Prinsip-Prinsip Hak Tipe-Tipe Hak Dalam Islam

2. Prinsip-Prinsip Hak

Hak-hak manusia dalam Islam memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut: 1 Berdasar pada ketentuan Allah SWT sebagaimana disebutkan dalam al- Qur’an surat al-An’am ayat 57 yang berbunyi sebagai berikut: ﱡﺺُﻘَـﻳ ِﷲ ﱠﻻِإ ُﻢْﻜُْﳊا ِنِإ ِﻪِﺑ َنﻮُﻠِﺠْﻌَـﺘْﺴَﺗ ﺎَﻣ يِﺪﻨِﻋﺎَﻣ ِﻪِﺑ ﻢُﺘْـﺑﱠﺬَﻛَو ﱢﰊﱠر ﻦﱢﻣ ٍﺔَﻨﱢـﻴَـﺑ ﻰَﻠَﻋ ﱢﱐِإ ْﻞُﻗ } َﲔِﻠِﺻﺎَﻔْﻟا ُﺮْـﻴَﺧ َﻮُﻫَو ﱠﻖَْﳊا 57 { Katakanlah: Sesungguhnya aku berada di atas hujjah yang nyata Al Quran dari Tuhanku sedang kamu mendustakannya. Tidak ada padaku apa azab yang kamu minta supaya disegerakan kedatangannya. Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia Pemberi keputusan yang paling baik. 2 Tetap, tidak akan pernah berubah karena terjadinya perubahan kondisi. 3 Memiliki keselarasan antara hak manusia dengan sifat agama Islam 4 Sesuai dengan kehidupan dan kebutuhan manusia berdasarkan tujuan Syari’at Islam .

3. Tipe-Tipe Hak Dalam Islam

Secara umum, hak dapat dibagi menjadi dua yaitu hak terkait harta mâl dan selain harta ghair mâl 1 Hak harta mâl yaitu: sesuatu yang berhubungan dengan harta seperti kepemilikan benda-benda atau pelunasan utang piutang.” 2 Hak selain harta ghair mâl terbagi kepada dua bagian yaitu hak syakhshi dan hak ‘aini. a. Hak syakhshi yaitu suatu tuntutan yang ditetapkan syara’ dari seseorang terhadap terhadap orang lain. b. Hak ‘aini adalah hak orang dewasa dengan hak miliknya tanpa dibutuhkan orang lain. Hak ‘aini ada dua macam yaitu hak ashli dan hak thabi’i. Hak ‘aini ashli adalah adanya wujud benda tertentu dan adanya pemilik hak shahib al-haq seperti hal milkiyah dan hak irtifa’. Hak ‘aini thabi’i adalah jaminan yang ditetapkan untuk seseorang yang emngutangkan uangnya atas yang berhutang.

BAB III HAK-HAK DASAR MANUSIA DALAM ISLAM

A. Macam-macam Hak

Ada beberapa hak manusia menurut Islam, yaitu: 1 Hak Persamaan dan Kebebasan. Allah SWT memuliakan manusia serta memberikan rezki untuk kehidupannya. Oleh karena itu, setiap manusia tidak boleh saling mencela serta merendahkan sesamanya. Hal ini sebagaimana disebut dalam al-Qur’an surat al- Isra017: 70 yang berbunyi sebagai berikut: ﻰَﻠَﻋ ْﻢُﻫﺎَﻨْﻠﱠﻀَﻓَو ِتﺎَﺒﱢﻴﱠﻄﻟا َﻦﱢﻣ ﻢُﻫﺎَﻨْـﻗَزَرَو ِﺮْﺤَﺒْﻟاَو ﱢﺮَـﺒْﻟا ِﰲ ْﻢُﻫﺎَﻨْﻠََﲪَو َمَداَء ِﲎَﺑ ﺎَﻨْﻣﱠﺮَﻛ ْﺪَﻘَﻟَو } ًﻼﻴِﻀْﻔَـﺗ ﺎَﻨْﻘَﻠَﺧ ْﻦﱠﱢﳑ ٍﲑِﺜَﻛ 70 { “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” Berdasarkan prinsip persamaan derajat di atas, semua manusia memiliki derajat yang sama dan Allah memberikan rezeki kepada mereka. Oleh karena itu, tidak sepantasnya manusia melebihkan manusia atas yang lainnya. Manusia diperintahkan untuk berlaku adil dalam menetapakn putusan, tidak boleh merendahkan atau meninggikan yang lainnya atas dasar kesukuan, agama, atau kekayaannya. Namun, putusan itu ditetapkan atas dasar kebenaran, dimana pihak yang benar itulah yang dimenangkan dan yang salah itu tetap salah.. Yang demikian disebutkan dalam al-Qur’an surat al-Nisa04 ayat 58 yang berbunyi sebagai berikut: ِلْﺪَﻌْﻟﺎِﺑ اﻮُﻤُﻜَْﲢ ْنَأ ِسﺎﱠﻨﻟا َْﲔَـﺑ ْﻢُﺘْﻤَﻜَﺣ اَذِإَو ﺎَﻬِﻠْﻫَأ َﱃِإ ِتﺎَﻧﺎَﻣَﻷْا اوﱡدَﺆُـﺗ نَأ ْﻢُﻛُﺮُﻣْﺄَﻳ َﷲا ﱠنِإ : ءﺎﺴﻨﻟا 58 Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan menyuruh kamu apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.