Senam Lansia Tinjauan Pustaka

commit to user kerjasama, mudah bergaul, dan lain-lain merupakan kebalikan dari tipe kepribadian A. 6 Tingkat perkembangan Tingkat perkembangan pada individu ini juga dapat mempengaruhi respons tubuh dimana semakin matang dalam perkembangannya, maka semakin baik pula kemampuan untuk mengatasinya.

2. Senam Lansia

a. Definisi Senam Lansia Senam lansia adalah olahraga ringan yang mudah dilakukan, tidak memberatkan yang diterapkan pada lansia Widianti dan Proverawati, 2010. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan di panti wredha darma bhakti kasih surakarta didapatkan keterangan bahwa senam lansia yaitu olahraga ringan yang dilakukan oleh lansia, terdiri dari 8 gerakan antara lain gerakan kupu-kupu, robot, menebak bumi, menyembah, pembuka sabuk, selendang, menabur benih dan menepuk-nepuk setiap gerakan dilakukan 8 kali selama sekitar 30 menit. b. Prinsip-prinsip senam pada lansia Prinsip-prinsip senam atau olahraga pada lanjut usia menurut Nugroho 2000 : 1 Komponen kesegaran jasmani yang paling mendasar untuk dilatih adalah ketahanan cardio pulmonal, kelenturan, kekuatan otot dan komposisi tubuh commit to user 2 Selalu memperhatikan keselamatan 3 Latihan teratur dan tidak terlalu berat 4 Permainan dalam bentuk ringan sangat dianjurkan 5 Latihan dianjurkan dalam dosis berjenjang 6 Hindari pertandingan 7 Berolahraga agar tetap sehar dan segar, 2-3 kali seminggu. c. Takaran Senam Lansia Untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan mempertahankannya, maka latihan olahraga harus dilakukan dengan kaidah – kaidah yang pas atau disebut dengan takaran latihan. Takaran latihan akan membantu memberikan acuan arahan dalam melaksanakan latihan sehingga latihan tersebut dapat memberikan hasil dan manfaat yang positif. Ada tiga aspek takaran latihan menurut Hardinge dan Shryock 2003, yaitu: 1 Frekuensi Frekuensi latihan adalah berapa kali latihan intensif yang dilakukan oleh seseorang. Latihan dapat dikatakan intensif apabila memenuhi dua kaidah di atas, yaitu memenuhi takaran intensitas dan tempo latihan yang baik. Frekuensi latihan untuk senam aerobik disarankan 3 – 5 kali dalam satu minggu. Hal ini dianggap cukup. Apabila frekuensi latihan kurang dari 3 kali maka tidak memenuhi takaran latihan, sedangkan apabila lebih dari 5 kali maka commit to user dikhawatirkan tubuh tidak cukup beristirahat dan melakukan adaptasi kembali ke keadaan normal sehingga dapat menimbulkan sakit over training . Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa latihan paling sedikit tiga hari per minggu sudah cukup untuk kebugaran karena ketahanan seseorang akan menurun setelah 48 jam tidak melakukan latihan. Sehingga disarankan sebelum ketahanan menurun harus sudah berlatih lagi. Sedangkan prinsip- prinsip olahraga pada lanjut usia menurut Nugroho 2000 yaitu berolahraga agar tetap sehat dan segar 2 sampai 3 kali dalam seminggu. Menurut Daley dalam Wilson olahraga sudah memberikan manfaat fisik dan psikis bila dilakukan tidak kurang dari 4 minggu. 2 Durasi Suatu latihan akan bermanfaat dengan baik bila dilakukan dengan tempo yang tepat. Latihan dengan tempo yang terlampau lama atau terlalu pendek akan memberikan hasil yang kurang efektif. Dalam senam lansia, total waktu latihan yang baik umumnya antara 30 – 60 menit dalam satu sesi latihan. 3 Intensitas Intensitas berhubungan berapa kuatnya atau aktifnya melakukan latihan. Intensitas dapat diukur dengan menghitung denyut nadi. d. Manfaat senam lansia commit to user Menurut Depkes 1995, Widianti dan Proverawati 2010 manfaat senam lansia adalah sebagai berikut : 1 Membantu tubuh agar tetap bugar dan tetap segar karena melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung bekerja optimal dan membantu menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran di dalam tubuh. 2 Menghambat proses degeneratifpenuaan. 3 Meningkatkan imunitas dalam tubuh manusia 4 Lansia merasa berbahagia, senantiasa bergembira, bisa tidur lebih nyenyak, pikiran tetap segar

B. Hubungan Senam Lansia dengan Stres pada Lanjut Usia

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT RELIGIUSITAS DENGAN TINGKAT STRES PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI Hubungan Antara Tingkat Religiusitas Dengan Tingkat Stres Pada Lansia Di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.

2 8 15

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT RELIGIUSITAS DENGAN TINGKAT STRES PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI Hubungan Antara Tingkat Religiusitas Dengan Tingkat Stres Pada Lansia Di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.

0 2 13

PENDAHULUAN Hubungan Antara Tingkat Religiusitas Dengan Tingkat Stres Pada Lansia Di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.

0 3 4

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Antara Tingkat Religiusitas Dengan Tingkat Stres Pada Lansia Di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.

0 3 4

KOPING LANJUT USIA YANG DISERAHKAN KELUARGA KE PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA Koping Lanjut Usia Yang Diserahkan Keluarga Ke Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.

0 4 15

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT RELIGIUSITAS DAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI Hubungan Antara Tingkat Religiusitas dan Tingkat Depresi Pada Lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.

0 1 14

HUBUNGAN ANTARA INKONTINENSIA URIN DENGAN DEPRESI PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA HUBUNGAN ANTARA INKONTINENSIA URIN DENGAN DEPRESI PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA.

0 0 13

GAMBARAN DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA GAMBARAN DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA.

1 1 15

HUBUNGAN ANTARA DEPRESI DAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA Hubungan Antara Depresi Dan Insomnia Pada Lansia Di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.

0 3 15

HUBUNGAN ANTARA DEPRESI DAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA Hubungan Antara Depresi Dan Insomnia Pada Lansia Di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.

0 2 15