“Kesantunan Berbahasa Pada Penutur Mahasiswa Di Lingkungan Tempat Kos Uma Joempa”.

(1)

KESANTUNAN BERBAHASA PADA PENUTUR

MAHASISWA DI LINGKUGAN TEMPAT KOS UMA JOEMPA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana (S1) Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

Oleh :

Susanti 201010080311003

PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016


(2)

i

KESANTUNAN BERBAHASA PADA PENUTUR

MAHASISWA DI LINGKUGAN TEMPAT KOS UMA JOEMPA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana (S1) Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

Oleh: Susanti (201010080311003)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016


(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul Kesantunan Berbahasa Pada Penutur Mahasiswa di Lingkugan Tempat Kos Uma Joempa: Sebuah Analisi kesantuna berbahasa dengan pendekatan kualitatif dan deskriptif ini telah di setujui oleh Dosen pembimbing skripsi pada tanggal 06 Februari 2016.

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II


(4)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Malang

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Tanggal, 06 Februari 2016

Mengesahkan

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang

Dekan,

Dewan Penguji

1) Drs. Ajang Budiman, M. Hum ………

2) Drs. Joko Asihono ………

3) Dr. Ekarini Saraswati, M.Pd ………...


(5)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawa ini: Nama : Susanti

Nim : 201010080311003

Jurusan : Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Fakultas : Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Malang Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa:

1. Tugas akhir dengan judul: Kesantunan Berbahasa Pada Penutur Mahasiswa di Lingkugan Tempat Kos Uma Joempa

Adalah hasil karya saya dan dalam naskah tugas akhir ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah di ajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, baik sebagian atau pun keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

2. Apabila ternyata di dalam naskah tugas akhir ini dapat dibuktikan dengan unsur-unsur PLAGIAT, saya bersediah TUGAS AKHIR INI DIGUGURKAN dan GELAR AKADEMIK YANG SAYA PEROLEH DIBATALKAN, serta diproses sesuai hukum yang berlaku.

3. Tugas akhir ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS ROYALTI NON EKSKLUSIF.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat di pergunakan sebagaimana mestinya.

Malang, 06 Februari 2016 Yang menyatakan,


(6)

v

’’ALLAH TIDAK AKAN MEMBEBANI SESEORANG MELALINKAN SESUAI DENGAN KESANGGUPANNYA (Q.S.AI-baqaqoroh : 286)

Kupersembahkan skripsi ini buat orang tuaku yang sudah banyak berkorban demiku, Dosen, kakak, adik ,keluarga besar dari Tonggu, Sape, Dompu, Bima (NTB) , dan tidak lupa pula saya ucapkan kepada Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang serta sahabat tercinta yang selalu memotivasi , saat susah mau pun senang dan membantu terselesainya skripsi ini.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “Kesantunan Berbahasa Pada Penutur Mahasiswa di Tempat Kos Uma Joempa” ini dengan tepat waktu.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesai, dan Daerah pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis sadar, bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik bantuan yang berupa moril maupun spiritual yang penulis dapat. Penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya dan rasa hormat atas segala bimbingan, pengarahan, serta dorongan yang telah diberikan kepada penulis, dengan kerendahan hati penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada:

1. Drs. Fauzan, M.Pd, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang

2. Dr. Poncojari Wahyono. M. Kes, selaku Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang

3. Dra Tuti Kusniarti M.Si, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah yang tidak lelah mencurahkan segenap perhatian dan bimbingan kepada kami.

4. Dr. Ekarini Saraswati, M.Pd. Dan Dr. Arif Budi Wurianto, M.Si selaku Dosen Pembimbing pembuatan skripsi ini. Terimakasih atas segala kesabaran, keiklasan dan waktu yang Ibu dan Bapak Dosen luangkan selama proses membimbing saya untuk menyelesaikan tugas akhir saya. Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala kebaikannya. Amin

5. Seluruh Dosen Pendidikan Bahasa sastra Indonesia dan daerah yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat .


(8)

vii

6. Terimaksasih kepada lingkungan Desa Tegal Gondo Garanglo mengizinkan saya izin untuk meneliti ketidaksantuna berbahsa dilingkungan masyarakat Uma Joempa

7. Ayah dan ibu (M.nur, Husain, ST Maryam, ST kalisom ) tercinta yang telah membimbing dan mendidik saya seperti sekarang ini.

8. Kakak (Akbar Husan, Jasmin Husan) dan adik (Sinta, Doa) yang selalu memberikan dukungan selama menimbah ilmu

9. Teman-teman sesama orda (Organisasi daerah ) Dompu, kalampa kksm, kklm

10. Terimakasih untuk kakak dan adik orda yang member semangat dan motifasi 11. (Harjulina, Tohar , Nisa, Desi , Sumlus salam, Sefa, Kiven Nur, Ayu, Herri,

Gufron, Ahmad)

12. Teman–teman jurusan pendidikan bahasa Indonesia angkatan 2010, kelas A, B, dan C yang telah bersediah menjadi sahabat berfikir sering diskusi tentang ilmu yang kami dapat di meja perkuliahan.

13. Kepada seluruh pihak yang terkait, baik atas nama perorangan atau pun lembaga yang turut serta membantu kelancaran penulisan skripsi ini.

Kami menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami menyampaikan terimakasih atas saran dan kritikan yang diberikan dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dicatat sebagai amal kebaikan

Malang, 06 Februari 2016


(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Batasan Masalah ... 8

1.3 Rumusan Masalah ... 8

1.4 Tujuan Penelitian ... 9

1.5 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORI 2.1 Sosiopragmatik ... 11

2.2 Ragam Bahasa ... 15

2.3. Tindak Tutur ... 16

2.4. Kesantunan ... 18

2.4.1 Prinsip Kesantunan Purwono ... 20

2.4.2 Jenis Kesantunan ... 22

2.4.3 Faktor-Faktor Kesantunan ... 22

2.4.3.1 Faktor Sosial ... 25

2.4.3.2 Faktor Nonlingustik ... 26

2.4.3.3 Faktor Situsasional ... 27


(10)

ix BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian ... 30

3.2. Metode Penelitian ... 30

3.3. Teknik Penelitian ... 31

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.3.2 Teknik Pengolahan Data ... 33

3.4 Sumber Data Dan korpus ... 34

3.4.1 Sumber Data ... 34

3.4.2 Data Korpus ... 34

3.4.3 Instrumen Penelitian ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Bentuk Pilihan Dan Penggunaan Kata Yang menggambarkan Kesantunan Berbahasa Di Lingkungan Tempat Kos Uma Joempa ... 39

4.2 Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Kesantuna Dalam Berbahasa ... 46

4.2. 1. Sifat bawaan penutur atau faktor kedaerahan penutur 46

4.2.2. Penutur dan mitra tutur memiliki pendapat yang sama 48 4.2.3. Faktor status sosial dan jabatan ... 49

4.2.4. Penutur memberikan pujian terhadap mitra tutur .. 51

4.2.5. Dorongan rasa emosi penutur ... 52

4.2.6. Penutur dan mitra tutur tidak menghin dari pertentangan ... 54

4.2.7. Protektif terhadap pendapat ... 55

4.2.8. Penutur memahami keinginan mitra tutur ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 59

5.2. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 62


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.3.4 Indikator Prinsip Kesantunan ... 35 Tabel 3.5.1 Instrumen Penjaring Data Penelitian ... 36


(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Data Wawancara ... 63

LAMPIRAN 2 Foto Penelitian ... 78

LAMPIRAN 3 Tabel Korpus Data ... 80


(13)

DAFTAR PUSTAKA

Aazwar, Saifuddin. 2007. Metode Penelitian: Yogyakarta: Pustaka Pelajar Akmal. 2006. Indonesia (super) ego. http : // opini pribadi. Blogspot. Com Bagus, Indonesia. 2006. Calo. http : // opini pribadi. Blogspot. Com. Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta : Rineka Cipta.

Chaer, Abdul & Agustina, Leoni. 2004. Sosiolinguistik: Perkenalan awal Edisi Revisi.Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul & Agustina, Leoni. 2010. Sosiolinguistik: Perkenalan awal. Jakarta: Rineka Cipta.

Hasan, Alwi. 1995. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta : PT. Gramedia

Masyhuri, Zainuddin. 2008. Metodelogi Penelitian: Pendekatan Praktis dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama.

Nurudin. 2003. Komunikasi Massa. Yogyakarat : Pustaka Pelajar.. Pranowo. 2012. BerbahasaSecaraSantun : Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Rahardi, Kunjana. 2005. PRAGMATIK, Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga

Ruhendi Saefullah, Aceng. 2001. Perwujudan Prinsip Kerjasama dalam Teks Wawancara. Tesis. Jakarta : Universitas Indonesia

Ruhendi Saefullah, Aceng. 2003. Pragmatik Dari Morris Sampai Van Dijk Dan

Perkembangannya Di Indonesia. Jurnal @rtikulasi volume 3. Bandung

: FPBS

Sumarsono, dan Paina Partama. 2004. Sosiolinguistik. Yogyakarta : Pustaka Pelajardan Sabda.

Sumarsono. 2014. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Sabda

Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung : Angkasa. Wijana, I Dewa Putu. 1996. Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta : Andi.


(14)

1 BAB l PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam menuangkan ide pokok pikiran, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan, ketika dalam menggunakan gagasan yang perlu diperhatikan bukan bentuk kebahasaan tetapi pemahaman. Dengan adanya pemahaman maksud dan tujuan akan tersampaikan secara jelas (Chaer,2010:3). Bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulisan. Bahasa tulisan dapat diartikan hubungan tidak langsung, sedangkan bahasa lisan dapat diartikan hubungan langsung. Hubungan langsung akan terjadi sebuah percakapan antara individu maupun antara kelompok. Percakapan yang terjadi mengakibatkan adanya peristiwa tutur dan tindak tutur.

Tuturan dapat diartikan sebagai perbuatan berbahasa yang dimungkinkan dan diwujudkan sesuai dengan kaidah-kaidah pemakaian unsur-unsur yang dapat dikatakan perbuatan yang menghasilkan bunyi bahasa secara beraturan sehingga menghasilkan ujaran yang bermakna. Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur merupakan gejala individual, dan keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan berbahasa, penutur dalam menghadapi situasi tertentu. Peristiwa tutur dilihat pada makna atau arti tindakan dalam tuturannya. Tindak tutur dan peristiwa tutur


(15)

2

merupakan dua gejala yang terjadi pada satu proses yang diakibatkan oleh gejala-gejala situasi yang sedang terjadi sehingga tercipta proses komunikasi.

Mahasiswa merupakan seorang terpelajar dalam melakukan aktifitas interaksi dalam bermasyarakat dengan menggunakan bahasa. Mahasiswa adalah seorang pelajar yang menuntut ilmu pengetahuan atau yang sedang menempuh studi strata satu di malang. Di lingkungan Tempat Kos Uma Jomepa di Desa Tegal Gondo Karang Ploso Malang, dimana terjadi peristiwa tutur yang dituturkan oleh mahasiswa, dengan mahasiswa lainnya bertutur kata “tidak menyenangkan “ memberi kesan kepada masyarakat yang tidak baik. Sebagian Mahasiswa menganggap itu biasa, sehingga bertutur dengan kata-kata kasar. Mahasiswa tersebut tidak memberikan contoh bertutur kata dengan baik bagi orang lain. Hal ini akan terjadi perselisihan antara sesama mahasiswa sendiri dan masyarakat. Maka timbulnya kemarahan dengan kata-kata makian atau kata-kata-kata-kata kasar secara diam-diam (sarkasme) yang keluar dari mulut para mahasiswa tersebut kepada mahasiswa lainnya. Sarkasme yang keluar dari mulut mahasiswa-mahasiswa tersebut biasanya adalah nama-nama binatang ‘asuh’, ‘monyet’, ‘jangrik’ dan sebagainya, yang dilontarkan oleh mahasiswa sebagai gambaran meluapnya kemarahan dan tidak menggambarkan kesantunan.

Pendengar yang merasa tersinggung, tidak menerima perkataan yang dilontarkan mahasiswa tersebut membalas dengan makian yang lebih kasar, sehingga sering terjadi “adu mulut” antara mahasiswa dengan mahasiswa lainnya. Hal ini diikuti oleh teman-temannya yang sering menciptaka suasana


(16)

3

menjadi ricuh (memanasnya suasana). Peristiwa tutur adalah terjadinya atau berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih dalam satu bentuk ujaran atau yang melibatkan dua pihak yaitu penutur dan lawan tutur dengan satu pokok tuturan di dalam waktu, tempat, dan situasi tertentu. Jadi, interaksi yang berlangsung antara mahasiswa dengan mahasiswa lainnya pada waktu tertentu dengan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi adalah sebuah peristiwa tutur. Peristiwa serupa dapat ditemukan dalam acara diskusi di ruang tamu Tempat Kos Uma Joempa Desa Tegal Gondo Karang Ploso Malang. Menurut Hymes (1972:285), seorang pakar sosiolinguistik terkenal, bahwa suatu peristiwa tutur harus memenuhi delapan komponen yang bila huruf–huruf pertamanya dirangkaikan akan menjadi akronim berbicara. Peristiwa fenomena atau kebahasaan yang penulis dapatkan adalah tuturan yang diucapkan oleh salah satu mahasiswa dengan sahabatnya di lingkungan tempat Kos Uma Joempa :

“bro kemarin kamu bilang apa ama cewekku? penutur (1) ‘Jangrik koyo awakmu berani ae ama aku! penutur (2) “asuh. Kamu sudah menghina cewekku di tempat umum! penutur (1) iya, terus kamu mau apa? Aku nga takut ama kamu! penutur (2) anjing, bukanya minta maaf , tapi kamu malah nantang aku! penutur (1) Eh…dasar kamu monyet”.

Peristiwa kebahasaan di atas adalah penggalan beberapa kalimat yang merupakan gambaran yang tidak mengikuti prinsip-prinsi kesantunan berbahasa yang diucapkan oleh mahasiswa dengan sahabat di tempat kosnya yang tidak mengikuti etika dalam bertutur. Penulis akan meneliti fenomena


(17)

4

kebahasaan yang terjadi pada mahasiswa Malang yang berada di tempat Kos Uma Joempa di Desa Tegal Gondo Kacamatan Karang Ploso Kabupaten Malang yang melibatkan barbagai kalangan seperti mahasiswa di barbagai suku yang memiliki perbedaan status sosial. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kata-kata kasar. Sarkasme bisa memancing kemarahan orang yang ditujukan, tapi terkadang tidak berpengaruh karena sudah menjadi hal yang wajar untuk keduanya.

Dilihat dari sudut pandang penuturnya, bahasa berfungsi personal atau pribadi sebagai fungsi emotif. Maksudnya penutur menyatakan sikap terhadap yang telah dituturkannya. Penutur bukan mengungkapkan emosi lewat bahasa, tetapi juga memperlihatkan emosi itu sewaktu menyampaikan tuturannya. Pendenga dapat menduga apakah penutur sedih, marah, atau gembira. Sedangkan dilihat dari segi pendengar atau lawan bicara, maka bahasa itu berfungsi direktif, yaitu mengatur tingkah laku pendengar menyebutkan sebagai fungsi instrumental; dan fungsi retorikal. Bahasa tidak membuat pendengar melakukan sesuatu, tetapi melakukan kegiatan yang sesuai dengan yang dibicarakan, artinya pendegar akan melakukan yang sesuai dengan apa yang sudah dilontarkan oleh pembicara, sebab pembicara yang memberi stymulus sehingga pendengar merespon apa yang di lontarkan oleh pembicara. Hal ini dapat dilakukan oleh penutur dengan menggunakan kalimat-kalimat yang menyatakan perintah, imbauan, permintaan maupun rayuan. Dapat dilihat dari segi kontak antara penutur dan pendengar maka bahasa berfungsi interpersonal, yaitu fungsi menjadi hubungan, memelihara, memperlihatkan


(18)

5

perasaan bersahabat, atau solidaritas nasional yang saling mendukung dalam segala hal dan tercermin dalam bahasanya masing-masing.

Dalam dunia pendidikan bahasa yang digunakan dalam komunikasi yang beragam terjadinya keragaman atau kevariasian bahasa ini bukan di sebabkan oleh para penuturnya yang tidak homogen, karena interaksi social orang Bima yang beragam. Dapat disebabkan oleh mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah yang ada di Indonesia sehingga dapat di tinjau dari sudut pandang penuturnya, ragam dapat diperinci menurut patokan daerah, pendidikan, dan sikap penutur. Sarkasme adalah sejenis majas yang mengandung olok-olok atau sindiran pedas dengan menyakiti hati (Purwadarminta dalam Tarigan, 1990:92). Apabila dibandingkan dengan ironi dan sinisme, maka sarkasme ini lebih kasar. Sarkasme adalah gaya sindiran terkasar. Memaki orang dengan kata-kata kasar dan tak sopan di telinga dan biasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah.

Bahasa adalah aktivitas sosial, seperti aktivitas sosial lainnya yang dalam kegiatan bahasa bisa terwujud apabila manusia terlibat di dalamnya. Dalam berbicara, pembicara dan lawan bicara sama-sama menyadari bahwa ada kaidah-kaidah yang mengatur tindakannya, penggunaan bahasa dan interpretasi terhadap tindakan, ucapan lawan bicaranya. Setiap peserta tindak tutur bertanggung jawab terhadap tindakan dan penyimpangan terhadap kaidah kebahasaan di dalam interaksi sosial.

Dalam bahasa terdapat etika komunikasi dan dalam etika komunikasi terdapat nilai moral. Moral mempunyai pengertian yang sama dengan


(19)

6

kesusilaan yang memuat ajaran tentang baik dan buruknya perbuatan. Jadi, perbuatan itu dinilai sebagai perbuatan yang baik atau buruk itu tercermin dari prilaku dan pilihan bentuk dan kata-kata dalam berbahasa yang digunakan dalam aktifitas komunikasi. Etika diartikan sebagai ilmu yang membicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, dimana yang dinilai baik dan mana yang tidak baik. Etika digunakan dengan kata moral, susila, budi pekerti dan akhlak (Burhanudin Salam, 2001:102).

Sasaran etika khusus kepada tindakan manusia yang dilakukan secara sengaja. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kesantunan berbahasa di lingkungan Tempat Kos Uma Joempa yang mengandung etika dan tidak beretika. Terlepas dengan adanya pola komuniksi berbahasa yang diucapkan santun atau tidak santun, baik berupa olok-olok atau sindiran yang menyakitkan hati. Tuturan yang diucapkan oleh mahasiswa yang tidak mengandung unsur kesantunan berbahasa. Misalnya, mudah marah, kata-katanya kasar, dan bersifat pemarah. Hal ini sudah menjadi suatu kebiasaan yang membentuk tradisi sehingga terbentuk budaya dan ragam bahasa yang tidak santun ini menjadi hal yang lazim diucapkan. Sarkasme tersebut justru menjadikan keakraban dan jelas bahwa sasaran etika khusus kepada tindakan-tindakan manusia yang dilakukan secara sengaja. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kesantunan berbahasa di lingkungan Tempat Kos Uma Joempa yang mengandung etika dan tidak beretika dalam berkomunikasi terlepas dengan adanya pola berbahasa yang diucapkan kasar, baik berupa olok-olok atau sindiran yang menyakitkan hati. Seperti tuturan yang


(20)

7

diucapkan oleh mahasiswa yang tidak mengandung unsur kesantunan berbahasa. Misalnya, mudah marah, kata-katanya kasar, dan bersifat pemarah. Hal ini sudah menjadi suatu kebiasaan yang membentuk tradisi sehingga terbentuk budaya dan ragam bahasa yang tidak santun ini menjadi hal yang lazim diucapkan dan menjadikan keakraban tampa sekat strata, sehingga mereka yang menggunakan ragam bahasa tersebut dapat menikmatinya dengan senang dan bangga hati.

Fenomena kebahasaan tentu saja menarik dikaji karena dapat menambah wawasan keilmuan lingustik saat ini. Penulis memilih analisis kesantunan berbahasa pada penutur mahasiswa Malang yang bertempat tinggal di Kos Uma Joempa berdasarkan pertimbangan bahwa ragam bahasa yang kasar kerap kali menjadi instrumen komunikasi dalam pergaulan sebagian mahasiswa Indonesia, dikalangan yang terdidik, karena penelitian mengenai kesantunan berbahasa ini masih jarang dilakukan, maka penulis tertarik untuk menelitinya. Sepengetahuan penulis, ada beberapa yang sudah meneliti tentang kesantunan berbahasa, diantaranya Ai Sulastri (2004) dengan judul ‘Gejala Disfemisme (Bentuk Penghalusan) Dalam Bahasa Indonesia’.Hasil penelitian ini adalah kekasaran berbahasa dalam bahasa Indonesia. Para pemakai bahasa kasar semakin merasa nyaman dengan apa yang mereka lontarkan. Selain Ai Sulastri juga ada Lela Febrianti (2006), dengan judul ‘Sarkasme dilingkugan Tempat Kos Uma Joempa’. Hasil dari penelitian ini adalah bentuk penghaluasan berbahasa tidak hanya terjadi pada


(21)

8

orang dewasa saja, tetapi sudah menjalar ke beberapa kalangan mahasiswa yang bahasanya dirasakan kasar.

Dari beberapa sumber yang di sebutkan, dapat diketahui bahwa penelitian tentang ‘Kesantunan Berbahasa Pada Penutur Mahasiswa di Lingkungan Tempat Kos Uma Joempa di Desa Tegal Gondo Karang Ploso Malang’ belum dilakukan secara khusus. Melalui penelitian ini akan melakukan telaah terhadap tuturan para Mahasiswa penghuni Kos Uma Joempa yang mengandung Kesantunan berbahasa dengan memperhatikan aktifitas interaksi sesama mahasiswa.

1. 2 Batasan Masalah

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini, terbatas pada hal-hal berikut ini:

a) Bentuk pilihan dan penggunaan kata yang menggambarkan kesantuna berbahasa pada penutur mahasiswa di lingkungan tempat kos Uma Joempang.

b) Faktor-faktor yang menyebabkan kesantunan berbahasa pada tuturan mahasisawa dalam berbahasa.

1.3 Rumusan Masalah

a) Bagaimana bentuk pilihan dan penggunaan kata yang menggambarkan kesantuna berbahasa di lingkugan tempat Kos Uma Joempa?


(22)

9

1. 4 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1). Umum

a) Penelitian ini betujuan untuk mengetahui bentuk pilihan dan penggunaa kata yang menggambarkan kesantunan tindak tutur yang digunakan oleh mahasiswa malang di Kos Uma Joempa. b) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

menyebabkan kesantunan dalam berbahasa. 2). Khusus

Mendeskripsikan bentuk pilihan dan penggunaan kata yang menggambarkan kesantunan berbahasa dalam tindak tutur melalui gambaran kegiatan berbahasa yang menyesuaikan konteks dan situasi, dan dapat mengetahui faktor-faktor yang menyebakan kesantunan dalam bertutur.

1.5Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut: a) Manfaat Teoritis

Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran pada mahasiswa untuk mengapliksikan teori tindak tutur dan kesantunan berbahasa dan sebagai kajian linguistik, dalam tindak tutur berbahasa, hasil dari penelitian diharapkan dapat memperkaya data tentang penelitian kesantunan berbahasa.


(23)

10

b) Manfaat Praktis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran nilai-nilai kesantunan dalam berbahasa serta merubah prilaku atau etika berbahasa yang lebih baik, sehingga dapat dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari.


(1)

perasaan bersahabat, atau solidaritas nasional yang saling mendukung dalam segala hal dan tercermin dalam bahasanya masing-masing.

Dalam dunia pendidikan bahasa yang digunakan dalam komunikasi yang beragam terjadinya keragaman atau kevariasian bahasa ini bukan di sebabkan oleh para penuturnya yang tidak homogen, karena interaksi social orang Bima yang beragam. Dapat disebabkan oleh mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah yang ada di Indonesia sehingga dapat di tinjau dari sudut pandang penuturnya, ragam dapat diperinci menurut patokan daerah, pendidikan, dan sikap penutur. Sarkasme adalah sejenis majas yang mengandung olok-olok atau sindiran pedas dengan menyakiti hati (Purwadarminta dalam Tarigan, 1990:92). Apabila dibandingkan dengan ironi dan sinisme, maka sarkasme ini lebih kasar. Sarkasme adalah gaya sindiran terkasar. Memaki orang dengan kata-kata kasar dan tak sopan di telinga dan biasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah.

Bahasa adalah aktivitas sosial, seperti aktivitas sosial lainnya yang dalam kegiatan bahasa bisa terwujud apabila manusia terlibat di dalamnya. Dalam berbicara, pembicara dan lawan bicara sama-sama menyadari bahwa ada kaidah-kaidah yang mengatur tindakannya, penggunaan bahasa dan interpretasi terhadap tindakan, ucapan lawan bicaranya. Setiap peserta tindak tutur bertanggung jawab terhadap tindakan dan penyimpangan terhadap kaidah kebahasaan di dalam interaksi sosial.

Dalam bahasa terdapat etika komunikasi dan dalam etika komunikasi terdapat nilai moral. Moral mempunyai pengertian yang sama dengan


(2)

kesusilaan yang memuat ajaran tentang baik dan buruknya perbuatan. Jadi, perbuatan itu dinilai sebagai perbuatan yang baik atau buruk itu tercermin dari prilaku dan pilihan bentuk dan kata-kata dalam berbahasa yang digunakan dalam aktifitas komunikasi. Etika diartikan sebagai ilmu yang membicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, dimana yang dinilai baik dan mana yang tidak baik. Etika digunakan dengan kata moral, susila, budi pekerti dan akhlak (Burhanudin Salam, 2001:102).

Sasaran etika khusus kepada tindakan manusia yang dilakukan secara sengaja. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kesantunan berbahasa di lingkungan Tempat Kos Uma Joempa yang mengandung etika dan tidak beretika. Terlepas dengan adanya pola komuniksi berbahasa yang diucapkan santun atau tidak santun, baik berupa olok-olok atau sindiran yang menyakitkan hati. Tuturan yang diucapkan oleh mahasiswa yang tidak mengandung unsur kesantunan berbahasa. Misalnya, mudah marah, kata-katanya kasar, dan bersifat pemarah. Hal ini sudah menjadi suatu kebiasaan yang membentuk tradisi sehingga terbentuk budaya dan ragam bahasa yang tidak santun ini menjadi hal yang lazim diucapkan. Sarkasme tersebut justru menjadikan keakraban dan jelas bahwa sasaran etika khusus kepada tindakan-tindakan manusia yang dilakukan secara sengaja. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kesantunan berbahasa di lingkungan Tempat Kos Uma Joempa yang mengandung etika dan tidak beretika dalam berkomunikasi terlepas dengan adanya pola berbahasa yang diucapkan kasar, baik berupa olok-olok atau sindiran yang menyakitkan hati. Seperti tuturan yang


(3)

diucapkan oleh mahasiswa yang tidak mengandung unsur kesantunan berbahasa. Misalnya, mudah marah, kata-katanya kasar, dan bersifat pemarah. Hal ini sudah menjadi suatu kebiasaan yang membentuk tradisi sehingga terbentuk budaya dan ragam bahasa yang tidak santun ini menjadi hal yang lazim diucapkan dan menjadikan keakraban tampa sekat strata, sehingga mereka yang menggunakan ragam bahasa tersebut dapat menikmatinya dengan senang dan bangga hati.

Fenomena kebahasaan tentu saja menarik dikaji karena dapat menambah wawasan keilmuan lingustik saat ini. Penulis memilih analisis kesantunan berbahasa pada penutur mahasiswa Malang yang bertempat tinggal di Kos Uma Joempa berdasarkan pertimbangan bahwa ragam bahasa yang kasar kerap kali menjadi instrumen komunikasi dalam pergaulan sebagian mahasiswa Indonesia, dikalangan yang terdidik, karena penelitian mengenai kesantunan berbahasa ini masih jarang dilakukan, maka penulis tertarik untuk menelitinya. Sepengetahuan penulis, ada beberapa yang sudah meneliti tentang kesantunan berbahasa, diantaranya Ai Sulastri (2004) dengan judul ‘Gejala Disfemisme (Bentuk Penghalusan) Dalam Bahasa Indonesia’.Hasil penelitian ini adalah kekasaran berbahasa dalam bahasa Indonesia. Para pemakai bahasa kasar semakin merasa nyaman dengan apa yang mereka lontarkan. Selain Ai Sulastri juga ada Lela Febrianti (2006), dengan judul ‘Sarkasme dilingkugan Tempat Kos Uma Joempa’. Hasil dari penelitian ini adalah bentuk penghaluasan berbahasa tidak hanya terjadi pada


(4)

orang dewasa saja, tetapi sudah menjalar ke beberapa kalangan mahasiswa yang bahasanya dirasakan kasar.

Dari beberapa sumber yang di sebutkan, dapat diketahui bahwa penelitian tentang ‘Kesantunan Berbahasa Pada Penutur Mahasiswa di Lingkungan Tempat Kos Uma Joempa di Desa Tegal Gondo Karang Ploso Malang’ belum dilakukan secara khusus. Melalui penelitian ini akan melakukan telaah terhadap tuturan para Mahasiswa penghuni Kos Uma Joempa yang mengandung Kesantunan berbahasa dengan memperhatikan aktifitas interaksi sesama mahasiswa.

1. 2 Batasan Masalah

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini, terbatas pada hal-hal berikut ini:

a) Bentuk pilihan dan penggunaan kata yang menggambarkan kesantuna berbahasa pada penutur mahasiswa di lingkungan tempat kos Uma Joempang.

b) Faktor-faktor yang menyebabkan kesantunan berbahasa pada tuturan mahasisawa dalam berbahasa.

1.3 Rumusan Masalah

a) Bagaimana bentuk pilihan dan penggunaan kata yang menggambarkan kesantuna berbahasa di lingkugan tempat Kos Uma Joempa?


(5)

1. 4 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1). Umum

a) Penelitian ini betujuan untuk mengetahui bentuk pilihan dan penggunaa kata yang menggambarkan kesantunan tindak tutur yang digunakan oleh mahasiswa malang di Kos Uma Joempa. b) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

menyebabkan kesantunan dalam berbahasa. 2). Khusus

Mendeskripsikan bentuk pilihan dan penggunaan kata yang menggambarkan kesantunan berbahasa dalam tindak tutur melalui gambaran kegiatan berbahasa yang menyesuaikan konteks dan situasi, dan dapat mengetahui faktor-faktor yang menyebakan kesantunan dalam bertutur.

1.5Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut:

a) Manfaat Teoritis

Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran pada mahasiswa untuk mengapliksikan teori tindak tutur dan kesantunan berbahasa dan sebagai kajian linguistik, dalam tindak tutur berbahasa, hasil dari penelitian diharapkan dapat memperkaya data tentang penelitian kesantunan berbahasa.


(6)

b) Manfaat Praktis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran nilai-nilai kesantunan dalam berbahasa serta merubah prilaku atau etika berbahasa yang lebih baik, sehingga dapat dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari.