KODE ETIK HAKIM ETIK HAKIM

KODE ETIK HAKIM DAN PENEGAKANNYA
OLEH MAHKAMAH AGUNG RI
DAN KOMISI YUDISIAL RI
Disampaikan Pada Seminar Nasional Etika Profesi Hukum
Fakultas Hukum Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur, Surabaya, 11 Juni 2014

Oleh :
DR. GAZALBA SALEH, S.H.,M.H.
(Hakim Tipikor Pengadilan Tipikor Pada PN. Surabaya)

A. PENDAHULUAN (1)
Dewasa ini muncul kecenderungan untuk menegakkan
kode etik profesi khususnya profesi hakim.
 Hal ini dipicu dengan munculnya kasus-kasus yang
berkaitan dengan pelanggaran kode etik hakim.
 Apabila hakim yang melanggar kode etik tidak ditindak
maka dikwatirkan tidak menimbulkan efek jera bagi
pelaku dan hakim lainnya serta dapat menurunkan
wibawa profesi hakim dan peradilan itu sendiri.
 Dari segi formal, MA dan KY merupakan dua lembaga

negara yang berwenang untuk menindak pelanggaran
kode etik profesi hakim.


A. PENDAHULUAN (2)
Dari segi sosiologis, masyarakat merupakan pihak
pemberi input utama dalam menindaklanjuti ada
pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh hakim.
 Masyarakat
berkepentingan
mengungkap
pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh hakim
karena masyarakatlah yang pertama dirugikan dari
adanya pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh
hakim.
 Dengan semakin ditegakkannya kode etik profesi
hakim maka diharapkan hakim lebih berhati-hati dan
harus profesional dalam melaksanakan profesinya.
Dengan semakin profesionalnya hakim dalam
melaksanakan tugasnya maka diharapkan keadilan

masyarakat akan tercipta.


B. PENGERTIAN PROFESI
(HAKIM)
DAN KODE ETIK (HAKIM) (1)
Pengertian Profesi (Hakim)

1.






Istilah profesi dikalangan masyarakat umum sering
kali diartikan sebagai pekerjaan yang dilakukan
oleh seseorang.
Secara teori, profesi diartikan sebagai suatu
pekerjaan dilandasi oleh pendidikan dan atau

keahlian tertentu. Contoh : hakim, dokter, arsitek,
pilot, bidan, dll.
Profesional adalah orang yang memiliki keahlian
yang didasarkan pada disiplin ilmu tertentu dimana
dalam menjalankan profesinya sesuai dengan
kaidah-kaidah keilmuan yang dikuasainya.

B. PENGERTIAN PROFESI
(HAKIM)
DAN KODE ETIK (HAKIM) (2)


Jadi Profesi hakim adalah pekerjaan yang
dilakukan oleh seseorang dalam memeriksa,
mengadili
dan
memutus
perkara
di
pengadilan berdasarkan atas keahlian dan

disiplin ilmu yang dipelajarinya.

2. Pengertian Kode Etik Profesi Hakim


Pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan
dalam melaksanakan tugas sebagai hakim
dan dalam kehidupan sehari-hari.

C. SEJARAH KODE ETIK (HAKIM)
(1)


Menurut sejarahnya, tradisi membangun
etika positif berupa prinsip-prinsip etika
dan perilaku yang dirumuskan sebagai
standar yang diidealkan bagi para anggota
suatu komunitas profesi atau jabatan
tertentu yang membutuhkan kepercayaan
publik, pada mulanya muncul dalam

praktik
di
Inggeris,
dan
kemudian
dikembangkan dalam arti yang lebih
modern di Amerika Serikat.

C. SEJARAH KODE ETIK (HAKIM)
(2)



SUMPAH HIPOKRATES, yang dipandang sebagai
kode etik pertama untuk profesi dokter.
Profesi kedua yang tercatat paling awal
membangun sistem etika profesi ini adalah
profesi akuntan. Dalam ilmu akuntansi, yang
biasa
dianggap

sebagai
‘the
father
of
accounting’ adalah Luca Pacioli yang menulis
buku tentang etika akuntansi pertama kali pada
tahun 1494, yaitu buku “Summa de Arthmetica,
Geometri, Proportione, et Proportionalita”.

C. SEJARAH KODE ETIK (HAKIM)
(3)


Profesi ketiga yang membentuk kode etik profesi ini
adalah profesi hukum. Pada tahun 1854, Hakim
George Sharswood menulis essai berjudul “Legal
Ethics”. Dari buku ini muncul ide untuk menyusun
kode etik hukum di pelbagai negara bagian. Negara
bagian pertama Amerika Serikat yang menyusun
dan mengesahkan kode etik ini adalah Alabama,

yaitu pada tahun 1887. Pada tahun 1854, American
Bar Association (ABA) didirikan, dan baru pada
tahun 1908 atau 54 tahun kemudian menyusun dan
mengsahkan berlakunya kode etika professional
yang disebut pertama kali sebagai “Canons of
Professional Ethics”. Kode Etik American Bar ini juga
merujuk kepada tulisan George Sharswood tentang
“Legal Ethics” tersebut di atas.

C. SEJARAH KODE ETIK (HAKIM)
(4)







Sejarah Kode etik Hakim Indonesia dimulai ketika diadakan
Kongres IV Luar Biasa IKAHI pada Tahun 1966 di Semarang.

Dalam kongres tersebut berhasil disepakati Kode Etik Hakim
Indonesia yang kemudian disempurnakan dalam Munas XIII
IKAHI Tahun 2000 di Bandung.
Selanjutnya pada Rapat Kerja MA Tahun 2002 di Surabaya,
berhasil dirumuskan 10 prinsip Pedoman Perilaku Hakim.
Kemudian MA menerbitkan Pedoman Perilaku Hakim melalui
SK KMA No : KAM/104A/SK/XII/2006 tanggal 22 Desember 2006
tentang Pedoman Prilaku Hakim dan SK KMA No : 215/KMA/SK/
XII/2007 tanggal 19 Desember 2007 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pedoman Perilaku Hakim.
Dengan adanya KY berdasarkan Pasal 24B UUD 1945 maka
bersama-sama dengan MA menyusun kode Etik dan Perilaku
Hakim yang dimuat dalam Keputusan Bersama KMA dan Ketua
KY No : 047/KMA/SKB/IV/2009 dan 02/SKB/P.KY/IV/2009 tentang
Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim.

D. POKOK-POKOK KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU
HAKIM (DETIKMANKUKIM) (1)




Detikmankukim yang dibuat antara MA dan KY terdiri dari 10
prinsip yakni :
(1) Berperilaku Adil,
(2) Berperilaku jujur,
(3) Berperilaku Arif dan Bijaksana,
(4) Bersikap Mandiri,
(5) Berintegrasi Tinggi,
(6) Bertanggung Jawab,
(7) Menjunjung Tinggi Harga Diri,
(8) Berdisiplin Tinggi,
(9) Berperilaku Rendah Hati,
(10) Bersikap Professional.

D. POKOK-POKOK KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU
HAKIM (DETIKMANKUKIM) (2)

(1)

BERPERILAKU ADIL



Adil bermakna menempatkan sesuatu pada tempatnya dan
memberikan yang menjadi haknya, yang didasarkan pada
suatu prinsip bahwa semua orang sama kedudukannya di
depan hukum.

(2) BERPERILAKU JUJUR


Kejujuran bermakna dapat dan berani menyatakan bahwa yang
benar adalah benar dan yang salah adalah salah. Kejujuran
mendorong
terbentuknya
pribadi
yang
kuat
dan
membangkitkan kesadaran akan hakekat yang hak dan yang
batil. Dengan demikian, akan terwujud sikap pribadi yang tidak

berpihak terhadap setiap orang baik dalam persidangan
maupun diluar persidangan

D. POKOK-POKOK KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU
HAKIM (DETIKMANKUKIM) (3)

(3) BERPERILAKU ARIF DAN BIJAKSANA
Arif dan bijaksana bermakna mampu bertindak sesuai dengan normanorma yang hidup dalam masyarakat baik norma-norma hukum,
norma-norma keagamaan, kebiasaan-kebiasaan maupun kesusilaan
dengan memperhatikan situasi dan kondisi pada saat itu, serta
mampu memperhitungkan akibat dari tindakannya.
4) BERSIKAP MANDIRI
Mandiri bermakna mampu bertindak sendiri tanpa bantuan pihak
lain, bebas dari campur tangan siapapun dan bebas dari pengaruh
apapun. Sikap mandiri mendorong terbentuknya perilaku Hakim yang
tangguh, berpegang teguh pada prinsip dan keyakinan atas
kebenaran sesuai tuntutan moral dan ketentuan hukum yang
berlaku.

D. POKOK-POKOK KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU
HAKIM (DETIKMANKUKIM) (4)

5. BERINTEGRITAS TINGGI

Integritas bermakna sikap dan kepribadian
yang utuh, berwibawa, jujur, dan tidak
tergoyahkan.
Integritas
tinggi
pada
hakekatnya terwujud pada sikap setia dan
tangguh berpegang pada nilai-nilai atau
norma-norma
yang
berlaku
dalam
melaksanakan tugas.

D. POKOK-POKOK KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU
HAKIM (DETIKMANKUKIM) (5)

6. BERTANGGUNGJAWAB

Bertanggung bermakna kesediaan dan
keberanian untuk melaksanakan sebaikbaiknya segala sesuatu yang menjadi
wewenang dan tugasnya, serta memiliki
keberanian untuk menanggung segala
akibat atas pelaksanaan wewenang dan
tugasnya tersebut.

D. POKOK-POKOK KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU
HAKIM (DETIKMANKUKIM) (6)

7. MENJUNJUNG TINGGI HARGA DIRI
Harga diri bermakna bahwa pada diri manusia melekat martabat
dan kehormatan yang harus dipertahankan dan dijunjung tinggi
oleh setiap orang. Prinsip menjunjung tinggi harga diri, khususnya
Hakim, akan mendorong dan membentuk pribadi yang kuat dan
tangguh, sehingga terbentuk pribadi yang senantiasa menjaga
kehormatan dan martabat sebagai aparatur Peradilan.
8. BERDISIPLIN TINGGI
Disiplin bermakna ketaatan pada norma-norma atau kaidah-kaidah yang
diyakini sebagai panggilan luhur untuk mengemban amanah serta
kepercayaan masyarakat pencari keadilan. Disiplin tinggi akan mendorong
terbentuknya pribadi yang tertib di dalam melaksanakan tugas, ikhlas dalam
pengabdian, dan berusaha untuk menjadi teladan dalam lingkungannya,
serta tidak menyalahgunakan amanah yang dipercayakan kepadanya.

D. POKOK-POKOK KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU
HAKIM (DETIKMANKUKIM) (7)

9. BERPERILAKU RENDAH HATI
Rendah hati bermakna kesadaran akan keterbatasan kemampuan
diri, jauh dari kesempurnaan dan terhindar dari setiap bentuk
keangkuhan. Rendah hati akan mendorong terbentuknya sikap
realistis, mau membuka diri untuk terus belajar, menghargai
pendapat orang lain, menumbuh kembangkan sikap tenggang
rasa, serta mewujudkan kesederhanaan, penuh rasa syukur dan
ikhlas di dalam mengemban tugas.
10. BERSIKAP PROFESIONAL
Profesional bermakna suatu sikap moral yang dilandasi oleh
tekad untuk melaksanakan pekerjaan yang dipilihnya dengan
kesungguhan, yang didukung oleh keahlian atas dasar
pengetahuan, keterampilan dan wawasan luas.

E. MA DAN KY SEBAGAI LEMBAGA
PENEGAK KODE ETIK HAKIM (KEH)
(1)






Sebelum ada Komisi Yudisial (KY) maka yang menegakkan
KEH adalah Mahkamah Agung (MA) melalui pembentukan
Majelis Kehormatan Hakim (MKH) namun setelah KY dibentuk
(berdasarkan Pasal 24 B UUD 1945) maka penegakan KEH
dilakukan bersama-sama dengan KY.
KY sebagai salah satu lembaga penegak KEH karena sesuai
dengan wewenangnya antara lain untuk menjaga kehormatan
dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat serta
perilaku hakim.
Agar tercipta koordinasi yang baik dalam menegakkan KEH
maka MA dan KY telah membuat Peraturan Bersama No.
04/PB/MA/IX/2012 dan No. 04/PB/P.KY/09/2012 TENTANG TATA
CARA PEMBENTUKAN, TATA KERJA, DAN TATA CARA
PENGAMBILAN KEPUTUSAN MAJELIS KEHORMATAN HAKIM.

E. MA DAN KY SEBAGAI LEMBAGA
PENEGAK KODE ETIK HAKIM (KEH)
(2)







Dalam PB tersebut diatur bahwa MKH adalah forum
pembelaan diri bagi hakim yang berdasarkan pemeriksaan
dinyatakan terbukti melanggar peraturan perundangundangan dan diusulkan dijatuhi sanksi berat berupa
pemberhentian.
Pemberhentian dapat berupa dengan hormat atau tidak
dengan hormat. Tidak dengan hormat tidak dapat uang
pensiun.
MKH tidak tetap, dibentuk berdasarkan penetapan KMA
dan Ketua KY 14 setelah usulan perberhentian diterima.
Keanggotaan MKH terdiri dari : 3 orang hakim agung dan 4
orang anggota KY.

F. TATA CARA SIDANG MAJELIS KEHORMATAN HAKIM (MKH)
Ketua MKH Membuka Sidang
DIBANTU OLE H
SEKRETARIS MKH
MENCATAT
JALANNYA SIDANG
& MEMBUAT BA

MKH TERDIRI 7
ORANG
TERMASUK
KETUA MKH

Terlapor Memasuki Ruang Sidang
Ketua MKH menanyakan identitas , menjelaskan pokok2
pemeriksaan dan mempersilahkan Terlapor membela
diri . Terlapor dpt mengajukan saksi2 dan bukti bukti
lainnya

Jika pemeriksaan Terlapor dianggap cukup maka ketua
MKH mengskorsing sidang untuk musyawarah. Terlapor
dipersilahkan meninggalkan ruang sidang
Selesai musyawarah, Terlapor dipanggil masuk ke ruang
sidang
Ketua MKH membacakan keputusan MKH

Sidang selesai

G.KASUS-KASUS PELANGGARAN KODE ETIK
HAKIM YANG PERNAH DIPUTUS OLEH MA DAN
KYlangsung
(1)dari sumber ttp://nakimsanwirja.wordpress.com/2014/01/06/inilah-6-hakim-pelanggar-kode-etik-sepanjang-tahun-2013
(Dikutiip
1. Asmadinata

Majelis Kehormatan Hakim (MKH) menjatuhkan sanksi pemecatan secara tidak hormat
kepada hakim ad hoc tipikor, Asmadinata. Sanksi berat diberikan kepada Asmadinata karena
hakim ini telah menemui seorang ‘broker’ atau makelar kasus. Alasan pemecatan menurut
Pimpinan sidang MKH, I Made Tara, ialah karena Asmadinata telah terbukti melanggar kode
etik dan pedoman perilaku hakim.
Kasus Asmadinata berawal dari kasus korupsi Ketua DPRD Grobogan yang ditangani oleh
Asmadinata –dan beberapa hakim lainnya- di Pengadilan Tipikor Semarang. Asmadinata
dihubungi oleh Kartini Marpaung (seorang hakim ad hoc) untuk bertemu dengan Heru
Krisbandono (hakim ad hoc tipikor Pontianak).

Pada pertemuan pertama, Heru meminta tolong kepada Asmadinata untuk membebaskan
tersangka kasus korupsi yang ditanganinya. Namun, Asmadinata mengaku menolak
permintaan ini. Setelah itu, terjadi pertemuan kedua di sebuah hotel. Pada pertemuan itu,
Asmadinata tak segera menghindar dari Heru. Padahal, dalam pertemuan pertama, dia sudah
mengetahui bahwa Heru adalah sebuah broker (makelar) kasus untuk perkara DPRD
Grobogan.

Lalu, pada 9 Agustus 2012, setelah dua kali pertemuan dengan Heru, digelar rapat
permusyawaratan hakim untuk kasus Ketua DPRD Grobogan. Pada rapat ini majelis hakim
telah sepakat menghukum sang Ketua DPRD. Namun, begitu rapat selesai, Asmadinata
mengajukan dissenting opinion (DO) atau pendapat berbeda. Asmadinata berpendapat bahwa
terdakwa seharusnya bebas.

G.KASUS-KASUS PELANGGARAN KODE ETIK
HAKIM YANG PERNAH DIPUTUS OLEH MA DAN
KY (2)
2. Vica Natalia

Majelis Kehormatan Hakim (MKH) akhirnya memutuskan menjatuhkan sanksi
pemberhentian secara hormat dengan hak pensiun terhadap Hakim PN Jombang, Vica
Natalia. Vica Natalia dinilai terbukti melanggar Keputusan Bersama Mahkamah
Agung (MA) dan Komisi Yudisial Tahun 2009 tentang Kode Etik dan Pedoman
Perilaku Hakim (KEPPH), dan Peraturan Bersama (PB) MA dan KY Tahun 2012
tentang Panduan Penegakan KEPPH gara-gara berselingkuh dengan seorang hakim
dan advokat.

MKH berkesimpulan hakim terlapor terbukti beberapa kali menerima Gali
Dewangga (advokat) di rumahnya pada malam hari, keduanya juga
bertemu di Bali pada jam kerja tanpa izin atasannya, dan Vica menulis
surat cinta kepada Dewangga. Selain itu Vica Juga bertemu Agung
Wijaksono (hakim) di Hotel Borobudur dan berfoto bersama.
.

Atas dasar itu, menurut MKH, hakim terlapor terbukti melanggar SKB Tahun 2009 tentang
KEPPH huruf c butir 3.1 ayat (1), butir 5.1 ayat (1) jo. Pasal 9 ayat (4a), Pasal 11 ayat (3a)
Peraturan Bersama MA dan KY Tahun 2012 tentang Panduan Penegakan KEPPH. Ketentuan
itu mewajibkan hakim menghindari dan harus berperilaku tidak tercela, hakim wajib
menjaga kewibawaan dan martabat lembaga peradilan dan profesi.

G.KASUS-KASUS PELANGGARAN KODE ETIK
HAKIM YANG PERNAH DIPUTUS OLEH MA DAN
KY (3)
3. Acep Sugiana

Acep Sugiana harus rela melepaskan profesi impiannya sejak dia kuliah yakni hakim. Majelis
Kehormatan Hakim yang terdiri dari unsur Mahkamah Agung (MA) dan Komisi Yudisial
(KY) baru saja memecat Hakim Pengadilan Negeri Singkawang itu dengan hormat sebagai
hakim.
Menurut pimpinan sidang MKH Suparman Marzuki di Gedung MA, terlapor terbukti
melanggar kode etik hakim. Terlapor dijatuhi sanksi pemberhentian tetap dengan hak pensiun
(dengan hormat).

Suparman menjelaskan pemberian hak pensiun kepada Acep karena majelis
mempertimbangkan beberapa pembelaan yang disampaikan oleh Acep. Di antaranya, dia
masih memiliki anak-anak yang kecil. Acep juga mengaku masih menjadi tulang punggung
keluarga, karena ayahnya hanya seorang supir angkot.

Acep dinilai telah melanggar kode etik dan pedoman perilaku hakim karena berselingkuh
dengan perempuan lain bernama Thu Fu Liang. Istri Acep, bernama Erna, melaporkan
perselingkuhan ini ke KY.

G. KASUS-KASUS PELANGGARAN KODE ETIK
HAKIM YANG PERNAH DIPUTUS OLEH MA DAN
KY (4)
4. Nuril Huda

Hakim yang juga sekaligus Ketua Pengadilan Negeri Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah ini
dijatuhi sanksi non palu alias tidak boleh bersidang selama 2 tahun. Dalam masa itu pula
Nuril tidak akan diberikan tunjangan apapun dan hanya akan mendapat gaji pokok sebagai
hakim.
Hakim yang juga sekaligus Ketua Pengadilan Negeri Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah ini
dijatuhi sanksi non palu alias tidak boleh bersidang selama 2 tahun. Dalam masa itu pula
Nuril tidak akan diberikan tunjangan apapun dan hanya akan mendapat gaji pokok sebagai
hakim.
Hukuman itu dijatuhkan setelah Majelis Kehormatan Hakim (MKH) menyatakan Nuril
terbukti menerima uang Rp20 juta dari seorang advokat yang perkaranya disidangkan oleh
Nuril. Menurut MKH, perbuatan Nuril itu sudah termasuk pelanggaran kode etik. Hukuman
yang dijatuhkan MKH ini lebih ringan ketimbang rekomendasi Komisi Yudisial agar Nuril
diberhentikan secara tetap dengan tetap memperoleh pensiun.

G.KASUS-KASUS PELANGGARAN KODE ETIK
HAKIM YANG PERNAH DIPUTUS OLEH MA DAN
KY (5)
5. Lumban Tobing

Majelis Kehormatan Hakim (MKH) menjatuhkan sanksi pemberhentian secara hormat
dengan hak pensiun terhadap Hakim PN Binjai Raja MG Lumban Tobing. Lumban Tobing
dinyatakan terbukti melanggar SKB Ketua MA dan Ketua KY Tahun 2009 tentang Kode Etik
dan Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH) lantaran diketahui sebagai pengguna narkoba dan
pernah bertemu dengan pihak yang berperkara.

Lumban Tobing terima uang sebesar Rp 8 juta dan sabu dari terdakwa narkoba melalui
rekannya bernama Yuwono. Pemberian itu ditujukan meringankan vonis terdakwa menjadi 2
tahun penjara yang ditangani Lumban Tobing.
Sidang pleno KY diputuskan, Lumban Tobing terbukti melanggar SKB Ketua MA dan Ketua
KY tentang KEPPH, khususnya melanggar prinsip berlaku adil terkait larangan
berkomunikasi dengan pihak yang berperkara, berperilaku jujur, dan menghindari perbuatan
tercela, menjaga kepercayaan masyarakat, larangan meminta atau menerima sesuatu atau
hadiah/janji.

KASUS-KASUS PELANGGARAN KODE ETIK HAKIM
YANG PERNAH DIPUTUS OLEH MA DAN KY (6)
6. Achmad Yamanie

Mantan Hakim Agung Achmad Yamanie resmi diberhentikansecara tidak hormat alias
dipecat lantaran terbukti mengubah draf putusan PK, terpidana narkoba Hengky Gunawan.
Surat pemberhentian tersebut diteken Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 10
Januari 2013 lalu.
Sebagaimana di lansir di hukumonline.com, dalam sidang Majelis Kehormatan Hakim
(MKH) yang diketuai Prof Paulus Efendi Lotulung memutuskan untuk memberhentikan
secara tidak hormat. Yamanie dianggap terbukti melanggar Kode Etik dan Pedoman Perilaku
Hakim lantaran mengubah draf putusan PK, terpidana narkoba Hengky Gunawan. Yamanie
mengubah amar putusan Hengky dari 15 tahun menjadi 12 tahun penjara.
Itu tadi 6 hakim yang telah dikenai sanksi oleh Majelis Kehormatan Hakim. Sebenarnya
masih banyak hakim lain yang dikenai sanksi. Jadi kalo anda mengetahui kasus-kasus
pelanggaran kode etik hakim lainnya, silahkan diperkenankan di share dengan mengisi di
kolom comment.
Adapun maksud dari penulis angkat peristiwa ini adalah sebagai kita untuk senantiasa
instropeksi diri terhadap segala tugas yang kita emban, apalagi itu erat kaitannya dengan
tugas mulia. Terima kasih.

H. PENUTUP


Banyaknya kasus-kasus pelanggaran Kode Etik Hakim yang telah
diputus oleh MA dan KY memperlihatkan bahwa kedua lembaga
negara tersebut sangat serius dalam menegakkan Kode Etik Hakim.
Ini memperlihatkan bahwa Kode Etik Hakim tidak hanya sekedar
menjadi kesepatan bersama secara diatas kertas semata antara MA
dan KY tetapi juga telah menjadi komitmen untuk mengakkannya.



Semakin tegasnya MA dan KY dalam menegakkan Kode Etik Hakim
maka diharapkan hakim semakin hati-hati dalam menjalankan
tugasnya dalam memeriksa, mengadili dan memutus perkara serta
dalam kesehari-hariannya di lingkungan masyarakat.



Dengan taatnya hakim pada kode etik dan pedoman prilaku hakim
maka diharapkan hakim dapat memutus perkara seadil-adilnya dan
kehormatan, keluhuran martabat serta prilakunya semakin terjaga.

SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH