUMBUHKAN dalam proses belajar mengajar penyertaan menciptakan jalinan dan kepemilikan bersama atau kemampuan saling memahami. Penyertaan akan memanfaatkan pengalaman mereka, mencari tanggapan “Yes” dan mendapatkan komitmen untuk menjelajah (menggali kemampuan). Mengatur hasil dan menciptakan AMBAK dan minat belajar. Guru dapat melakukan ini dengan mudah seraya menyertakan siswa sekaligus tetap menyimpan kejutan dalam belajar.

2. ALAMI dalam proses belajar mengajar unsure ini member pengalaman kepada siswa, dan memanfaatkan hasrat alami otak untuk menjelajah. Pengalaman membuat proses mengajar menjadi mudah untuk memanfaatkan pengetahuan dan keingintahuan mereka. Cara yang terbaik agar siswa memahami informasi adalah dengan kegiatan yang memfasilitasi diri mereka. Pada kesempatan ini perankan unsur-unsur pelajaran baru dalam bentuk sandiwara. Ada tugas kelompok dan kegiatan yang mengaktifkan pengetahuan yang sudah mereka miliki.

3. NAMAI dalam proses belajar mengajar penamaan memuaskan hasrat alami otak untuk memberikan identitas, mengurutkan, dan mendefinisikan. Penamaan dibangun di atas pengetahuan dan keingintahuan siswa saat itu. Penamaan adalah saatnya mengajarkan konsep ketrampilan berpikir, dan


(33)

16

strategi belajar. Gunakan susunan gambar, warna, alat bantu, dan kertas tulis.

4. DEMONSTRASIKAN dalam proses belajar mengajar memberi siswa peluang untuk menerjemahkan dan menerapkan pengetahuan mereka ke dalam pembelajaran yang lain, dan ke daalam kehidupan mereka. Pada dasarnya siswa membutuhkan kesempatan yang sama untuk membuat kaitan, berlatih dan menunjukan apa yang mereka ketahui.

5. ULANGI dalam proses belajar mengajar pengulangan memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa “Aku tahu bahwa aku tahu ini”. Jadi, pengulangan harus dilakukan secara multimodalitas dan multikecerdasan, lebih baik dalam konteks yang berbeda. Hal ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengajarkan pengetahuan baru mereka kepada orang lain (kelas lain, dan kelompok lain).

6. RAYAKAN dalam proses belajar perayaan member rasa dengan menghormati usaha, ketekunan, dan kesuksesan. Sekali lagi, jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan!. Pada saat belajar siswa membutuhkan penguatan yang sama dalam belajar dengan sebuah pujian atau sebuah kata-kata yang membangkitkan semangat belajar mereka dan bernyanyi bersama. Hal itu memperkuat kesuksesan siswa dan memberi siswa motivasi untuk mencobanya berulang-ulang.

Pada model quantum teaching ini akan diterapkan dengan kerangka TANDUR pada proses pembelajaran di dalam kelas yang akan menjadikan lingkungan belajar efektif dan menyenangkan bagi siswa dan guru.


(34)

17

5. Mata Pelajaran Geografi

Geografi adalah salah satu ilmu yang mempelajari hubungan kausal gejala-gejala muka bumi, baik fisk maupun yang menyangkut mahkluk hidup beserta permasalahannya, melalui pendekatan keruangan, ekologi, dan regional untuk kepentingan program, proses dan keberhasilan pembangunan (Bintarto: 1961). Proses belajar geografi merupakan interaksi antara guru dan peserta didik untuk mencapai tujuan dalam memahami geografi secara keseluruhan. Guru disini berperan sebagai fasilitator bagi peserta didik dalam proses pembelajaran. Untuk mencapai dalam tujuan proses pembelajaran memerlukan kondisi lingkungan belajar yang kondusif.

Mata pelajaran geografi membangun dan mengembangkan pemahaman peserta didik tentang fenomena-fenomena di bumi, baik dari lingkungan sehari-hari. Peserta didik dituntut untuk memahami objek material geografi bukan hanya system sosial atau lingkungan manusia, tetapi juga pada sistem fisik dlam ilmu geografi. Tujuan dari pembelajaran geografi adalah agar siswa mampu memahami gejala lingkungan alam baik dalam sudut pandang kelingkungan, kewilayahan dan keruangan.


(35)

18

B. Kerangka Pikir

Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka bahwa proses pembentukan pengetahuan pada pembelajaran melalui model Quantum Teaching yang menekankan pada keaktifan siswa secara fisik dan emosional. Guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, dengan harapan proses belajar dapat berjalan efektif. Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu kesiapan siswa dan metode pembelajaran.

Quantum Teaching adalah pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di luar moment belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsure-unsur belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa (Bobbi Deporter, 2010: 34). Quantum Teaching merangkaikan yang paling baik dari yang terbaik menjadi sebuah paket multiseluler, multikecerdasan, dan kompatibel dengan otak, yang pada akhirnya akan melejitkan kemampuan guru untuk mengilhami dan kemampuan murid untuk berprestasi.

Hasil yang diharapkan dari penggunaan metode Quantum Teaching pada siswa sebagai berikut:

1. Siswa mampu mengembangkan potensi diri dalam menguasai materi geografi 2. Siswa berkesempatan melatih keberanian berbicara dan mengungkapkan

pendapat

3. Meningkatkan pemahaman siswa yang ditunjukan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar


(36)

19

Dengan demikian model Quantum Teaching dalam pembelajaran geografi diharapkan mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa yang positif seperti halnya siswa aktif bertanya, mengemukakan pendapat, berdiskusi dan mengerjakan soal yang diberikan oleh guru dengan baik.

Gambar 1. Kerangka pikir penelitian

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis diartikan sebagai dugaaan sementara pada penelitian yang akan dilakukan. Termasuk dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, hipotesis dibutuhkan sebagai acuan peneliti, yang disebut dengan hipotesis tindakan. Berdasarkan kerangka pikir yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SIKLUS I

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SIKLUS I

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SIKLUS II

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SIKLUS II

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SIKLUS III

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SIKLUS III


(37)

20

1. Penerapan model Quantum Teaching pada mata pelajaran geografi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

2. Penerapan model Quantum Teaching pada mata pelajaran geografi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.


(38)

21

III. METODE PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (classroom Action Research) disingkat CAR. Menurut Suharsimi (2007: 2), penelitian tindakan kelas melalui paparan gabungan definisi dari kata

‘’Penelitian,’’ ‘’Tindakan’’ dan ‘’Kelas’’ Oleh karena itu ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian pula yang dapat di terangkan yaitu:

1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan.

3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.

Tindakan akan dilakukan di dalam kelas oleh observer bersama guru mata pelajaran Geografi atau guru mitra, dengan tujuan untuk mengembangkan kemampuan dan pendekatan guru dalam memecahkan masalah pendidikan, peningkatan proses dan praktisi pembelajaran.


(39)

22

B. Lokasi, Subjek, Objek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kalirejo 2. Subjek

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Kalirejo, kabupaten Lampung Tengah

3. Objek

Objek penelitian adalah penggunaan model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Semester Genap Tahun 2013/2014 di SMA Negeri 1 Kalirejo.

C. Definisi Operasional Tindakan

Operasional tindakan menjelaskan variabel yang akan diteliti agar dalam proses penelitian masalah dapat berjalan sesuai dengan rencana.

1. Model Pembelajaran Quantum Teaching

Model Quantum Teaching hampir sama dengan sebuah simfoni. Model Quantum Teaching memiliki unsur yang menjadi faktor utama. Unsur-unsur tersebut dibagi menjadi dua kategori yaitu: konteks dan isi. Konteks adalah latar untuk pengalaman. Konteks merupakan keakraban lingkungan, suasana, landasan dan rancangan. dan Isi merupakan keterampilan penyampaian strategi yang


(40)

23

dibutuhkan siswa untuk bertanggung jawab atas apa yang mereka pelajari. Menurut (Bobbi Deporter 2010: 38).

Kata Quantum sendiri berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Jadi Quantum Teaching menciptakan lingkungan belajar yang efektif, dengan cara menggunakan unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas. Dalam Quantum Teaching bersandar pada

konsep ‘Bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka’. Hal ini menunjukkan, betapa pengajaran dengan Quantum Teaching tidak hanya menawarkan materi yang mesti dipelajari siswa. Tetapi jauh dari itu, siswa juga diajarkan bagaimana menciptakan hubungan emosional yang baik dalam diri dan ketika belajar.

Dengan Quantum Teaching kita dapat mengajar dengan memfungsikan kedua belahan otak kiri dan otak kanan pada fungsinya masing-masing. Penelitian di Universitas California mengungkapkan bahwa masing-masing otak tersebut mengendalikan aktivitas intelektual yang berbeda.

Otak kiri menangani angka, susunan, logika, organisasi, dan hal lain yang memerlukan pemikiran rasional, beralasan dengan pertimbangan yang deduktif dan analitis. Bagian otak ini yang digunakan berpikir mengenai hal-hal yang bersifat matematis dan ilmiah. Kita dapat memfokuskan diri pada garis dan rumus, dengan mengabaikan kepelikan tentang warna dan irama.


(41)

24

Otak kanan mengurusi masalah pemikiran yang abstrak dengan penuh imajinasi. Misalnya warna, ritme, musik, dan proses pemikiran lain yang memerlukan kreativitas, orisinalitas, daya cipta dan bakat artistik. Pemikiran otak kanan lebih santai, kurang terikat oleh parameter ilmiah dan matematis. Kita dapat melibatkan diri dengan segala rupa dan bentuk, warna-warni dan kelembutan, dan mengabaikan segala ukuran dan dimensi yang mengikat.

Dalam penelitian ini direncanakan menggunakan model belajar Quantum Teaching secara berkelompok pasa siklus I, berpasangan pada siklus II, dan individu pada siklus III. Setelah mendapat penjelasan materi dari guru, siswa ditugaskan untuk berdiskusi dengan teman sekolompok yang mengacu pada materi yang sedang dipelajari. Pembuatan Kelompok dimulai dengan menentukan kata kunci berupa nama kelompok yang menarik untuk memperkuat aspek kreativitas dan memperkuat daya ingat di ambil dari materi yang akan di pelajari. Nama kelompok ini berguna untuk membedakan antar penjelasan yang satu dengan yang lain.

2. Data AktivitasBelajar

Data aktivitas siswa diperoleh dari observasi selama pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan cara mengamati aktivitas yang dilakukan siswa yang terdapat dalam lembar observasi. Dalam penelitian ini, lembar observasi aktivitas siswa diamati oleh observer. Setiap siswa diamati aktivitasnya dalam setiap pertemuan dengan memberi tanda “ √ “ pada lembar observasi jika aktivitas yang dilakukan sesuai dengan indikator yang telah ditentukan.


(42)

25

Berdasarkan keterangan Direktorat Tenaga Kependidikan (2001) disebutkan bahwa siswa dikategorikan aktif apabila nilai aktivitasnya lebih dari 75,6 % (>75,6), dikategorikan cukup aktif apabila nilai aktivitas belajarnya lebih dari 59,4 dan kurang dari 75,6 (59,4 < nilai aktivitas < 75,6), dan dikategorikan kurang aktif bila nilai aktivitasnya kurang dari 59,4 (< 59,4).

Terdapat dua macam aktivitas yang diamati, yang pertama adalah aktivitas yang relevan dengan proses pembelajaran, jenis aktivitas yang diamati antara lain: 1) Memperhatikan penjelasan guru.

2) Mendengarkan penjelasan guru

3) Bertanya/menanggapi pertanyaan dari guru atau siswa lainnya. 4) Bekerja sama/berdiskusi dengan siswa dalam kelompoknya. 5) Mengerjakan latihan/soal.

Sedangkan aktivitas yang yang kedua adalah aktivitas yang tidak relevan dengan proses pembelajaran, aktivitas ini dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh aktivitas yang dilakukan pada indikator tertentu dibagi dengan jumlah siswa yang hadir. Jenis aktivitas yang diamati antara lain:

1) Mengobrol dengan siswa lain pada saat guru sedang menjelaskan. 2) Mengerjakan tugas/membaca buku pelajaran lain.

3) Asyik bermain sendiri. 4) Keluar masuk kelas.

5) Melamun atau kurang bergairah belajar.

Setelah selesai observasi dihitung jumlah aktivitas yang relevan yang dilakukan siswa lalu dinyatakan dalam bentuk persen dengan menggunakan rumus seperti yang dikemukakan oleh Sudjana (2002: 69), yaitu sebagai berikut:


(43)

26

Keterangan: %Ai = Persentase aktivitas siswa

Na = Banyaknya aktivitas yang terkategori aktif N = Banyaknya aktivitas yang diamati

Siswa dikategorikan aktif apabila persentase aktivitasnya mencapai 70% atau lebih. Selanjutnya, untuk menentukan persentase siswa aktif digunakan rumus:

Keterangan: %As = Persentase siswa aktif. As

 = Banyaknya siswa yang aktif. N = Banyaknya siswa yang hadir.

3. Hasil Belajar

Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah penggunaan model Quantum Teaching yang diambil dari persentase ketuntasan belajar siswa setelah diadakan tes pada setiap akhir siklus. Menurut KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang diterapkan di SMA Negeri 1 Kalirejo, siswa dikatakan tuntas jika mendapatkan nilai 71 atau lebih. Untuk menentukan persentase siswa tuntas setiap siklusnya

% 100

% x

N Na Ai

% 100

% x

N As As


(44)

27

digunakan rumus seperti yang dikemukakan oleh Sudjana (2001: 69), yaitu sebagai berikut:

Keterangan: %At = Persentase siswa tuntas belajar

At

 = Banyaknya siswa yang tuntas belajar N = Banyaknya siswa yang hadir.

Selanjutnya, untuk menentukan rata-rata kelas digunakan rumus:

Keterangan: x = Nilai rata-rata kelas

∑Ns = Jumlah nilai tes seluruh siswa N = Banyaknya siswa yang hadir

4. Prosedur Penelitian

Ciri dari penelitian tindakan adalah adanya suatu tindakan yang dipraktekkan di kelas, dan tindakan tersebut mengikuti sebuah alur desain penelitian. Rencana penelitian tindakan kelas dilakukan dalam tiga siklus. Pelaksanaan siklus I menjadi landasan untuk pelaksanaan siklus II, siklus II menjadi landasan untuk pelaksanaan siklus III, dan hasil dari siklus III merupakan hasil dari penelitian tindakan kelas ini.

% 100

% x

N At Ai

N Ns x


(45)

28

Gambar 2. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Sumber : Arikunto, Suharsimi dkk. 2009: 16

Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1) Tahap rencana tindakan

Penelitian ini direncanakan dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching dengan perincian sebagai berikut:

a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ), tentang materi yang akan diajarkan sesuai dengan metode yang akan digunakan. RPP disusun secara kolaboratif antara peneliti dan guru mitra. RPP disusun berdasarkan silabus yang telah dikembangkan oleh peneliti dan guru mitra.

Refleksi SIKLUS I Tindakan dan Observasi

Refleksi

Evaluasi/Analisis

Perencanaan

SIKLUS II

Evaluasi/Analisis

Perencanaan

SIKLUS III Hasil

Penelitian Evaluasi/Analisis

fyss

Tindakan dan Observaasi

Tindakan dan Observaasi Perencanaan


(46)

29

b) Menyiapkan media dan alat kelengkapan serta sumber belajar siswa yang berkaitan dengan materi dan model pembelajaran yang akan digunakan. c) Mempersiapkan materi pembelajaran yang akan disajikan

d) Merencanakan pembelajaran dengan membentuk kelompok secara heterogen pada siklus I, berpasangan (dua orang) pada siklus II, dan siklus III diterapkan membuat Ringkasan Hasil diskusi secara individu.

e) Guru menjelaskan materi dengan menggunakan Model pembelajaran Quantum Teaching yang telah dipersiapkan oleh guru.

f) Siswa meringkas materi ke dalam bentuk catatan singkat.

g) Siswa mempresentasikan hasil Diskusi Kelompok di depan kelas. Kemudian dilakukan diskusi kelas, peserta diskusi mengadakan tanya jawab dengan kelompok/individu yang sedang mempresentasikan hasil kerjanya dengan didampingi guru sebagai pembimbing. Dalam kegiatan ini diberikan waktu selama 20 menit

h) Guru mitra dibantu peneliti membuat lembar observasi untuk mengamati partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, menyusun lembar kerja siswa, menyusun tes hasil belajar tentang materi pembelajaran yang diberikan, serta mempersiapkan media dan buku referensi yang akan digunakan dalam proses tindakan.


(47)

30

2) Tahap pelaksanaan tindakan

Pada kegiatan tahap pelaksanaan diterapkan semua kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching. Adapun rincian kegiatannya adalah sebagai berikut:

a. Menyusun tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

b. Menyajikan materi pokok pembelajaran yang akan disampaikan dengan metode diskusi pada awal pertemuan, dengan menggunakan Prinsip Quantum Teaching (belajar yang menyenangkan) yang dibuat oleh guru. c. Peserta didik memperhatikan penjelasan materi dengan menggunakan model

Quantum Teaching yang dibuat oleh guru, kemudian siswa mulai mencoba menikmati pelajaran dengan menyenangkan secara sederhana.

d. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi yaitu berupa ringkasan materi dalam bentuk catatan singkat ke depan kelas kemudian diadakan diskusi kelas.

e. Mengevaluasi hasil belajar.

f. Peneliti dibantu guru mitra mengamati partisipasi siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran di kelas.

3) Tahap observasi

Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat serta dibantu oleh guru mitra. Observasi dilakukan untuk melihat bagaimana partisipasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.


(48)

31

4) Tahap refleksi

Pada tahap refleksi kegiatan yang dilakukan adalah menganalisis hasil observasi sehingga dapat diketahui indikator keberhasilan dapat tercapai di siklus I. Pada siklus II indikator sudah mencapai keberhasilan sehingga pada siklus ini dimantapkan kembali materi pembelajaran yang diberikan. Pada siklus III pembelajaran lebih dimantapkan kembali dari siklus I dan II agar mencapai indikator keberhasilan.

D. Sumber Data dn Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber Data dan Jenis Data

1.1Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kalirejo

2) Seorang peneliti

1.2Jenis Data

Jenis data yang diperoleh selama penelitian meliputi data kuantitatif dan data kualitatif yang terdiri dari:

1) Aktivitas belajar siswa


(49)

32

2. Teknik Pengumpulan Data

2.1 Teknik Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas belajar selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah observasi langsung terhadap aktivitas siswa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Sedangkan lembar observasi aktivitas belajar siswa dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang kecenderungan aktivitas yang dilakukan siswa. Observasi dilakukan oleh peneliti dibantu seorang guru mitra.

2.1 Teknik Tes

Tes diberikan pada setiap akhir siklus, tes ini dilakukan untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran setelah diterapkannya pembelajaran Quantum Teaching yang dapat dilihat pada hasil belajar siswa. Apabila hasil tes pada siklus I, siklus II, dan siklus III mengalami peningkatan maka dapat diasumsikan bahwa model pembelajaran Quantum Teaching dalam pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi.


(50)

33

E. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini ditinjau dari:

1. Persentase siswa aktif meningkat tiap siklusnya dan pada akhir siklus sebesar 80%.

2. Persentase siswa tuntas (dengan nilai 71 atau lebih) meningkat tiap siklusnya dan pada akhir siklus sebesar 70% atau lebih.


(51)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian mengenai model Quantum Teaching dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi kelas XI IPS.4 di SMA Negeri 1 Kalirejo dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Penggunaan model Quantum Teaching dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran geografi kelas XI IPS.4 di SMA Negeri 1 Kalirejo. Ini ditunjukan dari hasil perhitungan setiap siklusnya rata-rata nilai aktivitas belajar Geografi siswa yang sesuai dengan aspek yang diamati pada saat pembelajaran pada siklus I yaitu 73,33%, siklus II sebesar 76,94% dan siklus III sebesar 93,54%.

2. Peningkatan aktivitas belajar melalui model quantum teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi kelas XI IPS.4 di SMA Negeri 1 Kalirejo. Ini ditunjukan dari hasil perhitungan persentase ketuntasan hasil belajar geografi siswa pada siklus I sebesar 43,33%, siklus II sebesar 81.81%, siklus III meningkat sebesar 100%. Hal ini berarti ada kecenderungan semakin tinggi aktivitas belajar siswa maka semakin tinggi hasil belajar siswa.


(52)

84

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan:

1. Siswa perlu melatih diri sendiri untuk rajin belajar dan guru juga perlu melatih kemampuan siswa dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Memanfaatkan lingkungan kelas untuk menciptakan interaksi yang baik dan saling bertukar pikiran serta mengasah kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran yang telah disampaikan, memperhatikan siswa dengan sebuah umpan balik yang membuat siswa ingin terus tampil dan mencoba mengemukakan pendapat dan menghargai pendapat orang lain, dan bertanggung jawab akan semua hal yang telah dilakukan baik secara individu atau kelompok di dalam kelas.

2. Guru sebaiknya menggunakan model dan metode pembelajaran yang bervariasi dan menarik sehingga dapat menciptakan lingkungan belajar yang efektif baik dari siswa dan guru.

3. Sekolah seharusnya memberikan bahan kajian kepada guru untuk proses pembelajaran yang efektif dan efisian terutama dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas sekolah.


(53)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. De Porter, Bobbi. Dkk. 2010. Quantum Teaching: Mempraktikan Quantum

Learning di Ruang Kelas. Bandung:Kaifa.

Djamarah Syiful Bahri dan Zain Aswan. 2007. Strategi Belajar Pembelajaran.. Jakarta:Rineka Cipta.

Djamarah Syaiful Bahri. 2002. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta:Rineka Cipta. Dahniati, Limni. 2010. Penggunaan model pembelajaran kooperatif STAD untuk

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi kelas XI SMA Muhammadyah 1 Palembang. Pendidikan Geografi. IKIP, universitas Lampung. (Skripsi)

Dimyanti dan Mudjiono. 2006. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Asdi Muhasatya.

Hadikusumo,http://karwapi.wordpress.com/tag/penelitian-tindakan-kelas/. (diunduh pada tanggal 20 September 2013 jam 20:32 WIB)

Slameto. 2003. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2001. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Algesindo

Sudjana, 2002. Metode Statistika. Bandung:Tarsito Usman (Iis Indraeni, 2009 ), Aktivitas Belajar,

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0810157_chapter2.pdf (diunduh 23 September 2013 jam 20:00 WIB ).

Wahyuni, Nur. 2006. Geografi SMA kelas X.Klaten:Cempaka Putih

Winataputra, Udin.S. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka


(1)

31

4) Tahap refleksi

Pada tahap refleksi kegiatan yang dilakukan adalah menganalisis hasil observasi sehingga dapat diketahui indikator keberhasilan dapat tercapai di siklus I. Pada siklus II indikator sudah mencapai keberhasilan sehingga pada siklus ini dimantapkan kembali materi pembelajaran yang diberikan. Pada siklus III pembelajaran lebih dimantapkan kembali dari siklus I dan II agar mencapai indikator keberhasilan.

D. Sumber Data dn Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber Data dan Jenis Data

1.1Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kalirejo

2) Seorang peneliti 1.2Jenis Data

Jenis data yang diperoleh selama penelitian meliputi data kuantitatif dan data kualitatif yang terdiri dari:

1) Aktivitas belajar siswa


(2)

2. Teknik Pengumpulan Data

2.1 Teknik Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas belajar selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah observasi langsung terhadap aktivitas siswa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Sedangkan lembar observasi aktivitas belajar siswa dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang kecenderungan aktivitas yang dilakukan siswa. Observasi dilakukan oleh peneliti dibantu seorang guru mitra.

2.1 Teknik Tes

Tes diberikan pada setiap akhir siklus, tes ini dilakukan untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran setelah diterapkannya pembelajaran Quantum Teaching yang dapat dilihat pada hasil belajar siswa. Apabila hasil tes pada siklus I, siklus II, dan siklus III mengalami peningkatan maka dapat diasumsikan bahwa model pembelajaran Quantum Teaching dalam pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi.


(3)

33

E. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini ditinjau dari:

1. Persentase siswa aktif meningkat tiap siklusnya dan pada akhir siklus sebesar 80%.

2. Persentase siswa tuntas (dengan nilai 71 atau lebih) meningkat tiap siklusnya dan pada akhir siklus sebesar 70% atau lebih.


(4)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian mengenai model Quantum Teaching dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi kelas XI IPS.4 di SMA Negeri 1 Kalirejo dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Penggunaan model Quantum Teaching dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran geografi kelas XI IPS.4 di SMA Negeri 1 Kalirejo. Ini ditunjukan dari hasil perhitungan setiap siklusnya rata-rata nilai aktivitas belajar Geografi siswa yang sesuai dengan aspek yang diamati pada saat pembelajaran pada siklus I yaitu 73,33%, siklus II sebesar 76,94% dan siklus III sebesar 93,54%.

2. Peningkatan aktivitas belajar melalui model quantum teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi kelas XI IPS.4 di SMA Negeri 1 Kalirejo. Ini ditunjukan dari hasil perhitungan persentase ketuntasan hasil belajar geografi siswa pada siklus I sebesar 43,33%, siklus II sebesar 81.81%, siklus III meningkat sebesar 100%. Hal ini berarti ada kecenderungan semakin tinggi aktivitas belajar siswa maka semakin tinggi hasil belajar siswa.


(5)

84

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan:

1. Siswa perlu melatih diri sendiri untuk rajin belajar dan guru juga perlu melatih kemampuan siswa dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Memanfaatkan lingkungan kelas untuk menciptakan interaksi yang baik dan saling bertukar pikiran serta mengasah kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran yang telah disampaikan, memperhatikan siswa dengan sebuah umpan balik yang membuat siswa ingin terus tampil dan mencoba mengemukakan pendapat dan menghargai pendapat orang lain, dan bertanggung jawab akan semua hal yang telah dilakukan baik secara individu atau kelompok di dalam kelas.

2. Guru sebaiknya menggunakan model dan metode pembelajaran yang bervariasi dan menarik sehingga dapat menciptakan lingkungan belajar yang efektif baik dari siswa dan guru.

3. Sekolah seharusnya memberikan bahan kajian kepada guru untuk proses pembelajaran yang efektif dan efisian terutama dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas sekolah.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. De Porter, Bobbi. Dkk. 2010. Quantum Teaching: Mempraktikan Quantum

Learning di Ruang Kelas. Bandung:Kaifa.

Djamarah Syiful Bahri dan Zain Aswan. 2007. Strategi Belajar Pembelajaran.. Jakarta:Rineka Cipta.

Djamarah Syaiful Bahri. 2002. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta:Rineka Cipta. Dahniati, Limni. 2010. Penggunaan model pembelajaran kooperatif STAD untuk

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi kelas XI SMA Muhammadyah 1 Palembang. Pendidikan Geografi. IKIP, universitas Lampung. (Skripsi)

Dimyanti dan Mudjiono. 2006. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Asdi Muhasatya.

Hadikusumo,http://karwapi.wordpress.com/tag/penelitian-tindakan-kelas/. (diunduh pada tanggal 20 September 2013 jam 20:32 WIB)

Slameto. 2003. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2001. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Algesindo

Sudjana, 2002. Metode Statistika. Bandung:Tarsito Usman (Iis Indraeni, 2009 ), Aktivitas Belajar,

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0810157_chapter2.pdf (diunduh 23 September 2013 jam 20:00 WIB ).

Wahyuni, Nur. 2006. Geografi SMA kelas X.Klaten:Cempaka Putih

Winataputra, Udin.S. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka


Dokumen yang terkait

Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS

0 5 205

Hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen

1 17 97

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING DAN SEQIP UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 8 METRO SELATAN

2 16 47

PENGGUNAAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

20 71 72

PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS V SD NEGERI NO.040474 TIGASERANGKAI.

0 1 2

PENDEKATAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 Pendekatan Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ips Pada Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kaling Kecamatan Tasikmadu Karanganyar Tahun Pelajaran 201

0 2 16

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV SD NEGERI MALANGAN.

0 1 197

PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV SD NEGERI SINDUADI 1 KECAMATAN MLATI KABUPATEN SLEMAN.

0 1 192

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 2 MAN 1 PALU

0 0 14

PEMANFAATAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

0 0 10