DASJUR KODE ETIK

1. Dari situs http://www.riaupos.co/12120-berita-gigit-mr-p-pelaku,-janda-

lolos-dari-perkosaan.html#.VGFeETSUen1 yang memuat berita tentang
pemerkosaan, terdapat pelanggaran kode etik jurnalis dalam Pasal 4
Kode Etik Jurnalistik yang menyatakan bahwa wartawan Indonesia tidak membuat berita
bohong, fitnah, sadis, dan cabul. Berita tersebut memuat kata-kata
‘’Tangan kanan dia pegang pisau,tangan kiri dia telanjangi saya.Habis itu,dia kasih
masuk ‘’barangnya’’. Tapi karena ‘’barangnya’’ terlalu besar,tidak bisa masuk,tapi masih
mencoba terus sampai kaki saya diangkat,tapi tetap juga tidak bisa masuk’’ tutur
Maskana dengan mimik serius.
Karena upaya perkosaan tak bisa dilakukan,pelaku kemudian mengarahkan ‘’Mr P-nya’’
ke mulut korban. Kesempatan ini tak disia-siakan. Meski masih diancam dengan
parang,korban pun menggigit dan meremas “Mr P’’ pelaku. ‘’Dia bilang begini,kamu isap
sudah. Saya mual-mual mau muntah,daripada saya dibunuh. Kemudian,saya remas
bijinya dan saya gigit itunya,’’ ujar dengan sambil tertawa.

Meskipun itu merupakan keterangan korban, penulis sebaiknya dapat memilah kata-kata
yang lebih sopan dalam penuturan dari wawancara korban. Penggambaran adeghan cabul
dilarang dalam kode etik jurnalistik.
2.


Dalam berita yang dimuat di Kompas.com berjudul “Putusan Rasyid Rajasa Usik Rasa
Keadilan” tertulis identitas terdakwa yang merupakan anak dari salah satu menteri di
Indonesia.
“Seperti diberitakan, Rasyid yang merupakan anak bungsu Menteri Koordinator
Perekonomian Hatta Rajasa dihukum 6 bulan hukuman percobaan dengan hukuman
pidana 5 bulan. Putusan itu lebih rendah dibanding tuntutan jaksa, yakni 8 bulan dengan
masa percobaan 12 bulan.”

Berita ini melanggar kode etik jurnalistik dalam Pasal 9 tentang “Wartawan Indonesia
menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan
publik.”
Seperti yang diberitakan, ada pernyataan bahwa Rasyid merupakan anak dari Menteri
Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa. Yang melakukan kesalahan adalah Rasyid, tak
perlu ada keterangan anak dari siapa karena itu melanggar kode etik.

3. Dalam berita yang dimuat di rimanews.com, penulis menghakimi sepasang pasangan
yang diduga melakukan perbuatan mesum yang mengaku kakak-adik. Dari judul berita
tertulis “Ngaku Kakak-adik, Pasangan Mesum ini Nyaris Jadi Bulan-bulanan Warga”
sedangkan isi beritanya masih belum ada bukti bahwa pasangan ini merupakan pasangan
mesum. Ini melanggar kode etik jurnalistik Pasal 8

“Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau
diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis
kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat
jiwa atau cacat jasmani.”

Ngaku Kakak-adik, Pasangan Mesum ini
Nyaris Jadi Bulan-bulanan Warga


Rimanews



Mon, 10 Nov 2014



5 komentar

Ilustrasi petugas mengamankan pelaku mesum Rimanews - Polres Ogan Komering Ulu,

Sumatera Selatan mengamankan pasangan diduga telah melakukan perbuatan mesum
di rumah kontrakan sederhana di Bungur, Kelurahan Sukajadi, Baturaja. Kedua
pasangan mesum tersebut nyaris menjadi bulan-bulanan warga RS Bungur Kelurahan
Sukajadi Kecamatan Baturaja Timur. Kapolres Ogan Komering Ulu (OKU) AKBP
Mulyadi di dampingi Kepala Unit Pidana Umum Iptu Yuliko Saputra di Baturaja, Minggu
(9/11), membenarkan telah mengamankan dua orang yang diduga pasangan mesum di
Rumah Sederhana (RS) Bungur. Menurut Kapolres, kedua pasangan diduga berbuat

mesum itu yakni Ap (21) warga BK 3 Kecamatan Buay Madang Kabupaten OKU Timur
dan Ern (30) warga BK . . .

TUGAS DASAR JURNALISTIK
KODE ETIK

DEWI MARISA NURAENI
071311533105
DASAR JURNALISTIK
KELAS B

ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS AIRLANGGA
2014