Teknik Kultur in Vitro a. Definisi dan Manfaat

7

2. Teknik Kultur in Vitro a. Definisi dan Manfaat

Kultur in vitro atau disebut juga kultur jaringan tanaman adalah suatu teknik menumbuh kembangkan bagian tanaman, baik berupa sel, jaringan atau organ dalam media kultur dengan kandungan nutrisi lengkap, serta kondisi ruang kultur yang aseptik dan terkontrol Yusnita, 2004. Pelaksanaan kultur in vitro tanaman didasarkan pada sifat totipotensi sel yaitu sifat setiap sel tanaman hidup yang pada dasarnya dilengkapi dengan informasi genetik dan perangkat fisiologis yang lengkap untuk tumbuh dan berkembang menjadi tanaman utuh, jika berada di lingkungan yang sesuai Ignacimuthu, 1997; Yusnita, 2004. Teknik kultur in vitro dilaksanakan pada kondisi yang steril, yaitu bebas dari kontaminan seperti mikroorganisme yang dapat tumbuh dalam media kultur. Sterilisasi dilakukan untuk menghilangkan mikroorganisme yang ada pada permukaan eksplan. Bahan kimia yang dapat digunakan sebagai sterilan misalnya NaOCl, CaOCl 2 , etanol dan HgCl 2 Yusnita, 2004. Eksplan yang telah steril ditanam pada media kultur. Media MS Murashige Skoog merupakan media yang sering digunakan untuk induksi kalus. Komposisi utama media ini adalah garam mineral, sumber karbon, zat pengatur tumbuh ZPT dan bahan pemadat agar Ramawat, 1999; Scragg, 1997; Ignacimuthu, 1997. Perkembangan teknik kultur in vitro telah banyak memberikan manfaat dalam bidang penelitian, terutama untuk analisis fisiologi tumbuhan dan 8 aspek-aspek biokimia tumbuhan Wetherell, 1982. Teknik kultur in vitro digunakan untuk menghasilkan produk-produk tanaman melalui proses yang sama, dengan faktor lingkungan berupa suhu, cahaya, komposisi media, dan pH yang terkontrol baik dari setiap tahapan kultur Auge, 1995. Kultur in vitro dimanfaatkan sebagai alternatif untuk memperoleh tanaman bebas virus, memperbanyak tanaman, melestarikan plasma nutfah, manipulasi genotip, dan produksi senyawa tanaman yang diinginkan Mulabagal dan Tsay, 2004.

b. Inisiasi dan Pertumbuhan Kalus

Dokumen yang terkait

KANDUNGAN RESERPIN KULTUR KALUS PULE PANDAK (Rauvolfia verticillata (Lour ) Baillon) SETELAH DIELISITASI DENGAN CENDAWAN Pythium sp

1 10 81

PENGARUH PENURUNAN KONSENTRASI FOSFOR DALAM MEDIA MURASHIGE SKOOG (MS) TERHADAP PERTUMBUHAN KALUS DAN PRODUKSI RESERPIN PULE PANDAK [Rauvolfia verticillata Baillon] SECARA IN VITRO

0 3 89

PENGARUH KONSENTRASI SUKROSA DAN BAP (Benzil Amino Purine) DALAM MEDIA MURASHIGE SKOOG (MS) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KANDUNGAN RESERPIN KALUS PULE PANDAK

0 2 61

PERTUMBUHAN DAN KANDUNGAN RESERPIN PULE PANDAK (Rauvolfia verticillata Lour. Baillon) PADA VARIASI UNSUR FOSFOR (P)

0 12 89

Pengaruh Variasi Konsentrasi Asam Naftalen Asetat terhadap Pertumbuhan dan Kandungan Flavonoid Kalus Daun Dewa [Gynura procumbens (Lour) Merr.].

0 0 6

Pengaruh Konsentrasi Mg2+ Terhadap Indeks Pertumbuhan Kultur Tunas Rauvolfia spectabilis (Miq.) Boerl dan Analisis Kualitatif Reserpin Secara Kromatografi Lapis Tipis - Ubaya Repository

0 0 1

Pengaruh Konsentrasi Mn2 Terhadap Indeks Pertumbuhan dan Kandungan Reserpin Kultur Tunas Rauvolfia Spectabilis (Miq.) Boerl. - Ubaya Repository

0 0 1

Kandungan Vitamin C pada Kultur Kalus Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) dengan Variasi Konsentrasi Sukrosa dalam Media MS. - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 2

Pengaruh Konsentrasi Zn2+ Terhadap Indeks Pertumbuhan Kultur Tunas Rauvolfia spectabilis (Miq.) Boerl dan Hasil Analisa Kualitatif Kandungan Reserpin Secara Kromatografi Lapis Tipis - Ubaya Repository

0 0 1

Pengaruh Auksin (2,4-D dan NAA) Terhadap Indeks Pertumbuhan Kultur Kalus Rauvolfia spectabilis (Miq.) Boerl dan Hasil Analisa Kualitatif Reserpin Secara Kromatografi Lapis Tipis - Ubaya Repository

0 0 1