Latar Belakang Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada 1980-an dan sebelumnya Pulau Sangkar, sebuah desa di Kerinci Hilir-Jambi, dibanjiri lebih 200 KK pendatang dari Kerinci Tengah, Kerinci Hulu, Pesisir Selatan, Padang, Solok, Jambi, dan Bengkulu Utara. Lahan yang subur dan tertib sosial karena adat yang kuat menjadi daya tarik kawasan itu. Tetapi sejak awal 1990-an marginalisasi terhadap adat beriringan dengan krisis ekonomi yang melanda menghilangkan daya tarik kawasan ini. Maka para pendatang tidak lagi menetap. Sebaliknya lebih 200 KK anak negeri meninggalkan desa, mengadu nasib antara lain ke Jambi, RiauBatam, dan Johor-Malaysia. Mereka yang dulunya induk semang majikan di desa sendiri kini menjadi anak upan buruh di negeri orang. Sesungguhnya negeri ini tidak layak ditinggalkan untuk sekedar menjadi anak upan di rantau. Ada banyak sumber daya, antara lain ribuan hektar tanah ulayat, yang bisa diberdayakan. Pada sisi lain pemerintah 2 daerah kabupaten Kerinci juga telah mencanangkan program pemberdayaan komunitas adat melalui program Hutan Adat untuk setiap desa. Maka dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat Pulau Sangkar, sangat penting untuk terlebih dahulu melakukan penguatan terhadap adat yang sekarang mulai mengabur padahal bisa sangat fungsional dalam berbagai aspek kehidupan, khususnya ekonomi.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini menjelaskan bagaimana adat melemah dan status sosial ekonomi menurun dalam komunitas adat Depati Rencong Telang. Berbagai perubahan itu menjadi salah satu penyebab negeri yang dulunya menjadi tujuan perantau itu kini ditinggalkan penduduk pergi merantau.

C. Manfaat Penelitian

Di era otonomi daerah ini penguatan terhadap berbagai kahazanah local, antara lain adat yang terbukti lama tangguh menopang masyarakat, merupakan suatu 3 keniscayaan. Dalam rangka itu Pemda Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, misalnya, akan membangun hutan adat di seluruh kecamatan untuk melestarikan hutan. Hutan adat itu direncanakan dikelola masyarakat adat yang bermukim sekitar hutan dengan menerapkan hukum adat Antara News, 211207 20:21. Salah satu komunitas adat yang diharapkan memiliki hutan adat sendiri itu adalah komunitas adat Depati Rencong Telang. Tetapi masalahnya kondisi adat di dalam desa Pulau Sangkar sendiri semakin melemah. Ini ditandai dengan: pertama, tokoh masyarakat yang mengerti adat semakin berkurang. Kedua, terjadinya penjualan aset berupa tanah ulayat oleh oknum-oknum pemangku adat. Ketiga, terjadinya saling pecat antar pemangku adat. Keempat, beberapa Depati atau tokoh adat yang melanggar norma-norma adat tidak banyak tersentuh oleh hukum adat. Dalam kaitan antara agama dan ekonomi dikenal ada dua pendekatan penelitian: pertama, tekanan awalnya diletakkan pada perubahan-perubahan sosial dan ekonomi yang mempengaruhi kelompok dan 4 gerakan keagamaan. Kedua, pusat perhatian diletakkan pada agama dan seberapa jauh hal itu mempengaruhi sukses para pengikutnya dalam usaha ekonomi. 1 Topik penguatan terhadap adat dalam konteks negeri MelayuKerinci adat merupakan formalisasi agamasyariat ke dalam hukum positif dalam rangka pemberdayaan ekonomi yang menjadi focus penelitian ini bisa dimasukkan ke dalam pendekatan kedua itu. Studi awal dengan pendekatan kedua ini terlihat pada karya Max Weber tentang hubungan kepercayaan Protestan dan perkembangan kapitalisme. Tesis utama Weber adalah bahwa aspek-aspek tertentu dalam etika Protestan merupakan perangsang yang kuat dalam meningkatkan sistem ekonomi kapitalis dalam tahap- tahap pembentukannya. 2 Tesis Weber dibantah Hugh Trevor-Roper yang melihat bahwa kapitalisme industri 1 Goldthorpe, J.E., Sosiologi Dunia Ketiga Kesenjangan dan Pembangunan , Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992, hal. 330. 2 Doyle Paul Johson, Teori Sosiologi Klasik dan Modern, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1990: hal. 238-9. Lihat juga, Max Weber, “Sekte-sekte Protestan dan Semangat Kapitalisme,” dalam Taufik Abdullah ed., Agama, Etos Kerja, dan Perkembangan Ekonomi, Jakarta: LP3ES, 1993, hal. 41-78. 5 sudah ada sebelum lahirnya Protestantisme dan hampir semua pengusaha Calvinis adalah imigran. Dia menyimpulkan status sebagai migrant dan bukan ketaatan kepada suatu doktrin sebagai factor yang melahirkan minoritas pengusaha 3 . Pada sisi lain Weber tidak melihat adanya pengaruh sistem kepercayaan agama selain Protestan dalam pola motivasi dan tindakan dalam dunia sekuler, khususnya ekonomi. Tentang Buddhisme, misalnya, Weber melihat adanya penolakan yang keras terhadap dunia materiil, menjauhi dunia satu-satunya jalan menuju nirwana. 4 Berbeda dengan Weber, Melford Spiro melihat agama Buddha Kammatik justru memberi rangsangan kuat bagi kegiatan-kegiatan ekonomi duniawi, sebab sukses ekonomi merupakan sarana yang perlu untuk usaha keselamatan. 5 Penelitian H.S.Morris di Afrika Timur juga membantah tesis Weber ini. 3 Goldthorpe, op.cit., hal. 333-4. 4 Doyle P. Johson, op.cit., hal. 244-6. 5 Goldthorpe, op.cit., hal. 337. 6 Disana kelompok Islam Syi’ah Ismailiyah menjadi penggerak pembangunan ekonomi. 6 Meski demikian banyak studi baru dimaksudkan untuk mencari kesamaan fungsional Etika Protestan di kemudian hari. Parkinson yang meneliti di Malaysia menyimpulkan bahwa Orang Melayu tidak bertanam padi dua kali setahun karena tidak sesuai dengan ‘hari baik.’ ‘Mereka juga menjadi fatalistic karena kepercayaan Islam bahwa segala sesuatu dari Allah. Tesis Parkinson tentang fatalisme Islam ini ditolak Wilder. Menurut Wilder, dalam satu hal Islam bahkan dapat dikatakan memberi pengaruh baik bagi perkembangan ekonomi yaitu dalam hal naik haji. Menurut Wilder naik haji memberi petani tujuan, mengatur hidup dan menciptakan pola-pola penabungan bagi mereka. Beberapa studi kontemporer dengan pendekatan kedua ini lebih banyak melihat kaitan antara agama dengan beberapa aspek yang lebih luas dalam masyarakat. Mark Tessler 2002 melihat hubungan 6 Goldthorpe, op.cit., hal. 339. 7 antara Islam dan demokrasi di Timur Tengah 7 Peter Scharff Smith 2004 meneliti saling kait antara konsep sains dan agama dengan dasar ideologi penjara modern di Denmark dan internasional. 8 Claire Mitchell 2005 meneliti hubungan antara agama dan identifikasi sosial di Irlandia Utara. 9 Thomas J. Csordas 2007 melihat 7 Mark Tessler menemukan adanya pengaruh pada tingkat yang signifikan dari Islam terhadap demokrasi di Mesir, Jordania, Maroko dan Aljazair . Lihat Mark Tessler, DO ISLAMIC ORIENTATIONS INFLUENCE ATTITUDES TOWARD DEMOCRACY IN THE ARAB WORLD? EVIDENCE FROM EGYPT, JORDAN, MOROCCO, AND ALGERIA. © 2002 SAGE Publications. All rights reserved. Not for commercial use or unauthorized distribution. Downloaded from http:cos.sagepub.com by mahli zainuddin on November 20, 2007. 8 Studi ini memperlihatkan bagaimana agama mengambil suatu peran dan fungsi baru dalam masyarakat modern. Dua ‘mode operasi’ agama dalam hal ini bisa dilihat yaitu agama sebagai kekuatan strategis dan agama sebagai sesuatu yang bersifat teknis. Lihat PETER SCHARFF SMITH, Rationality and religion in the rise of the modern penitentiaryUniversity of Cambridge and the Danish Institute for Human Rights, Copenhagen Copyright , © SAGE Publications London, Thousand Oaks, CA and New Delhi www.sagepublications.com 1462-4745; Vol 62. 9 Mitchell menemukan dii negeri ini agama sudah tumpang tindih dengan perbedaan-perbedaan etnis-nasional, ekonomi, dan budaya sejak abad ke-17. Agama juga menjadi lembaga pendukung, bahasa, nilai-nilai, dan sering juga kepemimpinan bagi kelompok-kelompok Katolik dan Protestan. Lebih jauh, peran gereja dalam membentuk kehidupan sosial mengarah kepada segregasi pada tingkat tinggi secara fisik maupun ideologi antar dua komunitas itu. Meski gereja mengatakan anti kekersan, kepentingan utama mereka meletakkan mereka dalam arus utama politik pada masing-masing komunitas dalam konflik. Lihat Claire Mitchell, “Behind the ethnic marker: religion and social identification in 8 kaitan antara pembaharuan dalam Katolik dengan budaya universal 10 Tidak ada studi kontemporer yang focus melihat hubungan antara agama, apalagi yang sudah melembaga dalam bentuk adat, dengan perkembangan ekonomi. Penulis baru menemukan satu studi dengan focus agama dan ekonomi ini, itupun dikaitkan dengan topic ketidakadilan, yaitu s tudi Anna L. Peterson, Manuel A. Vasques, and Philip J. Williams 2003 pada orang Peruvi dan orang Salvador. 11 Northern Ireland. FindArticles Sociology of Religion Spring, 2005 Article Print friendly. 10 Csordas menemukan bahwa gerakan Pembaharuan Katolik Karismatis secara simultan menimbulkan gambaran yang kontras tentang budaya universal dan fragmentasi budaya, dan memunculkan seri-seri pertanyaan tentang agama dan kelas social, pengalaman jasmani dan re- enchantment of dunia dalam perspektif global. Lihat Thomas J. Csordas, Global religion and the re-enchantment of the world The case of the Catholic Charismatic Renewal, University of California, San Diego. © 2007 SAGE Publications. All rights reserved. Not for commercial use or unauthorized distribution. Downloaded from by mahli zainuddin on November 27, 2007 http:ant.sagepub.com 11 Anna L. Peterson, Manuel A. Vasques, and Philip J. Williams menemukan kenyataan agama yang mengambil urgensi praktis dalam melawan ketidakadilan dan kemiskinan di bawah represi pemerintah- pemerintah Amerika Latin pada tahun 1970-an dan 1980-an. Tetapi gereja Katolik membelokkan energinya ke arah pembaharuan spiritual pribadi dan urusan sakramen di bawah restorasi konservatif dari Paus Paulus II. Lihat Anna L. Peterson, Manuel A. Vasques, and Philip J. Williams eds, Christianity, Social Change, and Globalization in the Americas - Book 9 Dengan demikian, di antara manfaat dari penelitian yang telah peneliti lakukan ini adalah memperkaya khazanah kontemporer kajian tentang agama dalam kaitannya dengan perubahan sosial ekonomi dalam masyarakat, khususnya masyarakat Islam di Kerinci.

E. Metodologi Penelitian