Tindak Pidana Penebangan Kayu Jati (Illegal logging) Di Desa Betek (Studi Kasus Di Polres Kabupaten Probolinggo)

(1)

TINDAK PIDANA PENEBANGAN KAYU JATI ILLEGAL LOGGING DI DESA BETEK ( Studi Kasus Di Polres Kabupaten Probolinggo )

PENULISAN HUKUM

Oleh: DIAN SAPUTRA

09400196

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS HUKUM


(2)

PENULISAN HUKUM

TINDAK PIDANA PENEBANGAN KAYU JATI ILLEGAL LOGGING DI DESA BETEK ( Studi Kasus Di Polres Kabupaten Probolinggo )

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar kesarjanaan

dalam bidang ilmu hukum.

Oleh : DIAN SAPUTRA

09400196

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS HUKUM


(3)

LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN HUKUM/SKRIPSI

TINDAK PIDANA PENEBANGAN KAYU JATI (ILLEGAL LOGGING) DI DESA BETEK (Studi Kasus Di Polres Kabupaten Probolinggo)

Disusun dan diajukan Oleh : Dian Saputra

Nim : 09400196

Telah disetujui oleh Pembimbing untuk dilakukan Ujian Penulisan Hukum

Pada Tanggal : 23 April 2015


(4)

LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN HUKUM/SKRIPSI

TINDAK PIDANA PENEBANGAN KAYU JATI (ILLEGAL LOGGING) DI DESA BETEK (Studi Kasus Di Polres Kabupaten Probolinggo)

Disusun dan diajukan Oleh : Dian Saputra

Nim : 09400196

Telah dipertahankan dihadapan Majelis Penguji Ujian Penulisan Hukum

Pada tanggal : 2 Mei 2015 SUSUNAN MAJELIS PENGUJI


(5)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Dengan mengucapkan puji syukur khadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul ‘‘TINDAK PIDANA PENEBANGAN KAYU JATI (ILLEGALLOGGING) DI DESA BETEK’’.(Studi Kasus Di Polres

Kabupaten Probolinggo)

Skripsi ini di susun sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam ilmu hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam kesempatan ini penulis juga menyampaikan rasa terimakasih yang tak terhingga besarnya kepada :

1. Ayah dan ibu, yang tak pernah berhenti berdo’a siang dan malam untuk putra–putrinya tercinta.

2. Bapak Dr. Tongat. SH.,Mhum sebagai pembimbing 1 dan Bapak Dr.Surya anoraga. SH.,MH sebagai pembimbing 2, yang telah membimbing kami sehingga kami memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang berharga. 3. Bapak Dr. Sulardi, SH.,Msi selaku dekan fakultas hukum universitas

muhammadiyah malang.

4. Polsek Krucil, Perum Perhutani Condong dan Kejaksaan Negeri Kraksaan yang turut membantu dalam menyediakan data –data serta dokumen yang dibutuhkan guna penyelesaian skripsi ini.

5. Adik–adikku yang sangat aku sayangi dan aku cintai.


(6)

7. Teman – temanku baik di fakultas, teman kost yang selalu memberikan suport kepadaku.

Dan akhir kata apabila pembaca menemukan kesalahan pada data dan proses kami dalam pengumpulan nanti, kami mohon maaf atas sebesar–besarnya, dan tidak lupa harapan kami atas saran dan kritiknya.

Akhirnya penulis hanya bisa berharap semoga skripsi ini bisa bermanfaat dan berguna bagi penulis sendiri maupun berbagai pihak yang mempelajarinya. Billahittaufiq wal Hidayah,

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Malang, 21 April 2015 Penulis


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Cover/Sampul Dalam ...i

Lembar Pengesahan Sebelum Ujian ...ii

Lembar Pengesahan Setelah Ujian ...iii

Surat Pernyataan Penulisan Hukum Bukan Plagiat ...iv

Lembar Persembahan ...v

Ungkapan Pribadi/Motto ...vi

Abstrksi ...vii

Abstract ...viii

Kata Pengantar ...ix

Daftar Isi ...xi

Daftar Lampiran ...Lxx BAB 1. PENDAHULUAN A. Latar belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...6

C. Tujuan Penelitian . ...6

D. Manfaat Penelitian ...6

E. Metode Penelitian ...8

F. Sistematika Penulisan ...10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hutan ...12

1. Pengertian Hutan Menurut UU No.41 tahun 1999 ...12

B. Jenis–Jenis Hutan ...13

1. Hutan Lindung ...13

2. Hutan Suaka Alam ...13

3. Hutan Wisata ...14

4. Hutan Produksi ...14

C. Pengertian Illegal logging ...15

D. Jenis–jenis Tindak Pidana Kehutanan ...17

E. Unsur–unsur Tindak Pidana Kehutanan ...18

F. Faktor–faktor penyebab terjadinya Penebangan Liar(illegal logging) ...31

G. Pengertian Kerusakan Lingkungan dan Pencemaran Lingkunga ...35

BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Lokasi Penelitian ...37

1. Kawasan Hutan di Desa Betek Kabupaten Probolinggo dan Sebaran Kerusakannya ...37


(8)

1. Faktor Ekonomi ...41

2. Faktor Pendidikan ...43

3. Faktor Lingkungan ...43

C. Modus Terjadinya Tindak Pidana Penebangan Kayu Jati di Desa Betek Kabupaten Probolinggo ...44

D. Unsur–unsur Penebangan Kayu Jati di Desa Betek Kecamatan Krucil Kabupaten Probolinggo ...45

E. Langkah–langkah Penanggulangan Penebangan Kayu Jati ...49

1. Tindakan Preventif ...49

2. Tindakan Represif ...57

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...62

B. Saran ...65

Daftar Pustaka ...67


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Pencurian Kayu Jati dari tahun 2009–2013 ...4 Tabel 2. Luas Kerusakan Hutan dari tahun 2009–2013...40 Tabel 3. Produksi Hasil Hutan Di Desa Betek Kabupaten Probolinggo...52


(10)

DAFTAR PUSTAKA Buku-buku :

Departemen kehutanan. Buku Pintar Penyuluh Kehutanan, Departemen Kehutanan. Jakarta. 1997.

Edwin H. Sutherland dan Donald R. Cressey, 1974. Frinciples of Criminology, New York Lippincontt Company, New York.

G.W.Bawengan, Masalah Kejahatan dengan Sebab dan Akibat, (Jakarta: Pradya Paramitha, 1977).

Hari Soeherodji,Pokok-pokok Kriminologi, Aksara Baru,, Jakarta, 1980. Koeswadji,Hukum Pidana Lingkungan Hidup,Citra Aditya, Bandung 1993. M. Daud Silalahi, Hukum Lingkungan dalam Sistem Penegakan

HukumLingkungan Indonesia, Alumni, Bandung, 2001.

Poerwoko Soebianto,penebangan liar dalam kawasan hutan. kiniwia, 2003. Salim , Kamus Indonesia Inggris, Modern English Press, Jakarta, 1987 hlm. 925 Salim, H.S .Dasar-Dasar Hukum Kehutanan.Sinar Grafika.Jakarta:2003

Stepan Hurwitz, Kriminologi, Cet II, saduran Ny. L. Moeljatmo, Bina Aksara, Jakarta, 1986.

Siti Soetami, Pengantar Tata Hukum Indonesia, Bandung, PT. Refika Aditama, 2001.

Topo Santoso,Kriminologi. Jakarta:2011. Perundang–undangan :

Undang–undang No 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan,Penjelasan Umum Undang–undang Nomor 41 Tahun 1999, Depatemen Kehutanan. Jakarta, 2000.


(11)

Undang–Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.

Undang– undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan ekosistemnya.

Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1985 tentang Perlindungan Hutan. Internet :

Tuti Budhi Utami, 2007. Kebijakan Hukum Pidana Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Illegallogging. eprints.undip.ac.id/17562/1/TUTY_BUDHI_UTAMI.pdf www.pusatbiologi.com ›Tumbuhan Di akses 22 januari 2014.


(12)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Negara Indonesia yang letaknya agraris, banyak ditumbuhi jenis tanaman khususnya tanaman hutan yang merupakan sumber kekayaan alam yang memberikan manfaat bagi kepentingan manusia. Hutan sebagai salah satu modal pembangunan memiliki manfaat yang nyata bagi kehidupan dan penghidupan bangsa Indonesia, baik manfaat ekologi, sosial budaya dan ekomomi secara seimbang dan dinamis. Untuk itu, tanaman yang tumbuh di hutan khususnya Kayu Jati harus dikelola, dilindungi serta dimanfaatkan secara berkesinambungan bagi kesejahteraan bangsa Indonesia, terutama untuk kepentingan generasi yang akan datang.

Sejalan dengan pasal 33 Undang – Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusional yang mewajibkan agar bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar–besarnya untuk kepentingan serta kemakmuran rakyat. Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dalam pasal 33 Undang – Undang Dasar 1945 tersebut, maka pemerintah wajib melakukan pengawasan yang ketat terhadap hutan yang merupakan salah satu kekayaan alam dari segala ancaman yang terjadi di dalam hutan, baik itu hutan negara maupun hutan hak.1

Hutan negara adalah hutan yang manfaat keseluruhannya dipergunakan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat, yang juga disebut hutan

1


(13)

2 kemasyarakatan. Hutan – hutan yang berada diwilayah Indonesia yang kekuasaannya berada pada pemerintah dipergunakan untuk modal pembangunan terutama hasil dari kayu hutan, sedang hutan hak adalah hutan yang berada diatas tanah yang dibebani hak milik lazim disebut hutan rakyat. Hutan rakyat ini biasanya berada disekitar perkampungan penduduk dalam radius 200 m2 yang dipergunakan untuk lahan pertanian atau perkebunan.2 Apabila tanah tersebut ditanamai pohon jati maka, pemerintah memberikan pengawasan terhadap hutan tersebut mengenai surat ijinnya dan Surat Keterangan Sahnya Hasil Hutan (SKSHH).

Tindak kejahatan kehutanan dapat digolongkan dalam berbagai macam perbuatan yang sifatnya khusus, salah satu contoh : menebang pohon hutan atau memanen atau memungut hasil hutan, dan lain sebagainya sebagaimana diatur dalam pasal 50 ayat 3 dan pasal 78 ayat 5 Undang – Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan dan Intruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2005 Tentang Pemberantasan Penebangan Kayu Secara Ilegal Di kawasan Hutan Dan Peredarannya Di Seluruh Wilayah Republik Indonesia, dalam hal ini Presiden memberikan Intruksi kepada para Menteri – menteri dan Pejabat Negara antara lain kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum Dan Keamanan, Menteri Kehutanan, Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri, menteri Perhubungan, Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia, Menteri Luar Negeri, Menteri Pertahanan, Menteri Perindustrian, Menteri Perdagangan, Menteri Tenaga

2


(14)

3 Kerja Dan Transmigrasi, Menteri Negara Lingkungan Hidup, Jaksa Agung, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, Panglima Tentara Nasional Negara, Kepala Badan Intelijen Negara, Para Gubernur, Para Bupati atau Walikota. Dalam pasal 78 ayat (5) Undang – Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang kehutanan menyebutkan.

“Barang siapa dengan sengaja melanggar ketentuan sebagaimana disebutkan dalam pasal 50 ayat (3) huruf e atau f, diancam dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,-(lima milyarrupiah)“.

Karena yang dijadikan obyek adalah kayu jati, maka terdapat ciri – ciri tertentu yang melekat untuk dapat dikatakan perbuatan tersebut sebagai tindak pidana kehutanan. Kalau dipantau dari laporan yang dibuat pihak Perum Perhutani, penebangan kayu jati dihutan merupakan salah satu bentuk gangguan keamanan hutan.

Penebangan kayu jati hutan di Perum Perhutani Kabupaten Probolinggo khususnya di daerah pedesaan dilihat dari kasus pidana yang disidangkan tiap tahunnya mengalami pasang surut. Hal ini disebabkan keadaan ekonomi serta tuntutan hidup masyarakat disekitar kawasan hutan jati yang mata pencahariannya sebagai petani. Pengetahuan masyarakat yang minim tentang pengetahuan hukum, juga adanya faktor lain yakni adanya orang – orang yang sengaja memanfaatkan keadaan ekonomi para pelaku penebangna kayu jati (ilegalloging) tersebut untuk mendapatkan keuntungan. Karena dalam hal ini masih ada para pelaku penebangan kayu jati yang tertangkap bebas begitu saja karena disebabkan oleh


(15)

4 proses penyelesaian yang tidak prosedural dan cendrung diselesaikan secara kekeluargaan. Peran penadah merupakan salah satu faktor banyaknya penebangan kayu jati hutan. Peningkatan kuantitas penebangan kayu jati hutan tanpa ijin yang berwenang di daerah Hukum Peradilan Negeri kraksaan disebabkan pula ketidak beresan dalam penerapan hukumnya. Yang jelas, berkaitan dengan segala kualitasnya dapat menimbulkan kerugian yang tidak sedikit. Untuk itu, harus dilakukan dan lebih ditingkatkan baik dilihat dari inkonsistensi petugas penegak hukumnya dan usaha – usaha bagaimana untuk meminimalkan tindak pidana kehutanan khususnya penebangan kayu jati hutan (ilegal loging).

Data tindak pidana kehutanan khususnya penebangan kayu jati hutan dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 1

Penebangan kayu jati dari tahun 2009-2013 Tahun Banyaknya Kasus 2009 2010 2011 2012 2013 3 kasus 1 kasus -1 kasus 2 kasus

Jumlah 7 kasus

Sumber : data sekunder dari tahun 2009-2013

Salah satu contoh kasus penebangan kayu jati hutan:

Terdakwa Kosim yang pekerjaannya sebagai petani di Desa Betek Kecamatan Krucil Kabupaten Probolinggo, bersama dengan temannya Hos (DPO) Daftar Pencarian Orang yang pekerjaannya sebagai petani. Pada hari Minggu tanggal 11 November 2012 di wilayah Desa Betek Kecamatan Krucil Kabupaten Probolinggo melakukan penebangan kayu jati hutan dengan cara menebang kayu tersebut sebanyak 3 (tiga) pohon kayu jati dan sudah dipotong menjadi 10


(16)

5 (sepuluh) gelondong yang berukuran 2 m x Q 19 = 1 gelondong, 2 m x Q 16 = 3 gelondong, 2 m x Q 13 = 4 gelondong, 2 m x Q 10 = 1 gelondong, 140 cm x Q 10 = 1 gelondong dengan menggunakan geraji tarik. Akibat perbuatan tersebut negara mengalami kerugian sebesar Rp. 2.406.000,- (Dua juta empat ratus enam ribu rupiah). Tindak pidana tersebut dilakukan oleh terdakwa dan teman-temannya hanya untuk menambah kebutuhan hidupnya.

Dari data statistik diatas memamg menurun dalam kwantitas (jumlah), tetapi meningkat dalam kwalitas sehingga dapat kita tarik suatu permasalahan bagaimana upaya untuk menanggulangi atau setidak – tidaknya meminimalkan tindak pidana kehutanan khususnya penebangan kayu jati hutan dengan adanya ketentuan tentang kehutanan yang diatur dalam Undang – Undang Nomor : 41 Tahun 1999 dan Intruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2005 Tentang Pemberantasan Penebangan Kayu Secara Ilegal Di Kawasan Hutan Dan Peredarannya Di Seluruh Wilayah Republik Indonesia. Namun sebelumnya kita harus mengetahui latar belakang, sebab, serta fenomena – fenomena yang melekat pada kejahatan tersebut.

Masalah kejahatan Penebangan kayu jati menimbulkan efek yang sangat luas, mencakup ke berbagai aspek kehidupan, seperti kerusakan lingkungan hidup dan kerusakan keseimbangan ekosistem, dan merugikan banyak orang. Mengacu dari hal – hal tersebut, haruslah ada usaha untuk menanggulangi atau setidaknya mengurangi terjadinya kejahatan terhadap kehutanan agar dapat tercipta keseimbangan dan keselarasan ekosistem lingkungan hidup dan pemanfaatan hutan sebesar–besarnya untuk kesejahteraan rakyat.


(17)

6 Di Kabupaten Probolinggo, kasus – kasus kejahatan penebangan liar (illegal logging) merupakan kasus – kasus yang dapat dengan mudah dijumpai. Dari perumusan masalah tersebut akan dilakukan pembahasan dalam bentuk skripsi dengan judul Tindak Pidana Penebangan Kayu Jati ( Illegal logging ) Di Desa Betek ( Studi Kasus Di Polres Kabupaten Probolinggo )

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja faktor penyebab pelaku melakukan penebangan liar (illegal logging) kayu jati?

2. Bagaimana Modus melakukan penebangan liar ( illegal logging) kayu jati di Kabupaten Probolinggo?

3. Bagaimana upaya penanggulangan tindak pidana penabangan kayu jati? C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya penebangan kayu jati secara ilegal 2. Untuk mengetahui modus terjadinya penebangan kayu jati secara ilegal 3. Untuk mengetahui upaya penanggulangan tindak pidana kayu jati D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan, baik untuk kepentingan ilmu pengetahuan (teoritis) maupun kepentingan praktis dalam penanganan tindak pidana Illegal Logging. Adapun kegunaan penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penulisan ini diharapkan memberi sumbangsih pemikiran yang berguna pada ilmu pengetahuan hukum pidana pada umumnya, dan


(18)

7 pelaksanaan hukum pidana khususnya di dalam kehidupan bermasyarakat. 2. Manfaat Praktis

Kegunaan praktis di dalam pengkajian ini adalah untuk mendapatkan hasil kajian yang relevan sebagai langkah awal penyempurnaan kebijakan dibidang penanganan pemberantasan tindak pidana Penebangan Kayu jati (illegal loging).

Penelitian secara praktis bermanfaat bagi : a. Bagi penulis

1. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan gelar kesarjanaan strata 1 (satu) di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang. 2. Untuk penulis pribadi guna mengetahui dan menganalisis tindak pidana

illegal logging dan penerapan sanksinya berdasarkan Undang – undang No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan

b. Aparat Kepolisian

Memberikan gambaran yang bisa menjadi suatu wacana untuk mempelajari dan menganalisis upaya yang dilakukan oleh pihak kepolisian setempat dalam menangani tindak pidana penebangan kayu jati, illegal loging yang terjadi di Desa Betek Kecamatan Krucil Kabupaten Probolinggo.

c. Bagi Mahasiswa

Sebagai bahan menambah wawasan dan menambah ilmu yang berkaitan dengan hukum pidana.


(19)

8 E. Metode Penelitian

1. Pendekatan

Uraian serta pembahasan masalah menggunakan metode pendekatan yuridis sosiologis, yakni melihat hukum sebagai perilaku manusia dalam masyarakat. 2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih dalam menyusun tugas akhir ini adalah di daerah Kabupaten Probolinggo. karena disana berdasarkan peneliti para penebang kayu khususnya kayu jati terjadi,3padahal telah dilakukan tindakan represif aparat hukum atau pihak perum perhutani guna memperkecil kuantitas .kejahatan tersebut, seperti pemberian sanksi pidana bagi para penebang kayu jati.

3. Jenis data

Data yang dikembangkan dalam penulisan ini, diperoleh dari dua sumber data diperoleh dari dua sumber data sebagai berikut:

a. Data Primer, yaitu

Diperoleh dengan melakukan pencatatan dengan sistematis data – data, fakta– fakta dan bahan keterangan yang diteliti. Selain itu penulisan juga menggunakan data wawancara dan dokumen–dokumen dari lapangan. b. Data Sekunder, yaitu

Untuk penulisan saya menggunakan sumber data sekunder, sumber data ini di peroleh dari studi kepustakaan, jurnal hasil penelitian terdahulu, buku–buku, internet dan Undang–Undang No 41 tahun 1999, Intruksi

3


(20)

9 Presiden No 4 tahun 2005 Tentang Pemberantasan Penebangan Kayu secara illegal di kawasan hutan dan peredarannya di seluruh wilayah Republik Indonesia. serta yang berhubungan dengan tindak pidana penebangan kayu jati secara illegal.

4. Teknik pengumpulan data

Dalam penyusunan ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan terbagi atas tiga, antara lain:

a. Wawancara

Wawancara adalah merupakan bentuk variable dari percakapan yang bertujuan memproleh informasi dengan mengajukan pertanyaan yang sudah disusun dan dipersiapkan sebelumnya dalam bentuk suatu daftar pertanyaan secara lengkap dan teratur. Wawancara dilakukan dengan para aparat kepolisian Polres Kabupaten Probolinggo dan pihak yang berhubungan dengan masalah penebangan kayu jati secara illegal dalam hal ini yaitu Pihak Perhutani Bapak Slamet BKPH Condong, Pihak Kejaksaan Negeri Kraksaan yaitu Bapak Suyanto SH.,M.H, Pihak Polisi yaitu Syamsul Arifin AIPTU, serta pelaku penebang kayu jati yaitu Kosim Desa Betek Kecamatan Krucil Kabupaten Probolinggo.

b. Dokumentasi

Pengumpulan data – data dengan cara mencatat dan memanfaatkan dokumen yang sudah ada dalam penanganan tindak pidana penebangan kayu jatiillegal logging.


(21)

10 c. Studi Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data penelitian kepustakaan (Library Research) dengan mengumpulkan berbagai data dari literatur yang relevan.

d. Website

Pengumpulan data–data dengan menggunakan internet 5. Analisa data

Untuk menganalisa data – data yang ada, dipergunakan teknik deskriptif analisa kualitatif, maksudnya dari data yang sudah diperoleh kemudian dihimpun dan dibahas menurut kualitasnya masing – masing dalam hubungannya dengan permasalahan yang diajukan.

F. Sistematika Penulisan

Dalam sistemika penulisan skripsi ini terbagi menjadi 4 bab dan masing–masing bab terdiri dari sub bab.adapun bab–bab tersebut adalah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Selanjutnya pola bab ini berisi tinjauan pustaka, dan data penyusunan skripsi ini merupakan landasan teori atau pijakan teoritis antara lain, Pengertian Hutan, Jenis-jenis Hutan, PengertianIllegallogging, Jenis-jenis tindak pidana Kehutanan, unsur–unsur tindak pidana Kehutanan, Pengaturan Tindak PidanaIllegal logging Berdasarkan Undang – Undang Kehutanan, Beberapa Ketentuan Dalam


(22)

Undang-11 Undang Kehutanan Yang Tekait dengan Tindak Pidana Illegallogging, Unsur-unsur dalam Undang – undang Kehutanan yang terkait dengan Tindak Pidana Illegal logging, Faktor – faktor penyebab terjadinya Penebangan Liar (illegal logging), Pengertian Kerusakan Lingkungan dan Pencemaran Lingkungan.

BAB III PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis menyajikan hasil penelitian mengenai kasus tentang Tindak Pidana Penebangan Kayu Jati (illegal logging) Di Desa Betek ( Studi Kasus Di Polres Kabupaten Probolinggo )

BAB IV PENUTUP

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dan berisi tentang saran yang perlu disampaikan sebagai jawaban dan mencari jalan keluar dari masalah yang timbul.


(1)

Di Kabupaten Probolinggo, kasus – kasus kejahatan penebangan liar (illegal logging) merupakan kasus – kasus yang dapat dengan mudah dijumpai. Dari perumusan masalah tersebut akan dilakukan pembahasan dalam bentuk skripsi dengan judul Tindak Pidana Penebangan Kayu Jati ( Illegal logging ) Di Desa Betek ( Studi Kasus Di Polres Kabupaten Probolinggo )

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja faktor penyebab pelaku melakukan penebangan liar (illegal logging) kayu jati?

2. Bagaimana Modus melakukan penebangan liar ( illegal logging) kayu jati di Kabupaten Probolinggo?

3. Bagaimana upaya penanggulangan tindak pidana penabangan kayu jati? C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya penebangan kayu jati secara ilegal 2. Untuk mengetahui modus terjadinya penebangan kayu jati secara ilegal 3. Untuk mengetahui upaya penanggulangan tindak pidana kayu jati D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan, baik untuk kepentingan ilmu pengetahuan (teoritis) maupun kepentingan praktis dalam penanganan tindak pidana Illegal Logging. Adapun kegunaan penelitian tersebut adalah sebagai berikut :


(2)

pelaksanaan hukum pidana khususnya di dalam kehidupan bermasyarakat. 2. Manfaat Praktis

Kegunaan praktis di dalam pengkajian ini adalah untuk mendapatkan hasil kajian yang relevan sebagai langkah awal penyempurnaan kebijakan dibidang penanganan pemberantasan tindak pidana Penebangan Kayu jati (illegal loging).

Penelitian secara praktis bermanfaat bagi : a. Bagi penulis

1. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan gelar kesarjanaan strata 1 (satu) di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang. 2. Untuk penulis pribadi guna mengetahui dan menganalisis tindak pidana

illegal logging dan penerapan sanksinya berdasarkan Undang – undang No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan

b. Aparat Kepolisian

Memberikan gambaran yang bisa menjadi suatu wacana untuk mempelajari dan menganalisis upaya yang dilakukan oleh pihak kepolisian setempat dalam menangani tindak pidana penebangan kayu jati, illegal loging yang terjadi di Desa Betek Kecamatan Krucil Kabupaten Probolinggo.

c. Bagi Mahasiswa

Sebagai bahan menambah wawasan dan menambah ilmu yang berkaitan dengan hukum pidana.


(3)

E. Metode Penelitian 1. Pendekatan

Uraian serta pembahasan masalah menggunakan metode pendekatan yuridis sosiologis, yakni melihat hukum sebagai perilaku manusia dalam masyarakat. 2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih dalam menyusun tugas akhir ini adalah di daerah Kabupaten Probolinggo. karena disana berdasarkan peneliti para penebang kayu khususnya kayu jati terjadi,3padahal telah dilakukan tindakan represif aparat hukum atau pihak perum perhutani guna memperkecil kuantitas .kejahatan tersebut, seperti pemberian sanksi pidana bagi para penebang kayu jati.

3. Jenis data

Data yang dikembangkan dalam penulisan ini, diperoleh dari dua sumber data diperoleh dari dua sumber data sebagai berikut:

a. Data Primer, yaitu

Diperoleh dengan melakukan pencatatan dengan sistematis data – data, fakta– fakta dan bahan keterangan yang diteliti. Selain itu penulisan juga menggunakan data wawancara dan dokumen–dokumen dari lapangan. b. Data Sekunder, yaitu

Untuk penulisan saya menggunakan sumber data sekunder, sumber data ini di peroleh dari studi kepustakaan, jurnal hasil penelitian terdahulu,


(4)

Presiden No 4 tahun 2005 Tentang Pemberantasan Penebangan Kayu secara illegal di kawasan hutan dan peredarannya di seluruh wilayah Republik Indonesia. serta yang berhubungan dengan tindak pidana penebangan kayu jati secara illegal.

4. Teknik pengumpulan data

Dalam penyusunan ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan terbagi atas tiga, antara lain:

a. Wawancara

Wawancara adalah merupakan bentuk variable dari percakapan yang bertujuan memproleh informasi dengan mengajukan pertanyaan yang sudah disusun dan dipersiapkan sebelumnya dalam bentuk suatu daftar pertanyaan secara lengkap dan teratur. Wawancara dilakukan dengan para aparat kepolisian Polres Kabupaten Probolinggo dan pihak yang berhubungan dengan masalah penebangan kayu jati secara illegal dalam hal ini yaitu Pihak Perhutani Bapak Slamet BKPH Condong, Pihak Kejaksaan Negeri Kraksaan yaitu Bapak Suyanto SH.,M.H, Pihak Polisi yaitu Syamsul Arifin AIPTU, serta pelaku penebang kayu jati yaitu Kosim Desa Betek Kecamatan Krucil Kabupaten Probolinggo.

b. Dokumentasi

Pengumpulan data – data dengan cara mencatat dan memanfaatkan dokumen yang sudah ada dalam penanganan tindak pidana penebangan kayu jatiillegal logging.


(5)

c. Studi Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data penelitian kepustakaan (Library Research) dengan mengumpulkan berbagai data dari literatur yang relevan.

d. Website

Pengumpulan data–data dengan menggunakan internet 5. Analisa data

Untuk menganalisa data – data yang ada, dipergunakan teknik deskriptif analisa kualitatif, maksudnya dari data yang sudah diperoleh kemudian dihimpun dan dibahas menurut kualitasnya masing – masing dalam hubungannya dengan permasalahan yang diajukan.

F. Sistematika Penulisan

Dalam sistemika penulisan skripsi ini terbagi menjadi 4 bab dan masing–masing bab terdiri dari sub bab.adapun bab–bab tersebut adalah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Selanjutnya pola bab ini berisi tinjauan pustaka, dan data penyusunan skripsi ini merupakan landasan teori atau pijakan teoritis antara lain, Pengertian Hutan, Jenis-jenis Hutan, PengertianIllegallogging, Jenis-jenis tindak pidana Kehutanan,


(6)

Undang Kehutanan Yang Tekait dengan Tindak Pidana Illegallogging, Unsur-unsur dalam Undang – undang Kehutanan yang terkait dengan Tindak Pidana

Illegal logging, Faktor – faktor penyebab terjadinya Penebangan Liar (illegal logging), Pengertian Kerusakan Lingkungan dan Pencemaran Lingkungan.

BAB III PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis menyajikan hasil penelitian mengenai kasus tentang Tindak Pidana Penebangan Kayu Jati (illegal logging) Di Desa Betek ( Studi Kasus Di Polres Kabupaten Probolinggo )

BAB IV PENUTUP

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dan berisi tentang saran yang perlu disampaikan sebagai jawaban dan mencari jalan keluar dari masalah yang timbul.