Deskrips V Terh Hasil Penelitian

45 Dari data di atas dapar dideskripsikan faktor ekstern persepsi siswa kelas IV dan V terhadap pembelajaran permainan sepakbola di SD Negeri Jetak Kecamatan Godean Kabupaten Sleman dengan rerata sebesar 22,61, nilai tengah sebesar 23, nilai sering muncul sebesar 25 dan simpangan baku sebesar 1,98. Sedangkan skor tertinggi sebesar 27 dan skor terendah sebesar 18. Dari hasil tes maka dapat dikategorikan faktor ekstern persepsi siswa kelas IV dan V terhadap pembelajaran permainan sepakbola di SD Negeri Jetak Kecamatan Godean Kabupaten Sleman. Perhitungan tersebut disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 9. Kategorisasi Faktor Ekstern Persepsi Siswa Kelas IV Dan V Terhadap Pembelajaran Permainan Sepakbola Di SD Negeri Jetak Kecamatan Godean Kabupaten Sleman No Interval Frekuensi Persentase Kategori 1. X ≥ 25,58 1 2,04 Baik Sekali 2. 23,6 ≤ X 25,58 14 28,57 Baik 3. 21,62 ≤ X 23,6 20 40,82 Sedang 4. 19,64 ≤ X 21,62 11 22,45 Kurang 5. X 19,64 3 6,12 Kurang Sekali Jumlah 49 100 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa faktor ekstern persepsi siswa kelas IV dan V terhadap pembelajaran permainan sepakbola di SD Negeri Jetak Kecamatan Godean Kabupaten Sleman adalah sedang dengan pertimbangan frekuensi terbanyak terletak pada kategori sedang dengan 20 siswa atau 40,82. Faktor ekstern persepsi siswa kelas IV dan V terhadap pembelajaran permainan sepakbola di SD Negeri Jetak Kecamatan Godean Kabupaten Sleman yang berkategori baik sekali 1 orang atau 2,04, baik 14 orang atau 28,57, sedang 20 orang atau 40,82, kurang 11 orang atau 22,45, kurang sekali 34 orang atau 6,12. B B kelas I Jetak K Gamba

B. Pembaha

Dar kelas IV Jetak Ke siswa ke Negeri Je pertimban siswa ata permaina Sleman y 16,33, sekali 5 o Ber terhadap Berikut adal IV dan V te Kecamatan G ar 3. Diagra Terhad Jetak K asan ri deskripsi dan V terh camatan Go elas IV dan etak Kecam ngan frekue au 44,90. an sepakbola yang berkate sedang 22 o orang atau 10 rdasarkan h pembelajara 50 Fr e ku e n si Kura lah diagaram erhadap pem Godean Kab am Batang F dap Pembel Kecamatan G hasil penel hadap pemb odean Kabup V terhadap matan Godea ensi terbany Persepsi si a di SD N egori baik s orang atau 4 0,20. hasil peneli an permaina 6.12 Fa ng Sekali K 46 m batang ilus mbelajaran p bupaten Slem Faktor Ekste lajaran Perm Godean Kab litian yang belajaran per paten Slema p pembelaja an Kabupate ak terletak iswa kelas I Negeri Jetak sekali 4 oran 4,90, kura itian menu an sepakbol Katego 2 22.45 40 aktor Ek Kurang Sed strasi faktor ermainan se man: ern Persepsi mainan Sepa upaten Slem dilakukan t rmainan sep an diperoleh aran permai en Sleman a pada katego IV dan V t k Kecamatan ng atau 8,16 ang 10 orang unjukkan ba a di SD Ne ori .82 28.57 kstern dang Baik2 ekstern pers epakbola di Siswa Kelas akbola di S man tentang pers pakbola di S h hasil bahw inan sepakb adalah seda ori sedang terhadap pem n Godean 6, baik 8 g atau 20,41 ahwa perse egeri Jetak K 2.04 2 Baik Seka sepsi siswa SD Negeri s IV dan V SD Negeri sepsi siswa SD Negeri wa persepsi bola di SD ang dengan dengan 22 mbelajaran Kabupaten orang atau 1, kurang epsi siswa Kecamatan li 47 Godean pada kategori sedang. Hal ini disebabkan oleh sarana dan prasana pembelajaran pendidikan jasmani yang belum memadai. Keadaan ini mempengaruhi proses pembelajaran pendidikan jasmani khususnya materi pembelajaran sepakbola. Sarana dan prasarana yang terbatas menyebabkan materi pembelajaran permainan sepakbola tidak dapat berjalan dengan maksimal dan siswa kurang memiliki kesempatan untuk melakukan permainan dengan leluasa. Di mana karaketristik siswa sekolah dasar yang masih cenderung dengan dunia bermain mengharus sekolah untuk mampu memberikan fasilitas pembelajaran yang memadai agar siswa memiliki kesempatan bergerak dan menignkatkan kemampuannya dengan maksimal. Pengalaman pembelajaran permainan sepakbola yang dimiliki oleh siswa dengan terbatasnya sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani ini membuat siswa untuk memberikan respon yang kurang baik terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Untuk menciptakan proses belajar yang efektif, hal yang harus dipahami guru adalah fungsi dan peranannya dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu sebagai pembimbing, fasilitator, nara sumber, atau pemberi informasi Sekar Purbarini Kawuryan, 2009: 32. Sejalan dengan pendapat tersebut guru dan sekolah harus mampu memberikan sumber pengalaman bagi siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotornya. Sehingga dengan memiliki sumber belajar yang memadai maka guru akan lebih mudah dalam mengemas pembelajaran dan siswa pun memiliki motivasi dan minat belajar yang baik.