Persetujuan Linggajati 25 Maret 1947 Persetujuan Renville 17 Januari 1948

94

1. Persetujuan Linggajati 25 Maret 1947

Perundingan Linggajati diadakan di Desa Linggajati selatan kota Cirebon Jawa Barat yang ditandatangani 25 Maret 1947. Delegasi Indonesia dipimpin Perdana mentri Sutan Syahrir dan dari delegasi Belanda dipimpin oleh Prof. Schermerhorn. Diplomat Inggris yang menjadi penengah adalah Lord Killearn. Pada tanggal 15 November dicapailah rancangan awal Persetujuan Linggajati. Isinya yaitu: 1 Bela da e gakui se ara de’fa to kekuasaa RI atas Jawa, “u atra da Madura 2 RI dan Belanda akan bersama-sama membentuk Negara Indonesia Serikat dengan nama Republik Indonesia Serikat dan RI menjadi salah satu negara bagiannya 3 RIS dan negeri Belanda akan membentuk Uni Indonesia- Belanda yang diketuai oleh Ratu Belanda Dicapainya persetujuan Linggajati tidak menjadikan hubungan Indonesia membaik. Karena timbul perbedaan pendapat dalam menafsirkan isinya. Pihak RI berpendapat bahwa sebelum RIS dibentuk, RIS tetap berdaulat baik kedalam mupun ke luar, serta berhak memiliki tentara sendiri. Sebaliknya, pihak Belanda berpendapat bahwa sebagai negara bagian, RI berhak menjalin hubungan dengan luar negeri serta tidak berhak memilik tentara sendiri. Pada akhirnya Belanda menggelar aksi polisionil yang dikenal juga sebagai Agresi Belanda, yang secara otomatis membatalkan perjanjian Linggarjati.

2. Persetujuan Renville 17 Januari 1948

Pada tanggal 8 Desember 1947, komisi Tiga Negara berhasil mengajak RI dan Belanda ke meja perundingan di atas kapal USS Renville milik Amerika Serikt yang sedang berlabuh di Teluk Jakarta. Delegasi RI dipimpin oleh Perdana Menteri Mr. Amir Syarifudin dan pihk Belanda dipimpin Abdul kadir Wijoyoatmojo. Masalah Garis Van Mook menjadi penghambat jalnnya perundingan. Pihak RI menolak adanya Garis Van Mook yang oleh Belanda dianggap sebagai garis demarkasi garis batas antara daerah pendudukan Belanda dengan daerah RI yang diduduki Belanda. Ada dua alasan RI menolak Garis Van Mook Amerika Serikat berusaha meyakinkan RI untuk menerima pertujuan Renvulle. Akhirnya tanggal 17 Januari 1948 persetujuan tersebut ditandatagani kedua belah pihak. Isinya antara lain: 1 Belanda berdaulat diseluruh Indonesia sampai kedaulatannya diserahkan kepada RIS yang segera dibentuk 2 Sebelum RIS dibentuk, pemerintah Belanda dapat menyerahkan sebagian kekuasannya kepada pemerintah federal sementara. 3 Pihak RI menarik pasukannya dari daerah penduduk Belanda ke daerah RI Sejak 18 Desember 1948, secara terang terangan Belanda tidak terika perjanjian Renville melaliui pernyataan Dr.Beel kpada pemerintah Republik Indonesia. belanda melkukan serangan terhadap ibu kota RI di Yogyakarta pada taggal 19 Desember 1948. Serangan ini disebut dengan Agresi Niliter Belanda II.

3. Pembentukan Pemerintah Darurat Republik Indonesia