PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU DAN NAIK TURUN TANGGA TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH AGUNG

(1)

(2)

ABSTRAK

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU DAN NAIK TURUN TANGGA TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN

JASMANI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH AGUNG

Oleh

AGATHA DIAN ANGGRAENI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan antara latihan naik turun bangku dan naik turun tangga terhadap peningkatan kebugaran jasmani siswa kelas X di SMA Negeri 1 Seputih Agung. Populasi pada penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Seputih Agung dengan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 36 siswa menggunakan teknik tes.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain penelitian “the nonrandomized pre-test post-test the same subject design”. Sampel sebanyak 36 siswa yang dibagi dalam 3 kelompok. Teknik pengambilan data untuk kebugaran jasmani ini menggunakan Test Kesegaran Jasmani Indonesia. Teknik analisis data menggunakan Analisis Varians ( ANAVA).

Hasil anallisis data menunjukan bahwa naik turun bangku dapat meningkatkan kebugaran jasmani secara signifikan 5,78> 3,23) begitu pula naik turun tangga menunjukan peningkatan secara signifikan ( 8,67> 3,23). Perbedaan pengaruh menunjukan bahwa naik turun tangga lebih efektif dalam meningkatkan kebugaran jasmani dibandingkan dengan naik turun bangku.

Kesimpulan penelitian ini menunjukan bahwa latihan naik turun tangga lebih berpengaruh terhadap peningkatan kebugaran jasmani pada siswa kelas X di SMA Negeri 1 Seputih Agung. Latihan naik turun tangga merupakan latihan yang mudah dan murah namun memberikan hasil yang optimal untuk peningkatan kebugaran jasmani. Selain itu, dengan latihan naik turun bangku dapat memperkuat otot tungkai. Kata kunci : Pengaruh, Latihan, Bangku, Tangga, Kebugaran


(3)

(4)

(5)

(6)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Batasan Masalah ... 8

D. Perumusan Masalah... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani ... 11

B. Kebugaran Jasmani ... 12

C. Komponen Kebugaran Jasmani ... 13

1. Kekuatan Otot ... 14

2. Kecepatan ... 14

3. Keseimbangan ... 14

4. Kelincahan ... 14

5. Daya Tahan ... 15

D. Pengertian Latihan ... 16

E. Prinsip Latihan ... 17

1. Beban Latihan ... 17

2. Kekhususan ... 18

3. Kembali Asal ... 18

F. Latihan Naik Turun Bangku ... 19


(7)

xiii BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian ... 23

B. Rancangan Penelitian ... 24

C. Variabel Penelitian ... 25

D. Devinisi Operasional Variabel ... 25

E. Populasi dan Sampel ... 26

1. Populasi ... 26

2. Sampel ... 27

F. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ... 28

1. Tempat Penelitian ... 28

2. Waktu Penelitian ... 28

3. Pelaksanaan Penelitian ... 28

G. Teknik Pengumpulan Data ... 30

H. Instrumen Penelitian ... 31

1. Lari 60 meter ... 31

2. Tes Gantung Tubuh ... 32

3. Baring Duduk 60 detik ... 33

4. Loncat Tegak ... 34

5. Lari 1200 meter ... 35

I. Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 41

1. Deskripsi Data ... 41

2. Analisis Data ... 44

3. Uji Hipotesis ... 44

1. Hipotesis 1... 45

2. Hipotesis 2... 45

3. Hipotesis 3... 46

B. Pembahasan ... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 51

B. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52


(8)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevanMenurut Arif Gunarso (1993 : 77).

Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal dalah kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa, seperti kesehatan, keterampilan, kemapuan dan sebaginya. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, misalnya ruang belajar yang bersih, sarana dan prasaran belajar yang memadaiMenurut Harjati ( 2008: 43 ).


(9)

Salah satu yang perlu diperhatikan adalah kondisi internalnya agar prestasi belajar siswa baik dengan kebugaran jasmani yang prima, maka siswa perlu melakukan latihan fisik yang melibatkan komponen kebugaran jasmani dengan latihan yang benar.

Kebugaran fisik dan mental yang baik dapat dicapai melalui olahraga teratur dan istirahat yang cukup. Kebugaran jasmani adalah kesanggupa tubuh untuk melakukan aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang berarti Menurut Mochamad Sajoto (1988: 43). Dengan jasmani yang bugar, hidup menjadi semangat dan menyenangkan. Kebugaran jasmani tidak hanya menggambarkan kesehatan, tetapi lebih merupakan cara mengukur individu melakukan kegiatannya sehari-hari. Kebugaran jasmani berfungsi untuk meningkatkan kemampuan kerja bagi siapapun yang memilikinya sehingga dapat melaksanakan tugas-tugasnya secara optomal untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Fungsi khusus kebugaran jasmani terbagi menjadi tiga golongan : Golongan pertama yang berdasarkan pekerjaan. Misalnya kebugaran jasmani bagiolahragawan untuk meningkatkan prestasi, kebugaran jasmani bagi karyawan untuk meningkatkan prokdutivitas kerja dan untuk pelajar untuk meningkatkan kemampuan belajar. Golongan kedua berdasarkan keadaan. Misalnya kebugaran jasmani bagi orang-orang cacat untuk rehabilitasi dan kebugaran jasmani bagi ibu hamil untuk mempersiapkan diri menghadapi kelahiran. Golongan ketiga berdasarkan umur. Misalnya bagi anak-anak untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, dan kebugaran jasmani bagi orang tua untuk meningkatkan daya tahan tubuh.


(10)

Menurut Harsono (1998:225) komponen pokok kebugaran jasmani seperti : Kekuatan adalah kemampuan dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja., Daya tahan adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru, dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien untuk menjalankan kerja secara terus menerus, Daya Otot adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu sependek-pendeknya, Kecepatan merupakan kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dengan waktu sesingkat-singkatnya, Daya lentur adalah efektifitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala aktifitas dengan penguluran tubuh yang luas, Kelincahan adalah kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu, dari depan ke belakang, dari kiri ke kanan atau dari samping ke depan, Koordinasi adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan berbagai gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara efektif, Keseimbangan merupakan kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ syaraf otot sehingga dapat mengendalikan gerakan-gerakan dengan baik dan benar, Ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran, dan Reaksi adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menanggapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera. Dan yang berkaitan dengan komponen pokok kebugaran jasmani yaitu : Kesanggupan dan kemampuan seseorang dalam melakukan tugas sehari-hari, Meningkatkan daya kerja terutama fungsi jantung, peredaran darah,


(11)

paru dan otot, Tanpa mengalami kelelahan yang berarti yakni adanya pemulihan kembali, Masih memiliki cadangan energi, Secara umum membantu peningkatan kualitas hidup seseorang. Dan untuk peningkatan kebugaran jasmani itu sendiri tidak terlepas dari latihan guna meningkatkan kebugaran jasmani, salah satu cara adalah dengan melakukan latihan fisik atau latihan jasmani dengan aturan atau cara tertentu guna meningkatkan kebugaran jasmani.

Dengan penjelasan di atas maka seseorang yang memiliki tingkat kebugran jasmani tinggi dapat melakukan kegiatan sehari-hari dengan baik dan salah satu contohnya adalah kebugaran jasmani bagi siswa atau pelajar dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan, sehingga dengan meningkatnya kebugaran jasmani siswa dapat meningkatkan pula perstasi belajar siswa di kelas karena siswa yang memiliki kebugaran jasmani tidak mudah ngantuk , lebih aktif dan cepat lelah atau capek sehingga siswa memiliki banyak tenaga untuk menyerap semua pelajaran yang diberikan oleh gurunya.

Menurut Winkel (1996:226) prestasi belajar adalah serangkaian kalimat yang terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar, dimana kedua kata tersebut saling berkaitan dan diantara keduanya mempunyai pengertian yang berbeda. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Sedangkan belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang berkat pengalaman dan pelatihan, dimana penyaluran dan


(12)

pelatihan itu terjadi melalui interaksi antara individu dan lingkungannya, baik lingkungan alamiah maupun lingkungan sosial. Sehingga prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Prestasi belajar dibuktikan dan ditunjukan melaui nilai atau angka dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru. Jadi prestasi belajar berfokus pada nilai atau angka yang dicapai dalam proses pembelajaran disekolah.

Jadi, prestasi belajar siswa juga di pengaruhi oleh salah satunya faktor yaitu faktor jasmani, sehingga dengan meningkatnya kebugaran jasmani seseorang siswa akan mempengaruhi prestasi belajar siswa tersebut. Dengan kebugaran yang tinggi maka prestasi belajarnya juga akan tinggi, di sekolah mengarahkan agar siswa memiliki kebugaran jasmani yang baik, karena dengan tingkat kebugaran jasmani yang cukup baik seorang siswa akan mempunyai kemampuan untuk mengikuti aktivitas yang baik pula, terutama sekali dalam mengikuti berbagai mata pelajaran di sekolah.

Kebugaran jasmani yang baik dicapai dengan latihan yang benar. Namun demikian kebugaran jasmani mempunyai faktor-faktor yang mempengaruhi sehingga tercapai kebugaran yang baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani adalah : Umur, Jenis kelamin, Somatotipe atau bentu tubuh, Keadaan kesehatan, Gizi, Berat badan, Tidur atau istirahat, Kegiatan jasmaniah.


(13)

Untuk mencapai kebugaran jasmani yang prima, maka seseorang perlu melakukan latihan fisik yang melibatkan komponen kebugaran jasmani dengan latihan yang benar.

Banyak cara untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mulai dari yang paling sederhana sampai ke paling canggih atau menggunakan mesin. Salah satu bentuk latihan yang cukup sederhana untuk dilakukan adalah dengan latihan naik turun bangku karena di dalam latihan naik turun bangku terdapat gerak kaki dan tangan yang seirama dengan menggunakan tenaga yang cukup banyak karena itu latihan naik turun bangkusalah satu tes yang sering digunakan oleh militer amerika untuk mengetes kesegaran jasmani militer. Selain itulatihan naik turun bangku cukup banyak membutuhkan tenaga dan oksigen dalam melaksanakannya sehingga dengan siswa diberikan perlakuan latihan ini maka tingkat kebugaran siswa akan meningkat.Dengan melakukan latihan naik turun bangkumaka dengan sendirinya kebugaran yang ada di tubuh siswa akan semakin meningkat karena kebugaran adalah dimana siswa tidak merasakan kelelahan yang berarti saat melakukan kegiatan dan masih memiliki cadangan tenaga untuk melakukan kegiatan yang lainnya.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama mengajar di SMA N 1 Seputih Agung Lampung Tengah, sebagian besar para siswa memiliki tingkat kebugaran yang rendah. Hal ini ditunjukkan dengan lemahnya dalam mengikuti berbagai pelajaran seperti seringnya mengantuk, merasa malas apa lagi di saat melakukan kegiatan ekstrakulikuler atau les dan


(14)

mudahnya terserang berbagai penyakit. Ini semua merupakan kondisi dampak kurangnya adanya kebugaran jasmani pada siswa tersebut. Pelaksanaan mata pelajaran pendidikan jasmani di sekolah (SMA) N 1 Seputih Agung dilakukan 2 kali seminggu dirasakan masih belum cukup untuk meningkatkan kebugaran jasmani siswa, karena itu perlu diupayakan aktifitas jasmani di luar dengan mempertimbangkan bentuk dan waktu pelaksanaannya.

Berdasarkan fenomena di atas menarik sekali untuk di kaji lebih jauh dan sekaligus dicarikan model atau cara untuk meningkatkan kebugaran jasmani para siswa SMA Negeri 1 Seputih Agung tersebut.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :

1. Siswa SMA Negeri 1 Seputih Agung Lampung Tengah memiliki tingkat kebugaran jasmani rendah sehingga sebagian siswa kurang semangat dalam melakukan kegiatan belajar.

2. Rendahnya pemahaman siswa tentang pentingnya kebugaran jasmani terhadap kegiatan belajar.


(15)

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, untuk memudahkan penelitian perlu pembatasan yang berdasarkan tujuan dari penelitian ini, adapun pembatasan masalah tersebut adalah pengaruh latihan naik turun bangku dan naik turun tangga terhadap peningkatan kebugaran jasmani siswa kelas X di SMA 1 Seputih Agung Lampung Tengah.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh latihan naik turun bangku terhadap peningkatan kebugaran jasmani siswa kelas X di SMA Negeri 1 Seputih Agung?

2. Apakah ada pengaruh latihan naik turun Tangga terhadap peningkatan kebugaran jasmani siswa kelas X di SMA Negeri 1 Seputih Agung?

3. Manakah yang lebih baik latihan naik turun Bangku, latihan naik turun tangga dan kelompok kontrol terhadap peningkatan kebugaran jasmani?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui:


(16)

1. Untuk mengetahui adanya peningkatan latihannaik turun bangku terhadap peningkatan kebugaran jasmani siswa kelas X SMA N 1 Seputih Agung . 2. Untuk mengetahui adanya peningkatan latihan naik turun tanggaterhadap

peningkatan kebugaran jasmani siswa kelas X SMA N 1 Seputih Agung. 3. Untuk mencari efektifitas antara latihan naik turun bangku dan naik turun

tangga terhadap penigkatan kebugaran jasmani

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak–pihak yang terkait :

1. Bagi Siswa

Meningkatkan pengetahuan siswa tentang betapa pentingnya kebugaran jasmani bagi dirinya sendiri karena berpengaruh terhadap kegiatan belajar yang di lakukan di sekolah dan di luar sekolah.

2. Bagi Guru Penjaskes

Sebagai salah satu sumbangan metode dalam melatih kebugaran jasmani denganlatihannaik turun dan latihan naik turun tangga guna meningkatkan kebugaran siswa agar dapat bugar sehingga dapat melakukan kegiatan belajar dengan baik.

3. Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan bagi pembina sekolah mengenai pentingnya kebugaran jasmani bagi siswa dalam kegiatan belajar yang dilakukan di sekolah.


(17)

4. Bagi Peneliti

Peneliti dapat memahamiupaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan juga memberikan pengalaman berharga untuk pembelajaran Pendidikan Jasmani peneliti di masa yang akan datang

5. Bagi Program Studi

Dapat memberikan informasi dan pengembangan ilmu bagi pihak yang ingin melaksanakan penelitian. Selain itu juga memberikan sumbangan pemikiran untuk kemajuan program studi pendidikan jasmani dan kesehatan


(18)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Metodologi penelitian adalah cara utama yang digunakan untuk mengadakan penelitian dalam mencapai tujuan, misalnya untuk mengkaji atau menguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik dan alat-alat tertentu (SurakhmadWinarno,1985 : 116).

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Seperti variasi metode misalnya : angket, wawancara, pengalamatan, atau observasi, tes dan dokumentasi (Suharsimi Arikunto 2010:203). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen, karena adanya perlakuan (treatment), seperti pendapat Thomas dan Nelson (1997:352). Bertujuan untuk menyelidiki pengaruh dari suatu perlakuan pada suatu kelompok. Melalui suatu eksperimen akan diperoleh informasi yang relevan dengan permasalahan yang diteliti dan menghasilkan analisa yang objektif untuk memperoleh kesimpulan yang valid.Sedangkan menurut Riduwan, 2005 : 50) penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Guna memahami obyek penelitian perlu diilakukan


(19)

penelitian dengan menggunakan metode eksperimen karena dengan menggunakan metode eksperimen dapat dilihat ada tidaknya peningkatan kebugaran jasmani siswa dalam waktu yang telah ditentukan.

B. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah : ”the nonrandomized pre-test post-tes the same subject design” (Zainuddin, 1987: 28). Rancangan penelitian ini adalah sebagai berikut :

ENB

X1 T2

ENT

P S T1 OP X2 T2 Y T

Xc T2 Keterangan :

P = Populasi

S = Sample

T1 = Tes awal

OP = Ordinal Pairing (pengelompokan) X1 dan X2 = Kelompok Experiment 1 dan 2 Xc = Kelompok Kontrol

ENB = Kelompok experiment 1 yang diberikan perlakuan latihan naik turun bangku

ENT = Kelompok experiment 2 yang diberikan perlakuan latihan naik turun tangga


(20)

T2 = Tes akhir

Y = Kebugaran jasmani

Pembagian kelompok eksperimen didasarkan hasil lari 60 meter pada tes awal yang dirangking, kemudian subyek yang memiliki kemampuan setara dipasang-pasangkan ke dalam kelompok A dan kelompok B. Dengan demikian kedua kelompok tersebut sebelum diberi perlakuan mempunyai kemampuan yang sama. Apabila pada tes akhir terdapat perbedaan, maka hal ini disebabkan oleh pengaruh perlakuan yang diberikan.

C. Variabel Penelitian

Variabel yang diteliti adalah :

1. Variabel bebas (X1) adalah latihan naik turun bangku 2. Variabel bebas (X2) adalah naik turun tangga

3. Variabel terikat (Y) adalah kebugaran jasmani

D. Definisi Operasioanal Variabel

Untuk menghindari penafsir yang keliru maka variabel penelitian ini perlu diberikan definisi, yaitu :

1. Yang dimaksud dengan latihan naik turun bangku adalah latihan yang dilakukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani siswa.Naik turun bangku sangat mempengaruhi kebugaran jasmani karena naik turun bangku menggerakan otot tungkai, otot tungkai sangat mempengaruhi


(21)

detak jantung sehingga itu dapat mempengatuhi kebugaran jasmani(X1).

2. Yang dimaksud naik turun tangga adalah salah satu kegiatan yang dilakukan untuk melatih kebugaran, sama halnya dengan naik turun bangku dengan naik turun tangga maka otot tungkai akan dilatih sehingga meningkatkan detak jantung dan itu sangat mempengaruhi kebugaran jasmani siswa (X2).

3. Yang dimaksud dengan kebugaran jasmani dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa untuk menunaikan tugas sehari-hari dengan mudah, tanpa merasa lelah yang berlebihan.Adapun variable terikat dalam penelitian ini yaitu kebugaran jasmani (Y).

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Suharsimi (Arikunto, 2010:173) menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian.Menurut (Sujana, 1989:6), “Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif kualitatif, mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan lengkap dan jelas, yang ingin dipelajari sifat-sifatnya”. Jadi yang dimaksud populasi adalah individu yang memiliki sifat yang sama walaupun prosentase kesamaan itu sedikit, atau dengan kata lain seluruh individu yang akan dijadikan sebagai obyek


(22)

penelitian. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Seputih Agung.

2. Sampel

Dalam suatu proses penelitian, tidak perlu seluruh populasi diteliti, akan tetapi dapat dilakukan terhadap sebagian dari jumlah populasi tersebut. Sebagaimana yang dikemukakan oleh (Arikunto,1992 : 107) sebagai berikut : Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar (lebih dari 100 orang) maka dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih besar dari itu.

Menurut (Suharsimi Arikunto, 1993:105)“Penelitian sampel baru boleh dilaksanakan apabila keadaan subyek didalam populasi benar-benar homogen. Apabila subyek tidak homogen maka kesimpulannya tidak boleh diberlakukan bagi seluruh populasi (hasilnya tidak boleh di generalisasikan).

Bertitik tolak dari pendapat di atas, dalam penelitian ini penulis mengambil subjek penelitian sebesar 20 % dari 180 populasi. Dengan demikian jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 36 siswa. Sehubungan jumlah populasi siswa putra kelas X di SMA Negeri 1 Seputih Agung, terdiri dari 6 kelas, maka pengambilan subjek penelitian dilakukan dengan perincian sebagai berikut :


(23)

Sampel = jumlah siswa laki-laki x 20% = 180 x 20%

= 36 siswa

Maka dalam penelitian ini penulis mengambil subjek penelitian, sebanyak 36 siswa.

F. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah.

2.Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini berlangsung mulai pada bulan Mei sampai dengan bulan Juli. Latihannaik turun bangku dan naik turun tangga atau perlakuan diberikan sebanyak tiga kali dalam seminggu. Sebelum diberikan perlakuan dilaksanakan dulu tes dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberi perlakuan.

3. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaannya dilakukan pada hari senin, rabu dan jumat dengan waktu yang berbeda, untuk latihan naik turun bangku jam 15.00 dan latihan naik turun tangga jam 16.00. Sampel dibagi menjadi 3 kelompok; (1) kelompok bangku, (2) kelompok tangga, (3) kelompok kontrol. Latihan kelompok bangku dan tangga dilaksanakan secara terpisah artinya kelompok 1


(24)

melakukan latihan naik turun bangku, dan kelompok 2 melakukan latihan naik turun tangga. Dengan sistematis pelaksanaannya sebagai berikut: - Latihan naik turun bangku

Latihan naik turun bangku merupakan tes kesegaran jasmani yang sederhana (Menurut Agustina Utari 2007:35). Tes ini bertujuan untuk mengukur kesegaran jasmani untuk kerja otot dan kemampuannya pulih dari kerja. Caranya adalah dengan naik turun bangku terus menerus salama 5 menit dengan kecepatan 30 langkah menit. Selama 5 menit denyut jantung diukur dalam menit ke-1, menit ke-2 dan menit ke-3 yang menunjukan waktu pemulihan setelah latihan

Pelaksanaan :

1. tinggi bangku 20 feet (50 cm)

2. Mula mula tester berdiri didepan Bench / Bangku dengan salah satu kaki berada di atas bangku.

3. Saat ada aba-aba “Ya”/ Peluit, Tester melakukan gerakan naik turun bangku.

4. Irama langkah pada waktu naik turun bangku adalah 30 langkah per menit, jadi 1 (satu) langkah setiap 2 (dua) detik1 (satu) langkah terdiri dari4 (empat) gerakan/hitungan:

• Hitungan1 : Salah satu kaki diangkat (boleh kanan atau kiri terlebih dahulu tetapi konsisten), kemudian menginjak bangku. (Asumsi kaki kanan)


(25)

• Hitungan 2 : Kaki kiri diangkat lalu berdiri tegak di atas bangku

• Hitungan 3 : Kaki yang pertama menginjak bangku pada hitungan 1 (asumsi kaki kanan) diturunkan kembali kelantai • Hitungan 4 : Kaki kiri diturunkan kembali kelantai untuk

berdiri tegak seperti sikap semula

5. Ganti langkah diperbolehkan tetapi tidak lebih dari 3 (tiga) kali 6. Supaya irama langkah ajeg/stabil, maka digunakan alat metronome 7. Naik turun bangku dilakukan selama 5 (lima) menit. Saat aba-aba

stop, tubuh harus dalam keadaan tegak. Kemudian duduk dibangku tersebut dengan santai selama 1 (satu) menit

8.Apabila tes tidak kuat melakukan naik turun bangku selama 5 (lima) menit, maka waktu lama naik turun bangku tersebut di catat, lalu denyu nadinya diukur/dihitung sesuai dengan petunjuk pengambilan denyut nadi tersebut.

- Latihan naik turun tangga

Dalam tiap menitnya, aktivitas naik tangga diperkirakan akan mengkonsumsi energy (membakarkalori) sebanyak 8-11 kkal. Nilai ini merupakan nilai yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan aktivitas olahraga dengan intensitas sedang seperti tenis, badminton, sepak bola ataujuga basket yang mengkonsumsi energy sebanyak 7-9 kkal per menitnya.


(26)

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik tes. Instrumen penelitian ini menggunakan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI). Alasan menggunakan jenis tes ini karena sudah di anggap memiliki validitas atau reabilitas cukup tinggi. Sebab tes ini dalam lokakarya kesegaran jasmani tahun 1984 TKJI telah disepakati dan ditetapkan menjadi suatu instrumen yang berlaku di seluruh wilayah indonesia. Dalam pertimbangannya adalah bahwa instrumen ini seluruhnya disusun dengan kondisi anak indonesia TKJI dibagi ke dalam 4 kelompok umur yaitu : kelompok umur 6-9 tahun, 10-12 tahun, 13-15 tahun, dan 16-19 tahun.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instrumen ini mengukur tingkat efisiensi fungsi jantung dan paru-paru, yang ditujukan melalui pengukuran ambilan oksigen maksimum (maximum oxygen uptake atau VO2 max). Selain itu juga tes ini lebih efisien dibandingkan dengan tes yang lainnya karena tak membutuhkan lapangan yang luas dan biaya yang besar. Adapun prosedur pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) tahap sebagai berikut

a. Lari 60 meter (Kecepatan dan Kelincahan) Alat dan fasilitas :


(27)

- Lintasan lurus, datar, rata, tidak licin, berjarak 60 meter, dan masih mempunyai lintasan lanjutan

- Bendera start dan pluit

- Tiang pancang dan stopwatch - Serbuk kabur

- Alat tulis Pelaksanaan : - Sikap permulaan

Peserta berdiri di belakang garis start - Gerakan

a) Pada aba-aba “siap” peserta mengambil sikap start berdiri, siap untuk berlari

b) Pada aba-aba “ya” peserta lari secepat mungkin menuju garis finis, menempuh jarak 60 meter.

- Lari masih bisa diulang apabila : a) Pelari mencuri start

b) Pelari tidak melewati garis finis

c) Pelari terganggu dengan pelari yang lain - Pengukuran waktu

Pengukuran waktu dilakukan dari saat bendera diangkat sampai pelari tepat melintasi garis finis

b. Tes gantung angkat tubuh untuk putra 60 detik (Full Up) Alat dan fasilitas :


(28)

- Stopwatch dan nomor dada - Formulir tes dan alat tulis - Serbuk kapur

Pelaksanaan :

Palang tunggal dipasang dengan ketinggian sedikit di atas kepala peserta.

- Sikap permulaan

Peserta berdiri di bawah palang tunggal, kedua tangan berpegangan pada palang tunggal selebar bahu. Pegangan telapak tangan menghadap ke belakang

- Gerakan

Dengan bantuan tolakan kedua kaki, peserta melompat keatas sampai mencapai sikap bergantung siku tekuk, dagu berada di atas palang tunggal. Sikap tersebut dipertahankan selama mungkin.

- Angkatan di anggap gagal dan tidak dihitung apabila

1) Pada waktu mengangkat badan, peserta melakukan gerakan mengayun

2) Pada waktu mengangkat badan, dagu tidak menyentuh palang tunggal

3) Pada waktu kembali ke sikap permulaan kedua lengan tidak lurus

c. Baring duduk 60 detik (Sit Up) Alat dan fasilitas :


(29)

- Stopwatch - Alat tulis

- Alas/tikar/matras Pelaksanaan : - Sikap permulaan

a) Berbaring telentang di lantai atau rumput, kedua lutut ditekuk dengan sudut kurang lebih 90 derajat, kedua tangan masing-masing diletakan di telinga.

b) Petugas lain memegang atau menekan kedua pergelangan kaki, agar kaki tidak terangkat

- Gerakan

a) Gerakan aba-aba “ya” peserta bergerak mengambil sikap duduk, sampai kedua sikunya menyentuh kedua paha, kemudian kembali ke sikap permulaan

b) Gerakan ini dilakukan berulang-ulang dengan cepat tanpa istirahat (selama 60 detik)

Catatan :

1) Gerakan tidak terhitung jika posisi tangan tidak lagi disamping telinga

2) Kedua siku tidak sampai menyentuh paha

3) Menggunakan sikunya untuk membantu menolak tubuh d. Loncat tegak (Vertikal Jump)


(30)

- Papan berskala cm, warna gelap, berukuran 30x150 cm, dipasang pada dinding atau tiang. Jarak lantai dengan skala yaitu 150 cm - Serbuk kapur dan nomor dada dan alat penghapus

Pelaksanaan : - Sikap permulaan

a) Terlebih dahulu ujung jari tangan peserta diolesi dengan serbuk kapur

b) Peserta berdiri tegak dekat dinding, kaki rapat, papn skala berada disamping kiri atau kanannya. Kemudian tangan yang dekat dinding diangkat lurus ke atas telapak tangan ditempelkan pada papan berskala, sehingga meninggalkan bekas raihan jarinya - Gerakan

a) Peserta mengambil awalan dengan sikap menekuk lutut dan kedua lengan diayun kebelakang. Kemudian peserta melompat setinggi mungkin sambil menepuk papan dengan tangan yang terdekat sehingga menimbulkan bekas

b) Ulangi loncatan ini sampai 3x berturut-turut e. Lari 1200 meter (Daya Tahan)

Alat dan fasilitas :

- Lintasan lari 1200 meter - Stopwatch dan peluit - Bendera start

- Tiang pancang - Alat tulis


(31)

Pelaksanaan : - Sikap permulaan

Peserta berdiri di belakang garis start - Gerakan

a) Pada aba-aba “siap” peserta mengambil sikap start berdiri, siap untuk lari

b) Pada aba-aba “ya” peserta lari menuju garis finis, menempuh jarak 1200 meter (putra)

Catatan :

1) Lari diulang bilamana ada pelari yang mencuri start 2) Lari diulang bilamana pelari tidak melewati garis finis Catatan yang perlu diperhatikan oleh peneliti sebelum siswa melakukan tes TKJI adalah sebagai berikut :

a) siswa disarankan agar melakukan pemanasan terlebih dahulu, melakukan beberapa gerakan seluruh anggota tubuh secara umum, sekaligus dengan beberapa macam peregangan, dari ujung kepala sampai ujung kaki atau sebaliknya.

b) Jangan makan selama dua jam sebelum melakukan tes

c) Memakai pakaian olahraga dan mengenakan sepatu olahraga, untuk mengurangi kemungkinan tergelincir.

d) Jangan melakukan tes apabila sebelumnya telah melakukan latihan yang berat (pada hari yang sama).

e) Hindari kondisi udara yang lembab atau hujan maupun cuaca yang panas.


(32)

I. Teknik Analisis Data

Data yang dianalisis adalah data dari hasil tes awal dan akhir. Menghitung hasil tes awal dan akhir keterampilan latihan naik turun bangku dan naik turun tangga menggunakan teknik analisa data uji F.Adapun langkah-langkah pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut :

Untuk menguji perbedaan mean terhadap dua kelompok, yang satu memperoleh perlakuan, yang lain tidak. Dengan menggunakan t-test (uji-t), kita memeriksa efektivitas perlakuan. Dengan t-test hanya dapat dilihat perbedaan mean dua kelompok.

Apabila misalnya kita memiliki tiga sampel, yaitu sampel X1, Sampel X2, dan sampel Xo maka pengujian perbedaan mean tidak dapat dilakukan sekaligus, tetapi berpasangan dua-dua secara berpasangan.

a. Pertama, menguji perbedaan mean sampel X1 dengan X2 b. Kedua, menguji perbedaan mean sampel X1 dengan Xc c. Ketiga, menguji perbedaan mean sampel X2 dengan Xc

Untuk dapat membandingkan ketiga mean sekaligus, harus digunakan teknik lain, yaitu F-tes, atau analisi varians, catatan :

a. t-tes diajukan oleh Gossett, diambil huruf paling belakang huruf t. b. F-tes diajukan oleh Fisher, diambil huruf paling depan huruf F.

Dengan mengunakan F-test, dapat diuji perbedaan mean dari tiga sampel secara serentak. Dengan demikian, maka ditinjau dari segi waktu penggunaan F-tes lebih efisien. Disamping itu, dengan F-test dapat diketahui gambaran menegani interaksi antara variabel-variabel yang menjadi pusat perhatian.


(33)

Analisis Varians yang digunakan adalah Analisis Varians kalsifikasi tunggal karna tidak terdapat variabel baris hanya terdapat kolom, yang juga disebut anava satu jalan adapun rumus anava tunggal sebagai berikut :

Tabel 1. Rumus Anava Tunggal

Keterangan :

= jumlah subyek dalam kelompok K= banyak kelompok

N =jumlah subyek seluruhnya

Pengujian taraf signifikan perbedaan antara kelompok eksperimen latihan naik turun bangku dan latihan naik turun tangga adalah apabila

tabel berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok latihan naik turun bangku, kelompok latihan naik turun tangga dan kelompok kontrol sebaliknya bila berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok latihan naik turun bangku, kelompok latihan naik turun tangga dan kelompok Kontrol.


(34)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Latihan naik turun bangku memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kebugaran jasmani.

2. Latihan naik turun tangga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kebugaran jasmani .

3. Latihan naik turun tangga lebih baik dari pada latihan naik turun bangku dan kelompok kontrol.

B. Saran

1. Kepada para Mahasiswa dan Guru Pendidikan Jasmani diharapkan mencoba latihan naik turun tangga untuk meningkatkan kebugaran jasmani siswa di sekolah.

2. Pada Program Studi Penjaskes diharapkan dapat dijadikan salah satu acuan dalam program dan pembelajaran untuk meningkatkan kebugaran jasmani.


(35)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson,B.,Burke,E.D.,and Pearl Bill.1994.Getting Shape.California:Shelter Pub.Inc

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

________________. 1992. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan.”.PT. Rineka Cipta Jakarta

________________. 1993. Prosedur Penelitian . Yogyakarta : PT. Rineka Cipta. Bompa, OT. 1994. Theory and Methodology Of Training. Terjemahan. Bandung :

Universitas Padjajaran.

Djoko Pekik I.2006.Bugar dan Sehat dengan Olahraga.Yogyakarta:CV.Andi Offset

Elly Irene. 2006. Perubahan Denyut Nadi pada Mahasiswa Setelah Aktivitas Naik Turun Tangga (Jurnal). Semarang

Fox,E.L.etal.1988.Physyological Basis of Physical Education and Athleties. New York : Sounders College Pub

Getchell. 1979. Physical Fitness A Way Of Life. New York : John Wiley and Sons, Inc.

Gunarso Arif. 2012. Pengertian Prestasi Belajar Menurut Beberapa Ahli (Artikel). Jakarta

Gunawan Kurnia. 2010. Physical Education.blogspot.

Harjati.2012. Pengertian Prestasi Belajar Menurut Beberapa Ahli (Artikel). Jakarta

Harsono. 1988. Coaching aspek-aspek Psikologi Dalam Coaching. Jakarta : C.V. Tambak Kusuma.


(36)

Haerul Rachmat. 2011. Laporan Fisiologi Test Harvard (Harvard Step Test). Blogspot. Com. Last update 05 Agustus 2011

Haqziq Khairul. 2009.Pendidikan Jasmani,Olahraga dan

Kesehatan.Jakarta:Peraturan Menteri Pendidikan Nasional 49. Kysmayadi. 2010. Latihan Naik Turun Bangku dan Tangga(Jurnal).Jakarta Lutan, Rusli. 2000. Belajar Keterampilan Motorik. Pengantar Teori dan Metode.

Jakarta : Dirjen Dikti. P2LPTK.

Sadoso Sumaosardjuno. 1989. Petunjuk Praktis Kesehatan Olahraga. Jakarta : PT. Pustaka Grafika

SajotoMochamad. 2012. Kumpulan Artikel Berbahasa Indonesia (Artikl). Jakarta Sharkey,BJ.2003.Fitness and Health.Alih Bahasa Kebugaran dan Kesehatan oleh

Eri Desmarini Nasution. Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada Sudjana.2002.Metode Statistika.Bandung:Tarsito

Suhardjana. 2004.Kebugaran Jasmani dalam Buku Pegangan Kuliah Mahasiswa FIK UNY. Yogyakarta: FIK UNY

Suharsono.1994.Metodologi Pelatihan.Yogyakarta : FPOK IKIP Suharto. 1999. Tes Kesegaran Jasmani (TKJI). Jakarta : Depdiknas

Suharto, dkk. 2001. Ketahuilah Tingkat Kebugaran Jasmani Anda. Jakarta : Depdiknas.

Thomas dan Nelson. 1997. Research Metode in Phzsical Activity.

Utari Agustina. 2007. Hubungan Indeks Masa Tubuh Dengan Tingkat Kesegaran Jasmani Pada Anak Usia 12-14 Tahun. Semarang

Winarno,S. 1985. Pengantar Ilmiah Dasar Metode Teknik. Tarsito. Bandung Winkel.2012. Pengertian Prestasi Belajar Menurut Beberapa Ahli (Artikel).

Jakarta

Zainuddin, M. 1990. Metodologi Penelitian. Fakultas Pascasarjana. Surabaya : Universitas Airlangga.


(37)

(1)

37

I. Teknik Analisis Data

Data yang dianalisis adalah data dari hasil tes awal dan akhir. Menghitung hasil tes awal dan akhir keterampilan latihan naik turun bangku dan naik turun tangga menggunakan teknik analisa data uji F.Adapun langkah-langkah pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut :

Untuk menguji perbedaan mean terhadap dua kelompok, yang satu memperoleh perlakuan, yang lain tidak. Dengan menggunakan t-test (uji-t), kita memeriksa efektivitas perlakuan. Dengan t-test hanya dapat dilihat perbedaan mean dua kelompok.

Apabila misalnya kita memiliki tiga sampel, yaitu sampel X1, Sampel X2, dan sampel Xo maka pengujian perbedaan mean tidak dapat dilakukan sekaligus, tetapi berpasangan dua-dua secara berpasangan.

a. Pertama, menguji perbedaan mean sampel X1 dengan X2 b. Kedua, menguji perbedaan mean sampel X1 dengan Xc c. Ketiga, menguji perbedaan mean sampel X2 dengan Xc

Untuk dapat membandingkan ketiga mean sekaligus, harus digunakan teknik lain, yaitu F-tes, atau analisi varians, catatan :

a. t-tes diajukan oleh Gossett, diambil huruf paling belakang huruf t. b. F-tes diajukan oleh Fisher, diambil huruf paling depan huruf F.

Dengan mengunakan F-test, dapat diuji perbedaan mean dari tiga sampel secara serentak. Dengan demikian, maka ditinjau dari segi waktu penggunaan F-tes lebih efisien. Disamping itu, dengan F-test dapat diketahui gambaran menegani interaksi antara variabel-variabel yang menjadi pusat perhatian.


(2)

38

Analisis Varians yang digunakan adalah Analisis Varians kalsifikasi tunggal karna tidak terdapat variabel baris hanya terdapat kolom, yang juga disebut anava satu jalan adapun rumus anava tunggal sebagai berikut :

Tabel 1. Rumus Anava Tunggal

Keterangan :

= jumlah subyek dalam kelompok K= banyak kelompok

N =jumlah subyek seluruhnya

Pengujian taraf signifikan perbedaan antara kelompok eksperimen latihan naik turun bangku dan latihan naik turun tangga adalah apabila

tabel berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok latihan naik turun bangku, kelompok latihan naik turun tangga dan kelompok kontrol sebaliknya bila berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok latihan naik turun bangku, kelompok latihan naik turun tangga dan kelompok Kontrol.


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Latihan naik turun bangku memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kebugaran jasmani.

2. Latihan naik turun tangga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kebugaran jasmani .

3. Latihan naik turun tangga lebih baik dari pada latihan naik turun bangku dan kelompok kontrol.

B. Saran

1. Kepada para Mahasiswa dan Guru Pendidikan Jasmani diharapkan mencoba latihan naik turun tangga untuk meningkatkan kebugaran jasmani siswa di sekolah.

2. Pada Program Studi Penjaskes diharapkan dapat dijadikan salah satu acuan dalam program dan pembelajaran untuk meningkatkan kebugaran jasmani.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson,B.,Burke,E.D.,and Pearl Bill.1994.Getting Shape.California:Shelter Pub.Inc

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

________________. 1992. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan.”.PT. Rineka Cipta Jakarta

________________. 1993. Prosedur Penelitian . Yogyakarta : PT. Rineka Cipta. Bompa, OT. 1994. Theory and Methodology Of Training. Terjemahan. Bandung :

Universitas Padjajaran.

Djoko Pekik I.2006.Bugar dan Sehat dengan Olahraga.Yogyakarta:CV.Andi Offset

Elly Irene. 2006. Perubahan Denyut Nadi pada Mahasiswa Setelah Aktivitas Naik Turun Tangga (Jurnal). Semarang

Fox,E.L.etal.1988.Physyological Basis of Physical Education and Athleties. New York : Sounders College Pub

Getchell. 1979. Physical Fitness A Way Of Life. New York : John Wiley and Sons, Inc.

Gunarso Arif. 2012. Pengertian Prestasi Belajar Menurut Beberapa Ahli (Artikel). Jakarta

Gunawan Kurnia. 2010. Physical Education.blogspot.

Harjati.2012. Pengertian Prestasi Belajar Menurut Beberapa Ahli (Artikel). Jakarta

Harsono. 1988. Coaching aspek-aspek Psikologi Dalam Coaching. Jakarta : C.V. Tambak Kusuma.


(5)

Husdarta.2012.Model Pembelajaran Langsung dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.Bandung:Alfabeta Bandung

Haerul Rachmat. 2011. Laporan Fisiologi Test Harvard (Harvard Step Test). Blogspot. Com. Last update 05 Agustus 2011

Haqziq Khairul. 2009.Pendidikan Jasmani,Olahraga dan

Kesehatan.Jakarta:Peraturan Menteri Pendidikan Nasional 49. Kysmayadi. 2010. Latihan Naik Turun Bangku dan Tangga(Jurnal).Jakarta Lutan, Rusli. 2000. Belajar Keterampilan Motorik. Pengantar Teori dan Metode.

Jakarta : Dirjen Dikti. P2LPTK.

Sadoso Sumaosardjuno. 1989. Petunjuk Praktis Kesehatan Olahraga. Jakarta : PT. Pustaka Grafika

SajotoMochamad. 2012. Kumpulan Artikel Berbahasa Indonesia (Artikl). Jakarta Sharkey,BJ.2003.Fitness and Health.Alih Bahasa Kebugaran dan Kesehatan oleh

Eri Desmarini Nasution. Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada Sudjana.2002.Metode Statistika.Bandung:Tarsito

Suhardjana. 2004.Kebugaran Jasmani dalam Buku Pegangan Kuliah Mahasiswa FIK UNY. Yogyakarta: FIK UNY

Suharsono.1994.Metodologi Pelatihan.Yogyakarta : FPOK IKIP Suharto. 1999. Tes Kesegaran Jasmani (TKJI). Jakarta : Depdiknas

Suharto, dkk. 2001. Ketahuilah Tingkat Kebugaran Jasmani Anda. Jakarta : Depdiknas.

Thomas dan Nelson. 1997. Research Metode in Phzsical Activity.

Utari Agustina. 2007. Hubungan Indeks Masa Tubuh Dengan Tingkat Kesegaran Jasmani Pada Anak Usia 12-14 Tahun. Semarang

Winarno,S. 1985. Pengantar Ilmiah Dasar Metode Teknik. Tarsito. Bandung Winkel.2012. Pengertian Prestasi Belajar Menurut Beberapa Ahli (Artikel).

Jakarta

Zainuddin, M. 1990. Metodologi Penelitian. Fakultas Pascasarjana. Surabaya : Universitas Airlangga.


(6)