PENAMBAHAN SERAT IJUK DAN TEMPURUNG KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN BETON.

(1)

PENAMBAHAN SERAT IJUK DAN TEMPURUNG KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN BETON

Oleh:

Rahmad Rudi Romadon Lubis NIM : 4102240005 Program Studi Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2015


(2)

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunian-Nya kepada penulis sehingga penelitian yang berjudul “Penambahan serat ijuk dan tempurung Kelapa terhadap kuat tekan beton ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini mulai dari pengajuan proposal penelitian, pelaksanaan sampai penyusunan skripsi antara lain Bapak Prof.Dr. Mara Bangun Harahap,Ms. selaku dosen pembimbing skripsi serta Bapak Prof.Dr. Nurdin Bukit.Msi. selaku dosen penguji I, Bapak Dr.Makmur Sirait, M.Si selaku dosen penguji II dan Bapak Muhammad Kadri M.Sc, selaku dosen penguji III. Disamping itu penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Drs. Khairul Amdani M.Si, selaku dosen Pembimbing Akademik yang selama ini telah memberikan bimbingan dan saran dalam perkuliahan. Kepada Bapak Alkahfi Maas Siregar, S.Si, M.Si selaku Ketua Jurusan Fisika dan Bapak Drs. Pintor Simamora, M.Si selaku Ketua Program Studi Fisika FMIPA UNIMED serta seluruh staf pegawai jurusan Fisika FMIPA UNIMED. Ucapan terima kasih kepada Ibu Rahmi Karolina, ST.MT yang telah memberikan izin penelitian di Laboratorium Tehnik Beton USU dalam pembuatan sampel dan kepada Abangda M.Fauzi, Rahmadsyah Rangkuti, Bagus Heriawan, Zulfikar, T. Rizky Nanda yang telah memberikan bimbingan maupun saran kepada peneliti sehingga penelitian skripsi ini dapat berjalan dengan baik dan lancar selama melakukan penelitian di Laboratorium Tehnik Beton USU.

Teristimewa penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda Alm. Wan Baringin Lubis dan Ibunda Sarma Rambe, yang telah membesarkan, mendidik, mendukung serta mendo’akan dengan kasih dan sayang yang tulus serta penulis ucapkan terima kasih kepada Abang/Kakak dan Adik-adik Risma Wati Lubis, Ika Mahyana Lubis, Nur Omas Lubis, Imam Saputra Lubis, Julfian Harahap SE, Muh Affan Siregar S.si, Biduan Ninggolan, Muda Risky Amd, Emilia Sari, S.Si, Sri Wahyuni, S.Si, Imron Marbun, S.Si, Norma Septiani,


(4)

S.Si, Sartika Sari, S.Si, Anna Dinna, Nia Anissa, Dedi Surahman, yang telah memberikan semangat kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada saudara seperjuangan, Ira Wijaya ST. Balyan Oslerking S.Sos, Rahmad Suhenri Siregar, Jamaga Ankira Pohan, yang telah memberikan semangat kepada penulis dan teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan Perkembangan Beton.


(5)

PENAMBAHAN SERAT IJUK DAN TEMPURUNG KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN BETON

Rahmat Rudi Romadaon Lubis (4102240005) ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang Pengaruh Penambahan Serat Ijuk dan Tempurung Kelapa Terhadap Kuat Tekan Beton. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui pengaruh tempurung kelapa dan serat ijuk terhadap densitas beton. Mengetahui pengaruh tempurung kelapa dan serat ijuk terhadap kuat tekan beton. Mengetahui komposisi terbaik dari beton yang menggunakan pasir dengan agregat kasar tempurung kelapa.

Beton dibuat dalam berbentuk kubus, Pasir yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 8,97 Kg untuk setiap sampel, Kerikil yang digunakan pada beton normal 13,45 Kg, untuk sampel B 12,11 Kg, sampel C 10,76 Kg, sampel D 9,42 Kg. Tempurung Kelapa yang digunakan sebanyak 3 , 4 , 5 dari komposisi agregat halus yang digunakan, berukuran 10 mm dan untuk serat ijuk yang digunakan 4 , 6 , 8 .

Dari hasil pengujian diperoleh untuk Porositas pada beton dengan variasi campuran Tempurung Kelapa 5% ditambah Serat Ijuk 8% , mengalami Peningkatan yaitu 9,89%. Untuk Hasil Pengujian Absorsi Mengalami Peningkatan Pada variasi Tempurung Kelapa 4% ditambah Serat Ijuk 8% yaitu 4,26% , Untuk Pengujian Kuat Tekan Mengalami Penurunan Pada Campuran 4% Tempurung Kelapa, 8% Serat Ijuk yaitu kuat tekan rata-rata 16,20 MPa.


(6)

PENAMBAHAN SERAT IJUK DAN TEMPURUNG KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN BETON

Rahmat Rudi Romadaon Lubis (4102240005) ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang Pengaruh Penambahan Serat Ijuk dan Tempurung Kelapa Terhadap Kuat Tekan Beton. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui pengaruh tempurung kelapa dan serat ijuk terhadap densitas beton. Mengetahui pengaruh tempurung kelapa dan serat ijuk terhadap kuat tekan beton. Mengetahui komposisi terbaik dari beton yang menggunakan pasir dengan agregat kasar tempurung kelapa.

Beton dibuat dalam berbentuk kubus, Pasir yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 8,97 Kg untuk setiap sampel, Kerikil yang digunakan pada beton normal 13,45 Kg, untuk sampel B 12,11 Kg, sampel C 10,76 Kg, sampel D 9,42 Kg. Tempurung Kelapa yang digunakan sebanyak 3 , 4 , 5 dari komposisi agregat halus yang digunakan, berukuran 10 mm dan untuk serat ijuk yang digunakan 4 , 6 , 8 .

Dari hasil pengujian diperoleh untuk Porositas pada beton dengan variasi campuran Tempurung Kelapa 5% ditambah Serat Ijuk 8% , mengalami Peningkatan yaitu 9,89%. Untuk Hasil Pengujian Absorsi Mengalami Peningkatan Pada variasi Tempurung Kelapa 4% ditambah Serat Ijuk 8% yaitu 4,26% , Untuk Pengujian Kuat Tekan Mengalami Penurunan Pada Campuran 4% Tempurung Kelapa, 8% Serat Ijuk yaitu kuat tekan rata-rata 16,20 MPa.


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Daftar Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar lampiran xi

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Batasan Masalah 5

1.3. Rumusan Masalah 6

1.4. Tujuan Penelitian 6

1.5. Manfaat Penelitian 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Beton 7

2.1.1. Pengertian Beton 7

2.1.2. Jenis-jenis Beton 8

2.1.2.1. Beton Ringan 9

2.1.2.2. Beton Normal 13

2.1.2.3. Beton Berat 13

2.1.2.4. Beton Massa (Mass Concrete) 13

2.1.2.5. Ferro-Cement 13

2.1.2.6. Beton Serat (Fibre Concrete) 14

2.1.3. Kelebihan dan Kekurangan Beton 15

2.1.4. Perancangan Campuran Beton 15

2.2. Agregat 17


(8)

2.3.1. Komponen Penyusun Kimiawi Tempurung Kelapa 19

2.4. Serat Ijuk 19

2.5. Semen 21

2.5.1. Kandungan Kimia dan Sifat Fisika Semen Portland 22

2.6. Faktor Air Semen 25

2.7. Air 25

2.8. Karakterisasi Beton 27

2.8.1. Kuat Tekan 27

2.8.2. Porositas 29

2.8.3. Daya Serap Air (Water Absorption) 29

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 32

3.1.1 Tempat Penelitian 32

3.2. Alat dan Bahan 33

3.2.1.Alat 33

3.2.2. Bahan-Bahan 33

3.3 Prosedur Penelitian 34

3.3.1. Persiapan Bahan 34

3.3.2. Prosedur Pembuatan Sampel 34

3.4. Perencanaan Campuran Beton 34

3.5 Pengujian Sampel 35

3.5.1. Porositas 36

3.5.2 Pengujian Daya Serap Air 37

3.5.3 Pengujian Kuat Tekan 37

3.6 Diagram Alir Penelitian 38

BAB IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 39

4.1.1. Porositas 40

4.1.2 Absorsi 42


(9)

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 46

4.2.1 porositas 46

4.2.2 Daya Serap Air 47

4.2.3 Kuat Tekan 48

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 48

5.2 Saran 48

DAFTAR PUSTAKA 49


(10)

vi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.2. Komposisi kimia semen Portland biasa 21

Tabel 3.0. Waktu penelitian 28

Tabel 3.2. Komposisi pencampuran bahan baku beton 31

Tabel 4.1 Data hasil pengujian porositas 39

Tabel 4.2 Data hasil pengujian absorsi 40


(11)

v

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Kelas dan mutu beton 13

Gambar 2.2. Hubungan kepadatan dan konduktivitas panas betong ringan 8

Gambar 2.3. Tempurung Kelapa Ukuran Kecil 18

Gambar 2.3. Alat uji tekan 27

Gambar 4.1 Grafik Hubungan porositas dengan komposisi 44 tempurung Kelapa dan serat ijuk

Gambar 4.2 Grafik hubugan Daya serap air dengan komposisi 45 tempurung Kelapa dan serat ijuk

Gambar 4.3 Grafik hubugan Kuat tekan dengan komposisi 46 tempurung Kelapa dan serat ijuk


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Paktor Bentuk Benda Uji 38

Lampiran 2 Komposisi Adukan Beton 55

Lampiran 3 Perhitungan Absorsi 42

Lampiran 4 Perhitungan Uji Porositas 46

Lampiran 5 Perhitungan Kuat Tekan 50


(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan teknologi dan kemajuan industri yang semakin berkembang pesat memacu peningkatan pembangunan di segala sektor kehidupan, untuk itu harus senantiasa diimbangi dengan perkembangan Industri dalam berbagai bidang produksi. Upaya peningkatan kualitas dan mutu hasil produksi, baik Industri besar maupun Industri rumah tangga (home industri) terus diupayakan. Seiring dengan hal tersebut maka tuntutan akan mutu dan kualitas produksi dihasilkan semakin meningkat pula (Supatmi, 2011).

Hal lain yang mendasari pemilihan dan penggunaan beton sebagai bahan konstruksi adalah faktor efektifitas dan tingkat efisiensinya. Secara umum bahan pengisi (filler) beton terbuat dari bahan-bahan yang mudah diperoleh, mudah diolah (workability) dan mempunyai keawetan (durability) serta kekuatan (strength) yang sangat diperlukan dalam suatu konstruksi. Dari sifat yang dimiliki beton itulah menjadikan beton sebagai bahan alternative untuk dikembangkan baik bentuk fisik maupun metode pelaksanaannya. Menurut Tjokrodimuljo (1996), kuat tekan beton akan ikut meningkat apabila serat yang digunakan mempunyai modulus elastisitas lebih tinggi daripada beton.

Dari bermacam-macam bahan serat tersebut, serat baja merupakan yang paling sering digunakan baik untuk penelitian maupun dalam aplikasinya, karena modulus elastisitasnya lebih tinggi daripada beton. Sehingga selain kuat tariknya yang mengalami peningkatan, kuat tekannya pun akan meningkat. Menurut Tjokrodimuljo (1996) bahan serat bisa berupa asbestos, gelas/kaca, plastik, baja atau serat tumbuhan (rami, ijuk, bambu, sabut kelapa). Terkadang pada daerah tertentu sangat sulit untuk mendapatkan agregat, khususnya agregat kasar dan agregat halus sebagai bahan utama dalam pembuatan beton. Untuk mengatasi hal tersebut, maka penulis melakukan penelitian ini dengan menggunakan tempurung kelapa sebagai penambahan agregat kasar dan selain dari pasir agregat halusnya di tambahi dengan serat ijuk dalam pembuatan beton. Bertolak dari kenyataan yang


(14)

2

terjadi, pemanfaatan serat ijuk sebagai bahan tambahan dalam campuran beton memiliki prospek yang sangat baik di masa depan. Tidak hanya sumber daya yang tersedia dalam jumlah banyak, pemanfaatan serat ijuk ini juga mempunyai potensi untuk meningkatkan kualitas beton. Selain itu, jika pemanfaatan tempurung kelapa dapat dibuktikan secara teknis sebagai bahan/agregat tuntuk campuran, maka diharapkan juga dapat mengurangi dampak pencemaran lingkungan dan mempunyai nilai tambah secara ekonomi bagi masyarakat.

Salah satu kelemahan beton adalah mempunyai sifat getas dan kurang mampu menahan tegangan tarik dan berat sendirinya besar. Usaha peningkatan kualitas beton sampai sekarang ini masih terus dilakukan baik peningkatan kuat tekan, tarik maupun lentur, bahkan sampai upaya untuk membuat beton itu ringan tetapi mempunyai kekuatan tinggi.

Beton ringan adalah beton yang memiliki berat volume lebih ringan dari pada beton pada umumnya. Jika pada beton konvensional/umum mempunyai berat volume 2400 kg/m3, berdasarkan SNI beton ringan mempunyai berat volume mulai 1400-1850 kg/m3. Beton ringan pada umumnya memiliki campuran yang sama dengan beton normal, hanya saja agregat kasar pada beton ringan perlu dikurangi berat jenisnya, sesuai dengan kelas kuat tekannya (ASTM C1693-11). Sejarah perkembangan beton ringan di Indonesia memiliki babakan tersendiri. Pertama kali mulai dikenal sejak tahun 1995, saat didirikannya PT Hebel Indonesia di Karawang Timur. (http://wijoseno.wordpress.com/2008/09/ 22/beton-ringan/). Kemudian, berbagai macam penelitian dilakukan untuk memperoleh hasil beton ringan yang lebih baik.

Dari beberapa penelitian mengenai penambahan tempurung kelapa terhadap kuat tekan beton didapatkan dalam penelitian Rustendi, I (2004) dengan pemanfaatan tempurung kelapa sebagai material serat terhadap kuat tekan dan kuat tarik beton bahwa penambahan serat tempurung kelapa pada adukan beton akan menurunkan kuat tekannya. Makin besar persentase tempurung kelapa yang ditambahkan makin besar pula penurunannya, penambahan serat tempurung kelapa pada adukan beton akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap


(15)

3

peningkatan kuat tariknya. Dari beberapa persentase yang dicoba yaitu 5%, 10%, dan 15% persentase terbesar memberikan efek terbesar pula.

Menurut Suarnita (2010) pada penelitiannya Fraksi volume agregat ringan tempurung kelapa yang digunakan adalah 0.35, faktor air semen (FAS) adalah sebesar 0.5 serta pengujian benda uji dilakukan pada umur 28 hari. diperoleh nilai rata-rata dari karakteristik beton ringan tempurung kelapa meliputi nilai berat isi rata-rata yaitu 1.701 kg/m3, nilai kuat tekan rata-rata yaitu 14.054 MPa, nilai modulus elastisitas (Ec) yang diperoleh dari kemiringan garis pada kurva elastis (0.5 f’c) yaitu 4595.590 MPa, nilai kuat tarik belah rata-rata yaitu 1.713 MPa, kuat lentur rata-rata yaitu 2.329 MPa, dan kuat lekat tulangan rata-rata dengan menggunakan tulangan ulir Ø 8.8 mm yaitu 10.308 MPa.

Akbar, F, dkk, (2013) telah meneliti mengenai penggunaan tempurung kelapa terhadap beton dimana tempurung yang digunakan dimensinya lebih kecil, yaitu maksimal 15 mm. Dan yang di hasilkan dari penelitian ini karakteristik beton campuran tempurung kelapa berdasarkan hasil kuat tekan beton K-100 pada umur 7 hari perawatan dapat meningkat dengan penambahan 5% tempurung kelapa yaitu sebesar 16,5 Ton atau 73,33 Kg/Cm2 dengan proyeksi kekuatan pada umur 28 hari sebesar 112,82 Kg/Cm2.

Nelly Wahyuni, (2010) Beton dengan menggunakan campuran berupa serat ijuk pendek dibuat dengan waktu perendaman selama 28 hari. Pengujian sifat mekanik dan sifat fisik benda uji: kuat tekan, kerapatan, dan penyerapan air sudah sesuai dengan standar ASTM dan SNI. Komposisi serat dengan variasi 0%, 2,5%, 5%, 7,5%, dan 10%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beton dengan variasi komposisi terbaik adalah 2,5% serat ijuk pendek. Pada pengujian diperoleh haasil kuat tekan yaitu 7,02MPa - 25,61MPa, kerapatan 2,10 gr/cm³ - 2,32 gr/cm³, dan penyerapan air 1,5% - 3,5%.

Sedangkan penambahan serat ijuk terhadap kuat tarik beton didapatkan dari penelitian Sarjono dan Wahjono (2008) dalam penelitiannya di dapatkan hasil bahwa serat ijuk sebanyak (1-5) pada campuran semen- pasir mampu meningkatkan kuat tarik belah dengan peningkatan kuat tarik tertinggi di capai oleh penambahan ijuk sebanyak 4 yaitu sebesar 34,81 dan peningkatan kuat


(16)

4

desak tertinggi di capai oleh penambahan ijuk sebanyak 4 sebesar 9,86 dan peningkatan ketahan kejut.

Penggunaan jerami padi untuk beton ringan telah dilakukan Siswanto dan Sumarni (2012) didapatkan hasil dari penelitian ini adalah berat jenis batako dengan pintalan jerami lebih ringan 17,3% daripada batako biasa, kuat tekan untuk batako biasa didapat sekitar 732,6 MPa, sedangkan kuat tekan batako dengan jerami 2,169 MPa.

Menurut Supatmi, (2011) berat jenis pasir ialah rasio antara massa padat pasir dan massa air dengan volume dan suhu yang sama. Berat jenis pasir dari suatu agregat normal adalah 2,5-2,7 gr/cm3 ; berat jenis pasir dari agregat berat adalah lebih dari 2,8 gr/cm3 dan berat jenis pasir dari agregat ringan adalah kurang dari 2,0 gr/cm3. Dalam penelitian ini, adapun komposisi untuk pembuatan beton itu sendiri yaitu pasir, serat ijuk , tempurung kelapa (pengganti agregat kasar , semen dan air.

Imam munandar, dkk. (2010) hasil penelitian didapatkan bahwa semakin kecil diameter serat, maka kekuatan tariknya semakin tinggi. Kekuatan tarik terbesar pada kelompok serat ijuk berdiameter kecil (0.25-0.35 mm) adalah sebesar 208.22 MPa, regangan 0.192 , modulus elastisitas 5.37Gpa dibandingkan kelompok serat iujuk dengan diameter besar (0.45-0.55 mm) sebesar 198.15 MPa, regangan 0.37 , modulus elastisitas 2.84 Gpa. Hal ini dikarenakan rongga pada serat berdiameter 0.46-0.55 lebih besar dibandingkan serat berdiameter 0.25-0.35 mm.

Robby Gunawan ,dkk.(2008) Pengujian menghasilkan kuat tekan beton normal pada umur 28 hari sebesar 227,17 kg/cm2 atau 23,18 MPa. Pada penambahan serat ijuk 0,25 % pada umur 28 hari kuat tekannya sebesar 238,22 kg/cm2 atau 24,30 MPa (lebih besar 4,9 % dari beton normal). Dengan tambahan serat ijuk 0,50 % pada 28 hari kuat tekannya sebesar 243,31 kg/cm2 atau 24,82 MPa (lebih besar 7,2 % dari beton normal). Dengan tambahan serat ijuk 1 % pada umur 28 hari kuat tekannya sebasar 241,61 kg/cm2 atau 24,65 MPa (lebih besar 6,4 % dari beton normal). Penambahan 0,50 % serat ijuk menghasilkan nilai kuat


(17)

5

tekan yang maksimal sebesar 243,31 kg/cm2 atau 24,82 MPa, lebih tinggi dari beton normal yang hanya mencapai 227,17 kg/cm2 atau 23,18 MPa pada umur beton 28 hari, hasil penelitian ini secara umum dapat disimpulkan bahwa, beton dengan bahan tambah serat ijuk mempunyai kualitas fisik yang baik sehingga bisa digunakan sebagai bahan tambahan dalam campuran beton untuk meningkatkan kuat tekan beton. hasil penelitian bahwa beton menggunakan bahan tambah serat ijuk dengan varian ijuk 0,25% menghasilkan nilai kuat tekan beton pada umur 28 hari sebesar 238,22 kg/ atau 24,30 MPa lebih besar dari pada beton normal yang menghasilkan kuat tekan beton sebesar 227,17 kg/ atau 23,18 MPa (lebih besar 4,9% dari beton normal).

Membedakan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yang pernah dilakukan adalah pada penelitian ini serpihan serat tempurung kelapa yang digunakan dimensinya lebih kecil lagi, yaitu maksimal 10 mm agar dapat meminimalisir tereliminasinya massa/volume beton akibat penambahan tempurung tersebut, selain itu dengan dimensi yang lebih kecil pecahan tempurung kelapa dapat bekerja lebih sempurna sebagai filler (bahan pengisi). Variasi campuran yang direncanakan yaitu serat ijuk 4 , 6 , 8 dan 3 , 4 , 5 tempurung kelapa. Ketelitian dalam pengerjaan dan perawatan akan lebih ditingkatkan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Sehingga dari uraian diatas judul penelitian ini adalah “Pengaruh Penambahan Serat Ijuk dan Tempurung Kelapa Terhadap Kuat Tekan Beton”.

1.2.Batasan Masalah

Adapun batasam masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Variasi volume tempurung kelapa yang digunakan adalah 3 , 4 , 5 dari komposisi agregat halus yang digunakan.

2. Agregat kasar yang digunakan adalah tempurung kelapa dengan ukuran maksimal 10 mm.

3. Matriks yang digunakan adalah pasir biasa, tempurung kelapa dan serat ijuk sebagai bahan pengisi dengan variasi campuran 4 , 6 , 8 ,


(18)

6

Pengujian yang dilakukan adalah massa jenis (densitas), daya serap air, dan kuat tekan.

1.3.Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana pengaruh tempurung kelapa dan serat ijuk terhadap Porositas, Absorsi pada beton ?

2. Bagaimana pengaruh tempurung kelapa dan serat ijuk terhadap kuat tekan beton ?

3. Bagaimana komposisi terbaik dari beton menggunakan tempurung kelapa dan serat ijuk ?

1.4. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh tempurung kelapa dan serat ijuk terhadap Porositas, Absorsi pada beton

2. Mengetahui pengaruh tempurung kelapa dan serat ijuk terhadap kuat tekan beton.

3. Mengetahui komposisi terbaik dari beton yang menggunakan pasir dengan agregat kasar tempurung kelapa.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Memberikan kejelasan komposisi terbaik dalam pembuatan beton ringan dengan menggunakan pasir, serat ijuk sebagai pengisi dan tempurung kelapa sebagai agregat kasar.

2. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat, khususnya sekitar Desa Pasir Lancat Kecamtan Huristak Kabupaten Padang Lawas tentang manfaat Tempurung Kelapa dan Serat Ijuk dalam pembuatan beton sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal.

3. Untuk pemberdayaan tempurung kelapa dan serat ijuk secara lebih optimal untuk pembuatan beton ringan.

4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi atau informasi untuk melakukan penelitian-penelitian lebih lanjut mengenai aplikasi beton yang menggunakan pasir dan tempurung kelapa dan serat ijuk sebagai agregat kasarnya.


(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

1. Semakin besar penambahan jumlah Tempurung Kelapa dan Serat Ijuk pada beton maka porositas dan penyerapan airnya mengalami penurunan yang kecil.

2. Hasil pengujian Porositas pada beton dengan variasi campuran Tempurung Kelapa 5% ditambah Serat Ijuk 8% , mengalami Peningkatan yaitu 9,89%. Dan untuk Hasil Pengujian Absorsi Mengalami Peningkatan Pada variasi Tempurung Kelapa 4% ditambah Serat Ijuk 8% yaitu 4,26% , Untuk Pengujian Kuat Tekan Mengalami Penurunan Pada Campuran 3% Tempurung Kelapa, 4% Serat Ijuk yaitu kuat tekan 172,44 .

5.2. saran

1. Untuk melengkapi penelitian beton ,perlu ditambahkan kajian lebih lanjut meliputi : pengujian tahan api dan pengujian kuat tarik.

2. Pada pengujian porositas dan penyerapan air sebaiknya ditambahkan sampel beton normal sebagai pembandingnya.


(20)

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, Frederica, (2008), Campuran Semen Agar Beton Berkualitas

http://www.scribd.com/doc/78250973/Edisi-145-Rubrik-Campuran-Semen/22 , (diakses tgl 11 Januari 2014)

Akbar, (2013), Penggunaan Tempurung Kelapa Terhadap Kuat Tekan Beton K-100, Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian.

Danusaputro, (1978), Seri Hukum dan Lingkungan Hidup, Bina Cipta, Bandung. Daryanto, (1994), Pengetahuan Teknik Bangunan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Dipohusodo, Istimawan. (1994), Strukutr Beton Bertulang, Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta.

Fandy, (2013), Pengaruh Pemanfaatan Serat Sabut Kelapa Dengan Perlakuan Alkali Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Beton, Teknik Sipil, Universitas

Kristen Petra.

http://wijoseno.wordpress.com/2008/09/ 22/beton-ringan/, (diakses tgl 12 Januari 2014).

Imam Munandar. (2013),Kekuatan Tarik Serat Ijuk (Arenga Pinnata Merr),Jurnal Fema,Volume 1, No 2.

Iwan Rustendi, (2004), Pengaruh Pemanfaatan Tempurung Kelapa Sebagai Material Serat Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tekan Beton, Fakultas Teknik Universitas Wijayakusuma Purwokerto,Volume 12, No 2. Edisi XXIX.

Maidayani, (2009), Pengaruh Aditif Lateks dan Komposisi Terhadap Karakteristik Beton dengan Menggunakan Limbah Padat (Sludge) Industri Kertas, Tesis, USU: Medan.

Mulyono, T., (2004), Teknologi Beton, ANDI, Yogyakarta.

Murdock, L.J. dan Brook, K.M., 1991, Bahan dan Praktek Beton, Edisi Keempat, Terjemahan oleh Stephanus Hindarko, Erlangga, Jakarta

Pambudi, Warih, (2005), Pengaruh Penambahan Serat Ijuk dan Pengurangan Pasir terhadap Beban Lentur dan Berat Jenis Genteng Beton, Skripsi, Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Nelly Wahyuni, (2010), Pemanfaatan Serat Ijuk Pendek Dalam Pembuatan Beton Ringan Dan Karakteristiknya. Repository.usu.Medan.

Nugraha dan Antoni, (2007), Teknologi Beton, Yogyakarta : Penerbit Andi. Saifuddin, (2013), Pengaruh Penambahan Campuran Serbuk Kayu Terhadap

Kuat Tekan Beton, Fakultas Teknik, Universitas Pasir Pangairan.

Sihombing, F. R, (2010). Sifat-Sifat Teknis Beton Normal Menggunakan Pasir Aek Sibundong dan Batu Pecah Nagasaribu Kabupaten Humbang Hasundutan, Tesis, UGM: Yokyakarta.

Slamet suseno, (1994),Pemanfaatan serat ijuk, jurnal penelitian Pemukiman No 3-4, Bandung.

Suarnita, I Wayan., (2005), Kapasitas Lentur Balok Beton Bertulang dengan Styrofoam Sebagai Pengganti Perekat, Jurnal SMARTek, Vol.3.No.1:1-11 Suhartana., (2006), Pemanfaatan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Baku arang


(21)

Kecamatan Ngaingan Kabupaten Grobogan, Berkala Fisika, Vol.9.No.3:151-156

Supatmi, (2011), Analisis kualitas genteng beton dengan Bahan tambah serat ijuk dan Pengurangan pasir, Skripsi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta

Surdia, Tata dan Saito, S., (1987), Pengetahuan Bahan Teknik, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.

Tjokrodimuljo, K., (1996), Teknologi Beton, Penerbit Nafigiri, Yogyakarta

Vlack,V., 1981, Ilmu dan Teknologi Bahan, Edisi kelima, Terjemahan Sriati Djaprie, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Wangsadinata, Wiratman, (1971), Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 N.I.-2, Bandung: Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik.


(1)

4

desak tertinggi di capai oleh penambahan ijuk sebanyak 4 sebesar 9,86 dan peningkatan ketahan kejut.

Penggunaan jerami padi untuk beton ringan telah dilakukan Siswanto dan Sumarni (2012) didapatkan hasil dari penelitian ini adalah berat jenis batako dengan pintalan jerami lebih ringan 17,3% daripada batako biasa, kuat tekan untuk batako biasa didapat sekitar 732,6 MPa, sedangkan kuat tekan batako dengan jerami 2,169 MPa.

Menurut Supatmi, (2011) berat jenis pasir ialah rasio antara massa padat pasir dan massa air dengan volume dan suhu yang sama. Berat jenis pasir dari suatu agregat normal adalah 2,5-2,7 gr/cm3 ; berat jenis pasir dari agregat berat adalah lebih dari 2,8 gr/cm3 dan berat jenis pasir dari agregat ringan adalah kurang dari 2,0 gr/cm3. Dalam penelitian ini, adapun komposisi untuk pembuatan beton itu sendiri yaitu pasir, serat ijuk , tempurung kelapa (pengganti agregat kasar , semen dan air.

Imam munandar, dkk. (2010) hasil penelitian didapatkan bahwa semakin kecil diameter serat, maka kekuatan tariknya semakin tinggi. Kekuatan tarik terbesar pada kelompok serat ijuk berdiameter kecil (0.25-0.35 mm) adalah sebesar 208.22 MPa, regangan 0.192 , modulus elastisitas 5.37Gpa dibandingkan kelompok serat iujuk dengan diameter besar (0.45-0.55 mm) sebesar 198.15 MPa, regangan 0.37 , modulus elastisitas 2.84 Gpa. Hal ini dikarenakan rongga pada serat berdiameter 0.46-0.55 lebih besar dibandingkan serat berdiameter 0.25-0.35 mm.

Robby Gunawan ,dkk.(2008) Pengujian menghasilkan kuat tekan beton normal pada umur 28 hari sebesar 227,17 kg/cm2 atau 23,18 MPa. Pada penambahan serat ijuk 0,25 % pada umur 28 hari kuat tekannya sebesar 238,22 kg/cm2 atau 24,30 MPa (lebih besar 4,9 % dari beton normal). Dengan tambahan serat ijuk 0,50 % pada 28 hari kuat tekannya sebesar 243,31 kg/cm2 atau 24,82 MPa (lebih besar 7,2 % dari beton normal). Dengan tambahan serat ijuk 1 % pada umur 28 hari kuat tekannya sebasar 241,61 kg/cm2 atau 24,65 MPa (lebih besar 6,4 % dari beton normal). Penambahan 0,50 % serat ijuk menghasilkan nilai kuat


(2)

5

tekan yang maksimal sebesar 243,31 kg/cm2 atau 24,82 MPa, lebih tinggi dari beton normal yang hanya mencapai 227,17 kg/cm2 atau 23,18 MPa pada umur beton 28 hari, hasil penelitian ini secara umum dapat disimpulkan bahwa, beton dengan bahan tambah serat ijuk mempunyai kualitas fisik yang baik sehingga bisa digunakan sebagai bahan tambahan dalam campuran beton untuk meningkatkan kuat tekan beton. hasil penelitian bahwa beton menggunakan bahan tambah serat ijuk dengan varian ijuk 0,25% menghasilkan nilai kuat tekan beton pada umur 28 hari sebesar 238,22 kg/ atau 24,30 MPa lebih besar dari pada beton normal yang menghasilkan kuat tekan beton sebesar 227,17 kg/ atau 23,18 MPa (lebih besar 4,9% dari beton normal).

Membedakan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yang pernah dilakukan adalah pada penelitian ini serpihan serat tempurung kelapa yang digunakan dimensinya lebih kecil lagi, yaitu maksimal 10 mm agar dapat meminimalisir tereliminasinya massa/volume beton akibat penambahan tempurung tersebut, selain itu dengan dimensi yang lebih kecil pecahan tempurung kelapa dapat bekerja lebih sempurna sebagai filler (bahan pengisi). Variasi campuran yang direncanakan yaitu serat ijuk 4 , 6 , 8 dan 3 , 4 , 5 tempurung kelapa. Ketelitian dalam pengerjaan dan perawatan akan lebih ditingkatkan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Sehingga dari uraian diatas judul penelitian ini adalah “Pengaruh Penambahan Serat Ijuk dan Tempurung Kelapa Terhadap Kuat Tekan Beton”.

1.2.Batasan Masalah

Adapun batasam masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Variasi volume tempurung kelapa yang digunakan adalah 3 , 4 , 5 dari komposisi agregat halus yang digunakan.

2. Agregat kasar yang digunakan adalah tempurung kelapa dengan ukuran maksimal 10 mm.

3. Matriks yang digunakan adalah pasir biasa, tempurung kelapa dan serat ijuk sebagai bahan pengisi dengan variasi campuran 4 , 6 , 8 ,


(3)

6

Pengujian yang dilakukan adalah massa jenis (densitas), daya serap air, dan kuat tekan.

1.3.Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana pengaruh tempurung kelapa dan serat ijuk terhadap Porositas, Absorsi pada beton ?

2. Bagaimana pengaruh tempurung kelapa dan serat ijuk terhadap kuat tekan beton ?

3. Bagaimana komposisi terbaik dari beton menggunakan tempurung kelapa dan serat ijuk ?

1.4. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh tempurung kelapa dan serat ijuk terhadap Porositas, Absorsi pada beton

2. Mengetahui pengaruh tempurung kelapa dan serat ijuk terhadap kuat tekan beton.

3. Mengetahui komposisi terbaik dari beton yang menggunakan pasir dengan agregat kasar tempurung kelapa.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Memberikan kejelasan komposisi terbaik dalam pembuatan beton ringan dengan menggunakan pasir, serat ijuk sebagai pengisi dan tempurung kelapa sebagai agregat kasar.

2. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat, khususnya sekitar Desa Pasir Lancat Kecamtan Huristak Kabupaten Padang Lawas tentang manfaat Tempurung Kelapa dan Serat Ijuk dalam pembuatan beton sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal.

3. Untuk pemberdayaan tempurung kelapa dan serat ijuk secara lebih optimal untuk pembuatan beton ringan.

4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi atau informasi untuk melakukan penelitian-penelitian lebih lanjut mengenai aplikasi beton yang menggunakan pasir dan tempurung kelapa dan serat ijuk sebagai agregat kasarnya.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Semakin besar penambahan jumlah Tempurung Kelapa dan Serat Ijuk pada beton maka porositas dan penyerapan airnya mengalami penurunan yang kecil.

2. Hasil pengujian Porositas pada beton dengan variasi campuran Tempurung Kelapa 5% ditambah Serat Ijuk 8% , mengalami Peningkatan yaitu 9,89%. Dan untuk Hasil Pengujian Absorsi Mengalami Peningkatan Pada variasi Tempurung Kelapa 4% ditambah Serat Ijuk 8% yaitu 4,26% , Untuk Pengujian Kuat Tekan Mengalami Penurunan Pada Campuran 3% Tempurung Kelapa, 4% Serat Ijuk yaitu kuat tekan 172,44 .

5.2. saran

1. Untuk melengkapi penelitian beton ,perlu ditambahkan kajian lebih lanjut meliputi : pengujian tahan api dan pengujian kuat tarik.

2. Pada pengujian porositas dan penyerapan air sebaiknya ditambahkan sampel beton normal sebagai pembandingnya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, Frederica, (2008), Campuran Semen Agar Beton Berkualitas

http://www.scribd.com/doc/78250973/Edisi-145-Rubrik-Campuran-Semen/22 , (diakses tgl 11 Januari 2014)

Akbar, (2013), Penggunaan Tempurung Kelapa Terhadap Kuat Tekan Beton K-100, Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian.

Danusaputro, (1978), Seri Hukum dan Lingkungan Hidup, Bina Cipta, Bandung. Daryanto, (1994), Pengetahuan Teknik Bangunan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Dipohusodo, Istimawan. (1994), Strukutr Beton Bertulang, Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta.

Fandy, (2013), Pengaruh Pemanfaatan Serat Sabut Kelapa Dengan Perlakuan Alkali Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Beton, Teknik Sipil, Universitas

Kristen Petra.

http://wijoseno.wordpress.com/2008/09/ 22/beton-ringan/, (diakses tgl 12 Januari 2014).

Imam Munandar. (2013),Kekuatan Tarik Serat Ijuk (Arenga Pinnata Merr),Jurnal Fema,Volume 1, No 2.

Iwan Rustendi, (2004), Pengaruh Pemanfaatan Tempurung Kelapa Sebagai Material Serat Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tekan Beton, Fakultas Teknik Universitas Wijayakusuma Purwokerto,Volume 12, No 2. Edisi

XXIX.

Maidayani, (2009), Pengaruh Aditif Lateks dan Komposisi Terhadap Karakteristik Beton dengan Menggunakan Limbah Padat (Sludge) Industri Kertas, Tesis, USU: Medan.

Mulyono, T., (2004), Teknologi Beton, ANDI, Yogyakarta.

Murdock, L.J. dan Brook, K.M., 1991, Bahan dan Praktek Beton, Edisi Keempat, Terjemahan oleh Stephanus Hindarko, Erlangga, Jakarta

Pambudi, Warih, (2005), Pengaruh Penambahan Serat Ijuk dan Pengurangan Pasir terhadap Beban Lentur dan Berat Jenis Genteng Beton, Skripsi, Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Nelly Wahyuni, (2010), Pemanfaatan Serat Ijuk Pendek Dalam Pembuatan Beton Ringan Dan Karakteristiknya. Repository.usu.Medan.

Nugraha dan Antoni, (2007), Teknologi Beton, Yogyakarta : Penerbit Andi. Saifuddin, (2013), Pengaruh Penambahan Campuran Serbuk Kayu Terhadap

Kuat Tekan Beton, Fakultas Teknik, Universitas Pasir Pangairan.

Sihombing, F. R, (2010). Sifat-Sifat Teknis Beton Normal Menggunakan Pasir Aek Sibundong dan Batu Pecah Nagasaribu Kabupaten Humbang Hasundutan, Tesis, UGM: Yokyakarta.

Slamet suseno, (1994),Pemanfaatan serat ijuk, jurnal penelitian Pemukiman No 3-4, Bandung.

Suarnita, I Wayan., (2005), Kapasitas Lentur Balok Beton Bertulang dengan Styrofoam Sebagai Pengganti Perekat, Jurnal SMARTek, Vol.3.No.1:1-11 Suhartana., (2006), Pemanfaatan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Baku arang


(6)

Kecamatan Ngaingan Kabupaten Grobogan, Berkala Fisika,

Vol.9.No.3:151-156

Supatmi, (2011), Analisis kualitas genteng beton dengan Bahan tambah serat ijuk dan Pengurangan pasir, Skripsi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta

Surdia, Tata dan Saito, S., (1987), Pengetahuan Bahan Teknik, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.

Tjokrodimuljo, K., (1996), Teknologi Beton, Penerbit Nafigiri, Yogyakarta

Vlack,V., 1981, Ilmu dan Teknologi Bahan, Edisi kelima, Terjemahan Sriati Djaprie, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Wangsadinata, Wiratman, (1971), Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 N.I.-2, Bandung: Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik.