Evaluasi Sistem Pengendalian Internal PT Charoen Pokhpand Siklus Produksi Berdasarkan

8 biaya didasarkan atas aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan. Sehingga digunakan metode ABC dalam input data pada SAP guna mengurangi timbulnya resiko kesalahan perhitungan biaya.

4.2. Evaluasi Sistem Pengendalian Internal PT Charoen Pokhpand Siklus Produksi Berdasarkan

COSO Perusahaan harus mempunyai sistem pengendalian internal yang memadai. Dengan adanya sistem pengendalian internal tersebut yang digunakan untuk meminimalisasi tingkat kecurangan yang mungkin akan terjadi, meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan produksi, serta menjaga data yang terkait siklus produksi agar tetap handal. Begitu pula dengan PT Charoen Pokhpand yang juga mempunyai sistem pengendalian internal yang dilihat berdasarkan dari lima komponen pengendalian internal menurut COSO Committee of Sponsoring Organization yang saling berkaitan, yaitu: Lingkungan Pengendalian Karyawan di siklus produksi bekerja untuk menghasilkan produk utama Slaughterhouse yaitu ayam utuh, ayam potong,dan ayam tanpa tulang. Berdasarkan wawancara dengan Manajer Produksi, sebagian besar karyawan di departemen produksi adalah karyawan wanita, dengan alasan menurut perusahaan karyawan wanita memiliki tingkat ketelitian yang lebih baik daripada karyawan pria. Karyawan produksi bekerja dalam sebuah sub tim kecil di enam bagian departemen produksi Bagian Penerimaan, Bagian Penggantungan Ayam, Bagian Penanganan, Bagian Penyiangan, Bagian Packing,dan Bagian Gudang. Hubungan kerjasama serta solidaritas antar karyawan dalam satu tim dengan tim lain terjalin dengan baik, meskipun telah terdapat pemisahan tugas yang jelas sesuai dengan tanggung jawab serta wewenang di setiap bagian. Sebagai contoh karyawan pada bagian penanganan tidak boleh membantu ataupun diperbantukan dalam aktivitas bagian penyiangan, apabila hal itu terjadi dikhawatirkan akan timbul kesalahan dalam aktivitas produksi di bagian penyiangan. 9 Manajer produksi sebagai pimpinan tertinggi di Departemen Produksi berperan juga dalam pengawasan terhadap karyawan berkompetensi rendah yang dilihat dalam KPI Key Performance Indicator meliputi target reject, kualitas produksi, kerjasama tim dan kepemimpinan, serta terlibat juga dalam pelatihan karyawan baru. Perusahaan juga terbuka secara penuh terhadap pemerintah mengenai pelaporan keuangan dan segala aktivitas bisnis yang menyangkut kegiatan produksi PT Charoen Pokhpand. Pihak manajemen Departemen Produksi telah memahami kebijakan pemerintah menyangkut cara pemotongan atau penyembelihan ayam yang halal, dalam hal ini perusahaan bekerjasama dengan MUI Majelis Ulama Indonesia dengan diadakannya audit oleh pihak MUI dan sosialisasi kepada karyawan produksi bagian penggantungan ayam sembelih yang dilakukan setiap tahunnya untuk pengakuan produk halal. Perusahaan juga mendaftarkan produknya ke BPOM Badan Pengawasan Obat dan Makanan seperti yang sudah menjadi peraturan pemerintah, guna meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk PT Charoen Pokhpand. Proses pengambilan keputusan dalam Departemen Produksi oleh pihak manajemen juga dilakukan secara konsisten, keputusan dibuat setelah mempertimbangkan secara seksama fakta- fakta yang terjadi dan dirapatkan dalam rapat koordinasi yang dilakukan setiap bulannya. Manajer Produksi menjalin hubungan yang baik dengan karyawan, agar tercipta integritas dan nilai etika yang baik. Penilaian Resiko PT Charoen Pokhpand mempunyai misi perusahaan yang resmi disusun dan dikomunikasikan ke seluruh karyawan departemen produksi yaitu menjadi produsen kelas dunia dalam bidang makanan olahan dari daging ayam khususnya dan bahan lain umumnya, serta menjadi perusahaan yang bertanggung jawab, peduli terhadap dampak lingkungan di dalam menjalankan kegiatan. Tingkat aktivitas produksi serta tujuannya dievaluasi secara berkala sesuai dengan misi PT Charoen Pokhpand. 10 Pada setiap proses produksi selalu ada rencana produksi jangka pendek maupun jangka panjang yang dikomunikasikan setiap minggunya ke karyawan produksi. Prosedur ini dinamakan briefing mingguan guna meminimalisasi resiko terjadinya missed target yang sudah direncanakan. PT Charoen Pokhpand selalu melakukan aktivitas produksi berdasarkan perencanaanyang sudah dibuat, baik perencanaanharian, mingguan, maupun bulanan yang bertujuan untuk menghindari terjadinya kelebihan ataupun kekurangan bahan baku produksi. Ketika perusahaan mengalami kelebihan bahan baku, yang akan terjadi adalah kelebihan biaya yang dikeluarkan over cost, namun ketika perusahaan mengalami kekurangan bahan baku. Hal ini berpengaruh pada munculnya biaya stockout yaitu biaya hilangnya kesempatan untuk mendapatkan pendapatan karena bahan baku yang diperlukan tidak tersedia. Terjadinya stockout ini dapat menyebabkan proses produksi tertunda dan perusahaan kehilangan pendapatan penjualan serta kepercayaan dari para pelanggan Romney danSteinbart,2008. Anggaran atau biaya produksi dikembangkan oleh Departemen Accounting yang bertanggung jawab dan mengikuti prosedur yang telah ditentukan. Departemen Accounting PT Charoen Pokhpand tidak hanya bertugas menghitung dan mencatat hal yang menyangkut transaksi pembiayaan, tetapi juga bertugas sebagai controlling biaya yang dikeluarkan di Departemen Produksi. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi munculnya resiko terlalu banyak biaya produksi yang dikeluarkan over budget namun tidak diikuti dengan kualitas dan kuantitas produk yang sesuai target perencanaan. Studi biaya dilakukan sebelum menentukan bahan baku serta segala sesuatu yang mendukung aktivitas produksi yang akan dipakai. Mekanisme dan prosedur PT Charoen Pokhpand yang telah ada di dalam Departemen Produksi digunakan untuk mengidentifikasi, memprioritaskan dan bereaksi terhadap peristiwa-peristiwa baru yang mempengaruhi tujuan perusahaan seperti: perubahan ekonomi, perubahan peraturan pemerintah, dan perubahan tekhnologi. 11 Aktivitas Pengendalian Key Performance Indicator KPI digunakan sebagai dasar hasil penilaian kinerja karyawan yang dilakukan setiap tahunnya yang digunakan oleh perusahaan sebagai control kualitas produk serta kualitas sumber daya manusia di dalam Departemen Produksi. Apabila muncul produk yang tidak sesuai standar serta terjadi kesalahan ataupun kecurangan dari karyawan, PT Charoen Pokhpand bisa secepatnya melakukan perbaikan yang dibicarakan sebelumnya dalam rapat koordinasi setiap bulannya pada setiap departemen. Manajer Produksi juga melakukan tinjauan mendadak terhadap karyawan produksi guna mengetahui kesalahan- kesalahan yang mungkin dilakukan. Aktivitas produksi PT Charoen Pokhpand telah didokumentasikan dalam sistem SAP yang terkomputerisasi dan terintegrasi ke departemen lain, seperti contohnya Departemen Accounting. Akses ke sistem program SAP dan data dikendalikan untuk menghindari kemungkinan resiko kehilangan data transaksi pada Departemen Produksi PT Charoen Pokhpand. Aktivitas pengendalian lain yang sudah perusahaan lakukan adalah dilakukannya review dan rekonsiliasi laporan dalam kegiatan produksi. Setiap pengeluaran barang selalu mendapat persetujuan dari pihak yang diberikan otorisasi, dan dilakukan penghitungan ulang disetiap bagian. Pembatasan penggunaan aset didokumentasikan dengan baik dalam formulir bukti serah terima barang pada setiap bagian di Departemen Produksi yang penggunaannya dipantau oleh pihak manajemen yaitu supervisor dan koordinator setiap bagian. Peralatan, perlengkapan, persediaan, serta asset lainnya secara fisik dijamin dan dihitung secara berkala. Rencana pemulihan juga dilakukan oleh pihak manajemen produksi apabila terjadi bencana alam atau pun masalah internal seperti kebakaran pabrik, mesin rusak, dalam perusahaan untuk meminimalkan tingkat kerugian. 12 Informasi dan Komunikasi Semua transaksi di Departemen Produksi sudah dicatat dalam sistem SAP dan akan terintregrasi ke departemen lain yang berhubungan. Selain itu untuk mempermudah komunikasi antar departemen yang saling berkait, PT Charoen Pokhpand juga menggunakan jaringan internet, contohnya informasi permintaan produk dari departemen pemasaran dilakukan via e-mail pada departemen produksi sebagai dasar dilakukannya perencanaan produksi. Selain itu karena PT Charoen Pokhpand menggunakan ABC Activity Based Costing yang setiap kegiatannya menimbulkan biaya, dengan sistem yang terkomputerisasi dan sudah terintegrasi maka akan mempermudah Departemen Accounting untuk menghitung biaya yang akan dibebankan disetiap tahap atau aktivitas produksi. Informasi dievaluasi dan diklasifikasikan berdasarkan integritas kerahasiaan dan ketersediaan karyawan yang memiliki otoritas atau tanggung jawab untuk mengaksesnya dalam sistem SAP yang sebelumnya dilatih terlebih dahulu pengoperasian SAP untuk memahami tanggung jawab mereka terkait dengan informasi tersebut. Pihak Manajemen Produksi mendorong kepercayaan antara karyawan, supervisor dan departemen yang lain. Karyawan produksi didorong untuk memberikan rekomendasi dan ide sebagai perbaikan PT Charoen Pokhpand kedepannya. Turut diinformasikan hal- hal penting seperti perubahan prosedur, atau perubahan perencanaan produksi oleh Koordinator bagian setiap minggunya kepada karyawan produksi. Monitoring Dalam aktivitas pengawasan atau monitoring PT Charoen Pokhpand membuat aturan untuk mereview seluruh aktivitas maupun data yang menyangkut siklus produksi setiap bulannya, hal ini dilakukan untuk mengawasi seluruh 13 kegiatan produksi agar tetap berjalan sesuai rencana yang telah disusun. Apabila terjadi penyimpangan akan ditindak lanjuti secara tepat waktu. Pengawasan lainnya juga berkaitan dengan kinerja karyawan, persediaan aset dan hal teknis produksi yaitu pemantauan terhadap mesin, fasilitas pendukung produksi ketersediaan sepatu, sarung tangan, pisau pemotong, masker dan lain- lain oleh supervisor dan koordinator setiap bagian di dalam Departemen Produksi agar kegiatan produksi berjalan lancar tanpa terkendala masalah teknis dan pengendalian internal serta pemantauan terhadap karyawan. Selain itu manajemen secara berkala mengevaluasi efektifitas proses penilaian resiko, sehingga dilakukan akurasi dan ketepatan waktu di sistem SAP pada saat informasi dibutuhkan mengurangi resiko ketidakandalan data.

4.3. Peran Manajemen dan Kepatuhan Karyawan dalam Prosedur Produksi