Tinjauan Atas Prosedur Pengurusan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Pada Dinas Pelayanan Pajak (Disyanjak) Kota Bandung

  DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... vii

  BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang Kerja Praktek ...................................................... 1

  1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek ............................................... 5

  1.3 Kegunaan Kerja Praktek ............................................................... 6

  1.4 Metode Kerja Praktek ................................................................... 6

  1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek ................................................. 7

  BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

  2.1 Sejarah DISYANJAK Kota Bandung .......................................... 9

  2.2 Struktur Organisasi dan Deskripsi Jabatan................................... 12

  2.2.1 Struktur Organisasi .............................................................. 12

  2.2.2 Deskripsi Jabatan ................................................................. 13

  2.3 Kegiatan/Operasional DISYANJAK Kota Bandung ................... 26

  BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

  3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek .............................................. 29

  3.1.1 Pengertian Prosedur.............................................................. 29

  3.1.2 BPHTB ................................................................................. 31

  3.1.2.2 Objek, Subjek dan Wajib Pajak BPHTB ................... 33

  3.2 Teknis Pelaksaan Kerja Praktek ................................................... 33

  3.2.1 Prosedur Pengurusan BPHTB di DISYANJAK Kota Bandung ............................................................................... 34

  3.2.2 Syarat-syarat Validasi BPHTB di DISYANJAK Kota Bandung ............................................................................... 36

  3.2.3 Kendala dalam Pengurusan BPHTB di DISYANJAK Kota Bandung ....................................................................... 37

  3.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek ............................ 37

  3.3.1 Analisis Prosedur Pengurusan BPHTB di DISYANJAK Kota Bandung ....................................................................... 38

  3.3.2 Analisis Syarat-syarat Validasi BPHTB di DISYANJAK Kota Bandung ....................................................................... 38

  3.3.3 Analisis Kendala-kendala dalam Pengurusan BPHTB di DISYANJAK Kota Bandung ........................................... 39

  BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

  4.1 Kesimpulan ................................................................................... 40

  4.2 Saran ............................................................................................. 41

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

  DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan Kerja Praktek ...................................................... 8

  DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Struktur Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Surat Permohonan Kerja Praktek Lampiran 2 Surat Persetujuan Kerja Praktek Lampiran 3 Daftar Hadir Praktek Kerja Lapangan Lampiran 4 Surat Pemberitahuan Telah Melaksanakan Kerja Praktek Lampiran 5 Berita Acara Bimbingan Kerja Praktek dari Dosen Pembimbing Lampiran 6 Surat Keterangan Hasil Kuliah Kerja Praktek Dari Perusahaan/Instansi Lampiran 7 Surat Keterangan Hasil Kuliah Kerja Praktek Dari Dosen Pembimbing Lampiran 8 Struktur Dinas Pelayanan Pajak (DISYANJAK) Kota Bandung

  

TINJAUAN ATAS PROSEDUR PENGURUSAN BEA PEROLEHAN HAK

ATAS TANAH DAN BANGUNAN PADA DINAS PELAYANAN PAJAK

(DISYANJAK) KOTA BANDUNG

LAPORAN KERJA PRAKTEK

  

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Dalam Menempuh Jenjang Strata I

Program Studi Akuntansi

  

Oleh:

Anna Pertiwi

21110014

  

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

  DAFTAR PUSTAKA Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

  P eraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2007, Tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Pendapatan Kotak Bandung. Peraturan Daerah Nomor 475 Tahun 2008, Tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Kota Bandung. Peraturan Daerah Undang-Undang RI. No. 21 Tahun 1997, Tentang BPHTB dan

  Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2000, Tentang Perubahan Atas Undang- Undang No. 21 Tahun 1997. Selayang Pandang Dinas Pendapatan Kota Bandung Tahun 2012. Selayang Pandang Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung Tahun 2013.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI

  Nama Lengkap : Anna Pertiwi Tempat tanggal lahir : Bandung, 05 Oktober 1990 Alamat : Jln. Kp.Situ Aksan Gg. Pagarsih Barat 1 No. 91/85 Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam

DATA PENDIDIKAN

  SD : Tahun 1997-2003 SDN Raya Barat V SMP : Tahun 2003-2006 SMPN 23 Bandung SMA : Tahun 2007-2010 SMA Swadaya Bandung Perguruan Tinggi : Tahun 2010 sampai sekarang masih tercatat sebagai

  Mahasiswa di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

KATA PENGANTAR

  Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek. Laporan kerja praktek ini penulis susun berdasarkan hasil kerja praktek yang dilakukan di Dinas Perpajakan Daerah Kabupaten Cianjur, yang berjudul

  “TINJAUAN ATAS

PROSEDUR PENGURUSAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN

BANGUNAN PADA DINAS PELAYANAN PAJAK (DISYANJAK) KOTA

BANDUNG ”. Maksud dan tujuan dari Laporan Kerja Praktek ini diajukan untuk

  memenuhi persyaratan mata kuliah Kerja Praktek Jurusan Akuntansi Program Studi S-1 Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

  Dalam kesempatan ini saya sebagai penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

  1. Dr. Ir Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

  2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec. Lic, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia 3. Dr. Surtikanti.,SE.,M.Si.,Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas

  Ekonomi Universitas Komputer Indonesia, selaku dosen wali dan dosen pembimbing kerja praktek yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing serta memberikan masukan yang berguna bagi penulis dalam penyusunan laporan ini.

  4. Lilis Puspitawati.,SE.,M.Si.,Ak.,CA Selaku Koordinator kuliah kerja praktek Universitas Komputer Indonesia.

  5. Indra Wisnu, SE selaku koordinator BPHTB dan pembimbing di Dinas Pelayanan Pajak (DISYANJAK) Kota Bandung.

  6. Seluruh staff karyawan Dinas Pelayanan Pajak (DISYANJAK) Kota Bandung.

  7. Mama dan Papa atas do’a, semangat, motivasi, serta semua pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis.

  8. Kakakku Tatang Rohmat, ST. Ika Rostika dan Ade Rahmat yang selalu memberikan masukan dan banyak pelajaran.

  9. Sahabatku seperjuangan Fitriana, Reza, Susanti, Rindi, Novita, Egi, Rahmat, Gunawan, Yudi, Tiko, Vandi, Andriansyah dan Toni tempat berbagi, semoga selalu kompak dan semangat.

  10. Semua Pihak yang telah membantu penulisan Laporan Kerja Praktek ini.

  Penulis menyadari dalam menyusun laporan ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, baik dalam mengolah data maupun dalam penyajiannya, yang dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan serta pemahaman penulis. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak demi perbaikan Usulan Penelitian ini.

  Bandung, Desember 2013 Penulis

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

  Setiap negara memiliki cara untuk mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Seperti halnya Pemerintah Republik Indonesia berupaya mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merupakan cita-cita bangsa. Indonesia yang tertuang di dalam pembukuan UUD 1945. Salah satu usaha pemerintah dalam mewujudkan cita-cita tersebut adalah dalam bidang perekonomian. Untuk membiayai segala keperluan untuk penyelenggaraan negara dari sudut perekonomian, negara memerlukan dana yang sangat besar dan untuk mengatasinya, negara mendapatkan sumber dana beberapa sektor antara lain: (1) Penerimaan negara yang bersumber dari dalam negeri yang diperoleh dari minyak dan gas bumi, non migas, pajak dan bukan pajak ; (2) Penerimaan negara yang bersumber dari luar negeri yang diperoleh dari bantuan program dan bantuan proyek.

  Seiring perjalanan waktu dan dinamika perkembangan masyarakat terutama dari tingkat perekonomiannya, maka pemerintah mulai memfokuskan sumber penerimaan negara dari sektor pajak karena pajak dianggap sebagai sumber penerimaan negara yang sangat penting dalam membiayai penyelenggaraan negara guna menuju pada kemandirian dalam pembangunan agar tidak terus menerus bergantung pada pinjaman luar negeri/negara lain.

  Sejalan dengan harapan pemerintah untuk meningkatkan penerimaan negara di bidang pajak tersebut, maka Pemerintah Pusat membutuhkan dukungan seluruh Pemerintah Daerah untuk menggali potensi pajak yang ada di wilayah kerja masing-masing. Untuk mewujudkan harapan tersebut Pemerintah Pusat mengeluarkan Undang-Undang yang berkaitan dengan pelaksanaan pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah seperti Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009.

  Dinas Pelayanan Pajak (DISYANJAK) Kota Bandung merupakan salah satu unit penyokong pembangunan di Kota Bandung dengan memberikan sumber pendapatan Pajak Daerah yang harus ditetapkan dan dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.

  Pajak daerah adalah pemungutan wajib atas orang pribadi atau badan yang dilakukan oleh pemerintah daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.

  Untuk sumber Pendapatan Daerah dari sektor Pajak Daerah Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung sampai dengan Tahun Anggaran 2013 ini dengan berpegang kepada aturan perundang-undangan yang berlaku serta dengan memperhatikan hasil dari penelitian terhadap sumber-sumber potensi daerah telah menetapkan, yaitu terdiri dari

1. Pajak Hotel (Perda No.27 Tahun 2009); 2.

3. Pajak Hiburan (Perda No.10 Tahun 2010); 4.

  Pajak Reklame (Perda No.22 Tahun 2010); 5. Pajak Penerangan Jalan (Perda No.16 Tahun 2008); 6. Pajak Parkir (Perda No.05 Tahun 2004); 7. Pajak Air Tanah (Perda No.11 Tahun 2011); 8. PBB (Perda No.20 Tahun 2011); dan 9. BPHTB (Perda No.10 Tahun 2010)

  Dasar hukum pemungutan BPHTB yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung adalah berdasarkan PERDA No. 10 Tahun 2010 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan yang ditetapkan pada tanggal 01 Januari 2011 dan mulai berlaku bulan Januari 2011 di Kota Bandung. Pemerintah Daerah melalui Kantor Pelayanan Validasi BPHTB mempunyai tugas berat dalam hal pelayanan kepada publik yang berkaitan dengan pemungutan dan pengurusan pajak BPHTB.

  Dalam penelitian ini, fokus peneliti berkaitan dengan pengurusan Pajak BPHTB yang berada di Dinas Pelayanan Pajak Daerah Kota Bandung. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan yang selanjutnya disebut BPHTB menurut Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 adalah pajak atas perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan. Subjek BPHTB adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh hak atas tanah dan atau bangunan. Subjek pajak yang dikenakan membayar pajak disebut wajib pajak.

  Kenyataan dalam kondisi pengurusan BPHTB ini masih dirasakan ada kelemahan, banyak dikeluhkan dan masih kurang memuaskan keinginan wajib pajak/masyarakat, misalnya mengenai prosedur yang berbelit-belit, tidak adanya kepastian waktu dan sikap petugas yang kurang responsive dan lainnya.

  Fenomena yang terjadi dilapangan adalah bahwa banyak wajib pajak/masyarakat mengeluhkan dalam panjangnya prosedur pengurusan BPHTB sehingga menimbulkan ketidakpuasan wajib pajak/masyarakat. Menurut Standard

  

Operating Procedure (SOP) bahwa jangka waktu yang dibutuhkan dalam

  pengurusan BPHTB adalah 3 (tiga) hari, namun dalam pelaksanaannya rata-rata membutuhkan waktu 7 (tujuh) hari. Sedangkan panjangnya prosedur pengurusan BPHTB disebabkan dalam pengurusan BPHTB harus melalui beberapa meja petugas sebelum dilakukan penelitian berkas dan validasi. Ini diungkapkan oleh Koordinator Validasi BPHTB di Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung, Indra Wisnu, SE.

  Adapun kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan validasi pajak BPHTB adalah jumlah sarana teknologi yang tidak sebanding dengan jumlah penerima pengurus BPHTB, sehingga proses pengurusannya menjadi lama, pemanfaatan teknologi menjadi salah satu faktor terpenting dalam pengurusan BPHTB. Namun terkadang teknologi yang ada dan canggih tidak bermanfaat dikarenakan tidak mendukungnya sumber daya manusia yang terampil menggunakan teknologi itu.

  Akibatnya pengurusan BPHTB menjadi terlambat bahkan menjadi sulit sehingga membuat kinerja pegawai menjadi kurang maksimal.

  Dari fakta diatas, dapat dijelaskan bahwa ada berbagai keluhan masyarakat terhadap pengurusan BPHTB yang kurang maksimal. Maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai pengurusan BPHTB yang selanjutnya dituangkan dalam judul: “TINJAUAN ATAS PROSEDUR PENGURUSAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN PADA DINAS PELAYANAN PAJAK (DISYANJAK) KOTA BANDUNG”.

1.2 Maksud dan Tujuan Kuliah Praktek Kerja Maksud Kerja Peraktek

  Maksud dari pelaksanaan kerja praktek ini adalah untuk memperoleh deskripsi mengenai Prosedur Pengurusan BPHTB di Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung.

  Tujuan Kerja Praktek 1.

  Untuk mengetahui prosedur pengurusan BPHTB di Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung.

  2. Untuk mengetahui syarat-syarat validasi BPHTB di Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung.

  3. Untuk mengetahui kendala yang ada dalam pengurusan BPHTB di Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung.

1.3 Kegunaan Penelitian Kerja Praktek 1. Bagi Penulis

  Penulis dapat membandingkan antara teori yang didapat pada saat kuliah dengan praktek langsung di lapangan dengan bekerja di perusahaan. Juga penulis mendapatkan wawasan yang lebih banyak tentang prosedur pengurusan BPHTB.

  2. Bagi Perusahaan

  Laporan kerja praktek ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi perusahaan dalam mengenai permasalah terutama dalam pengurusan BPHTB.

  3. Bagi Pihak Lain

  Diharapkan dapat dijadikan bahan referensi tambahan dan mengembangkannya dengan lebih baik lagi dalam pengurusan BPHTB.

1.4 Metode Kerja Praktek

  Dalam penyusunan laporan ini, penulis berusaha memperoleh data yang sesuai dengan hal-hal yang akan dibahas, untuk itu metode penulisan yang digunakan adalah block relase, yaitu metode yang menyelenggarakan kerja praaktek dalam suatu periode tertentu. Adapun kerja praktek ini dilaksanakan dari tanggal 15 Juli 2013 sampai 30 Agustus 2013. Teknik yang digunakan dalam melaksanakan kerja praktek ini penulis menggunakan metode:

1. Field Research (Penelitian Secara Langsung)

  a. Observasi Langsung Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pencarian dan pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung di Pelayanan Validasi BPHTB pada Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung. b. Interview Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan tatap muka dan Tanya jawab secara langsung kepada pembimbing dan staf pegawai

  Pelayanan Validasi BPHTB pada Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung.

2. Library Research (Studi Pustaka)

  Yaitu pengumpulan data-data atau sumber-sumber yang berhubungan dengan pokok pembahasan, membaca dan mempelajari buku-buku untuk memperoleh data-data yang berkaitan dengan objek yang ditinjau.

1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

  Lokasi yang digunakan penulis untuk melaksanakan Kuliah Kerja Praktek bertempat di Pelayanan Validasi BPHTB Dinas Pelayanan Pajak (DISYANJAK) Kota Bandung Jl. Wastukencana No. 02 Bandung, Tlp (022) 4230393.

  Adapun waktu pelaksanaan Kuliah Praktek Kerja dilakukan tanggal 15 Juli 2013 sampai dengan 30 Agustus 2013, yang dilakukan sesuai dengan peraturan dalam kerja pada Hari Senin – Jum’at, Jam Kerja : 08.00 wib – 15.00.

  Waktu kerja praktek adalah sebagai berikut : Tabel 1.1

  Time Schedule

  Bulan No Keterangan

  Juli Agst Sept Okt Nov Des Permohonan

  1 KP Pelaksanaan

  2 KP

  3 Observasi

  4 Wawancara

  5 Dokumentasi Penyusunan

  6 Laporan KP Bimbingan

  7 Laporan KP Penyerahan

  8 Laporan KP

  

BAB II

GAMBARAN UMUM INSTANSI

2.1 Sejarah DISYANJAK Kota Bandung

  Sejarah Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung sejauh ini telah mengalami perubahan, berdasarkan Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat

  II Bandung Dinas Pendapatan Kota Bandung membawahi 5 (lima) satuan kerja yaitu:

1. Bagian Perpajakan dan Retribusi (BAPAR) 2.

  Bagian Iuran Rehabilitasi Daerah (IREDA) 3. Bagian Eksploitasi Parkir (BEP) 4. Bagian Perusahaan Pasar (BPP) 5. Bagian Tata Usaha Dalam (TUD) Pada Tahun 1980, di keluarkan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Nomor : 09/PD 1980 tanggal 10 Juli 1980, dimana Struktur Organisasi Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung mengalami perubahan, semula membawahi 5 (lima) satuan unit kerja di rubah menjadi 7 (tujuh) satuan unit kerja, yaitu : 1.

  Sub Bagian Tata Usaha 2. Seksi Pajak 3. Seksi Retribusi 4. Seksi IPEDA

5. Seksi Perencanaan, Penelitian dan Pembangunan 6.

  UPTD Pasar 7. UPTD Parkir dan Terminal

  Dalam kegiatan suatu opersaional satuan unit kerja tersebut di atas, khususnya dalam bidang pemungutan pajak retribusi, di pakai sistem

  

MAMPENDA (Manual Administrasi Pendapatan Daerah) sebagai landasan

  bagi Penyelenggaraan Pengelolaan Pendapatan Daerah serta Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I maupun tingkat II yang merupakan pedoman dalam Pengelolaan Pendapatan Daerah yang di atur dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri No.

  970-830 Tahun 1981 serta Keputusan Menteri Dalam negeri No. KUPD 7/12/41- 101 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas pendapat Daerah Kabupaten/Kotamadya Daerah tingkat II. Dengan system MAPENDA petugas melakukan kegiatan pemungutan pajak / retribusi secara langsung kepada Wajib Pajak/Wajib Retribusi door to door.

  Guna terdapat keragaman Struktur Dinas Pendapatan Daerah di seluruh Indonesia, di keluarkan Keputusan menteri Dalam negeri Nomor : 23 Tahun 1989 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II, yang di tindak lanjuti oleh Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung, yaitu Peraturan Daerah Kotamadya Bandung No. 11 Tahun 1989 tanggal 30 Oktober 1989 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung.

  Dengan di keluarkannya Keputusan Mendagri No.23 Tahun 1989 perlu di susun sistem dan prosuder Perpajakan. Retribusi Daerah dan Pendapatan Daerah lainnya serta Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan yang lebih mutakhir sebagai penyempurnaan dari sistem dan prosedur yang telah di tetapkan terlebih dahulu dengan Keputusan Mendagri No. 102 Tahun 1990 Tentang Sistem Prosedur Perpajakan Retribusi Daerah dan Pendapatan Daerah lainnya, serta pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten/Kotamdya Daerah tingkat II Seluruh wilayah Indonesia atau yang lebih di kenal dengan nama MAPATDA (Manual

  Pendapatan Daerah) .

  Dengan diberlakukannya MAPATDA, maka Sistem Pemungutan Retribusi Daerah yang sebelumnya di lakukan secara

  “Door to door” Menjadi Self Assesment yaitu Wajib Pajak dan Wajib Retribusi menyetor langsung kewajiban

  Pembayaran Pajak/Retribusi ke Dinas Pendapatan Daerah. Dengan berlakunya Undang- undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 978-893 Tahun 1981 tentang Manual Administrasi Pendapatan Daerah dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 102 Tahun 1990 tentang system dan prosedur yang telah di tetapkan terlebih dahulu dalam pemungutan lainnya serta pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II seluruh Wilayah Indonesia, sudah tidak sesuai lagi, berdasarkan pertimbangan tersebut, Sistem dan Prosedur Administrasi Pajak Daerah.

  Retribusi Daerah dan Penerimaan Pendapatan Lain-lain perlu diatur kembali dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri. Keputusan Menteri Dalam

  

Negeri Nomor 43 Tahun 1999 tentang Sistem dan Prosedur Administrasi

Pajak Daera, Retribusi Daerah Dan Penerimaan Lain-lain Menteri Dalam

  

Negeri. Dalam pasal 2 Keputusan ini menyatakan bahwa Sistem dan Prosedur

  Administrasi Pajak Daerah terdiri dari beberapa: a.

  Pendaftaran dan Pendataan.

  b.

  Penetapan.

  c.

  Penyetoran.

  d.

  Angsuran dan Permohonan Penundaan Pembayaran.

  e.

  Pembukuan dan Pelaporan.

  f.

  Keberatan Banding.

  g.

  Penagihan.

  h.

  Pembetulan, Pembatalan, Pengurangan Ketetapan dan penghapusan atau Pengurangan sanksi administrasi, dan i. Pengembalian kelebihan pembayaran.

2.2 Struktur Organisasi dan Deskripsi Jabatan ( Job Description )

2.2.1 Struktur Organisasi

  Susunan Organisasi Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung, terdiri atas :

  a) Kepala Dinas

  b) Sekretariat, yang membawahkan : 1.

  Sub Bagian Umum dan Kepegawaiaan 2. Sub Bagian Keuangan dan Program

  c) Bidang Perencanaan, yang membawahkan : 1.

  Seksi Data dan Potensi pajak 2. Seksi Program 3. d) Bidang Pajak Pendaftaran, yang membawahkan : 1.

  Seksi Pelayanan dan Pengaduan 2. Seksi Penetapan dan pembukuan 3. Seksi Penagihan

  e) Bidang Pajak Penetapan, yang membawahkan : 1.

  Seksi Administrasi Bagi Hasil Pajak Pusat 2. Seksi Administrasi Bagi Hasil Pajak Provinsi 3. Seksi Administrasi Pelaporan Pendapatan Bukan Pajak Daerah

  f) Bidang Pengendalian, yang membawahkan : 1.

  Seksi Pembinaan Internal 2. Seksi Pengawasan dan Pemeriksa 3. Seksi Penyuluhan, Evaluasi, dan Monitoring

  2.2.2 Deskripsi Jabatan ( Job Description ) Dibawah ini akan diuraikan Job Description dari struktur organisasi di

  Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung, yaitu : 1.

   Kepala Dinas

  Tugasnya melaksanakan sebagian tugas umum pemerintah daerah dan pembangunan dibidang pendapatan meliputi: a.

  Memimpin b. Merumuskan, dan menetapkan rencana dan program kerja Dinas

  Pendapatan sesuai dengan kebijakan walikota c.

  Membina pelaksaan program dan kegiatan Dinas di bidang Perencanaan, Pajak Daerah, Pendapatan Bukan Pajak Daerah serta Pengendalian.

  Tugasnya pokok melaksanankan sebagian tugas dinas di bidang pelayanan administrasi umum, kepegawaian, program, dan keuangan; Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaiman dimaksud pada ayat (1), secretariat mempunyai fungsi: a.

  d.

  Melaksanakan pengkoordinasian penyusunan perencanaan, evaluasi dan pelaporan serta kegiatan dinas.

  c.

  Melaksanakan kesekretariatan Dinas yang meliputi administrasi umum dan kepegawaian, program dan keuangan.

  b.

  Melaksanakan penyusunan rencana kegiatan kesekretariatan.

  Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas kepada Walikota melalui Sekertaris Daerah.

  d.

  g.

  Menandatangani Naskah Dinas sesuai dengan bidang tugas dan kewenangan yang dimilikinya berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

  f.

  Membagi tugas dan memberikan petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan.

  e.

  Mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan pemerintah bidang pendapatan daerah.

2. Sekretariat

2.1 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian a.

  Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat di bidang umum dan kepegawaian.

  b.

  Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana di maksud pada ayat (1), Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi :

  1. Menyusun bahan rencana dan program pengelolaan lingkup administrasi umum dan kepegawaian.

  2. Mengelola administrasi umum yang meliputi pengelolaan naskah dinas, penataan kearsipan Dinas, penyelenggaraan kerumahtanggaan Dinas, pengelolaan perlengkapan dan administrasi perjalanan dinas.

  3. Melaksanakan administrasi kepegawaian yang meliputi kegiatan penyiapan bahan penyusunan rencana, mutasi, disiplin, pengembangan pegawai dan kesejahteraan pegawai.

  4. Melaporkan kegiatan lingkup administrasi umum dan kepegawaian.

2.2 Sub Bagaian Keuangan dan Program a.

  Sub bagian Keuangan dan program mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat di bidang keuangan dan program.

  b.

  Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana di maksud pada ayat (1), Sub Bagian Keuangan dan Program mempunyai fungsi :

  1) Menyusun rencana dan program pengelolaan administrasi keuangan dan program kerja Dinas.

  2) Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan penyiapan bahan penyusunan rencana anggaran, koordinasi penyusunan anggaran, koordinasi pengelola dan pengendalian keuangan dan menyusun laporan keuangan Dinas.

  3) Melaksanakan pengendalian program meliputi kegiatan penyiapan bahan dan koordinasi penyusunan rencana, dan kegiatan dinas, koordinasi penyusunan rencana dan program dinas serta koordinasi pengendalian program.

  4) Melaksanakan pelaporan lingkup kegiatan pengelolaan administrasi keuangan dan program kerja Dinas.

3. Bidang Perencanaan

  a) Bidang perencanaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dinas di bidang perencanaan.

  b) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana di maksud pada ayat

  (1), Bidang perencanaan mempunyai fungsi : 1)

  Merencanakan dan menyusun program di bidang data dan potensi pajak, program serta analisa dan pelaporan.

  2) Melaksanakan petunjuk teknis dan bahan kebijakan data dan potensi pajak, program serta analisa dan pelaporan.

  3) Melaksanakan di bidang data dan potensi pajak, program serta analisa dan pelaporan.

  4) Mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan di bidang data dan potensi pajak, program serta analisa dan pelaporan.

3.1 Seksi Data dan Potensi Pajak

  a) Seksi data dan potensi pajak mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang perencanaan di bidang dan potensi pajak.

  b) Untuk melaksanakaan ugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat(1), seksi data dan potensial pajak mempunyai fungsi :

  1. Mengumpulkan dan menganalisis data lingkup data dan potensi pajak.

  2. Menyiapkan bahan perencanaan dan petunjuk teknisa lingkup data dan potensi pajak.

  3. Melaksanakan lingkup data dan potensi pajak yang meliputi inventasrisasi data dan potensi pajak, penyediaan informasi data pajak.

  4. Mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan lingkup data dan potensi pajak.

3.2 Seksi Program

  a) Seksi program mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang perencanaan di bidang program.

  b) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), seksi program mempunyai fungsi :

  1) Mengumpulkan dan menganalisa data lingkup program. 2)

  Menyiapkan bahan perencanaan dan petunjuk teknis lingkup program.

  3) Melaksanakan lingkup program dinas, perencanaan sumber pendapataan daerah, serta penyusunaan anggaran dan kebutuhn operasional dinas.

  4) Mengeluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup program.

3.3 Seksi Analisa dan Pelaporan a.

  Seksi analisa dan pelaporan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Perencanaan di bidang analisa dan pelaporan.

  b.

  Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), seksi analisa dan pelaporan mempunyai fungsi : 1)

  Mengumpulkan dan menganalisis data lingkup analisa dan pelaporan.

  2) Menyiapkan bahan perencanaan dan petunjuk teknis lingkup analisa dan pelaporan.

  3) Melaksanakan lingkup analisa dan pelaporan yang meliputi pendataan hasil pajak, evaluasi dan analisa pencapaian target pendapataan, penyusunan laporan berkala pendapatan dan statistik.

  4) Mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan lingkup analisa dan pelaporan.

4. Bidang Pajak Daerah a.

  Bidang pajak daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang pajak Daerah.

  b.

  Untuk melaksanakaan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bidang pajak daerah mempunyai fungsi : 1)

  Merencanakan dan menyusun program di bidang pelayanan dan pengaduan, penetapan dan pembukuan serta penagihan.

  2) Melaksanakan dan menyusun petunjuk teknis dan bahan kebijakan pelayanaan dan pengaduan, penetapan dan pembukuan serta penagihan.

  3) Mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan di bidang pelayanaan dan pengaduan, penetapan dan pembukuan serta penagihan.

4.1 Seksi Pelayanan dan Pengaduan a.

  Seksi pelayanan dan pengaduan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang pajak daerah di bidang pelayanan dan pengaduan.

  b.

  Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), seksi pelayanan dan pengaduan mempunyai fungsi : 1)

  Mengumpulkan dan menganalisis data lingkup pelayanaan dan pengaduan.

  2) Menyiapkan bahan perencanaan dan petunjuk teknis lingkup pelayanan dan pengaduan.

  3) Melaksanakan lingkup pelayanan dan pengaduan yang meliputi pendaftaraan dan pendataan, penyediaan retibusi serta serta penerimaan pengaduan dan penyampaian pengaduan pajak.

  4) Mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan lingkup pelayanan dan pengaduan.

  4.2 Seksi Penetapan dan Pembukuan a.

  Seksi penetapan dan pembukuan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang pajak daerah di bidang penepatan dan pembukuan.

  b.

  Seksi penetapan dan pembukuan mempunyai fungsi : 1)

  Mengumpulkan dan menganalisis data lingkup penetapan dan pembukuan.

  2) Menyiapkan bahan perencanangan dan petunjuk teknis lingkup penetapan dan pembukuan.

  3) Melaksanakan lingkup penetapan dan pembukuan yang meliputi pelaksanaan analisis dan dasar perhitungan penetapan pajak terutang, pencatatan daftar penetapan realisasi pelaporan pelaksanaan penerimaan dan tunggakan pajak daerah.

  4) Mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan lingkup penetapan dan pembukuan.

  4.3 Seksi Penagihan a.

  Seksi penagihan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagaian tugas bidang pajak daerah di bidang penagihan. b.

  Seksi penagihan mempunyai fungsi : 1) Mengumpulkan dan menganalisa data lingkup penagihan. 2)

  Menyiapkan bahan perencanaan dan petunjuk teknis lingkup penagihan.

  3) Melaksanakan lingkup penagihan yang meliputi inventarisasi pajak terutang, penyampaiaan dan pendistribusian surat tagihan pajak, dan pelaksanaan penagihan.

  4) Mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan lingkup penagihan.

  5. Bidang Pendapatan Bukan Pajak Daerah a.

  Bidang Pendapatan pajak daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dinas di bidang pendapatan bukan pajak daerah.

  b.

  Bidang pendapatan bukan pajak daerah mempunyai fungsi : 1)

  Merencanakan dan menyusun program di bidang administrasi bagi hasil pajak pusat, administrasi bagi hasil pajak provinsi dan administrasi pelaporan pendapatan bukan pajak daerah. 2)

  Melaksanakan dan menyusun petunjuk teknis dan bahan kebijakan administrasi bagi hasil pajak pusat, administrasi bagi hasil pajak provinsi dan administrasi pelaporan pendapatan bukan pajak daerah. 3)

  Melaksanakan di bidang administrasi bagi hasil pajak pusat, administrasi bagi hasil pajak provinsi dan administrasi pelaporan pendapatan bukan pajak daerah.

  4) Mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan dibidang administrasi bagi hasil pajak pusat, administrasi bagi hasil pajak provinsi dan administrasi pelaporan pendapatan bukan pajak daerah.

  5.1 Seksi Administrasi Bagi Hasil Pajak Pusat a.

  Seksi administrasi bagi hasil pajak pusat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang pendapatan bukan pajak daerah di bidang administrasi bagi hasil pajak pusat.

  b.

  Seksi administrasi bagi hasil pajak pusat mempunyai fungsi : 1)

  Mengumpulkan dan menganalisis data lingkup administrasi bagi hasil pajak pusat.

  2) Menyiapkan bahan perencanaan dan petunjuk teknis linhkup administrasi bagi hasil pajak pusat.

  3) Melaksanakan lingkup administrasi bagi hasil pajak pusat yang meliputi inventarisasi potensi dan pendapatan pajak pusat, pencatatan hasil pajak pusat, pengadministrasian pajak pusat dan penyetoran hasil pajak pusat.

  4) Mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan lingkup administrasi bagi hasil pajak pusat.

  5.2 Seksi Administrasi Bagi Hasil Pajak Provinsi a.

  Seksi administrasi bagi hasil pajak provinsi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang pendapataan bukan pajak daerah di bidang administrasi bagi hasil pajak provinsi. b.

  Seksi administrasi bagi hasil pajak provinsi mempunyai tugas : 1)

  Mengumpulkan dan menganalisis data lingkup administrasi bagi hasil pajak provinsi.

  2) Menyiapkan bahan perencanaan dan petunjuk teknis lingkup administrasi bagi hasil pajak provinsi.

  3) Melaksanakan lingkup administrasi bagi hasil pajak provinsi yang meliputi inventarisasi potensi dan pendapatan pajak pusat, pencatatan hasil pajak provinsi dan penyetoran hasil pajak provinsi.

  4) Mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan lingkup administrasi bagi hasil pajak provinsi.

5.3 Seksi Administrasi Pelaporan Pendapatan Bukan Pajak Daerah a.

  Seksi administrasi pelaporan pendapatan bukan pajak daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang pendapatan bukan pajak daerah dibidang administrasi pelaporan pendapatan bukan pajak daerah.

  b.

  Seksi administrasi pelaporan pendapatan bukan pajak daerah mempunyai fungsi : 1)

  Mengumpulkan dan menganalisis data lingkup administrasi pelaporan pendapatan bukan pajak daerah.

  2) Menyiapkan bahan perencanaan dan petunjuk teknis lingkup administrasi pelaporan pendapatan bukan pajak daerah.

  3) Melaksanakan lingkup administrasi pelaporan pendapatan bukan pajak daerah yang meliputi inventarisasi potensi dan pendapatan bukan pajak daerah, pencatatan hasil pajak bukan pajak daerah, pengadministrasian pajak bukan pajak daerah, dan penyetoran hasil bukan pajak daerah. 4)

  Mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan lingkup administrasi pelaporan pendapatan bukan pajak daerah.

6. Bidang Pengendalian a.

  Bidang pengendalian mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dinas di bidang pengendalian.

  b.

  Bidang pengendalian mempunyai fungsi : 1)

  Merencanakan dan menyusun program dibidang pembinaan internal, pengawasan dan pemeriksaan serta penyuluhan, evaluasi, dan monitoring. 2)

  Melaksankan dan menyusun petunjuk teknis dan bahan kebijakan pembinaan internal, pengawasan dan pemeriksaan serta penyuluhan, evaluasi dan monitoring. 3)

  Pelaksanaan dibidang pembinaan internal, pengawasan dan pemeriksaan serta penyuluhan, evaluasi dan monitoring.

  4) Mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan dibidang pembinaan internal, pengawasan dan pemeriksaan serta penyuluhan, evaluasi dan monitoring.

6.1 Seksi Pembinaan Internal a.

  Seksi pembinaan internal mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang pengendalian dibidang pembinaan internal. b.

  Seksi pembinaan internal mempunyai fungsi :

1) Mengumpulkan dan menganalisis data lingkup pembinaan internal.

  2) Menyiapkan bahan perencanaan dan petunjuk teknis lingskup inventarisasi data aparatur, pembinaan dan pemantauan standar operating prosedur.

  3) Melaksanakan lingkup pembinaan internal yang meliputi pembinaan internal.

6.2 Seksi Pengawasan dan Pemeriksaan a.

  Seksi pengawasan dan pemeriksaan mempuntai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang pengendalian dibidang pengawasan dan pemeriksaan.

  b.

  Seksi pengawasan dan pemeriksaan mempunyai fungsi :

  a) Mengumpulkan dan menganalisis data lingkup pengawasan dan pemeriksaan.

  b) Menyiapkan bahan perencanaan dan petunjuk teknis lingkup pengawasan dan pemeriksaan.

  c) Melaksanakan lingkup pengawasan dan pemeriksaan yang meliputi inventarisasi dan koordinasi penentuan objek dan subjek pengawasan dan pemeriksaan, pemrosesan pelanggaran ketentuan pajak bekerja sama dengan instansi terkait.

  d) Mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan lingkup pengawasan dan pemeriksaan.

6.3 Seksi Penyuluhan, Evaluasi dan Monitoring a.

  Seksi penyuluhan, evaluasi dan monitoring mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang pengendalian di bidang penyuluhan, evaluasi dan monitoring.

  b.

  Seksi penyuluhan, evaluasi dan monitoring mempunyai fungsi :

  a) Mengumpulkan dan menganalisis data lingkup penyuluhan, evaluasi dan monitoring.

  b) Menyiapkan bahan perencanaan dan petunjuk teknis lingkup penyuluhan, evaluasi dan monitoring.

  c) Melaksanakan lingkup penyuluhan, evaluasi dan monitoring yang meliputi penyuluhan kepada wajib pajak, monitoring penerimaan dan pelaksanaan pemungutan pendapatan pajak dan bukan pajak daerah.

  d) Mengevaluaasi dan melaporkan pelaksanaan lingkup pemyuluhan, evaluasi dan monitoring

2.3 Kegiatan/Operasional perusahaan

  Kegiatan kebijakan yang akan menjadi landasan dalam sistem operasional dan aktivitas organisasi yang dilakukan di Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung: 1.

  Peningkatan penyuluhan kepada masyarakat wajib pajak, secara kontinyu serta membuat solusi apabila ditemukan sesuatu permasalahan.

2. Pemberdayaan informasi, komunikasi dalam berbagai media seperti media elektronik dan media cetak.

  3. Peningkatan kualitas sumber daya manusia aparat, melalui berbagai pendidikan.

  Melaksanakan kegiatan pembukuan dan pelaporan Wajib Pajak atau Wajib Retribusi.

  g.

  Melaksanakan kegiatan perencanaan dan pembinaan teknis pemungutan.

  f.

  Melaksanakan kegiatan atau melayani keberatan dari Wajib Pajak atau Wajib Retribusi.

  e.

  Melaksanakan kegiatan penagihan pajak atau retribusi.

  d.

  c.

  4. Peningkatan sistem penagihan mempermudah dan mempercepat bagi wajib pajak dalam pembayaran, dengan memperbanyak tempat pembayaran dan penagihan.

  Melaksanakan kegiatan menghitung potensi pajak atau retribusi.

  b.

  Melaksanakan kegiatan pendaftaran Wajib Pajak atau Wajib Retribusi.

  Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung melaksanakan kegiatan organisasi sebagai: a.

  3. Menyelenggarakan kesekretariatan.

  2. Menyelenggarakan pelayanan umum di bidang pendapatan.

  Tugas pokok Dinas Pelayanan pajak Kota Bandung yaitu : 1. Merumuskan kebijakan teknis operasional di bidang pendapatan.

  5. Penegakan sanksi hukum bagi petugas dan wajib pajak yang melanggar peraturan perundang-undangan.

  Melaksanakan kegiatan peningkatan dan penggalian potensi pajak dan h.

  Melaksanakan kegiatan penyuluhan baik langsung ataupun tidak langsung dengan melalui berbagai media.

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL KERJA PRAKTEK

3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

  Dalam pelaksanaan kerja praktek di Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung, penulis ditempatkan di Pelayanan Validasi BPHTB di Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung. Karena bagian ini merupakan sarana dalam pengurusan BPHTB. Di bagian ini, penulis mendapatkan informasi dalam menyusun laporan kerja praktek. Sebelum melaksanakan kerja praktek, penulis diberikan pengarahan terlebih dahulu dari pembimbing perusahaan mengenai tata tertib perusahaan serta tugas-tugas apa saja yang akan dikerjakan.

3.1.1 Prosedur

  Prosedur merupakan rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dengan cara yang sama. Prosedur penting dimiliki bagi suatu organisasi agar segala sesuatu dapat dilakukan secara seragam, yang pada akhirnya prosedur akan menjadi pedoman bagi suatu organisasi dalam menentukan aktivitas apa saja yang harus dilakukan untuk menjalankan fungsi tertentu.

  Dibawah ini pengertian prosedur menurut Mulyadi (2009:5) menyatakan bahwa: “Prosedur adalah suatu kegiatan yang melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi secara berulang- ulang”.

  Pengertian prosedurmenurut M.Nafarin (2009:9) menjelaskan bahwa: “Prosedur (procedure) adalah urut-urutan seri tugas yang saling berkaitan dan dibentuk guna menjamin pelaksanaan kerja yang seragam.”

  Sementara menurut Azhar Susanto (2008:264) menjelaskan bahwa: “Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama. Prosedur penting dimiliki bagi suatu organisasi agar segala sesuatu dapat dilakukan secara seragam”.

  Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengambil simpulan bahwa prosedur adalah suatu rangkaian aktivitas/kegiatan yang menghubungkan berbagai perintah dan aturan yang dilakukan secara bersama-sama untuk satu tujuan tertentu dengan melakukannya berulang-ulang.

3.1.2 Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

3.1.2.1 Pengertian BPHTB

  Menurut Supramono dan Theresia Woro Damayanti (2010:149) : “Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) adalah pajak yang dikenakan atas perolehan hak atas tanah dan atau bangunan”.